Tugas Lengkap Rensi Toding
Tugas Lengkap Rensi Toding
LAPORAN PENDAHULUAN
&
ASUHAN KEPERAWATAN
OLIGOHIDRAMNION
Oligohidramnion
Nyeri akut
Perubahan bentuk
Resiko kematian janin
wajah
Kurang pengetahuan
Harga diri rendah
situsional
Defisiensi
pengetahuan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu sedikit
atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur ketinggian cairan dalam 4
kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama
Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur
kurang dari 5 cm, calon ibu tersebut didiagnosa mengalami oligohidramnion. Jika jumlah
cairan tersebut lebih dari 25 cm, maka didiagnosa mengalami polihydramnion.
H. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan secara farmakologi :
a. Amnion infusion
b. Induksi dan kelahiran
2. Tindakan secara konservatif :
a. Tirah baring
b. Pemberian cairan cukup
c. Asupan nutrisi yang seimbang
d. Pemantauan kesejahteraan janin (menghitung gerakan janin, NST)
e. Pengukuran volume cairan amnion dengan ultrasonografi secara teratur
f. Terminasi kehamilan jika terdapat anomali janin
g. SC jika kemungkinan anomali janin sudah disingkirkan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. E
DENGAN POST OP SC A.I OLIGOHIDRAMNION
DI RUMAH SAKIT TNI AU dr. M. SALAMUN
1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. E
2. Umur : 18 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Suku bangsa : Sunda
7. Tanggal pengkajian : 19 Mei 2021
8. No.Medrek : 350065
9. Diagnose medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
10. Golongan darah :A
B. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama : Tn, R
2. Umur : 25 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Bangsa/suku : Sunda
6. Agama : Islam
7. Alamat : Jln. Sukanaji RT 03/03
8. Hubungandenganklien : Suami
C. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengeluh nyeri
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan saat bergerak, nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, nyeri luka post SC diabdomen bagian bawah dengan skala 6, nyeri
saat bergerak hilang timbul setelah dilakukan observasi didapatkan TD : 120/78
mmHg N : 80 x/menit RR : 20 x/menit S: 36,5 oC. Pasien tampak meringis
menahan sakit, pasien tampak lemas serta terus berbaring dan aktivitasnya dibantu
oleh keluarga.
E. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan dahulu
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan keluarga
G. Pola Aktivitas Sehari – Hari
Jenis Aktivitas Dirumah Dirumah Sakit
1. Nutrisi Makan : 3 x/hari Makan : 3 x/hari
Minum : 5–7 gelas/hari Minum : 8 gelas/hari
2. Eliminasi :
a. BAB 1 x/hari BAB saat ini, selama 24
jam pertama post
operasi pasien belum
BAB
b. BAK 5 – 7 x/hari BAK saat ini melalui
selang kateter, dalam
sehari ± 900 cc
3. Istirahat Tidur Tidur malam 7-8 jam, Pola tidur saat ini: tidur
tidur siang 1 jam malam ± 7 jam, tidur
siang ± 1 jam. Keluhan
ketidaknyamanan: nyeri
pada luka jahitan post
operasi, skala 6, nyeri
seperti di tusuk-tusuk
dan hilang timbul.
4. Ambulasi Dapat berjalan/bergerak Sulit bergerak
dengan normal
5. Kebersihan Diri Mandi : 2 x/hari Mandi : 1 x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari Gosok gigi : 1 x/hari
Potong kuku : 2 x/hari Potong kuku : -
Cuci rambut : 2 x/hari Cuci rambut : -
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Baik, kesadaran: compos menthis, BB: 53 kg, TB:
155 cm.
2. Tanda – Tanda Vital TD :120/78 mmHg, S: 36,5oC, R : 20x/menit, N : 80
x/menit
3. Kepala Rambut tampak hitam dan lurus
4. Muka Tidak ada kelainan
5. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Dada a. Jantung : Normal
b. Paru – Paru: Normal Sesak : -
c. Payudara : Normal Nyeri : -
7. Abdomen TFU : 30 cm
Kontraksi : 1 x 10 menit,
durasi 15 detik
Uterus :
Post SC :√ Kondisi luka post op :
tertutup
Nyeri :√
8. Genetalia Jumlah : 60 ml (Dalam sehari pasien mengganti
- Perdarahan pempers sebanyak 2 kali)
pervaginam Warna : Merah tua
Konsistensi : Cair
Nyeri :-
Bau : Khas darah
- Flour albus Jumlah : 4 ml
Warna : sedikit putih
Konsistensi : sedikit kental
Bau :-
- Lochea Jumlah : 60 ml (Dalam sehari pasien mengganti
pempers sebanyak 2 kali)
Warna : merah tua
Konsistensi : cair
Bau : khas darah
- Luka epusiotomi Kondisi luka episiotomi : - Nyeri : -
a. Pemasangan Ya :√ Tidak :
Katerisasi Jumlah Urin : ± 900 cc
Warna : Kuning
b. Tgl pemasangan : 19 Mei 2021
Psikososial
Konsep diri :
Peran : Pasien mengatakan sebagai anggota keluarga yaitu ibu
Identitas diri : Pasien mengatakan sebagai seorang ibu bagi keluarga
Harga diri : Pasien mengatakan tidak merasa minder dengan apa yang
dialami saat ini
Body image : Pasien mengatakan percaya diri terhadap bentuk tubuhnya
J. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil
19 Mei 2021 Hematologi
Hematologi Rutin (DR)
Hemoglobin 10.4 g / dl
Leukosit 20.000 / mm3
Hematokrit 31 %
Trombosit 364.000 / mm3
Jml. Eritrosit 3.7 juta / mm3
MCV 87 fl
MCH 28 pg
MCHC 32 g / dl
K. Data Persalinan Dan Kehamilan
1. G1 P0 A0
2. Ya, direncanakan
3. Jumlah anak 1 orang
No Cara Lahir BB / PB Lahir Keadaan Lahir Usia
1 SC (sectio 2,900 gram / 51 cm Hidup 1 hari
caesarea)
iris.
