Dops Readyyy-1
Dops Readyyy-1
1. (perkenalan diri) tok tok, assalamualaikum wr.wb. permisi saya menggunakan cairan
antiseptik terlebih dahulu, saya dokter (nama) yang bertugas pada pagi hari ini.
2. (inform consent) pada pagi hari ini saya akan melakukan pemeriksaan fisik paru pada
ibu/bapak, berguna untuk mengetahui apabila ada kelainan pada paru ibu/bapak, nanti
saya akan minta untuk membuka baju bagian atas untuk memudahkan pemeriksaan
apakah bapak bersedia?
3. (posisikan pasien berbaring) silahkan berbaring ditempat tidur rileks bapak, dibuka
baju bagian atasnya, saya akan menyiapkan diri terlebih dahulu.
4. (inspeksi) saya menginspeksi bagian thoraks anterior (simetris tidak, massa,
deformitas (pectus excavatum/barrel chest/pigeon chest), perubahan warna kulit,
pergerakan dada yang tertinggal saat bernafas, retraksi ICS)
5. (palpasi)
a. saya palpasi pada supraklavikularis untuk menetukan ada tidaknya
pembesaran KGB
b. saya palpasi trakea menetukan ada deviasi ke kiri atau ke kanan
c. saya palpasi dengan kedua tangan menempel pada dinding thoraks dan
meminta pasien bernafas dalam serta perhatikan pergerakan kedua lapang paru
kanan dan kiri (pada setiap lobus paru).
d. saya menilai taktil fremitus dengan sisi ulnar tangan pada thoraks, kemudian
meminta pasien menarik nafas dan hembuskan sembari mengucapkan 77
(pada setiap lobus paru)
6. (perkusi)
a. selanjutnya saya melakukan perkusi pada hemithoraks kanan dan kiri secara
zigzag
b. selanjutnya saya menentukan batas paru-hepar dengan perkusi dari ICS 1
MCL kanan ke bawah hingga bunyi sonor berubah menjadi pekak.
7. (Aulkultasi).
a. saya mendengarkan suara nafas pada kedua hemithoraks secara zigzag.
( N: bunyi Vesikuler)
b. selanjutnya saya mendengarkan suara bronkial pada trakeal dan
suprasternal.
c. kemudian mendengarkan suara bronkovesikuler pada cospus sterni.
d. saya memastikan tidak ada suara tambahan.
8. silahkan bangun pak, saya akan mulai pemeriksaan thorax bagian posterior
9. (inspeksi) saya menginspeksi bagian thoraks posterior (simetris tidak, tulang
belakang apakah ada kelainan, massa, deformitas, perubahan kulit, pergerakan dada
yang tertinggal saat bernafas)
10. (palpasi)
a. saya palpasi dengan kedua tangan menempel pada dinding thoraks dan
meminta pasien bernafas dalam serta perhatikan pergerakan kedua lapang paru
kanan dan kiri (pada setiap lobus paru).
b. saya menilai taktil fremitus dengan sisi ulnar tangan pada thoraks, kemudian
meminta pasien menarik nafas dan hembuskan sembari mengucapkan 77
(pada setiap lobus paru)
11. (perkusi)
a. selanjutnya saya melakukan perkusi pada hemithoraks kanan dan kiri
secara zigzag
b. selanjutnya saya menentukan batas paru belakang kanan dan kiri dengan
perkusi dari bagian bawah skapula sampai pinggir bawah iga hingga bunyi
sonor berubah menjadi redup.
c. lalu saya tentukan batas peranjakan paru dengan menyuruh pasien menarik
napas dalam tahan dan saya perkusi lagi kebawah hingga suara sonor menjadi
redup kembali (N: batas paru turun 2 jari kebawah)
12. (Aulkultasi).
a. saya mendengarkan suara nafas pada kedua hemithoraks belakang secara
zigzag. (N: bunyi vesikuler)
b. selanjutnya saya mendengarkan suara bronkovesikuler pada interscapula.
c. saya memastikan tidak ada suara tambahan seperti rhonki, wheezing.
