1. Pengkajian.
A. Pola defekasi dan keluhan selama defekasi.
Pengkajian ini antar lain : bagaimana pola defekasi dan keluhannya selama defekasi.
Secara normal, frekuensi buang air besar, sedangkan pada bayi sebanyak 4-6
kali/hari, sedangkan orang dewasa adalah 2-3 kali/hari dengan jumlah rata-rata
pembuangan per hari adalah 150 g.
2. Diagnosis Kepeawatan.
a) Konstipasi berhubugan dengan : penurunan respons berdefekasi, defek persyarafan,
kelemahan pelvis, imobilitas akibat cedera medulla spinalis, dan CVA.
b) Konstipasi kolonik berhubunga dengan : penurunan laju metabolisme akibat
hipotiroidime atau hipertiroidisme.
c) Konstipasi dirasakan berhubungan dengan : penilaian salah akibat penyimpangan
susunan syaraf pusat, depresi, kelainan obsesif kompulsif dan kurangnya informasi
akibat keyakinan budaya.
d) Diare berhubugan dengan : peningkatan peristaltik akibat peningkatan
metabolisme stres psikologis.
e) Ikontinensia usus berhubungan dengan : gangguan sfigter rectal akibat cedera rectum
atau tindakan pembedahan,distensi rectum akibat konstipasi kronis.
f) Kurangnya volume berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare).
Rencana Tindakan :
1).Kaji perubahan faktor yang memengaruhi masalah eliminasi alvi.
2).Kurangi faktor yang memengaruhi terjadinya masalah seperti :
a. Konstipasi secara umum :
Membiasakan pasien untuk buang air secara teratur,misalnya pergi ke kamar
mandi satu jam setelah makan pagidan tinggal di sana sampai ada keinginan untuk
buang air.
Meningkatkan asupan cairan dengan banyak minum.
Diet yanag seimbang dan makan bahan makanan yang banyak mengandung serat.
Melakukan latihan fisik, misalya melatih otot perut
Mengatur posisi yang baik untuk buang air besar,sebaiknya posisi duduk dengan
lutut melentur agar otot punggung dan perut dapat membantu prosesnya.
Anjurkan agar tidak memaksakan diri dalam buang besar.
Berikan obat laksantif, misalnya Dulcolax atau jenis obat supositoria.
Lakukan enema (huknah).
b. Konstipasi akibat nyeri :
Tingkatkan asupan cairan.Diet tinggi serat.
Tingkatkan latihan setiap hari .
Berikan pelumas di sekitar anus untuk mengurangi nyeri.
Kompres dingin sekitar anus untuk mengurangi rasa gatal.
Rendam duduk atau mandi di bak dengan air hangat (43-46 derajat celcius,selama
15menit) jika
nyeri hebat.
Berikan pelunak feses.Cegah duduk lama apabila hemoroid, dengan cara berdiri
tiap 1 jam kuranng lebih 5-10 menit untuk menurunkan tekanan .
d. Inkontinensia Usus.
Pada waktu tertentu , setiap 2 atau 3 jam, letakkan pot di bawah pasien.
Berikan latihan buang air besar dan anjurkan pasien untuk selalu berusaha latihan.
Kalau inkontinensia hebat, diperlukan adanya pakaian dalam yang lembab, supaya
pasien dan sprei tidak begitu kotor.
Pakai laken yang dapat dibuang dan menyenangkan untuk dipakai .
Untuk mengurangi rasa malu pasien, perlu didukung semangat pengertian
perawatan khusus.
3). Jelaskan mengenai eliminasi yang normal kepada pasien.
4). Pertahankan asupan makanan dan minuman .
5). Bantu defekasi secara manual.
6). Bantu latihan buang air besar, dengan cara :
a) Kaji pola eliminasi normal dan cacat waktu ketika inkontinensia terjadi.
b) Pilih waktudefekasi untuk mengukur kontrolnya.
c) Berikan obat pelunak feses (oral) setiap hari atau katartik supositoria setengah jam
sebelum waktu defekasi ditentukan.
d) Anjurkan pasien untuk minum air hangat atau jus buah sebelum waktu defekasi.
e) Bantu pasien ke toilet ( program ini kurang efektif jika pasien menggunakan pispot ).
f) Jaga privasi pasien dan batasi waktu defekasi ( 15-20 menit).
g) Intruksikan pasien untuk duduk di toilet, gunakan tangan untuk menekan perut terus ke
bawah dan jangan mengedan untuk merangsang pengeluaran feses.
h) Jangan dimarahi ketika pasien tidak mampu defesika.
i) Anjurkan makan secara teratur dengan asupan air anserat yangadekuat.
j) Pertahankan latihan secara teratur jika fisik pasien mampu.
4. Evaluasi Keperawatan.
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan eliminasi alvi dapat dinilai dengan adanya
kemampuan dalam :
a) Memahami cara eliminasi yang normal
b) Mempertahankan asupan makanan dan minuman cukup yang dapat ditunjukkan
dengan adanya kemampuan dalam merencanakan pola makan,seperti makan dengan
tinggi atau rendah serat ( tergantung dari tendensi diare atau konstipasi serta mampu
minum 2000-3000 ml).
c) Melakukan latihan secara teratur ,seperti rentang gerak atau aktivitas lain (jalan,
berdiri, dan lain-lain).
d) Mempertahankan rasa nyaman yang ditunjukkan dengan kemampuan pasien dalam
mengontrol defekasi tanpa bantuan obat atau enema,berpartisipasi dalam program
latihan secara teatur.
e) Mempertahankan nyaman yang ditunjukkan dengan kenyamanan dalam kemampuan
defekasi, tidak terjadi bleeding,tidak terjadi inflamasi, dan lain-lain.
f) Mempertahankan integritas kulit yang ditunjukkan dengan keringnya area perianal,
tidak ada inflamasi atau ekskoriasi, keringnya kulit sekitar stoma, dan lain-lain.
DAPUS : Nursalam, 2009, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.