3. Pasien mengatakan Integritas kulit
skala nyeri 6 terputus
DO :
Saraf sekitar
1. Pasien tampak
luka terpotong
menahan rasa
sakit
Rasa nyeri
2. Pengkajian
PQRST :
P : Nyeri dirasakan Nyeri akut
saat bergerak
Q : Nyeris seperti di
tusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan
pada area perut
bawah
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri dirasakan
hilang timbul
3. TTV :
TD:120/78mmHg
S: 36,5oC
R : 20x/menit
N : 80 x/menit
2 Rabu / 19 DS : Prosedur Resiko
Mei 2021 1. Pasien tindakan SC infeksi
mengatakan luka
operasinya nyeri Luka insisi pada
bagian depan
DO : dinding perut
1. Terdapat luka
sayatan post op SC
Terjadinya
2. Luka tampak kontinuitas jaringan
tertutup oleh
balutan
Integritas kulit tak
utuh
Membuka jalan
masuk kuman
Resiko infeksi
3 Rabu / 19 DS : Prosedur Gangguan
Mei 2021 1. Pasien mengatakan tindakan SC mobilitas
lemas
2. Pasien Luka insisi pada
mengatakan takut bagian depan
dinding perut
melakukan
aktivitas karena
diperutnya ada Penurunan kondisi
luka operasi
DO : Kelemahan fisik
1. Pasien tampak
lemas
Aktivitas terbatas
2. Aktivitas dibantu
oleh keluarga
Gangguan
mobilitas
5. IMPLEMETASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. E Ruang / Unit : Merpati
No. Register : 350065 Dx. Medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
Tgl / No Implementasi Respon Klien TTD
Waktu Keperawatan
21 Mei 1 1. Memonitor TTV S : Pasien mengatakan rasa
2021 / 2. Menjelaskan tentang nyeri diluka operasi
15.00 proses terjadinya nyeri masih ada
WIB 3. Mengatur posisi pasien O : Skala nyeri 5
senyaman mungkin
4. Melakukan teknik
relaksasi
5. Mengkolaborasi dalam
pemberian analgesik
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. E Ruang / Unit : Merpati
No. Register : 350065 Dx. Medis : G1 P0 A0 38 minggu + oligohidramnion +
gagal drip
Tgl / No Evaluasi Keperawatan TTD
Waktu
21 Mei 1 S : Pasien mengatakan rasa nyeri diluka operasi masih
2021 / ada
15.00 O : Skala nyeri 5
WIB A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
21 Mei 2 S : Pasien mengatakan luka operasi masih terasa nyeri
2021 / O : Luka tampak tertutup dengan kasa steril
18.00 A : Masalah belum teratasi
WIB P : Intervensi dilanjutkan
21 Mei 3 S : Pasien mengatakan sudah sedikit bisa melakukan
2021 / aktivitas (miring kiri / miring kanan)
20.00 O : Pasien tampak bisa melakukan aktivitas secara
WIB perlahan
A : Teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, S. 2015. Relaksasi Autogenik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Post
Operasi Sectio Saecarea. Jurnal Skolastik Keperawatan, 1 (2).
Andriyanti, L. 2017. Aplikasi Teori Dorothy Orem Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
Pada Ny Y Dengan Kasus Infeksi Post Sectio Cesaria Di Rumah Sakit Kota Bengkulu.
Journal of Nursing and Public Health, 5 (2).
Darmiati. 2018. Hubungan Hipertensi Dan Gestsi Dengan Kejadian Oligohidramnion Pada
Ibu Hamil Di RSUD Syekh Yusuf Gowa. Jurnal Kesehatan, 2 (1).
Latifah L, Ramawati. 2014. Intervensi Emotional Freedom Technique (Eft) Untuk Mengurangi
Nyeri Post Operasi Sectio Caesaria (Sc). Jurnal INJEC, 1 (1).
Noya, F. 2019. Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Hambatan Mobilitas Fisik Post Sectio Caesarea. Jurnal Ilmu Kesehatan, 13 (1).