Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN
&
ASUHAN KEPERAWATAN
OLIGOHIDRAMNION

NAMA : RENSI TODING


RUANGAN : MERPATI

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari 500 cc. Secara klinis oligohidramnion didefinisikan sebagai volume
cairan amnion yang secara patologis berjumlah sedikit menurut usia gestasionalnya.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Penyebab
primer: mungkin oleh karena pertumbuhan amnion kurang baik. Penyebab sekunder
misalnya pada ketuban pecah dini (premature rupture of the membrane = PROM).
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan oligohidramnion adalah :
1. Kelainan kongenital
2. Ketuban Pecah Dini
3. Kehamilan Postterm
4. Insufisiensi plasenta
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala oligohidramnion :
1. Janin dapat diraba dengan mudah
2. Tidak ada efek pantul (ballotement) pada janin
3. Penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat
Adanya keadaan lain yang menyertai :
1. Tekanan darah yang tinggi
2. Edema
3. Tinggi fundus yang lebih rendah sedikitnya 3 cm atau lebih dibandingkan tinggi
fundus pada usia kehamilannya
4. Jumlah cairan amnion yang secara klinis berkurang
5. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak
6. Sering berakhir dengan partus prematurus
7. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
8. Persalinan lebih lama dari biasanya
9. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
D. KOMPLIKASI
Komplikasi oligohidramnion sebagai berikut :
1. Dari sudut maternal :
Komplikasi oligohidramnion pada maternal praktis tidak ada kecuali akibat pada
persalinannya oleh karena :
a. Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi
b. Persalinan dengan tindakan operasi seksio sesarea.
Dengan demikian komplikasi maternal adalah trias komplikasi persalinan dengan
tindakan perdarahan, infeksi, dan perlukaan jalan lahir.
2. Komplikasi terhadap janinnya :
a. Oligohidramnionnya menyebabkan tekanan langsung pada janin:
1) Deformitas janin yaitu leher terlalu menekuk miring, bentuk tulang kepala
janin tidak bulat, deformitas ekstremitas, talipes kaki terpelintir keluar.
2) Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal disstres.
3) Fetal distres menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus dengan
dikeluarkannya mekoneum semakin mengentalkan air ketuban.
b. Amniotic band
Karena sedikitnya air ketuban, dapat menyebabkan terjadinya hubungan
langsung antara membran janin sehingga dapat menimbulkan gangguan
tumbuh kembang janin intra uteri.
E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan
adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma Potter dan Fenotip
Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan
dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit). Fenotip Potter
digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan
ketubannya sangat sedikit atau tidak ada.
Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding
rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah
Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh
menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik
karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena
penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
F. PATHWAY

Oligohidramnion

Air ketuban < 500 cc

Bayi bergerak dengan Tidak adanya Air ketuban yang


susah bantalan janin dalam sedikit
rahim

Resiko cidera Gangguan


Tekanan pada
perkembangan paru
dinding rahim
janin (hipoplasia)

Nyeri akut
Perubahan bentuk
Resiko kematian janin
wajah

Rasa minder pada Tindakan SC


orang tua

Kurang pengetahuan
Harga diri rendah
situsional

Defisiensi
pengetahuan

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu sedikit
atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur ketinggian cairan dalam 4
kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama
Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur
kurang dari 5 cm, calon ibu tersebut didiagnosa mengalami oligohidramnion. Jika jumlah
cairan tersebut lebih dari 25 cm, maka didiagnosa mengalami polihydramnion.
H. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan secara farmakologi :
a. Amnion infusion
b. Induksi dan kelahiran
2. Tindakan secara konservatif :
a. Tirah baring
b. Pemberian cairan cukup
c. Asupan nutrisi yang seimbang
d. Pemantauan kesejahteraan janin (menghitung gerakan janin, NST)
e. Pengukuran volume cairan amnion dengan ultrasonografi secara teratur
f. Terminasi kehamilan jika terdapat anomali janin
g. SC jika kemungkinan anomali janin sudah disingkirkan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. E
DENGAN POST OP SC A.I OLIGOHIDRAMNION
DI RUMAH SAKIT TNI AU dr. M. SALAMUN

