Anda di halaman 1dari 20

Nama : Achmad Fani Ferdian

Nim : 192303101112

Kelas : 2A/A3

Matkul : Manajemen Patient Safety

#STERIALISASI ALAT MEDIS SERTA RUANGAN#

No Nama Judul Metode Hasil Daftar pustaka


pengarang
dan tahun
1. Linda Yanti J PEMERIKSAAN Rancangan penelitian ini Berdasarkan hasil analisis Rumah sakit merupakan tempat
Noyal, Nur KUALITAS adalah analisis Deskriktif distribusi frekuensi indeks dengan kontaminasi yang
Endah W2 , UDARA RUANG dengan Desain Cross angka kuman udara di ruang cukup tinggi. Ruang operasi
Tri Joko. YANG Sectional. Penelitian ini operasi RS Sumber Hidup, sebagai kebutuhan operasi
(2020) BERHUBUNGAN dilakukan di Ruang Operasi diketahui bahwa seluruh kondisi steril. Tujuan penelitian
DENGAN ANGKA Rumah Sakit Sumber Hidup sampel tidak memenuhi syarat untuk menganalisis faktor-
KUMAN DI di Kota Ambon. standar keamanan angka faktor yang berhubungan
RUANG OPERASI kuman udara di ruang operasi. dengan angka kejadian
RUMAH SAKIT Angka kuman udara yang tidak penularan airborne angka
SUMBER HIDUP memenuhi persyaratan kuman di ruang operasi RS
DI KOTA AMBON keamanan akan meningkatkan Sumber Hidup Kota Ambon.
2020 resiko terjadinya infeksi Penelitian ini adalah sebuah
nosokomial di ruang operasi, studi observasional
ini juga akan menjadi dampak menggunakan desain cross
bagi pasien yang melakukan sectional. Jumlah ruang operasi
operasi, yaitu bisa berpengaruh yang diperiksa adalah 2 kamar.
terhadap hasil operasi misalnya Berdasarkan UU Kementerian
bisa terjadi infeksi terhadap Kesehatan no. 07 Tahun 2019
luka pasien dan sebagainya tentang Kesehatan Lingkungan
oleh sebab itu RS Sumber Rumah sakit batas maksimal
Hidup, telah melakukan upaya jumlah kuman di udara di
untuk menjaga kesterilan, ruang operasi adalah 10 CFU /
ruang operasi, diantaranya m3. Itu suhu maksimum
adalah membuat aturan sebelum operasi adalah 27,7 0C
pembatasan jumlah orang yang sedangkan suhu minimum 23
ada dalam ruang operasi, 0C, untuk suhu tidak
melarang barang-barang yang memenuhi persyaratan sesuai
tidak dilakukan sterilisasi dengan standar kualitas 22 0C -
masuk dalam Ruang Operasi, 27 0C. Kelembapan maksimum
misalnya Laptop, Tas, Koper sebelum pengoperasian 59,2%
berisi alat medis, Camera, dan RH, kelembapan minimum
barang lainnya. Melarang 51% RH, untuk kelembaban
penggunaan cincin saat memenuhi persyaratan sesuai
operasi, serta dari segi dengan standar kualitas 40%
bangunan juga telah dilakukan RH- 60% RH. Penerangan
upaya perbaikan pada Sentral maksimum sebelum
AHU ( Air Handling Unit ) pengoperasian 397,8 Lux,
sebagai pertukaran udara yang penerangan minimum 303 lux
masuk ke dalam ruang operasi RH untuk penerangan
yaitu pada chiller pendingin Memenuhi persyaratan sesuai
ruangan yang sering rusak. standar mutu 40% RH- 60%
RH. Operasi waktu di ruang
operasi adalah waktu operasi
maksimum 210 menit dan
waktu minimum 75 menit.
2. Raudah, Tien EFEKTIVITAS Sampel yang diambil yaitu Untuk alat medis pinset rata- Rumah Sakit Dr. H. Soemarno
Zubaidah, STERILISASI alat set medikasi yang terdiri rata angka kuman pada suhu Sosroatmodjo adalah rumah
Imam METODE PANAS dari pinset dan bak instrumen. 125oC yaitu 1,33 koloni/cm sakitType C yang memberikan
Santoso KERING PADA Analisis data menggunakan dengan angka kuman tertinggi pelayanan medis 24 jam.
(2017). ALAT MEDIS uji Oneway Anova. pada pengulangan 2 (dua) yaitu Kapasitas tempat tidur
