Anda di halaman 1dari 15

“Revenue Recognition”

I. Definisi Pendapatan
Menurut PSAK No 23, Pengertian dari pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu
periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal.
Pendapatan secara umum diakui saat:
1. Pendapatan sudah direalisasi atau dapat direalisasikan
2. Pendapatan tersebut telah dihasilkan
Ada 3 tipe transaksi pendapatan, yaitu:
1. Pendapatan dari penjualan barang
Menurut PSAK No 23, pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh
kondsi berikut ini terpenuhi
a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli;
b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual;
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur secara andal.
2. Pendapatan dari penjualan jasa
Menurut PSAK No 23, jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa
dapat di estimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi
tersebut diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika
seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
b. Kemungkinan besar manfaat ekonomis sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas;
c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan
dapat diukur secara andal;

Financial Accounting 1
“Revenue Recognition”

d. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan


transaksi tersebut dapat diukur secara andal.
3. Pendapatan dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti, dan dividen, jika:
a. Kemungkinan besar manfaat ekonomi mengalir ke entitas tersebut.
b. Jumlah pendapatan dapat dikur dengan andal
Ada beberapa alternatif pengakuan pendapatan, antara lain:
1. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (Revenue recognition at the point
of sales) yaitu pendapatan secara umum telah diakui pada waktu penjualan
karena pendapatan sudah direalisasi atau dapat direalisasi serta pendapatan
sudah dihasilkan.
2. Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan (Revenue recognition
before the point of sales) yaitu pendapatan dapat diakui, jika:
a. Realize : pelanggan memberikan janji pembayaran yang valid
b. Earned : terdapat kondisi yang secara kontraktual menjamin
penjualan yang terjadi kemudian

3. Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan (Revenue recognition


after the point of sales) yaitu pengakuan pendapatan harus ditangguhkan ke
periode ketika uang diterima, jika:
a. Realize : pelanggan tidak memberikan jaminan pembayaran yang
masih berlaku pada saat penerimaan produk atau jasa .
b. Earned : Upaya yang signifikan tetap ada berdasarkan kontrak.

II. Metode Pengakuan Pendapatan


Metode pengakuan pendapatan terbagi menjadi 3 antara lain:
1. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (Revenue recognition at the point
of sales) yaitu pendapatan secara umum telah diakui pada waktu penjualan
karena pendapatan sudah direalisasi atau dapat direalisasi serta pendapatan
sudah dihasilkan.
2. Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan (Revenue recognition
before the point of sales) yaitu pendapatan dapat dilaporkan sebelum
penyerahan barang jadi atau penyelesaian suatu kontrak jasa, jika periode
konstruksi atau pembuatan barang yang akan dijual atau periode pelaksanaan

Financial Accounting 2
“Revenue Recognition”

jasa relatif lama, yaitu lebih dari 1 tahun. Untuk perhitungan kontrak jangka
panjang ada 2 metode yang digunakan, yaitu:
a. Metode Persentase Penyelesaian (The percentage-of-completion method)
Menurut metode ini, pendapatan dan biaya diakui sesuai dengan
kemajuan dalam menyelesaikan kontrak dan tidak menangguhkan
pengakuan unsur-unsur ini sampai kontrak diselesaikan.
Sebagian besar jenis kontrak jangka panjang harus dilaporkan
dengan memakai metode ini. Unsur-unsur yang harus ada jika
menggunakan metode ini, antara lain:
a) Taksiran yang handal dapat dibuat, mengenai sejauh mana kemajuan
(progres) pendapatan kontrak dan biaya kontrak mendekati
penyelesaian.
b) Kontrak itu sendiri harus menetapkan dengan jelas pelaksanaan hak
mengenai barang-barang atau jasa-jasa yang akan disediakan dan
diterima oleh para pihak yang bersangkutan, pertimbangan yang
akan dipertukarkan, dan cara serta syarat-syarat penyelesaian.
c) Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya menurut
kontrak.
d) Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban sesuai
dengan kontrak.
Ada dua kategori yang digunakan untuk mengukur kemajuan suatu
kontrak, yaitu:
a) Ukuran masukan (input measures)
Dibuat sehubungan dengan upaya atas biaya yang dicurahkan untuk
suatu kontrak. Ukuran ini meliputi:
 Metode biaya ke biaya (cost-to-cost method)
Menurut metode ini, tingkat penyelesaian ditentukan dengan
membandingkan biaya yang sudah dikeluarkan dengan taksiran
terbaru mengenai jumlah total biaya yang diharapkan untuk
menyelesaikan proyek. Laba tahun berjalan ditentukan dengan
cara persentase yang dihasilkan dari perbandingan antara biaya
yang sudah dikeluarkan dan jumlah total biaya yang diharapkan
dikalikan dengan laba bersih yang diharapkan dari proyek.

