Anda di halaman 1dari 10

Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p.

ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit


Seeds ( Salacca zalacca (Gaertn.) Voss. ) Using DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl) Method

Sista Werdyani, Pinus Jumaryatno, Nur Khasanah


Department of Pharmacy, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Correspondent email : sista.werdyani@uii.ac.id

ABSTRACT
Salak seeds have been developed as a beverage, but there was still a little amount of
research that focused on salak seeds. This research was conducted to find out the chemical
compounds and the antioxidant activity of ethanolic extract and fraction of salak fruits seeds (
Salacca zalacca (Gaertn.) Voss. ) which have been grown extensively in Sleman Yogyakarta.
Extraction was conducted using maceration, followed by fractionation using vacuum liquid
chromatography. The identification of the chemical compounds contained in the ethanolic extract
and fraction was performed by thin layer chromatography method, while the antioxidant activity
was performed by DPPH method. Comparison of antioxidant activity was seen using IC50 values.
The results showed that ethanol extract and fraction contained phenol, flavonoid, and tannin. The
largest antioxidant activity was found in F7 with an IC50 value of 110.16 μg / ml.

Keywords: Antioxidant, salak fruit seeds, DPPH

ABSTRAK
Biji buah salak telah banyak dikembangkan sebagai minuman kopi biji salak, namun
penelitian mengenai kandungan serta manfaatnya belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kandungan dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol serta fraksi biji buah salak
pondoh ( Salacca zalacca (Gaertn.) Voss. ) yang tumbuh di Sleman Yogyakarta. Ekstraksi
dilakukan dengan metode maserasi yang dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan metode
kromatografi cair vakum. Identifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi
kemudian dilakukan melalui metode kromatografi lapis tipis, sedangkan aktivitas antioksidan
dilakukan dengan metode DPPH. Perbandingan aktivitas antioksidan dilihat menggunakan nilai
IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi mengandung fenol, flavonoid,
dan tannin. Aktivitas antioksidan terbesar terdapat pada F7 dengan nilai IC50 sebesar 110,16
µg/ml.

Kata Kunci : Antioksidan, biji buah salak pondoh, DPPH

Pendahuluan merupakan hasil metabolisme O2 atau


Radikal bebas merupakan salah proses oksidasi pada sel-sel hidup
satu bentuk dari Senyawa Oksigen (Suhartono & Setiawan, 2006). Radikal
Reaktif (SOR) atau Reactive Oxygen bebas dan SOR dapat menyerang lipid,
Species (ROS) yang merupakan senyawa protein/ enzim, karbohidrat, atau DNA di
turunan O2, bersifat tidak stabil dan dalam sel dan jaringan sehingga dapat

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 137
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method

(Sista Werdyani, Pinus Jumaryatno, Nur Khasanah)


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
menyebabkan berbagai penyakit,seperti : penduduk, baik berasal dari buah maupun
kanker, penyakit kardiovaskular, bijinya. Biji buah salak telah
penuaan, dan alzeimer (Hyun, et al.,2006; dimanfaatkan sebagai minuman dalam
Kinnula & Crapo, 2004; Singh et bentuk kopi biji salak. Kopi biji salak
al.,2006;, Singh, et al., 2004; Smith, et banyak digemari karena tidak
al., 2000). mengandung kafein sehingga aman
Perlawanan terhadap senyawa dikonsumsi bagi para penderita hipertensi
radikal di dalam tubuh dilakukan oleh (Adikristya, 2017).
senyawa yang dikenal sebagai Pemanfaatan biji salak ini
antioksidan. Senyawa antioksidan menjadi penting untuk dikembangkan
tersebut secara alami terdapat dalam mengingat biji salak menempati bagian
tubuh kita, seperti: enzim SOD 30% dari buah salak secara keseluruhan
(Superoksida Dismutase), katalase, dan (Rukmana, 2008). Penelusuran manfaat
glutation peroksidase (Winarsi, 2011). dapat dimulai dengan penelitian
Perlawanan tersebut perlu diperkuat kandungan biji salak dilanjutkan dengan
untuk mencegah terjadinya penyakit- pengujian aktivitas antioksidan biji salak.
penyakit yang tidak diinginkan, sehingga Hal ini karena buah salak maupun kulit
diperlukan asupan senyawa antioksidan buah salak telah diketahui memiliki
yang berasal dari luar tubuh. Penelitian- aktivitas antioksidan (Puryono et al.,
penelitian terkini banyak dilakukan untuk 2015). Penelitian sebelumnya terhadap
mengetahui senyawa antioksidan yang biji buah salak yang tumbuh di Jawa
terkandung dalam berbagai sumber di Barat menyebutkan bahwa ekstrak etanol
alam. Tiga kelompok besar senyawa biji salak mengandung tannin, quinon,
antioksidan adalah vitamin (C dan E), monoterpene, seskuiterpen, alkaloid, dan
polifenol, dan karotenoid (Oroian & polifenolat (Purwanto et al., 2015).
Escriche, 2015). Senyawa-senyawa tersebut merupakan
Buah salak merupakan salah satu senyawa yang beraktivitas sebagai
buah yang mengandung senyawa antioksidan. Oleh karena itu, penelitian
antioksidan dan merupakan komoditas ini dilakukan untuk mengetahui
utama di Daerah Istimewa Yogyakarta, kandungan senyawa kimia dan aktivitas
terutama di Kabupaten Sleman (BPS, antioksidan baik pada ekstrak etanol
2013). Potensi salak yang cukup besar maupun fraksi dari biji buah salak
telah banyak dimanfaatkan oleh

