Nim : 192303101112
Kelas : 2A/A3
REFERENSI :
1. EFEKTIVITAS STERILISASI METODE PANAS KERING PADA ALAT MEDIS RUANG PERAWATAN LUKA RUMAH SAKIT Dr. H. SOEMARNO
SOSROATMODJO KUALA KAPUAS
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=efektivitas+sterilisasi+metode+panas+kering&oq=efektivitas+sterilisasi+metode#d=gs_qabs&u=%23p
%3DE9yViZWlvQAJ
2. GLUTARALDEHID SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK BAHAN STERILISASI ALAT MEDIS DI RUMAH SAKIT
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sterilisasi+alat+alat+medis+2020&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DodB3B4ZsVh8J
4. Effectiveness of steam sterilization of reusable medical devices in primary and secondary care public hospitals in Nepal and factors
associated with ineffective sterilization: A nation-wide cross-sectional study
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0225595
5. Pengaruh Sterilisasi Terhadap Angka Kuman Udara dan Risiko Infeksi Nosokomial di Ruang Operasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama
Jombang
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sterilisasi+ruang+inap+2020&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DBVOzfKTK-
FcJ
6. PEMERIKSAAN KUALITAS UDARA RUANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT SUMBER
HIDUP DI KOTA AMBON 2020
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sterilisasi+ruangan+RS+2020&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3Dv3ox5biUXWsJ
7. Use of ultraviolet-C in environmental sterilization in hospitals: A systematic review on efficacy and safety
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7644456/
8. Concentration and type of bioaerosols before and after conventional disinfection and sterilization procedures inside hospital operating
rooms
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6151147/
Steriliser merupakan alat sterilisasi dengan metode pemanasan kering dengan memerhatikan suhu dan waktu sterilisasi. Meski beberapa
peralatan medis tidak dapat digunakan kembali, namun kebanyakan alat medis juga tergolong reuseable (dapat digunakan kembali) dengan
syarat peralatan tersebut harus melalui proses dekontaminasi yang sesuai dengan Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Untuk alat medis sekali pakai, dibuang dan dimusnahkan sesuai prinsip pembuangan
sampah dan limbah yang benar. Hal ini guna untuk meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan, juga memastikan perlindungan
kepada paramedis, pasien dan masyarakat sekitar dari infeksi akibat kontaminasi alat medis.
Steriliser efektif digunakan untuk mensterilisasi benda yang tidak mudah rusak, tidak meleleh, tidak menyala, dan tidak hangus pada suhu tinggi.
Alat medis yang dapat disterilisasi untuk digunakan kembali dengan menggunakan steriliser adalah glassware (alat laboratorium berbahan kaca);
seperti cawan petri, pipet ukur, gelas ukur, tabung reaksi dan labu Erlenmeyer; alat-alat bedah yang berbahan logam, dan alat pelindung diri
berupa masker N95. Selain alat medis, steriliser juga dapat digunakan digunakan untuk mensterilisasi bahan-bahan yang digunakan untuk
kebutuhan medis.
Penggunaan steriliser sangat efektif dikarenakan panas kering yang dihasilkan tidak akan menimbulkan kondensasi pada bahan kaca,
juga panas kering yang dihasilkan dapat mencapai bagian internal alat yang disterilisasi namun tidak dapat dibongkar, sehingga semua bagian
dapat tersterilisasi. Dengan demikian, penggunaan steriliser sangat efektif dalam pengontrolan dekontaminasi alat medis yang dapat digunakan
kembali. Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dengan metode pemanasan kering adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dengan metode pemanasan kering
1. 170 1,0
2. 160 2,0
3. 150 2,5
4. 140 3,0
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan steriliser agar efektif adalah sebagai berikut:
a. Waktu paparan dimulai setelah suhu dalam steriliser telah mencapai suhu sasaran.
b. Akurasi suhu dan waktu yang tepat.
c. Sirkulasi panas merata.
d. Tidak mudah korosi.
e. Kelebihan beban tidak disarankan pada steriliser karena akan mengubah konveksi panas. Sisakan ruang kurang lebih 7,5 cm antara
alat/bahan yang akan disterilisasi dengan dinding dalam steriliser.
f. Steriliser yang digunakan sesuai dengan klasifikasi yang telah distandarkan untuk kebutuhan medis.
Sterilisasi dengan menggunakan steriliser akan efektif untuk alat medis berupa glassware dan alat-alat bedah dengan pemanasan pada suhu
hingga 170°C, selama 1 (satu) jam dan kemudian didinginkan selama 2 hingga 2,5 jam atau 160°C selama 2 (dua) jam.
Sebelum dilakukan sterilisasi dengan menggunakan steriliser, glassware dan alat-alat bedah harus dilakukan pembersihan secara fisik
dengan membuang semua kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari permukaan alat ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk
mengurangi risiko menyentuh kulit bagi paramedis yang melakukannya. Proses ini adalah terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air atau menggunakan enzim, membilas dengan air bersih, dan mengeringkan. Hindari menggunakan pembersih yang bersifat
mengikis, misalnya Vim®atau Comet® atau serat baja atau baja berlubang, karena produk ini bisa menyebabkan goresan. Goresan ini kemudian
dapat menjadi sarang mikroorganisme yang membuat proses pembersihan menjadi lebih sulit serta meningkatkan korosi. Lalu dilakukan
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT); yang akan menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakteri dari objek, dengan cara
merebus, menguapkan atau memakai disinfektan kimiawi. Kemudian dapat dilakukan sterilisasi dengan menggunakan steriliser. Sedangkan
sterilisasi alat pelindung diri berupa masker respirator N95 efektif dengan pemanasan pada suhu 65 – 70 ⁰C selama 30 menit dengan
menggunakan steriliser.
Referensi :
Kementerian Kesehatan. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
World Health Organization. 2016. Decontamination and Reprocessing of Medical Devices for Health-care Facilities. WHO Document
Production Services. Geneva, Switzerland.
http://holisah-mikrobiologi.blogspot.com/2011/11/sterilisasi.html
https://www.memmert.com/news/n/statement-decontamination-of-face-masks/#!filters=%7B%7D
#STERILISASI RUANGAN#
Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang dimana pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya
mikroorganisme hidup pada bahan atau barang tersebut (Depkes RI, 2002).
Kematian mikroorganisme ditentukan oleh daya tahan mikroorganisme terhadap teknik sterilisasi. Daya tahan ini tergantung pada jenis, jumlah,
umur mikroorganisme, serta kondisi lingkungan proses sterilisasi. Sedangkan sterilisasi dengan teknik pemisahan mikroorganisme yang
memerlukan penyaring dengan ukuran diameter saringan lebih kecil dari diameter mikroorganisme.
1. Pemanasan: pemanasan basah (dengan dimasak pada air mendidih, dengan menggunakan uap air pada suhu 100ºC, dengan uap air jenuh
pada tekanan tinggi atau autoclave), dan panas kering (dengan pemijaran dan udara kering atau oven).
3. Penyinaran: sterilisasi dengan sinar UV, sinar Gama, sinar X dan sinar katoda.
4. Penyaringan: dengan polimer selulose (MF Milipore, Poli hidrokarbon Teflon), dan High efficiency parcitur air (Hepa)- udara untuk
ruangan aseptik juga disterilkan dengan cara penyaringan ini.
Untuk menjaga kualitas udara dapat digunakan antara lain dengan Aerosol: Glysein, resorcinol, dan triethilen glycol ; Saringan electron-
presipator : serta Penggunaan lampu UV (Ultra Violet).
http://www.indonesian-publichealth.com/desinfeksi-dan-sterilisasi-ruang-rumah-sakit/