Financial Accounting 3
“Revenue Recognition”

Beberapa biaya yang dikeluarkan pada tahap awal kontrak harus


diabaikan dalam menerapkan metode ini karena biaya ini tidak secara
langsung berhubungan dengan usaha yang dicurahkan untuk kontrak
tersebut. Contoh: Perusahaan Calder dikontrak untuk membangun
sebuah dam yang membutuhkan waktu 3 tahun untuk
menyelesaikannya. Berikut ini merupakan biaya-biaya yang terjadi.
2010 2011 2012
Construction costs incurred during the year $ 100,000 $ 186,000 $314,000
Estimated costs to completed the contract 400,000 264,000 -
Partial billings to customer 80,000 350,000 270,000
Collections from customer 50,000 330,000 320,000
Total contract price: $ 700.000

Gross profit recognition: Percentage-of-completion method


2010 2011 2012
Construction costs incurred to date $ 100,000 $ 286,000 $ 600,000
Estimated costs to complete 400,000 264,000 -
Total estimated costs 500,000 550,000 600,000
Percent complete (construction cost incurred 20% 52% 100%
to date/total estimated costs)
Revenue to date (%completed x $ 140,000 $ 364,000 $ 700,000
$ 700,000 contract price)
Revenue recognized for the year $ 140,000 $ 224,000 $ 336,000
(revenue to date-revenue previously
recognized)
Construction cost (expense) incurred for the (100,000) (186,000) (314,000)
year
Gross profit recognized 40,000 38,000 22,000

 Variasi dari metode usaha yang dicurahkan (efforts-expended


method).
Didasarkan pada ukuran tertentu dari pekerjaan yang
dilksanakan. Ukuran ini meliputi jam kerja, upah buruh, jam
mesin, atau kuantitas bahan.
Contoh: jika ukuran dari pekerjaan dilaksanakan terhadap
taksiran seluruh jam kerja akan memberikan persentase yang
akan digunakan dalam mengukur laba yang dihasilkan.
b) Ukuran keluaran (output measures)

Financial Accounting 4
“Revenue Recognition”

Didasarkan pada unit yang dihasilkan dan pertambahan nilai.


Contohnya proyek jalan raya, maka ukuran penyelesaiannya adalah
rasio dari panjang jalan yang sudah diselesaikan terhadap panjang
jalan menurut kontrak.
b. Metode Kontrak Selesai (Completed contract method)
Metode ini akan dipakai jika suatu perusahaan:
a) Terutama mempunyai kontrak jangka pendek.
b) Kondisi-kondisi untuk persentase penyelesaian tidak terpenuhi.
Metode kontrak selesai ini mengakui pendapatan pada saat kontrak
selesai. Metode ini tidak digunakan karena menyalahi prinsip matching
(yakni pengeluaran dan pendapatan harus diakui pada periode yang
sama), misalnya ada kontrak pembangunan jalan raya tiga tahun,
pendapatan hanya diakui pada saat pembangunan jalan raya selesai
dilakukan.
Dengan menggunakan contoh pembangunan dam di atas, jika dibuat
penulisan untuk jurnalnya adalah sebagai berikut.
Jurnal Entries to Record Dam Construction

Percentage-of- Completed contract


completion method method

2010

1. To record construction cost:

Construction in progress 100,000 100,000

Accounts payable, raw materials inventory, cash, etc 100,000 100,000

2. To record partial billings:

Accounts receivable 80,000 80,000

Partial billings 80,000 80,000

3. To record collections:

Cash 50,000 50,000

Accounts receivable 50,000 50,000

4. To record gross profit:

Construction expense 100,000 No Entry

Construction in progress 40,000

Construction revenue 140,000

Financial Accounting 5
“Revenue Recognition”

