Anda di halaman 1dari 33

KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL

Oleh
Nurul Purborini, PhD.
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Magelang
OUTLINE

Gambaran Proses Eliminasi Fekal

Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal

Penyebab gangguan umum eliminasi fekal

Pengkajian pada gangguan eliminasi fekal

Diagnosa dan Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan medis pada gangguan eliminasi fekal


Review
Anatomy dan Fisiologi Pencernaan

Terdiri dari :
Mulut
Esofagus
Lambung
Usus Halus
Usus besar
Anus
Small Intestine

Panjang berkisar antara 5-7 meters,


dan luas area mencapai 7-10m2

Terdiri dari 3 bagian utama yaitu :

Duodenum
Jejunum
Ileum
Fungsi fisiologis Jejunum and Ileum

1. Makanan mulai dipecah

2. Absorpsi nutrient dan sebagian


air

Absorpsi nutrient: Sekitar 8 litres diproduksi


Lemak : bagian atas Ileum perharinya, dan sekitar 7
Karbohidrat dan Protein : Ileum & litres di abrorspsi
Jejunum Salvia: 1 litre
Garam : Ileum (& partially Colon) Gastric juice: 2 litre
Vitamin B12: terminal Ileum Pancreatic juice: 1 litre
Bile: 1 litre
Intestinal juices: 3 litre
Makanan melalui usus kecil menuju usus besar

app. 4 hours
Large Intestine

Panjang 1-2 meters,


Divided into several sections:

Ascending

Transverse

Descending

Sigmoid

Rectum

Anus
Fisiologi Usus Besar

Fungsi utama:
• Penyerapan air, garam empedu dan elektrolit
• Reservoir untuk feses sampai mudah untuk
dievakuasi dari anus

12-18 hours
Gambaran Proses Eliminasi Fekal (Defekasi)

 Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum

 Mekanisme defekasi: Makanan dicerna secara secara kimiawi &


diabsorbsi saripatinya di usus halus disalurkan ke usus besar (air
diabsorpsi)terjadinya gerakan mencampur (haustrasi) oleh
gerakan segmentasi dengan konstriksi sirkular yang besar pada
kolon dan kontraksi otot longitudinal kolon gerakan mendorong
(pergerakan massa) tertampung di rektum

 Tekanan untuk mengeluarkan feses dapat dilakukan dengan


meningkatkan tekanan intraabdomen atau melakukan manuver
valsava. Manuver valsava adalah kontraksi volunteer otot-otot
abdomen saat individu mengeluarkan nafas secara paksa
sementara glottis menutup (menahan napas saat mengedan).
Lanjutan . . .
Di rektum terdapat 2 macam refleks:
1. Reflek defekasi intrinsik
Distensi rektum ransangan pada fleksus mesentikus gerakan
peristaltikfeses sampai anus sfingter internal relaksasi.
2. Reflek defekasi parasimpatis
Saraf rektum terangsang jaras spinal dikembalikan ke kolon
desenden, sigmoid, rektum intensifnya peristaltik relaksasi
sfingter internal.
Feses terdorong ke Menstimulasi
Akumulasi sistem saraf
rektum shg dinding
massa feses pd rektum simpatis pada
kolon desenden mengembang sakrum & spinal
cord

Peristaltik
meningkat, kontraksi Spingter ani
pd kolon desenden & internus melemas
sigmoid bertambah

Spingter ani Pengeluaran feses


eksternus terbuka (defekasi)
Feses
 Warna cokelat kekuningan pada feses disebabkan sterkobilin dan
urobilin yang berasal dari bilirubin yang berasal hasil fermentasi
bakteri.
 Susunan feses normal:
- ¾ air dan ¼ padatan.
- 30% bakteri.
- 10-20% lemak.
- 30 % serat makanan tak tercerna dan unsur kering dari
pencernaan (pigmen empedu, sel epitel terlepas).
- 2-3 % protein.
Karakteristik Feses Normal & Abnormal