RUANG Berdasarkan hasil 2 koloni/cm. Untuk suhu sebanyak 145 dengan angka
PERAWATAN pemeriksaan, diketahui angka 130oC diperoleh angka kuman BOR (Bed Occupancy Rate)
LUKA RUMAH kuman tertinggi alat medis terendah pada pengulangan 1 51,36%. Upaya mencegah
SAKIT Dr. H. pinset yaitu dengan rata-rata dan 2 yaitu dengan angka terjadinya infeksi nosokomial
SOEMARNO angka kuman 1,33 koloni/cm kuman 0 koloni/cm, dan pada dari alat medis salah
SOSROATMODJO pada 125oC, dan angka suhu 135oC diperoleh rata-rata satunyayaitu dengan proses
KUALA KAPUAS kuman tertinggi alat medis angka kuman 1 koloni/cm. sterilisasi dengan proses
bak instrumen yaitu dengan Angka kuman pada alat medis pemanasan panas kering.
rata-rata angka kuman 0,66 bak instrumen untuk suhu Tujuan penelitian ini adalah
koloni/cm pada suhu 125oC. 125oC rata-rata angka kuman untuk mengetahui efektifitas
0,66 koloni/cm, untuk suhu sterilisasi metode panas kering
130oC diperoleh rata-rata pada alat medis di Rumah Sakit
angka kuman 0 koloni/cm, dan Dr. H. Soemarno
pada suhu 135oC diperoleh Sosroatmodjo. Jenis penelitian
rata-rata angka kuman 0,33 yang digunakan adalah
koloni/cm.Variasi suhu yang quasieksperimen. Jenis variabel
diteliti hanya satu suhu yang digunakan yaitu variabel
memenuhi baku mutu yaitu bebas (Variasi suhu pemanasan
suhu 130oC dengan angka kering dengan oven), variabel
kuman 0 koloni/cm untuk terikat (angka kuman). Sampel
sterilisasi alat medis bak yang diambil yaitu alat set
instrumen. medikasi yang terdiri dari
pinset dan bak instrumen.
Analisis data menggunakan uji
Oneway Anova. Berdasarkan
hasil pemeriksaan, diketahui
angka kuman tertinggi alat
medis pinset yaitu dengan rata-
rata angka kuman 1,33
koloni/cm pada 125oC, dan
angka kuman tertinggi alat
medis bak instrumen yaitu
dengan rata-rata angka kuman
0,66 koloni/cm pada suhu
125oC.
3. Betryana Pengaruh Sterilisasi Desain penelitian ini adalah Berdasarkan hasil pengukuran Hasil pemeriksaan angka
Agnes Terhadap Angka one group pre-post design, angka kuman sebelum kuman pada ruang operasi
Pratiwi, Kuman Udara dan dilakukan pengukuran sterilisasi tidak memenuhi Rumah Nahdlatul Ulama
Rusmiati, Risiko Infeksi kualitas udara mikrobiologi baku mutu persyaratan sesuai Jombang 3 tahun terakhir
Setiawan Nosokomial di (angka kuman) sebelum Peraturan Menteri Kesehatan hasilnya tdak memenuhi baku
(2020) Ruang Operasi (pretest) dan sesudah (post Nomor 7 Tahun 2019 Tentang mutu yang dipersyaratkan
Rumah Sakit test) dilakukan proses Kesehatan Lingkungan di yakni 153 CFU/m3 , 145
Nahdlatul Ulama sterilisasi ruang operasi Rumah Sakit yakni 35 CFU/m3 CFU/m3 dan 85 CFU/m3 .
Jombang. dengan pengukuran kualitas untuk ruang operasi kosong. Angka kuman yang tinggi akan
udara ruang yang dilakukan Hasil pengukuran angka memberikan risiko yang besar
pada waktu yang berbeda. kuman sesudah sterilisasi tidak terhadap infeksi nosokomial.
Penelitian ini dilakukan di memenuhi baku mutu Tujuan penelitian ini untuk
satu ruang operasi Rumah persyaratan sesuai Peraturan mengetahui pengaruh sterilisasi
Sakit Nahdlatul Ulama Menteri Kesehatan Nomor 7 terhadap angka kuman udara
Jombang. Objek yang diteliti Tahun 2019 Tentang dengan jumlah sampel 30.
ialah kualitas udara fisik Kesehatan Lingkungan di Hasil penelitian ini
yakni kelembaban, suhu, Rumah Sakit yakni 10 CFU/m3 menunjukkan hasil angka
pencahayan, perilaku petugas untuk ruang operasi ultraclean. kuman udara sebelum dan
