Anda di halaman 1dari 113

MANAJEMEN PENGEMBANGAN PROGRAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(Study Kasus Di SMPN 1 Randuagung Lumajang)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Memperoleh Gelar Magister dalam Program
Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

Mujiono
NIM: 2015.XV.79.1340

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI )
AL-KHOZINY
BUDURAN SIDOARJO
2017
PERSETUJUAN

Tesis Mujiono ini telah disetujui


pada tanggal 12 Oktober 2017

Oleh
Pembimbing

DR. H. Zakariyah, M.Pd.I

ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Tesis Mujiono ini telah diuji


pada tanggal 22 Oktober 2017

Tim Penguji :

1. DR. K. H. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag (Ketua) ...................................

2. Drs. H. M. Fathoni, M.Pd.I (Sekretaris) ...................................

3. Prof. DR. H. Sa‟dun Akbar, M.Pd (Penguji) ...................................

4. DR. H. Zakariyah, M.Pd.I (Penguji) ...................................

Sidoarjo, 22 Oktober 2017

Direktur,

DR. H. Zakariyah, M.Pd.I


NIP. 196802112003121002

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Mujiono

NIM : 2015.XV.79.1340

NIRM : 016.02.04.0695

Program : Magister (S-2)

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa TESIS ini secara keseluruhan


adalah hasil penelitian atau karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang
dirujuk sumbernya.

Sidoarjo, 02 Oktober 2017


Saya yang menyatakan

Mujiono

iv
KESEDIAAN PERBAIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :


Nama : Mujiono
NIM : 2015.XV.79.1340
NIRM : 016.02.04.0695
Program : Magister (S-2)
Tanggal Ujian : 22 Oktober 2017

Menyatakan bahwa Tesis dengan judul: Manajemen Pengembangan Program


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus
Di SMPN 1 Randuagung Lumajang). Telah diperbaiki sesuai dengan saran dan
masukan dari Tim Penguji Institut Agama Islam Al Khoziny Buduran Sidoarjo.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Sidoarjo, 24 Oktober 2017

Menyetujui, Pembuat Pernyataan


Pembimbing

DR. H. Zakariyah, M.Pd.I Mujiono

Mengetahui,
Direktur Pascasarjana
IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo

DR. H. Zakariyah, M.Pd.I


NIP. 196802112003121002

v
KATA PENGANTAR
   

Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan atas limpahan rahmat dan


bimbingan Allah SWT, tesis sederhana yang berjudul: Manajemen Pengembangan
Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama
(Studi Kasus Di SMPN 1 Randuagung Lumajang), dapat terselesaikan dengan
baik, semoga ada guna dan manfaatnya.
Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah SAW,
keluarga dan para shahabatnya, serta umatnya yang setia dan senantiasa
menegaKkan agama Allah.
Banyak pihak yang membantu dalam menyelesaikan tesis ini, untuk itu
penulis sampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
dengan ucapan Jazakumullahu Ahsanal Jaza’ khususnya kepada:
1. Bapak DR. K.H. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama
Islam Al Khoziny Buduran Sidoarjo;
2. Bapak DR. H. Zakariyah, M.Pd. I selaku Direktur Pascasarjana Institut
Agama Islam Al Khoziny Buduran Sidoarjo dan sekaligus Dosen
Pembimbing, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyusun tesis ini;
3. Para Dosen dan Staf Administrasi pada Program Pascasarjana Institut Agama
Islam Al Khoziny Buduran Sidoarjo;
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangannya,
untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dari para pembaca yang
selanjutnya dapat dipergunakan untuk perbaikan ke arah yang lebih baik, sehingga
akan lebih bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Sidoarjo, 02 Oktober 2017


Hormat Saya,

Mujiono

vi
ABSTRAK

Mujiono/2015.XV.79.1340/S2. 2017. Manajemen Pengembangan Program


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (Studi
Kasus Di SMPN 1 Randuagung Lumajang). Tesis. Konsentrasi Manajemen
Pendidikan Islam, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Al Khoziny
Buduran Sidoarjo. Pembimbing: DR. H. Zakariyah, M.Pd.I

Kunci : manajemen pengembangan, pendidikan agama islam.

Manajemen pengembangan program pembelajaran adalah suatu upaya


mengatur aktivitas mengembangkan pembelajaran berdasarkan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk menyukseskan tujuan pembelajaran agar
tercapai secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan Agama Islam (PAI)
merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, dan mengamalkan Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
atau latihan.
Fokus penelitian ini adalah: (a) Bagaimana perencanaan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung?, (b) Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Randuagung?, (c) Bagaimanakah sistem evaluasi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung?.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif,
yaitu peneliti hanya mendeskripsikan, menganalisis fenomena, peristiwa dan
aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan Manajemen Pengembangan Program
Pembela jaran Pendidikan Agama Islam Di SMPN 1 Randuagung Lumajang.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yang merupakan jawaban
dari fokus penelitian yaitu: (a) Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Randuagung, meliputi perencanaan: (1) strategi,
(2) media, (3) sumber belajar, (4) evaluasi, (5) menyusun perangkat pembelajaran,
(b) Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Randuagung, meliputi: (1) penyampaian Materi Sesuai Dengan Silabus dan RPP,
(2) pengembangan materi isi, (3) penerapan strategi pembelajaran,
(4) pemanfaatan Media Pembelajaran, (5) ekstrakurikuler keagamaan, (c) sistem
evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung,
meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) mengelola data.

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Indonesia Program Pasca Sarjana IAI Al Khoziny Buduran


Sidoarjo adalah sebagai berikut:
Arab Indonesia Arab Indonesia
‫ا‬ „ ‫ط‬ t
‫ب‬ B ‫ظ‬ z
‫ت‬ T ‫ع‬ „
‫ث‬ Th ‫غ‬ gh
‫ج‬ J ‫ف‬ f
‫ح‬ H ‫ق‬ q
‫خ‬ Kh ‫ك‬ k
‫د‬ D ‫ل‬ l
‫ذ‬ Dh ‫م‬ m
‫ر‬ R ‫ن‬ n
‫ز‬ Z ‫و‬ w
‫س‬ S ‫ه‬ h
‫ش‬ Sh ‫ء‬ „
‫ص‬ S ‫ي‬ y
‫ض‬ D

Untuk menunjukkan bunyi panjang (maad), maka caranya dengan menuliskan


coretan horizontal (marcon) di atas huruf, seperti a, i, dan u ( ‫ا‬, ‫ ي‬dan ‫) و‬. Bunyi
hidup dobel (dipthong) Arab ditransliterasikan dengan menggabung dua huruf
''ay'' dan ''aw'' seperti layyinah, lawwamah. Kata yang berakhiran ta‟ marbuthah
dan berfungsi sebagai sifah (modifier) atau mudaf ilayh ditransliterasikan dengan
''ah'', sedangkan yang berfungsi sebagai mudaf ditransliterasikan dengan ''at''.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI .............................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .......................................... iv
HALAMAN KESEDIAAN PERBAIKAN ............................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ................................ 6
C. Fokus Penelitian ......................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................ 7
E. Kegunaan Penelitian ................................................... 8
F. Definisi Istilah ............................................................ 8
G. Sistematika Pembahasan ............................................. 9
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis ............................................................ 11
1. Manajemen Pembelajaran ...................................... 11
a. Pengertian Manajemen Pembelajaran ................ 11
b. Tujuan Manajemen Pembelajaran ...................... 14
2. Pendidikan Agama Islam ....................................... 16
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam .................. 16
b. Tujuan dan Dasar Pendidikan Agama Islam ........ 19
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .......... 26
3. Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam ...................................................................... 28
a. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam ..................................................... 28
b. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam ..................................................... 32
c. Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam ..................................................... 35
B. Penelitian Terdahulu ................................................... 41
C. Kerangka Pemikiran ................................................... 42

ix
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ........................................................ 44
B. Kehadiran Peneliti di Lapangan .................................. 44
C. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................. 46
D. Data dan Sumber Data ................................................ 47
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 47
F. Teknik Analisis Data .................................................. 52
G. Pengecekan Keabsahan Data ...................................... 56
BAB IV : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................ 58
B. Paparan Data .............................................................. 58
1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam .......................................................... 58
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam .......................................................... 70
3. Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam .......................................................... 80
C. Temuan Penelitian ...................................................... 85
BAB V : PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam .......................................................................... 87
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam .......................................................................... 90
C. Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam .......................................................................... 93
BAB VI : PENUTUP
A. Simpulan .................................................................... 95
B. Implikasi Teoritis ....................................................... 97
C. Keterbatasan ................................................................ 98
D. Rekomendasi .............................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 101
LAMPIRAN

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat

manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan

pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. 1

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan,

baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi

dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada BAB II, Pasal 3 yang

berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung-jawab.2

Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan


penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan memenejemen
Proses Belajar Mengajar secara operasional yang berlangsung di dalam
kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen pembelajaran yang baik
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karenanya, manajemen
pembelajaran memegang peranan yang sangat menentukan dalam Proses
Belajar Mengajar.3

1
Hujair dan Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia,
(Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003), 4.
2
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:
Citra Umbara, 2003), 7.
3
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta:
Rajawali Pers, 1992), 67.
2

Proses Belajar Mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal

dengan guru sebagai pemeran utama. Guru sangat menentukan suasana

belajar-mengajar di dalam kelas. Guru yang kompeten akan lebih mampu

dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien di dalam

kelas, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Keberhasilan tersebut, dipengaruhi banyak faktor terutama terletak pada

pengajar (guru) dan yang diajar (siswa), yang berkedudukan sebagai pelaku

dan subyek dalam proses tersebut.

Usaha memenejemen pembelajaran, guru dalam menciptakan kondisi

yang diharapkan akan efektif, apabila:

1. Diketahui secara tepat faktor-faktor mana sajakah yang dapat


menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam Proses
Belajar Mengajar.
2. Diketahui masalah apa sajakah yang biasa timbul dan dapat merusak
suasana belajar-mengajar.
3. Dikuasainya berbagai strategi, pendekatan, metode dan teknik dalam
pembelajaran dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu
pendekatan tersebut digunakan. 4

Oleh karena itu, pengelola sekolah perlu menciptakan suasana

gembira/menyenangkan di lingkungan sekolah melalui peningkatan mutu

pembelajaran. Karena, dengan menjalin keakraban antara guru-siswa, maka

guru dapat mengarahkan siswa dengan lebih mudah untuk menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik, sehingga tercapai tujuan

pengajaran secara efektif dan efisien. 5 Proses pembelajaran merupakan

serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan

4
Ahmad Rohani, Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 116-117.
5
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), 195-196.
3

memanfaatkan sarana yang tersedia untuk memperoleh hasil belajar secara

optimal.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi turut mewarnai dunia

pendidikan kita. Tantangan tentang efektifitas pembelajaran sebagai tuntunan

nasional sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat,

berimplikasi secara nyata dalam program pembelajaran dan kurikulum

sekolah. Tujuan dari program kurikulum dapat tercapai dengan baik jika

programnya didesain secara jelas dan aplikatif. Dalam hubungan inilah para

guru dituntut untuk memiliki kemampuan mendesain program. Terkait

perencanaan dan pelaksanaannya sekaligus menentukan strategi intruksional

yang harus ditempuh. Para guru harus memiliki ketrampilan memilih dan

menggunakan metode mengajar untuk diterapkan dalam sistem pembelajaran

yang efektif. 6

Peran guru sebagai pelaksana pendidikan pembelajaran sudah saatnya

mengoptimalkan mutu kegiatan pembelajaran untuk memenuhi harapan

pelanggan pendidikan. Sekolah berfungsi untuk membina SDM yang kreatif

dan inovatif, mengembangkan IPTEK yang dipadu oleh iman dan taqwa

(IMTAQ). sehingga lulusannya memenuhi kebutuhan masyarakat. Para guru

pendidikan dituntut mencari dan menerapkan suatu strategi manajemen baru

yang dapat mendorong berbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama

Islam sekarang ini.

6
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009), 1.
4

Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses

pendidikan karenanya harus didesain sedemikian rupa melalui perencanaan

yang sistematis dan aplikatif. Ketika berbicara pembelajaran, maka tidak bisa

dilepaskan dari peran dan fungsi guru. Perecanaan pembelajaran yang

sistematis dan aplikatif baru dapat diwujudkan manakala guru mempunyai

sejumlah kompetensi. Jadi inti dari proses pembelajaran adalah kemampuan

guru dalam memberdayakan segala komponen yang dapat mempengaruhi

perubahan tingkah laku peserta didik.

Pendidikan agama mempunyai peranan sangat penting, sebab

pendidikan agama merupakan bekal yang kuat untuk dijadikan pondasi untuk

membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan SDM akan

mencapai kualitasnya, jika peranan pendidikan agama dan tuntunan yang

benar diposisikan pada tempatnya, karena pendidikan agama sebagai kendali

mesin dalam suatu kehidupan membentuk manusia yang manusiawi dan

berakhlakul karimah.

Salah satu contoh lembaga yang berhasil dalam manajemen

pembelajarannya dengan baik adalah SMP Negeri 1 Randuagung. Begitu

banyak lembaga dan guru yang tidak bisa memfungsikan manajemen

pembelajarannya dengan baik. Guru kurang tepat mengfungsikan metode dan

strategi dan media dalam pembelajaran nya. Tetapi, tidak sedikit pula

lembaga yang berhasil mengatur manajemen pembelajarannya dengan sangat

baik dan hasil yang mereka perolehpun sesuai dengan yang mereka harapkan,
5

yang pada akhirnya lembaga tersebut mampu mencapai tujuan pembelajaran

terutama Pendidikan Agama Islam.

SMP Negeri 1 Randuagung merupakan sekolah umum, namun tetap

memperhatikan bagaimana peserta didik beragama. Berbagai upaya telah

dilakukan oleh semua pihak sekolah terutama guru Pendidikan Agama Islam,

yaitu adanya pembiasaan sebelum memulai pembelajaran membaca tilawah,

pengecekan shalat Dhuha, pemahaman tentang risalatul mahaid bagi siswa

putri, program tutor sebaya bagi siswa yang belum lancar membaca Al-

Qur‟an dan yang paling menonjol adanya ekstrakurikuler ISC (Islamic

Student Center).

Pendidikan Agama Islam mempunyai posisi yang penting, karena

pendidikan agama sebagai sarana pembentukan dan pembangunan pondasi

manusia Indonesia yang mempunyai nilai etik, moral, berkepribadian

dilandasi dengan iman dan bertaqwa, dapat dijadikan sebagai pengendali dan

dapat mengokohkan jiwa. Dengan kendali yang kokoh akan menghasilkan

individu-individu yang berpegang kuat dengan Al-Qur‟an dan Al-Hadits

sebagai pegangan setiap pribadi yang berakhlakul karimah. Tujuan

pendidikan agama pada intinya adalah mencari kebahagiaan dunia dan akhirat

secara seimbang.

Merujuk pada beberapa uraian tersebut, diharapkan keberhasilan

pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 1 Randuagung dapat

memfungsikan manajemen pembelajarannya dalam mewujudkan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermutu. Diharapkan guru


6

mampu meningkatkan ketrampilan mengajarnya dan peserta didik mampu

memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin

meneliti lebih lanjut dengan mengambil judul tesis: Manajemen

Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung Lumajang.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung;

b. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung;

c. Sistem evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung.

2. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada tesis ini adalah manajemen

pengembangan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung.
7

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung?;

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung?;

3. Bagaimanakah sistem evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMP Negeri 1 Randuagung?.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 1 Randuagung;

2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 1 Randuagung;

3. Untuk mendiskripsikan sistem evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 1 Randuagung.


8

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan ilmu

pengetahuan dengan memperkaya dan menambah teori-teori di dunia

pendidikan, khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Memberikan masukan yang berarti bagi peneliti untuk lebih

memahami fenomena-fenomena yang ada, terutama yang terkait

dengan manajaemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung.

b. Bagi Lembaga

Memberikan kontribusi langsung pada pada guru pendidikan

agama islam terkait perencanaan, pelaksanaan dan sistem evaluasi

dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 1

Randuagung.

F. Definisi Istilah

Untuk memperjelas konsep dan menghindari adanya perbedaan

pemahaman istilah-istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi

istilah sebagai berikut:


9

1. Manajemen pengembangan program pembelajaran adalah suatu upaya

mengatur (memanejemeni, mengendalikan) aktivitas mengembangkan

pembelajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pembela-

jaran untuk menyukseskan tujuan pembelajaran agar tercapai secara lebih

efektif dan efisien.

2. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana

untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan

Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan.

G. Sistematika Pembahasan

Pembahasan di dalam penelitian ini akan disusun menjadi 6 (enam)

bab, dengan perincian sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan, yang terdiri dari: (1) latar belakang,

(2) identifikasi dan batasan masalah, (3) fokus penelitian, (4) tujuan

penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) definisi istilah, (7) sistematika

pembahasan.

Bab dua kajian pustaka, yang terdiri dari: (1) kajian teoritis,

(2), penelitian terdahulu, (3) kerangka pemikiran.

Bab tiga metode penelitian, yang terdiri dari: (1) lokasi penelitian,

(2) kehadiran peneliti di lapangan, (3) pendekatan dan jenis penelitian,

(4) data dan sumber data, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik analisis

data, (7) pengecekan keabsahan data.

Bab empat paparan data dan temuan penelitian


10

Bab lima pembahasan.

Bab enam penutup, yang terdiri dari: (1) kesimpulan, (2) implikasi

teoritis, (3) keterbatasan penelitian, (4) rekomendasi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Manajemen Pembelajaran

a. Pengertian Manajemen Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan manajemen pembelajaran menduduki

peranan yang sangat penting. Karena, pada dasarnya manajemen

pembelajaran adalah pengaturan semua kegiatan pembelajaran yang

dikategorikan dalam kurikulum inti mapun penunjang.

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya

mengatur. Pengaturan dilakukan melakukan melalui proses dan diatur

berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu.7 Secara

etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management.

Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare

yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam

pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan adalah kegiatan

berpikir (mind) dan kegiatan tingkah laku (action).8

Pengertian manajemen menurut para pakar manajemen

diantaranya: Harold Koonts dan Cyril O‟Donel, manajemen adalah

usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. 9

7
H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), 1.
8
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), 1.
9
Prihatin, Manajemen Peserta Didik, 2.
12

Dengan demikian Manajer mengadakan koordinasi atas

sejumlah aktifitas orang lain yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.

Sedangkan menurut H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen

adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Pernyataan tersebut senada dengan

pernyataan menurut Prayudi bahwa manajemen adalah pengendalian

dan pemanfaatan dari pada semua faktor dan sumber daya yang

menurut suatu perencanaan (planning) diperlukan untuk mencapai

atau menyelesaikan suatu tujuan kerja tertentu.

Jadi, manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar

suatu usaha dapat berjalan denga baik memerlukan perencanaan,

pemikiran, pengaraha, dan pengaturan serta mempergunakan atau

mengikutsertaan semua potensi yang ada baik personal maupun

material secara efektif dan efesien.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti

bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung

pada proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran adalah membela-

jarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar,

yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar


13

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Sedangkan menurut Corey: Pembelajaran adalah suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi

tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. 10

Dalam pengertian demikian dapat dikatakan bahwa

pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar.

Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan

cara lebih efektif dan efisien. Menurut Hamzah B. Uno pembelajaran

(learning) adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa

secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan

belajarnya, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta

berbagai strategi pembelajaran baik penyampaian, pengelolaan

maupun pengorganisasian pembelajaran. 11

Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya

manusia yang harus dilakukan secara terus menerus selama manusia

hidup. Isi dan proses pembelajaran perlu terus dimutakhirkan sesuai

kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat.

Implikasinya jika masyarakat Indonesia dan dunia menghendaki

tersediannya sumber daya manusia yang memiliki kompetesi yang

10
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), 61.
11
Hamzah B. Uno, Orientasi dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 5.
14

berstandar nasional dan internasional, maka isi dan proses

pembelajaran harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.12

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang

untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau

nilai yang baru. Pembelajaran merupakan perbuatan yang kompleks.

Artinya, kegiatan pembelajaran melibatkan banyak komponen dan

faktor yang perlu dipertimbangkan. Untuk itu perencanaan maupun

pelaksanaan kegiatannya membutuhkan pertimbangan-pertimbangan

yang arif dan bijak. Seorang guru dituntut untuk bisa menyesuaikan

karakteristik siswa, kurikulum yang sedang berlaku, kondisi kultural,

fasilitas yang tersedia dengan strategi pembelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa agar tujuan dapat dicapai. Strategi sangat

penting bagi guru karena sangat berkaitan dengan efektivitas dan

efisiensi dalam proses pembelajaran.

b. Tujuan Manajemen Pembelajaran

Tujuan manajemen pendidikan erat sekali dengan tujuan

pendidikan secara umum, karen manajemen pendidikan pada hakikat-

nya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan secara

optimal.

Apabila dikaitkan dengan pengertian manajemen pendidikan

pada hakikatnya merupakan alat mencapai tujuan. Adapun tujuan

pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta

12
Siti Kusrini, dkk, Keterampilan Dasar Mengajar (PPL 1), Berorientasi Pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi, (Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005), 128.
15

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.13

Tujuan pokok mempelajari manajemen pembelajaran adalah

untuk memperoleh cara, teknik dan metode yang sebaik-baiknya

dilakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas seperti

tenaga, dana, fasilitas, material maupun spiritual guna mencapai

tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Nanang Fattah berpendapat bahwa:

Tujuan ini tidak tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti


peningkatan mutu pendidikan/lulusanya, keuntungan/profit yang
tinggi, pemenuhan kesempatan kerja membangun daera/nasional,
tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan
penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi,
seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman. 14

Secara rinci tujuan manajemen pendidikan antara lain:

1). Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang


aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
2). Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
3). Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
4). Terbekalinya tenaga pendidikan dengan teori tentang proses
dan tugas administrasi pendidikan.
5). Teratasinya masalah mutu pendidikan. 15

13
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 7.
14
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
15.
15
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), 8.
16

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pada umumnya pendidikan agama identik dengan pendidikan

Islam Secara sederhana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai

suatu proses pengembangan potensi kreativitas peserta didik,

bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi,

budi pekerti yang luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap

dirinya, bangsa dan negara serta agama.16

Pendidikan dari segi istilah berasal dari dua kata latin educare

dan educeere. Arti yang pertama adalah merawat, melengkapi dengan

gizi agar sehat dan kuat. Arti yang kedua adalah membimbing ke luar

dari.17

Pendidikan Islam bersumber pada nilai-nilai agama Islam

disamping menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai

nilai-nilai tersebut, sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur‟an dan

Al-Hadits. Dan yang menjadi sasaran dari pendidikan Islam

adalah mengintegrasikan iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan

dalam pribadi manusia di akhirat, hal ini sesuai dalam Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pada ketentuan

umum disebutkan bahwa:

16
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
3.
17
Tobroni, Pendidikan Islam, (Malang: UMM Press, 2008), 11.
17

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa, dan negara.18

Dari pengertian tersebut tampak bahwa output pendidikan

adalah terbentuknya kecerdasan dan ketrampilan seseorang yang

dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Artinya

masa depan bangsa dan negara ditentukan sejauh mana pendidikan

bangsa Indonesia dan seberapa kecerdasan maupun ketrampilan yang

dimilikinya untuk dapat membangun negaranya agar maju dan

berkembang.

Ada beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam menurut

beberapa tokoh antara lain, Menurut Hamdani Ihsan dalam bukunya

Filsafat Pendidikan Agama Islam pendididkan agama Islam adalah

pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk

yang bercorak diri berderajat tinggi menuntut ukuran Allah dan sisi

pendidikan untuk mewujudkan tujuan atau adalah ajaran Allah. 19

Menurut Zuhairini, dalam bukunya metodik kudus pendidikan agama

menyebutkan bahwa pendidikan Islam adalah usaha sistematis dan

praktis dalam membentuk anak didik agar supaya mereka hidup

sesuai ajaran agama Islam. 20

18
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 3.
19
Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia 1998), 15.
20
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: PT Usaha Nasional, 1983), 27.
18

Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pendidikan agama disamping ilmu pengetahuan tentang agama Islam

juga diarahkan pembentukan pribadi yang sesuai ajaran Islam dalam

proses belajar mengajar pendidikan Islam mencakup aspek pengeta-

huan dan aspek keterampilan sehingga anak didik memiliki

pengetahuan tentang Islam sekaligus mampu untuk mengamalkan

ajaran-ajaran Islam yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan

alam sekitarnya.

Dengan adanya beberapa pilahan, maka pendidikan agama

ialam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa

yang meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran

islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran/latihan.

Esensi pendidikan Islam yang harus dilaksanakan oleh umat

Islam adalah pendidikan yang memimpin manusia ke arah akhlak

yang mulia dengan memberikan kesempatan keterbukaan terhadap

pengaruh dari dunia luas dan perkembangan dalam diri manusia yang

merupakan kemampuan dasar yang dilandasi oleh keimanan kepada

Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, di dalam

Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 78:

          

     


Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
19

pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”


(QS. An-Nahl: 78).21

Sesuai dengan ayat tersebut di atas jelaslah bahwasanya usaha

mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau

kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitarnya

melalui proses pendidikan sebagai upaya membimbing dan menga-

rahkan kemampuan-kemampuan dasar dan belajar manusia baik

sebagai makhluk maupun dalam hubungannya dengan alam sekitar.

Berdasarkan definisi-definisi di atas tentang Pendidikan

Agama Islam di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa

pengertian Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses yang

komprehensif dan pengembangan kepribadian manusia secara

keseluruhan, yang meliputi intelektual, spiritual, emosi dan fisik,

sehingga seseorang muslim disiapkan dengan baik untuk dapat

melaksanakan tujuan-Nya (khalifah-Nya) di dunia.

b. Tujuan dan Dasar Pendidikan Agama Islam

1). Tujuan Pendidikan Agama Islam

a). Tujuan Utama

Tujuan utama Pendidikan Agama Islam adalah

membimbing anak agar mereka menjadi seorang muslim

sejati, beriman teguh beramal sholeh, dan berakhlakul

karimah, serta berguna bagi masyarakat, agama, dan negara. 22

21
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995), 413.
22
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, 45.
20

Jadi tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah

iman yang teguh, maksudnya membentuk manusia yang

beribadah kepada Allah. Hal ini sering dengan tujuan

diciptakannya manusia oleh Allah, yaitu untuk beribadah

kepada-Nya, Allah berfirman dalam surat Al-Dzariat ayat 56:

      

Artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.23

Tujuan umum pendidikan agama tersebut dengan

sendirinya tidak akan dapat dicapai dalam waktu sekaligus,

tetapi membutuh kan proses atau membutuhkan waktu yang

panjang dengan tahap tertentu, dan setiap tahap yang dilalui

itu juga mempunyai tujuan tertentu yang disebut tujuan

khusus.

b). Tujuan Operasional

Tujuan operasional adalah tujuan praktis akan dicapai

dengan sejumlah tertentu. Satu kegiatan pendidikan dengan

bahan-bahan yang telah disiapkan dan diperkirakan akan

mencapai tujuan tersebut.

Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut

dari suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat

operasioanalnya lebih ditunjukkan dari sifat penghayatan dan

23
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 862.
21

kepribadian. Sifat yang berisi kemampuan dan keterampilan

yang ditonjolkan. Dalam pendidikan umum disebut tujuan

Internasional umum dan tujuan Internasioanal khusus. 24

c). Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai

setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang

diceritakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

Tujuan operasional dalam bentuk tujuan Intruksional yang

dikembangkan menjadi umum dan khusus dapat dianggap

sebagai tujuan sementara dengan sifat yang agak beda.

Pada tujuan sementara bentuk insan dengan pola

taqwa mudah kelihatan meskipun dalam usaha sederhana

tujuan Pendidikan Agama Islam seolah-olah merupakan

lingkaran pada tingkatnya lingkungan tersebut juga semakin

besar bentuk lingkaran inilah yang mengembangkan insan

kamil itu. 25

Pendidikan Agama Islam berorientasi pada

pemberdayaan manusia dengan segenap potensinya untuk

dipersembahkan bagi kepentingan manusia tersebut, manusia

dan kemanusiaan, masyarakat dan alam semesta dengan

mengacu kepada pemikiran yang kuat, kemanfaatan manusia

secara umum dan menjaga harmonitas hubungan manusia

24
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Angkasa, 1999), 32.
25
Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, 24.
22

sebagai khalifah dengan alam semesta sebagai obyek yang

harus terjaga kelestariannya. Hal ini sesuai dalam hasil

Konferensi Internasional Pertama tentang Pendidikan Islam

di Makkah pada Tahun 1977 merumuskan tujuan pendidikan

Islam sebagai berikut:

Pendidikan bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian


manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui
latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional; perasaan
dan indera. Karena itu pendidikan harus mencakup
pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual,
intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara
individual maupun secara kolektif, dan mendorong semua
aspek ini kearah kebaikan dan mencapai kesempurnaan.
Tujuan akhir pemdidikan muslim terletak pada
perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah
baik secara pribadi, komunis maupun seluruh umat
manusia.26

Dalam kerangka mewujudkan fungsi idealnya untuk

peningkatan kualitas bangsa berakhlakul karimah/

bermartabat tersebut, sistem pendidikan Islam haruslah

senantiasa mengorien tasikan diri kepada menjawab

kebutuhan dan tantangan yang muncul dalam masyarakat kita

sebagai konsekuensi logis dari perubahan.

2). Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah

dapat dikategorikan pada dua hal, yaitu:

26
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan modernisasi Menuju Melenium Baru”,
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999), 57.
23

a). Dasar Religius

Yang dimaksud dengan religius dalam uraian ini

adalah dasar-dasar yang bersumber dari ajaran islam yang

termaktub dalam Al-Qur'an, sunnah Rasul. Sebagaimana

yang telah dijelaskan Achmad D. Marimba dalam bukunya

”Pengantar Filsafat Pendidikan Islam”, secara tegas beliau

menjelaskan bahwa dasar pendidikan agama islam adalah

firman Allah dan sunnah rasul.

Dan dalam ayat-ayat suci Al-Qur'an yang banyak

menerangkan tentang pentingnya pendidikan antara lain:

(1). Surat Al-Mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

         

            

         


Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.(Q.S. Al-Mujadalah: 11).27

27
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 64.
24

(2). Surat Az-Zumar ayat 9, sebagai berikut:

          

            

  


Artinya:“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadat
diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan
mengharapkan rahmat tuhannya? Katakanlah:
Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang mengetahui?“
Sesungguhnya orang yang bertawakallah yang
dapat menerima pelajaran” (Q.S. Az-Zumar: 9).28

Dari ayat-ayat Al-Qur‟an di atas memberikan

pengertian bahwa dalam ajaran agama Islam memang ada

perintah untuk mendidik agama, baik pada keluarganya

maupun kepada orang lain sesuai dengan kemampuan-

nya.

b). Dasar Yuridis/Hukum

Yakni dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama

yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara

tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksana-

kan pendidikan agama. Adapun dasar yuridis tersebut ada 3,

yaitu:

28
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 910.
25

(1). Dasar Idiil yaitu Pancasila

Pancasila sebagai ideology negara berarti setiap

warga negara Indonesia harus berjiwa pancasila, dimana

sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa adalah

menjiwai dan menjadi sumber pelaksanaan sila-sila yang

lain dalam hal im dapat dilihat dalam undang-undang

pendidikan dan pengajaran nomor 4 tahun 1950 bab III

pasal 4 berbunyi "pendidikan dan pengajaran berdasar

atas asas-asas yangtermaktub dalam pancasila.” 29

Dari uraian di atas dapat diambil suatu pengertian

bahwa pendidikan agama islam adalah sebagai sub sistem

pendidikan nasional berdasarkan pada pancasila.

