Anda di halaman 1dari 133

AKADEMI SEPAK BOLA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN

ARSTEKTUR MODERN DI MAKASSAR

Tugas Studio Perancangan 6 (enam)

Pada Program Studi S1 Teknik Arsitektur Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Oleh :

NURIHSAN RAMADHAN

60100116070

TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………….

A. Latar Belakang …………………………………………….

B. Rumusan Masalah ………………………………………….

C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan ……………….................


1. Tujuan Pembahasan ………………………………………..
2. Sasaran Pembahasan ………………………………………..

D. Lingkup dan Batasan Pembahasan …………………………


1. Lingkup Pembahasan ……………………………………..
2. Batasan Pembahasan ……………………………………..

E. Metode Pembahasan ………………………………………


1. Tahap Pengumpulan Data………………………………….
2. Tahap Analisis dan Sintesis ………………………………..

F. Sistematika Penulisan …………………………………………..

BAB II TINJAUAN LITERATUR ……………………………………..

A. Definisi Judul ………………………………………………….

B. Tinjauan Umum Terhadap Akadami Sepak Bola ……………


1. Akademi Sepak Bola ……………………………………….
2. Fasilitas Akademi Sepak Bola ………………………………
3. Kurikulum Akademi Sepak Bola ……………………………

C. Tinjauan Umum Bangunan Berdasarkan Arsitektur Modern …


1. Pengertian Arsitektur Modern ……………………………………
2. Karakteristik Arsitektur Modern …………………………………

D. Studi Preseden ……………………………………………………


1. Contoh Berdasarkan Fungsi ……………………………………
a) Ciudad Real Madrid …………………………………………
b) City Football Academy ……………………………………....
2. Contoh Berdasarkan Pendekatan ……………………………..
a) Galerie Nasional Neue ………………………………………..
b) Gedung Seagram ………………………………………………………

E. Resume Studi Preseden ……………………………………………


1. Berdasarkan Judul ………………………………………………
2. Berdasarkan Pendekatan Arsitektur ……………………………..

BAB III TINJAUAN PERANCANGAN ………………………………

A. Analisis Tapak …………………………………………………..


1. Tinjauan Kota Makassar ……………………………………..
2. Analisis Pemilihan Lokasi ……………………………………

B. Eksisting Lokasi Terpilih ………………………………………..

C. Analisis Tapak ……………………………………………………


1. Analisis Kebisingan …………………………………………….
2. Analisis Sirkulasi ………………………………………………
3. Analisis Vegetasi ………………………………………………
4. Analisis Utilitas ………………………………………………..
5. Analisis Iklim …………………………………………………..

D. Analisis Pelaku dan Ruang ……………………………………….


1. Jenis Pelaku dan Kegiatan ……………………………………..
2. Kebutuhan Ruang ……………………………………………….
3. Besaran Ruang ………………………………………………….

E. Pola Hubungan Ruang …………………………………..


1. Analisis Hubungan Ruang Secara Makro ……………………
2. Analisis Hubungan Ruang Secara Mikro ……………………..
a) Fasilitas Pengelola dan Pengurus………………………….
b) Fasilitas Pendidikan dan Olahraga ……………………….
c) Fasilitas Asrama …………………………………………
d) Fasilitas Penunjang ………………………………………

F. Analisis Bentuk ………………………………………………..


1. Hasil Analisis Tapak …………………………………………
2. Konsep Bentuk ……………………………………………….

G. Analisis Struktur dan Utilitas …………………………………


1. Analisis Struktur ……………………………………………..
2. Analisis Material ……………………………………………..

BAB IV HASIL DESAIN …………………………………………

A. Site Plan ………………………………………………………….

B. Ruang …………………………………………………………….

C. Bentuk ……………………………………………………………

D. Kelengkapan Bangunan …………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepak Bola merupakan cabang olahraga paling populer dan paling
digemari di seluruh dunia. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh
Fédération Internationale de Football Association (FIFA) pada tahun 2006
menyatakan bahwa sepak bola merupakan cabang olahraga paling populer
dimainkan hari ini. Survei ini menunjukan lebih dari 265 juta orang
memainkan sepak bola di lebih dari 200 negara di dunia. Di Indonesia sendiri,
popularitas cabang olahraga sepak bola bisa dibilang tidak tertandingi oleh
cabang olahraga manapun. Indonesia memiliki sejarah yang cukup hebat
antara tahun 60an hingga akhir 90an. Tim Nasional Sepak bola Indonesia
bahkan pernah menjuarai berbagai turnamen sepak bola di level Asia Tenggra
bahkan sampai level Asia (Naritan et al., 2017).

Adapun beberapa prestasi yang tercatat pernah diciptakan oleh Timnas


Indonesia di kancah Internasonal adalah sebagai berikut :

1. Peserta FIFA WORLD CUP Tahun 1939 di Prancis.


2. Juara Merdeka Games Tahun 13 Agustus 1961.
3. Juara Pesta Sukan Tahun 1972.
4. Medali Emas SEA Games Manila Tahun 1991 .
5. Juara AFF U-19 Tahun 2013
Sumber : (L. M, 2018).

Seiring berjalannya waktu, sepakbola kini menjadi olahraga yang begitu


berkemang di seluruh dunia, termasuk di Asia. Belakangan ini banyak
Negara-Negara di Asia yang mulai menata program persepakbolaan mereka
ke arah yang lebik baik. Mulai dari Jepang, China, Iran, Thailand, Singapura,
Filiphina, dan juga Malaysia kini menjadi Negara yang diakui kekuatannya
dalam hal sepak bola berkat pembinaan usia dini mereka sehingga banyak
melahirkan pemain-pemain berbakat yang turut menyumbang banyak prestasi
bagi negaranya masing-masing. Di Indonesia sendiri khususnya di Makassar,
pengembangan Sepakbola di usia muda masih kurang begitu diperhatikan
sehingga ini menjadi salah satu faktor sulitnya regenerasi pemain untuk
kepentingan jangka panjang Tim Nasional Indonesia.

Dewasa ini program pembinaan pemain muda di Makassar khususnya


belum memiliki orientasi jangka panjang yang terencana. Banyak pemain
muda bertalenta tinggi ternyata tidak bisa memenuhi cita-citanya sebagai
pemain profesional selain karena kurangnya tempat untuk latihan, juga masih
kurangnya sekolah-sekolah sepak bola yang memiliki visi dan misi yang kuat
serta fasilitas-fasilitas yang lengkap untuk pembinaan pemain muda.
Berkembangnya Makassar sebagai kota metropolitan berimbas pada
hilangnya lahan bagi para pecinta sepak bola di makassar untuk menyalurkan
hobi atau pun untuk berlatih sepak bola sebagai contoh kecil revitalisasi
lapangan karebosi telah mengorbankan beberapa sekolah sepak bola seperti
makassar football school. Padahal seperti kita ketahui karebosi adalah cikal
bakal para pesepak bola di sulawesi selatan. Untuk itu dibutuhkan suatu
wadah bagi para pesepak bola di makassar yang dilengkapi fasilitas latihan
yang lengkap, invrastruktur yang memadai dan dikelola secara profesional
dan modern sehingga dapat melahirkan pemain-pemain yang memiliki
kualitas tekhnik yang baik dan dilengkapi pengetahuan tentang sepak bola
yang luas ditambah lagi dengan mental yang kuat, fisik yang mendukung
sebagai pemain sepak bola dan tentunya kelak dapat terjun sebagai pemain
professional (Amrullah et al., 2015).

Banyak faktor yang menghambat proses pembibitan pemain muda, salah


satunya adalah kurangnya akademi sepak bola di Indonesia. Pembibitan
pemain muda lebih banyak mengandalkan peran Sekolah Sepak Bola (SSB).
SSB bersifat lebih komersial, serta pemain terpencar di sekolah-sekolah
pilihan pemain sendiri, sehingga pendidikan mental pemain tidak bisa
dipantau. Akademi sepak bola lebih berorientasi pada pembibitan pemain
untuk masa depan, pemain juga diasramakan, sehingga pendidikan mental
pemain juga bisa diawasi (Naritan et al., 2017).

Perkembangan arsitektur modern di Indonesia tidak lepas dari gaya hidup


masyarakat khususnya di daerah perkotaan yang lebih menyukai sesuatu
yang sederhana . masyarakat cenderung menyukai sesuatu yang mudah dan
cepat, karena berbagai alat diciptakan secara industri untuk kemudahan
masyarakat. Sifat dasar gaya hidup modern adalah sebuah tuntutan untuk
bergerak dan melakukan sesuatu dengan lebih cepat serta didukung oleh
teknologi dan industri. Maka dari itu munculah gaya arsitektur modern
memberikan pengaruh terhadap kebutuhan untuk memiliki bangunan yang
sederhana, bersih dan fungsional, sebagai bentuk dari arsitektur modern.
Gaya hidup seperti ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat, terutama di
kota-kota besar dan berkembang yang menuntut gaya hidup cepat, mudah,
efisien dan fungsional (Prasetyo, 2015)

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibutuhkan desain akademi


sepakbola yang dikelola dan menerapkan unsur desain modern Dengan
mengedepankan kesesuaian fungsi dari bangunan yang nantinya akan
menyediakan fasilitas-fasiltas dengan konsep perancangan modern yang
dibutuhkan guna meningkatkan kemampuan permainan serta fisik dari
seorang pemain sepakbola usia dini.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana mendesain Akademi Sepakbola Indonesia di Makassar dengan
pendekatan Arsitektur Modern.

C. Tujuan dan Sasaran Pemahasan


1. Tujuan Pembahasan
Untuk mendapatkan desain Akademi Sepakbola Indonesia dengan
pendekatan Arsitektur Modern di Kota Makassar
2. Sasaran Pembahasan
Sasaran pembahasan yang akan dicapai pada desain Pusat Pelatihan
Sepakbola antara lain :
a. Acuan dan konsep perancangan
b. Desain fisik yang mencangkup, sebagai berikut:
1) Pengolahan tapak.
2) Pengolahan ruang.
3) Pengolahan bentuk.
4) Kelengkapan bentuk.
5) Pendekatan.

D. Lingkup dan Batasan Pembahasan


1. Lingkup Pembahasan
Pembahasan mengarah pada Akademi Sepakbola yang mengacu pada
sasaran berupa tinjauan serta analisa yang menitik beratkan pada hal-hal
dan masalah disekitar disiplin ilmu Arsitektur
2. Batasan Pembahasan
a. Fungsi : Untuk menciptakan Akademi Sepakbola Indonesia di
Makassar dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat
mewadahi dan penunjang perkembangan para peman sepakbola
usia dini.
b. Waktu : Akademi ini di desain untuk mewadahi aktivitas
perkembangan pemain sepakbola usia dini untuk waktu 10 Tahun
kedepan.
c. Style : Konsep pendekatan modern dengan bentuk sederhana dan
lebih mengedepankan dan memaksmalkan fungsi dari bangunan.

E. Metode Pembahasan
1. Tahap Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data Primer
Melalui metode deskriptif kualitatif dengan menjelaskan latar
belakang kebutuhan fasilitas, data iklim setempat, dan
mengindetifikasi lokasi tapak yang menjadi perencangan Akademi
Sepak Bola Indonesia.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Melalui pemelajaran pustaka terkait fungsi akademi sepak bola,
studi komparasi fungsi sejenis, dan teori bentuk arsitektur modern.
2. Tahap Analisis dan Sintesis
Dimulai dengan mengolah data secara sistematis dan menerapkan
metode desain seperti metode paragmatis, tipologi, dan modern yang
disesuaikan dengan tiap kriteria desain. Konsep perancangan yang
telah dibuat lalu ditransformasikan ke dalam bentuk grafis dengan
menggunakan metode eksplorasi desain sehingga dapat memperoleh
gambar perancangan yang menerapkan pendekatan arsitektur modern
dalam desain Akademi Sepak Bola Indonesia

F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran
pembahasan, lingkup dan batasan pembahasan, metode pembahasan,
dan sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tentang tujuan pustaka berupa studi literatur, studi kasus,


dan resume kasus studi bangunan.

BAB III : TINJAUAN KHUSUS

Menguraikan secara khusus lokasi perancangan dan analisis kebutuhan


ruang perancangan Akademi Sepak Bola Indonesia.

BAB IV : KONSEP PENDEKATAN DESAIN


Membahas tentang pendekatan desain, konsep perancangan yang
terdiri dari olah tapak, tata massa, kebutuhan dan besaran ruang,
utilitas serta penerapan konsep perancangan yang ada pada bangunan.

BAB V : TRANSFOMASI DESAIN

Bab ini membahas tentang transformasi desain Akademi Sepak Bola


Indonesia secara lengkap.

BAB VI : APLIKASI DESAIN

Bab ini membahas tentang pengaplikasian desain pada perancangan


secara Akademi Sepak Bola Indonesia Lengkap.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

A. Definisi Judul
1. Akademi
Akademi adalah lembaga pendidikan tinggi, kurang lebih 3 tahun
lamanya yang mendidik tenaga professional. Atau perkumpulan orang
terkenal yang dianggap arif bijaksana untuk memajukan ilmu,
kesusastraan, atau bahasa (KBBI Daring, n.d.-a).

2. Sepak bola
Sepak bola adalah permainan beregu dilapangan, menggunakan
bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing
terdiri atas sebelas pemain berlangsung selama 2 x 45 menit,
kemenangan ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan
(KBBI Daring, n.d.-e).

3. Indonesia
Indonesia adalah Negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak
diantara Benua Asia dan Benua Australia (KBBI Daring, n.d.-c).

4. Dengan
Dengan adalah kata penghubung menyatakan hubungan kata kerja
dengan pelengkap atau keterangan (KBBI Daring, n.d.-b).