2011

1. To record construction cost:

Construction in progress 186,000 186,000

Accounts payable, raw materials inventory, cash, etc 186,000 186,000

2. To record partial billings:

Accounts receivable 350,000 350,000

Partial billings 350,000 350,000

3. To record collections:

Cash 330,000 330,000

Accounts receivable 330,000 330,000

4. To record gross profit:

Construction expense 186,000

Construction in progress 38,000


No Entry
Construction revenue 224,000

2012

1. To record construction cost:

Construction in progress 314,000 314,000

Accounts payable, raw materials inventory, cash, etc 314,000 314,000

2. To record partial billings:

Accounts receivable 270,000 270,000

Partial billings 270,000 270,000

3. To record collections:

Cash 320,000 320,000

Accounts receivable 320,000 320,000

4. To record gross profit:

Construction expense 314,000

Construction in progress 22,000


No Entry
Construction revenue 336,000

Partial billings 700,000


No Entry
Construction in progress 700,000

Partial billings 700,000


No Entry
Constructions revenue 700,000

Financial Accounting 6
“Revenue Recognition”

Construction expense 600,000


No Entry
Construction in progress 600,000

Sedangkan untuk penulisan dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut.


Financial Statement Reporting
1. Percentage-of-Completion Method 2010 2011 2012
Income Statement (partial):
Construction revenue $ 140,000 224,000 336,000
Construction expense (100,000) (186,000) (314,000)
Gross profit 40,000 38,000 22,000
Balance sheet (partial; end of year):
Current Assets
Accounts receivable $ 30,000 50,000
Inventories
Construction in progress 140,000
Less: Partial billings (80,000)
Costs and recognized profit not yet billed (60,000)
Current Liabilities
Partial billings $ 430,000
Less: Construction in progress (364,000)
Billings in excess of cost and recognized profit 66,000
Notes to Financial Statements: Summary of significant Accounting Policies (in part): The company
reports profits from long-term construction contracts in progress using the percentage-of-completion
method of accounting. Profits are accrued based on the ratio of cost incurred to total estimated costs.
Costs included direct material, direct labor, and job-related overhead. General and administrative
expenses are charged to operations as incurred and are not allocated to contracts costs.
2. Completed-contract method 2010 2011 2012
Income Statement (partial):
Construction revenue - - $ 700,000
Construction expense - - (600,000)
Gross profit 100,000
Balance sheet (partial; end of year):
Current Assets
Accounts receivable 30,000 50,000
Inventories
Construction in progress 100,000
Less: Partial billings (80,000)
Excess of costs over related billings 20,000
Current Liabilities
Partial billings 430,000
Less: Construction in progress 286,000
Excess of billings over related costs 144,000
Notes to Financial Statements: Summary of significant Accounting Policies (in part): The company
reports profits from long-term construction contracts in progress using the completed-contract method
of accounting. Under this method, billings and costs are accumulated during the period of construction,
but no profit are recorded before the contract is either completed or substantially completed. A contracts
is considered substantially completed if the costs to complete are not significant in amounts. Costs
include direct labor, direct materials, and job –related overhead. General and administrative expenses
are charged to operations as incurred and are not allocated to contract costs.

Financial Accounting 7
“Revenue Recognition”

Kerugian Kontrak Jangka Panjang


Kerugian kontrak jangka panjang terbagi menjadi 2 tipe yaitu:
a. Kerugian periode berjalan atas kontrak yang menguntungkan.
Hal ini terjadi sebagai akibat dari adanya estimasi biaya di masa depan
yang mungkin mengindikasi terjadinya kerugian pada periode saat itu akan
tetapi tetap masih ada profit dalam total biaya kontrak. Untuk metode
percentage-of-completion langsung mengakui rugi sedangkan untuk
metode completed contract tidak perlu penyesuaian.
Dengan menggunakan contoh perusahaan Calder, dimisalkan bahwa
perusahaan tersebut mengestimasi bahwa biaya untuk menyelesaikannya
adalah $ 364,000. Asumsikan bahwa data untuk tahun 2010 adalah sama,
sehingga mengakui kerugian sebesar $ 18,0000 pada tahun 2011, dengan
perhitungan sebagai berikut:
2011
Construction costs incurred to date $ 286,000
Estimated costs to complete 364,000
Total estimated costs 650,000
Percent complete (construction cost incurred to date/total estimated costs) 44%
Revenue to date (%completed x $ 700,000 contract price) 308,000
Revenue recognized for the year 168,000
(revenue to date-revenue previously recognized)
Construction cost (expense) incurred for the year (186,000)
Gross profit recognized (18,000)