dalam proses pembersihan, (4) Kelima hasil pengukuran sesudah proses sterilisasi yakni
serta kualitas udara ditemukan angka kuman 78 CFU/m3 , 90 CFU/m3 , 91
mikrobiologi yakni angka tertinggi pada hari ke-3, hal ini CFU/m3 , 71 CFU/m3 dan 74
kuman. Ukuran sampel angka dikarenakan pada hari tersebut CFU/m3 , dan sesudah proses
kuman udara ialah sebesar 30, banyak petugas yang silih sterilisasi ialah 63 CFU m3 , 69
pengambilan sampel berganti membersihkan dan CFU/m3 , 60 CFU/m3 , 64
menggunakan metode agar melakukan proses sterilisasi, CFU/m3 dan 64 CFU/m3 . Ada
dengan menggunakan alat sehingga kepadatan hunian di penurunan angka kuman mulai
Microbiological Air Sampler ruang operasi bertambah. hari ke-1 sampai hari ke-5 ialah
(MAS). Kepadatan hunian berpengaruh 15 CFU/m3 , 21 CFU/m3 , 31
terhadap suhu, suhu dapat CFU/m3 , 7 CFU/m3 , 10
mempengaruhi kelembaban, CFU/m3 . Angka kuman di
sehingga secara tidak langsung ruang operasi baik sebelum dan
kepadatan hunian sesudah tidak memenuhi baku
mempengaruhi angka kuman. mutu yang dipersyaratkan,
Penurunan angka kuman yang tetapi terdapat penurunan
paling banyak ialah pada hari sesudah dilakukannya
ke-3 juga yakni 31 CFU/m3. sterilisasi.
4. Ida Fitri GLUTARALDEHI Penelitian ini merupakan jenis Sampel alat medis bedah yang Sterilisasi alat medis untuk
Leksanawati , D SEBAGAI penelitian eksperimen murni, diteliti mempunyai bahan yang operasi dilakukan untuk
Budiyono , ALTERNATIF ada 4 kelompok perlakuan terbuat dari stainless. mencegah infeksi. Proses
Suhartono UNTUK BAHAN dan 6 pengulangan. Sehingga Keuntungan bahan stainless sterilisasi yang dilakukan
(2020). STERILISASI alat medsi bedah yang akan adalah mudah dibersihkan dan selama ini dengan cara direbus.
ALAT MEDIS DI disteril akan ditempatkan mudah dalam pemeliharaan. Alat medis yang disteril
RUMAH SAKIT. pada kelompok 1,2,3,4 dan Perawatan dan pemeliharaan dimungkinkan masih
dilakukan secara random. dengan cara Lumasi alat mengandung kuman. Pilihan
Variabel bebas dalam dengan minyak berbahan dasar proses sterilisasi yang lain
penelitian ini adalah berbagai parafi. yaratan 0 koloni/cm2 . adalah menggunakan bahan
konsentrasi Berdasarkan teori kimia glutaraldehid.
desinfektan/variasi Glutaraldehid mempunyai sifat Glutaraldehid mempunyai sifat
konsentrasi dan variasi waktu disinfektan kuat, bersifat disinfektan kuat, bersifat
sedangkan variabel terikatnya bakterisida, virusida, dan bakterisida, virusida, dan
adalah penurunan angka fungisida, serta bersifat non- fungisida, serta bersifat non-
kuman udara. korosif sehingga dapat menjadi korosif. Tujuan penelitian ini
alternatif bahan disinfektan adalah untuk mengetahui
untuk file NiTi. 14Alat medis efektivitas glutaraldehid
bedah merupakan alat critical berdasarkan waktu dan
sehingga membutuhkan proses konsentrasi. Jenis penelitian
disinfeksi tingkat tinggi adalah eksperimen dengan 48
dimana dapat menghilangkan sampel alat set medis bedah
bakteri, virus, jamur, tanpa (gunting jaringan, pinset, klem
mampu menghilangkan spora besar dan klem ovarium).
bakteri.15,16 Tidak Konsentrasi dalam volume 1
ditemukannya koloni bakteri liter air yang digunakan 20 ml,
pada usapalat medis CSSD 25 ml dan waktu (20 menit, 30
RSUD Hj. Anna Lasmanah menit). Uji analisis statistik
Banjarnegara menunjukkan dengan Uji Two way Anova.
bahwa proses disinfeksi tingkat Hasil penelitian konsentrasi 20