5. Pendekatan
Pendekatan adalah proses, cara, perbuatan mendekati atau usaha
dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan
orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang
masalah penelitian; ancangan (KBBI Daring, n.d.-d).
6. Arsitektur Modern
Arsitektur Modern adalah suatu bangunan dengan gaya
karakteristik serupa yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan
menghapus segala macam ornament (John, n.d.).
Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of the
Master : A Personal view of Modern Architecture”, tahun 1978,
perkembangan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan
suatu desain dengan menganut Form Follows Function (bentuk
mengikuti fungsi) Arsitektur modern timbul karena adanya kemajuan
dalam bidang teknologi yang membuat manusia cenderung untuk
sesuatu yang ekonomis (John, n.d.).
Menurut Charles Jencks dalam jurnal dari Wasilah (2015), dalam
pengantar buku GerakanArsitektur Modern menyebutkan bahwa:
Arsitektur Modern adalah keberanian tindakan merombak konsep-
konsep lama, memadukan keanekaragaman gaya, tradisi menjadi suatu
kesepakatan baru, yang prosesnya berpijak pada aspek-aspek fungsi,
material, ekonomi dan sosiologi (Edupark, 2019).

7. Di
Kata “di” merupakan kata depan atau yang biasa disebut preposisi
menunjukkan kata keterangan (Syahrir, 2020).

8. Kota Makassar
Kota Makassar (Makassar dari 1971 hingga 1999 secara resmi
dikenal sebagai Ujung Pandang) adalah ibu kotaprovinsi Sulawesi
Selatan. Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan
Indonesia Timur dan pada masa lalu pernah menjadi ibukota Negara
Indonesia Timur dan Provinsi Sulawesi. Makassar terletak di pesisir
barat daya Pulau Sulawesi dan berbatasan dengan Selat Makassar di
sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara,
Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah
selat (Mazid, 2020).

Jadi kesimpulan definisi dari judul akademi sepak bola Indonesia


dengan pendekatan Arsitektur modern di Makassar adalah suatu
bangunan yang di desain dengan mengedepankan fungsi pendidikan
dan penerapan ajaran sepak bola yang dibina oleh tenaga ahli untuk
menjadi tenaga professional dalam olahraga sepak bola.

B. Tinjauan Umum Terhadap Akademi Sepak Bola


1. Akademi Sepak Bola
Akademi sepakbola merupakan sebuah institusi pendidikan yang
menerapkan konsep kepelatihan yang mencoba mengembangkan
pemain sepakbola sejak usia dini, ditanamkan nilai-nilai sepakbola,
disiplin serta menanamkan karakter yang mencerminkan seorang
olahragawan sejati yang menjunjung nilai-nilai sportivitas. Untuk di
akademi sepakbola diajarkan tentang dua hal yakni Hardskill berupa
cara mengolah bola, kemudian teknik-teknik sepakbola yang
mendasar. Diharapkan dari hal yang mendasar inilah para peserta didik
mampu untuk mengembangkan dirinya didalam sepakbola (Kbarek &
Endah Nuffida, 2017).

Dikutip dari (TANDOYO, 2018) Sebuah akademi sepak bola harus


dapat mewadahi unsur-unsur yang diperlurkan oleh para peserta
didiknya tersebut dalam arti mempunyai fasilitas untuk latihan teknik,
taktik, dan fisik serta fasilitas untuk pendidikan mental dan akademik.
Berikut ini adalah keterangan lebih jauh mengenai unsur-unsur
tersebut:
a) Pelatihan Fisik
Yang disebut dengan latihan fisik dalam sepak bola adalah suatu
latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain agar dapat
bermain sepak bola selama 1,5 jam terus menerus tanpa mengalami
kelelahan yang berarti. Latihan kondisi fisik ada dua macam, yaitu
latihan kondisi fisik umum dan latihan kondisi fisik khusus.
a. Latihan kondisi fisik umum adalah untuk meningkatkan
kesegaran fisik pada umumnya tanpa menuntut gerakan yang
memerlukan koordinasi secara khusus.
b. Latihan kondisi fisik khusus adalah untuk meningkatkan
kesegaran fisik yang diperlukan oleh suatu cabang olahraga
tertentu.
b) Pelatihan Teknik
Teknik dalam sepak bola adalah suatu rangkuman cara (metode)
yang dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam
permainan sepak bola. Teknik adalah kemampan pemain untuk
melakukan tugasnya dan mengeksekusi gerakan-gerakan sepak
bola dengan mulus dan efisien. Latihan teknik dibagi menjadi dua,
latihan teknik menyerang dan teknik bertahan. Latihan teknik
menyerang meliputi gerakan-gerakan :
1. Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving)
Memindahkan bola mendatar atau di udara dari satu pemain ke
pemain lainnya dengan jarak yang bervariasi.
2. Berlari dengan bola (Speed Driblling) Gerakan kontrol pada bola
dengan kecepatan tinggi tanpa mengubah lintasan bola.
3. Mengolah bola (Dribbling) Gerakan kontrol bola dengan rapat,
menggunakan kedua kaki serta terus meneruskan mengubah
lintasan/arah bola.
c) Pelatihan Taktik
Pelatihan Taktik Taktik permainan sepak bola adalah seni
permainan yang direncanakan dan rasional yang diselaraskan
dengan keadaan untuk mencapai hasil yang maksimal. Pemahaman
taktik dibagi menjadi dua, prinsip menyerang dan prinsip bertahan.
Latihan taktik tersebut dilakukan di beberapa tempat, diantaranya:
- Lapangan
- Ruang kelas dengan peralatan semacam board magnet yang
dilengkapi dengan miniature pemain.
- Ruang audio visual dengan layar lebar untuk menyaksikan
pertandingan atau peragaan tertentu dan untuk keperluan
melakukan analisis terhadap permainan lawan.
d) Pendidikan mental
Materi pelatihan jiwa kebersamaan atau mental bagi siswa atlit
sepak bola dibagi menjadi beberapa aspek :
1. Pendidikan mental dasar.
2. Pendidikan mental tingkat lanjut.
3. Pendidikan mental hubungan sosial.
Pendidikan mental dilakukan di 2 tempat:
1. Lapangan, pendidikan dilakukan saat pelatihan fisik, taktik, dan
teknik.
2. Ruang kelas, dengan metode pendidikan seminar dan praktik.
e) Pendidikan Akademik

2. Fasilitas Akademi Sepak Bola


Dikutip dari (TANDOYO, 2018) Suatu Akademi Sepak Bola harus
memiliki minimal 5 fasilitas utama
a) Hunian/ asrama
Asrama adalah bangunan yang dihuni oleh banyak orang dengan
rata-rata 2 orang per kamar. Dimana fasilitas yang tersedia di
dalam kamar adalah kamar mandi, tempat tidur, lemari
penyimpanan, dan meja tulis. Fasilitas seperti dapur, ruang
berkumpul, dan ruang makan, digunakan bersama-sama dan
bersifat umum bagi penghuni asrama.
b) Lapangan pertandingan
Adapun Standar dimesi lapangan sepak bola yang ditetapkan oleh
FIFA adalah sebagai berikut :
 Dimensi Lapangan : 90-120 Meter
 Lebar : 45-90 Meter
 Area Penalti : 40,32 Meter x 16 Meter
 Jari-Jari Lingkaran Tengah : 9,15 Meter
 Titik Penalti : 11 Meter dari gawang
 Ukuran Gawang : Lebar 7,32 Meter x Tinggi 2,44
Meter
c) Arena olah raga indoor
- Ruang Multimedia
- Ruang Kelas
Pada ruang kelas umum seperti kelas-kelas yang normal kira-kira
50-60 m2. Sedangkan kelas kecil kira-kira sekitar 45-50 m2 dan
kelas sangat besar kira-kira 85 m2. Kemungkinan ruang kelas
besar digunakan sebagai ruang aula yang kira-kira 100-200 m2.
Seperti pada bentuk pusat pendidikan umumnya atau sekolah-
sekolah komprehensif (Attabi’ Khoiril Waro, 2020).
d) Fasilitas pendukung
- Ruang loker
Ruang yang di sediakan berupa ruang yang dibutuhan untuk ganti
baju dan menyimpan barang-barang pemain atau siswa. Peralatan
yang disediakan seperti; kamar mandi(shower), toilet, tempat
duduk, dan loker.
- Gym
Gym area adalah area untuk latihan fisik baik menggunakan alat
bantuan maupun angkat beban. Luasan untuk gym area minimal
adalah 25m2. Namun untuk ukuran optimal adalah 100-200 m2.
Tinggi atap minimal adalah 2.7 m. Dengan ukuran optimal 3.5-4
m. Bentuk ruangan gym biasanya persegi panjang dengan sekala
3:1. Cahaya di dalam gym harus hangat dan lembut. Akustik
dalam ruang menggunakan music dengan suara yang cukup
kencang.
- Ruang Medis
Ruang medis merupakan ruang untuk mengontrol kesehatan dan
merawat pemain atau siswa yang cedera ringan akibat
pertandingan maupun latihan.
- Sauna
Sauna & Steam memiliki persyaratan yang mirip. Bahan yang
digunakan di dalam ruangan ini harus tahan panas. Penataan
tempat duduk harus ditata supaya mudah dalam pembersihannya
- Cafe
Cafe memiliki definisi sebuah tempat minum kopi, teh, dan
lainnya yang pengunjungnya dihibur dengan musik. Pengunjung
juga dapat menikmati kue-kue ataupun cemilan ringan lainnya.
e) Fasilitas administrasi
3. Kurikulum Sepakbola
Pelajaran dan pelatihan sepakbola yang tepat sesuai usia sangat
penting. Dengan porsi latihan yang tepat, dapat mengembangkan
pengetahuan tentang sepakbola dan perkembangan fisik anak. Untuk
alasan inilah kita tidak dapat menyamakan latihan antara usia 5 tahun
dan 13 tahun. Frekuensi latihan harus disesuaikan dengan usia
pemain. Berdasarkan karakteristik dari pertumbuhan manusia dan
seorang pemain, disusun kurikulum dalam 4 kelompok umur.
a) Tingkat Pemula (Fun Phase) - 5 sampai 8 Tahun
Pada tingkat usia ini, anak-anak tidak memiliki kemampuan
yang sama seperti orang dewasa untuk mengerti situasi. Mereka
memahami dunia dengan pemahaman yang berpusat pada diri
sendiri. Anak-anak masih dibiarkan bermain bersama sehingga
timbul rasa kebersamaan dan berhubungan dengan teman-
temannya .25 Pada tingkat pemula, anak-anak dikenalkan dengan
olahraga sepakbola sehingga mengembangkan rasa cinta mereka
terhadap sepakbola. Pola latihan berorientasi pada sentuhan bola
dan bersifat individu yaitu setiap pemain memiliiki bolanya
masing-masing. Lapangannya disederhanakan menjadi lapangan
kecil dengan ukuran 40 m x 20 m dengan sedikit pemain yaitu 4 vs
4 atau 5 vs 5 dengan kiper. Waktu latihan akan juga menyoroti
pelatihan olahraga secara umum dan tidak terus menerus pelatihan
sepakbola.
Berikut adalah karakteristik sesuai kelompok umur tingkat pemula
(5-8 tahun).
 U5 & U6
Para pemain yang masih sangat muda (5-8 tahun), paling
suka bermain. Maka semua latihan harus didasari oleh
permainan yang menyenangkan.
 U7
Pemain harus menghabiskan waktu semaksimal mungkin
berhubungan dengan bola dan berkreasi sendiri. Untuk pertama
kali seorang pemain harus membina hubungan dengan pemain
lain. Berikan tanggung jawab yang berbeda dengan tujuan untuk
membangun perasaan kebersamaan dalam tim.
 U8
Kemampuan melakukan gerakan dasar seperti berjalan, lari
atau melompat harus digabungkan dengan mengolah dan
mengontrol bola.
b) Tingkat Dasar (Foundation) - 9 sampai 12 Tahun
Pada tingkat ini, susunan pelatihan (bukan materi latih)
sudah mirip dengan pemain yang lebih tua. Bagian terpenting
latihan adalah yang bersifat teknis. Sangat baik dalam usia ini
mengembangkan teknik dan pengertian akan taktik dasar.
Kemampuan anak-anak untuk mengatasi masalah akan
berkembang pesat. Maka pemain harus mulai diajarkan taktik
dasar yang dinamis. Pada tingkat ini, pemain ada pada masa pra
puber dan memiliki masalah keterbatasan fisik terutama pada
kekuatan dan ketahanannya. Latihan fisik yang diberikan hanya
sebatas kecepatan dengan bola, kelincahan (agility) dan
koordinasi.
Berikut adalah karakteristik sesuai kelompok umur tingkat dasar
(9- 12 tahun).
 U9
Pemain di masa pra pubertas dari 9-12 tahun memiliki
kemampuan khusus untuk belajar. Maka, inilah usia yang tepat
untuk memberikan teknik dan kemampuan khusus sepakbola.
Membangun teknik yang bagus sangat penting pada tingkat
usia ini.
 U10
Membuat situasi 1 v 1 dan 2 v 1 dalam menyerang dan
bertahan sangat penting untuk membangun kemampuan
individu, termasuk teknik passing untuk membangun
kemampuan bermain sebagai tim.
 U11
Gunakan permainan lapangan kecil untuk meningkatkan
pengertian dasar menyerang dan bertahan. Hal penting lainnya
dalam pelatihan taktik adalah penguasaan bola, kombinasi
permainan, perpindahan (transisi) dan penyelesaian akhir.
Pemain harus dirotasi dalam 2 atau 3 posisi yang berbeda untuk
menghindarkan spesialisasi yang terlalu dini.
 U12
Kecepatan, koordinasi, keseimbangan dan kelincahan
adalah halha paling penting dalam aspek fisik pemain untuk
ditingkatkan di usia dini.
c) Tingkat Menengah (Formative Phase) - 13 sampai 14 Tahun
Para pemain pada usia ini telah memiliki peningkatan yang
baik tentang pengertian permainan. Di lain pihak, pada umur ini
pemain dibatasi oleh keterbatasan fisik dan perubahan-perubahan
fisik yang muncul seiring dengan masa pubertas. Pelatih harus
sangat memerhatikan kenyamanannya. Pelatih harus menghindari
latihan yang berlebihan dan berfokus pada taktik lebih daripada
teknik dan mengurangi aspek fisik. Aspek fisik yang paling
diutamakan untuk usia ini adalah latihan koordinasi dan flexibility.
Latihan taktik bermain sangat penting pada usia ini.
Berikut adalah karakteristik sesuai kelompok umur tingkat
menengah (13-14 tahun)
 U13
Pada tingkat ini, latihan mengarah lebih khusus pada taktik
dan pemain berlatih di lapangan lebar. Pemain harus berlatih
semua macam teknik di tingkat ini. Kekuatan stamina,
koordinasi dan kelincahan harus menjadi bagian utama pada
latihan fisik. Program pelatih harus mempertimbangkan dan
memelihara kesehatan pemain apalagi mereka sedang
mengalami perubahan-perubahan fisik karena masa pubertas.
Pemanasan dan pendinginan (cool down) sangat penting
sebagaimana kelenturan dalam pergerakan.
 U14
Di usia ini, pemain harus meningkatkan disiplin dengan
mengikuti petunjuk yang diberikan pelatih, baik selama latihan
ataupun di luar waktu latihan.
d) Tingkat Mahir (Final Youth) -15 sampai 20 Tahun
Pemain pada usia ini memiliki pertumbuhan fisik dan
mental yang lebih lengkap. Semua bagian dari latihan dapat
dikombinasikan dan diorganisasikan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi tertinggi dari pemain. Kekuatan otot
membantu mereka untuk mengembangkan teknik dengan
kecepatan tinggi dan kecepatan ini membantu pemain untuk
berekasi lebih cepat pada situasi taktis. Tingkat ini sangat penting
untuk menggabungkan semua bagian dari pelatihan sepakbola
dengan tujuan untuk menyempurnakan pemahaman pemain.
Berikut adalah karakteristik sesuai kelompok umur tingkat mahir
(15-20 tahun).
 U15, U16, U17, U18
Latihan taktik dan permainan lapangan kecil merupakan
bagian yang sangat penting pada latihan di tingkat ini. Prinsip
penyerangan dan pertahanan harus menjadi bagian dalam
semua permainan. Hal yang penting dalam latihan taktik adalah
kecepatan permainan, perpindahan (transisi) yang cepat,
serangan balik dan penyelesaian akhir, serta melakukan
tekanan (pressing). Penekanan teknik ada pada kecepatan dan
ketepatan eksekusi. Passing dan penyelesaian akhir adalah 2
teknik penting yang harus ditekankan pada usia ini.
Bagian dari latihan teknis adalah dengan memberikan
latihan khusus sesuai posisi masing-masing (misalnya, bek:
passing, gelandang tengah: menerima untuk berbalik dan
penyerang: penyelesaian akhir). Memerhatikan masalah
kebugaran fisik sangat penting pada tingkat ini: ketahanan
stamina, kekuatan dan kecepatan harus menjadi latihan
mingguan yang teratur. Pemain diminta untuk menunjukkan
komitmennya pada tim, konsentrasi pada waktu latihan dan
memberikan yang terbaik saat bertanding.
 U19, U20
Semua hal-hal taktis permainan harus tercakup secara
tuntas. Strategi dan set piece (situasi bola mati) dalam tingkat
ini menjadi bagian besar pada waktu latihan. Kemampuan
teknik dan fisik harus didasari oleh gerakan-gerakan eksplosif
(TANDOYO, 2018).
C. Tinjauan Umum Bangunan Berdasarkan Arsitektur Modern