DEKOMPRESI PARU
1. (perkenalan diri) tok tok, assalamualaikum wr.wb. permisi saya menggunakan cairan
antiseptik terlebih dahulu, saya dokter (nama) yang bertugas pada pagi hari ini.
2. (inform consent) pada pagi hari ini saya akan melakukan needle decompresi dengan
tujuan untuk membantu mengeluarkan udara yang berada cavum thorax extrapulmo
pada bapak, sebagai tindakan penyelamatan, apakah bapak bersedia?
3. selanjutnya saya akan menyiapkan alat dan Bahan (Kassa steril, Povidon iodine,
Alkohol 70% , Klem jaringan, kom (mangkuk kecil itulo), Spuit 10 cc, Lidokain
ampul IV kareter No. 14, Duk steril, Sarung tangan steril, Plester)
4. selanjutnya saya akan mencuci tangan
5. kemudian melakukan pemeriksaan fisik toraks pada pasien untuk menentukan status
respirasi.
6. Berikan oksigen dengan aliran tinggi dan ventilasi sesuai kebutuhan.
7. Identifikasi ICS II, di linea midklavikula di sisi tension pneumotorakss.
8. selanjutnya saya akan gunakan handscoon steril terlebih dahulu
9. selanjutnya saya akan melakukan desinfeksi menggunakan kapas povidon iodin.
10. pasang duk steril
11. Berikan anestesi lokal jika pasien sadar atau keadaan mengijinkan.
12. posisikan iv cateter 90 derajat untuk menusuk tepi atas costa III (ICS II)
13. cabut jarum dari abocath
14. lakukan fiksasi
PUNGSI PLEURA
1. (perkenalan diri) tok tok, assalamualaikum wr.wb. permisi saya menggunakan cairan
antiseptik terlebih dahulu, saya dokter (nama) yang bertugas pada pagi hari ini.
2. (inform consent) pada pagi hari ini saya akan melakukan pungsi pleura dengan tujuan
untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura, sebagai terapi dan juga diagnostic
(ambil specimen), apakah bapak bersedia?
selanjutnya saya akan menyiapkan alat dan bahannya terlebih dahulu (handscoon
steril, spuit 5 cc dan 50 cc, Kateter vena nomor 16, Three way stopcock, Blood set,
Lidocain 2%, Alkohol 70 %, Betadine, Kasa steril, Plester, Beberapa tabung/spuit
untuk pemeriksaan specimen)
3. selanjutnya bapak silahkan posisi duduk membelakangi saya.
4. kemudian menentukan tempat aspirasi dengan pemeriksaan fisik dan dengan bantuan
foto toraks.
5. Memberi tanda daerah yang akan dipungsi di linea aksilaris posterior, khususnya
tempat insersi di bawah batas redup pada pemeriksaan perkusi, di ruang
interkostal, tepi atas iga (ICS posterior 7,8,9)
6. Desinfeksi dengan kasa povidon iodine
7. Anastesi lokal (?) dengan lidocain 2% 2-4 cc dengan spuit 5 cc, diinfiltrasikan
anestesi lokal intradermal, tunggu sesaat kemudian lanjutkan ke arah dalam hingga
terasa jarum menembus pleura.
8. Jika jarum telah menembus rongga pleura lalu dilakukan aspirasi di dalam kavum
pleura sampai spuit penuh, kemudian spuit dicabut.
9. Luka bekas tusukan segera di tutup dengan kasa betadine.
10. Selanjutkan tusukkan kateter vena nomor 16 di tempat tusukan jarum anastesi
lokal dan apabila telah menembus pleura, maka maindrain (piston) jarum
dicabut.
11. sambungkan bagian pangkal jarum dengan threeway stopcock (stopkran) dan
spuit 50 cc (untuk aspirasi).