Jika pada tahun 2012, biaya yang diharapkan sebesar $ 364,000, dan
perusahaan Calder mengakui bahwa sisa 56 % dari pendapatan atau $
392,000. Sehingga perusahaan melaporkan bahwa ada gross profit sebesar
$ 28,000 dengan total profit selama 3 tahun adalah 50,000 (40,000-
18,000+28,000).
b. Kerugian atas kontrak yang tidak menguntungkan
Estimasi biaya pada akhir periode berjalan mungkin menunjukkan
bahwa kerugian akan terjadi ketika seluruh kontrak berakhir. Untuk
metode percentage-of-completion, mengakui kerugian saat itu dan
completed contract, langsung mengakui kerugian.
Contoh: Untuk perhitungan dengan metode percentage-of-completion,
asumsikan bahwa pada akhir tahun 2011, perusahaan Calder estimasi
bahwa biaya untuk menyelesaikan sebesar $ 429,000. Kemudian, total

Financial Accounting 8
“Revenue Recognition”

biaya yang diharapkan sebesar $ 715,000 (286,000+429,000),


mengindikasi bahwa ada kerugian seluruhnya sebesar 15,000 pada akhir
proyek tersebut. Pengakuan pendapatan untuk tahun 2011 seperti biasa
karena proyek tersebut selesai 40% (286,000/715,000), maka pendapatan
yang diperoleh (revenue to date) sebsar 280,000 (40% x $700,000).
Pengakuan pendapatan untuk tahun 2011 adalah 140,000 (280,000-
140,000) dan pengeluaran yang diakui pada tahun 2011 adalah $100,000,
maka perusahaan mengakui pengeluaran sebesar $ 180,000 pada tahun
2011 untk membuat kumulatif profit sama dengan nol. Sebagai tambahan,
diakui bahwa ada kerugian seluruhnya sebesar 15,000, jadi total
pengeluaran untuk tahun 2011 adalah sebesar $ 195,000
(180,000+15,000). Perusahaan melaporkan pendapatan dan pengeluaran
pada jurnal entry di bawah ini.

Construction Expense 195,000


Construction in Progress 40,000
Construction revenue 140,000
Provision for loss on contract 15,000

Construction in progress 414,000


Provision for loss on contract 15,000
Cash, Account payable, etc 429,000

Construction expense 420,000


Construction revenue 420,000

Untuk perhitungan dengan menggunakan metode completed contract,


perusahaan mengakui kerugian pada tahun 2011 karena ada terjadi
kerugian seluruhnya pada kontrak. Jika dilaporkan dalam jurnal entry
menjadi:

Construction expense 15,000


Provision for loss on contract 15,000

Jenis kontrak lain yang sering kali berlanjut dalam suatu jangka waktu yang
lama adalah kontrak jasa. Kriteria pengakuan pendapatan yang telah didefiniskan
sebelumnya berlaku, yaitu semua biaya-biaya langsung dan biaya tidak langsung
yang berkaitan dengan jasa tersebut dibebankan sebagai biaya dalam periode
dimana pendapatan itu diakui. Akan tetapi jika dilibatkan berbagai kegiatan dalam

Financial Accounting 9
“Revenue Recognition”

