Anda di halaman 1dari 1

BAB 2

PETROLOGI BATUAN BEKU

2.2 Pengenalan Magma


Batuan beku meliputi sekitar 95 % bagian teratas kerak bumi
(15km) tetapi jumlahnya yang besar tersebut sering tidak tampak karena
tertutup lapisan yang relatif tipis dari batuan sedimen dan metamorf. Batuan
beku merupakan hasil kristalisasi magma, cairan silika yang mengkristal
atau membeku di dalam dan di permukaan bumi. Temperatur yang tinggi
dari magma (900°C-1000°C) memberikan suatu perkiraan bahwa magma
berasal dari bagian yang dalam dari bumi. Semua material gunung berapi
yang dikeluarkan ke permukaan bumi akan mendingin dengan cepat, sedang
proses pembantukan batuan beku yang terjadi di bawah permukaan bumi
berlangsung lama.
Dalam suatu magma yang mengandung unsur O, Si, Mg, dan Fe
maka mineral dengan titik beku tertinggi Mg-olivin (forsterite), akan
mengkristal pertama kemudian di ikuti oleh Fe-olivin (fayelite). Pada
magma yang kaya akan komponen plagioklas, maka anortit akan megkristal
dahulu kemudian didikuti yang lainnnya sampai albit. Kristalisasi semacam
ini terjadi akibat reaksi menerus yang terjadi pada keseimbangan antara
cairan dan endapan kristal sebagai fungsi turunan temperatur (Subroto,
1984).
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F
Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat
kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara
1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada
kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan
yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan
lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile
(non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam
batuan beku.

Anda mungkin juga menyukai