1. Pengertian Arsitektur Modern


Dalam Fatur Ramadhan (2011:28) dikutip dari (Misbahuddin, 2014
: 43) Arsitektur Modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan
arsitektur dimana ruang menjadi objek utama. Jika pada sebelumnya
arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah fasade,
ornamen, dan aspek-aspek lainnya yang sifatnya kualitas fisik, maka
pada masa Arsitektur Modern adalah bagaimana memunculkan sebuah
gagasan ruang, kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian
rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyesuaian elemen-
elemen ruang secara nyata. Perkembangan arsitektur modern
menekankan pada kesederhanaan suatu desain. (Alghiffari et al., 2018)
Arsitektur modern merupakan arsitektur yang menganut paham
Form Follows Funcion ( bentuk mengikuti fungsi ) yang kemudian
dalam pengaplikasian desainnya, arsitektur modern lebih
mengutamakan fungsi bangunan dalam menentukan suatu bentuk dan
material bangunan. Sehingga tak jarang beberapa bangunan yang
mengadopsi konsep seperti ini memiki bentuk serba kotak, tak
berornamen yang terkesan monoton.
Gambar II.1 gaya arsitektur modern
(Sumber : Bing )

2. Karakteristik Arsitektur Modern


Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan
arsitektur dimana ruang menjadi objek utama. Jika pada masa
sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah
façade, ornamen, dan aspek-aspek lain 32 yang sifatnya kualitas fisik,
maka pada masa arsitektur modern kualitas nonfisik lah yang lebih
dipentingkan. Fokus dalam arsitektur modern adalah bagaimana
memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian mengolah dan
mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan
dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata (A. N. B. M,
2017). Dan adapun ciri-ciri dari arsitektur modern adalah sebagai
berikut :
a) Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam),Merupakan
suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
b) Berupa khayalan, idealis
c) Bentuk tertentu, fungsional, Bentuk mengikuti fungsi, sehingga
bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.
d) Less is more, Semakin sederhana merupakan suatu nilai
tambah terhadap arsitektur tersebut.
e) Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak,
Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien.
Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan
karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah
berakhirnya perang dunia II.
f) Singular (tunggal), Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri
individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara
arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).
g) Nihilism, Penekanan perancangan pada space, maka desain
menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada
apa–apanya kecuali geometri dan bahan aslinya
h) Kejujuran bahan, Jenis bahan/material yang digunakan
diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-
tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga hilang karakter
aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja
dan kaca. Material-material tersebut dimunculkan apa adanya
untuk merefleksikan karakternya yang murni, karakter tertentu
yang khas yang memang menjadi kekuatan dari jenis material
tersebut. Memberi sentuhan plastis seperti membungkus bahan
dengan bahan lain adalah upaya yang tidak dibenarkan karena
dinilai mengaburkan, menghancurkan kekuatan asli yang
dimiliki oleh bahan tersebut. , Misal : Beton untuk
menampilkan kesan berat, massif, dingin. Baja untuk kesan
kokoh, kuat, industrialis. Kaca untuk kesan ringan, transparan,
melayang. Aliran modern yang digunakan pada pendekata ini
yaitu aliran modern brutalisme.

D. Studi Preseden
1. Contoh Berdasarkan Fungsi
a) Ciudad Real Madrid

Gambar II.2 Ciudad Real Madrid


Sumber : (Madrid, 2015)

Akademi sepak bola yang bernama Ciudad Real Madrid atau


dalam bahasa Indonesia berarti Real Madrid Kota, terletak sekitar 6 mil
timur dari laut pusat kota dan diresmikan pada tahun 2005. Akademi
sepakbola ini memiliki fasilitas yang terdiri dari Pusat pelatihan, kantor
akademi, ruang peralatan, ruang audio visual, pusat kekuatan dan
rehailitasi, serta ruang medis ( yang terdiri dari ruang pemeriksaan,
ruang perawatan, fasilitas dan peralatan rehailitasi tambahan dan pusat
hidroterapi yang mencakup kolam kolam air panas dan air dingin ).
Bangunan ini juga memiliki bioskop, ruang makan yang dapat
menampung 54 orang, tempat istirahat umum, kolam renang yang
dikendalikan iklim, resepsionis, dua kamar tamu, dan beberapa teras
umum.

Gambar II.3 bangunan Ciudad Real Madrid


Sumber : (FC, 2013)

Dalam segi penataan zona dan ruang pada Ciudad Real Madrid,
zona parkir berada setelah pintu masuk dengan memberikan penataan
landscape yang kemudian disampingnya langsung menuju fasilitas
tempat latihan dan jarak lapangan dengan bangunan sekitar 15 meter.
Semua pengelola seperti kamar tim, kantor akademi, ruang peralatan,
ruang audio visual, dan ruang fasilitas medis berada ditengah-tengah
lapangan tempat latihan Serta penataan landscape pada luar bangunan
yang nyaman. Dalam penataannya, bangunannya sendiri sengat
memaksimalkan cahaya langsung keluar untuk menghemat energi.

Gambar II.4 Tata massa Ciudad Real Madrid


Sumber : (Attabi’ Khoiril Waro, 2020)

Fasilitas didalam Ciudad Real Madrid memiliki ukuran lapangan


yang bereda-beda untuk setiap peserta didik. Terdapat dua lapangan
yang memiliki rumput alami berukuran sama dengan ukuran 115 x 75
meter dan dua lapangan dengan rumput sintetis yang berukuran 75 x 45
meter. Ditengah-tengah lapangan bola berdiri bangunan yang menjadi
pusat Ciudad Real Madrid yang berfungsi mengatur segala kegiatan di
akademi ini. Pada area parker dibuat 10% dari lahan dan 60% sebagai
lapangan tempat latihan. Lapangannya sendiri terdapat rumput alami
dan sistetis agar siswa dapat mengola dengan baik. Serta terdapat triun
yang berkapasitas 6000 penonton (Attabi’ Khoiril Waro, 2020).
Gambar II.5 Ciudad Real Madrid
Sumber : (Attabi’ Khoiril Waro, 2020)

b) City Football Academy

Gambar II.6 latihan Manchester city football academi


Sumber : (Soccercampsinternational, 2016)
Kesuksesan Inggris sebagai salah satu negara besar sepakbola tidak
terlepas dari pembinaan pemain yang rapi, berjenjang dan kontinyu
dari usia dini (junior) sampai level profesional. Mengingat
banyaknya klub – klub sepak bola besar di Inggris, bisa dikatakan
Inggris merupakan salah satu produsen para pemain sepak bola
terbaik dunia. Melalui akademi dan pusat pelatihan yang ada, para
pemain muda yang bertalenta dan memiliki skill tinggi memenuhi
klub – klub sepak bola di Inggris, dan regenerasinya tidak perlu
dikhawatirkan mengingat fasilitas berkualitas telah disiapkan demi
kelangsungan nama baik sepak bola Inggris.
City Football Academy (CFA) merupakan salah satu akademi
sepak bola di Inggris, yang dikhususkan untuk klub bola Manchester
City, salah satu klub bola yang cukup mendunia. Akademi ini
ditujukan pada pengembangan kemampuan atlit junior dan tim elit
secara fisikal dan intelektual dalam bentuk fasilitas seni, terletak di
sebuah lahan seluas 80 hektar yang dulunya merupakan lahan dengan
kemungkinan terkontaminasi (brownfield land) di area sebelah timur
kota Manchester. Tujuan dari CFA sendiri adalah untuk pusat
pelatihan jangka panjang dengan coaching, fitness, akomodasi dan
pusat edukasi bagi sebanyak 400 pemain muda.

Gambar II.7 Master Plan Manchester city football academi


Sumber : (Ii, 2019)

Uniknya, CFA sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk blue print


bagi training centre untuk atlit sepak bola baik remaja maupun elit,
yang dibangun berdasarkan riset tanpa preseden nyata dari 30
fasilitas pengembangan olahraga pada 5 benua. Sehingga dapat
dikatakan bahwa memungkinkan bagi Indonesia untuk memiliki
fasilitas akademi sepak bola dengan kualitas serupa dikarenakan
sudah ada bukti nyata untuk fasilitas tersebut.

Didesain oleh biro arsitektur Rafael Viñoly Architects pada tahun


2012, akademi ini terletak dalam kompleks yang sama dengan
Stadium Sepak Bola Etihad, dan fasilitas – fasilitas pelengkap untuk
akademi dan pusat pelatihan, seperti institusi kesehatan dan area
retail. Akademi dan stadiumnya sendiri dihubungkan oleh sebuah
area pejalan kaki sepanjang 60 meter.Viñoly menjawab kebutuhan
Manchester City FC dalam mengatur tapak, kedekatan program
ruang, dan zona aman (security zones) untuk pemain muda, elit, dan
masyarakat umum. Desain yang dihasilkan menghubungkan elemen-
elemen ke lingkungan mereka di Eastlands sambil mengatur
program-program untuk memastikan tingkat fungsionalitas dan
keamanan yang tinggi untuk pemain muda dan elit.

Gambar II.8 Site Plan Manchester city football academi


Sumber : (Ii, 2019)

Berbatasan langsung dengan Stadion Etihad, Club Headquarters


dan Youth Stadium adalah wajah publik Akademi Sepak Bola
Manchester City. Gedung seluas 40.000 kaki persegi ini menampung
lebih dari 200 karyawan klub dan fasilitas media yang mencakup
auditorium konferensi pers berkapasitas 120 kursi dengan dinding
kaca yang menghadap ke lapangan stadion. Adapun fasilitas yang
tersedia di CFA antara lain; kelas – kelas dan keperluan akomodasi
bagi pemain junior dan senior, 17 lapangan sepak bola (termasuk
setengah lapangan yang umumnya digunakan untuk melatih kiper),
ruang ganti baju, gym, ruang makan, dan klinik. Sebuah stadium
yang dapat memuat 7000 penonton menjadi area tanding bagi
pemain muda dan menonjolkan area kantor dan media centre.

Fasilitas Pelatihan Pemain Muda terletak di seberang fasilitas


Pelatihan Elit untuk menciptakan rasa terkoneksi para pemain muda
dengan tim profesional. Lantai dasar dari fasilitas ini memiliki 16
ruang ganti, ruang olahraga canggih, dan ruang fisioterapi dan
hidroterapi. Lounge pemain dan pengunjung yang terpisah juga
terletak di tingkat kelas. Ruang administrasi dan fasilitas makan
pemain terletak di lantai dua sedangkan lantai tiga disediakan untuk
asrama pemain dan orang tua yang dapat menampung 60 orang.

Berdasarkan zoning dan fungsi, akademi ini terbagi menjadi dua


bagian akademi, yaitu akademi untuk pemain elit dan pemain muda,
dimana fasilitas yang ada untuk masing – masing fungsi dijelaskan
melalui denah dan legenda berikut.
Gambar II.9 Denah Manchester city football academi
Sumber : (Ii, 2019)

Sesuai denah diatas, diketahui bahwa dalam 1 bangunan, terdapat 2


fungsi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pemain. Pada
bagian utara, terdapat fasilitas untuk Akademi pemain muda,
sedangkan pada sisi selatan terdapat fasilitas untuk pemain elit
Manchester City. Hal ini dilakukan karena CFA menginginkan
pemainnya untuk dapat fokus dalam kegiatannya, dan sama halnya
dengan pemain elit.