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 138
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method

(Sista Werdyani, Pinus Jumaryatno, Nur Khasanah)


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) chamber (Camag), grinder, pisau bendo,
yang tumbuh di Kabupaten Sleman. rotary evaporator (Heidolph),
seperangkat alat kromatografi kolom,
Tujuan Penelitian spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu),
Tujuan penelitian ini adalah: timbangan analitik, ultrasonikator
1. Mengetahui kandungan senyawa (Branson), UV portable, waterbath
kimia yang terdapat dalam ekstrak (Memmert).
etanol dan fraksi biji buah salak
pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Cara Kerja
Voss.). Pembuatan Simplisia dan Serbuk Biji
2. Mengetahui perbandingan aktivitas Salak
antioksidan ekstrak etanol dan fraksi Pembuatan simplisia diawali
biji buah salak pondoh (Salacca dengan cara menimbang biji salak
zalacca (Gaertn.) Voss.). sebanyak 1 kg . Biji tersebut kemudian
dicuci bersih dan dipotong menjadi 8
Metode Penelitian bagian dengan menggunakan pisau
Bahan bendo. Potongan biji tersebut selanjutnya
Bahan yang digunakan dalam dikeringkan dalam lemari pengering
penelitian ini yaitu biji dari buah salak selama 8 jam pada suhu 60°C. Potongan
(Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) yang yang sudah kering dihaluskan menjadi
tumbuh di daerah Turi, Sleman, serbuk menggunakan alat miller dan
Yogyakarta, etanol 70%, etil asetat p.a kemudian diayak sehingga menghasilkan
(Merck), FeCl3, metanol p.a (Merck), n- serbuk biji salak dengan ukuran yang
heksan p.a (Merck), natrium karbonat, homogen.
plat KLT (Merck), reagen Folin-
Ciocalteu, reagen Dragendorff, AlCl3, Pembuatan Ekstrak Etanol dan fraksi
aquades, silika gel 60 F254 (Merck), Biji Salak
DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl), Ekstrak etanol dibuat dengan
standar vitamin C. maserasi menggunakan serbuk biji salak
sebanyak 300 gram dalam toples dengan
Alat pelarut etanol 70% (perbandingan serbuk
Alat yang digunakan adalah: Alat : pelarut adalah 1:10). Maserasi
– alat gelas (Pyrex), cawan porselen, dilakukan dengan pengadukan secara

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 139
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method

(Sista Werdyani, Pinus Jumaryatno, Nur Khasanah)


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
berkala pada suhu kamar selama dua hari alkaloid. Identifikasi tersebut dilakukan
dengan remaserasi setiap 24 jam. Hasil menggunakan cara KLT Kromatografi
maserasi berupa maserat, disaring dengan lapis tipis(KLT) dengan fase diam silika
menggunakan kertas saring untuk gel 60 F254 dan fase gerak nya adalah
memisahkan maserat dengan ampasnya. kloroform : etil asetat :asam asetat glasial
Maserat yang telah disaring dengan perbandingan 5:4:1. Bercak
dipekatkan dengan menggunakan rotary ditampakkan dengan reagen semprot
evaporator, pada suhu 60°C, kecepatan berupa Folin-Ciocalteu, AlCl3, FeCl3,
60 rpm, dan tekanan 175 mbar. dan Dragendorff.
Fraksinasi kemudian dilakukan pada
sebanyak 5 gram ekstrak pekat dengan Uji Aktivitas Antioksidan
kromatografi kolom cair vakum yang Aktivitas antioksidan dihitung