tinggi sudah mampu ml / 1 liter air sangat efektif
menghilangkan bakteri. membunuh kuman pada alat set
medis bedah.
5. Mansooreh Concentration and Shiraz is in a semiarid area The mean ± standard deviation Operating rooms (ORs) in
Dehghania, type of bioaerosols and the capital of Fars (SD) number of bacteria before hospitals are sensitive wards
Armin before and after province in southwestern Iran and after disinfection and because patients can get
Sorooshianb, conventional (29 °36′N, 52 °32′ E) with an sterilization is summarized in infections. This work aimed to
c , Shahrokh disinfection and average elevation of 1500 m Fig. 2. The concentrations of characterize the type and
Nazmarad, sterilization above sea level (Dehghani et bacteria before cleaning concentration of bioaerosols in
Abbas procedures inside al., 2018; Delikhoon et al., procedures (for both of nine ORs of an educational
Norouzian hospital operating 2018; Neghab et al., 2017). It disinfection and sterilization) hospital before and after
Baghania,d,*, rooms. is located near Iraq, Saudi were limited 14.65–167.40 sterilization and disinfection.
and Mahdieh Arabia, and Kuwait and has a CFU/m3 and after cleaning During 2017, fungal samples
Delikhoone total population of 1.3 million procedures ranged from 9.50 to were incubated at 25–28 °C for
(2018). (Fig. 1). This study aimed to 38.40 CFU/m3 . The average 3–7 days and bacterial samples
assess the microbial load, concentration of airborne at 37 °C for 24–48 h. The study
including fungi and bacteria, bacteria before and after results showed that the
in the indoor air of nine ORs disinfection and sterilization concentrations of fungi before
in an educational hospital in was significantly higher than cleaning procedures (for both
Shiraz, Iran in 2017. the suggested value (Audurier of disinfection and
Furthermore, patients who et al., 1985) (30 CFU m−3) (p sterilization) were limited from
check into the hospital ≤ 0.05). Both Gram positive 4.83 to 18.40 CFU/m3 and
typically have diseases such and negative bacteria grew on after cleaning procedures
as those related to the the agar medium in all the ranged from 1.90 to 8.90
cardiovascular system, hemic ORs. In addition, the results CFU/m3 . In addition, the
and lymphatic systems, showed that Gram-positive concentrations of bacteria
mediastinum and diaphragm, bacteria demonstrate higher before cleaning procedures
digestive system (stomach / concentrations than Gram- were limited 14.65–167.40
excision, liver / incision and negative bacteria in all the CFU/m3 and after cleaning
so on),urinary system ORs. Meteorological profile procedures ranged from 9.50 to
(kidney, bladder / excision, period in hospital including 38.40 CFU/m3 . The difference
cystoscopy / urethroscopy / temperature and relative between the mean
cystourethroscopy and ureter / humidity were, respectively, 35 concentrations of airborne
incision), male genital ± 0.80 °C and 18 ± 1% bioaerosols before and after
system, integumentary sterilization was significantly
system,musculoskeletal different than the suggested
system, maternity care and value of 30 CFU/m3 (p ≤ 0.05).
delivery, respiratory system,
and female genital system.
6. Clysly Celine Use of ultraviolet-C Four main search engines Twelve eligible efficacy The study aimed to review the
R. Ramos1 , in environmental were used to identify studies were identified together literature on the use of
Josemaria sterilization in potential studies which with five safety studies. It was ultraviolet-C (UV-C)
Lorenzo A. hospitals: A included: (1) Google Scholar, found that UV-C irradiation sterilization to assess its
Roque1 , systematic review on (2) ScienceDirect, (3) had positive results when used clinical efficacy in reducing
Diane B. efficacy and safety. PubMed, and (4) Cochrane. as an adjunct for existing risk and transmission of
Sarmiento1 , Studies in English and cleaning protocols. The nosocomial infections as well
Luis Enrico published from 2010 to 2020 germicidal effect of UV-C is as its associated health safety
G. Suarez1 , were considered. Studies on potent against microorganisms or hazards.
Janela Tanya efficacy were limited to those including viruses, methicillin-
P. Sunio1 , in unseeded hospital resistant Staphylococcus
Kaezzy Ila B. environments, examining aureus, and vancomycin-
Tabungar1 , environmental disinfection, resistant enterococci. Safety
Geraldine and with true experimental, study results showed dermal
Susan C. randomized controlled trial, effects of UV-C exposure
Tengco1 , or quasiexperimental study including DNA lesions,
Phylis C. designs. formation of cyclobutane
Rio1 , Allan pyrimidine dimers in cells, and
L. Hilario2 effects on the skin’s stratum
(2020). corneum.
7. Onur Ozturk A bi-criteria The literature on multi- is usually a bottleneck. Two This paper proposes a
(2019). optimization model criteria scheduling problems different organization types of scheduling model for the
for medical device is vast. We present here a sterilization were tackled: washing step of medical device
sterilization literature review on multi- external services where sterilization. After use in a
criteria batch scheduling medical device sets are all surgery, medical devices pass
problems. For more present at the same time, through several steps where the
information on multi-criteria interval services where medical washing is usually a bottleneck.
scheduling, we refer the device sets arrive individually We study the cases of external
reader to T’kindt and Billaut after use for a surgery. Two and internal sterilization
(2006), Pinedo (2012). cases were studied for the services to minimize two
Studies on multi-objective internal service type. For the objectives: makespan and flow
batch scheduling have been case with equal job sizes in the time of washing operations.
flourishing over the course of presence of a single machine, First, we study internal
the last decade. To the best of we presented a Pareto optimal sterilization services
our knowledge, Kashan et al. method that applies a greedy considering jobs can have
(2010) are the first authors to algorithm for makespan different or unit sizes. For these
have studied multi-objective minimization and then a two cases, we provide a mixed
batch scheduling in the dynamic programming integer linear model and a
presence of jobs with algorithm for flow time dynamic programming model,
different sizes. The problem minimization subject to and integrate these methods in
they consider is the optimal makespan. For the an -constraint model. For the
minimization of makespan general case with arbitrary job case of external services, first
and maximum tardiness in the sizes and multiple machines, we develop a simultaneous (2,
presence of different size jobs we developed a mixed integer 2) approximation algorithm and
with equal release dates. linear programming model for then derive an algorithmic
flow time minimization. MILP scheme to generate a partial 2-
model was then integrated in approximation of the Pareto
an iterative method that set.
searches the minimal batch
processing starting time subject
to optimal flow time. For
external service type, we
presented a (2, 2)
approximation algorithm
supported with an algorithmic
procedure to generate a partial
2-approximation of the Pareto
set.
8. Gopal Effectiveness of Using a stratified clustered Some characteristics including Hasil pemeriksaan angka
PantaID, Ann steam sterilization of random sampling, 13 number of beds, total number kuman pada ruang operasi
K. reusable medical primary- and secondary-care of staff, space allocated for Rumah Nahdlatul Ulama
Richardson, devices in primary public hospitals in Nepal medical device reprocessing, Jombang 3 tahun terakhir
Ian C. Shaw, and secondary care were selected. 189 steam number of available autoclaves hasilnya tdak memenuhi baku
Stephen public hospitals in sterilization cycles from these and sterilization cycles per mutu yang dipersyaratkan
Chambers, Nepal and factors hospitals were evaluated for week varied across the yakni 153 CFU/m3 , 145
Patricia A. associated with their effectiveness using self- hospitals (Table 2). However, CFU/m3 dan 85 CFU/m3 .
Coope ineffective contained biological other characteristics including Angka kuman yang tinggi akan
(2019). sterilization: A indicators, class-5 chemical staff allocated for medical memberikan risiko yang besar
nation-wide cross- indicators, autoclave indicator device reprocessing, autoclave terhadap infeksi nosokomial.
sectional study. tape and physical parameters. type, availability of procedure Tujuan penelitian ini untuk
Information about the manual or flow charts, mengetahui pengaruh sterilisasi
hospitals and the types of monitoring of sterilization terhadap angka kuman udara
autoclaves being used was cycles, maintenance of dengan jumlah sampel 30.
also collected. Data were autoclaves and availability of Hasil penelitian ini
analysed to estimate the spare parts were similar across menunjukkan hasil angka
proportion of ineffective the hospitals (Table 2). Of the kuman udara sebelum dan
steam sterilization cycles. thirteen hospitals, six (46%) sesudah proses sterilisasi yakni
had a separate area dedicated 78 CFU/m3 , 90 CFU/m3 , 91
to reprocessing of medical CFU/m3 , 71 CFU/m3 dan 74
devices. Decontamination CFU/m3 , dan sesudah proses
activities performed in the sterilisasi ialah 63 CFU m3 , 69
hospitals included cleaning, CFU/m3 , 60 CFU/m3 , 64
chemical disinfection, boiling, CFU/m3 dan 64 CFU/m3 . Ada
steaming and autoclaving. penurunan angka kuman mulai
Autoclaving was performed in hari ke-1 sampai hari ke-5 ialah
all the hospitals for sterilizing 15 CFU/m3 , 21 CFU/m3 , 31
critical medical devices, with CFU/m3 , 7 CFU/m3 , 10
the number of autoclaves per CFU/m3 . Angka kuman di
hospital ranging from one to ruang operasi baik sebelum dan
three. Of the 24 autoclaves sesudah tidak memenuhi baku
used at the hospitals, three mutu yang dipersyaratkan,
were downward (gravity) tetapi terdapat penurunan
displacement autoclaves and sesudah dilakukannya
21 were basic pressurecooker sterilisasi.
type autoclaves.

REFERENSI :
1. EFEKTIVITAS STERILISASI METODE PANAS KERING PADA ALAT MEDIS RUANG PERAWATAN LUKA RUMAH SAKIT Dr. H. SOEMARNO
SOSROATMODJO KUALA KAPUAS
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=efektivitas+sterilisasi+metode+panas+kering&oq=efektivitas+sterilisasi+metode#d=gs_qabs&u=%23p
%3DE9yViZWlvQAJ

2. GLUTARALDEHID SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK BAHAN STERILISASI ALAT MEDIS DI RUMAH SAKIT
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sterilisasi+alat+alat+medis+2020&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DodB3B4ZsVh8J

3. A bi-criteria optimization model for medical device sterilization


https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=medical+device+sterilization+2019&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DbMifaYEyqMAJ

4. Effectiveness of steam sterilization of reusable medical devices in primary and secondary care public hospitals in Nepal and factors
associated with ineffective sterilization: A nation-wide cross-sectional study
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0225595

5. Pengaruh Sterilisasi Terhadap Angka Kuman Udara dan Risiko Infeksi Nosokomial di Ruang Operasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama
Jombang
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sterilisasi+ruang+inap+2020&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DBVOzfKTK-
FcJ

6. PEMERIKSAAN KUALITAS UDARA RUANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT SUMBER
HIDUP DI KOTA AMBON 2020
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sterilisasi+ruangan+RS+2020&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3Dv3ox5biUXWsJ

7. Use of ultraviolet-C in environmental sterilization in hospitals: A systematic review on efficacy and safety
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7644456/

8. Concentration and type of bioaerosols before and after conventional disinfection and sterilization procedures inside hospital operating
rooms
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6151147/

#STERILISASI ALAT MEDIS#


Saat ini, tempat layanan kesehatan, baik itu Puskesmas, Rumah Sakit, dan Klinik dituntut untuk lebih menjaga kesterilan alat medis yang
digunakan. Bahkan kata steril menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dijaga bagi paramedis maupun masyarakat pada umumnya. Untuk itu,
bagaimana alat medis yang digunakan oleh Puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik dapat dikatakan steril? Alat medis dikatakan steril apabila alat
tersebut bebas dari semua mikroorganisme (bakteri, virus, fungi dan parasit) termasuk endospora. Salah satu alat yang digunakan untuk
sterilisasi alat medis adalah steriliser.

Steriliser merupakan alat sterilisasi dengan metode pemanasan kering dengan memerhatikan suhu dan waktu sterilisasi. Meski beberapa
peralatan medis tidak dapat digunakan kembali, namun kebanyakan alat medis juga tergolong reuseable (dapat digunakan kembali) dengan
syarat peralatan tersebut harus melalui proses dekontaminasi yang sesuai dengan Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Untuk alat medis sekali pakai, dibuang dan dimusnahkan sesuai prinsip pembuangan
sampah dan limbah yang benar. Hal ini guna untuk meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan, juga memastikan perlindungan
kepada paramedis, pasien dan masyarakat sekitar dari infeksi akibat kontaminasi alat medis.

Alat-alat Medis yang Dapat Disterilisasi Menggunakan Steriliser

Steriliser efektif digunakan untuk mensterilisasi benda yang tidak mudah rusak, tidak meleleh, tidak menyala, dan tidak hangus pada suhu tinggi.
Alat medis yang dapat disterilisasi untuk digunakan kembali dengan menggunakan steriliser adalah glassware (alat laboratorium berbahan kaca);
seperti cawan petri, pipet ukur, gelas ukur, tabung reaksi dan labu Erlenmeyer; alat-alat bedah yang berbahan logam, dan alat pelindung diri
berupa masker N95. Selain alat medis, steriliser juga dapat digunakan digunakan untuk mensterilisasi bahan-bahan yang digunakan untuk
kebutuhan medis.

Seberapa Efektif Steriliser untuk Alat Medis?


Steriliser efektif untuk mendehidrasi protein semua mikroba yang masih ada atau masih menempel pada alat/bahan yang disterilisasi sampai
kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Steriliser efektif untuk mensterilisasi bahan
medis yang terdiri mengandung senyawa-senyawa yang tidak stabil untuk disterilkan dengan uap air; seperti minyak lemak, minyak mineral,
gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk.

Penggunaan steriliser sangat efektif dikarenakan panas kering yang dihasilkan tidak akan menimbulkan kondensasi pada bahan kaca,
juga panas kering yang dihasilkan dapat mencapai bagian internal alat yang disterilisasi namun tidak dapat dibongkar, sehingga semua bagian
dapat tersterilisasi. Dengan demikian, penggunaan steriliser sangat efektif dalam pengontrolan dekontaminasi alat medis yang dapat digunakan
kembali. Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dengan metode pemanasan kering adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dengan metode pemanasan kering

No Suhu (°C) Waktu (Jam)

1. 170 1,0
2. 160 2,0
3. 150 2,5
4. 140 3,0
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan steriliser agar efektif adalah sebagai berikut:

a. Waktu paparan dimulai setelah suhu dalam steriliser telah mencapai suhu sasaran.
b. Akurasi suhu dan waktu yang tepat.
c. Sirkulasi panas merata.
d. Tidak mudah korosi.
e. Kelebihan beban tidak disarankan pada steriliser karena akan mengubah konveksi panas. Sisakan ruang kurang lebih 7,5 cm antara
alat/bahan yang akan disterilisasi dengan dinding dalam steriliser.
f. Steriliser yang digunakan sesuai dengan klasifikasi yang telah distandarkan untuk kebutuhan medis.

Sterilisasi dengan menggunakan steriliser akan efektif untuk alat medis berupa glassware dan alat-alat bedah dengan pemanasan pada suhu
hingga 170°C, selama 1 (satu) jam dan kemudian didinginkan selama 2 hingga 2,5 jam atau 160°C selama 2 (dua) jam.

Sebelum dilakukan sterilisasi dengan menggunakan steriliser, glassware dan alat-alat bedah harus dilakukan pembersihan secara fisik
dengan membuang semua kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari permukaan alat ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk
mengurangi risiko menyentuh kulit bagi paramedis yang melakukannya. Proses ini adalah terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air atau menggunakan enzim, membilas dengan air bersih, dan mengeringkan. Hindari menggunakan pembersih yang bersifat
mengikis, misalnya Vim®atau Comet® atau serat baja atau baja berlubang, karena produk ini bisa menyebabkan goresan. Goresan ini kemudian
dapat menjadi sarang mikroorganisme yang membuat proses pembersihan menjadi lebih sulit serta meningkatkan korosi. Lalu dilakukan
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT); yang akan menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakteri dari objek, dengan cara
merebus, menguapkan atau memakai disinfektan kimiawi. Kemudian dapat dilakukan sterilisasi dengan menggunakan steriliser. Sedangkan
sterilisasi alat pelindung diri berupa masker respirator N95 efektif dengan pemanasan pada suhu 65 – 70 ⁰C selama 30 menit dengan
menggunakan steriliser.

Referensi :

Kementerian Kesehatan. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
World Health Organization. 2016. Decontamination and Reprocessing of Medical Devices for Health-care Facilities. WHO Document
Production Services. Geneva, Switzerland.

http://holisah-mikrobiologi.blogspot.com/2011/11/sterilisasi.html

https://www.memmert.com/news/n/statement-decontamination-of-face-masks/#!filters=%7B%7D

#STERILISASI RUANGAN#

Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang dimana pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya
mikroorganisme hidup pada bahan atau barang tersebut (Depkes RI, 2002).

Kematian mikroorganisme ditentukan oleh daya tahan mikroorganisme terhadap teknik sterilisasi. Daya tahan ini tergantung pada jenis, jumlah,
umur mikroorganisme, serta kondisi lingkungan proses sterilisasi. Sedangkan sterilisasi dengan teknik pemisahan mikroorganisme yang
memerlukan penyaring dengan ukuran diameter saringan lebih kecil dari diameter mikroorganisme.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara:

1. Pemanasan: pemanasan basah (dengan dimasak pada air mendidih, dengan menggunakan uap air pada suhu 100ºC, dengan uap air jenuh
pada tekanan tinggi atau autoclave), dan panas kering (dengan pemijaran dan udara kering atau oven).

2. Bahan kimia: gas etilen oksida, dan formaldehid.

3. Penyinaran: sterilisasi dengan sinar UV, sinar Gama, sinar X dan sinar katoda.
4. Penyaringan: dengan polimer selulose (MF Milipore, Poli hidrokarbon Teflon), dan High efficiency parcitur air (Hepa)- udara untuk
ruangan aseptik juga disterilkan dengan cara penyaringan ini.

Untuk menjaga kualitas udara dapat digunakan antara lain dengan Aerosol: Glysein, resorcinol, dan triethilen glycol ; Saringan electron-
presipator : serta Penggunaan lampu UV (Ultra Violet).

http://www.indonesian-publichealth.com/desinfeksi-dan-sterilisasi-ruang-rumah-sakit/

Anda mungkin juga menyukai