1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. E
2. Umur : 18 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Suku bangsa : Sunda
7. Tanggal pengkajian : 19 Mei 2021
8. No.Medrek : 350065
9. Diagnose medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
10. Golongan darah :A
B. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama : Tn, R
2. Umur : 25 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Bangsa/suku : Sunda
6. Agama : Islam
7. Alamat : Jln. Sukanaji RT 03/03
8. Hubungandenganklien : Suami
C. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengeluh nyeri
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan saat bergerak, nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, nyeri luka post SC diabdomen bagian bawah dengan skala 6, nyeri
saat bergerak hilang timbul setelah dilakukan observasi didapatkan TD : 120/78
mmHg N : 80 x/menit RR : 20 x/menit S: 36,5 oC. Pasien tampak meringis
menahan sakit, pasien tampak lemas serta terus berbaring dan aktivitasnya dibantu
oleh keluarga.
E. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan dahulu
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan keluarga
G. Pola Aktivitas Sehari – Hari
Jenis Aktivitas Dirumah Dirumah Sakit
1. Nutrisi Makan : 3 x/hari Makan : 3 x/hari
Minum : 5–7 gelas/hari Minum : 8 gelas/hari
2. Eliminasi :
a. BAB 1 x/hari BAB saat ini, selama 24
jam pertama post
operasi pasien belum
BAB
b. BAK 5 – 7 x/hari BAK saat ini melalui
selang kateter, dalam
sehari ± 900 cc
3. Istirahat Tidur Tidur malam 7-8 jam, Pola tidur saat ini: tidur
tidur siang 1 jam malam ± 7 jam, tidur
siang ± 1 jam. Keluhan
ketidaknyamanan: nyeri
pada luka jahitan post
operasi, skala 6, nyeri
seperti di tusuk-tusuk
dan hilang timbul.
4. Ambulasi Dapat berjalan/bergerak Sulit bergerak
dengan normal
5. Kebersihan Diri Mandi : 2 x/hari Mandi : 1 x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari Gosok gigi : 1 x/hari
Potong kuku : 2 x/hari Potong kuku : -
Cuci rambut : 2 x/hari Cuci rambut : -

H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Baik, kesadaran: compos menthis, BB: 53 kg, TB:
155 cm.
2. Tanda – Tanda Vital TD :120/78 mmHg, S: 36,5oC, R : 20x/menit, N : 80
x/menit
3. Kepala Rambut tampak hitam dan lurus
4. Muka Tidak ada kelainan
5. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Dada a. Jantung : Normal
b. Paru – Paru: Normal Sesak : -
c. Payudara : Normal Nyeri : -

7. Abdomen TFU : 30 cm
Kontraksi : 1 x 10 menit,
durasi 15 detik
Uterus :
Post SC :√ Kondisi luka post op :
tertutup
Nyeri :√
8. Genetalia Jumlah : 60 ml (Dalam sehari pasien mengganti
- Perdarahan pempers sebanyak 2 kali)
pervaginam Warna : Merah tua
Konsistensi : Cair
Nyeri :-
Bau : Khas darah
- Flour albus Jumlah : 4 ml
Warna : sedikit putih
Konsistensi : sedikit kental
Bau :-
- Lochea Jumlah : 60 ml (Dalam sehari pasien mengganti
pempers sebanyak 2 kali)
Warna : merah tua
Konsistensi : cair
Bau : khas darah
- Luka epusiotomi Kondisi luka episiotomi : - Nyeri : -
a. Pemasangan Ya :√ Tidak :
Katerisasi Jumlah Urin : ± 900 cc
Warna : Kuning
b. Tgl pemasangan : 19 Mei 2021

9. Ekstremitas atas Keluhan : Tidak ada Tidak :


oedem, simetris
kanan dan kiri.
Pemasangan Infus Ya :√
Jenis cairan : RL
Jumlah tetesan : 20 tpm
Pemasangan tranfusi Ya : Tidak : √
Jenis tranfusi :
Jumlah tranfusi :
Ekstremitas bawah Keluhan : Tidak ada oedem, simetris kanan dan kiri.
Edema :

I. Pemenuhan Kebutuhan Seksual


Sebelum Hamil Setelah Hamil
Frekuensi : sesuai kebutuhan Frekuensi : dilakukan pada trimester 1
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

Psikososial
Konsep diri :
Peran : Pasien mengatakan sebagai anggota keluarga yaitu ibu
Identitas diri : Pasien mengatakan sebagai seorang ibu bagi keluarga
Harga diri : Pasien mengatakan tidak merasa minder dengan apa yang
dialami saat ini
Body image : Pasien mengatakan percaya diri terhadap bentuk tubuhnya

J. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil
19 Mei 2021 Hematologi
Hematologi Rutin (DR)
Hemoglobin 10.4 g / dl
Leukosit 20.000 / mm3
Hematokrit 31 %
Trombosit 364.000 / mm3
Jml. Eritrosit 3.7 juta / mm3
MCV 87 fl
MCH 28 pg
MCHC 32 g / dl
K. Data Persalinan Dan Kehamilan
1. G1 P0 A0
2. Ya, direncanakan
3. Jumlah anak 1 orang
No Cara Lahir BB / PB Lahir Keadaan Lahir Usia
1 SC (sectio 2,900 gram / 51 cm Hidup 1 hari
caesarea)

