Anda di halaman 1dari 11

IMAN KEPADA HARI AKHIR,QADA DAN QADAR

A. PENDAHULUAN
Orang muslim meyakini Dunia mempunyai saat terakhir dimana dia terhenti adanya,
dan mempunyai hari lain yang tidak mempunyai penghabisan, kemudian datanglah
kehidupan kedua, yaitu hari lain di negeri akhirat. pada hari tersebut, Allah SWT
membangkitkan semua makhluk, mengumpulkan mereka semua kepadanya untuk
dihisab, orang-orang baik dibalas dengan kenikmatan abadi di Surga, dan orang jahat
dibalas dengan siksa yang menghinakan di Neraka.
Itulah interprentasi yang harus kita yakini. Hari kiamat didahului kemunculan tanda-
tandanya, seperti keluarnya Al-Masih Ad-dajjal, Ya’juj dan Ma’juj, turunya Nabi Isa as,
keluarnya hewan besar, kemunculan matahari dari barat dan tanda-tanda lainya.
Dilanjutkan dengan peniupan sangkakala kehancuran dan kematian, dilanjutkan dengan
peniupan sangkakala kebangkitan dan berdiri dihadapan Allah tuhan semesta alam,
dilanjutkan dengan pembagian buku cacatan amal perbuatan. Ada orang yang
menerimanya dengan tangan kanan dan ada orang yang menerimanya dengan tangan
kiri.
Kemudian dilanjutkan dengan peletakan timbangan dilanjutkan dengan proses
penghisapan (penghitungan), dilanjutkan dengan pemasangan titian, dan rentetan ini
berakhir dengan menetapkan penghuni surga disurga, dan menetapnya penghuni neraka
dineraka. Orang muslim meyakini itu semua dengan dalil-dalil wahyu, dan dalil dalil akal.
Allah berfirman:

“Semua yang ada dibumi itu akan binasa. dan tetap kekal wajah tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan keuliayaan.” (Ar-Rahman 26-27)

Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni
kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam kitab
“Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang
mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah
SWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa
kita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang
telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.
Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT,
seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak
berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT. Kematian, kelahiran,
rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan
Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan
tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka manusia harus berlomba-lomba menjadi
hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang
diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir
adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya
keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap
muslim terkait masalah takdir ini.

B. Pengertian iman kepada hari akhir


Iman , pengertian Iman menurut bahasa adalah “percaya/meyakini”. Sedangkan
Hari Akhir adalah dimana seluruh alam semesta akan hancur, dan ketentuan itu sudah
dirumuskan oleh Allah SWT. Jadi beriman kepada Hari Akhir adalah meyakini dan
mempercayai bahwasanya hari akhir pasti akan tiba yang sesuai dengan keterangan-
keterangan Allah melalui firman-firmanya dalam Al-quran. Beriman kepada hari akhir
termasuk salah satu rukun iman yang ke enam, seorang muslim wajib beriman pada
suatu saat Allah akan menentukan hari kiamat atau hari akhir, yakni hancurnya alam
semesta tanpa ada yang ketingalan sedikitpun, sebagai awal adanya alam akhirat.
Sesuatu yang telah dijanjikan oleh Allah pasti adanya firman Allah dalam surat Al-
Hajj ayat 7 :

“ Dan sesungguhnya hari kiamat pasti akan datangnya dan bahwsanya Allah
membangkitkan semua orang didalam kubur.”

Hari kiamat adalah hari kebangkian manusia dari kubur kemudian dihisab atau
dihitung amal perbuatanya semasa hidupnya, amal baik memperolah balasan baik,
sedangkan amal jahat memperoleh balasan siksa. Pada hari itu merupakan hari
penghisaban dunia yang sesudahnya tidak ada lagi dan sebagai awal hari akhirat yang
ditunggu manusia, karena hari akhirat adalah hari kelanjutan dunia. kapankah hari kiamat
itu ? Sesugguhnya hanya Allah yang maha mengetahui.

C. TANDA - TANDA HARI KIAMAT


Menurut hadits tanda-tanda hari kiamat dapat diketahui. diantara tanda-tanda hari
kiamat dalah :
1. Terbitnya matahai dari arah barat
2. Keluarnya semacam binatang melata
3. Turunya imam mahdi yang akan menegakan syariat islam di muka bumi
4. Datangnya Dajjal, yakni mahkluk yang menghancurkan serta memporak porandakan
orang-oang yang beragama dan kebenaran agama. ia benar-benar tergolong sakti,
misalnya, ia mampu mengambil ikan dilaut yang dalam hanya dengan tanganya dan
dibakar dengan matahari yang jauh, mampu menghidupkan orang yang sudah mati,
bahkan mampu membawa gambaran adanya surga dan neraka
5. Turunya Nabi Isa as, untuk membinasakan Dajjal dan menegakan kembali syariat
islam yang telah dibawa oleh Rosul saw.