12. Dilakukan aspirasi sampai cairan memenuhi spuit 50 cc.
13. Ujung threeway stopcock yang lain dihubungkan dengan blood set (untuk
pembuangan).
14. Dilakukan penutupan kran aliran threeway stopcock ke rongga pleura.
15. Cairan dalam spuit dibuang melalui aliran blood set.
16. Kran threeway stopcock kembali di putar ke arah rongga pleura dan dilakukan
aspirasi kembali 50 cc.
17. Dilakukan evakuasi sampai jumlah cairan maksimal 1500 cc.
18. Setelah selesai evakuasi kateter vena dicabut dan luka bekas tusukan ditutup dengan
kasa steril yang telah diberi betadine.
19. Spesimen kemudian diberi label dan dikirim untuk pemeriksaan.
pungsi pleura telah selesai kemudian lakukan pengawasan pasca tindakan dengan foto
toraks kontrol segera untuk melihat keberhasilan pungsi yang telah dilakukan dan
mengamati komplikasi yang mungkin terjadi ([pneumotoraks, hematotoraks, infeksi.
INHALER DAN NEBULIZER
Main unit, air hose (selang), nebulizer cup, masker, obat bronkodilator ex salbutamol
- Cek obat, expired date, sambungkan selang, nebul, dan masker. sambungkan nebul ke listrik.
- buka tutup nebul cup, masukan obat sesuai dosis.
- Pasien diminta berkumur terlebih dahulu
- silahkan bapak ambil posisi senyaman mungkin (setengah duduk/berbaring)
- pak, ini maskernya dipasang ya pak, nanti akan keluar uap, kemudian nanti silahkan dihirup
perlahan-lahan dan dalam sampai nanti obatnya habis ya pak. (sekitar 10-15 menit)
Hidupkan nebulizer (ON)
Jika pasien juga mendapat terapi oksigen, bisa langsung sambungkan dengan tabung oksigen.
Jika medikasi dan terapi oksigen secara bersamaan rate flownya 6-8 lpm
MDI (metered dose inhaler) tanpa spacer
- Posisi diri : duduk tegak, rileks
- buka cap mouthpiece, pastikan mouthpiece bersih
- kocok ringan inhaler
- pegang inhaler dengan jempol dibagian dasar dan telunjuk diatas
- keluarkan napas
- lalu masukan mouthpiece diantara gigi, jangan digigit, dan pastikan mouthpiece tertutup oleh
bibir shg tidak ada udara yg keluar dari mulut
- lalu ambil napas dalam perlahan sembari keluarkan obat dengan menekan bagian atas inhaler,
dan teruskan menarik napas dengan stabil (3 – 5 detik)
- tahan napas hingga 10 detik, kemudian bernapas normal
- jika perlu, ulangi setelah 30 detik
1. pada pagi hari ini saya akan melakukan pemasangan infus pada ibu, untuk
memberikan cairan pada ibu, apakah bersedia ?
2. jika bersedia saya akan mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, disini ada
infus set, abocath, cairan RL sebagai cairan infus yang akan diberikan, torniquet,
plester, kapas berakhohol, kassa steril, povidone iodine.
3. pertama saya pasang infus set ke cairan infus, saya pastikan udara telah keluar dari
selang infus dengan mengalirkan infus lalu saya klem, lalu saya gantung agar tetap
steril.
4. saya keluarkan abocath di tempat steril.
5. saya siapkan plester
6. saya pasang torniquet dan menaruh alas dibawah tangan
7. saya akan mencari lokasi vena yang akan dipasang infus, di vena metacarpal.,
silahkan tangannya menggenggam, sudah saya dapatkan.
8. saya cuci tangan 7 langkah, dan memakai handscoon
9. saya desinfeksi secara melingkar dari dalam keluar tempat penusukan
10. kemudian saya akan mulai menusukan abocath dengan lubang menghadap ke atas.
sudah terdapat darah, menandakan penusukan tepat di vena
11. saya lepas torniquet
12. saya keluarkan jarum abocath sembari mendorong lebih dalam abocath, kemudian
menyambungkan dengan infus set.