suatu jangka waktu, maka timbul masalah dalam pengakuan pendapatan yang
sama seperti untuk kontrak-kontrak pembangunan jangka panjang. Oleh karena
itu, untuk mengakui pendapatan pada perhitungan kontrak jasa jangka panjang
dapat menggunakan metode pelaksanaan proporsional (the proportional method).
a. Metode Pelaksanaan Proporsional (The Proportional Method)
Perusahaan mengakui pendapatan untuk transaksi jasa berdasarkan
pelaksanaan karena pelaksanaan menentukan seberapa luas proses tersebut
selesai. Ketika, kontrak jasa jangka panjang menghendaki jasa dilaksanakan
lebih dari 1 kegiatan, maka pengakuan pendapatan dilakukan dengan metode
pelaksanaan proporsional yakni pengakuan pendapatan didasarkan pada
pelaksanaan tiap kegiatan. Perusahaan mengakui pendapatan tergantung pada
tipe dan jumlah kegiatan jasa, yaitu:
 Jumlah khusus untuk kegiatan yang sama: mengakui pendapatan dengan
jumlah sama untuk tiap kegiatan.
 Jumlah khusus tetapi kegiatan tidak sama: mengakui pendapatan untuk
tiap kegiatan berdasarkan rasio direct cost yang terjadi untuk
melaksanakan tiap kegiatan tersbut dengan total estimasi direct cost untuk
kontrak jangka panjang.
 Jumlahnya tidak khusus untuk kegiatan yang sama: mengakui pendapatan
dengan menggunakan metode straight line.
Kontrak-kontrak jasa melibatkan 3 jenis biayaa yang berbeda, yaitu:
 Initial direct cost (biaya langsung awal) yang digunakan untuk
memperoleh dan pelaksanaan awal kontrak jasa seperti, komisi, biaya
layanan hukum.
 Direct cost (biaya langsung) yang digunakan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan jasa, seperti biaya tenaga kerja.
 Indirect cost (biaya tak langsung) merupakan biaya selain initial cost dan
direct cost, seperti biaya depresiasi.
Dengan menggunakan metode pelaksanaan proporsional, perusahaan
mengakui biaya-biaya berikut ini sebagai pengeluaran, antara lain:
 Initial direct cost (biaya langsung awal): ditangguhkan dan dialokasikan
pada periode yang melakukan pelaksanaan proporsional untuk mengakui

Financial Accounting 10
“Revenue Recognition”

pendapatan karena biaya ini merupakan pengeluaran ketika pendapatan


diakui.
 Direct cost (biaya langsung) : pengeluaran terjadi karena adanya hubungan
yang dekat antara direct cost yang terjadi dengan lengkapnya pelaksanaan
yang dicapai.
 Indirect cost (biaya tak langsung): pengeluaran terjadi karena indirect cost
tidak menyediakan keuntungan masa depan yang dapat dilihat.
Contoh: Asumsikan perusahaan Health Spa menjual keanggotaanya untuk
penggunaan fasilitasnya. Untuk pembayaran $ 500, tiap orang
menandatanganikontrak dua tahun yang mengijinkan penggunaan area X
(tempat latihan) sebanyak 50 kali dan area Y (whirpool dan sauna) 100 kali
selama dua tahun. Pada permulaan tahun 2010, 120 orang menandatangani
kontrak dan perusahaan mengumpulkan 60,000 (120x$500). Jadi, perusahaan
dapat melakukan total pelaksanaan yakni $ 6,000 (120x50) dan 12000
(120x100) kegiatan jasa pada tahun 2010 dan 2011 dengan melibatkan area X
dan Y. Selama tahun 2010anggota menggunakan area X sebanyak 3600 kali
dan area Y sebanyak 4800 kali. Pada tahun 2011 anggota menggunakan area
X sebanyak 2400 kali dan area Y sebanyak 7200 kali. Ringkasan biaya-biaya
yang berkaitan dengan kontrak 120 anggota:

Initial direct cost $ 1,000


Annual indirect cost 2,000
Estimated (and actual) total direct cost (for two years period) 24,000
Direct cost per service act:
Area X $1
Area Y $1.5

Jika dibuat income statement dari perusahaan Health Spa untuk tahun 2010
dan 2011 adalah sebagai berikut.

Condensed Income Statements (Proportional Performance Method)


For Year Ended December 31
2010 2011
Revenue $ 27,000 $ 33,000
Expenses:

Financial Accounting 11
“Revenue Recognition”

Initial direct costs $ 450 $ 550


Direct costs 10,800 13,200
Indirect cost 2,000 2,000
Total expenses (13,250) (15,750)
Net Income $ 13,750 $ 17,250

3. Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan (Revenue recognition


after the point of sales)
Dalam hal ini ada dua pendekatan besar yang dapat dilakukan:
a. Installment Sales Method (Metode Penjualan cicilan)
b. Cost Recovery Method (metode Perolehan kembali biaya)
Metode Perlakuan biaya produksi atau Waktu pengakuan pendapatan
biaya awal menurut kontrak jasa dan / atau laba
Full accrual Dibebankan pada pendapatan pada Pada saat penjualan
saat penjualan atau pembelian jasa
Penjualan cicilan Ditangguhkan untuk dibandingkan Pada saat penerimaan kas. Biaya
dengan bagian dari tiap penerimaan sebagian dari pembayaran kas
kas. Biasanya dilakukan dengan diakui sebagai laba
menangguhkan laba yang ditaksir
Perolehan kembali Ditangguhkan untuk dibandingkan Pada saat penerimaan kas, tapi
biaya dengan seluruh penerimaan kas hanya sesudah semua biaya
diperoleh kembali
Kas dibebankan sebagai biaya ketika Pada saat penerimaan kas
dikeluarkan