dicampur dengan 5 gram silika gel 60 dengan metode DPPH. Sebanyak 2 ml

F254 hingga kering. Campuran tersebut larutan sampel (ekstrak dan fraksi)

dimasukan ke dalam kolom yang telah dengan konsentrasi 9,375 µg/ml, 18,75

diisi silika gel 60 F254 padat sejumlah 15 µg/ml, 37,5 µg/ml, 75 µg/ml, 150 µg/ml

gram sebagai fase diam. Elusi dilakukan dicampur dengan larutan stok DPPH 50

menggunakan pelarut dengan gradien µg/mL sebanyak 2 ml. Kontrol positif

kepolaran bertingkat yaitu n-heksan yang digunakan adalah larutan vitamin C

100%, n-heksan-etil asetat (3;2), n- konsentrasi 0,15625 µg/ml, 0,3125

heksan:etil asetat (2:3), etil asetat 100%, µg/ml, 0,625 µg/ml, 1,25 µg/ml, 2,5

etil asetat:metanol (3:2), etil µg/ml. Campuran diinkubasi selama 30

asetat:metanol (2:3) dan metanol 100% menit dalam ruang gelap dan diukur

dalam volume total masing-masing 50 absorbansinya dengan spekrofotometer

ml, sehingga akan dihasilkan sebanyak 7 UV-Vis pada panjang gelombang

fraksi. Masing-masing fraksi yang maksimum (515,5 nm). Persentase

diperoleh kemudian diletakan dalam aktivitas antioksidan didapat dari : [

lemari asam hingga pelarut menguap dan (Akontrol-Auji) / Akontrol ] x 100 %

diperoleh fraksi kental. (Doughari, 2012). Aktivitas antioksidan


diketahui dengan menghitung nilai IC50

Identifikasi Kandungan Kimia yang didapat regresi linier antara

Kandungan kimia yang diidentifikasi konsentrasi dengan persentase aktivitas

adalah fenol, flavonoid, tannin, dan dan kemudian IC50 dihitung dengan

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 140
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method

(Sista Werdyani, Pinus Jumaryatno, Nur Khasanah)


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
memasukkan konsentrasi 50 dalam dielusi menggunakan methanol 100%, hal
persamaan regresi tersebut. ini menunjukkan bahwa kemungkinan
Hasil dan Pembahasan senyawa dominan dalam ekstrak terbawa
Penelitian diawali dengan dalam fraksi methanol sehingga
pengumpulan bahan dan determinasi kepolarannya mendekati kepolaran
tumbuhan untuk memastikan kesesuaian methanol. Langkah selanjutnya adalah
tanaman. Hasil determinasi menyebutkan identifikasi senyawa yang terdapat pada
bahwa tanaman yang digunakan dalam ekstrak dan fraksi. Fraksi yang diujikan
penelitian adalah tanaman salak spesies pada pengujian selanjutnya adalah fraksi
Salacca zalacca (Gaertn.) Voss. 4, 5,6, dan 7 karena fraksi 1-3 memiliki
Pembuatan serbuk kemudian dilakukan rendemen yang snagat kecil sehingga
dengan tujuan memperkecil ukuran tidak bisa diujikan pada pengujian
partikel sehingga memperbesar luas selanjutnya.
permukaan kontak antara simplisia Identifikasi golongan senyawa
dengan pelarutnya. Serbuk biji salak yang fenol dilakukan dengan bantuan pereaksi
dihasilkan adalah 445 gram dari 1 kg biji semprot Folin Ciocalteau pada plat hasil
salak segar. Serbuk kemudian dimaserasi elusi KLT. Senyawa fenol ditandai
dengan pelarut etanol 70%. Hasil ekstrak dengan warna biru tua berlatar belakang
kental biji salak diperoleh sebesar 43,47 putih dilihat dengan sinar tampak setelah
gram berwarna hitam kecoklatan dan disemprot dengan pereaksi Folin
sedikit cair dengan rendemen sebesar Ciocalteau (Harborne, 1984).
14,49 %. Fraksinasi kemudian dilakukan
untuk memisahkan senyawa berdasarkan
polaritasnya. Rendemen fraksi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Persen rendemen fraksi
Fraksi Rendemen (%)
n-heksan 100% (F1) 0,17 Bercak biru
positif fenol
n-heksan:Etil Asetat (3:2) (F2) 0,20
n-heksan:Etil Asetat (2:3) (F3) 0,20
Etil Asetat 100% (F4) 0,22 Gambar 1. Hasil identifikasi Fenol dengan
Etil Asetat:Metanol (3:2) (F5) 1,62 KLT menggunakan pereaksi
Etil Asetat: Metanol (2:3) (F6) 2 semprot Folin Ciocalteau pada
Metanol 100% (F7) 4,20 sinar tampak.