Secara sirkulasi, bangunan CFA cenderung menggunakan sirkulasi


linear, dari arah parkiran menuju resepsionis – lounge – loker -
latihan dengan tipologi bangunan centered kepada lapangan
ditengahnya. Selain memanfaatkan tanah dengan area yang kurang
kondusif, CFA tidak hanya sekedar area pelatihan bagi tim, namun
juga meregenerasi area hijau di timur Manchester dengan penanaman
6000 pohon sebagai lansekap, serta pembersihan dan daur ulang
semua material berpotensi polutan, sehingga CFA dapat terkoneksi
dengan lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

Proyek ini dibuka untuk umum melalui proses konsultasi yang


luas. Pembangunan sekolah dasar, sekolah menengah, lapangan
untuk komunitas, dan dinding “komunitas” di stadion remaja
dimasukkan ke dalam proyek sebagai hasil dari proses konsultasi.
Selain itu, lebih dari 20 persen dari semua pekerjaan di fasilitas
tersebut didedikasikan untuk penduduk setempat (Ii, 2019).

2. Contoh Berdsarkan Pendekatan


a) Galerie Nasional Neue

Gambar II.10 Galerie Nasional Neue


Sumber : (ArchZwandi, 2016)

Galerie Nasional Neue adalah bangunan yang terletak di berlin


jerman ini, dirancang oleh arsitek berkebangsaan jerman yang
bernama Mies van der Rohe. Dibangun pada tahun 1968, Galeri
Nasional Baru adalah bangunan pertama yang diselesaikan sebagai
bagian dari Kulturforum Berlin, sekelompok bangunan yang
didedikasikan untuk budaya dan seni rupa. Seperti bangunan
Kulturforum di sekitarnya, ini adalah contoh arsitektur Modernis
yang imajinatif.

Gambar II.11 sisi dalam Galerie Nasional Neue


Sumber : (ArchZwandi, 2016)

Desain modernisnya yang khas meliputi sejumlah besar kaca, atap


kantilever dan eksterior yang datar Bangunan ini dikelilingi oleh
lanskap buatan yang juga diciptakan oleh Mies Van der Rohe
(ArchZwandi, 2016).

b) Gedung Seagram
Gambar II.12 Seagram Building
Sumber : (News, 2016)

Gedung seagram adalah sebuah gedung pencakar langit yang


terletak di 375 Park Avenue antara 52nd street dan 53nd street di
Midtown Manhattan, New York City. Bangunan ini dirancang oleh
Ludwig Mies Van Der Rohe yang bekerja sama dengan Philip
Johnson. Bangunan ini memliki ketinggian sekitar 516 kaki dengan
38 tingkat dan selesai diangun pada tahun 1958. Gedung ini berdiri
sebagai salah satu contoh terbaik estetika fungsional dan karya
modernism.
Gambar II.13 Seagram Building
Sumber : (News, 2016)

Gedung ini dirancang sebagai kantor pusat perusahaan distilasi


kanada, Joseph E. Seagram’s & sons dibawah kepemilikan Phyllis
Lambert, putri Samuel Brofnman, CEO seagram. Dikategorikan
sebagai arsitektur modern karena bentuk bengunan yang simple dan
tidak seperti arsitektur klasik yang menggunakan banyak ornament
(News, 2016).

E. Resume Studi Preseden


1. Berdasarkan Judul
Adapun data studi yang didapatkan berdasarkan dan
disatukan sesuai dengan perancangan dapat diliat pada table
berikut :

Tabel II.1 Analisis Studi Preseden Akademi Sepak Bola


No Ciudad Real City Football
Gagasan Aplikasi
Madrid Academy
Pada Desain

1 Pengolahan tapak yang baik dan benar untuk menghasilkan


siteplan
Ciudad Real Madrid City Football Dari data
terletak di Academy terletak kesimpulan yang
Valdebebas sekitar 6 di Carrington didapat, untuk
mil ke timur laut dari sebelah timur pusat pengaplikasian
pusat kota Madrid kota Manchester desain pengolahan
dengan luas 22 dengan luas 80 tapak terletak di
Hektar. Hektar. pinggir pusat kota
dengan luas lahan
yang diperlukan
cukup besar
Kesimpulan : Pada dua bangunan akademi ini, masing-masing
berada di pinggir pusat kota dengan kebutuhan luas tapak yang
besar dalam perancangannya.
2 Pemrograman ruang dalam site yang menghasilkan denah
Ciudad Real Madrid City Football Dari data
memiliki fasilitas Academy memiliki kesimpulan yang
utama yaitu Pusat fasilitas utama didapat
pelatihan, akademi, yaitu akademi pengaplikasian
kantor akademi, beserta fasilitas desain
ruang peralatan, akademi, lapangan pemograman ruang
ruang audio visual, sepak bola, ruang mengamil contoh
pusat kekuatan dan ganti baju, gym, dari kedua akademi
rehailitasi, ruang ruang makan, dan ini dengan
medis, bioskop, klinik mempertimbangkan
ruang makan, kolam kebutuhan para
renang, dan ruang pemain akademi.
unutk para
pengunjung.
Kesimpulan : Pada kedua akademi ini dilengkapi oleh fasilitas
utama dan fasilitas penunjang yang ditata berdasarkan jenis
kegunaannya sehingga akademi kelihatan berfungsi dalam
pembinaan pemain sepak bola.
3. Pengolahan Fasade dan konstruksi Bangunan
Ciudad Real Madrid Konstruksi dinding Dari data
banyak pada City Football kesimpulan yang
menggunakan Academy juga didapat
kontruksi kaca dan menggunakan pengaplikasian
beton pada area material beton dan pada konstruksi
dinding dan tidak kaca dalam bangunan
memakai oramen penggunaannya. khususnya pada
pada bangunannya. bagian dinding
menggunakan
material kaca dan
beton dengan
tujuan agar dapat
dengan mudah
memantau
perkembangan
pemain akademi
dari dalam
bangunan dan
menghilangkan
penggunaan
ornament yang
tidak diutuhkan.
Kesimpulan : kedua akademi ini menggunakan material beton
dan kaca disetiap sisi bangunan untuk kontruksi pada bagian
dindingnya.
(Sumber : Hasil Analisis Priadi)

2. Berdasarkan Pendekatan Arsitektur


Adapun data studi berdasarkan pendekatan perancangan
arsitektur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.2 Analisis Studi Preseden berdasarkan pendekatan


Arsitektur
No Galerie Nasional Gedung Seagram Gagasan Aplikasi
Neue Pada Desain
1 Bentuk Modern

Desain Galerie Desain Gedung Dari data


Nasional Neue Seagram kesimpulan untuk
menerapkan konsep mengambil desain pengaplikasian
arsitektur modern arsitektur modern desain pengolahan
dengan ciri khasnya dengan model bentuk Modern
meliputi sejumlah bangunan yang menerapakan
besar kaca, atap simple dan tidak konsep desain
kantilever dan banyak bangunan yang
eksterior yang datar menggunakan sederhana dengan
ornament. penggunaan
material bangunan
modern.
Kesimpulan : Pada kedua bangunan ini menerapkan konsep
arsitektur modern dengan desain yang sederhana dan material
yang mudah didapat.
2 Pengaplikasian Warna Bangunan
Pemanfaatkan warna Pemanfaatkan Dari data
alami pada kaca warna alami pada kesimpulan untuk
untuk tampilan kaca untuk pengaplikasian
bangunan. tampilan desain warna
bangunan. bangunan
memanfaat warna
alami yang
dihasilkan dari kaca
untuk tampilan
bangunan.
Kesimpulan : kedua bangunan menggunakan banyak warna dan
lebih memilih penggunaan kaca pada setiap sisi bangunannya
tampilan dari bangunan.
(Sumber : Hasil Analisis Priadi)
Berdasarkan resume dari kedua studi preseden tersebut, maka
terdapat beberapa hal yang akan diterapkan pada perancangan desain
Akademi Sepak Bola Indonesia dengan Pendekatan Arsitektur Modern di
Makassar, diantaranya adalah pemilihan lokasi dengan luasan yang besar
dan berada di pinggir kota, desain yang sederhana dengan tidak banyak
penggunaan ornamen di bangunan, pemograman ruang berdasarkan
standar perancangan yang sesuai dengan fungsinya, pemanfaatan material
kaca sebagai tampilan bangunan serta pencayahaan alami, agar Akademi
Sepak Bola Indonesia bisa efisien dalam penggunaannya.
BAB III
TINJAUAN PERANCANGAN

A. Analisis Lokasi
1. Tinjauan Kota Makassar
Kota Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia
memiliki luas areal 175,79 km2 , dengan jumlah penduduk sejumlah
1.112.668 sehingga kota Makassar juga bisa disebut sebagai kota
metropolitan. Terletak antara 119o 24’17’38” bujur timur dan 5o
8’6’19” lintang selatan yang berbatasan sebelah utara dengan
Kabupaten Maros, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan
Kabupaten Gowa dan sebelah barat merupakan Selat Makassar. secara
administrasi kota ini terdiri dari 14 kecamatan dan 143 kelurahan.
Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0-25 meter dari permukaan
laut, dengan suhu udara antara 20oC sampai dengan 32oC
(NURWAHIDAH, 2020).

Gambar III.1 Peta Rencana Pola Ruang Kota Makassar


Tahun 2010-2030
Kota Makassar berperan sebagai pusat pengembangan wilayah di
wilayah Indonesia bagian Timur. Rencana Tata Ruang wilayah Kota
Makassar yang selanjutnya disingkat RTRW Kota Makassar adalah
hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan
arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional, kawasan
strategis nasional dan provinsi ke dalam struktur dan pola ruang Kota
Makassar. Dengan adanya pembanguan Kota Makassar, maka
didapatkan strategi dan kebijakan pembangunan Kota Makassar yang
salah satunya merupakan pembagian tata ruang wilayah Kota Makassar.
Dengan adanya tata ruang Kota Makassar, pembagian wilayah
kawasan-kawasan Kota Makassar terbagi berdasarkan fungsi kerjanya
masing-masing. Dengan adanya pembagian fungsi kawasan juga
mampu memfokuskan kawasan-kawasan dengan fungsinya masing-
masing (Salam, 2019). Hal ini sesuai dengan penempatan lokasi
Akademi Sepak Bola Indonesia.

2. Analisis Pemilihan Lokasi


Bangunan Akademi Sepak Bola Indonesia merupakan sarana yang
diperuntukan sebagai pusat pengembangan dan pelatihan sepak bola di
Makassar. Dengan pertimbangan fungsi bangunan tersebut, maka dalam
perencanaan banguan ditempatkan pada lokasi dengan focus wilayah
yang sesuai dengan RTRW Kota Makassar. Hal ini untuk
mengoptimalkan dayaguna dalam mendukung fungsi dan perannya.
Adapaun beberapa pertimbangan yang diperlukan dalam menentukan
pemilihan lokasi adalah sebagai berikut :
- Sesuai dengan RTRW Kota Makassar
- Ketersediaan Lahan untuk dibangun
- Luasan Lahan yang mendukung
- Sarana dan Prasarana pendukung bangunan
- Dilalui jalur Transportasi dan Utilitas
Gambar III.2 Peta Pembagian wilayah kecamatan Kota Makassar
Sumber : (Mazid, 2020)

Kota Makassar terletak pada kordinat 119° Bujur timur dan 5,8
derajat lintang selatan. Kota Makassar berbatasan dengan selat
Makassar di sebelah barat, kabupaten pangkajene kepulauan disebelah
utara, kabupaten Maros di sebelah timur dan kabupaten Gowa di
sebelah selatan. Pembagian wilayah Kota Makassar dibagi menjadi 14
kecamatan, dan 143 kelurahan (Mazid, 2020).

Gambar III.3 Peta Lokasi Kawasan Terpilih


Sumber : (Olah Data 2021)

Berdasarkan RTRW Kota Makassar Peta Wilayah Pengembangan


lokasi yang sesuai judul Akademi Sepak bola Indonesia dengan
Pendekatan Arsitektur Modern adalah berada pada kawasan Bisnis dan
Olahraga Terpadu yang berlokasi pada Kecamatan Tamalate

Gambar III.4 Peta Lokasi Tapak Terpilih


Sumber : (Olah Data 2021).

Berdasarkan pada Peta Kelurahan Tamalate dan pertimbangan


terhadap beberapa kriteria aspek pemilihan lokasi, maka lokasi untuk
desain Akademi Sepak Bola Indonesia berada diantara Jl. Metro Tj.
Bunga dan Jl. Danau Tj. Bunga, Kelurahan Maccini Sombala,
Kecamatan Tamalate.
B. Eksisting Lokasi Terpilih

Gambar III.5 Eksiting Tapak


Sumber : (Olah Data 2021).

Eksisting Tapak :
1. Trans Mall Makassar
2. Permuahan Waterfront City
3. Jl. Manunggal 22
4. Mesjid Cheng Ho
5. Danau Tanjung Bunga
6. Jl. Danau Tanjung Bunga
7. Jl. Metro Tanjung Bunga
Gambar III.6 Luas Tapak
Sumber : (Olah Data 2021).

Adapun Luasan Tapak yang akan digunakan dalam perancangan Akademi


Sepak Bola Indonesia dengan Pendekatan Arsitektur Modern di Kota
Makassar adalah sebesar 10,24 Ha.

Potensi :
Adapun potensi pada tapak adalah sebagai berikut :
1. Luasan lahan mencapai 10,24 Ha.
2. Lokasi tapak berada pada kawasan Bisnis dan Olahraga Terpadu pada
RTRW Kota Makassar.
3. Sarana Infrastrukur yang memadai dan mudah dilalui dan diakses pada
tapak seperti sarana Transportasi, Air, dan Listrik.
4. Tapak dilalu oleh 2 jalan yaitu Jl. Metro Jg. Bunga, dan Jl. Danau Tj.
Bunga,
5. Terdapat RS. Siloam Makassar yang tidak jauh dari tapak.
6. Terdapat beberapa perumahan di sekitar lokasi tapak.
7. Terdapat Stadion Andi Matalatta yang berada tidak jauh dari lokasi tapak.

Hambatan :
1. Berada dikawasan pinggir kota Makassar yang berdekatan dengan pantai
2. Akses jalur angkutan umum Kota Makassar yang belum tersedia di
sekitar lokasi tapak.
3. Berada dilokasi yang sebagian tanahnya merupakan jenis tanah
berair/berawa.

