Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki kekayaan alam salah satu diantaranya
adalah sektor pertanian. Pertanian memiliki peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan
ekonomi. Keadaan ini menuntut kebijakan pemerintah pada sektor pertanian dengan
menyesuaikan keadaan dan perkembangan yang terjadi di lapangan dalam mengatasi persoalan.
Sejak awal, pengembangan sektor pertanian dianggap strategis hal ini disebebkan wilayah
daratan Indonesia sangat luas dan beriklim tropis sehingga mendukung pembudidayaan berbagai
komoditi pertanian, salah satunya adalah kedelai. Kedelai merupakan tanaman pangan utama
strategis setelah padi dan jagung. Konsumsi kedelai oleh masyarakat Indonesia dipastikan terus
meningkat setiap tahunnya dikarenakan beberapa faktor seperi bertambahnya populasi penduduk
dan kesadaran masyarakat akan makanan yang bergizi. Sebagai negara pengkonsumsi kedelai
terbesar setelah China, Indonesia masih jauh dari swasembada. Pertumbuhan kebutuhan
konsumsi kedelai melebihi pertumbuhan produksi dalam negeri, sehingga pemerintah
menggambil langkah untuk menutupi kebutuhan dengan cara impor. Kelangkaan kedelai sering
terjadi sebelumnya, produksi kedelai dalam negeri yang minim tidak dapat membendung
derasanya permintaan. Kedelai yang ditanam petani lokal tidak dapat mengejar kebutuhan
konsumsi masyarakat.

Berdasarkan outlook pangan yang dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag)


2015-2019, produksi kedelai Indonesia terus menurun, rata-rata 1,49% per tahun. Hal ini
berbanding terbalik dengan konsumsi kedelai yang terus naik. Saat ini, rata-rata konsumsi
kedelai sebesar 6,59 kg/kapita/tahun dan cenderung meningkat dengan rata-rata 1,73% per tahun.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang semester-I
2020 mencapai 1,27 juta ton dengan nilai US$510,2 juta atau sekitar Rp7,52 triliun (kurs Rp
14.700). Sebanyak 1,14 juta ton diantaranya berasal dari Amerika Serikat. Bahan baku kedelai
impor naik dari Rp. 7000/kg menjadi Rp. 9.200/kg hingga Rp. 9.500/kg. Situasi saat ini,
kebutuhan kedelai masyarakat tinggi sementara pasokan dalam negeri tidak mencukupi dan
kedelai impor yang menjadi andalan stoknya terbatas dan mahal. Ketua Umum Serikat Petani
Indonesia, Henry Saragih mengatakan kondisi saat ini merupakan imbas dari kebijakan pasar
bebas. Awalnya petani lokal mampu memproduksi kedelai lokal masih sanggup memenuhi 70%
hingga 75% kebutuhan kedelai nasional, impor hanya sekitar 20%. Namun kondisi sekarang
berbanding terbalik. Kedelai impor merupakan sumber utama kebutuhan kedelai nasional.
Ditengah masalah minimnya produksi kedelai, harga kedelai di kalangan petani lokal juga masih
sangat rendah. Padahal, di era orde baru sempat ada ketetapan bahwa harga kedelai mesti 1,5 kali
harga beras. Sehingga pada saat ini harga kedelai mestinya bisa mencapai Rp. 15.000/ kg.

Anda mungkin juga menyukai