D. PERISTIWA SESUDAH HARI KIAMAT


1. Masyar dan Hisab
Setelah kematian manusia, nanti akan dibangkitkan kembali tiupan sangkakala.
Masyar adalah tempat berkumpulnya manusia yang dibangkitkan dari kubur untuk
berhenti dan menerima hisab (hitungan) amal baik atau buruk ketika hidup didunia.
Ditempat itulah manusia akan betul-betul menerima keputusan yang pasti . Manusia
akan menerima kitab (cacatan) amal masing-masing melalui beberapa cara sesuai
dengan kadarnya, antara lan : Ada yang menerima dengan tangan kanan, ini berarti
kehidupan diakhirat akan memperoleh kesenagan surga. Ada juga yang menerima
dengan tangan kiri, atau dengan kaki dan sebagainya, ini berarti sebagai tanda
kesengsaraan.
Semua amal yang akan dihisab atau dikoreksi secara rinci, tidak seperti hitungan
atau keputusan manusia didunia yang kadang-kadang kurang tepat. Di pengadilan
Allah suci dari kesalahan atau kekeliruan. Walaupun semua akan dihisab, namun ada
satu amal yang paling pertama dihisab, yaitu SHOLAT. Sabda rosul, yang artinya :
“Permulaan yang dihisab dari sesorang hamba Allah pada hari kiamat dalah sholat.”
2. Shirot
Shirot adalah jembatan yang terletak diatas neraka menuju surga, dan semua
orang akan melaluinya. Suatu riwayat menerangkan bahwa shirot itu panjang sekali
jaraknya, tajamnya tujuh kali lipat dari pisau yang paling tajam, sekecil-kecilnya rambut
dibelah menjadi tujuh, dan di setiap pos terdapat sebuah hambatan yang hendak
menarik ke neraka bagi orang yang berdosa.

3. Surga dan Neraka


Surga adalah suatu tempat yang penuh dengan kesenangan dan kesenangan
didalamnya, membahagiakan dan mensejahterakan , segala yang diminta secepatnya
akan terwujud yang selamanya tidak pernah mengecewakan , dan barang siapa yang
ada didalam nya akan kekal disana. Firman Allah dalam surat AL-bayyinah ayat 8:

“Balasan merek ada disisi tuhan ialah surga ‘Adn yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap
mereka dan merekapun ridho kepadanya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang-orang yang takut kepada tuhanya.”

Adapun neraka adalah tempat penyiksaan. Neraka merupakan tempat


pembalasan Allah terhadap orang-orang yang durhaka kepadanya. Orang yang masuk
didalamnya berbeda-beda, ada yang kekal dan ada pula yang sementara.

E. Hikmah Iman Kepada Hari Akhir


1. Berlaku seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Orang yang beriman, sudah
barang tentu menghendaki kebahagiaan didunia dan akhirat. Usaha untuk meraih
kebahagiaan hidup didunia diperlukan sekali adanya perjuangan keras dan
pengorbanan. Adapun usaha untuk mencapai kebahagiaan diakhirat, wajib bagi kita
melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala yang dilarangnya.
2. Harapan memperoleh keadilan yang hakiki. Pada dasarnya keadilan yang hakiki
adalah keadilan tuhan di akhirat nanti. Masing-masing manusia akan
mempertanggung jawabkan amal perbuatanya. Orang yang teraniyaya akan melihat
orang yang menganiyaya dan tidak dapat terlepas dari pengadilan Allah SWT.
3. Mencegah orang berbuat maksiat, Allah menciptakan segalanya serba dua, siang dan
malam, laki-laki dan perempuan, dunia dan akhirat, pahala dan siksa. Keduanya
semata-mata untuk menguji dan membedakan bagi orang-orang yang beriman dan
orang yang tidak beriman. Dihadapan Allah nanti tidak seorang pun yang terhindar
dari kewajiban mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan, maka dari itu setiap
muslim harus berusaha keras menjauhkan dri dari perbuatan-perbuatan maksiat dan
cenderung memperbanyak amal kebajikan. Firman Allah yang artinya :

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangannya (kebaikan), maka dia dalam
kehidupan memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangannya
(kebaikan), maka tempatnya adalah neraka hawiyah.” ( Al-Qoriah ayat 6-7)

F. BALASAN BAIK DAN BURUK


Bagaimanakah balasan Allah terhadap orang-orang yang beriman dan beramal
sholeh?. kebahagiaan dan kesenangan adalah merupakan balasan bagi orang-orang
beriman dan beramal sholeh. Sebagaimana firman Allah, yang artinya :