1. HPHT : 13 – 8 – 2020, TP : 20 – 5 – 2021


L. Laporan Persalinan
1. Tanggal / jam : 18 Mei 2021 / 11. 37 WIB
2. Riwayat persalinan
a. Pada Ibu
1) Kontraksi : 1 x 10 menit, durasi 15 detik
2) BB : 53 kg
3) TB : 155 cm
4) Tanda – tanda vital : TD :120/78 mmHg, S: 36,5oC, R :
20x/menit, N : 80 x/menit
5) Payudara : Putting menonjol, mamae simetris, ASI
lancar.
6) Ekstremitas : Tidak ada oedem, simetris kanan dan
kiri.
7) Pembukaan : 2 cm
8) Pendataran Hodge : I – II
9) Selaput ketuban : Utuh
10) Warna cairan ketuban : (+) air ketuban jernih
b. Pada Janin
1) DJJ : 140 x/menit
2) Presentase : Bagian – bagian kecil tak teraba
3) Posisi : Kepala
M. Pindah Kamar Bersalin
1. Tanggal / jam : 19 Mei 2021 / 09. 30 WIB
2. Tanda dan gejala : Pembukaan tidak ada kemajuan
3. Kontraksi : 1 x 10 menit, durasi 15 detik
4. Pembukaan : 2 cm
5. Pendataran Hodge : I – II
6. DJJ : 140 x/menit
2. ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. E Ruang / Unit : Merpati
No. Register : 350065 Dx. Medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
No Hari/Tgl Data Etiologi Problem
1 Rabu / 19 DS : Prosedur Nyeri akut
Mei 2021 1. Pasien mengatakan tindakan SC
nyeri pada luka
jahitan post operasi.
Luka insisi pada
2. Pasien mengatakan bagian depan
nyeri seperti di iris- dinding perut

iris.
3. Pasien mengatakan Integritas kulit
skala nyeri 6 terputus

DO :
Saraf sekitar
1. Pasien tampak
luka terpotong
menahan rasa
sakit
Rasa nyeri
2. Pengkajian
PQRST :
P : Nyeri dirasakan Nyeri akut
saat bergerak
Q : Nyeris seperti di
tusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan
pada area perut
bawah
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri dirasakan
hilang timbul
3. TTV :
TD:120/78mmHg
S: 36,5oC
R : 20x/menit
N : 80 x/menit
2 Rabu / 19 DS : Prosedur Resiko
Mei 2021 1. Pasien tindakan SC infeksi

mengatakan luka
operasinya nyeri Luka insisi pada
bagian depan
DO : dinding perut
1. Terdapat luka
sayatan post op SC
Terjadinya
2. Luka tampak kontinuitas jaringan
tertutup oleh
balutan
Integritas kulit tak
utuh

Membuka jalan
masuk kuman

Resiko infeksi
3 Rabu / 19 DS : Prosedur Gangguan
Mei 2021 1. Pasien mengatakan tindakan SC mobilitas
lemas
2. Pasien Luka insisi pada
mengatakan takut bagian depan
dinding perut
melakukan
aktivitas karena
diperutnya ada Penurunan kondisi
luka operasi
DO : Kelemahan fisik
1. Pasien tampak
lemas
Aktivitas terbatas
2. Aktivitas dibantu
oleh keluarga
Gangguan
mobilitas

3. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. E Ruang / Unit : Merpati
No. Register : 350065 Dx. Medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d terputusnya saraf perifer disekitar luka operasi
2 Resiko infeksi b.d terputusnya integritas kulit akibat sayatan operasi
3 Gangguan mobilitas b.d kelemahan fisik
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. E Ruang / Unit : Merpati
No. Register : 350065 Dx. Medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
Tgl / No Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Waktu Hasil Keperawatan
20 Mei 1 Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Memantau dan
2021 / tindakan 2. Jelaskan tentang mengetahui
13.00 keperawatan, proses terjadinya perkembangn
WIB nyeri akut dapat nyeri kondisi fisik
teratasi. 3. Atur posisi pasien pasien
Kriteria: senyaman 2. Meningkatkan
Tidak mengeluh mungkin koping pasien
nyeri 4. Lakukan teknik dalam
relaksasi menghadapi
5. Kolaborasi dalam nyeri
pemberian 3. Mengurangi
analgesik rasa nyeri
4. Dapat menjadi
rileks
5. Menekan rasa
nyeri
20 Mei 2 Setelah dilakukan 1. Monitor tanda – 1. Adanya
2021 / tindakan tanda vital dan kaji peningkatan suhu
15.00 keperawatan, adanya menunjukkan
WIB resiko infeksi peningkatan suhu adanya tanda –
dapat teratasi. 2. Ajarkan pada tanda infeksi
Kriteria: pasien pentingnya 2. Infeksi dapat
Tidak ada tanda- perawatan luka timbul akibat
tanda infeksi selama masa post kurangnya
op kebersihan luka
3. Ajarkan keluarga 3. Mencegah
dan pasien cara terjadinya infeksi
perawatan luka 4. Untuk
dengan teknik menurunkan
aseptic terjadinya
4. Kolaborasi dalam penyebaran
pemberian organisme
antibiotik

