Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas dalam penyelenggaraan

upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap

keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI,

2015; h.103-104). Menurut Sarwono Prawirohardjo, 2010; h.53 Sekitar 160 juta

perempuan di seluruh dunia hamil dan sebagian besar kehamilannya

berlangsung dengan aman. Namun sekitar 15% menderita komplikasi berat dan

sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini

mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah

ini diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10% di Negara

berkembang lainnya, dan kurang dari 1% di Negara – Negara maju.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015

jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 619 kasus atau sebesar 111,16 per

100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah

tahun 2015 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Kabupaten

Banyumas tahun 2014 yaitu sebesar 114,73 per 100.000 kelahiran hidup, Dan

AKB di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 9,04 per 1000 kelahiran

hidup. Target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah adalah 60 per 100.000

kelahiran hidup. Dengan melihat kondisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa

program kesehatan ibu belum berjalan optimal. Berdasarkan Profil Puskesmas 1

Kembaran tahun 2016 per 100.000 kelahiran hidup terdapat 1 kasus AKI dari ibu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Wita Rizqi Amrillah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2

nifas, dan Angka Kematian Bayi per 100.000 kelahiran hidup tidak terdapat

kasus kematian (Dinas Kesehatan Banyumas, 2014; h.10).

Diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, persalinan,

atau nifas, 16–17 ibu menderita komplikasi yang berpengaruh terhadap

kesehatan. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi

dalam kehamilan, partus macet, dan aborsi. Sekitar 10% kelahiran hidup

mengalami komplikasi perdarahan pascapersalinan, Komplikasi paling sering

dari perdarahan pascapersalinan adalah anemia, secara global eklampsia terjadi

pada 0,5% kelahiran hidup dan 4,5% hipertensi dalam kehamilan, 8% persalinan

macet dan sekitar 20 juta per tahun atau 1 diantara 10 kehamilan atau 1 aborsi

tidak aman dengan 7 kelahiran hidup. Lebih dari 90% aborsi tidak aman terjadi

di Negara – Negara sedang berkembang (Prawirohardjo, 2010; h.54).

Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa di ukur

dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi dalam

100.000 persalinan hidup. Penyebab utama kematian bayi adalah “trias

asfiksia”, infeksi, dan trauma persalinan. Kematian dan kesakitan ibu dan bayi

juga berkaitan dengan pertolongan persalinan oleh dukun sebanyak 80% dan

berbagai faktor sosial budaya dan faktor pelayanan medis. Kematian ibu

(maternal) bervariasi dari 5 sampai 800 per 100.000 persalinan, sedangkan

kematian bayi berkisar dari 25 sampai 750 per 100.000 persalinan hidup

(Manuaba, 2010; h.24).

Upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dapat dilakukan dengan

menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang

berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca

persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan

keluarga berencana (Kemenkes RI, 2015; h.105).

Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin

setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,

mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih,

perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan

jika terjadi komplikasi, serta akses terhadap keluarga berencana. Upaya dalam

penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya dilakukan melalui Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program tersebut

menitikberatkan kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat dalam

melakukan upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil,

serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan

neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan

kegawatdaruratan obstetri dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK)

(Kemenkes RI, 2015; h.119).

Dalam pelaksanaan program kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya

manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.

Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia dalam bidang kesehatan

merupakan orang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung

dengan wanita sebagai sasaran program. Dengan peran yang cukup besar ini

maka sangat penting bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya

melalui pemahaman mengenai asuhan kebidanan yang menyeluruh. Asuhan

yang diberikan bidan merupakan tindakan preventif, untuk melakukan

pendeteksian secara dini keadaan abnormal pada ibu dan bayi serta

mengupayakan untuk memberikan pertolongan pertama pada


kegawatdaruratan. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan

pelayanan (Continuity of Care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan

pelayanan dari seorang yang professional yang sama atau dari satu team kecil

tenaga professional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka

setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih

percaya diri dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan

(Walyani, 2015; h.2).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan

kesehatan meliputi fasilitas yang memadai, jarak tempuh dengan tempat

rujukan, serta peran tenaga kesehatan khususnya bidan sangat penting dalam

menurunkan dan mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan

kesehatan yang baik dan tenaga bidan yang berkompeten diharapkan mampu

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Peran

bidan dalam penurunan angka kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi

adalah dengan memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif mencakup

kegiatan pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap meliputi Asuhan

Kebidanan Pada Kehamilan dengan memberikan standar pelayanan kunjungan

antenatal care minimal 4 kali selama kehamilan meliputi K1, K2, K3, dan K4,

melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan sesuai dengan standar pertolongan

persalinan, melaksanakan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan

melaksanakan kunjungan meliputi KN1, KN2, dan KN3, melaksanakan Asuhan

Kebidanan Masa Nifas meliputi KF1, KF2, dan KF3, dan melakukan Asuhan

Kebidanan Perencanaan Keluarga Berencana dengan memberikan konseling

mengenai KB serta melayani program KB (Kemenkes RI, 2015; h.144).


Model asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan (Continuity of

Care/CoC) merupakan sebuah contoh praktik terbaik, yang memungkinkan

siswa bidan mengembangkan keterampilan bekerja secara kemitraan dan lebih

percaya diri, saat mereka mengalami model asuhan dengan mengikuti wanita

selama hamil, bersalin, dan nifas. Melalui pengalaman (Continuity of Care/CoC)

selama mengikuti wanita hamil, bersalin hingga masa nifas, membuat

pembelajaran menjadi lebih bermakna karena lebih mengutamakan kualitas

dibanding kuantitas (Yanti, 2008; h.8).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif

pada Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (BBL), Nifas, Dan Perencanaan

Keluarga Berencana (KB) pada Ny. S di Desa Karangsoka Kecamatan

Kembaran Kabupaten Banyumas”.