Kondisi Real Tapak :


1. Batas-Batas Lokasi :
- Di sebelah Utara berbatasan dengan Trans Studio Makassar.
- Di sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Danau Tj. Bunga.
- Di sebelah Timur berbatasan dengan lahan kosong.
- Di sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Metro Tj. Buang.
2. Pemilihan Tapak yang akan dibanguni bangunan adalah lahan kosong
yang cocok untuk Akademi Sepak Bola.
3. Jalur transportasi lancar dan dillalui kendaraan umum.
4. Keadaan Topografi, Pada lokasi terpilih untuk desain Akademi Sepak
Bola Indonesia berada pada kontur tanah yang tidak rata dan berair.
5. Iklim, kondisi Kota Makassar memiliki iklim sedang hingga tropis
dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 26oC sampai dengan 29oC
serta kecepatan angin rata-rata mencapai 12,3 km/jam.
C. Analisis Tapak
1. Analisis Kebisingan
Pada analisis ini, mengolah data tentang keadaan kebisingan di sekitar
tapak, seperti pada gambar III.7

Gambar III.7 Analisis Kebisingan


Sumber : (Olah Data 2021).

Tabel III.1 Analisis Kebisingan


1. Kebisingan
Data Tingkat kebisingan tertinggi berasal dari Jl. Metro Tj.
Bunga dan Jl. Danau Tj. Bunga, sedangkan untuk tingkat
kebisingan rendah berasal dari Stella Gracia School dan
Perumahan Waterfront City Makassar.
Potensi Pada sisi timur tapak merupakan area dengan tingkat
kebisingan yang rendah.
Hambatan Pada sisi utara dan barat tapak merupakan area jalan yang
sering dilalui kendaraan umum sehingga menyebabkan
kebisingan tinggi.
Tanggapan Penanaman vegetasi di sekitar tapak untuk mengurangi
kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan di jalanan
dan untuk perletakan bangunan asrama berada pada sisi
utara tapak yang memiliki tingkat kebisingan yang
rendah. seperti pada gambar 3.7.

Gambar III.8 Analisis Output Kebisingan


Sumber : (Olah Data 2021).
2. Analisis Sirkulasi
Pada analisis ini, mengolah data tentang keadaan sirkulasi di sekitar
tapak, seperti pada gambar III.9

Gambar III.9 Analisis Sirkulasi


Sumber : (Olah Data 2021).

Tabel III.2 analisis Sirkulasi


Sirkulasi
Data Pada sisi Utara tapak terdapat Jl. Metro Tj. Bunga dan pada
sisi Selatan Tapak terdapat Jl. Danau Tj. Bunga
Potensi Pada Jl. Metro Tj. Bunga dan Jl. Danau Tj. Bunga
merupakan jalur kendaraan yang lancar.
Hambatan Kendaraan cukup ramai pada Jl. Metro Tj. Bunga.
Tanggapan Sirkulasi jalur masuk dan keluar kendraan bermotor dibuat
berdekatan dengan berada pada satu titik yang sama di dalam
area tapak agar para pengunjung akademi tidak kebingungan
ketikan ingin meninggalkan lokasi akademi. Pemilihan Jl.
Metro Tj. Bunga sebagai Jalur Masuk-Keluar Kendaraan
dikarenakan di Jalan tersebut merupakan jalan utama dengan
ukuran jalan yang cukup lebar untuk jalur kendaraan dengan
arus kendaraan yang cukup lancar

Gambar III.10 Output Sirkulasi


Sumber : (Olah Data 2021).
3. Analisis Vegetasi
Pada analisis ini, mengolah data tentang keadaan vegetasi di sekitar
tapak, seperti pada gambar III.11

Gambar III.11 Analisis Vegetasi


Sumber : (Olah Data 2021).

Tabel III.3 analisis Sirkulasi


Vegetasi
Data Hanya terdapat sedikt pohon yang tumbuh didalam lokasi
tapak tetapi untuk semak belukar, banyak terdapat tumbuh
didalam tapak.
Potensi Pohon yang ada dan tumbuh disektar tapak dapat
membantu mengurang polusi dan kebisngan serta berguna
untuk dijadikan sebagai tempat peneduh.
Hambatan Kurangnya pohon pada area sekitar tapak sehingga
membutuhkan beberapa jenis pohon untuk ditanam.
Jumlah semak-semak yang tumbuh sangat banyak.
Tanggapan Penanaman pohon Palem dengan fungsi sebagai pengarah
jalan akan dipasang disepanjang jalur sirkulasi kendraan
dan pejalaan kaki didalam tapak.
Disekitar area tapak akan ditanami pohon ketapang
kencana sebagai peredam suara kebisingan yang
disebabkan oleh suara kendaraan dari luar tapak.
Penanaman pohon tanjung di area parkiran dengan fungsi
sebagai peneduh.
Gambar III.12 Output Vegetasi
Sumber : (Olah Data 2021).

4. Analisa Utilitas
Pada analisis ini, mengolah data tentang keadaan kebisingan di sekitar
tapak, seperti pada gambar III.13

Gambar III.13 Output Uilitas


Sumber : (Olah Data 2021).
Tabel III.4 analisis Utilitas
Uilitas
Data Tapak dilalui jalur listrik dan air bersih.
Potensi Untuk keperluan air bersih dan listrik di area tapak dapat
terpenuhi.
Hambatan Tidak tersedianya jalur drainase disekiar tapak.
Tanggapan Penempatan gardu listrik dan meteran air sengaja dibuat
terpisah untuk menghindari terjadinya korsleting listik
didalam tapak yang nantinya akan menyebabkan kebakaran.
Pembuatan drainase disektar area tapak untuk mengalirkan
limbah air kotor yang sudah tak terpakai keluar menuju
tempat pembuangan akhir kota.
Pengelolaan limbah air semi kotor menggunakan system
greywater yang nantinya air hasil pengelolaannya dipakai
menyirami lapangan sepak bola.
Gambar III.14 Output Utilitas
Sumber : (Olah Data 2021).
5. Analisa Iklim
Pada analisis ini, mengolah data tentang keadaan kebisingan di sekitar
tapak, seperti pada gambar III.15

Gambar III.15 Analisa Iklim


Sumber : (Olah Data 2021).

Tabel III.5 analisis Utilitas


Iklim
Data Orientasi Matahari pada siang hari berada tepat ditengah
atau diatas kepala dengan arah terbit dari arah timur dan
terbenam dibarat.
Tapak berada pada daerah dataran rendah sehingga memiliki
dua kondisi angin yaitu angin darat dan angin laut.
Potensi Dapat memaksimalkan pencahayaan alami matahari pagi
dari sisi timur tapak karena disekitar tapak tidak terdapat
bangunan tinggi.
Dapat memaksimalkan penghawaan alami dari berbagai
arah pada tapak karena disekitar tapak tidak terdapat
bangunan tinggi.
Hambatan Angin kencang disekitar tapak karena merupakan daerah
dekat pantai.
Tanggapan Bangunan khususnya asrama akademi diarahkan sesuai
dengan orentasi timur ke barat dengan bukaan pada arah
utara dan selatan.
Penanaman vegetasi pada sekitar tapak untuk mereduksi
panas matahari serta mengurangi polusi masuk ke tapak
yang disebabkan oleh kendaraan dijalanan.
Gambar III.16 Analisa Iklim
Sumber : (Olah Data 2021).
D. Analisis Pelaku dan Ruang
1. Jenis Pelaku dan Kegiatan
Pelaku di dalam akademi sepakbola dibagi menjadi 7 bagian yaitu
pengelola dan pengurus, staf asrama, pengajar dan pelatih, siswa, staf
kesehatan, staf pendukung dan pengunjung. Masing-masing terdiri atas
beberapa sub bagian sesuai bidang-bidang yang dikelola.
a) Pengelola dan Pengurus

Tabel III.6 analisis Jenis Pelaku


Jenis Pelaku Pelaku Jumlah
Direksi 1 Orang
Pengelola Manajer 1 Orang
Sekretaris 1 Orang
Front Office 2 Orang
Staf Administrasi 2 Orang
Staf Kantor Staf Keuangan 2 Orang
Staf Pemasaran 2 Orang
Staf Arsip 1 Orang

 Pengelola

Gambar III.17 Pola aktivitas Pengelola


(Sumber : Olah Data 2021)
Pola Kegiatan Pengelola dimulai dari kedatangan, memarkirkan
kendaraan, kemudian masuk kantor, mengerjakan pekerjakan kantor,
istrahat untuk keperluan makan, sholat, maupun BAB/BAK dan
pulang.

 Staf Kantor

Gambar III.18 Pola aktivitas Staf Kantor


(Sumber : Olah Data 2021)
Pola Kegiatan Staf Kantor dimulai dari kedatangan, memarkirkan
kendaraan, kemudian masuk kantor, mengerjakan pekerjakan kantor,
istrahat untuk keperluan makan, sholat, maupun BAB/BAK dan
pulang.
b) Staf Asrama
Staf Asrama adalah orang-orang yang bekerja di dalam asrama
akademi
Tabel III.7 analisis Jenis Pelaku
Jenis Pelaku Pelaku Jumlah
Pengawas Asrama 1 Orang
Staf Asrama
Juru Masak / Koki 6 Orang

 Pengawas Asrama

Gambar III.19 Pola aktivitas Pengawas Asrama


(Sumber : Olah Data 2021)
Pola Kegiatan Pengawas Asrama dimulai dari bangun tidur, mandi,
sarapan, kemudian masuk kantor, mengerjakan pekerjakan kantor,
istrahat untuk keperluan makan, sholat, maupun BAB/BAK, kembali
bekerja, jam bebas, lalu tidur.

 Juru Masak

Gambar III.20 Pola aktivitas Juru Masak


(Sumber : Olah Data 2021)
Pola Kegiatan Juru Masak dimulai dari kedatangan, memarkirkan
kendaraan, kemudian masuk dapur, menyiapkan dan mengerjakan
pekerjakan dapur, istrahat untuk keperluan makan, sholat, maupun
BAB/BAK dan pulang.

c) Staf Pengajar dan Pelatih


Pengajar dan Pelatih adalah orang-orang yang bertanggung jawab
dalam pengajaran formal dan pelatihan sepakbola.
Tabel III.8 analisis Jenis Pelaku
Jenis Pelaku Pelaku Jumlah
Staf Guru 10 Orang
Pelatih Kepala 1 Orang
Pengajar dan Pelatih
Pelatih Utama 4 Orang
Asisten Pelatih 4 Orang
Pelatih Fisik 4 Orang
Pelatih Kiper 2 Orang

 Staf Guru

Gambar III.21 Pola aktivitas Staf Guru


(Sumber : Olah Data 2021)
Pola Kegiatan Staf Guru dimulai dari kedatangan, memarkirkan
kendaraan, kemudian masuk Kantor/Kelas, menyiapkan Ruang kerja,
Mengajar Para Siswa Akademi, Memuat Laporan, istrahat untuk
keperluan makan, sholat, maupun BAB/BAK dan pulang.
 Staf Pelatih

Gambar III.22 Pola aktivitas Staf Pelatih


(Sumber : Olah Data 2021)

Pola Kegiatan Staf Pelatih dimulai dari kedatangan, memarkirkan


kendaraan, kemudian masuk Kantor, menyiapkan Ruang kerja,
Melatih Para Siswa Akademi, Memuat Laporan, istrahat untuk
keperluan makan, sholat, maupun BAB/BAK dan pulang.

d) Siswa
Siswa adalah anak-anak dengan umur tertentu yang mengikuti
pelajaran atau pelatih di dalam akademi sepakbola.
Tabel III.9 analisis Jenis Pelaku
Jenis Pelaku Pelaku Jumlah
Siswa U7 & U8 22 Orang
Siswa U9 & U10 22 Orang
Siswa U11 & U12 22 Orang
Siswa Siswa U13 & U14 22 Orang
Siswa U15 & U16 22 Orang
Siswa U17 & U18 22 Orang
Siswa U19 & U20 22 Orang
 Siswa

Gambar III.23 Pola aktivitas Siswa


(Sumber : Olah Data 2021)

Pola Kegiatan Siswa dimulai dari bangun tidur, mendi lalu sarapan,
kemudian masuk ke kelas dan belajar pelajaran akademik, kemudian
istrahat untuk keperluan makan, sholat, maupun BAB/BAK,
dilajutkan dengan berlatih sepak bola dan keperluan kebugaran
lainnya, mandi, istrahat, dilanjutkan belajar dan mengerjakan tugas
secara mandiri, kegiatan bebas, lalu tidur.

e) Staf Kesehatan
Staf kesehatan adalah orang-orang yang bekerja sebagai dokter dan
perawat yang bekerja untuk menangangi siswa atau pekerja yang cedera
atau sakit.
Tabel III.10 analisis Jenis Pelaku
Jenis Pelaku Pelaku Jumlah
Staf Kesehatan Dokter 3 Orang
Perawat 10 Orang

 Staf Kesehatan

Gambar III.24 Pola aktivitas Staf Kesehatan


(Sumber : Olah Data 2021)
Pola Kegiatan Staf Kesehatan dimulai dari kedatangan, memarkirkan
kendaraan, kemudian masuk Kantor, menyiapkan Ruang kerja,
Melakukan Pekerjaan, Memuat Laporan, istrahat untuk keperluan
makan, sholat, maupun BAB/BAK dan pulang.

f) Staf Pendukung
Staf pendukung adalah orang-orang yang bekerja mendukung
kegiatan yang berada di dalam akademi sepakbola. Staf pendukung
seperti petugas kebersihan, petugas keamanan dan lain-lain.
Tabel III.11 analisis Jenis Pelaku
Jenis Pelaku Pelaku Jumlah
Staf Pendukung Staf Keamanan 2 Orang
Staf ME 2 Orang
Karyawan 24 Orang
Petugas Laundry 2 Orang
 Staf Pendukung

Gambar III.25 Pola aktivitas Staf Pendukung


(Sumber : Olah Data 2021)
Pola Kegiatan Staf Pendukung dimulai dari kedatangan,
memarkirkan kendaraan, kemudian masuk Kantor, menyiapkan
Ruang kerja, Melakukan Pekerjaan, Memuat Laporan, istrahat untuk
keperluan makan, sholat, maupun BAB/BAK dan pulang.

g) Pengunjung
Pengunjung adalah orang-orang yang datang untuk melihat
pelatihan di akademi sepakbola atau memiliki keperluan lain. Biasanya
pengunjung yang datang adalah orang tua siswa, wartawan dan lain-
lain.

