Makalah
DosenPembimbing:
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dalam mata kuliah
“Kepemimpinan Dakwah” yang berjudul “Proto Tipe Kepemimpinan”.Serta tak lupa
kami mengucapkan shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW selaku
junjungan umat islam.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah yang kami buat ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Bapak Drs.Sabiruddin., MA.Ph.D dan kepada pembaca guna
menghasilkan makalah yang lebih baik.Kami berharap makalah yang kami buat dapat
memberikan manfaat dan inspirasi kepada Bapak Dosen dan para pembaca.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan ..................................................... 3
B. Pengertian Prototipe Kepemimpinan ...................................... 3
C. Tipe Kepemimpinan Secara Umum ........................................ 4
D. Prototipe Kepemimpinan Dalam Islam ................................... 10
DAFTAR KEPUSTAKAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Kepemimpinan Dakwah ?
2. Apa yang dimaksud dengan Prototipe Kepemimpinan ?
3. Bagaimana bentuk/Tipe Kepemimpinan Secara Umum ?
4. Bagaimana Prototipe/Karakteristik Kepemimpinan dalam Islam ?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Maksud dari Kepemimpinan Dakwah
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Prototipe Kepemimpinan
3. Untuk mengetahui Tipe Kepemimpinan secara umum
4. Untuk mengetahui Bagaimana Prototipe Kepemimpinan dalam Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok
yaitu: pemimpin sebagai subjek, dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan
juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin adalah seseorang yang
memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat dengan
cara mengarahkan, mengorganisasikan atau mengawasi usaha orang lain, baik
berdasarkan prestasi, kekuasaan maupun kedudukan.
Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun
spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai
kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya. Kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini
mengandung makna bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tunduk atau
mengikuti semua keinginan seorang pemimpin.
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara
komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi dan mengawasi
orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.
3
pemimpin.Jadi prototipe kepemimpinan adalah berbagai karakteristik yang
mendasari pemimpin dalam memimpin bawahannya.Semakin efektif dan efisien
karakteristik yang digunakan,semakin baik kualitas yang dimiliki seorang
pemimpin.Sehingga akan menumbuhkan kepercayaan kepada bawahan terhadap
pemimpin.
1. Kepemimpinan otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan pada seseorang atau
ditangan sekelompok kecil orang yang disebut atasan atau orang yang
kedudukannya sebagai pihak penguasa. Adapun sejumlah orang yang dipimpin
jumlahnya lebih banyak yang disebut bawahan yang kedudukannya tidak lebih
daripad a pelaksana kehendak atau keputusan atasannya.
Tipe kepemimpinan otoriter ini mengembangkan cara yang disebut
“working in his group” yaitu kegiatan hanya melaksanakan perintah atasan.
Bawahan tidak diberi kesempatan untuk berinisiatif dan mengeluarkan
pendapatnya. Suatu kreatifitas dalam suatu pekerjaan akan dianggap suatu
penyimpangan, sekalipun terkadang kegiatan yang dilakukan tersebut bias
emberikan hasil yang lebih efesien dan efektif bila dibandingkan dengan
perintah yang telah diberikan. Secara sederhananya kepemimpinan otoriter
adalah kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
b. Menyamakan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c. Menganggap bawahan sebagai alat
1
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1997), Hal: 91- 96.
4
d. Tidak mau menerima kritis, saran dan pendapat
e. Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.
3. Kepemimpinan demokratis
Kepemimpinan ini, menempatkan manusia sebagai faktor utama dan
terpenting. Pemimpin memandang orang lain sebagai subyek yang memiliki
sifat-sifat manusiawi seperti dirinya. Setiap orang dihargai dan dihormati
sebagaimana manusia yang memiliki kemampuan, kehendak, pikiran, minat,
5
perhatian, pandapat, dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang
lain. Oleh karena itu, semua harus dimanfaatkan dan diikut sertakan dalam
semua kegiatan organisasi. Keikutsertaan itu tentunya disesuaikan dengan posisi
masing-masing yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang sama
pentingnya bagi pencapaian tujuan bersama.
Gaya kepemimpinan demokratis ini merupakan gaya kepemimpinan
yang aktif, dinamis dan terarah yang berusaha memanfaatkan setiap orang untuk
kepentingan kemajuan dan perkembangan organisasi. Saran-saran, kritik dan
pendapat setiap anggota disalurkan dengan sebaik-baiknya dan diusahakan
memanfaatkannya bagi pertumbuhan dan kemajuan organisasi sebagai
perwujudan tanggung jawab bersama.
Adapun beberapa ciri dari gaya kepemimpinan demokratis, antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang mulia.
b. Senang menerima saran, kritik dan pendapat.
c. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuaan.
d. Selalu berusaha menjadikan bawahan lebih sukses darinya.
2
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), Hal: 189-195.
6
melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Peran
kepemimpinan transaksional lebih kepada peran sebagai manajer, karena ia
sangat terlibat dalam aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik.
Kepemimpinan transaksional tidak mengembangkan pola hubungan “laissez
faire” atau membiarkan personil menentukan sendiri pekerjaannya.
7
Selain tipe kepemimpinan yang telah diungkapkan diatas, masih ada tipe
kepemimpinan yang lain, diantaranya adalah 3
1. Tipe Militeristik
Gaya kepemimpinan tipe militeristik ini adalah seorang oemimpin di
dalam memipin dengan mengguanakan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
a. Dalam menggerakkan bawahan sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan
b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatannya
c. Senang pada formalitas yang berlebihan
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
e. Sukar menerima kritik dari bawahan
2. Tipe Paternalistik
Gaya kepemimpinan tipe paternalistik ini adalah seorang oemimpin di
dalam memipin dengan mengguanakan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
b. Bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan pada bawahannya untuk mengambil inisiatif
danmengambil keputusan
d. Jarang memberikan kesempatan pada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya
e. Sering bersikap maha tahu
3. Tipe Developer dan Tipe Compromiser
a. Tipe developer (pembangun)
Sifat dari tipe developer, adalah kreatif, dinamis, inovatif,
memberikan atau melimpahkan wewenang dengan baik dan menaruh
kepercayaan kepada bawahannya.
b. Tipe compromiser (kompromi)
3
Wirjana, Bernardine. Kepemimpinan (dasar-dasar dan pengembangannya). (Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2002).