13. saya pastikan infus set mengalir, kemudian saya klem kembali
14. saya fiksasi dengan plester kupu-kupu lalu letak kassa betadine diatas pemasangan
infus, lalu plester dua kali melintang
15. lalu saya mengatur tetesan sesuai dengan yang dibutuhkan
16. pemasangan infus telah selesai, tidak ada masalah selama pemasangan infus, ada
yang mau ditanyakan, jika tidak ada terimakasih, jazaaaa
dewasa anak-anak
BB 10 kg pertama = 1 liter cairan 4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama
BB 10 kg kedua = 0,5 liter cairan 2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua
BB >> 10 kg = 20 mLx sisa BB 1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya
Atau 35 – 40 cc/kgBB/hari
1. pada pagi hari ini saya akan melakukan pemasangan kateter untuk membantu
mengeluarkan urin, apakah bersedia?
2. jika bersedia saya akan menyiapkan alat dan bahannya terlebih dahulu.
a. meletakan alas steril
b. mengeluarkan kateter dari bungkusan pertama
c. membuka urin bag
d. masukan NaCl/auqades 15-20 ml di spuit
e. masukan xylocain di spuit 5 ml
f. siapkan plester
3. silahkan bapak berbaring ditempat tidur, pakaian bagian bawahnya dibuka ya
pak, saya meletakkan bengkok di bawah pasien
4. saya mencuci tangan 7 langkah, pasang handscoon steril
5. saya desinfeksi mulai dari (laki-laki) glans penis, penis, batang penis, pangkal penis,
skrotum, perineum secara melingkar dari dalam keluar/ (wanita) klitoris, vestibulum
vagina, labia minor, perineum
6. kemudian saya pasang duk steril berlubang
7. saya akan masukan xylocain ke penis, permisi ya bapak, rileks, tarik napas gak
usah, gak ada klem penis
8. saya menutup meatus uretra menggunakan jari/klem penis, tunggu 5 menit gak
usah, gak ada klem penis
9. saya mulai memasukan kateter yang telah diolesi lubrican gel dg tangan/pinset, rilek
pak, jika terdapat tahanan silahkan tarik napas pak. kemudian dorong kateter
10. jika terdapat urin yang keluar menandakan kateter benar masuk ke vesika urinaria,
saya tampung di bengkok, lalu di klem
11. kemudian saya masukan lagi sampai batas percabangan
12. saya kembangkan balon kateter dg NaCl 15-20 cc, kemudian saya tarik kateter, jika
tertahan menandakan balon kateter sudah mengembang dengan benar tertahan di
vesika urinaria
13. saya lepas duk berlubang
14. saya sambungkan dengan urin bag
15. saya lepas klem kateter
16. saya fiksasis di inguinal atau pangkal paha pasien
17. saya menilai volume, warna urin pasien
18. saya bereskan alat-alat
19. pemasangan telah selesai, tidak ada masalah selama pemasangan, ada yang mau
ditanyakan, jika tidak ada, terimakasih jazaaaaa
PEMASANGAN NGT
1. (perkenalan diri) tok tok, assalamualaikum wr.wb. permisi saya menggunakan cairan
antiseptik terlebih dahulu, saya dokter (nama) yang bertugas pada pagi hari ini.
2. (inform consent) pada pagi hari ini saya akan melakukan pemasangan nasogastric
tube untuk membantu mengeluarkan cairan pada lambung/memasukan
makanan/diagnostic cairan lambung, apakah bapak bersedia?
3. saya menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu (selang NGT – 16/18 untuk lavage
lambing, 10 untuk feeding – lubricant gel, handuk, spuit 50 cc, stetoskop, bengkok)
4. silahkan bapak berbaring 30-45 derajat, kemudian saya letakan handuk dan bengkok
didekat bapak.
