Anda di halaman 1dari 7

HEMATOLOGI

1. diagnosis banding: 
- sindrom vena cava superior et causa suspek limfoma hodgkin dd limfoma non
hodgkin
2. Pemeriksaan
- kondisi pertama untuk vena cava superior superior —> pemeriksaan thorak foto,
AGD, elektrolit
- kondisi utk diagnosa Limfoma
3. Tatalaksana awal:
- ABC
- pasang akses intravena _ pemberian cairan 1,5x ditambah NaBic 20 MeQ
- medikamentosa pada SVCS dapat diberikan steroid dengan pilihan prednison
60mg/m2/hari (2mg/kg/hari) atau methylprednisolone 48mg/m2/hari
(1,6mg/kg/hari).
- cek AGD, elektrolit serum, BUN SC, Urine lengkap

namun sesak belum membaik karena pasien juga mengalami infeksi paru. Foto
thoraks gambaran massa di mediastinum meragukan, Pasien direncanakan CT scan thoraks
untuk mengetahui adanya massa pada mediastinum, bila kondisi telah stabil.
Sindrom vena cava superior (SVCS) merupakan salah satu kegawatan pada saluran
nafas dan pembuluh darah thoraks akibat obstruksi vena cava superior (VCS) yang
disebabkan oleh kompresi atau trombosis.9 Kondisi ini biasanya disebabkan karena massa
besar di anterior mediastinum yang menekan VCS. Pertumbuhan massa mediastinum yang
cepat menyebabkan sirkulasi kolateral tidak efektif sehingga menyebabkan gejala dari
penekanan VCS. Etiologi dari SVCS terdiri dari 2 yaitu penyebab intrinsik (trombosis
vascular), ekstrinsik seperti tumor mediastinum anterior yang bersifat ganas (LH, LNH,
teratoma atau germ cell tumor lainnya, kanker tiroid dan timoma). Gejala klinis yang
ditimbulkan adalah sesak nafas, sianosis, stridor, retraksi subkostal, bengkak pada wajah,
leher dan ekstrimitas atas, suffusion konjunctiva, hingga perubahan status mental. Pada
pemeriksaan foto thoraks dan CT scan thoraks terlihat massa yang menekan VCS.
Tatalaksana medikamentosa pada SVCS dapat diberikan steroid dengan pilihan prednison
60mg/m2/hari (2mg/kg/hari) atau methylprednisolone 48mg/m2/hari (1,6mg/kg/hari).10
Pada kasus, didapatkan dengan kecurigaan SVCS dengan gejala sesak disertai dengan
stridor, retraksi subcostal, dan bengkak kemerahan pada wajah, kepala dan punggung.
Penderita diberikan terapi prednison 60mg/m2/hari, namun sesak belum membaik karena
pasien juga mengalami infeksi paru. Foto thoraks gambaran massa di mediastinum
meragukan, Pasien direncanakan CT scan thoraks untuk mengetahui adanya massa pada
mediastinum, bila kondisi telah stabil.
HEMATOLOGI

1. Diagnosis:
- Febril neutropenia: Demam 2 kali meningkat tidak pernah turun
- Perdarahan saluran cerna bagian atas ec trombositopenia berat
- Anemia berat ec suspek keganasan
- Sepsis: karena febrile neutropenia dan berat
- Pansitopenia berat dengan organomegali ec leukemia akut (ALL dd AML)
- Curiga DIC
- Dekompensatio cordis

2. Laboratorium:
- Bloodsmear, retikulosit, kultur darah 2 sisi, procalcitonin, kultur urin, BMA bila
sudah stabil

3. Tatalaksana kegawatdaruratannya:
- Airway, breathing, circulation
- Antibiotik
- Transfusi PRC dan TC
- Parasetamol
-
Anemia Defisiensi Besi:

Diagnosis:
- Hb kurang dari Usia
- Fe < 50 ug/dL
- TIBC > 350 ng/dL
- Feritin < 12 ng/ml
Diagnosa Banding:
 Anemia karena penyakit kronis
 Talasemia minor
 Anemia sideroblastic

Pemeriksaan penunjang
 Darah rutin
 Hapusan darah tepi/blood smear
 SI, TIBC, ferritin
 Retikulosit
Terapi:
 Besi elementer 4-6 mg/kgbb/hari (oral) tiap 8 jam selama 3 bulan
 Transfuse PRC bila Hb ⦤ 5 g/dL atau terdapat keterlibatan kardiopulmonal
Hb 8, retic menurun, SI turun, TIBC turun,
Bloodsmear tidak ada sel pensil dan tidak ada sel cigar,
Hipokromik mikrositer

Anemia sedang hipokromik mikrositer et causa infeksi dd penyakit kronis dd suspek ADB

Blood smear: eri: hipo mikro


limfosit:
Trombosit: tidak ada giant cell
Kesimpulan:

Hb 8 tidak usah ditransfusi


Tatalaksana penyakit dasar
Cek feritin

Anda mungkin juga menyukai