Karakteristik Normal Abnormal


Warna Dewasa: Cokelat Putih/dempul, hitam/ spt teh,
Bayi: Kuning merah, pucat, jingga atau hijau

Konsistensi Memiliki bentuk lunak, semi Keras, kering, diare


padat, berair
Bentuk Silindris (kontur rektum) dengan Feses berdiameter kecil,seperti
diameter 2,5 cm pd orang pensil/menyerupai benang
dewasa
Jumlah Beragam sesuai dengan diet Bervariasi. Bisa sedikit atau
(sekitar 100-400 gr) banyak
Bau Aroma khas feses Berbau tajam

Kandungan Sejumlah kecil bagian kasar Nanah, lendir, parasit, darah,


makanan yang tidak tercerna, lemak dalam jumlah banyak,
bakteri mati & sel epitel yang benda asing
meluruh, lemak, protein,
Faktor-faktor Memengaruhi Eliminasi Fekal

Perkembangan
Diet Cairan Aktivitas
Usia

Faktor Kebiasaan dan Prosedur


posisi defekasi Obat-obatan diagnostik
Psikologis

Anasthesia dan Kondisi Nyeri


bedah patologi
Gangguan Umum Elminasi Fekal

Konstipasi Diare Impaksi

Flatulens Hemoroid Inkontinensia


Fekal
Pengkajian Keperawatan

Anamnesa Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Uji
Laboratorium Diagnostik
Anamnesa

Keluhan Data Biografi Riwayat


Utama dan Kesehatan
Demografi

Riwayat Faktor yang


Keluarga mempengaruhi Obat-obatan
eleiminai
Anamnesa
Fokus pada pola dan kebisaan eliminasi bowel

 Kaji pola eliminasi ?? Frekuensi dan waktu/ harinya

 Kaji karakteristik feses ?? Skala bristol

 Identifikasi rutinitas apa saja yg diikuti untuk mempromosikan


eliminasi yang normal ⇢ e.g minum air hangat atau makanan
tertentu

 Kaji adanya penggunaan laksaktif, enema di rumah??

 Kaji adanya bowel diversion dan statusnya ?? E.g colostomy,


ileostomy
Lanjutan
 Kaji adanya perubahan nafsu  Kaji aktivitas / exercise
makan  Kaji adanya nyeri or discomfort
 Riwayat diet  Kaji sosial ekonomi
 Kaji Intake cairan per harinya

 Riwayat pembedahana atau


penyakit GI tract

 Riwayat medikasi/pengobatan

 Kaji status emosional


Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI
Pemeriksaan Normal Abnormal
Lihat integritas kulit. Kulit tidak cacat Terdapat ruam atau lesi
Warna sama Kulit berkilau menunjukkan
asites, edema
Lihat kontur abdomen dan Datar membulat(convex), Terdistensi
kesimetrisan. atau skapoid (concave).
Tidak ada pembesaran hati Ada pembesaran.
atau limpa.
Kontur simetris. Asimetris, penonjolan sekitar
umbilukus, inguinal, atau
skar kemungkinan ada
hernia atatu tumur.

Amati pegerakan abdomen Peristaltis terlihat pada Peristaltis yang tampak


berhubungan dg peristaltik. orang yang sangat kurus pada orang normal
menunjukkan obstruksi usus.

Rektum. Pemeriksa daerah sekitar anus untuk lesi, perubahan


warna,peradangan, dan hemoroid
AUSKULTASI
Pemeriksaan Normal Abnormal
Auskultasi bising usus, Terdengar setiap 5-10 •Hipoaktif, sangat lemah dan jarang
gunakan diafragma detik, sekitar 5-35 (1 x/menit), menunjukkan penurunanan
stetoskop. Memberikan x/menit. motilitas usus yang berhubungan
informasi pergerakan dengan ileus paralitik.
cairan dan udara. •Hiperaktif (setiap 3 detik)/
borborygmi. Menunjukkan
peningkatan motilitas berhubungan
dengan diare, obstruksi usus awal,
penggunaan laksatif.
•Ketiadaan bising usus (tidak
terdengar selama 3-5 menit)
menunjukkan penghentian motilitas
usus.