II. Tujuan Penyusunan KTI

A. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan

Trimester II dan III, Persalinan, Bayi Baru Lahir (BBL), Nifas, dan

Perencanaan Keluarga Berencana (KB) pada Ny. S umur 35 tahun G4P2A1

Di Desa Karangsoka Wilayah Kerja Puskesmas 1 Kembaran dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dan

pendokumentasian dengan metode SOAP.


B. Tujuan khusus

1. Dapat melakukan asuhan Kehamilan pada Ny. S di mulai dari pengkajian,

interpretasi data, diagnosa/masalah potensial, kebutuhan tindakan segera,

rencana asuhan kebidanan, implementasi/pelaksanaan, dan evaluasi pada

ibu selama masa kehamilan trimester II dan III dan mendokumentasikan

dengan metode SOAP.

2. Dapat melakukan asuhan Persalinan pada Ny. S di mulai dari pengkajian,

interpretasi data, diagnosa/masalah potensial, kebutuhan tindakan segera,

rencana asuhan kebidanan, implementasi/pelaksanaan, dan evaluasi pada

ibu selama masa persalinan dan mendokumentasikan dengan metode

SOAP.

3. Dapat melakukan asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) pada Bayi Ny. S di mulai

dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa/masalah potensial, kebutuhan

tindakan segera, rencana asuhan kebidanan, implementasi/pelaksanaan,

dan evaluasi pada bayi baru lahir (BBL) dan mendokumentasikan dengan

metode SOAP.

4. Dapat melakukan asuhan Nifas pada Ny. S di mulai dari pengkajian,

interpretasi data, diagnosa/masalah potensial, kebutuhan tindakan segera,

rencana asuhan kebidanan, implementasi/pelaksanaan, dan evaluasi pada

ibu nifas dan mendokumentasikan dengan metode SOAP.

5. Dapat melakukan asuhan kebidanan Perencanaan Keluarga Berencana (KB)

pada Ny. S di mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa/masalah

potensial, kebutuhan tindakan segera, rencana asuhan kebidanan,

implementasi/pelaksanaan, dan evaluasi pada keluarga berencana (KB) dan

mendokumentasikan dengan metode SOAP.


III. Pembatasan Kasus

A. Sasaran

Sasaran dalam pengambilan kasus pada Ny. S Umur 35 Tahun

G4P2A1 Umur Kehamilan 23 Minggu.

B. Tempat

Pengambilan kasus dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas 1

Kembaran Desa Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten

Banyumas.

C. Waktu

1. Pengambilan kasus pada bulan Januari 2017.

2. Ujian proposal pada bulan Februari 2017.

3. Penyusunan pada bulan Januari - Juli 2017.

IV. Metode Pengumpulan Data

A. Pengumpulan Data Primer

1. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode anamnesis dan

pemeriksaan fisik, sehingga memberikan hasil secara langsung

2. Observasi dan pengamatan

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung

kepada responden untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan

diteliti
3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui adanya kondisi yang tidak

normal dari klien, yang terdiri dari pemeriksaan inspeksi, perkusi, dan

auskultasi

a. Inspeksi

b. Palpasi

c. Perkusi

d. Auskultasi

e. Pemeriksaan penunjang

Merupakan gambaran real time pada layar ultrasonik yang dihasilkan

oleh gelombang suara yang dipantulkan dari organ, cairan dan

jaringan yang berhadapan dengan janin didalan uterus sehingga dapat

mengetahui usia gestasi, perkembangan janin, dan deteksi

abnormalitas pada janin daan plasenta (Williams, 2012; h.132).

B. Pengumpulan Data Sekunder

Menurut Sulistyawati (2010; h.109) menyebutkan bahwa data sekunder yaitu

penulis mendapatkan data berbentuk dokumen seperti data status buku KIA

Ny. S, register Ny. S, dan buku laporan persalinan dari data rekam medis RS

milik Ny. S.

V. Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, metode

pengumpulan data, dan sistematika penulisan dalam penyusunan

proposal karya tulis ilmiah.


BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis

Tinjauan teori ini berisikan tentang materi kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir (BBL) dan perencanaan keluarga berencana

(KB).

B. Tinjauan Asuhan Kebidanan

Berisikan tentang manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney

dan metode SOAP.

C. Aspek Hukum

Berisi tentang landasan hukum mengenai standar pelayanan

kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan serta

bagian – bagian yang terdapat pada landasan kewenangan bidan.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Menguraikan tentang pengkajian ibu mulai dari kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir (BBL) dan perencanaan keluarga berencana (KB)

dengan menggunakan metode 7 langkah Varney mulai dari pengkajian,

intepretasi data, diagnosa/masalah potensial, identifikasi kebutuhan

akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi, serta mendokumentasikan asuhan

kebidanan menggunakan metode SOAP.

BAB IV : PEMBAHASAN

Berisikan tentang perbandingan antara teori dengan kenyataan kasus

yang dihadapi yang di sajikan sesuai dengan langkah – langkah

manajemen asuhan kebidanan.

BAB V : PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran mengenai hasil yang di dapat

setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai