Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ELIMINASI ALVI
DI RUANG ANGGREK
RS/KLINIK RONA’A HUSADA
PERIODE TANGGAL
Minggu – 20-Desember-2020

Oleh :

NAMA : ACHMAD FANI FERDIAN


NIM : 192303101112

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN
(Hari Pertama Praktik)

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi/Cairan Dan Elektrolit/Nutrisi/


Eliminasi/Personal Hygiene/Aktifitas Dan Istirahat Tidur/Rasa Aman &
Nyaman/Kebutuhan Psikologi Dan Spiritual/Kebutuhan Patient Safety
A. Definisi
Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa
feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. (Tarwoto dan
Wartonah(2014),48)
Eliminasi alvi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang
kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal sistem pencernaani
mahkluk hidup. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu
hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan
yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali
dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup
yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar.

B. Keseimbangan /Nilai Normal


KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL

Karakteristik Normal Abnormal Kemungkinan penyebab

Adanya pigmen empedu


(obstruksi empedu);
pemeriksaan diagnostik
Pekat / putih menggunakan barium

Obat (spt. Fe); PSPA


(lambung, usus halus); diet
tinggi buah merah dan sayur
Hitam hijau tua (spt. Bayam)

PSPB (spt. Rektum),


Merah beberapa makanan spt bit.

Malabsorbsi lemak; diet


Dewasa : tinggi susu dan produk susu
kecoklatan Pucat dan rendah daging.
Bayi : kekuningan Orange atau
Warna hijau Infeksi usus

Konsistensi Berbentuk, lunak, Dehidrasi, penurunan


agak cair / lembek, motilitas usus akibat
basah. kurangnya serat, kurang
latihan, gangguan emosi dan
Keras, kering laksantif abuse.

Diare Peningkatan motilitas usus


(mis. akibat iritasi kolon
oleh bakteri).

Silinder (bentuk Mengecil,


rektum) dgn Æ 2,5 bentuk pensil
cm u/ orang atau seperti
Bentuk dewasa benang Kondisi obstruksi rektum

Tergantung diet
Jumlah (100 – 400 gr/hari)

Aromatik :
dipenga-ruhi oleh
makanan yang
dimakan dan flora
Bau bakteri. Tajam, pedas Infeksi, perdarahan

Sejumlah kecil Infeksi bakteri


bagian kasar Konsidi peradangan
makanan yg tdk Parasit
dicerna, potongan Darah
bak-teri yang mati, Perdarahan gastrointestinal
sel epitel, lemak, Lemak dalam
protein, unsur- jumlah besar Malabsorbsi
unsur kering
cairan pencernaan
(pigmen empedu Benda asing Salah makan
Unsur pokok dll)

C. Organ Pengatur
Buang Air Besar/BAB atau eliminasi alvi merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia. Kebutuhan ini diatur oleh gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus
(duodenum, jejenum dan ileum) dan usus besar yang meliputi katup ileum caecum
sampai ke dubur (anus).

D. Ketidakseimbangan dan Jenis-jenisnya


a. Diare
Keluarnya feses cair dan meningkatkan frekuensi buang air besar akibat cepatnya
anyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk menyerap air.
b. Konstipasi
Gangguan eliminasi alvi yang diakibatkan adanya feses yang kering dan keras
melalaui usus besar.
c. Fecal infaction
Massa feses yang keras di lipatan rectum yang diakibatkan oleh retensi dan
akumulasi material feses yang berkepanjangan.
d. Inkontinensia alvi
Ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan gas dari anus.
e. Kembung (Akumulasi Gas)
Penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri dan kram.
f. Hemoroid
Vena-vena yang berdilatasi, membengkak di lapisan rectum.

E. Faktor Yang Mempengaruhi


a. Usia
Pada usia bayi control defekasi belum berkembang sedangkan pada usia manula
control defekasi menurun.
b. Diet
Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang
masuk ke dalam tubuh juga mempercepat proses defekasi. Makanan-makanan
yang mengandung serat dalam jumlah tinggi (massa):
1. Buah-buahan mentah (apel, jeruk)
2. Buah-buahan yang diolah (Prum, apricot)
3. Sayur-sayuran (bayam, kangkung, kubis)
4. Sayur-sayuran mentah (seledri, mentimun)
5. Gandum utuh (sereal, roti)
c. Intake cairan
Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras,
disebabkan karena absorpsi cairan meningkat.
d. Aktifitas
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses
defekasi. Gerakan peristaltic akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang
kolon.
e. Fisiologis
Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltic, sehingga
menyebabkan diare.
f. Pengobatan
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan diare dan konstipasi
g. Gaya Hidup
Kebiasaan untuk melatih buang air besar sejak kecil secara teratur, fasilitas buang
air besar dan kebiasaan menahan buang air besar.
h. Prosedur diagnostic
Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostic biasanya dipuaskan atau dilakukan
klisma dahulu agar tidak dapat buang air besar kecuali setelah makan.
i. Penyakit
Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi
j. Anestesi dan pembedahan
Anestesi unium dapat menghalangi impuls parasimpatis, sehingga kadang-kadang
dapat menyebabkan ileus usus. Kondisi ini dapat berlangsung 24-48 jam.
k. Nyeri
Pengalaman nyeri waktu buang air besar seperti adanya hemoroid fraktur os pubis,
episiotomi akan mengurangi keinginan untuk buang air besar.
l. Kerusakan sensorik dan motoric
Kerusakan spinal card dan injury kepala akan menimbulkan penurunan stimulus
sensorik untuk defekasi
m. Posisi selama defekasi
Posisi jongkok merupakan posisis yang normal saat melakukan defekasi. Toilet
modern dirancang untuk memfasilitasi posisi ini, sehingga memungkinkan
individu untuk duduk tegak kearah depan, mengeluarkan tekanan intra abdomen
dan mengeluarkan kontraksi otot-otot pahanya.
F. Pemeriksaan
a. Mulut
b. Abdomen
1. Inspeksi
2. Auskultasi
3. Palpasi
4. Perkusi
5. Rektum
c. Keadaan feses

G. Penatalaksanaan
Melakukan tindakan melihat atau inspeksi mulut, serta organ lain seperti gigi, lidah,
dan gusi klien. Gigi yang buruk atau struktur gigi yang buruk memengaruhi
kemampuan mengunyah, sehingga berpengaruh pada proses defekasi. Inspeksi,
asukultasi, palpasi serta perkusi abdomen. Menginspeksi daerah disekitar anus dan
mempalpasi untuk memeriksa rectum.

II. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Dasar


A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Frekuensi (Terry & Potter)
1. Normal: Bervariasi Bayi 4-6 kali sehari( jika mengkonsumsi ASI) atau 1-3 kali
sehari (jika mengkonsumsi susu botol). Orang dewasa setiap hari atau 2-3 kali
seminggu.
2. Abnormal:  Bayi lebih dari 6 kali sehari atau kurang dari 1 kali setiap 1-2 hari,
orang dewasa lebih dari 3 kali sehari atau kurang dari 1 kali seminggu.
b. Penyebabnya: Hipermobilitas
1. Perilaku defekasi : pengunaan obat-obatan untuk meningkatkan defekasi,
diantaranya laksatif dan katartik (untuk melunakkan feses dan meningkatkan
peristaltik).
2. Deskripsi feses :
Warna
a. Normal : feses bayi berwarna kuning
feses orang dewasa berwarna coklat
b. Abnormal:
Putih atau warna tanah liat
Penyebabnya tidak ada kandungan empedu.
3. Hitam atau warna ter(melena)
Penyebabnya pengkonsumsian zat besi atau pendarahan atau saluran GI bagian
atas
4. Bau
a. Normal: Bau menyengat dipengaruhioleh tipe makanan
b. Abnormal: perubahan yang berbahaya
Penyebabnya darah di dalam feses atau infeksi
5. Konsistensi
a. Normal: Lunak, berbentuk
b. Abnormal: Cair
6. Penyebab diare, penurunan absorpsi
Frekuensi
a. Normal: Bervariasi bayi 4-6 sehari (jika mengkonsumsi ASI) atau 1-3 kali
sehari (jika mengkonsumsi susu botol). Orang dewasa setiap hari atau 2-3
seminggu.
b. Abnormal: Bayi lebih dari 6 kali sehari atau kurang dari 1 kali setiap 1-2
hari. Orang dewasa lebih dari 3 kali sehari atau kurang dari 1 kali
seminggu.
Penyebabnya:Hipermobilitas
7. Jumlah:
a. Normal: 100-400 gr/hari, terdiri dari 75% air dan 25% materi padat.
8. Bentuk:
a. Normal: menyerupai diameter rectum.
b. Abnormal: sempit berbentuk pensil
Penyebabnya obstruksi peristaltik yang cepat
9. Unsur-unsur
a. Normal: Makanan tidak di cerna, bakteri mati, lemak, pigmen  empedu,
sel-sel yang melapisi mukosa usus,air.
b. Abnormal: Darah, pus, materi asing, lender,cacing
Penyebabnya: Penjarah interma. Infeksi, materi-materi yang tertelan,
iritasi, inflamsi.
 Diet :  Diet Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan
yang masuk ke dalam tubuh juga mempercepat proses defekasi. Makanan-makanan
yang mengandung serat dalam jumlah tinggi (massa)
 Cairan : Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras,
disebabkan karena absorpsi cairan meningkat.
 Mobilitas dan ketangkasan : mobilitas dan ketangkasan klien perlu dievaluasi untuk
menentukan perlu tidaknya peralatan atau personel tambahan untuk membantu klien.
1. Stres : emosi klien dapat mengubah frekuensi defekasi secara bermakna. Selama
pengkajian, observasi emosi klien, nada suara, dan sikap yang dapat menunjukkan
perilaku penting yang mengindikasikan adanya stress.
2. Riwayat pembedahan atau penyakit : Penyakit yang mempengaruhi saluran
eliminasi alvi dapat berpengaruh pada eliminasi alvi.

2. Pemeriksaan Fisik
1. Mulut: Pengkajian meliputi inspaeksi gigi, lidah, dan gusi klien. Gigi yang buruk
atau struktur gigi yang buruk mempengaruhi kemampuan mengunyah, sehingga
berpengaruh pada proses defekasi.
2. Abdomen:
a. Inspeksi : memriksa adanya masa, gelombang peristaltik, jaringan parut, pola
pembuluh darah vena, dan stoma.
b. Auskultasi : bising usus normal terjadi 5-15 detik dan berlangsung ½ sampai
beberapa detik.
c. Palpasi : Untuk melihat adanya massa atau area nyeri tekan.
d. Perkusi : Mendeteksi cairan atau gas di dalam abdomen
e. Rektum : Menginspeksi daerah di sekitar anus dan mempalpasi untuk
memeriksa rectum.
3. Keadaan feses
Warna
a. Normal: Feses bayi berwarna kuning feses orang dewasa berwarna coklat
b. Abnormal: Putih atau warna tanah liat
4. Bau
a. Normal: Bau menyengat dipengaruhi oleh tipe makanan
b. Abnormal: Perubahan yang berbahaya
Penyebabnya darah di dalam feses atau infeksi
5. Konsistensi
a. Normal : Lunak, berbentuk
b. Abnormal: Cair
Penyebabnya diare, penurunan absorpsi
6. Frekuensi
a. Normal: Bervariasi è Bayi 4-6 kali sehari( jika mengkonsumsi ASI) atau     1-3
kali sehari (jika mengkonsumsi susu botol). Orang dewasa setiap hari atau 2-3
kali seminggu.
b. Abnormal: Bayi lebih dari 6 kali sehari atau kurang dari 1 kali setiap 1-2 hari,
orang dewasa lebih dari 3 kali sehari atau kurang dari 1 kali seminggu.
Penyebabnya: Hipermotilitas
7. Bentuk:
a. Normal: Menyerupai diameter rectum.
b. Abnormal: Sempit berbentuk pensil.
Penyebabnya Obstruksi, peristaltic yang cepat
8. Unsur-unsur:
a. Normal: Makanan tidak di cerna, bakteri mati, lemak, pigmen  empedu, sel-sel
yang melapisi mukosa usus,air.
b. Abnormal: Darah, pus, materi asing, lender,cacing.
c. Penyebabnya : Penjarahan interna. Infeksi, materi-materi yang tertelan, iritasi,
inflamasi.
3. Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rontgent, USG, dll)
1. Anuskopi.
2. Prosktosigmoidoskopi.
3. Rongen dengan kontras.

B. Diagnosa Keperawatan Utama


1. Definisi/Pengertian
Gangguan eliminasi: Diare (Domain: 03 – Eliminasi dan pertukaran, Kelas 2:
Fungsi gastrointestinal)
Definisi: Keluarnya feses cair dan meningkatkan frekuensi buang air besar akibat
cepatnya anyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk menyerap air.
2. Batasan Karakteristik
1. Kram
2. Nyeri abdomen
3. Bising usus hiperaktif
4. Ada dorongan untuk defekasi
5. Defekasi feses cair > 3 dalam 24 jam.
3. Faktor Yang Berhubungan
1. Inflamasi, iritasi, dan malabsorpsi
2. Pola makan yang salah.
3. Perubahan proses pencernaan.
4. Efek samping pengobatan.
C. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tujuan dan Kriteria hasil
a. Pasien kembali buang air besar ke pola normal.
b. Keadaan feses berbentuk dan lebih keras.

2. Intervensi dan Rasional


INTERVENSI RASIONAL

1. Monitor/kaji konsistensi, warna,


bau feses, pergerakan usus, cek Dasar memonitori kondisi
berat badan setiap hari

2. Monitor dan cek elektrolit, intake Mengkaji status dehidrasi


dan output cairan

3. Kolaborasi dengan dokter


pemberian cairan IV, oral, dan Mengurangi kerja usus
makanan lunak

4. Berikan antidiare, tingkatkan Mempertahankan status hidrasi


intake cairan

5. Cek kulit bagian perineal dan jaga Frekuensi buang air besar yang
dari gangguan integritas meningkat menyebabkan iritasi kulit
sekitar anus

6. Kolaborasi dengan ahli diet


tentang diet rendah serat, dan Menurunkan stimulasi bowel
lunak

7. Hindari stress dan lakukan


istirahat cukup Stress meningkatkan stimulus bowel

8. Berikan pendidikan kesehatan


tentang:
a. Cairan
b. Diet
c. Obat-obatan Meningkatkan pengetahuan dan
d. Perubahan gaya hidup mencegah diare

D. Masalah Keperawatan Lain Yang Bisa Terjadi (Disertai Rencana Tindakan


Keperawatan sampai intervensi lengkap untuk 1 diagnosa keperawatan
tambahan)
1. Definisi
Gangguan eliminasi alvi: inkontinensia
Definisi: Ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan gas dari anus.