(2). Dasar Struktural

Yaitu dasar yang termaktub dalam UUD 1945 bab

XI pasal 29 ayat 1 dan 2, berbunyi: (a) Negara

berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, (b) Negara

menjamm kemerdekaan tiap-tlap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaannya itu.30

Dari UUD 1945 tersebut di atas mengandung

makna bahwa negara Indonesia memberi kebebasan

kepada semua warga negaranya untuk beragama dengan


29
Zuhairini , Pengantar Ilmu Pendidikan Perbandingan, (Biro Islamiyah Fakultas Tarbiyah IAIN
Sunan Ampel Malang, 1985), 17.
30
Undang-undang Dasar 1945 beserta Amandemennya, (Surabaya: Sentral Jaya Press), 27.
26

mengamalkan semua ajaran agama sesuai dengan agama

yang dianut.

(3). Dasar Operasional

Yaitu dasar yang secara langsung mengatur

pelaksanaan pendidikan agama disekolah-sekolah di

Indonesia, antara lain terdapat dalam Tap MPR No

4/MPR 1973 yang kemudian di kokohkan dalam Tap

MPR NO 4/ 1978. Ketetapan MPR/ 1983 di perkuat oleh

tap MPR No 2/MPR71988 dan Tap MPR No 2/1993

tentang GBHN yang pada pokoknya menyatakan bahwa

pelaksanaan pendidikan agama secara langsung

dimaksud dalam kurikulum sekolah-sekolah formal mulai

sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Secara umum ruang lingkup pengajaran Agama Islam adalah

mengajar aspek kehidupan dan penghidupan manusia, maka

Pendidikan Agama Islam pada lembaga formal seharusnya juga berisi

pedoman atau materi pokok yang dapat digunakan sebagai bekal anak

didik untuk mengatur dirinya sendiri dalam menghadapi kehidupan

dan penghidupan pada berbagai segi.

Berkaitan dengan hal tersebut ajaran Agama Islam dapat dua

landasan pokok, yaitu: (1) Aqidah (keimanan), berhubungan dengan


27

masalah keimanan, (2) Syari‟ah (keislaman), berhubungan dengan

masalah amal.

Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam membicarakan ilmu

tentang syari‟ah (keislaman) adalah: (1) Ibadah untuk perbuatan yang

langsung berhubungan dengan Allah SWT, (2) Muamalah untuk

perbuatan yang berhubungan dengan selain Allah SWT, (3) Akhlak

untuk perbuatan yang berhubungan dengan etika dan budi pekerti

dalam pergaulan. 31

Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan disekolah adalah:

1). Pengajaran Keimanan. Berarti belajar mengajar tentang aspek,


kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut
ajaran Islami, inti dari kepercayaan keimanan adalah tentang
rukun iman.
2). Pengajaran Akhlak. Pengajaran akhlak adalah bentuk
pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara
bersikap individu pada kehidupannya; pengajaran akhlak
berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya
yang diajarkan berakhlak mulia.
3). Pengajaran Ibadah. Pengajaran ibadah adalah pengajaran
tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya.
Tujuan dari pengajaran ibadah adalah agar siswa mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar.Mengerti segala
bentuk ibadah dan memahami arti dari tujuan pelaksanaan
ibadah.
4). Pengajaran Fiqih. Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang
isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk
hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur‟an, As-Sunah dan
dalil-dalil syar‟I yang lain. Tujuan pengajaran fiqih adalah
agar siswa dapat mengetahui dan mengerti tentang hikum-
hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-
hari.
5). Pengajaran Al-Qur‟an. Pengajaran Al-Qur‟an adalah
pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca

31
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam..., 30.
28

Al-Qur‟an dan mengerti arti kandungan yang terdapat disetiap


ayat-ayat tertentu yang dimasukkan dalam materi Pendidikan
Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
6). Pengajaran Sejarah Islam. Tujuan dari pengajaran sejarah
Islam adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan Agama Islam dari awal
sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan
mencintai Agama Islam. 32

3. Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga fase

atau tahapan. Fase-fase proses pembelajaran yang dimaksud meliputi:

tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi. Adapun dari

ketiganya ini akan dibahas sebagaimana berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari

rencana yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan

hasil yang optimal dalam pembelajaran. Perencanaan merupakan

proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat

disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan

keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah

perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan

tepat sasaran. Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang

direncanakan harus sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai

subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran harus dapat

32
Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SMA dan MA, (Jakarta: Depdiknas, 2003),
5.
29

menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan dan

metode yang akan digunakan. 33

Dalam konteks desentralisasi pendidikan seiring perwujudan

pemerataan hasil pendidikan yang bermutu, diperlukan standar

kompetensi mata pelajaran yang dapat dipertanggungjawabkan dalam

konteks lokal, nasional dan global. Secara umum guru itu harus

memenuhi dua kategori, yaitu memiliki capability dan loyality, yakni

guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang

diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang

baik, dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi, dan

memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas

keguruan yang tidak semata di dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah

kelas.34

Beberapa prinsip yang perlu diterapkan dalam membuat

persiapan mengajar: (1) Memahami tujuan pendidikan, (2) Menguasai

bahan ajar, (3) Memahami teori-teori pendidikan selain teori

pengajaran, (4) Memahami prinsip-prinsip mengajar, (5) Memahami

metode-metode mengajar, (6) Memahami teori-teori belajar,

(7) Memahami beberapa model pengajaran yang penting,

(8) Memahami prinsip-prinsi evaluasi, (9) Memahami langkah-

langkah membuat lesson plan.

33
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), 112.
34
Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pendidikan, 120.
30

Langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam pembela-

jaran adalah sebagai berikut:35

1). Analisis Hari Efektif dan Analisis Program Pembelajaran

Untuk mengawali kegiatan penyusunan program

pembelajaran, guru perlu membuat analisis hari efektif selama

satu semester. Dasar pembuatan analisis hari efektif adalah

kalender pendidikan dan kalender umum. Berdasarkan analisis

hari efektif tersebut dapat disusun analisis program pembelajaran.

2). Membuat Program Tahunan, Program Semester dan Program

Tagihan

a). Program Tahunan

Penyusunan program pembelajaran selama tahun

pelajaran dimaksudkan agar keutuhan dan kesinambungan

program pembelajaran atau topik pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam dua semester tetap terjaga.

b). Program Semester

Penyusunan program semester didasarkan pada hasil

anlisis hari efektif dan program pembelajaran tahunan.

c). Program Tagihan

Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, tagihan

merupakan tuntutan kegiatan yang harus dilakukan atau

ditampilkan siswa. Jenis tagihan dapat berbentuk ujian lisan,

35
Kusrini, Keterampilan Dasar Mengajar (PPL 1), Berorientasi Pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi, 130.
31

tulis, dan penampilan yang berupa kuis, tes lisan, tugas

individu, tugas kelompok, unjuk kerja, praktek, penampilan,

atau porto folio.

(1). Menyusun Silabus

Silabus diartikan sebagai garis besar, ringkasan,

ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran.

Silabus merupakan penjabaran dari standard kompetensi,

kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok

serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam

rangka mencapai standard kompetensi dan kompetensi

dasar.

(2). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kalau penyusunan silabus bisa dilakukan oleh tim

guru atau tim ahli mata pelajaran, maka rencana

pembelajaran seyogyanya disusun oleh guru sebelum

melakukan kegiatan pembelajaran. Rencana

pembelajaran bersifat khusus dan kondisional, dimana

setiap sekolah tidak sama kondisi siswa dan sarana

prasarana sumber belajarnya. Karena itu, penyusunan

rencana pembelajaran didasarkan pada silabus dan

kondisi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat

berlangsung sesuai harapan.


32

(3). Penilaian Pembelajaran

Penilaian merupakan tindakan atau proses untuk

menentukan nilai terhadap sesuatu. Penilaian merupakan

proses yang harus dilakukan oleh guru dalam rangkaian

kegiatan pembelajaran. Prinsip penilaian antara lain

Valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan

objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh,

bermakna.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan

atas desain perencanaan yang telah dibuat guru sesuai dengan silabus.

Sebelum memahami tentang bagaimana melaksanakan pengajaran

yang sesuai dengan silabus, terlebih dahulu dipahami apa arti silabus

yang sebenarnya. Silabus menurut salim yang dikutip oleh Abdul

Majid dalam buku Perencanaan Pembelajaran bahwa silabus dapat di

definisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-

pokok isi atau materi pelajaran”.36

Jadi, guru hendaknya dalam memberikan mata pelajaran

pendidikan agama Islam menyesuaikan dengan silabus yang telah

ditetapkan atau direncanakan sesuai dengan kurikulum yang telah

ditetapkan saat ini. Dalam kurikulum sudah disusun standar

36
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 38.
33

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan lainya menurut tingkat

kelas dan dalam pengajaran.

Seorang guru harus memahami kurikulum tersebut karena

kurikulum merupakan pedoman pelaksanaan pendidikan dalam

mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Seorang guru tinggal

melaksanakan kurikulum tersebut sehingga guru harus bener-bener

memahaminya, setelah itu maka tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya akan tercapai.

Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional

pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi

belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi, metode dan

teknik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media.

Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan

oleh seorang guru, di antaranya adalah:

1). Aspek Pendekatan Dalam Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi,

wawasan teoritik dan asumsi-asumsi teoritik yang dikuasai guru

tentang hakikat pembelajaran. Mengingat pendekatan pembela-

jaran bertumpu pada aspek-aspek dari masing-masing komponen

pembelajaran, maka dalam setiap pembelajaran, akan tercakup

penggunaan sejumlah pendekatan secara serempak. Oleh karena

itu, pendekatan-pendekatan dalam setiap satuan pembelajaran

akan bersifat multi pendekatan.


34

2). Aspek Strategi dan Taktik Dalam Pembelajaran

Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimpli-

sitkan adanya strategi. Strategi berkaitan dengan perwujudan

proses pembelajaran itu sendiri. Strategi pembelajaran berwujud

sejumlah tindakan pembelajaran yang dilakukan guru yang dinilai

strategis untuk mengaktualisasikan proses pembelajaran.Terkait

dengan pelaksanaan strategi adalah taktik pembelajaran.

Taktik pembelajaran berhubungan dengan tindakan teknis

untuk menjalankan strategi. Untuk melaksanakan strategi

diperlukan kiat-kiat teknis, agar nilai strategis setiap aktivitas

yang dilakukan guru murid di kelas dapat terealisasi. Kiat-kiat

teknis tertentu terbentuk dalam tindakan prosedural. Kiat teknis

prosedural dari setiap aktivitas guru-murid di kelas tersebut

dinamakan taktik pembelajaran. Dengan perkataan lain, taktik

pembelajaran adalah kiat-kiat teknis yang bersifat prosedural dari

suatu tindakan guru dan siswa dalam pembelajaran aktual

di kelas.

3). Aspek Metode dan Teknik Dalam Pembelajaran

Metode merupakan bagian dari sejumlah tindakan strategis

yang menyangkut tentang cara bagaimana interaksi pembelajaran

dilakukan. Metode dilihat dari fungsinya merupakan seperangkat

cara untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Ada beberapa cara

dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan


35

berceramah, berdiskusi, bekerja kelompok, bersimulasi dan lain-

lain. Setiap metode memiliki aspek teknis dalam penggunaannya.

Aspek teknis yang dimaksud adalah gaya dan variasi dari setiap

pelaksanaan metode pembelajaran.

c. Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Menurut Hamalik yang dikutip oleh Mulyasa bahwa evaluasi

itu adalah: Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan

informasi), pengolaan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat

keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai peserta didik

setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Tujuan dari evaluasi bagi guru dapat mengetahui keberhasilan

pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta

ketepatan atau efektifitas metode mengajar. Tujuan lain dari evaluasi

atau penilaian diantaranya adalah untuk dapat menentukan dengan

pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan. Sekelom-

pok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada

dalam kelompok yang sama dalam belajar.37

Jadi inti dari evaluasi adalah menilai hasil belajar anak. Dalam

evaluasi terhadap pendidikan agama berarti mengadakan kegiatan

untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam

pendidikan keagamaan.

37
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 11.
36

Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi oleh

keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi.

Prosedur pengembangan evaluasi terdiri atas:

1). Perencanaan Evaluasi

Perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan

spesifik, terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut

bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya.

Melalui perencanaan evaluasi yang matang inilah kita dapat

menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku atau indikator yang akan

dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi

yang dibutuhkan serta dapat menggunakan waktu yang tepat.

Dalam perencanaan penilaian hasil belajar ada beberapa

faktor yang harus diperhatian di antaranya:

a). Menentukan Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian ini harus dirumuskan secara jelas dan

tegas serta ditentukan sejak awal. Karena menjadi dasar

untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis/model,

dan karakter alat penilaian. Dalam penilaian hasil belajar ada

4 kemungkinan tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki

kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk

menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk

mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses

pembelajaran (diagnostik), atau untuk menempatkan posisi


37

peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan).

Dengan kata lain tujuan penilaian harus dirumuskan sesuai

dengan jenis penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian

formatif, sumatif diagnostik atau seleksi. Rumuasan tujuan

penilaian harus memperhatikan domain hasil belajar, seperti

domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. 38

b). Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar

Kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan, sikap

dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir

dan bertindak. Peserta didik dianggap kompeten apabila ia

memiliki pengetahuan, ketrampilan sikap dan nilai-nilai

untuk melakukan sesuatu setelah mengukuti proses

pembelajaran. Mengenai hasil belajar pengelompokanya

terdapat dalam 3 domain, yaitu: domain kognitif, domain

afektif dan domain psikomotorik.39

c). Menyusun Kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi

penilaian betul-betul representatif dan relevan dengan materi

pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta

didik. Untuk melihat apakah materi penilaian relevan dengan

materi pelajaran guru harus menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi

adalah format pemetakan soal yang menggambarkan

38
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), 91.
39
Arifin, Evaluasi Pembelajaran, 92.
38

distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan

berdasarkan jenjang kemampuan tertentu.40

d). Mengembangkan Draf Instrumen

Mengembangkan draf instrumen merupakan salah satu

langkah penting dalam prosedur penilaian. Instrumen

penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun nontes.

Dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal.

Penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan

pedoman bahasa yang efektif. Baik bentuk pertayaan maupun

bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan

kualitas tes secara keseluruhan.

e). Uji Coba dan Analisis Instrumen

Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami

beberapa kali uji oba dan revisi, yang didasarkan atas analisis

empiris dan rasional. Analisis empiris untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan setiap soal yang digunakan. Informasi

empiris pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat

mempengaruhi validitas soal. Sedangkan analisis rasional

untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. Hal

yang sama dilakukan pula terhadap instrumen evaluasi dalam

bentuk nontes.

40
Arifin, Evaluasi Pembelajaran, 93.
39

f). Revisi dan Merakit Soal (Instrumen Baru)

Setelah soal di uji coba dan dianalisis, kemudian revisi

sesua dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya

pembeda. Dengan demikian ada soal yang masih dapar

diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi,

bahkan ada soal yang harus di buang atau disisihan.

Berdasarkan hasil revisi soal ini , barulah dilakukan perakitan

soal menjadi suatu instrumen yang terpadu.41

2). Pelaksanaan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksana-

kan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi.

Pelaksanaan evaluasi evaluasi sangan bergantung pada jenis

evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan

mempengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur,

metode, instrumen, waktu pelaksanaan dan sebagainya. Dalam

pelaksanaan penilaian hasil belajar, guru dapat menggunakan tes

(tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan) maupun non tes (angket,

observasi, wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, dan

sebagainya).

Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta

didik, selain menggunakan bentu tes pensil dan kertas, guru juga

dapat menggunakan bentuk penilaian kinerja. Di samping itu,

41
Arifin, Evaluasi Pembelajaran, 94.
40

guru dapat menilai hasil kerja peserta didik dengan cara

memberikan tugas dan menganalisis semua hasil kerja dalam

bentuk portofolio. Dengan kata lain, guru bukan hanya menilai

kognitif peserta didik, tetapi juga non kognitif, seperti

pengembangan pribadi, kreatifitas, dan keterampilan interper-

sonal sehingga dapat diperoleh gambaran yang komprehensif dan

utuh.

3). Mengelola Data

Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah

dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan

bermakna. Dalam penilaian hasil belajar tentu data yag diperoleh

adalah tentang prestasi belajar. Dengan demikian, pengolahan

data tersebut akan memberikan nilai kepada peserta didik

berdasarkan kualitas hasil pekerjaanya. Hal ini juga dimaksudkan

agar semua data yang diperoleh dapat memberikan makna

tersendiri.

Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil

penilaian, yaitu:

a). Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang

dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk menskor atau

memberikan angka diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu

kunci jawaban, kunci skoring, dan pedoman konservasi.


41

b). Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan

norma tertentu.

c). Mengkonversikan skor standar kedalam nilai, baik berupa

huruf dan angka.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Manajemen Pengembangan Program

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Studi

Kasus Di SMPN 1 Randuagung Lumajang, berdasarkan eksplorasi peneliti,

terdapat beberapa hasil penelitian yang mempunyai relevansi dengan

penelitian ini, di antaranya:

1. Penelitian pertama dari Raden Bambang Sumarsono, tesisnya berjudul:

Hubungan Antara Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Proses

Kerja Tim dan Kinerja di SMA Negeri Kota Malang. Tesis Jurusan

Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri

Malang.

2. Penelitian kedua dari Hasanuddin, tesisnya berjudul: Implementasi

Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3

Percut Sei Tuan. Tesis Program Pascasarjana Pendidikan Islam

Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam. Institut Agama Islam Negeri

Sumatera Utara Medan.

3. Penelitian ketiga dari Rosihatul Ulum, dengan tesis berjudul: Manajemen

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama


42

Luar Biasa Negeri Cilacap. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

Berbeda dengan ketiga penelitian di atas, penelitian ini menitik

beratkan penelitian pada manajemen pengembangan program pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Randuagung Lumajang. Salah satu

lembaga pendidikan tingkat menengah pertama yang berada di Kecamatan

Randuagung.

C. Kerangka Pemikiran

Menurut Fullam yang dikutip oleh Mulyadi, menemukan bahwa kepala

sekolah merupakan agen bagi perbaikan sekolah. Penelitian Rutterford

menyebutkan bahwa kepala sekolah yang efektif memiliki visi yang jelas, dan

mampu menerjemahkannya menjadi sasaran sekolah yang berkembang

menjadi harapan besar di masa depan yang dipahami, dihayati dan

diwujudkan oleh seluruh warga sekolah.42

Bertolak dari hasil-hasil penelitian tersebut dapat dipahami bahwa

sukses atau tidaknya sekolah dalam mencapai prestasi tertentu banyak

dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan/manajemen kepala sekolah. Secara

keseluruhan perbaikan sistem sekolah ini akan dapat terlaksana jika kepala

sekolah sebagai pemimpin menyadari fungsinya sebagai pemimpin dan

manajer menyadari fungsi dan tanggungjawabnya. Sehingga kerangka

berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

42
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, (Malang: UIN
Maliki Press, 2010), 6.
43

Bagan 1. Manajemen Pengembangan Program Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung Lumajang

Maksud dari bagan di atas adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dimulai dari menganalisis perencanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung;

2. Setelah itu, peneliti mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung;

3. Kemudian peneliti mendeskripsikan sistem evaluasi Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung;

4. Setelah itu, peneliti menafsirkan dan menarik kesimpulan manajemen

pengembangan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung Lumajang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Randuagung, yaitu

di Jalan Desa Tunjung Randuagung Lumajang. Peneliti tertarik melakukan

penelitian di sekolah tersebut karena tiga alasan. Pertama prestasi yang diraih

baik akademis maupun non akademis sudah mencapai taraf nasional. Kedua

membuka kelas dua bahasa (Bilingual). Ketiga penciptaan suasana religius di

SMP Negeri 1 Randuagung sebagai bentuk pengembangan mata Pelajaran

Agama Islam (PAI.

Dari beberapa alasan tersebut di atas, peneliti tertarik mengadakan

penelitian di SMP Negeri 1 Randuagung yang terkait dengan perencanaan

pengembangan program pembelajaran agama Islam, pelaksanaan pengem-

bangan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan pengendalian

pengembangan program pembelajaran PAI di SMPN Randuagung.

B. Kehadiran Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada

hasil pengamatan peneliti, sehingga manusia sebagai instrumen penelitian

menjadi suatu keaharusan. Bahkan dalam penelitian kualitatif, posisi peneliti

menjadi instrumen kunci (the key instrument).


45

Untuk dapat memahami makna dan penafsiran terhadap fenomena dan

simbol-simbol interaksi di sekolah maka dibutuhkan keterlibatan dan

penghayatan langsung peneliti terhadap obyek penelitian di lapangan. Ini

merupakan alasan lain kenapa peneliti harus hadir menjadi instrument kunci

penelitian ini. Kehadiran peneliti adalah salah satu unsur penting dalam

peneltian. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, dan pada

akhirnya menjadi pelapor penelitiannya. 43

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan

sifat unik dari realitas sosial dunia tingkah laku manusia itu sendiri.

Keunikannya bersumber dari hakikat manusia sebagai mahluk psikis, sosial,

dan budaya yang mengaitkan makna dan interpretasi dalam bersikap dan

bertingkah laku, makna dan interpretasi itu sendiri dipengaruhi oleh

lingkungan sosial dan budaya.44

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih

dalam tentang perencanaan pengembangan program pembelajaran agama

Islam, pelaksanaan pengembangan program pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, dan pengendalian pengembangan program pembelajaran PAI di SMPN

1 Randuagung.

43
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XXV, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), 164.
44
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, (Malang: IKIP Malang, 1990),
2.
46

C. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian tesis ini adalah penelitian lapangan

dengan menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative research), terhadap

perencanaan pengembangan program pembelajaran agama Islam, pelaksanaan

pengembangan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan

pengendalian pengembangan program pembelajaran PAI di SMPN 1

Randuagung. Data-data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan atau perilaku

yang dapat diamati melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, maka

peneliti manganalisa dengan cara metode kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah. 45 Sehingga dalam konteks ini peneliti memahami proses tersebut

dengan menggunakan sudut pandang persepsi emik yang menurut Moleong

adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami suatu fenomena yang

berangkat dari dalam (internal). 46

Sasaran studi ini adalah perilaku atau tindakan-tindakan, kebijakan-

kebijakan yang dipergunakan oleh sekolah dalam perencanaan pengembangan

program pembelajaran agama Islam, pelaksanaan pengembangan program

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan pengendalian pengembangan

45
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 6.
46
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 48.
47

program pembelajaran PAI di SMPN 1 Randuagung. Berkaitan dengan hal

tersebut, maka pendekatan penelitian kualitatif yang sesuai dengan studi ini

adalah fenomenologic naturalistic.47

Penelitian fenomenologi menurut Moleong bermakna memahami

peristiwa dalam kaitannya dengan orang dalam situasi tertentu. Penelitian ini

memahami fenomena-fenomena yang terjadi yaitu pertama perencanaan

pengembangan program pembelajaran agama Islam, kedua pelaksanaan

pengembangan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan ketiga

pengendalian pengembangan program pembelajaran PAI di SMPN 1

Randuagung.

D. Data dan Sumber Data

Data merupakan hal sangat esensial untuk mengungkap suatu

permasalahan, dan data juga diperlukan untuk menjawab masalah penelitian

atau mengisi hipotesis yang dirumuskan. Menurut cara memperolehnya, data

dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan

oleh peneliti dari sumber pertama.48

Dalam hal ini, data primer adalah data yang diperoleh dan

dikumpulkan secara langsung dari informan melalui pengamatan, catatan

lapangan dan interview. Sedangkan data sekunder adalah data yang

dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain yang biasanya disajikan
47
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 50.
48
Hadari Nawawi dan Mini Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1994), 73.
48

dalam bentuk publikasi dan jurnal. Dalam hal ini, data sekunder adalah data

yang sudah diolah dalam bentuk naskah tertulis atau dokumen. 49

Sumber data penelitian ini adalah manusia dan non manusia. Data dari

manusia diperoleh dari orang yang mengetahui tentang permasalahan sesuai

dengan fokus penelitian, seperti kepala sekolah, dan guru. Informan kunci

(key informant) secara spesifik dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala SMP Negeri 1 Randuagung selaku pihak yang bertanggung jawab

terhadap perencanaan pengembangan program pembelajaran agama

Islam, pelaksanaan pengembangan program pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, dan pengendalian pengembangan program pembelajaran

PAI di SMP Negeri 1 Randuagung;

2. Informan yang dipilih berdasarkan purposive sampling (guru-guru

sebanyak 2-8 orang);

3. Siswa, yaitu untuk memperoleh data tentang tanggapan/persepsi,

keterlibatan mereka dalam pengembangan program pembelajaran PAI

di SMP Negeri 1 Randuagung.

Purposive sampling merupakan teknik sampling yang satuan

samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk

memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang

dikehendaki dalam pengambilan sampel. Dalam hal ini sampel yang diambil

dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil

49
Nawawi dan Martini, Penelitian Terapan, 73.
49

sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu

tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi peneliti.

Selain data-data di atas dalam penelitian ini, peneliti juga mengambil

data dari literatur-literatur yang telah ada, yang akan membantu peneliti dalam

menyelesaikan penelitian ini, seperti buku ilmiah, resensi, jurnal-jurnal

pendidikan, koran, artikel dan sebagainya yang berkaitan dengan

pengembangan program pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Randuagung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan tiga cara yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi dilakukan sebagai awal dalam upaya peneliti melakukan

pendekatan-pendekatan kepada obyek yang diharapkan nantinya akan

terungkap data-data secara mendetail dan valid.

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang

berlangsung. Kegiatan tersebut dapat berkenaan dengan bagaimana

pengembangan program pembelajaran PAI di SMP Negeri 1

Randuagung.50 Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti bersifat non

partisipasif (non participatory observation), pengamat tidak ikut serta

dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan yang sedang

50
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 220.
50

berlangsung dan mengambil data yang diperlukan untuk kelengkapan

data.

Observasi merupakan metode utama dalam penelitian sosial

terutama penelitian kualitatif. Observasi merupakan metode pengumpulan

data yang paling alamiyah dan paling banyak digunakan tidak hanya

didunia keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan. 51

Secara umum observasi berati pengamatan, penglihatan. Sedangkan

secara khusus dalam dunia pendidikan observasi adalah mengamati dan

mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti

terhadap fenomena sosial keagamaan. 52

Dalam hal ini peneliti akan secara langsung berperan aktif

mengumpulkan data langsung dengan datang ke lokasi penelitian dan

bersinanggungan langsung dengan informan.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.53 Metode wawancara atau

metode interview dipergunakan seseorang untuk mendapatkan keterangan

secara lisan dan langsung bertatap muka dengan informan, hal itu

51
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), 167.
52
Suprayogo, dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, 168.
53
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 186.
51

dilakukan agar peneliti dapat memperoleh data yang jelas dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Dari hasil wawancara ini diperoleh 19 orang yang dijadikan

informan penelitian dengan rincian sebagaimana disajikan pada tabel berikut

ini:

Tabel 3.1.
Rincian Informan Penelitian

Fokus
No Informan Jumlah Data Tentang
No.

Perencanaan,
1 Kepala Sekolah 1 Pelaksanaan dan 1, 2, & 3
Pengendalian Program

2 Wakil Kepala Sekolah 1 Perencanaan Program 1

3 Waka Kurikulum 2 Perencanaan Program 1

4 Waka Kesiswaan 2 Pelaksanaan Program 2

5 Waka Sapras 1 Pelaksanaan Program 2

Perencanaan,
6 Guru PAI 2 Pelaksanaan dan 1, 2, & 3
Pengendalian Program

Pembina
Perencanaan dan
7 Ekstrakurikuler 2 1&2
Pelaksanaan Program
PAI (Pb.Ekstra)

Jumlah 11

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengadakan pencatatan secara

cermat berdasarkan catatan dan dokumentasi tertulis yang ada. Dokumen


52

adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak dan dapat dipakai sebagai bukti

keterangan.

Dokumentasi merupakan suatu tehnik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen yang terkait, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik yang ada di SMP Negeri 1

Randuagung dengan memilah-milah data yang sesuai dengan

penelitiannya. 54

Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa metode documenter adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notula rapat, legger,

agenda, dan sebagainya. 55

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sitematis

transkrip wawancara, hasil observasi, dokumentasi dan catatan lapangan serta

bahan-bahan lain yang dipahami oleh peneliti. Kegiatan analisis data

dilakukan dengan menelaah data, menata data, membagi menjadi satuan-

satuan yang dapat dikelola, mensintesis, mencari pola, menemukan apa yang

bermakna dan apa yang diteliti dan dilaporkan secara sistematis.

Data itu sendiri terdiri dari deskripsi-deskripsi yang rinci mengenai

situasi, peristiwa, orang, interaksi, dan perilaku. Dengan kata lain data

merupakan deskripsi dari pernyataan-pernyataan seseorang tentang perspektif


54
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 86.
55
Suharsmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 158.
53

pengalaman suatu hal, sikap, keyakinan, dan pikirannya serta petikan-petikan

isi dokumen yang berkaitan dengan suatu program.

Analisis data dilakukan selama pengumpulan data di lapangan setelah

semua data terkumpul56 dengan teknik analisis model interaktif yang

dikembangkan oleh Miles and Huberman. Dalam Model Miles and Hubermen

Analisis data berlangsung secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan

proses pengumpulan data dengan alur tahapan: pengumpulan data (data

collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

kesimpulan atau verifikasi (conclution drawing & verifying). Teknik analisis

data model interaktif tersebut dapat dibagankan sebgai berikut:

Gambar 3.1 : Teknik Analisis Data Model Interaktif57

Penelitian menggunakan model analisis interaktif yang mencakup tiga

komponen yang saling berkaitan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Sedangkan konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi

56
Sudarsono, Beberapa Pendekatan dalam Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1992), 326.
57
Miles and Huberman, Qualitatif Data Analysis, (California: Sage Publication Inc, 1988), 21-23.
54

dikembangkan atas dasar kejadian (incidence) yang diperoleh ketika di

lapangan. Karenanya antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data

menjadi satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan, keduanya berlangsung

simultan, dan serempak. Proses analisis data di sini terbagi menjadi tiga

komponen, antara lain sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasikan data sedemkian rupa sehingga diperoleh kesimpulan

akhir dan diverivikasi. Reduksi data juga diartikan sebagai proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan trasformasi

data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi

data berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan

sebelum data benar-benar terkumpul, sudah mengantisipasi adanya

reduksi data sudah tampak sewaktu memutuskan kerangka konseptual,

wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan penentuan metode

pengumpulan data.