 Pengunjung
Gambar III.26 Pola aktivitas Pengunjung
(Sumber : Olah Data 2021)

Pola Kegiatan Pengunjung dimulai dari kedatangan, memarkirkan


kendaraan, kemudian masuk Akademi, melihat akademi,
mengunjung siswa Akademi, menonton pertandingan, istrahat untuk
keperluan makan, sholat, maupun BAB/BAK dan pulang.

2. Kebutuhan Ruang
Adapun kebutuhan ruang didalam bangunan ditentukan oleh aktivtas
yang akan terjadi pada bangunannya diantaranya :
A. Siswa
Para siswa akademi sepakbola akan memiliki jadwal kegiatan
setiap harinya. Untuk siswa u9 – u12 masih belajar di sekolah dan
belum dapat menempati asrama karena usia yang masih muda. Siswa
pada usia u13 ke atas, sudah dapat menjalankan seluruh kegiatannya
di akademi sepakbola seperti belajar akademik, latihan sepakbola dan
tinggal di asrama
1) Siswa U9 – U12
Siswa bersekolah seperti biasanya dan kemudian datang ke
akademi sepakbola untuk memulai pendidikan dan pelatihan
sepakbola.
Tabel III.12 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Belajar teori sepakbola Ruang Kelas
Persiapan pelatihan Ruang Ganti
Siswa U9 – U12 Jogging Lapangan Sepak
Bola
Pelatihan sepakbola Lapangan Sepak
Bola
Game Lapangan Sepak
Bola
Persiapan pulang Ruang Ganti

2) Siswa U13 – U14


Siswa sudah melakukan seluruh kegiatannya di akademi
sepakbola dari belajar akademik, pelatihan dan tinggal di asrama
yang telah disediakan.
Tabel III.13 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Bangun Pagi Kamar Asrama
Mandi Kamar Mandi
Sarapan Kantin
Pendidikan akademik - Ruang Kelas
- Ruang Komputer
- Perpustakaan
- Ruang Baca
Istirahat Gedung Akademi
Makan siang Kantin
Siswa U13 – U14 Persiapan pelatihan Ruang Ganti
Jogging Lapangan Sepak
Bola
Pelatihan Sepakbola Lapangan Sepak
Bola
Game Lapangan Sepak
Bola
Mandi Kamar Mandi
Istirahat Gedung Asrama

Makan malam Kantin


Belajar Area Belajar
Jam Bebas / Tidur - Gedung Asrama
- Area Bermain
- Area Nonton
- Kamar Asrama

3) Siswa U15 – U20


Siswa sudah melakukan seluruh kegiatannya di akademi
sepakbola dari belajar akademik, pelatihan dan tinggal di asrama
yang telah disediakan.
Tabel III.14 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Bangun Pagi Kamar Asrama
Mandi Kamar Mandi
Sarapan Kantin
Pendidikan akademik - Ruang Kelas
- Ruang Komputer
- Perpustakaan
- Ruang Baca
Istirahat Gedung Akademi
Siswa U13 – U14 Makan siang Kantin
Persiapan pelatihan Ruang Ganti
Jogging Lapangan Sepak
Bola
Pelatihan Sepakbola Lapangan Sepak
Bola
Game Lapangan Sepak
Bola
Mandi Kamar Mandi
Istirahat Gedung Akademi
Makan malam Kantin
Belajar Area Belajar
Jam Bebas / Tidur - Gedung Asrama
- Area Bermain
- Area Nonton
- Kamar Asrama

B. Pengelola dan Pengurus


Tabel III.15 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Datang Entrance
Parkir Kendaraan Tempat Parkir
Masuk Ke Kantor - Ruang Direksi
- Ruang Manajer
- Ruang Sekretaris
- Ruang Front
Office
- Ruang
Administrasi
Pengelola dan - Ruang Keuangan
Pengurus - Ruang Pemasaran
- Ruang Arsip
Menyiapkan Ruang - Ruang Direksi
Kerja - Ruang Manajer
- Ruang Sekretaris
- Ruang Front
Office
- Ruang
Administrasi
- Ruang Keuangan
- Ruang Pemasaran
- Ruang Arsip
Bekerja - Ruang Direksi
- Ruang Manajer
- Ruang Sekretaris
- Ruang Front
Office
- Ruang
Administrasi
- Ruang Keuangan
- Ruang Pemasaran
- Ruang Arsip
Rapat Ruang Rapat
Menerima Tamu - Ruang Tamu
- Ruang Resepsonis
- Lobby
Istirahat Gedung Akademi
BAB/BAK Toilet
Pulang Tempat Parkir

C. Staf Asrama
1. Pengawas Asrama
Tabel III.16 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Bangun - Kamar Tidur
Kepala Asrama
Pengawas - Kamar Tidur Staf
Asrama Mandi Kamar Mandi
Sarapan Kantin
Menyiapkan Ruang - Ruang Security
Kerja - Ruang Kerja
Kepala Asrama
- Ruang Karyawan
- Ruang CCTV
Bekerja - Ruang Kerja
Kepala Asrama
- Ruang Karyawan
- Ruang Security
- Ruang CCTV
Membuat Laporan - Ruang Kerja
Kepala Asrama
- Ruang Karyawan
- Ruang Security
- Ruang CCTV
Mengawasi Asrama - Gedung Asrama
- Ruang Security
Makan Siang Kantin
Istirahat Gedung Akademi
BAB/BAK Tolilet
Tidur Kamar Asrama

2. Juru Masak
Tabel III.17 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Koki/Juru Masak Datang Entrance
Parkir Tempat Parkir
Masuk Dapur Dapur Akademi
Memersihkan Dapur Dapur Akademi
Mengecek Persediaan Ruang Penyimpanan
Makanan
Menyiapkan Ruang Penyimpanan
Peralatan Makanan
Memasak Dapur Akademi
Istirahat Gadung Akademi
BAB/BAK Toilet
Pulang Tempat Parkir

D. Staf Pengajar dan Pelatih


1. Staf Pengajar
Tabel III.18 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Datang Entrance
Parkir Tempat Parkir
Masuk ke Kantor Ruang Guru
Menyiapkan Ruang Ruang Guru
Kerja
Menyiapkan Materi Ruang Kelas
Staf Pengajar
Mengajar Ruang Kelas
Memuat Laporan Ruang Guru
Rapat Ruang Rapat
Istirahat Gedung Akademi
BAB/BAK Toilet
Pulang Tempat Parkir

2. Staf Pelatih
Tabel III.19 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Datang Entrance
Staf Pelatih Parkir Tempat Parkir
Masuk ke Kantor - Ruang Pelatih
Kepala
- Ruang Pelatih
Utama
- Ruang Asisten
Pelatih
- Ruang Pelatih
Fisik
- Ruang Pelatih
Kiper
Menyiapkan Ruang - Ruang Pelatih
Kerja Kepala
- Ruang Pelatih
Utama
- Ruang Asisten
Pelatih
- Ruang Pelatih
Fisik
- Ruang Pelatih
Kiper
Menyiapkan Materi - Ruang Pelatih
Kepala
- Ruang Pelatih
Utama
- Ruang Asisten
Pelatih
- Ruang Pelatih
Fisik
- Ruang Pelatih
Kiper
Melatih Sepak Bola Lapangan Sepak
Bola
Memuat Laporan - Ruang Pelatih
Kepala
- Ruang Pelatih
Utama
- Ruang Asisten
Pelatih
- Ruang Pelatih
Fisik
- Ruang Pelatih
Kiper
Rapat Ruang Rapat
Istirahat Gedung Akademi
BAB/BAK Toilet
Pulang Tempat Parkir

E. Staf Kesehatan
Tabel III.20 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Datang Entrance
Parkir Tempat Parkir
Masuk ke Kantor - Ruang Dokter
- Ruang Perawat
- Ruang Fisioterap
Tenaga
- Ruang Arsip
Kesehatan
Menyiapkan Ruang - Ruang Dokter
Kerja - Ruang Perawat
- Ruang Fisioterap
- Ruang Arsip
- Area Fitness
- Sauna
- Kolam Renang
Bekerja - Ruang Dokter
- Ruang Perawat
- Ruang Fisioterap
- Ruang Arsip
- Area Fitness
- Sauna
- Kolam Renang
Memeriksa - Ruang Dokter
Kesehatan - Ruang Perawat
- Ruang Fisioterap
Melakukan - Ruang Dokter
Perawatan - Ruang Perawat
- Ruang Fisioterap
Memuat Laporan - Ruang Dokter
- Ruang Perawat
- Ruang Fisioterap
Istirahat Gedung Akademi
BAB/BAK Toilet
Pulang Tempat Parkir
F. Staf Pendukung
Tabel III.21 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Datang Entrance
Parkir Tempat Parkir
Masuk Kantor - Ruang Staf
Keamanan
- Ruang Staf ME
- Ruang Karyawan
- Ruang Laundry
Melakukan Pekerjaan - Gedung Akademi
- Ruang Staf
Keamanan
- Ruang CCTV
- Ruang ME
Staf Pendukung
- Ruang Control
Panel
- Ruang Generator
- Ruang Laundry
- Gudang
Melakukan Laporan - Ruang Staf
Keamanan
- Ruang Staf ME
- Ruang Karyawan
Istirahat Gedung Akademi
BAB/BAK Toilet
Pulang Tempat Parkir

G. Pengunjung
Tabel III.22 analisis Kebutuhan Ruang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Datang Entrance
Parkir Tempat Parkir
Masuk Akademi - Ruang Tamu
- Ruang Resepsonis
- Lobby
Melihat Akademi Gedung Akademi
Pengunjung
Mengunjungi Siswa Gedung Asrama
Menonton Tribun Penonton
Pertandingan/Latihan
Istirahat Cafe
BAB/BAK Toilet
Pulang Tempat Parkir

3. Besaran Ruang
Analisis besaran ruang dan dimensi ruang yang digunakan
mengikuti standar yang sudah ada yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
jumlah pelaku dalam kegiatan. Beberapa sumber yang digunakan dalam
menentukan besaran ruang di dalam akademi sepakbola yaitu:
1. Human Dimension and Interior Space
2. Time-Saver Standards for Building Types-4 th Edition
3. Neufert Architect Data
4. FIFA
Berdasarkan analisa standar ruang dan perhitungan jumlah
pengguna maka besaran ruang akademi sepak bola Indonesia adalah
sebagai berikut :

a) Fasilitas Pengelola dan Pengurus


Tabel III.23 analisis Besaran Ruang
No Ruang Standar Kapasitas Jumlah Total Luas
Ruang/Sumber
Area Penerimaan
1. Lobby 0.4 m2/orang/HD 50 orang 1 unit 20 m2
2. Resepsionis 4,8 m2 / Orang/HD 2 Orang 1 unit 9,6 M2
3. Ruang 0,4 m2 / Orang/HD 1 Orang 6 Unit 2,4 m2
Tunggu
Area Manajer
1. Ruang Direksi 4 m x 6m/Asumsi 1 Orang 1 Unit 24 m2
2. Ruang Wakil 4 m x 6 m/Asumsi 1 Orang 1 Unit 24 m2
Direksi
3. Ruang 4 m x 6 m/ Asumsi 1 Orang 1 Unit 24 m2
Manajer
4. Ruang 4 m x 6 m/ Asumsi 1 Orang 1 Unit 24 m2
Sekretaris
5. Staf 4 m2 / Orang/ NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
Administrasi
6. Staf 4 m2 / Orang, NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
Keuangan
7. Ruang Staf 4 m2 / Orang/ NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
Pemasaran
8. Ruang Rapat 1,2 m2 / Orang/ 15 Orang 1 Unit 18 m2
Asumsi
9. Ruang Arsip 12 m2/ Asumsi 1 Orang 1 Unit 12 m2
Area Service
1. Ruang Staf 4 m2/ Orang/NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
ME
2. Ruang 20 m2/ Asumsi - 1 Unit 20 m2
Control Panel
3. Ruang 4 m2 / Orang/NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
Security
4. Ruang CCTV 4 m2 / Orang/NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
5. Ruang 2,1 m2 / Orang/ 6 Orang 1 Unit 12.6 m2
Karyawan Asumsi
6. Ruang 20 m2/ Asumsi - 1 Unit 20 m2
Generator
7. Toilet 2 m2 / Orang/NAD 1 Orang 2 Unit 4 m2
Karyawan
8. Lavatory Pria /NAD - - -
- Closet - 2 m2 / Orang - 1 Orang - 2 Unit - 4 m2
- Urinoir - 1,1 m2 / Orang - 1 Orang - 6 Unit - 6.6 m2
- Wastafel - 1 m2 / Orang - 1 Orang - 2 Unit - 2 m2
9. Lavatory /NAD - - -
Wanita
- Closet - 2 m2 / Orang - 1 Orang - 4 Unit - 8 m2
-Wastafel - 1 m2 / Orang - 1 Orang - - 1 m2
10. Gudang 5 m x 6 m/ Asumsi - 1 Unit 30 m2
Total Luas 314 m2