2. Batasan Karakteristik
a. Dorongan defekasi
b. Ketidakmampuan mengeluarkan feses padat bahkan mengetahui rektum penuh
c. Ketidakmampuan menunda defekasi
d. Tidak perhatian terhadap dorongan defekasi
e. Tidak mengenali dorongan defekasi
f. Pasase konstan feses lunak

3. Faktor Yang Berhubungan


a. Menurunnya tingkat kesadaran.
b. Gangguan spinter anus.
c. Gangguan neuromuskuler.
d. Fecal impaction.
e. Kesulitan perawatan diri toileting.
f. Gangguan imobilitas
g. Gangguan stresor
4. Tujuan dan Kriteria hasil
a. Pasien dapat mengontrol pengeluaran feses.
b. Pasien kembali pada pola eliminasi normal

INTERVENSI RASIONAL

Memberikan data dasar untuk


1. Tentukan penyebab inkontinensia memberikan asuhan keperawatan

2. Kaji penurunan masalah ADL yang


berhubungan dengan masalah Pasien terganggu ADL karena takut
inkontinensia buang air besar

3. Kaji jumlah dan karakteristik


inkontinensia Menentukan pola inkontinensia

4. Atur pola makan dan sampai berapa


lama terjadinya buang air besar Membantu mengontrol buang air besar

5. Lakukan bowel training dengan


kolaborasi fisioterapis Membantu mengontrol buang air besar

6. Berikan pengobatan dengan


kolaborasi dengan dokter Mengontrol frekuensi buang air besar
7. Lakukan latihan otot panggul Menguatkan otot dasar pelvis

A. Pengkajian gangguan kebutuhan eliminasi alvi


B. Diagnosa keperawatan :
1. Diagnosa keperawatan utama
2. Diagnosa keperawatan
a: Diare
b: Defisit perawatan diri

C. Intervensi Keperawatan Utama


D. Implementasi Keperawatan
1. Diare
MEMONITORING INTAKE DAN OUTPUT CAIRAN
1. Pengertian Memonitor jumlah cairan yangan masuk dan yang keluar
dari tubuh

2. Tujuan Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh

3. Kebijakan 1. Ada instruksi dokter


2. Dilakukan pada pasien dehidrasi
4. Prosedur Persiapan alat:
1. Gelas ukur
2. Format monitoring intake output
3. Sarung tangan
Tahap pra interaksi
1. Verifikasi program terapi
2. Siapkan alat
3. Jaga privasy klien; bila perlu tutup pintu dan
jendela serta gorden
Tahap orientasi
1. Berikan salam
2. Klarifikasi kontrak waktu
3. Jelaskan tujuan dan prosedur
4. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
5. Tanyakan persetujuan an kesiapan klien
6. Persiapan alat didekatkan klien
Tahap kerja
1. Cuci tanagan
2. Pakai sarung tangan
3. Ambil urine tampung di gelas ukur, lalu catat
4. Catat output:
 Muntah ... cc
 Drain ... cc
 Cairan NGt ... cc
 Urine ... cc
5. Catat intake:
 Muntah ... cc
 Drain ... cc
 Cairan NGT ... cc
 Urine ... cc
6. Cuci tangan
Tahap terminasi
1. Ucapkan terimakasih atas kerjasama engan pasien
2. Evaluasi respon klien
3. Simpulkan hasil kegiatan
4. Pemberian pesan
5. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya
6. Atur posisi klien senyaman mungkin
7. Bereska alat-alat an kembalikan pada tempatnya
Dokumentasikan
1. Nama klien
2. Tanggal dan jam
3. Jenis tindakan
4. Hitung balancan cairan
5. Respon klien
6. Nama petugas
Sikap
1. Teliti
2. Hat-hati
3. Empati
4. Peduli
5. Sabar
6. Sopan

E. Evaluasi keperawatan
1. Feses kembali berbentuk dan padat
2. Bising usus kembali normal
3. Frekuensi BAB normal
4. Klien terlihat lebih bugar
5. Catat hasil
DAFTAR PUSTAKA
1. Wartonah dan Tarwoto. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Salemba Medika : Jakarta.
2. Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. EGC : Jakarta.
3. https://id.scribd.com/doc/137123432/Laporan-Pendahuluan-Eliminasi-Alvi
4. https://www.scribd.com/doc/258690371/SPO-MEMONITOR-INTAKE-DAN-
OUTPUT-CAIRAN-doc

Anda mungkin juga menyukai