Selama pengumpulan data berlangsung sudah ada tahapan reduksi,

selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, dan

menulis memo. Proses ini berlanjut sampai proses pengumpulan data di

lapangan berakhir, bahkan pada saat pembuatan laporan sehingga

tersusun secara lengkap. Data yang telah diperoleh disederhanakan dan


55

diseleksi relevansinya dengan masalah penelitian, sedangkan data yang

tidak diperlukan dibuang.

2. Penyajian Data

Sebagaimana dijelaskan oleh Miles dan Huberman dalam Lexi J.

Moleong bahwa penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-

pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian

ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang

sudah diperoleh, kemudian disusun secara sistematis dari bentuk

informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. 58

3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Kegiatan analisis data pada tahap terakhir adalah menarik

kesimpulan dan verifikasi. Analisis yang dilakukan selama pengumpulan

data dan sesudah pengumpulan data digunakan utuk menarik kesimpulan

sehingga menemukan pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sejak

pengumpulan data peneliti berusaha mencari makna atau arti dari simbol-

simbol, mencari keteraturan pola, penjelasan-penjelasan, dan alur sebab

akibat yang terjadi. Dari kegiatan ini dibuat kesimpulan-kesimpulan yang

sifatnya masih terbuka, kemudian menuju ke yang spesifik/rinci.

58
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 188.
56

Kesimpulan akhirnya diharapkan dapat diperoleh setelah pengumplan

data selesai.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data sanngat perlu dilakukan agar data yang

dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi

kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan

berimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian.

Dalam proses pengecekan keabsahan data pada penelitian ini harus

melalui beberapa teknik pengujian data. Adapun tenik pengecekkan

keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti terjun ke lapangan dan ikut

serta dalam kegiatan-kegiatan subyek penelitian. Keikutsertaan tersebut

tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, akan tetapi memerlukan

waktu yang lebih lama dari sekedar untuk melihat dan mengetahui subyek

penelitian. Dengan perpanjangan keikutsertaan ini berarti peneliti tinggal

di lapangan penelitian sampai data yang dikumpulkan penuh. 59

Perpanjangan keikutsertaan peneliti dapat menguji kebenaran

informasi yang diperoleh secara distorsi baik berasal dari penelti sendiri

maupun dari kepala sekolah. Distorsi tersebut memungkinkan tidak

59
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 327.
57

disengaja. Perpanjangan keikutsertaan ini dapat membangun kepercayaan

kepala sekolah kepada peneliti, sehingga antara penelti dan informan

kunci (kepala sekolah) pada akhirnya tercipta hubungan yang baik

sehingga memudahkan kepala sekolah untuk mengungkapkan sesuatu

secara lugas dan terbuka.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk menentukan data dan

informasi yang relevan dengan persoalan yang sedang dicari oleh peneliti,

kemudian peneliti memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

3. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari informan

yang satu ke informan lainnya. Misalnya dari guru yang satu ke guru yang

lainnya, dari kepala sekolah ke wakil kepala sekolah, dan lain sebagainya.

Dalam pengecekan keabsahan data penelitian ini, peneliti juga

menggunakan triangulasi, yakni teknik pemeriksaan data memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data tersebut bagi keperluan pengecekan atau

sebagai bahan pembanding terhadap data tersebut. Untuk pengecekan data

melalui pembandingan terhadap data dari sumber lainnya. 60

60
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 330.
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMP Negeri 1 Randuagung berada di Jalan Desa Tunjung Kecamatan

Randuagung Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur, NPSN: 20521413.

Prestasi yang diraih baik akademis maupun non akademis sudah tidak

diragukan lagi, membuka kelas dua bahasa (Bilingual), dan penciptaan

suasana religius di SMP Negeri 1 Randuagung sebagai bentuk pengembangan

mata Pelajaran Agama Islam (PAI).

B. Paparan Data

1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri

1 Randuagung Lumajang

Perkembangan pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1

Randuagung berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari

Bapak Imron Roshadi, S.Pd, MM selaku kepala sekolah SMP Negeri 1

Randuagung, bahwa “Perkembangan pembelajaran di SMP Negeri 1

Randuagung semakin hari semakin membaik”. 61

Dari pernyataan di atas bahwa SMP Negeri 1 Randuagung tidak

hanya pendidikannya saja yang berkembang dengan baik, namun

61
Imron Roshadi, Wawancara, Randuangung, 07 April 2017.
59

pembelajarannya termasuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

juga sudah berjalan dengan baik.

Guru pendidikan agama islam dalam menyampaikan materi harus

menyesuaikan dengan silabus yang telah ditetapkan atau direncanakan

sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan saat ini. Mengenai

kurikulum sekolah Ibu Tri Widiastutik menyatakan bahwa: “SMP Negeri

1 Randuagung telah menerapkan kurikulum 2013 sejak kurikulum

tersebut ada“.62

Jadi, SMP Negeri 1 Randuagung telah menerapkan kurikulum

2013 sejak kurikulum tersebut ada. Kemudian sekolah mengembangkan

kurikulum 2013 dalam bentuk silabus. Seorang guru harus memahami

kurikulum tersebut karena kurikulum merupakan pedoman pelaksanaan

pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, berdasarkan hasil

wawancara dengan Ibu Tri Widiastutik, S.Si (Waka Kurikulum)

mengatakan bahwa:

“Dalam membuat perencanaan pembelajaran guru-guru mendapat


kejelasan dari MGMP masing-masing tentang bagaimana seharusnya
format perencanaan pembelajaran tersebut, KI dan KD yang
dirumuskan dalam silabus dari PAI itu sendiri.”63

Format silabus yang disusun berdasarkan data yang peneliti

peroleh meliputi: satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, KI, KD,

62
Tri Widiastutik, Wawancara, Randuangung, 07 April 2017.
63
Tri Widiastutik, Wawancara, Randuangung, 07 April 2017.
60

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan

sumber belajar.

Silabus Kurikulum 2013 mencakup:

1. Satuan Pendidikan

2. Mata pelajaran

3. Kelas

4. KI

5. KD

6. Materi Pembelajaran

7. Kegiatan pembelajaran

8. Penilaian

9. Alokasi waktu dan

10. Sumber belajar

Gambar 4.1 Format Silabus Kurikulum 201364

Adapun format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun

oleh ketiga guru PAI tersebut secara umum meliputi: satuan pendidikan,

mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu, kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi, metode, Media dan sumber,

langkah-langkah, dan penilaian (evaluasi).

64
Dokumentasi, Format Silabus Kurikulum 2013, 28 April 2017.
61

RPP Kurikulum 2013 mencakup:

1. Nama sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester, program

keahlian;

2. Materi pokok;

3. Alokasi waktu;

4. KI, KD dan indikator pencapaian kompetensi, Tujuan

pembelajaran;

5. Materi pembelajaran; metode pembelajaran;

6. Media, alat dan sumber belajar;

7. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan

8. Penilaian.

Gambar 4.1 Format Silabus Kurikulum 2013 65

Terkait perencanaan pembelajaran Ibu Anik Sri Andayani, S.Pd.I

menyatakan:

“Sebelum melaksanakan pembelajaran saya dan guru Pendidikan


Agama Islam lainya (Ibu Anik dan Bapak Hafid) membuat
perencanaan perangkat pembelajaran terlebih dahulu. Perangkat
pembelajaran tersebut di antaranya: (a) kalender pendidikan,
(b) alokasi waktu pembelajaran, (c) program tahunan, (d) program
semester, (e) silabus, (f) rencana pelaksanaan pembelajaran, (g) jurnal
harian mengajar, (h) penilaian, Karena perlu adanya perencanaan yang
matang agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif
dan efisien.”66

Jadi, Sebelum melaksanakan pembelajaran ketiga guru Pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung menyiapkan perangkat

pembelajaran terlebih dahulu supaya pembelajaran dapat berjalan efektif


65
Dokumentasi, Format Silabus Kurikulum 2013, 28 April 2017.
66
Anik Sri Andayani, Wawancara, Randuangung, 07 April 2017.
62

dan efisien. Dengan adanya perencanaan pembelajaran, dapat menjadi

acuan dan dasar pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas sehingga

proses pembelajaran dapat berjalan secara sistematis.

Kemudian Bapak Hafid Julianto, S.Pd.I menambahkan :

“Sebelum melaksanakan pembelajaran untuk mewujudkan tujuan


pembelajaran yang diharapkan kami membuat perencanaan media,
perencanaan strategi, perencanaan sumber belajar dan perencanaan
evaluasi.”67

Pernyataan di atas diperkuat dengan adanya dokumentasi tertulis

yang tertera dalam RPP kelas VII semester 1.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Randuagung


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil
Materi Pokok : Cinta Ilmu Pengetahuan
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (9 x 40 menit)
A. KOMPETENSI INTI

KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI.2 Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli(toleransi,gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan
kejadian yang tampak mata).
KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).

67
Hafid Julianto, Wawancara, Randuangung, 15 April 2017.
63

B. Kompetensi Dasar dan Indikator:

INDIKATOR
NO. KOMPETENSI DASAR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1 1.1 Menghayati Al-Qur'an sebagai
implementasi dari pemahaman
rukun iman.
2 4.3. Membaca surah ar- 1. Menjelaskan hukum
1 Rahman/55:33 dan surah al- bacaan mad dalam surah
Mujadalah/58:11, dengan ar-Rahman/55:33 dan
tartil surah al-
Mujadalah/58:11 dengan
benar.
2. Mendemontrasikan
bacaan surah ar-
Rahman/55:33 dan surah
al-Mujadalah/
58:11dengan tartil.
4.3. Menunjukkan hafalan surah 1. Melafalkan hapalan
2 ar-Rahman/55:33 dan surah ar-Rahman/55:33 dan
al-Mujadalah/58:11 dengan surah al-
lancar. Mujadalah/58:11
dengan lancar.
3 3.3 Memahami isi kandungan 1. Menyebutkan arti surah
surah ar-Rahman/55:33 dan ar-Rahman/55:33 dan
surah al-Mujadalah/58:11 surah al-
serta hadis yang terkait Mujadalah/58:11 serta
tentang menuntut ilmu. hadis tentang menuntut
ilmu.
2. Menjelaskan makna isi
kandungan surah ar-
Rahman/ 55:33 dan surah
al-Muja dallah/58:11
serta hadis tentang
menuntut ilmu.
4 2.7 Menghargai perilaku semangat 1. Menampilkan contoh
menuntut ilmu sebagai perilaku semangat
implementasi dari surah ar- menuntut ilmu sebagai
Rahman/55:33 dan surah al- implementasi surah ar-
Mujadalah/58:11 serta hadis Rahman/55:33 dan surah
terkait. al-Mujadalah/58:11,
serta hadis terkait.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Pertemuan Pertama:
1. Diberikan kesempatan untuk mengkaji tentang hukum bacaan
mad, peserta didik dapat menjelaskan hukum bacaan mad dalam
surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11 dengan
64

benar.
2. Diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang hukum bacaan
mad, peserta didik dapat mengidentifikasi hukum bacaan mad
dalam surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11
dengan benar
3. Diberikan kesempatan berlatih membaca, peserta didik dapat
mendemontrasikan bacaan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11dengan tartil.

Pertemuan Kedua:
1. Diberikan kesempatan berlatih menghafal surah ar-
Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11, peserta didik hafal
surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11 dengan
lancar.
2. Diberikan kesempatan berlatih dengan temannya, peserta didik
dapat menyebutkan arti surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu dengan
benar.

Pertemuan Ketiga:
1. Diberikan kesempatan berdiskusi dengan temannya dalam satu
kelompok, peserta didik dapat menjelaskan makna isi kandungan
surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadallah/58:11 serta
hadis tentang menuntut ilmu dengan benar.
2. Diberikan kesempatan mencermati tayangan film, peserta didik
dapat menampilkan contoh perilaku semangat menuntut ilmu
sebagai implementasi surahar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11, serta hadis terkait dengan baik

D. MATERI PEMBELAJARAN:
Pertemuan Pertama:
1. Hukum Bacaan Mad
a. Pengertian Hukum Bacaan Mad
b. Macam-Macam Hukum Bacaan Mad
2. Identifikasi Hukum Bacaan Mad dalam surah ar-Rahman/55:33
dan surah al-Mujadalah/58:11
3. Bacaan Al Quran surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11
Pertemuan Kedua:
1. Hafalan Al Quran surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11
2. Arti surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11
Pertemuan Ketiga:
1. Makna surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11
2. Makna Hadits tentang menuntut ilmu.
3. Contoh perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi
surahar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11, serta hadis
terkait.
65

E. METODE PEMBELAJARAN:
1. Pendekatan Scientific
2. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Direct
Instruction
3. Metode diskusi, drill, dan demontrasi

F. SUMBER BELAJAR
1. Kitab al-Qur‟anul Karim dan terjemahnya, Depag RI
2. Buku teks siswa PAI SMP Kelas VII
3. Buku lain yang memadai.

G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
a. Video Pembelajaran
b. CD Pembelajaran Tajwid Interaktif
2. Alat
a. Komputer
b. LCD Projector
c. Kartu berpasangan (matching card) lafadz dan artinya.

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a
bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh
khidmat;
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur‟an
surah/aya tpilihan (nama surat sesuai dengan program
pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan
secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran.
e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan
tujuan yang akan dicapai.
f. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
2. Kegiatan inti (100 menit)
a. Mengamati
 Membaca bersama QS Al Mujadilah 11 dan Ali Imron 33
 mengamati LCD Tentang QS Al Mujadilah 11 da
Ali Imron 33 dari Imam Masjidil Harom tentang
bacaan dan tulisan, sambil mengevaluasi bacaanya
 Mencatat hasil pengamatan terhadap hal- hal penting
dari kekurangan bacaanya di bandingkan tayangan
LCD
b. Menanya
 Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan
kepada teman kelompok dan guru tentang hal- hal yang
66

belum jelas dari pengamatan terhadap tayangan LCD


c. Explore
 Peserta didik membaca mengulang bacaan QS Al
Mujadilah 11 dan Ar Rohman 33 secara bersama
kemudian membaca bersama di kelompok
kelompok
 Praktek membaca satu persatu yang diamati oleh
anggota kelompok dan memberi penilaian, secara
bergilir
d. Asosiasi
 Anggota yang lain mengamati dan mendiskusikan untuk
memberi penilaian
 Memilih diantara anggota kelompok yang paling
bagus, fasih dan lancar untuk dijadikan model
 Memilih diantara temannya untuk menjadi Presenter,
sekretaris dan pengamat

e. Komunikasi.
 Mempresentasikan Bacaan QS Al Mujadilah 11 dan
Ar Rahman 33 di depan kelas
 Kelompok lain mengamati dan memberi penilaian
hasil presentasi Praktek kelompok
 Sekretaris menginvenaris hasil penilaian masing –
masing kelompok
 Selama pembelajaran berlangsung guru mengadakan
penilaian proses dengan rubrik observasi dan memberi
penguat dari hasil presentasi
Guru memberi penghargaan pada kelompok yang
hasil presentasinya terbagus

3. Penutup
a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran secara demokratis.
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni:
- Kelompok yang benar dalam mengidentifikasi hukum
bacaan mad.
- Kelompok yang paling baik dalam membaca al-quran.
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri
terstruktur.
e. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
67

PERTEMUAN KEDUA:
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a
bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh
khidmat;
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur‟an
surah/ayat pilihan (nama surat sesuai dengan program
pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk pesrta didik.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan
secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran.
e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan
tujuan yang akan dicapai.
f. Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk secara
berpasangan (dalam jenis kelamin yang sama).
2. Kegiatan inti (100 menit)
a. Mengamati
 Menyimak tayangan bacaan surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al-Mujadalah/58:11.
 Secara bergantian peserta didik menghafal dan menyimak
hafalan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11.
b. Menanya
 Dibawah bimbingan guru, peserta didik mengartikan Q.S.
Ar-Rahman (55): 33 dan Q.S.Al- Mujadalah (58): 11 dan
hadist terkait tentang menuntut ilmu secara per kata dan
keseluruhan.
c. Eksplore dan asosiasi
Game “Maching Card”, dengan cara:
- Dengan bimbingan guru, peserta didik mengkondisikan
kelas untuk game.
- Guru membagikan secara acak kartu yang telah
dipersiapkan yang berisi potongan-potongan ayat Q.S.
Ar-Rahman (55):33, atau Q.S.Al- Mujadalah (58):11,
atau hadits tentang ilmu pengetahuan dan artidari
potongan ayat atau hadits tersebut.
- (Game Pertama) Dengan aba-aba guru, peserta didik
diminta untuk mencari pasangan potongan-potongan
kertas yang berisi potongan-potongan ayat Q.S. Ar-
Rahman (55): 33 dan Q.S.Al- Mujadalah (58): 11dan
artinya yang tersebar di antara mereka
- (Game Kedua) Dengan aba-aba guru, peserta didik
diminta berkelompok sesuai ayat atau hadits masing-
masing, dan membentuk satu ayat secara berurutan.
- (Game Ketiga) Peserta didik diminta melafadzkan
potongan ayat / hadits secara berurutan sehingga terbaca
satu ayat / hadits yang utuh.
- Dan seterusnya.
68

d. komunikasi
 Secara berpasangan peserta didik mendemontrasikan
hafalan dan arti ayat Q.S. Ar-Rahman (55):33, atau
Q.S.Al- Mujadalah (58):11, atau hadits tentang ilmu
pengetahuan.
3. Penutup
1. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran.
2. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3. Guru memberikan reward kepada “pasangan terbaik” yang
hafal ayat dan mampu mengartikan ayatQ.S. Ar-Rahman
(55):33, atauQ.S.Al- Mujadalah (58):11, atau hadits tentang
ilmu pengetahuan.
4. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
5. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.

PERTEMUAN KETIGA:
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a
bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh
khidmat;
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur‟an
surah/ayat pilihan (nama surat sesuai dengan program
pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk peserta didik.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran.
e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan
tujuan yang akan dicapai.
f. Guru mengkondisikan peserta didik untuk membentuk
kelompok-kelompok kecil (terdiri 4 – 6 siswa)

2. Kegiatan inti (100 menit)


a. Mengamati
 Peserta didik menelaah berbagai sumber belajar , sebagai
dasar memahami makna ayatQ.S. Ar-Rahman (55):33,
Q.S.Al- Mujadalah (58):11, dan hadits tentang ilmu
pengetahuan.
 Peserta didik memperhatikan tayangan film yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan.
b. Menanya
 Peserta didik dengan dibantu motivasi dari guru
mengajukan pertanyaan tentang tayangan film yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan
c. eksplore
 Secara berkelompok peserta didik berdiskusi dengan tema-
69

tema yang berkaitan dengan pemahaman makna ayat dan


tayangan film, misalnya:
1) Akhlaq orang yang berilmu pengetahuan.
2) Manfaat dan hikmah mempunyai ilmu pengetahuan.
3) Syarat-syarat agar memperoleh ilmu yang bermanfaat.
4) Nilai-nilai positif yang terdapat pada ayat Q.S. Ar-
Rahman (55):33, Q.S.Al- Mujadalah (58):11, dan
hadits tentang ilmu pengetahuan .
5) Contoh perilaku seseorang yang gigih menuntut ilmu.
d. Asosiasi
 Memilih diantara temannya untuk menjadi Presenter,
sekretaris dan pengamat
e. Mengkomunikasikan
 Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil
diskusinya dan ditanggapi kelompok lain.

3. Penutup
1. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran.
2. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3. Guru memberikan reward kepada “kelompok terbaik” hasil
diskusi dan presentasinya.
4. Guru menjelaskanmateri yang akandipelajaripada pertemuan
berikutnya.
5. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.

I. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri

2. Sikap Sosial
a. Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian

3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian :Tes Lisan
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes lisan

4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Performance
b. Bentuk Instrumen : Praktik

RPP PAI Kurikulum 2013 Kelas VII.68

68
Dokumentasi, RPP Kelas VII, 28 April 2017.
70

Dari contoh RPP di atas membuktikan bahwa strategi, media dan

sumber belajar telah direncanakan guru sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan fungsinya. Dan perencanaan strategi

pembelajaran, media dan sumber belajar tersebut telah di sesuaikan

dengan tujuan materi yang disampaikan serta penyusunan perangkat

pembelajaran sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan terkait perencanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, guru pendidikan agama islam di SMP Negeri 1

Randuagung, pertama merencanakan strategi pembelajaran termasuk

pendekatan, metode dan teknik yang telah di sesuaikan dengan tujuan

pembelajaran, kedua menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan

sumber belajar dan merencanakan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana

siswa memahami pembelajaran yang kemudian dikema dalam bentuk

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).69

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri

1 Randuagung

Pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan pembelajaran yang sudah dirumuskan. Hal ini

bertujuan agar guru memiliki pedoman langkah mengajar sehingga tetap

pada rencana awal pengajaran.

69
Observasi, Randuagung, 28 April 2017.
71

Rencana pembelajaran merupakan kegiatan yang akan dilakukan

pada masa yang akan datang. Rencana dapat berjalan sesuai dengan

rencana awal dan dapat juga tidak sesuai dengan rencana yang

dapat disebabkan oleh perubahan situasi dan kondisi.

Berkaitan hal tersebut Ibu Anik Sri Andayani, S.Pd.I memberi

pernyataan, bahwa:

“Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam kami


mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sedemikian
rupa sesuai dengan tujuan pembelajaran termasuk Pendekatan, metode
dan tekniknya. Karena begitu banyak tujuan yang harus dicapai dari
kompetensi dasar, sehingga pendekatan, strategi, metode dan teknik
yang kami gunakan menyesuaikan dengan materi yang disampaikan
dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik dan
tergantung bagaimana keadaan dan kondisi peserta didik dalam kelas
tersebut. Tetapi dalam penyampaian materi saya selalu menyesuaikan
dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah
dibuat dalam Silabus. Tetapi dalam implementasinya metode yang
digunakan tergantung pada situasi dan kondisi kelas.”70

Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif perlu kreativitas

guru dalam mendesain pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran terutama

mendesain strategi pembelajaran yaitu penerapan pendekatan, metode

dan teknik. Dalam hal tersebut Ibu Anik Sri Andayani, S.Pd.I

menambahkan:

“Dalam pelaksanaan pembelajaran terkait pendekatan, metode dan


teknik yang saya gunakan dalam dalam mendesain RPP kelas VII saya
menggunakan pendekatan kooperatif learning, metode Jigsaw dan
problem solving, dan terkait tekniknya menerapkan pemberian tugas,
diskusi, tanya jawab dan ceramah” 71

70
Anik Sri Andayani, Wawancara, Randuangung, 07 April 2017.
71
Anik Sri Andayani, Wawancara, Randuangung, 07 April 2017.
72

Pemaparan di atas diperkuat dengan adanya hasil dokumentasi di

bawah ini, foto kegiatan pembelajaran tersebut saat pelaksanaan metode

jigsaw II yaitu siswa berdiskusi tentang materi yang sedang di dalami

dengan membuat kelompok kecil, kemudian setiap anggota kelompok

melakukan pergantian peserta untuk mengtransfer materi yang dipelajari

pada kelompok awal.

4.1 Foto Pelaksanaan Metode JIGSAW72

Kemudian terkait pengembangan materi Bapak Hafid Julianto,

S.Pd.I menyatakan bahwa:

“dalam mengembangan materi kami mengidentifikasi materi pelajaran


dengan mempertimbangkan potensi siswa, manfaat bagi siswa, alokasi
waktu dan lain-lain serta tuntasnya materi pelajaran tergantung sedikit
banyak materi yang disampaikan dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi kelas.”73

Jadi, setelah melihat pemaparan di atas dalam pengembangan

materi guru mempertimbangkan beberapa hal yang telah tersebut

di atas dan mengenai ketuntasan materi pelajaran PAI dapat dituntaskan

72
Dokumentasi, Pelaksanaan Metode JIGSAW, 28 April 2017.
73
Hafid Julianto, Wawancara, Randuangung, 15 April 2017.
73

dalam satu pertemuan apabila materi yang disampaikan tidak terlalu

banyak dan kondisi dalam kelas mendukung lancarnya proses

pembelajaran.

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan terhadap

kegiatan pembelajaran di kelas, keadaan kelas menjadi fakum ketika guru

menjelaskan materi yang kurang menjadi minat siswa.74 Menurut

keterangan Sri Andayani, S.Pd.I materi PAI lebih diminati siswa ketika

disajikan dalam bentuk cerita-cerita islam dan permainan yang sesuai

dengan materi sehingga siswa tidak jenuh dengan materi PAI dan

mendorong minat belajar.

Selanjutnya Ibu Dwi Kristanti mengatakan:

Bahwa pembelajaran PAI lebih menarik bagi siswa ketika saya


memberikan cerita-cerita, tentang fenomena-fenomena yang ada,
membuka wawasan siswa dengan melihat kejadian-kejadian, kabar-
kabar di media massa, dengan tujuan agar tidak terlalu terpaku pada
buku paket yang membuat siswa bosan.75

Jadi, siswa lebih tertarik dengan materi yang dapat melibatkan

siswa secara aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti, guru pendidikan agama islam

dalam menyampaikan materi sudah menggunakan pendekatan, metode

dan teknik. 76 Pada dasarnya metode pengajaran agama sama dengan

mengajar ilmu-ilmu yang lain, disamping ada ciri-ciri khas, metode

mengajar sangat bermacam-macam. Karena banyak faktor yang

mempengaruhinya yaitu: tujuan yang hendak dicapai peserta didik, bahan


74
Observasi, Randuagung, 28 April 2017.
75
Dwi Kristanti, Wawancara, Randuangung, 15 April 2017.
76
Observasi, Randuagung, 28 April 2017.
74

atau materi yang akan diajarkan, fasilitas, guru, situasi, kelebihan dan

kelemahan metode tertentu.

Dalam pelaksanaan pembelajaran juga tidak bisa lepas dengan

media yang digunakan. Media sangat besar pengaruhnya terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran. Berkaitan dengan media SMP Negeri 1

Randuagung sudah bisa dikatakan baik.

Pernyataan tersebut berdasarkan penuturan Bapak Hafid Julianto,

S.Pd.I bahwa:

“Dalam menyampaikan pembelajaran kami sangat terbantu dengan


adanya LCD di setiap kelas. Alhamdulilah SMP Negeri 1 Randuagung
sini terkait sarana prasarana sudah bisa di katakan baik, yang salah
satunya dengan adanya LCD tiap kelas. Melalui LCD kita dapat
dengan mudah menampilkan materi maupun menayangkan video-
video misalnya dalam menyampaikan tentang akhlak dan sejarah
Islam.”77

Pemaparan di atas sesuai dengan hasil dokumentasi peneliti saat

pembelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung.

Foto 4.2 Pemanfaatan Laptop, LCD dan Proyektor Sebagai Media


Pembelajaran78

77
Hafid Julianto, Wawancara, Randuangung, 15 April 2017.
78
Dokumentasi, Pemanfaatan Media Pembelajaran, 15 April 2017.
75

Pengembangan KBM Pendidikan Agama Islam (PAI) harus

diorientasikan pada fitrah manusia yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu

jasad, akal dan ruh. Ketiga dimensi dalam diri manusia tersebut haruslah

dipelihara agar terwujud keseimbangan. Untuk mewujudkan keseim-

bangan tersebut diperlukan ketepatan dalam menentukan pendekatan,

metode dan teknik yang digunakan. Pada Pendidikan Agama Islam,

pemilihan pendekatan, metode dan teknik tersebut diorientasikan pada

pembiasaan dan pelatihan yang dibantu oleh seorang guru/pembimbing.

Dalam upaya mewujudkan mutu Pendidikan Agama Islam

berkaitan dengan pembiasaan awal sebelum pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) dimulai Ibu Anik Sri Andayani, S.Pd.I menegaskan, bahwa:

Upaya pembiasaan yang kami lakukan selaku guru PAI kami dalam
memulai pembelajaran dengan berdoa ±5 menit kemudian kami
mengajak peserta didik membaca Al-Qur‟an (tilawah) ±10 menit.
Dalam hal ibadah sholat dhuha kami membuat daftar sholat setiap
minggu. Hal tersebut bertujuan untuk mengecek bagaimana tingkat
keimanan dan tingkat kemauan siswa. Serta bagi siswa putri untuk
menganalisis jadwal Menstruasi. Sehingga jika ada siswa putri yang
bermasalah terkait menstruasi atau waktu haidhnya guru PAI dapat
memberi masukan dan membantu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh siswa putri. 79

Di bawah ini hasil dokumentasi saat Ibu Anik Sri Andayani, S.Pd.I

memandu pembiasaan sebelum pembelajaran berlangsung.

79
Anik Sri Andayani, Wawancara, Randuangung, 28 April 2017.
76

Foto 4.3 Pelaksanaan Pembiasaan Sebelum Pembelajaran


Berlangsung80

Berdasarkan pengamatan peneliti berbagai upaya telah dilakukan

oleh guru Pendidikan Agama Islam termasuk pembiasaan sebelum mulai

pembelajaran pendidikan agama islam (tilawah bersama selama ±10

menit), kemudian memberi waktu ±5 menit untuk beribadah sholat

Dhuha21. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI terkait

masalah yang ada di SMP Negeri 1 Randuagung yaitu membaca Al-

Qur‟an. terkait masalah tersebut guru PAI mengambil solusi dengan

peserta didik yang sudah lancar dan fasih dalam membaca Al-Qur‟an

mengajari peserta didik yang belum bisa membaca Al-Qur‟an (Tutor

Sebaya). Peran guru PAI disini mengawasi dan mengecek tiap minggu

untk mengetahui hasilnya.

Hal tersebut berdasarkan pernyataan Ibu Anik Sri Andayani, S.Pd.I

bahwa:

“Masalah pembelajaran PAI yang terjadi di Sekolah Menengah Atas


maupun Sekolah Menengah Kejuruan itu pada umumnya sama yaitu
tentang baca tulis Al-Qur‟an, seperti halnya masalah yang yang terjadi
di SMP Negeri 1 Randuagung ini. Dalam menangani masalah tersebut

80
Dokumentasi, Pelaksanaan Pembiasaan, 15 April 2017.
77

kami menggunakan cara tutor sebaya tetapi hal tersebut juga dalam
pengawasan kami. Kami melakukan pengecekan setiap minggunya
sebagai pembuktian bahwa siswa tersebut memang bener-bener
belajar membaca Al-Qur‟an dan untuk mengetahui hasil pembelajaran
perminggu.”81

Terkait masalah siswa dalam membaca Al-Qur‟an, Bapak Hafid

Julianto, S.Pd.I juga menambahkan bahwa:

“Menangani masalah siswa yang belum bisa membaca Al-Qur‟an


semua guru siap membantu dan mengajari baik di dalam sekolah pada
jam-jam kosong maupun di luar sekolah (rumah bapak ibu guru)
asalkan siswa siap datang.”82
Berdasarkan beberapa hal yang diupayakan dalam meningkatkan

mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam oleh SMP Negeri 1

Randuagung tidak lepas dari semua peran guru. Guru harus dapat

menempatkan diri dan menciptakan suasana yang kondusif, karena fungsi

guru di sekolah sebagai bapak kedua yang bertanggungjawab atas pertum-

buhan dan perkembangan jiwa anak.

Guru pendidik SMP Negeri 1 Randuagung telah berupaya

semaksimal pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam pembela-

jaran Pendidikan Agama Islam terdorong oleh beberapa faktor pendukung

diantaranya sarana dan prasarana dan kegiatan ekstrakuriku-lernya.

Perencanaan peningkatan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMP Negeri 1 Randuagung tidak bisa berhasil dengan baik bila tidak

didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana. Dalam hal ini kepala

sekolah juga mengatakan bahwa:

81
Anik Sri Andayani, Wawancara, Randuangung, 28 April 2017.
82
Hafid Julianto, Wawancara, Randuangung, 15 April 2017.
78

“Untuk memenuhi sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam


peningkatan mutu pembelajaran di SMP Negeri 1 Randuagung terus
mengusahakan penambahan-penambahan sarana dan prasarana yang
belum tersedia agar semua kegiatan yang ada di SMP Negeri 1
Randuagung berjalan seperti yang diharapkan. Upaya untuk
meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Negeri 1 Randuagung, kami telah menyelesaikan pembangunan,
beberapa diantaranya mushola yang sangat strategis, perpustakaan
yang nyaman, aula tempat berkumpulnya Ekstrakurikuler ISC, dan
pembangunan sanggar tempat latihan hadrah yang masih dalam akhir
pembangunan, dan meyediakan LCD disetiap ruang kelas.” 83

Hal tersebut diperkuat oleh observasi dan dokumentasi yang

peneliti lakukan dan dapatkan dari lokasi penelitian bahwa terdapat

beberapa sarana prasarana yang mendukung pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

Berkaitan dengan ekstrakurikuler ISC ditambahkan oleh Bapak

Fachrudin Sholeh, S.Pd bahwa:

“kegiatan ekstrakurikuler ISC di SMP Negeri 1 Randuagung ini


membahas tentang memperdalam ajaran Agama Islam. Termasuk tata
cara bermasyarakat, tata cara beribadah dan lain-lain. Juga dalam
pertemuan kegiatan ekstrakurikuler ISC ini antara siswa dan
narasumber dapat berdiskusi tentang materi pendidikan agama islam
yang belum bisa dipahami sewaktu pembelajaran di kelas”.84

Dari hasil observasi tersebut maka dapat dipahami, bahwa dalam

memenuhi sarana prasarana, SMP Negeri 1 Randuagung tidak hanya

berhenti disitu saja, peningkatan kualitas melalui sarana prasarana terus

dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan-pembangunan yang

bertahap. Hal tersebut diperkuat dengan hasil dokumentasi peneliti.

Adapun observasi yang peneliti peroleh terkait upaya peningkatan mutu

83
Imron Roshadi, Wawancara, Randuangung, 07 April 2017.
84
Fachrudin Sholeh, Wawancara, Randuangung, 02 Mei 2017.
79

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung

adalah pembangunan mushola, perpustakaan yang memadai, aula

digunakan tempat kajian ekstrakurikuler ISC dan sanggar tempat berlatih

ekstrakurikuler hadrah. 85

Mengenai perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMP Negeri 1 Randuagung. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Bapak Yusuf Arifuddin, S.Si, M.Pd selaku Waka Kesiswaan bahwa:

“Dalam peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islami


di SMP Negeri 1 Randuagung selain menekankan dari segi KBMnya
juga melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan kegiatan ekstra
tersebut didukung degan adanya tenaga-tenaga profesional yang kami
siapkan untuk lebih meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan yang ada di SMP Negeri 1 Randuagung ”.86

Pernyataan tersebut diperkuat oleh observasi dan dokumentasi

yang peneliti lakukan dan didapatkan di SMP Negeri 1 Randuagung

bahwa dengan adanya kegiatan ekstrakuikuler keagamaan termasuk ISC

(Islamic Student Center) dan hadrah yang memang dipersiapkan tenaga-

tenaga profesional.

Foto 4.4 Kegiatan Ekstrakurikuler ISC (Islamic Student Center)87

85
Observasi, Randuagung, 02 Mei 2017.
86
Yusuf Arifuddin, Wawancara, Randuangung, 07 April 2017.
87
Dokumentasi, Kegiatan Ekstrakurikuler ISC (Islamic Student Center), 03 Mei 2017.
80

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa banyak

pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung, dan semua itu tidak lepas dari berbagai upaya yang

dilakukan oleh kepala sekolah dan terutama guru Pendidikan Agama

Islam.

3. Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang telah direncanakan dan

dilakukan secara sistematis sera berkesinambungan untuk memperoleh

informasi yang ada tentang keadaan siswa mengenai proses dan hasil

belajar peserta didik. Tanpa adanya evaluasi mustahil akan bisa

tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru dan

yang direncanakan oleh lembaga pendidikan.

Kegiatan evaluasi di SMP Negeri 1 Randuagung sudah cukup

baik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada mengelola data.

Guru pedidikan agama islam di SMP Negeri 1 Randuagung dalam

kegiatan evaluasi senantiasa selalu mempunyai perencanaan, pelaksanaan

dan mengolah data dalam setiap pembelajaran. Sehingga dapat

mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran serta kualitas proses

belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Mengenai perencanaan

evaluasi pembelajaran Ibu Dwi Kristanti, S.Pd mengungkapkan bahwa:

“Evaluasi pendidikan akan memperbaiki sistem penilaian siswa dan


metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI berikutnya, maka
81

dari itu perencanaan evaluasi harus merumuskan tujuan penilaian,


mengidentifikasi hasil belajar, dan kemudian membuat soal.” 88

Dari uraian di atas perencanaan evaluasi pembelajaran yang yang

dilakukan terlebih dahulu merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi

hasil belajar, dan kemudian membuat soal. Dan dari hasil observasi

peneliti bahwa guru PAI telah merumuskan tujuan evaluasi pembelajaran

itu dapat dilihat dari RPP yang telah dibuat.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru PAI sudah mencakup seluruh

aspek penilaian, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif

dilakukan dengan cara tes tulis dan tes lisan, aspek afektif dilakukan

dengan melakukan observasi terhadap perilaku mereka dan untuk aspek

psikomotorik dilakukan pada pendalaman materi PAI yang di praktekkan.

Hal di atas sesuai dengan pernyataan dari Ibu Anik Sri Andayani,

S.Pd.I:

“Hal yang saya lakukan untuk penilaian kognitif adalah dengan


mengidentifikasi hasil-hasil belajar yang akan dinilai dengan tes,
menentuan jenis tes yang sesuai dengan materi pembelajaran dan
membuat item soal dengan memperhatikan tingkat kesukaran soal
dengan keadaan siswa yang menjalani tes. Sedangkan dalam penilaian
afektif saya melakukan observasi atau pengamatan kepada peserta
didik saya untuk mengetahui bagaimana tingkah laku mereka sehari-
hari. Dan dalam penilaian psikomotorik lebih ditekankan pada
aktifitas fisik siswa yang dilihat dari produk yang dihasilkan, untuk
menilai hal tersebut saya menilai ketika praktik pelajaran Agama,
misalnya praktik sholat, haji, sholat jenazah dan sebagainya.” 89

Proses penilaian dilakukan pada semua aspek yaitu aspek kognitif,

aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif berhubungan

88
Dwi Kristanti, Wawancara, Randuangung, 15 April 2017.
89
Anik Sri Andayani, Wawancara, Randuangung, 28 April 2017.
82

dengan kemampuan berfikir, aspek afektif berhubungan dengan watak,

perilaku dan minat, sedangkan aspek psikomotorik berhubungan dengan

aktifitas fisik yang dilakukan oleh peserta didik.

Peneliti mengamati saat Ibu Anik Sri Andayani, S.Pd.I

melaksanakan evaluasi formatif. Beliau menggunakan metode tanya

jawab untuk mereview sejauh mana siswa memahami materi yang

disampaikan selama ±30 menit beliau menyampaikan materi. Saat

evaluasi berlangsung siswa sangat aktif dalam menanggapi pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan oleh Ibu Anik Sri Andayani, S.Pd.I. Meskipun

ada beberapa siswa yang kurang begitu memahami dengan materi yang di

sampaikan tetapi proses evaluasi berlangsung dengan baik. Dari hasil

evaluasi formatif yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan ada

sebagian siswa yang belum mengerti dengan materi yang telah di

sampaikan. Kemudian beliau mengulas sediki mengulas materi-materi

yang belum dimengerti oleh peserta didik.90

Bapak Hafid Julianto, S.Pd menambahkan bahwa:

“Proses penilaian PAI tidak hanya menilai ketuntasan materi di dalam


kelas saja, tetapi juga menilai penerapan dari materi-materi tersebut
dalam perilaku sehari-hari. Kegiatan penilaian dilakukan oleh guru
PAI pada aspek kognitif. Guru melakukan tes Tulis dan lisan, tes lisan
seperti hafalan untuk mengetahui sejauhmana siswa bisa mengingat
materi pelajaran. Selain itu tes tulis juga bertujuan supaya siswa bisa
menjelaskan materi pelajaran dengan bahasanya sendiri. Selanjutnya
dilakukan penilaian pada proses penerapan materi PAI yang telah
didapat siswa dalam kehidupan sehari-hari.”91

90
Observasi, Randuagung, 28 April 2017.
91
Hafid Julianto, Wawancara, Randuangung, 15 April 2017.
83

Setiap guru akan membuat tes dalam rangka evaluasi dengan

menggunakan pedoman penyusunan tes dengan memperhatikan

tingkat kesukaran siswa atas soal yang telah diberikan kepada siswa.

Selain itu guru juga harus menentukan standar kelulusan terhadap mata

pelajaran PAI dengan didukung penilaian secara observasi dalam

setiap proses mengajar.

Guru PAI di SMP Negeri 1 Randuagung dalam pelaksanaan

evaluasi sering menggunakan penilaian formatif, penilaian tersebut

dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama

proses belajar mengajar berlangsung, untuk memberikan feed back bagi

penyempurnaan program pembelajaran. Seperti pernyataan Ibu Anik Sri

Andayani, S.Pd.I:

“Dalam proses evaluasi saya sering menggunakan penilaian formatif,


karena penilaian formatif bertujuan untuk mengetahui perkembangan
atau kemajuan belajar siswa selama proses belajar mengajar, untuk
memberikan feed back bagi penyempurnaan program pembelajaran,
serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pada siswa yang
memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses
pembelajaran guru lebih baik. Biasanya saya melakukan tanya jawab
dalam penilaian formatif. Akan tetapi saya juga tidak
mengesampingkan penilaian sumatif dan dalam penilaian ini saya
menggunakan tes tulis untuk lebih mengembangkan pola berfikir
sehingga siswa dapat kreatif mengembangkan bahasanya. Setelah
pelaksanaan saya mengelola data dengan menskor mulai dari
membuat kunci jawaban, kunci skoring, dan pedoman konservasi” 92

Terkait proses evaluasi peneliti memperoleh dokumentasi foto

pada saat penilaian formatif dikelas VII.

92
Anik Sri Andayani, Wawancara, Randuangung, 28 April 2017.
84

4.5 Foto Pelaksanaan Penilaian Sumatif93

Dari pemaparan di atas hasil evaluasi dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah

disampaikan oleh guru dan guru dapat membantu siswa dalam pencapaian

tujuan pembelajaran dalam materi tersebut. Serta dapat menambah

kreativitas siswa dalam mengembangkan bahasa lewat tulisannya.

Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas dalam kegiatan

evaluasi pembelajaran guru PAI di SMP Negeri 1 Randuagung

mengefektifkan kegiatan evaluasinya mulai dari perencanaan,

pelaksanaan sampai mengelola data. Kegiatan evaluasi dapat dilihat

dalam penilaian yang telah di desain dalam RPP yang telah disusun.

93
Dokumentasi, Pelaksanaan Evaluasi Formatif, 30 April 2017.
85

C. Temuan Penelitian

1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1


Randuagung Lumajang, meliputi:
a. Perencanaan Strategi Strategi pembelajaran dan menetap
kan pendekatan metode dan teknik
belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga
dapat dijadikan pegangan guru dalam
melaksanakan kegiatan pem
belajarannya
b. Perencanaan Media Media yang digunakan dalam
kegiatan belajar berupa sarana yang
dapat mempertinggi daya serap dan
retensi anak terhadap materi
pembelajaran
c. Perencanaan Sumber Belajar Sumber belajar yang digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran,
d. Perencanaan Evaluasi Guru merencanakan proses evaluasi,
e. Menyusun Perangkat Pembelajaran Penyusunan perangkat pembela
jaran, antara lain: kalender pendidi
kan, alokasi waktu pembela jaran,
program tahunan, program semester,
silabus, RPP, dan penilaian.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Randuagung Lumajang, meliputi:
a. Penyampaian Materi Sesuai Dengan Penyampaian materi berdasar kan
Silabus dan RPP Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang telah
dibuat dalam Silabus serta RPP.
b. Pengembangan Materi Isi Pengembangan materi pelajaran
dengan mempertimbang kan potensi
siswa, manfaat bagi siswa, alokasi
waktu dan lain-lain serta tuntasnya
materi pelajaran tergantung sedikit
banyak materi yang disampaikan dan
disesuai kan dengan situasi dan
kondisi kelas
c. Penerapan strategi pembelajaran Bahwa pembelajaran PAI lebih
(pendekatan, metode dan teknik) menarik bagi siswa ketika diberikan
cerita-cerita, tentang fenomena-
fenomena yang ada, membuka
wawasan siswa dengan melihat
kejadian-kejadian, kabar-kabar di
media massa, dengan tujuan agar
86

tidak terlalu terpaku pada buku paket


yang membuat siswa bosan.
d. Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam menyampaikan pembelajaran
terbantu dengan adanya LCD di
setiap kelas. Melalui LCD dapat
dengan mudah menampilkan materi
maupun menayangkan video-video
misalnya dalam menyampaikan
tentang akhlak dan sejarah Islam
e. Ekstrakurikuler Keagamaan Kegiatan ekstrakuikuler keagamaan
termasuk ISC (Islamic Student
Center) dan hadrah yang memang
dipersiapkan tenaga-tenaga profesio
nal.
3. Sistem Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Randuagung, meliputi:
a. Perencanaan Tujuan penilaian, mengidentifikasi
hasil belajar, membuat soal
b. Pelaksanaan Sumatif dan formatif dalam bentuk
kinerja, portofolio, tes lisan dan tes
tulis
c. Mengelola data Menskor, kunci jawaban, pedoman
konserfasi
BAB V

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung

Perencanaan adalah aktivitas pengambilan keputusan tentang apa yang

akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan

atau saaran tersebut, dan siapa yang akan melaksanakan tujuan. 94

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam

pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,

menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil

pembelajaran yang yang diinginkan. Pengembangan metode ini didasarkan

pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti

dari perencanaan pembelajaran.95

Kurikulum dan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan inti sekolah dan

pengelolanya merupakan bagian yang terpenting. Karena itu level sekolah

yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan

kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. kurikulum sebagai

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perangkat

pembelajaran adalah sejumlah alat, bahan, media, petunjuk dan pedoman


94
Burhanudin, Analisis Administrasi dan Manajemen Pendidikan Dalam Kepemimpinan
Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, 1994), 167.
95
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 2.
88

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dari uraian tersebut dapat

dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran sekumpulan media atau sarana

yang digunakan oleh guru dan siswa dalam preses pembelajaran. Tujuan

adanya perangkat pembelajaran adalah untuk memenuhi keberhasilan seorang

guru dalam pembelajaran.