b) Fasilitas Pendidikan dan Olahraga


Tabel III.24 analisis Besaran Ruang
No Ruang Standar Kapasitas Jumlah Total Luas
Ruang/Sumber
Pendidikan Sepak
1. Lapangan 105 m x 70 m/FIFA 22 Orang 2 Unit 14,700 m2
Besar
2. Lapangan 40 m x 25 m/FIFA 12 Orang 2 Unit 2000 m2
Kecil
3. Tribun 0,64 m2 / 1 Orang 100 Unit 64 m2
Orang/NAD
4. Toilet 2 m2 / Orang/NAD 1 Orang 6 Unit 12 m2
5. Ruang Ganti 1,3 m2 / Orang/TSS 20 Orang 2 Unit 52 m2
6. Ruang Ganti 1,3 m2 / Orang/TSS 5 Orang 1 Unit 6,5 m2
Wasit
Area Staf Pelatih
1. Pelatih 4 m x 6 m/ Asumsi 1 Orang 1 Unit 24 m2
Kepala
2. Pelatih Utama 4 m2 / Orang/NAD 4 Orang 1 Unit 16 m2
3. Asisten 4 m2 / Orang/NAD 4 Orang 1 Unit 16 m2
Pelatih
4. Pelatih Fisik 4 m2 / Orang/NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
5. Pelatih Kiper 4 m2 / Orang/NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
Pendidikan Akademik
1. Ruang Kelas 2,5 m2 / 25 Orang 8 Unit 500 m2
Orang/NAD
2. Ruang 2 m2 / Orang/NAD 25 Orang 1 Unit 50 m2
Komputer
3. Ruang Guru 4 m2 / Orang/NAD 10 Orang 1 Unit 40 m2
4. Perpustakaan 8 m x 8 m/ Asumsi - 1 Unit 64 m2
5. Ruang Kerja 4 m2 / Orang/NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
Penjaga
6. Ruang Baca 1,2 m2 / 6 Orang 2 Unit 14.4 m2
Orang/NAD
Area Service
1. Ruang 2,1 m2 / Orang/ 6 Orang 1 Unit 12,6 m2
Karyawan Asumsi
2. Toilet 2 m2 / Orang/NAD 1 Orang 2 Unit 4 m2
Karyawan
3. Lavatory NAD - -
2
12,6 m2
- Closet - 2 m / Orang - 1 Orang - 2 Unit
- Urinoir - 1,1 m2 / Orang - 1 Orang - 6 Unit
- Wastafel - 1 m2 / Orang - 1 Orang - 2 Unit
4. Gudang 6 m x 6 m/ Asumsi 1 Unit 36 m2
Peralatan
Total Luas 17.648 m2

c) Fasilitas Asrama
Tabel III.25 analisis Besaran Ruang
No Ruang Standar Ruang Kapasitas Jumlah Total Luas
Area Penerimaan
1. Lobby 0,4 m2 / 30 Orang 1 Unit 12 m2
Orang/NAD
2. Ruang Tamu 30 m2/ Asumsi 10 Orang 1 Unit 30 m2
3. Kamar Tidur 6 m2 / Orang/NAD 2 Orang 50 Unit 600 m2
4. Kamar Mandi 1,8 m2 / 1 Orang 50 Unit 90 m2
Orang/NAD
Area Bersama
1. Area Belajar 1,2 m2 / 20 Orang 1 Unit 24 m2
Orang/NAD
2. Area Bermain 35 m2/ Asumsi - 1 Unit 35 m2
3. Area Nonton 25 m2/ Asumsi - 1 Unit 25 m2
Area Makan & Dapur
1. Area Makan 4 m2 / Unit/NAD 4 Orang 20 Unit 80 m2
2. Area Cuci 1 m2/ Asumsi 1 Orang 4 Unit 4m2
Tangan
3. Dapur 25 m2/ Asumsi 4 Orang 1 Unit 25 m2
4. Ruang 3 m x 4 m/ Asumsi 1 Unit 12 m2
Penyimpanan
Area Staf
1. Kamar Tidur 12 m2 / Orang/NAD 1 Orang 1 Unit 12 m2
Kepala
Asrama
2. Kamar Tidur 12 m2 / Orang/NAD 1 Orang 9 Unit 108 m2
Staf
3. Kamar Mandi 1,8 m2 / 1 Orang 10 Unit 18 m2
Orang/NAD
4. Ruang Kerja 4 m x 6 m/ Asumsi 1 Orang 1 Unit 24 m2
Kepala
Asrama
5. Ruang 4 m2 / Orang/NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
Security
6. Ruang 2,1 m2 / Orang/ 6 Orang 1 Unit 12,6 m2
Karyawan Asumsi
7. Toilet 2 m2/NAD 1 Orang 2 Unit 4 m2
Karyawan
8. Gudang 6 m x 6 m/ Asumsi 1 Unit 12 m2
Peralatan
Total Luas 1,135 m2

d) Fasilitas Penunjang
Tabel III.26 analisis Besaran Ruang
No Ruang Standar Kapasitas Jumlah Total Luas
Ruang/Sumber
Area Kesehatan
1. Ruang Dokter 4 m x 6 m/ Asumsi 1 Orang 1 Unit 24 m2
2. Ruang 4 m2 / Orang/NAD 2 Orang 1 Unit 8 m2
Perawat
3. Ruang 6 m2 / Orang/ 6 Orang 1 Unit 36 m2
Fisioterapi Asumsi
4. Ruang Arsip 12 m2/ Asumsi - 1 Unit 12 m2
Area Kebugaran
5. Area Fitness 4,5 m2 / 20 Orang 1 Unit 90 m2
Orang/NAD
6. Sauna 20 m2/ Asumsi 10 Orang 1 Unit 20 m2
7. Kolam 5 m2 / Orang/NAD 30 Orang 1 Unit 150 m2
Renang
8. Ruang 2 m2 / Orang/NAD 15 Orang 1 Unit 30m2
Aerobik
9. Ruang Ganti / Asumsi
- loker - 0,8 m x 0,3 m - 1 Orang - 20 Unit - 4.8 m2
- ruang bilas - 1,2 m x 1,2 m - 1 Orang - 6 Unit - 8,64

10. Café /NAD


- Bartender -3mx2m - 2 Orang - 1 Unit - 6 m2
- Kursi, meja - 4 m/Unit - 4 Orang - 10 Unit - 40 m2

Area Service
2
1. Ruang 2,1 m / Orang/ 6 Orang 1 Unit 12,6 m2
Karyawan Asumsi
2. Toilet 2 m2 / Orang/NAD 1 Orang 2 Unit 4 m2
Karyawan
3. Lavatory /NAD
- Closet - 2 m2 / Orang - 1 Orang - 2 Unit - 4 m2
- Urinoir - 1,1 m2 / Orang - 1 Orang - 6 Unit - 6,6 m2
- Wastafel - 1 m2 / Orang - 1 Orang - 2 Unit - 2 m2
4. Gudang 6 m x 6 m/ Asumsi 1 Unit 36 m2
Peralatan
Total Luas 495 m2

e) Area Parkir
Jumlah kendaraan parkir dihitung berdasarkan jumlah pengelola, staf,
siswa dan pengunjung.
 Penglola dan Staf
Jumlah Pengelola dan Staf : + 87 orang.
Diamsusikan perbandingan jumlah pengguna mobil dan motor
adalah 40% : 60%.
Pengguna kendaraan mobil : 87 orang x 40% = 35 Mobil
Pengguna kendaraa motor : 87 orang x 60% = 52 Motor
 Pengunjung
Diamsusikan jumlah pengunjung tertinggi saat menyaksikan
pertandingan sepak bola adalah +300 orang. Diasumsikan
perbandingan pengguna kendaraan antara mobil dan motor adalah
40% : 60%.
Pengguna kendaraan mobil : 300 x 40% = 120 Mobil
Pengguna kendaaran motor : 300 x 60% = 180 Motor

Tabel III.26 analisis Besaran Ruang


No Ruang Standar Kapasitas Jumlah Total Luas
Ruang/Sumber
Pengelola dan Staf
1. Parkir Mobil 12 m2/Unit / NAD 35 Mobil 1 Unit 420 m2
2. Parkir Motor 2 m2 /Unit / NAD 52 Motor 1 Unit 104 m2
Pengunjung
2
1 Parkir Mobil 12 m /Unit / NAD 120 Mobil 1 Unit 1.440 m2
Parkir Motor 2 m2 /Unit / NAD 180 Motor 1 Unit 360 m2
Siswa
1 Parkir Bus 12 m x 2.5 m / 5 1 Unit 150 m2
Asumsi
Total Luas 2.474 m2

Rekaptulasi Besaran Ruang


- Fasilitas Pengelola dan Pengurus : 314 m2
- Fasilitas Pendidikan dan Olahraga : 17.648 m2
- Fasilitas Asrama : 1.135 m2
- Fasilitas Penunjang : 495 m2
- Area Parkir : 2.474 m2
Total : 22.066 m2
KETERANGAN SUMBER :
1. HD = Human Dimension and Interior Space.
2.TSS = Time-Saver Standards for Building Types-4 th Edition.
3.NAD = Neufert Architect Data.
4. FIFA = Federation Internationale de Football Association

E. Pola Hubungan Ruang


Hubungan antar ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jarak
kedekatan antar ruang, tingkat hubungan atau kepentingan antar ruang, serta
bentuk hubungan antar ruang kegiatan tersebut. Hubungan antar ruang
dibedakan menurut jenis kegiatan dan fungsi ruang.
1. Analisis Hubungan Ruang Secara Makro
Hubungan ruang secara makro terbentuk dari beberapa kegiatan
dan fungsi yaitu area parkir, area pengelola dan staf, area pendidikan
akademik, area pelatihan sepakbola dan asrama seperti pada gambar III.27

Gambar III.27 Pola Hubungan Ruang Secara Makro


(Sumber : Olah Data 2021)
2. Analisis Hubungan Ruang Secara Mikro
Hubungan ruang mikro terbentuk dari beberapa fasilitas yang ada
di akademi sepakbola sesuai dengan analisis besaran ruang. Hubungan
ruang tersebut adalah sebagai berikut:
a) Fasilitas Pengelola dan Pengurus

Gambar III.28 Pola Hubungan Fasilitas Pengelola dan Pengurus


(Sumber : Olah Data 2021)

b) Fasilitas Pendidikan dan Olahraga


Gambar III.28 Pola Hubungan Ruang Fasilitas Pendidikan dan
Olahraga
(Sumber : Olah Data 2021)

c) Fasilitas Asrama

Gambar III.29 Pola Hubungan Ruang Fasilitas Asrama


(Sumber : Olah Data 2021)
d) Fasilitas Penunjang

Gambar III.30 Pola Hubungan Ruang Fasilitas Penunjang


(Sumber : Olah Data 2021)

F. Analisis Bentuk
1. Hasil Analisis Tapak
Lokasi Tapak berada diantara Jl. Metro Tj. Bunga, Jl. Danau Tj.
Bunga, dan Jl. Manunggal 22 Kelurahan Tamalate, Kota Makassar.
Adapun pemilihan tapak dilokasi tersebut dikarenakan pada kelurahan
tamalate merupakan kawasan bisnis dan olahraga terpadu menurut Peta
Rencana Pola Ruang Kota Makassar Tahun 2010-2030. Luas lahas yang
digunakan sebagai kawasan Akademi Sepak Bola Indonesia adalah sebesar
+10,24 Ha. Adapun hasil dari analisis-analisis yang telah dilakukan pada
tapak dapat diliat pada gambar III.31.
Gambar III.31 Hasil Analisis Tapak
(Sumber : Olah Data 2021)
2. Konsep Bentuk
Proses perencanaan pengolahan bentuk bangunan terinspirasi dari
bentuk gambar “Ombak dan Gelombang” yang terdapat pada Lambang
PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) yang merupakan Induk
Federasi tertinggi persepakbolaan di Indonesia. Gambar “Ombak dan
Gelombang” pada lambang PSSI itu sendiri memiliki makna “Melukiskan
Air atau Pergolakan Jiwa selalu bergerak dan dinamis”. Adapun Gambar
“Ombak dan Gelombang” ini dipilih karena berdasarkan lokasi tapak yang
berada didaerah dekat pantai.

Gambar III.32 Bentuk Dasar Bangunan


(Sumber : Olah Data 2021)
a) Konsep Bentuk Bangunan dengan Fasilitas Pengelola dan Pengurus
Beserta Fasilitas Penunjang.
Konsep bentuk bangunan berasal dari simbol “Ombak dan
Gelombang” yang terdapat pada lambang PSSI yang kemudian di
transformasikan membentuk pola persegi 4 sehingga didapatkan bentuk
dasar bangunan seperti pada gambar III.33

Gambar III.33 Bentuk Dasar Bangunan Fasilitas Pengelola dan


Penunjang
(Sumber : Olah Data 2021)

b) Konsep Bentuk Bangunan dengan Fasilitas Pendidikan


Konsep bentuk bangunan berasal dari simbol “Ombak dan
Gelombang” yang terdapat pada lambang PSSI yang kemudian di
transformasikan saling berhadapan sehingga didapatkan bentuk dasar
bangunan seperti pada gambar III.
Gambar III.34 Bentuk Dasar Bangunan Fasilitas Pendidikan
(Sumber : Olah Data 2021)

c) Konsep Bentuk Bangunan dengan Fasilitas Asrama


Konsep bentuk bangunan berasal dari simbol “Ombak dan
Gelombang” yang terdapat pada lambang PSSI yang kemudian di
transformasikan saling berlawanan arah sehingga didapatkan bentuk dasar
bangunan seperti pada gambar III.
Gambar III.35 Bentuk Dasar Bangunan Asrama
(Sumber : Olah Data 2021)
G. Analisis Struktur dan Utilitas
1. Analisis Struktur
Konsep Struktur pada bangunan dibagi manjadi 3 bagian struktur yaitu
Struktur Bawah, Struktur Tengah, dan Struktur Atas.
a) Struktur Bawah
Konsep pemilihan struktur bawah yaitu menggunakan pondasi bore
pile karena jumlah lantai bangunan yang tidak lebih dari 3 lantai. Dasar
pertimbangan lainnya adalah karena proses pemasangannya tidak
menimbulkan gangguan suara dan getaran yang dapat membahayakan
dan mengganggu bangunan disekitar tapak.

Gambar III.36 Metode Pemasangan Pondasi Bore Pile


(Sumber : Google 2021)
b) Struktur Tengah
Konsep pemilihan struktur tengah yaitu menggunakan struktur beton
bertulang konvensional yang terdiri dari kolom beton, balok beton, dan
plat lantai. Dengan pertimbangan struktur ini lebih kuat dan lebih
mudah dalam pengerjaannya.
Gambar III.37 Struktur Kolom, Struktur Beton, Plat Lantai
(Sumber : Google 2021)

c) Struktur Atas
Konsep pemilihan struktur atas yaitu menggunakan struktur rangka baja
ringan dan rangka linear dengan pertimbangan konstruksi ringan,
mudah dipasang, kuat dan tahan lama serta plat atap beton untuk
mempertegas kesan style arsitektur modern.