20 Mei 3 Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Mengetahui


2021 / tindakan pasien dalam kemampuan
18.00 keperawatan, mobilisasi setiap pasien dalam
WIB gangguan hari aktivitas sehari-
mobilitas dapat 2. Ajarkan pasien hari
teratasi. untuk miring kiri / 2. Untuk
Kriteria: miring kanan mengetahui
Pasien dapat 3. Bantu pasien kemampuan
melakukan dalam pemenuhan pasien dalam
aktivitas secara ADL mobilisasi
optimal sesuai 4. Monitor tanda – 3. Kebutuhan ADL
dengan kondisi tanda vital pasien pasien terpenuhi
fisiknya sebelum dan dan mudah
sesudah mobilisasi melakukan
aktivitas secara
bertahap
4. Untuk
mengetahui
keadaan lanjut
pasien

5. IMPLEMETASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. E Ruang / Unit : Merpati
No. Register : 350065 Dx. Medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
Tgl / No Implementasi Respon Klien TTD
Waktu Keperawatan
21 Mei 1 1. Memonitor TTV S : Pasien mengatakan rasa
2021 / 2. Menjelaskan tentang nyeri diluka operasi
15.00 proses terjadinya nyeri masih ada
WIB 3. Mengatur posisi pasien O : Skala nyeri 5
senyaman mungkin
4. Melakukan teknik
relaksasi
5. Mengkolaborasi dalam
pemberian analgesik

21 Mei 2 1. Memonitor tanda – S : Pasien mengatakan luka


2021 / tanda vital dan kaji operasi masih terasa
18.00 adanya peningkatan nyeri
WIB suhu O : Luka tampak tertutup
2. Mengajarkan pada dengan kasa steril
pasien pentingnya
perawatan luka selama
masa post op
3. Mengajarkan keluarga
dan pasien cara
perawatan luka dengan
teknik aseptic
4. Mengkolaborasi dalam
pemberian antibiotic

21 Mei 3 1. Mengkaji kemampuan S : Pasien mengatakan


2021 / pasien dalam mobilisasi sudah sedikit bisa
20.00 setiap hari melakukan aktivitas
WIB 2. Mengajarkan pasien (miring kiri / miring kanan)
untuk miring kiri / miring O : Pasien tampak bisa
kanan melakukan aktivitas
3. Membantu pasien secara perlahan
dalam pemenuhan ADL
4. Memonitor tanda –
tanda vital pasien
sebelum dan sesudah
mobilisasi

6. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. E Ruang / Unit : Merpati
No. Register : 350065 Dx. Medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
Tgl / No Evaluasi Keperawatan TTD
Waktu
21 Mei 1 S : Pasien mengatakan rasa nyeri diluka operasi masih
2021 / ada
15.00 O : Skala nyeri 5
WIB A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
21 Mei 2 S : Pasien mengatakan luka operasi masih terasa nyeri
2021 / O : Luka tampak tertutup dengan kasa steril
18.00 A : Masalah belum teratasi
WIB P : Intervensi dilanjutkan
21 Mei 3 S : Pasien mengatakan sudah sedikit bisa melakukan
2021 / aktivitas (miring kiri / miring kanan)
20.00 O : Pasien tampak bisa melakukan aktivitas secara
WIB perlahan
A : Teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, S. 2015. Relaksasi Autogenik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Post
Operasi Sectio Saecarea. Jurnal Skolastik Keperawatan, 1 (2).

Andriyanti, L. 2017. Aplikasi Teori Dorothy Orem Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
Pada Ny Y Dengan Kasus Infeksi Post Sectio Cesaria Di Rumah Sakit Kota Bengkulu.
Journal of Nursing and Public Health, 5 (2).

Darmiati. 2018. Hubungan Hipertensi Dan Gestsi Dengan Kejadian Oligohidramnion Pada
Ibu Hamil Di RSUD Syekh Yusuf Gowa. Jurnal Kesehatan, 2 (1).

Latifah L, Ramawati. 2014. Intervensi Emotional Freedom Technique (Eft) Untuk Mengurangi
Nyeri Post Operasi Sectio Caesaria (Sc). Jurnal INJEC, 1 (1).

Noya, F. 2019. Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Hambatan Mobilitas Fisik Post Sectio Caesarea. Jurnal Ilmu Kesehatan, 13 (1).

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer.

Anda mungkin juga menyukai