8
Sifat dari tipe compromiser ini, antara lain: kurang tegas
pendiriannya, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai
keputusan, berpandangan pendek dan sempit.
4. Tipe Kharismatik
Pemimpin yang kharismatik mempunyai daya tarik yang amat besar dan
pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun
para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikutnya. Sementara itu Susilo Martoyo menyebutkan ada 6 tipe
kepemimpinan4yaitu :
a. Tipe pribadi, didasarkan pada kontak pribadi secara langsung dengan
bawahannya.
b. Tipe non pribadi, kurang adanya kontak pribadi dengan bawahannya,
karena diantara mereka ada sarana atau media tertentu seperti rencana-
rencana, intruksi-intruksi, sumpah-sumpah, sehingga hubungan tersebut
bersifat tidak langsung.
c. Tipe otoriter kepemimpinan merupakan hak pribadi dan berpendapat
bahwa ia dapat menentukan apa saja dalam organisasi. .
d. Tipe demokratis, menitik beratkan kepada partisipasi kelompok dengan
memanfaatkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat kelompok.
e. Tipe paternalistis, cenderung terlalu “kebapakan“sehingga sangat
memikirkan keinginan dan kesejahteraan anak buahnya, terlalu
melindungi dan membimbing.
f. Tipe indegenous, timbul dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan
yang bersifat informal, seperti perkumpulan-perkumpulan sepak bola,
sekolah dan sebagainya, dimana interaksi antara orang seorang dalam
organisasi tersebut ditentukan oleh sifat dan pembawaan pemimpin.
4
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung; Alfabeta, 2006), Hal: 151-157.
9
D. Prototipe Kepemimpinan dalam Islam
1. Bertaqwa Kepada Allah Swt.
Untuk menjadi seorang pemimpin maka kita harus ditanamakan etika
dan dasar kepemimpinan dalam islam yang kuat yakni sikap bertaqwa kepada
Allah SWT. Seperti yang tercantum di dalam QS.Ali Imran [3]: 102:
ََّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو ََل تَ ُموت ُ َّن ِإ ََّل َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون
َّ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya
takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan memeluk
agama Islam.”
Sama dengan cara menguatkan iman dan taqwa, dasar atas taqwa disini
memiliki unsur takut kepada larangan Allah SWT hingga nantinya ia selalu
menjaga bagaimana ia berbuat dan menjaga perilakunya dengan baik. Selalu
mengamalkan tentang hari akhir dan selalu memiliki rasaQinaah atau rela
dengan sesautu walaupun hanya terlihat sedikit dimata manusia.
2. Tanggung jawab
Kepemimpinan adalah dasar dari sebuah tanggung jawab. Seperti yang
dinyatakan di dalam Surat An-Nahl Ayat 93-96 :
ع هما كُ ْنت ُ ْم ْ ُ َّللاُ لَ َجعَلَكُ ْم أ ُ همةً َواحِ َدةً َولَ ِكنْ ي ُ ِض ُّل َمنْ يَشَا ُء َويَ ْهدِي َمنْ يَشَا ُء َولَت
َ سأَلُ هن َولَ ْو شَا َء ه
َت َ ْع َملُون
“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja),
tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya
tentang apa yang telah kamu kerjakan”. (16: 93)
10
dunia namun di akhirat kelak. Karena setiap pemimpin nantinya akan dimintai
pertanggung jawaban mereka nantinya.
4. Adil
Pemimpin yang bertaqwa maka akan selalu berlaku adil terhadap
apapun. karena sikap ini adalah sikap yang terpuji dan sangat disukai oleh Allah
SWT seperti yang tercantum di dalam Surat An-Nahl Ayat 90-92:
11
5. Tidak membebani orang lain
Sifat dasar kepemimpinan lain yang seharusnya dimiliki pemimpin
dalam ajaran islam adalah tidak memberatkan apapun kepada orang lain apalagi
diluar kemampuan orang tersebut. Seperti yang dinyatakan dalam surat Al
Baqarah : 287
12
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”
8. Suri Tauladan
Pemimpin yang sesuai dengan ajaran islam adalah dia yang bisa
dijadikan sebagai sang suri tauladan yang baik. Seperti yang tercantum di dalam
QS. Al-Ahzaab: 21
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri
teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
B. Saran
Dari segi isi,kami sebagai pemakalah mengharapkan agar setiap
pemimpin supaya menerapkan karatkteristik yang mampu memberi dampak
positif kepada semua pihak yang dilibatkan agar tidak ada yang dirugikan dan
juga kami berharap supaya kedepannya pemimpin yang diamanatkan agar
memimpin sesuai dengan keadaan dan kebutuhan rakyat agar tidak terjadi
diskriminasi atau hal lainnya yang bersifat merugikan bawahan.
Kemudian dari segi penulisan ,setiap penulisan makalah ini tentu jauh
dari kesempurnaan dan memiliki banyak keterbatasan.Oleh karena itu,kami
sebagai pemakalah mengharapkan bagi Bapak Dosen Pembimbing dan kepada
pembaca untuk memberi kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
makalah kami kedepannya.Atas perhatiannya kami ucapkan Terima Kasih
15
DAFTAR PUSTAKA
16