“Dan sampaikan lah berita gmbira kepada merek yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya. Setiap
mereka diberi rizki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “inilah
yang pernah diberikan kepada kami dahulu. Mereka diberi buah-buahan yang serupa
untuk mereka didalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal didalamnya.” ( Al-
baqoroh ayat 25)

Adapun balasan orang orang yang berbuat buruk dan durhaka, maka akan
mendapat balasanya jua. Firman Allah yang artinya:

“Dan adapun orang-orang yang ringan timbanganya maka tempat kembalinya adalh
neraka Hawiyah. Tahukah kamu apa neraka Hawiyah itu? ialah api yang menyala-
nyala.” (Al-Qori’ah ayat 8-11).

G. PENGERTIAN BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR


Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut bahasa artinya
Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah SWT kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat
Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran
mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi
penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya.
Qada’ dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepada
qada’ dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi,
akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali.
Iman kepada qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya :

“Iman adalah kamu percaya kepada allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya,
hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik maupun buruk.” (HR. Muslim)

Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya :


“Malaikat akan mendatangi nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat
puluh atau empat puluh lima malam seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia
ini sengsara atau bahagia? ‘ Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya.
Kemudian malaikat itu bertanya lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah
perempuan? ‘ Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula
amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat
tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim)

Allah berfirman : Artinya :

“Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu, melainkan
dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadiid:22)

H. MACAM-MACAM TAKDIR
Takdir terbagi menjadi dua bagian,yakni:
1. Takdir Mu’allaq
Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan dapat
berubah karena usaha dan ikhtiar manusia. Allah berfirman yang Artinya :

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka itu
mengubah nasibnya sendiri.” (Ar-Radu : 11)

Contoh :
a. Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras Allah berfirman yang Artinya :
“Dan katakanlah(hai Muhammad) : Bekerjalah kamu semua, maka Allah dan
Rasulnya serta orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu.” (At- Taubah :
105)
b. Bodoh Menjadi Pintar , lantaran mau belajar giat Rasullulah SAW bersabda yang
artinya :
“Belajarlah kamu sekalian, ajarkanlah bertawakal kamu kepada guru, serta
lemah lembutlah kamu kepada mahasiswa.” (H.R. Tabrani)

c. Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoa Allah berfirman
yang Artinya :
“Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu.”
(Al-Mu’minun ayat 60)
2. Taqdir Mubram
Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan terjadinya
kiamat dan sebagainya. Qada’ & qadar Allah SWT yang berhubungan dengan nasib
manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia
diperintahkan mengetahui qada’ dan qadarnya melalui usaha dan ikhtiar.
Kapan manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya, bagaimana rizkinya ,siapa
anak istrinya,dan kapanya meninggalnya, adalah rahasia Allah SWT. Jalan hidup
manusia seperti itu sudah ditetapkan sejak zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya
sesuatu atau massa yang tidak bermulaan. Tidak seorang pun yang mengetahuinya.

I. HIKMAH BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR ALLAH SWT


1. Mempunyai semangat ikhtiar
Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan
keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah,
seorang mahasiswa akan bekerja keras agar biasa sukses, pedagang akan hidup
hemat agar usahanya berkembang, dan sebagainya. Allah SWT berfirman yang
Artinya:
“Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan sesungguhnya
usahanya itu kelak akan Diperlihatkan (kepadanya).”(Q.S.An-Najm, 39-40)

2. Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan


Dengan Percaya qada’ dan qadar , manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian
– ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental yang teguh
pendirian, berani menghadapi tantangan, tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan.
Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau pedoman
hidup, berani menghadapi tantangan berarti berani menghadapi cobaan, penderitaan,
kesakitan dan kesengsaraan. Cobaan harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan
jernih, dicari jalan keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan
kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman yang Artinya:

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan, ’’kami
telah beriman, ”dan mereka tidak di uji” (Q.S.AL-Ankabut:2)

3. Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT


Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat
akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah SWT :

“Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah, mereka berkata’Inna’lilliahi wa inna


ilaihi rajiun’.(Q.S. Al-Baqarah:156)

4. Tawakal
Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam istilah agama,
tawakal artinya berserah dirisepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau
menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal
artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan.
Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bukan berarti penyandaran diri kepada Allah
SWT secara mutlak, melainkan penyandaran diri yang haras didahului dengan kerja
keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.

J. CIRI- CIRI ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR.


1. Qana’ah dan Kemuliaan Diri
Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan,
dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa
rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak
dapat dicegah oleh kedengkian orang yang dengki.
Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun usahanya dalam
memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali
apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qana’ah terhadap apa yang
telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta membebaskan diri dari
penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian mereka.
Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi yang
dimaksudkan dengan qana’ah ialah, qana’ah pada hal-hal keduniaan setelah ia
menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan dari mengorbankan rasa
malunya.