Gambar III.38 Struktur Rangka Baja Riangan dan Rangka Linear


(Sumber : Google 2021)
2. Analisis Material
Adapun material yang dipakai adalah sebagai berikut :
Tabel III.27 Penggunaaan Material
No Elemen Material Keterangan
Arsitektural
1. Dinding Mudah didapat dan
mudah dalam
pemasangan.

(Sumber : Google 2021)


Bata Ringan
2. Lantai Lantai granit tidak
mudah kotor,
perawatannya lebih
sederhana, dan
memiliki daya tahan

(Sumber : Google 2021) terhadap beban lebih

Lantai Granit besar.

3. Fasade mudah dibersihkan,


tahan dalam jangka
waktu yang sangat
lama, dan aman
karena saat pecah
akan menjadi butiran
(Sumber : Google 2021)
halus.
Kaca Tempered
4. Plafon Mudah pemasangan,
bebas asbes sehingga
aman untuk
pengguna bangunan,
tahan api, dan tahan
(Sumber : Google 2021) benturan.
Kalsiboard
5. Atap Bebas dari rayap dan
anti pecah, mudah
dan cepat dalam
pemasangan,
memiliki daya tahan
baik dan lama
(Sumber : Google 2021)
Spandek
(Sumber : Analisa Pribadi 2021)
3. Analisis Pendukung dan Kelengkapan Bangunan
a) Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang digunakan yaitu pencahayaan alami dan
buatan. Penggunaan pencahayaan buatan berupa lampu pada area-area
yang membutuhkan konsentrasi pada aktivitasnya seperti Perpustakaan,
Ruang baca, Ruang Komputer, Dapur, dan juga pada area-area kerja
karena intensitas pencahayaan yang lebih dapat meningkatkan kualitas
dari aktivitas yang dilakukan. Selain itu, pencahayan alami juga
dimaksimalkan kedalam bangunan khususnya pada pada kamar-kamar
asrama dan ruang kelas agar memberikan efek positif bagi
penggunanya.
b) Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan didominasi oleh penghawaaan
alami dengan menggunakan jendela, ventilasi, dan viod pada bangunan.
Penggunaan penghawaan buatan seperti AC dikhususkan untuk ruang-
ruang yang memiliki sifat tertutup seperti ruang dokter, ruang
fisioterapi, dan ruang tempat penyimpanan makanan.
c) Sistem Jaringan Air Bersih dan Air Kotor
 Sistem Jaringan Air Bersih
Air bersih yang digunakan yaitu memanfaatkan pasokan sumber air
bersih yang berasal dari PDAM dan suplay dari air hujan yang
kemudian sistem distribusi air bersih kedalam bangunan menggunaka
sistem down-feed distribution dimana air dari PDAM dan air hujan
masing-masing disalurkan ke bak filter kemudian ke Ground Tank lalu
dipompa dan disimpan di Upper Tank yang kemudian didistribusikan
ke kamar mandi, toilet dan wastafel.

Gambar III.39 Skema Distribusi Air Bersih


(Sumber : Analisa Pribadi 2021)
 Sistem Jaringan Air Kotor
Untuk pengelolaan air kotor menggunakan sistem Grey Water
yaitu air bekas keperluan mandi, mencuci memasak di tampung
dibak penampungan khusus kemudian difilter kembali dan
dimanfaatkan kembali untuk keperluan non-potable seperti
menyiram lapangan sepak bola, menyiram tanaman, membilas toilet,
dan keperluan out door lainnya.

Gambar III.40 Sistem Jaringan Air Kotor


(Sumber : Google 2021)
d) Sistem Jaringan Listrik
Sistem jaringan listrik berasal dari PLN dan genset atau generator
dengan PLN yang merupakan sumber utama jaringan listrik dan genset
atau generator merupakan sumber listrik cadangan yang berfungsi
secara otomatis ketika listik dari PLN mengalami gangguan atau
padam. Sistem pendistribusiannya menggunakan system jaringan udara
dihubungkan ke gardu atau trafo yang berada pada tapak kemudian
dihubungkan dengan panel utama dan panel distribusi ke masing-
masing bangunan. Dan untuk sistem kontrolnya menggunkan box
meter.

Gambar III.41 Skema Distribusi Listrik


(Sumber : Analisa Pribadi 2021)
e) Sistem Pencegahan Kebakaran
Sistem pencegahan kebakaran pada bangunan ini yaitu dengan
menyediakan smoke detector dan fire extinguish portable disetiap unit
bangunan, memasang sprinkler dan hydrant yang memiliki radius jarak
pencapaiannya sekitar 50 meter, dan menyediakan jalur evakuasi
berupa tangga darurat pada bangunan unutk memudahkan dalam
mengevakuasi pengguna bangunan.

Gambar III.42 Sistem Pencegahan Kebakaran


(Sumber : Google 2021)
f) Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang digunakan pada bangunan yaitu
penangkal petir elektrotatis dengan tiangnya ditempatkan di ujung-
ujung tertentu pada atap bangunan. Sistem penangkal petir elektrotatis
ini memiliki kelebihan mampu mencegah interferensi perangkat
komunikasi dalam bangunan sehingga jika terjadi sambaran petir,
peralatan elektronik dalam bangunan tidak tereduksi.
Gambar III.43 Sistem Penangkal Petir
(Sumber : Google 2021)
g) Sistem Keamanan Digital
Sistem keamanan digital bangunan dilengkapi dengan system
keamanan berupa kamera CCTV yang dipasang disetiap sisi bangunan.
Dengan menyediakan ruang monitor security sebagai pusat pengontrol.

Gambar III.44 Kamera CCTV


(Sumber : Google 2021)
BAB IV
HASIL DESAIN

A. Site Plan

Gambar IV.1 Site Plan


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.2 Site Plan
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.3 Site Plan


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.4 Site Plan


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.5 Site Plan
(Sumber : Hasil Desain, 2021)
B. Ruang
1) Denah Fasilitas Pendidikan
 Denah Fasilitas Pendidikan Lantai 1

Gambar IV.6 Denah Fasilitas Pendidikan Lantai 1


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
 Denah Fasilitas Pendidikan Lantai 2

Gambar IV.7 Denah Fasilitas Pendidikan Lantai 2


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
 Denah Fasilitas Pendidikan Lantai 3
Gambar IV.8 Denah Fasilitas Pendidikan Lantai 3
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

2) Denah Asrama
 Denah Asrama Lantai 1

Gambar IV.9 Denah Asrama Lantai 1


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
 Denah Asrama Lantai 2-3

Gambar IV.10 Denah Asrama Lantai 2-3


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

3) Denah Fasilitas Penunjang


 Denah Fasilitas Penunjang Lantai 1
Gambar IV.11 Denah Fasilitas Penunjang Lantai 1
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

 Denah Fasilitas Penunjang Lantai 2

Gambar IV.12 Denah Fasilitas Penunjang Lantai 2


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.13 Interior Kelas
(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.14 Interior Asrama
(Sumber : Hasil Desain, 2021)
C. Bentuk
 Tampak Fasilitas Pendidikan

Gambar IV.15 Tampak Depan dan Belakang Fasilitas Pendidikan


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.16 Tampak Samping Kanan dan Kiri Fasilitas


Pendidikan
(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.17 Fasilitas Pendidikan
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.18 Fasilitas Pendidikan


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.18 Fasilitas Pendidikan
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

 Potongan Fasilitas Pendidikan

Gambar IV.19 Potongan Fasilitas Pendidikan


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

 Tampak Asrama
Gambar IV.20 Tampak Depan dan Belakang Asrama
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.21 Tampak Samping Kanan dan Kiri Asrama


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.22 Akademi Asrama
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.23 Akademi Asrama


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.24 Akademi Asrama


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

 Potongan Asrama

Gambar IV.25 Potongan Asrama


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
 Tampak Fasilitas Penunjang

Gambar IV.26 Tampak Depan dan Belakang Fasilitas Penunjang


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.27 Tampak Kanan dan Kiri Fasilitas Penunjang


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.28 Fasilitas Penunjang
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.29 Fasilitas Penunjang


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
 Potongan Fasilitas Penunjang

Gambar IV.30 Potongan Fasilitas Penunjang


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

D. Kelengkapan Bangunan
 Rencana Kolom Fasilitas Pendidikan

Gambar IV.31 Rencana Kolom Fasilitas Pendidikan Lantai 1


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.32 Rencana Kolom Fasilitas Pendidikan Lantai 2


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.33 Rencana Kolom Fasilitas Pendidikan Lantai 3


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
 Rencana Kolom Asrama
Gambar IV.34 Rencana Kolom Asrama Lantai 1
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.35 Rencana Kolom Asrama Lantai 2-3


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
 Rencana Kolom Fasilitas Pendidikan

Gambar IV.36 Rencana Kolom Fasilitas Penunjang Lantai 1


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.37 Rencana Kolom Fasilitas Penunjang Lantai 2


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
 Rencana Balok Fasilitas Pendidikan

Gambar IV.38 Rencana Balok Fasilitas Pendidikan Lantai 1


(Sumber : Hasil Desain, 2021)

Gambar IV.39 Rencana Balok Fasilitas Pendidikan Lantai 2


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.40 Rencana Balok Fasilitas Pendidikan Lantai 3
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

 Rencana Balok Asrama

Gambar IV.41 Rencana Balok Arama Lantai 1


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.42 Rencana Balok Arama Lantai 2-3
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

 Rencana Balok Fasilitas Penunjang

Gambar IV.43 Rencana Balok Fasilitas Penunjang Lantai 1


(Sumber : Hasil Desain, 2021)
Gambar IV.44 Rencana Balok Fasilitas Penunjang Lantai 2
(Sumber : Hasil Desain, 2021)

 Rencana Utilitas

Gambar IV.45 Rencana Utilitas Asrama


(Sumber : Hasil Desain, 2021
DAFTAR PUSTAKA

Alghiffari, W., Arsitektur, P. S., Arsitektur, J. T., Sains, F., Teknologi, D. A. N.,
Islam, U., & Alauddin, N. (2018). PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN.

Amrullah, M. I., Wasilah, W., & Marwati, M. (2015). Sekolah Sepakbola Di


Makassar. Nature : National Academic Journal of Architecture, 2(1), 122–
134. https://doi.org/10.24252/nature.v2i1a11

ArchZwandi. (2016). Neue Nationalgalerie. ARCHICAMP7.


http://archicamp7.blogspot.com/2016/08/neue-nationalgalerie-
pengantar.html#:~:text=Neue Nationalgalerie (Galeri Nasional
Baru,dilakukan di Berlin%2C kota kelahirannya.

Attabi’ Khoiril Waro. (2020). PERANCANGAN SEKOLAH SEPAK BOLA


DENGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI ( UIN ) MAULANA MALIK IBRAHIM.

Edupark, P. (2019). Edupark gemolong dengan tema arsitektur modern. 1(2), 46–
51.

FC, R. M. (2013). Real Madrid City. RealMadrid.Com.


https://www.realmadrid.com/en/about-real-madrid/club/ciudad-real-madrid

Ii, B. A. B. (2019). Bab ii tinjauan teori 2.1. 2–5.

John, D. (n.d.). Arsitektur Modern. Silabus.Web.Id.


https://www.silabus.web.id/arsitektur-modern/

Kbarek, J. M. A., & Endah Nuffida, N. (2017). Akademi Sepakbola Usia Dini
Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku. Jurnal Teknik ITS, 6(2), 262–265.
https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i2.26060

KBBI Daring. (n.d.-a). aka.de.mi. Kbbi.Kemendikbud.Co.Id.


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/akademi

KBBI Daring. (n.d.-b). de.ngan. Kbbi.Kemendikbud.Co.Id.


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dengan

KBBI Daring. (n.d.-c). in.do.ne.sia. Kbbi.Kemendikbud.Co.Id.


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/indonesia

KBBI Daring. (n.d.-d). pen.de.kat.an. Kbbi.Kemendikbud.Co.Id.


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pendekatan

KBBI Daring. (n.d.-e). se.pak bo.la. Kbbi.Kemendikbud.Co.Id.


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sepak bola

M, A. N. B. (2017). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2017.


Penentuan Konsentrasi Optimum Selulosa Ampas Tebu (Baggase) Dalam
Pembuatan Film Bioplastikggase) Dalam Pembuatan Film Bioplastik, 21–
22.

M, L. (2018). 5 Prestasi Timnas Indonesia di Kancah Sepakbola Internasional.


Tentik.Com. https://tentik.com/5-prestasi-timnas-indonesia-di-kancah-
sepakbola-internasional/

Madrid, R. (2015). valdebebasimg. RealMadrid.Com.


https://www.realmadrid.com/img/galeria/valdebebasimg_95691.jpg

Mazid, F. (2020). Pusat Pelatihan Bulutangkis dengan Pendekatan Arsitektur


Bioklimatik di Makassar. Journal of Chemical Information and Modeling.

Naritan, G., Padmanaba, C. G., & Thamrin, D. (2017). Perancangan Interior


Akademi Sepak Bola Di Malang Dengan Konsep “Beginning Team.” None,
5(2), 561–571.

News, R. (2016). Analisa Sederhana Hasil Arsitektur Klasik dan Modern.


Rts18.Blogspot.Com. https://rts18.blogspot.com/2016/10/analisa-sederhana-
hasil-arsitektur.html
NURWAHIDAH. (2020). Pusat teknologi industri dengan pendekatan arsitektur
futuristik di makassar skripsi.

Prasetyo, V. F. A. L. (2015). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan


Pusat Olahraga Papanluncur “Skateboarding Center” di Yogyakarta. Thesis
S1 UANJ, 41–55. http://e-journal.uajy.ac.id/8458/5/TA413475.pdf

Salam, B. (2019). kampung wardah islamiyah di Kota Makassar. Slideshare.Net.


https://www.slideshare.net/basithsalam7/9-bab-iii-135382261

Soccercampsinternational. (2016). Manchester City Football Performance.


Soccercampsinternational.Com.
https://soccercampsinternational.com/england-soccer-camps/manchester-
city-soccer-schools/

Syahrir, M. Z. (2020). Redesain pasar sentral dengan pendekatan arsitektur neo


vernakular di takalar skripsi.

TANDOYO, K. A. (2018). Akademi sepakbola dengan pendekatan arsitektur


kontemporer di jayapura.

Anda mungkin juga menyukai