Hasil fraksinasi menunjukkan


bahwa fraksi terbanyak adalah F7 yang
Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 141
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method
Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
Hasil pengujian menunjukkan yang menunjukkan bahwa kelima
bahwa ekstrak etanol (sebelum senyawa positif mengandung tannin
fraksinasi); F4; F5; F6; dan F7 positif
fenol seperti terlihat pada Gambar 1.
Identifikasi senyawa flavonoid
dilakukan dengan pereaksi semprot
AlCl3. Senyawa flavonoid ditunjukan
dengan adanya fluorosensi hijau di bawah Biru berlatar
sinar UV366 pada plat KLT setelah belakang
kuning positif
disemprot dengan AlCl3 (Harborne, tanin
1984). Hasil pengujian menunjukkan
bahwa ekstrak etanol (sebelum Gambar 3. Hasil identifikasi Tanin dengan
KLT menggunakan pereaksi
fraksinasi); F4; F5; F6; dan F7 semprot FeCl3 pada sinar tampak.
mengandung senyawa fenol (Gambar 2).
Pengujian senyawa alkaloid
kemudian dilakukan dengan
menggunakan Dragendorff, adanya
senyawa alkaloid ditandai dengan bercak
coklat jingga berlatar belakang kuning
(Harborne, 1984). Hasil pengujian
Fluorosensi menunjukkan bahwa tidak ada yang
hijau
mengandung alkaloid sesuai dengan yang
Gambar 2. Hasil identifikasi Flavonoid ditampakkan pada Gambar 4.
dengan KLT menggunakan
pereaksi semprot AlCl3 di bawah
sinar UV 366.

Pereaksi FeCl3 selanjutnya


digunakan untuk mengidentifikasi adanya
senyawa tannin. Reaksi positif ditandai
dengan warna biru berlatar belakang
kuning pada plat KLT ketika diamati
pada sinar tampak (Harborne, 1984).
Gambar 4. Hasil identifikasi Alkaloid
Hasil pengujian tampak pada Gambar 3 dengan KLT menggunakan
pereaksi semprot Dragendorff,
pada sinar tampak.

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 142
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method
Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

Rangkuman hasil identifikasi


dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Identifikasi Kandungan Kimia
Ekstrak dan Fraksi Biji Salak
Senyawa Ekstrak F4 F5 F6 F7
Fenol + + + + + Gambar 6. Grafik Hubungan Antara
Flavonoid + + + + + Konsentrasi Vitamin C dengan
Tanin + + + + + Persen Aktivitas Antioksidan.
Alkaloid - - - - -
dengan menghitung nilai IC50.
Aktivitas antioksidan kemudian Perhitungan nilai IC50 dapat diamati pada
diketahui dengan menggunakan metode tabel 3. Nilai IC50 menunjukkan berapa
DPPH. Metode ini adalah metode yang konsentrasi senyawa yang dibutuhkan
paling sering digunakan dalam untuk menghasilkan aktivitas 50% dalam
menghitung aktivitas antioksidan (Alam menangkal senyawa radikal bebas DPPH.
et al., 2012). Hasil pengujian aktivitas Hal tersebut menyebabkan semakin kecil
antioksidan tampak pada Gambar 5. nilai IC50 maka aktivitas antioksidannya
semakin tinggi karena hanya
membutuhkan senyawa yang lebih sedikit
untuk menghasilkan aktivitas tinggi.