2. Cita-Cita Yang Tinggi


Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang bukan akhir dari
perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal
itu, ia lebih mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan
tidak menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa
pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan,
berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir.

3. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal


Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-sungguh dalam berbagai
urusannya, memanfaatkan peluang yang datang kepadanya, dan sangat menginginkan
segala kebaikan, baik akhirat maupun dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong
kepada hal itu, dan sama sekali tidak mendorong kepada kemalasan dan sedikit
beramal.
Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam mendorong para tokoh
untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka menduga sebelumnya bahwa
kemampuan mereka dan berbagai faktor yang mereka miliki pada saat itu tidak cukup
untuk menggapainya.

4. Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah


Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala keadaan, sebab
manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami keadaan bermacam-macam. Orang-
orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang menggembirakan dan
menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur kepada Allah atasnya, dan
menjadikannya sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan
melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan,
yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka.
Mereka menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan keridhaan, mencari pahala,
bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi, meringankan apa yang dapat
mereka ringankan, dan dengan kesabaran yang baik terhadap apa yang harus mereka
bersabar terhadapnya. Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan
berbagai kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak disukai,
dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik.

5. Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan


Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang menjangkiti
masyarakat, di mana penyakit itu telah menanamkan kedengkian di antara mereka,
misalnya hasad yang hina. Orang yang beriman kepada qadar tidak dengki kepada
manusia atas karunia yang Allah berikan kepada mereka, karena keimanan-nya bahwa
Allah-lah yang memberi dan menentukan rizki mereka.
Dia memberikan dan menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya, sebagai ujian.
Apabila dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang ketentuan Allah. Jika
seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat dari kedengkian, selamat
dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah yang bersifat syar’i (syari’at) dan
ketentuan-ketentuan-Nya yang bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan segala
urusannya kepada Allah semata.

K. KESIMPULAN
Iman kepada Hari Akhir adalah meyakini dan mempercayai bahwasanya hari akhir
pasti akan tiba yang sesuai dengan keterangan-keterangan Allah melalui firman-firmanya
dalam Al-quran.
1. Tanda-tanda hari akhir:
a. Matahari terbit dari arah barat
b. Turunya Imam Mahdi
c. Datangnya Dajjal
d. Turunya Nabi Isa AS

2. Peristiwa sesudah hari akhir


a. Adanya masyar dan hisab.
b. Shirot (jembatan).
c. Surga dan Neraka

3. Hikmah iman kepada Hari Akhir


a. Berlaku seimbang antara urusan dunia dan akhirat
b. Harapan mempeoleh keadilan yang hakiki
c. Mencegah orang berbuat maksiat

Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah putus
asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan
kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai
dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita
tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk
menurut Allah. Sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.Karena
dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan
dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang
terbaik dari Allah.

Pelajaran yang dapat diambil :


a. Seorang muslim wajib mempercayai akan hari akhir.
b. Harus selalu mengingat Allah dimana pun dan kapan pun kita berada karena tidak ada
yang tahu kapan datangnya hari kiamat.
c. Tidak meragukan apa-apa yang telah diberitakan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah SAW tanpa mengurangi atau menambahnya. Keimanan seseorang akan
berpengaruh terhadap perilakunyasehari-hari.
d. Senantiasa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT agar hidup senantiasa
berhasil menurut pandangan Allah SWT. J
e. Keyakinan terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal
ibadah.
f. Senantiasa bersabar, berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah.

L. DAFTAR PUSTAKA
Subki. A’la. Junaidi dkk. Akidah akhlak, gema Nusa. Klaten utara, 2008
A’la, Abdul Al-Maududi, dkk, Esensi Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1997
Alfat, Masan, dkk, Aqidah Akhlak, Semarang: Karya Toha Putra, tt.
Aziz, Abdul Bin Muhammed, Tauhid Untuk Tingkat Pemula Dan Lanjutan, Saudi Arabia:
tp., 1422
Hasbi, M. Ash Shiddieqi, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tauhid / Kalam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1973
Hubarakah, Abdurrahman. Pokok-Pokok Akidah Islam, Jakarta : Gema Insani, 1998
Anwar, Rosihan. 2008. Akidah Akhlak. Bandung : Pustaka Setia
Ilyas, Yunahar. 2013. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta : LPPI
http://id.wikipedia.org/
Mulyadi, Aqidah Akhlak, Semarang: Karya Toha Putra, 2004

Anda mungkin juga menyukai