Pentingnya perangkat pembelajaran adalah sebagai panduan, tolok

ukur, peningkatan profesionalisme dan mempermudah penyampaian materi.

Macam-macam perangkat pembelajaran adalah kalender pendidikan, alokasi

waktu pembelajaran, program tahunan, program semester, silabus, RPP, jurnal

harian mengajar dan penilaian.

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menunjukkan bahwa

guru membuat silabus pengajaran yang dilanjutkan dengan pembuatan

perencanaan pengajaran sebelum memulai kegiatan pengajaran. Dalam

membuat perencanaan pembelajaran diperlukan pedoman pembuatan rencana

pengajaran yang berupa referensi-referensi penunjang terhadap materi

pelajaran yang akan disampaikan. Dalam membuat perencanaan pengajaran

mengacu pada kurikulum. Jadi, dalam KI dan KD dalam menyusun RPP kami

mengacu pada kurikulum.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkingan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik dikelas. Salah

satu kegiatan yang harus guru lakukan dalam melakukan pemilihan dan

penentuan metode yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.


89

Sumber belajar atau bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks

yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran. 96

Dalam rangka merancang sistem pengajaran setelah tujuan

dirumuskan, langkah selanjutnya ialam mempersiapkan rencana evaluasi.

Rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah ujuan-tujuan

yang dirumuskan dalam artian tingkah laku. Hal itu akan memudahkan

perencanaan tes untuk mengukur prestasi belajar siswa. Secara umum

evaluasi dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kemajuan belajar para siswa

telah tercapai dalam program pendidikan yang telah dilaksanakan. 97

Perencanaan pembelajaran pendidikan agama islamdi SMP Negeri 1

Randuagung guru pendidikan agama islam membuat perencanaan strategi

termasuk memilih pendekatan metode dan teknik, pemilihan media yang

digunakan sehingga materi yang di sampaikan dapat diterima siswa dengan

baik, menyiapkan sumber belajar, membuat perencanaan evaluasi dan

penyusunan perangkat pembelajaran sebagai acuan dalam kegiatan

pembelajaran.

Sedangkan faktor pendukung terwujudnya pembelajaran pendidikan

agama islam adalah sarana prasarana karena sarana sangat menentukan

efisiensi efektifitas pencapaian kompetensi program studi yang telah

direncanakan. Sarana prasarana pendukung pembelajaran diantaranya alat

peraga, media seperti tersedianya LCD, tersedianya aula, masjid, sanggar


96
Majid, Perencanaan Pembelajaran, 173.
97
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), 211.
90

ekstrakurikuler keagamaan, ruang kelas yang nyaman dan perpustakaan

dengan tersedianya buku-buku PAI yang memadai.

B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung

Guru dalam pelaksanaan pembelajaran mempunyai peran yang sangat

penting. Karena guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung

dengan siswa sebagai subjek dan obyek belajar. Bagaimanapun bagus dan

idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana prasarana

pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplemen-

tasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Terkait pelaksanaan

penyampaian materi guru harus mengacu pada silabus dan RPP yang telah

direncanakan.

Pendekatan, metode dan teknik adalah komponen yang juga

mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan

sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagamanapun lengkap dan jelasnya

komponen lain, tanpa dapat di implementasikan melalui strategi yang tepat,

maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses

pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik

peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses

pembelajaran. 98

98
Moh. User Utsman & Lilis Setiawan, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), 106.
91

Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran. Istilah pendekatan memiliki kemiripan dengan strategi

pembelajaran. Metode adalah cara yang digunaan untuk mengimplemen-

tasikan rencana yang sudah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti metode

digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan

implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru

menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran

hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode

pembelajaran. Sedangkan teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam

rangka mengimplementasikan suatu metode.99

Pemilihan metode mengajar yang akan digunakan pelaksanaan

pembelajaran, perlu mempertimbangkan faktor-faktor tertentu antara lain:

kesesuaiannya dengan tujuan instruksional dan keterlaksanaannya dilihat dari

waktu dan sarana.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi

informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi

pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan

berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan

menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dam

mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses

pembelajaran lebih menarik. Pemilihan media yang menunjang pemgajar

dalam menerangkan atau mengambarkan pokok bahasan. Bagi siswa belajar

99
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), 147.
92

mandiri, pemanfaatan media yang tepat akan menambah motivasi belajar bagi

siswa. 100

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 1

Randuagung guru pendidikan agama islam dalam pelaksanaan penyampaian

materi menyesuaikan dengan silabur dan RPP yang telah direncanakan.

Dalam penyampaian materi tersebut untuk mewujudkan tujuan pembelajaran

yang harapkan guru menggunakan strategi pembelajaran yang di antaranya

penerapan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang telah

ditetapkan. Untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas dan siswa dapat

menerima, memahami dan tertarik pada materi guru memanfaatkan adanya

media yang telah di sediakan sekolah. Dengan tersedianya media LCD di

setiap kelas di SMP Negeri 1 Randuagung maka tujuan dari peningkatan

mutu pembelajaran pendidikan agama islam dapat tercapai.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam

pelajaran, baik dilaksanakan disekolah maupun diluar sekolah dengan maksud

untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan

yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi. 101

Sedangkan keberadaan ekstrakurikuler keagamaan di SMP Negeri 1

Randuagung sangat berpengaruh dalam menumbuhkan semangat siswa

dalam mengikuti pembelajaran PAI, dan menambah wawasan siswa terkait

pengetahuan bidang keagamaan.

100
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: TT Asdi Mahasetya, 2006), 268.
101
Utsman & Setiawan, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, 22.
93

C. Sistem evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung

Evalusi pembelajaran merupakan proses penaksiran terhadap

kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan anak didik dalam rangka untuk

mencapai tujuan pendidikan. 102 Sedangkan yang dimaksud dalam penulisan

ini adalah evaluasi pengajaran pendidikan agama islam yaitu suatu kegiatan

untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pengajaran

Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa teknik evaluasi yang digunakan

oleh guru pendidikan agama islam SMP Negeri 1 Randuagung menggunakan

teknik penilaian Formatif dan Sumatif. Penilaian formatif yang berfungsi

untuk memantau dan penilaian sumatif yang bertujuan mengetahui sudah

sejauhmana peserta didik itu sudah terbentuk (sudah sesuai dengan tujuan

pembelajaran yag telah ditentukan setelah mereka mengikuti suatu proses

pembelajaran dalam rangka waktu.103

Pelaksanaan kegiatan evaluasi pembelajaran ditunjukkan pada

karakteristik siswa dengan menggunakan tolok ukur tertentu. Karakteristik-

karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan belajar mengajar dan

evaluasi. Kegiatan pembelajaran dan evaluasi juga harus mengacu pada

domain hasil belajar , yaitu kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif

(sikap), dan psikomotorik (ketrampilan dan tindakan). Hal tersebut dievaluasi

secara kinerja, portofolio, lisan, tulis dan observasi. Dengan demikian

102
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 6.
103
Arifin, Evaluasi Pembelajaran, 35.
94

mengevaluasi disini menentukan apakah kemampuan siswa telah sesuai

dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan atau belum. Penggunaan

teknik evaluasi juga harus berpedoman pada indikator pencapaian yang telah

dibuat guru dan silabus materi. Dengan adanya indikator-indikator tersebut

guru dapat merumuskan pertanyaan soal baik lisan, tulisan secara sistematis

dan tetap terarah pada indikator yang ada.104

Evaluasi juga berfungsi sebagai pengukur tingkat keberhasilan guru

dalam mengajar. Dengan evaluasi pembelajaran guru diharapkan mampu

menganalisa hal-hal apa saja yang harus menganalisa hal-hal apa saja yang

harus diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran berikutya. Seperti

bagaimana seharusnya menyampaikan materi dengan benar agar siswa dapat

mudah menyerap, metode apa yang seharusnya digunakan secara tepat, media

seperti apa yang dapat membantu proses pembelajaran.

Jadi, antara perencanaan, pelaksanaan dan mengelola data adalah satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Komponen tersebut menjadi satu

kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Sehingga dalam

meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama islam guru sebagai

ujung tombak pelaksanaan pendidikan harus mampu menguasai ketiga

komponen dasar tersebut.

104
Arifin, Evaluasi Pembelajaran, 91.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari fokus penelitian, sesuai yang

ditentukan di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung

Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung guru mengembangkan silabus dan RPP

berdasarkan kurikulum 2013 yang telah ditetapkan. Guru membuat

perencanaan strategi, media, sumber belajar dan evaluasi serta menyusun

perangkat pembelajaran yang meliputi kalender pendidikan, rincian hari

efektif, program tahunan, program semester, silabus, RPP dan penilaian.

serta faktor lain yang mendukung pembelajaran pendidikan agama islam

di SMP Negeri 1 Randuagung adalah tersedianya sarana prasarana yang

memadai dan adanya ekstrakurikuler keagamaannya. Dalam

merencanakan kegiatan yang terkait pembelajaran, maka perlunya guru-

guru yang memiliki ketrampilan pembelajaran yang berkualitas. Dengan

hal tersebut akan mewujudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yang bermutu.
96

2. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung

Dalam pelaksanaan pembelajarannya di SMP Negeri 1

Randuagung guru melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya sesuai

dengan RPP yang telah tetapkan dalam silabus. Disini guru dituntut

kreativitasnya dalam mendesain pembelajarannya agar menciptakan

situasi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Termasuk ketepatan penerapan strategi yang diantaranya penerapan

pendekatan metode dan teknik pembelajaran serta pemilihan media

pembelajaran yang di gunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai dan guru mengembangkan materi isi. Selain itu dalam

mewujudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1

Randuagung juga menekankan terlaksananya kegiatan ekstrakurkuler

keagamaan yang efektif. Ekstrakurikuler tersebut merupakan upaya

pendorong dalam mewujudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yang berkualitas.

3. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung

Kegiatan evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui

kemampuan peserta didik peserta didik terhadap materi yang telah


97

disampaikan oleh guru dan guru dapat membantu siswa dalam pencapaian

tujuan pembelajaran dalam materi tersebut. Evaluasi yang dilakukan oleh

guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Randuagung sudah

mencakup seluruh aspek penilaian, yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik. Aspek kognitif dilakukan dengan cara tes tulis dan tes

lisan, aspek afektif dilakukan dengan melakukan observasi terhadap

perilaku mereka dan untuk aspek psikomotorik dilakukan pada

pendalaman materi Pendidikan Agama Islam yang dipraktekkan. Teknik

evaluasi yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri

1 Randuagung menggunakan teknik penilaian Formatif dan Sumatif.

Penilaian formatif yang berfungsi untuk memantau kemajuan belajar

siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, untuk memberikan

feed back bagi penyempurnaan program pembelajaran dan penilaian

sumatif yang bertujuan mengetahui sudah sejauhmana peserta didik itu

sudah terbentuk (sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran dalam

rangka waktu. Dengan demikian mengevaluasi disini menentukan apakah

kemampuan siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang telah

dirumuskan atau belum.

B. Implikasi Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi

secara teoritis sebagai berikut:


98

1. Perencanaan manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 1 Randuagung. Guru membuat perencanaan strategi, media,

sumber belajar dan evaluasi serta menyusun perangkat pembelajaran yang

meliputi kalender pendidikan, rincian hari efektif, program tahunan,

program semester, silabus, RPP dan penilaian.

2. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung. Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya sesuai

dengan RPP yang telah tetapkan dalam silabus.

3. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1

Randuagung. Evaluasi yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 1 Randuagung sudah mencakup seluruh aspek

penilaian, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan data

primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam. Keterbatasan pada

penelitian ini meliputi subyektifitas yang ada pada peneliti. Penelitian ini

sangat tergantung kepada interpretasi peneliti tentang makna yang tersirat

dalam wawancara sehingga kecenderungan untuk bias masih tetap ada. Untuk

mengurangi bias maka dilakukan proses triangulasi, yaitu triangulasi sumber

dan metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara cross check data

dengan fakta dari informan yang berbeda dan dari hasil penelitian lainnya.

Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan cara menggunakan beberapa


99

metode dalam pengumpulan data, yaitu metode wawancara mendalam dan

observasi.

D. Rekomendasi

1. Kepada Kepala Sekolah

a. Sering mengadakan workshop terkait kreativitas guru dan inovasi

pembelajaran.

b. Mengadakan supervisi pelaksanaan proses pembelajaran secara

kontinue.

c. Menambah sarana dan prasarana pembelajaran PAI terutama

penambahan tempat wudhu.

2. Kepada Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam rangka manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMP Negeri 1 Randuagung , para guru disarankan untuk:

a. Aktif mengadakan perbaikan-perbaikan proses pembelajaran yang

dilakukan baik mengenai media dan strategi maupun cara

menyampaikan materi pembelajaran.

b. Aktif membuat rencana pembelajaran berkarakter agar pembelajaran

yang dilakukan lebih optimal.

c. Aktif mengikuti latihan-latihan, workshop dan pembinaan

kepedidikan.

d. Memberikan pelatihan lebih terhadap para peserta didik dalam proses

belajar.
100

3. Kepada Peneliti Berikutnya

Kepada peneliti yang akan datang, diharapkan penelitian mengenai

manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam (studi kasus di SMP

Negeri 1 Randuagung Lumajang) untuk dikaji lebih mendalam dengan

berbagai metode penelitian yang lain agar diperoleh penemuan-penemuan

baru sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak lembaga pendidikan demi

terselenggaranya pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

berkualitas.
101

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.


Jakarta: Rajawali Pers, 1992.

_________________. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,


2002.

_________________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 2006.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Armai, Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam: Tradisi dan modernisasi Menuju Melenium


Baru”. Jakarta: Logos Wacana Ilm, 1999.

Burhanudin. Analisis Administrasi dan Manajemen Pendidikan Dalam


Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud, 1994.

Darajat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Angkasa, 1999.

Depdiknas. Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SMA dan MA. Jakarta:
Depdiknas, 2003.

Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: PT Toha Putra, 1995.

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.

Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2004.

Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: IKIP


Malang, 1990.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

_____________. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: TT Asdi Mahasetya, 2006.


102

Hasibuan, H. Malayu S.P. Manajemen: Dasar. Pengertian. dan Masalah. Jakarta:


Bumi Aksara, 2011.

Hujair dan Sanaky. Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat


Madani Indonesia. Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003.

Ihsan, Hamdani. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 1998.

Kusrini, Siti. dkk. Keterampilan Dasar Mengajar PPL 1. Berorientasi Pada


Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang,
2005.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2007.

Miles and Huberman. Qualitatif Data Analysis. California: Sage Publication Inc,
1988.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. XXV. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya, 2008.

Mulyadi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu.


Malang: UIN Maliki Press, 2010.

Nawawi, Hadari dan Martini, Mini. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1994.

Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2011.

Rohani, Ahmad. Abu Ahmadi. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi


Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan


Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2004.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2003.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2010.

Sudarsono. Beberapa Pendekatan dalam Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press, 1992.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
103

Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2003.

Tobroni. Pendidikan Islam. Malang: UMM Press, 2008.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Bandung: Citra Umbara, 2003.

Undang-undang Dasar 1945 beserta Amandemennya. Surabaya: Sentral Jaya


Press.

Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

_____________. Orientasi dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi


Aksara, 2006.

Usman, Husaini. Manajemen Teori. Praktik. dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2006.

Utsman, Moh. User & Setiawan, Lilis. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.

Zuhairini. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: PT. Usaha Nasional,


1983.

Zuhairini . Pengantar Ilmu Pendidikan Perbandingan. Biro Islamiyah Fakultas


Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1985.

Anda mungkin juga menyukai