5. saya periksa ada tidaknya sumbatan dihidung, dan memastikan lubang hidung yang
paling besar dan terbuka.
6. saya mengukur selang dengan mengukur dari ujung hidung kearah tragus telinga,
turun ke prosesus xifoideus dan ditambahkan 6 cm dibawahnya, lalu tandai.
7. olesi lubricant gel
8. masukan ngt sambil meminta pasien bernapas melalui mulut dan melakukan gerakan
menelan, jika tidak bisa diberikan air minum.
9. jika pasien batuk atau gelisah atau terlihat embun pada tube, tarik sedikit kemudian
masukan perlahan kembali.
10. masukan hingga batas yang ditandai
11. lalu injeksikan udara 50 cc ke lambung sambil didengarkan dengan stetoskop
12. fiksasi ngt
13. selesaii..
NAMA : Aisyah Wanda Puspaningtyas
NIM : 6120020016
Pada 2 Mei 2020, lebih dari tiga juta orang di seluruh dunia telah
didiagnosis dengan COVID-19, dengan hampir 230.000 kematian. Pneumonia
interstisial adalah salah satunya tanda paling umum dari COVID-19 dan dapat
diperumit oleh sindrom distres pernapasan akut (ARDS), suatu kondisi dengan
tingkat mortalitas yang tinggi, terutama pada lansia dengan banyak
komorbiditas. Namun, derajat keterlibatan paru-paru sangat mungkin bervariasi
di antara pasien, mulai dari ringan hingga mematikan (Gambar 1). Namun
demikian, sebagian besar pasien dengan pneumonia COVID-19 bertahan dari
fase akut dan saat ini tidak diketahui apakah mereka berisiko terjadi
konsekuensi jangka panjang pada fungsi paru-paru.
Gambar 1. Gambar Serial High-Resolution Computed Tomography (HRCT)
dari tiga pasien terkonfirmasi SARS-CoV-2, menunjukkan kemungkinan evolusi
yang berbeda dari keterlibatan paru-paru.
a) Keterlibatan paru-paru COVID-19 ringan pada seorang wanita berusia 39
tahun, hampir tidak menunjukkan gejala dan dirawat di rumah dengan
hydroxychloroquine.
1) HRCT pada hari 1 menunjukkan subpleural mono-lateral ground-
glass opacity (GGO) kecil di segmen superior lobus inferior kiri,
2) berkurang secara signifikan pada hari ke 7
3) hampir sepenuhnya sembuh setelah dua minggu.
b) Pneumonia COVID-19 yang parah pada seorang pria 67 tahun, dirawat di
rumah sakit dan dirawat dengan tocilizumab dan dukungan ventilasi
dengan evolusi yang menguntungkan.
1) HRCT pada hari 1 menunjukkan beberapa daerah subpleural
bilateral dan perifer GGO yang tidak merata terkait dengan
penebalan septum interlobular terbatas
2) Pada hari ke 5, ada perkembangan penyakit yang signifikan
dengan konsolidasi ruang udara
3) Setelah tiga minggu, HRCT menunjukkan pengurangan yang
signifikan dari ekstensi dan keparahan konsolidasi dengan sisa
GGO dan penebalan peribronkovaskular
c) Pneumonia COVID-19 parah pada seorang pria berusia 74 tahun, dirawat
di rumah sakit dengan hasil yang buruk.
1) HRCT pada hari 1 menunjukkan GGO ekstensif bilateral dengan
distribusi difus yang terkait dengan retikulasi dalam crazy-paving
pattern, terutama di lobus bawah
2) Pada hari ke-9, ada pengurangan GGO dengan evolusi progresif
dalam konsolidasi perifer
1) Akhirnya, HRCT pada hari ke 18 menunjukkan bilateral difus
GGO dan peningkatan konsolidasi di posterior pada sindrom
pernapasan distres akut yang parah.