Metode Penjualan Cicilan


Merupakan metode yang paling banyak digunakan jika penerimaan kas
tidak pasti. Laba lebih baik diakui pada saat kas diterima daripada saat terjadi
penjualan. Diterapkan pada penjualan dengan pembayaran cicilan yang memakai
pendekatan laba kotor yang ditangguhkan memerlukan penentuan persentase laba
kotor untuk penjualan masing-masing tahun dan pembentukan perkiraan piutang
dan pendapatan yang ditangguhkan pada tahun penjualan. Jika penerimaan
piutang untuk suatu tahun tertentu dilakukan, sebagian dari pendapatan yang
ditangguhkan yang sama dengan persentase laba kotor kali penerimaan hutang
diakui sebagai laba.
Contoh:

Financial Accounting 12
“Revenue Recognition”

PT ABC menjual tanah dan bangunan pada tanggal 1 januari 1997 dengan harga
Rp 4.000.000. PT ABC menerima uang muka sebesar Rp 300.000 dan sebuah
promes untuk sisanya Rp 3.700.000 ditambah bunga 12% yang akan dibayar
dengan cicilan yang sama sebesar Rp 471.752 pada akhir tiap tahun selama 25
tahun berikutnya.
Pada waktu penjualan dalam pembukuan PT ABC nilai kandungan untuk:
Tanah Rp 200.000
Bangunan Rp 2.000.000

Persentase laba kotor untuk penjualan ini adalah 45% (1.800.000 : 4.000.000).
Persentase ini diterapkan pada tiap penerimaan kas yang dikurangi dengan jumlah
bunga yang termasuk dalam penerimaan kas.

Financial Accounting 13
“Revenue Recognition”

Metode Perolehan Kembali Harga Pokok


Menurut metode ini:

1. Tidak ada laba yang diakui untuk suatu penjualan sampai harga pokok
barang yang dijual diperoleh kembali melalui penerimaan kas
2. Semua penerimaan berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan
3. Pendapatan yang diakui setelah harga pokok diperoleh kembali,
menunjukkan laba

Metode ini hanya dipakai jika keadaan yang melingkungi suatu penjualan
sangat tidak pasti sehingga pengakuan yang lebih awal tidak mungkin dilakukan.
Contoh:
Penerimaan dari kontrak penjualan real estate untuk PT ABC dirasakan sangat
tidak pasti sehingga metode perolehan kembali harga pokok harus digunakan.
Menurut metode ini, nilai kandungan real estate sebesar Rp 2.200.000 harus
diperoleh kembali sebelum pendapatan atau laba diakui, termasuk pengakuan
pendapatan bunga atas kontrak.
Ayat-ayat pembukuan yang sama akan dibuat untuk mencatat penjualan, harga
pokok penjualan dan laba kotor yang ditangguhkan sepertiyang dilakukan
menurut metode penjualan cicilan. Selisih antara nilai buku harta dan uang muka
yang diterima harga pokok yang belum diperoleh kembali yaitu sebesar Rp
1.900.000 (2.200.000 – 300.000). Harga pokok yang belum diperoleh kembali
dapat juga dihitung sebagai berikut:

Ketika pembayaran tahunan yang pertama sebesar Rp 471.752 diterima, akan


dibuat ayat jurnal:

Harga pokok yang belum diperoleh kembali menjadi Rp 1.428.248 (1.900.000 –


471.752). Pelaporan dalam neraca akan nampak sebagai berikut:

Financial Accounting 14
“Revenue Recognition”

III.Perbandingan antara US GAAP dan IFRS

Pembeda US GAAP IFRS


Construction contract Jika tidak bisa menggunakan Jika tidak bisa
percentage of completion menggunakan percentage of
method maka menggunakan completion method maka
completed-contract menggunakan cost recovery
method

Financial Accounting 15

Anda mungkin juga menyukai