Tabel 2. Nilai IC50 Vitamin C, Ekstrak dan


Fraksi Biji Salak Menggunakan
Metode DPPH
Senyawa IC50 (µg/ml)
Vitamin C 2,98
Gambar 5. Grafik Hubungan Antara E 293,8
Konsentrasi Ekstrak dan Fraksi F4 173,06
Dengan Persen Aktivitas F5 152,59
Antioksidannya. F6 151,99
F7 110,16
Pada penelitian ini juga
digunakan vitamin C sebagai
Hasil perhitungan nilai IC50
pembanding (kontrol positif). Hasil
menunjukkan aktivitas antioksidan
pengujian aktivitas antioksidan vitamin C
tertinggi adalah F7. Nilai ini lebih tinggi
tampak pada Gambar 6. Aktivitas
dibandingkan dengan nilai aktivitas
antioksidan dapat dibandingkan
antioksidan ekstrak etanol. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin terpisah

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 143
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method
Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
senyawa maka aktivitas antioksidan fraksinasi lanjutan sehingga dapat
semakin tinggi. Fraksi F7 merupakan diperoleh aktivitas antioksidan yang lebih
fraksi yang dielusi menggunakan tinggi dan melebihi aktivitas vitamin C.
methanol 100% sehingga senyawa yang Penelitian lanjutan perlu
bertanggung jawab terhadap aktivitas dilakukan dengan membandingkan
antioksidan pada fraksi ini memiliki berbagai varietas salak. Penelitian
kemiripan yang tinggi dengan methanol. sebelumnya yang melihat aktivitas
Pada identifikasi senyawa, fraksi 7 antioksidan berbagai varietas buah salak
mengandung fenol, flavonoid, dan tannin menunjukkan bahwa buah salak varietas
sehingga kemungkinan senyawa tersebut salak pondo super memiliki nilai IC50
yang beraktivitas sebagai antioksidan. sebesar 68,27 µg/ml, varietas manggala
Aktivitas antioksidan pada F7 memiliki nilai IC50 sebesar 92,91 µg/ml,
perlu ditelusuri lebih lanjut, sehingga dan varieatas gula pasir memiliki nilai
fraksi 7 ini perlu dipisahkan kembali IC50 sebesar 40,66 µg/ml. Hal tersebut
senyawa-senyawa yang terkandung di menunjukkan perbedaan varietas
dalamnya. Pemisahan lebih lanjut dapat menyebabkan kandungan kimia yang
dilakukan dengan fraksinasi lanjutan berbeda sehingga aktivitas
menggunakan KCV atau KLT-P. antioksidannya berbeda pula (Puryono et
Pemisahan ini perlu dilakukan karena al. 2015).
aktivitas antioksidan dari F7 jauh lebih Pengujian menyeluruh
rendah dibandingkan dengan vitamin C. menggunakan beberapa metode untuk
Fraksinasi lanjutan dapat mengetahui aktivitas antioksidan juga
memisahkan senyawa menjadi lebih perlu dilakukan. Hal ini karena pada
murni sehingga diharapkan aktivitas penelitian sebelumnya yang
antioksidannya akan meningkat. Hal ini menggunakan metode yang berbeda
sejalan dengan hasil perbandingan IC50 menghasilkan nilai aktivitas antioksidan
ekstrak (yang mengandung senyawa lebih yang berbeda pula (Ariviani & Parnanto
banyak ) lebih tinggi dibandingkan 2013).
dengan IC50 fraksi, terutama F7. Nilai Penelitian lanjutan juga perlu
IC50 yang lebih tinggi ini menandakan dilakukan dengan membandingkan
rendahnya aktivitas antioksidan. Oleh aktivitas antioksidan dari biji salak yang
karena itu, dari hasil penelitian ini berasal dari berbagai usia. Hal ini
diharapkan dapat dilanjutkan dengan dikarenakan adanya perubahan proporsi

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 144
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method

(Sista Werdyani, Pinus Jumaryatno, Nur Khasanah)