Asukultasi bunyi vaskular, Tidak ada bruit. Bruit terdengar keras di area aorta,
menggunakan bel memungkinkan aneurisma.
stetoskop, tempatkan Bruit di area arteri renal atau iliaka.
pada aorta, arteri renal,
arteri iliaka, dan arteri
femoral.
Dengarkan adanya bruit.
PERKUSI

Pemeriksaan Normal Abnormal

Perkusi beberapa area di Timpani pada seluruh perut. Bunyi tumpul yang pada
tiap empat kuadran untuk Tumpul terutama para hati area yang luas,
menentukan bunyi timpani dan limpa atau kandung berhubungan dengan
(gas pada usus dan perut) kemih yang penuh. keberadaan cairan atau
dan tumpul (penurunan atau tumor.
ketiadaan resonan karena
massa dan ciran). Gunakan
pola sistematis: dimulai dari
kuadran kanan bawah,
kanan atas, kiri atas, dan kiri
bawah.
PALPASI
Pemeriksaan Normal Abnormal
Palpasi ringan, untuk Empuk(tenderness), abdomen Tenderness dan hipersensitif.
mendeteksi massa, area relax dan halus, tegangan Terdapat massa dangkal.
spasme muskular/ kekakuan, konsisten. Tegangan meningkat pada
dan area yang nyeri. area tertertu.
Palpasi dalam, untuk
menentukan ukuran dan
bentuk organ dan massa
abdomen.
Pemeriksaan Laboratorium

Complete blood Fungsi Hati : Elektrolit


count AST, ALT

Fungsi Bilier: Fecal occult


Bilirubin total, Cancer Marker blood test
Indirect, direct, (FOBT)
Amilase, lipase, CEA
alkalin Pospat Darah Samar
1. Diagnosa Keperawatan

Konstipasi

Diare

Bowel Incontinence

Risiko gangguan kekurangan cairan

Risiko gangguan integritas kulit

Kurang pengetahuan
2. Penatalaksanaan Keperawatan

Tujuan: memulihkan dan mempertahankan pola


eliminasi yang baik dan mencegah komplikasi yang
dapat terjadi akibat gangguan eliminasi tersebut.
Modifikasi Gaya Hidup
1. Diet
2. Asupan cairan
3. Aktivitas/latihan
4. Tindakan Pencegahan
1. Diet

 Makanan tinggi serat (konstipasi)


 Makanan lunak, porsi sedikit tapi sering (diare)
 Batasi makanan yang menghasilkam\n gas (kol,
buncis, bawang merah)

2. Asupan cairan
 Intake: 2000-3000 cc perhari (sesuai toleransi)

 Hindari: cairan yang terlalu hangat atau terlalu


dingin, kafein dan minuman berkarbonasi
3. Aktivitas/latihan

 Posisi terlentang : klien menguatkan otot abdomen dengan


menariknya kedalam menahannya selama 10 detik
kemudian merelaksasikannya ini harus sebanyak 5 sampai
10 kali atau tergantung pada kesehatan klien.
 Posisi terlentang : kontraksikan otot paha dan tahan
selama 10 detik, ulangi latihan 5-10 kali, 4 kali sehari, ini
membantu klien yang tirah baring mendapatkan kekuatan
otot paha, sehingga defekasi normal.
 Ajarkan teknik massage abdoment, valsalva maneuver,
napas dalam
4. Tindakan Pencegahan:

Management stres
Hindari kebiasaan minum alkohol dan merokok
Diskusikan kebiasaan defekasi
Modifikasi lingkungan
Jaga privasi klien
Ajarkan posisi BAB yang baik
Monitor integritas kulit
Monitor vital sign dan tanda-tanda dehidrasi
Kompres panas dan dingin jika nyeri

Anda mungkin juga menyukai