Anda di halaman 1dari 5

PEMBELAJARAN AGENDA I ASYNCHRONOUS

ANALISIS ISU

(Sabtu, 3 Juli 2021)

Tugas Kelompok

Oleh.

Angkatan XLIV_37_Pok3

2021
ANALISIS ISU KONTEMPORER YANG MENGANCAM AGHT NKRI

❑ Identifikasi dan deskripsi isu aktual yang terjadi di Indonesia

Dari berbagai penelitian di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, China
dan juga di Indonesia, ditemukan bahwa sebagian besar masyarakatnya (rata-rata berkisar
antara lebih dari 50-60 persenan) bersedia di vaksin. Namun (mau divaksin) dengan
catatan, sudah ada rekomendasi dari health care providers, keamanan vaksin terjamin, tidak
membahayakan kesehatan, efek samping baik jangka pendek apalagi jangka panjang sudah
terbukti tidak ada atau sangat minimal, efektivitas vaksin telah teruji berdasarkan bukti klinis,
kecenderungan politik mendukung, kehalalan vaksin terjamin, akses untuk memperoleh
vaksin dengan biaya terjangkau tersedia. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kelompok anti-
vaksin yang terus menyebarkan berita, yang beberapa di antaranya adalah informasi hoaks
yang tidak bisa dipercaya kebenarannya.

Sejumlah opini dibentuk, antara lain tentang bahaya vaksin baru ini, terutama
menyangkut efek samping jangka panjang yang belum berbasis bukti hingga terkesan
terburu-buru. Pasalnya memang untuk bisa merilis sebuah vaksin biasanya butuh peneliitan
serta uji coba selama bertahun-tahun dan bahkan membutuhkan waktu hingga lebih dari
satu dekade. Pendapat lain adalah keraguan yang muncul akibat informasi tentang tingkat
efektivitas yang hanya berkisar antara 50-60 persen, sementara uji coba ataupun uji klinis,
masih terus berlangsung. 

Adanya konspirasi politik dengan tujuan tertentu, hanya untuk kepentingan bisnis,
adanya pelanggaran hak kebebasan publik apabila terjadi 'pemaksaan' untuk wajib divaksin,
dan lain sebagainya, merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat keyakinan
masyarakat untuk mau divaksin

❑ Penyebab-penyebab terjadinya isu tersebut:

Penyebab isu anti vaksin yang berkembang di Indonesia adalah mereka


beranggapan bahwa Adanya konspirasi politik dengan tujuan tertentu, hanya untuk
kepentingan bisnis, adanya pelanggaran hak kebebasan publik apabila terjadi 'pemaksaan'
untuk wajib divaksin, dan lain sebagainya, merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi
tingkat keyakinan masyarakat untuk mau divaksin. Berikut alasan penolakannya:

 Tidak yakin keamanannya (30 persen)


 Tidak yakin efektif (22 persen)
 Takut efek samping (12 persen)
 Tidak percaya vaksin (13 persen)
 Keyakinan agama (8 persen)
 Lain-lain (15 persen).

❑ Dampak yang akan terjadi jika isu tersebut tidak segera diselesaikan.

Jika banyak masyarakat yang anti vaksin Katakanlah, jika seperempat penduduk
menolak divaksinasi, kehidupan sehari-hari kedepannya tentu akan mengalami perubahan
besar. Setidaknya virus akan tetap menjadi masalah yang hadir selama bertahun-tahun
kedepan.
Para peneliti menemukan, bahwa ketika penyakit yang hampir hilang datang kembali
sebagai epidemi, orang mungkin akan lebih mempercayai rekomendasi dari para ahli
kesehatan.Ini bisa merubah sikap para anti-vaksin. Saat ini masih ada banyak
ketidakpastian tentang virus ini kedepannya dan dampaknya pada dunia. Sangat
disayangkan bahwa salah satu ketidakpastian besar dapat terjadi karena adanya rasa tidak
percaya terhadap vaksin yang berpotensi menyelamatkan jiwa. Jika tidak segera dtangani
ditangani maka akan berpotensi virus akan semakin merajalela dan berdampak bagi
kesehatan seluruh warga Negara Indonesia.

❑ Rekomendasi penyelesaian terhadap isu tersebut dengan mengedepankan


gagasan kreatif kelompok kami.

Keberhasilan uji klinis terhadap vaksin Covid-19 dengan tingkat efektivitas dan
keamanan tinggi, dengan efek samping yang tidak membahayakan kesehatan, terus
disampaikan kepada publik. 

Oleh karena itu, untuk bisa meminimalisir keragu-raguan dan penolakan terhadap vaksin,
sehingga target minimal 70 persen masyarakat mau divaksin secara lengkap untuk dapat
menciptakan herd immunity atau kekebalan komunal. 

Caranya dengan sosialisasi dan edukasi yang masif dan tepat sasaran, secara terus
menerus, sehingga yang terbentuk adalah kesadaran dan bukan pemaksaaan. Di sinilah
peran ilmu-ilmu sosial dan perilaku, seperti psikologi, sosiologi, antropologi dan komunikasi
menjadi sangat penting.
❑ Teknik-Teknik Analisis Isu yang saya kuasai.

PROBLEMA LAYAK
APLIKASI KHALAYAK
TIKA

NO. ISU KONTEMPORER A P K L SKOR RANGKING

Maraknya ujaran kebencian di


1. 2 2 2 2 8 V
medsos
Tingginya angka pelanggaran
2. 3 3 3 2 11 IV
prokes
Msh tingginya angka masy anti
3. 5 5 4 4 18 I
vaksin
Korupsi dana bansos covid 19
4. 3 3 3 3 12 III

5. Terorisme dan Radikalisme 3 4 3 4 14 II


KETERANGAN :

NILAI
1 Jika A,P,K,L tidak ada
Maraknya ujaran 2 Jika A,P,K,L baru muncul
kebencian di medsos 3 Jika A,P,K,L sudah tampak
4 Jika A,P,K,L tidak mendukung
5 Jika A,P,K,L serius dan butuh penanganan

NILAI
1 Jika A,P,K,L tidak ada
Tingginya angka 2 Jika A,P,K,L baru muncul
pelanggaran prokes 3 Jika A,P,K,L sudah tampak
4 Jika A,P,K,L tidak mendukung
5 Jika A,P,K,L serius dan butuh penanganan

NILAI
1 Jika A,P,K,L tidak ada
Msh tingginya angka 2 Jika A,P,K,L baru muncul
masy anti vaksin 3 Jika A,P,K,L sudah tampak
4 Jika A,P,K,L tidak mendukung
5 Jika A,P,K,L serius dan butuh penanganan
NILAI
Korupsi dana bansos 1 Jika A,P,K,L tidak ada
2 Jika A,P,K,L baru muncul
covid 19
3 Jika A,P,K,L sudah tampak
4 Jika A,P,K,L tidak mendukung
5 Jika A,P,K,L serius dan butuh penanganan

NILAI
Terorisme dan 1 Jika A,P,K,L tidak ada
2 Jika A,P,K,L baru muncul
Radikalisme
3 Jika A,P,K,L sudah tampak
4 Jika A,P,K,L tidak mendukung
5 Jika A,P,K,L serius dan butuh penanganan

Anda mungkin juga menyukai