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
biji salak seiring bertambahnya usia activity, Saudi Pharmaceutical
Journal (2013) 21, 143–152.
kematangan. Semakin matang buah salak,
Ariviani, S. & Parnanto, NHR., (2013),
rasio biji semakin menurun sebagai Kapasitas Antioksidan Buah
akibat semakin besanya rasio daging Salak (Salacca edulis Reinw.)
Kultivar Pondoh, Nglumut dan
buah. Perubahan ini menyebabkan Bali serta Korelasinya dengan
kandungan senyawa pada perbedaan usia Kadar Fenolik Total dan Vitamin
C. Agritech, 33(3):330.
buah salak juga mengalami perbedaan.
BPS, 2013, Statistik Hortikultura Daerah
Kandungan yang berubah seperti sukrosa, Istimewa Yogyakarta, Badan
glukosa, fruktosa, dan beberapa senyawa Pusat Statistik Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta,
mudah menguap (Supriyadi et al., 2002). Yogyakarta.
Doughari, JH., 2012, Phytochemicals:
Kesimpulan Extraction Methods, Basic
Structures and Mode Of Action As
Ekstrak etanol, F4, F5, F6, dan F7 Potential Chemotherapeutic
mengandung fenol, flavonoid, dan tannin Agents, Department of
Microbiology, School of Pure and
Ekstrak etanol, F4, F5, F6, dan F7 Appliied Sciences, Federal
memiliki aktivitas antioksidan dengan University of Technology,
Nigeria, p.1-32.
aktivitas tertinggi adalah F7
Harborne, J.B., 1984, Metode Fitokimia
Penuntun Cara Modern
Ucapan Terima Kasih Menganalisis Tumbuhan, ITB,
Bandung, p.49,53,105,259.
Terimakasih kami ucapkan kepada
Hyun, D., Hernandez, J. O., Mattson, M.
Universitas Islam Indonesia melalui P., de Cabo, R., 2006, The Plasma
program insentif AIPT yang telah Membrane Redox System in
Aging, Ageing Research Reviews,
mendanai penelitian ini. 5 (2006) 209–220.
Kinnula, V. L. and Crapo, J. D., 2004,
Pustaka Superoxide Dismutases in
Malignant Cells and Human
Adikristya, A., 2017, Kopi Biji Salak: Tumors. Free Rad. Biol. & Med.,
Mencoba Sensasi Berbeda, Otten Vol. 36, No. 6, pp. 718 – 744.
Magazine, 9 Maret 2017 Oroian, M. and Escriche, I., 2015,
didapatkan secara online di Antioxidant : Characterization,
https://majalah.ottencoffee.co.id/k natural sources, extraction, and
opi-biji-salak-mencoba-sensasi- analysis, Food Res. Int. , 74
berbeda/. (2015): 10-36.
Alam Md. N., Bristi, N. J., and Purwanto, N., Rismawati, E., and
Rafiquzzaman, Md., 2012, Sadiyah, E. R., 2015, Uji
Review on in vivo and in vitro Sitotoksik Ekstrak Biji Salak
methods evaluation of antioxidant (Salacca zalacca (Gaert.) Voss)
Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 145
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method

(Sista Werdyani, Pinus Jumaryatno, Nur Khasanah)


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
dengan Menggunakan Metode Smith, M. A., Rottkamp, C. A.,
Brine Shrimp Lethality Test Nunomura, A., Raina, A. K.,
(BSLT). Prosiding Penelitian Perry, G.,
SPeSIA Unisba 2015. 2000. Oxidative stress in
Puryono, RI., Puspitasari, E., Ningsih, Alzheimer’s disease. Biochim.
IY., 2015, Uji Aktivitas Biophys. Acta., 1502, 139–144.
Antioksidan dari Berbagai Suhartono, E. and Setiawan, B.,2006,
Varietas Ekstrak Buah Salak ( Radikal bebas, antioksidan dan
Salacca zalacca ( Gaertn.) Voss penyakit, 1st ed, Pustaka Buana,
Varieties using DPPH, Artikel Banjarbaru, p.13.
Ilmiah Hasil Penelitian Supriyadi, Suhardi, Suzuki, M., Yoshida,
Mahasiswa; 4-5. K., Muto, T., Fujita, A., and
Rukmana, HR., 2008, Bertanam Buah- Watanabe, N. 2002. Changes in the
buahan di Pekarangan, Kanisius, Volatile compounds and in the
Yogyakarta, p.52. Chemical and Physical Properties
Singh, R.P., Sharad, S., Kapur, S., 2004, of Snake Fruit (Salacca edulis
Free radicals and oxidative stress Reinw) Cv. Pondoh during
in neurodegenerative diseases: Maturation. J. Agr. Food. Chem.
relevance of dietary antioxidants. (50): 7627-7633.
J Indian Acad Clin Med, Winarsi, H., 2011, Antioksidan Alami dan
;5(3):219. Radikal Bebas Potensi dan
Singh, U. and Jialal, I., 2006, Oxidative Aplikasinya Dalam Kesehatan,
Stress and Atherosclerosis, Kanisius, Yogyakarta, p.19,32,78-
Pathophysiology 13 (2006) 129– 81.
142

Antioxidant Activity of Ethanolic Extract and Fraction of Salak Fruit Seeds (Salacca 146
Zalacca (Gaertn.) Voss.) Using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method

(Sista Werdyani, Pinus Jumaryatno, Nur Khasanah)

Anda mungkin juga menyukai