Anda di halaman 1dari 16

A.

Latar Belakang
Pendidikan pada abad ke-21 menuntut peserta didik memiliki suatu
keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, inovasi, kolaborasi
dan komunikasi (Redhana, 2019: 2239). Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi
pembelajaran untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman tersebut.
Pembelajaran yang dapat diterapkan untuk melatih keterampilan abad 21 yaitu
pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari yang berpusat pada peserta
didik dan melibatkan kerjasama tim (Mayasari dkk., 2016: 51).

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik serta dapat mengembangkan


keterampilan para peserta didik salah satunya adalah pembelajaran berbasis
proyek (Safitri dkk., 2018: 518). Pembelajaran berbasis proyek berpusat pada
proses berdasarkan masalah (Thomas, 2000: 1), dan berlangsung secara
kolaborasi kelompok yang heterogen (Ilter, 2014: 491). Melalui pemecahan
masalah, peserta didik dapat belajar untuk menemukan jawaban pemecahan
masalah dengan sendirinya (Mayasari dkk., 2016: 51).

Model pembelajaran berbasis proyek dapat melatih keterampilan abad 21


(Slough & Milam, 2013: 15), sebab dapat mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi, analisis, sintesis serta evaluasi (Haigt dkk., 2005: 7). Pada
pembelajaran berbasis proyek, peserta didik dilatih agar memiliki keterampilan
berkomunikasi dan menyampaikan ide, mengatur waktu, kerjasama dalam
kelompok, serta keterampilan menilai diri sendiri (Fisher, 2010). Berdasarkan
hasil penelitian Rahmazatullaili (2017: 180), pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik.

Pada pembelajaran berbasis proyek diperlukan adanya lembar kerja.


Penggunaan lembar kerja dinilai penting sebagai panduan bagi peserta didik agar
tidak melakukan penelitian diluar dari tujuan pembelajaran (Yusoff, 2006: 1).
Lembar kerja memuat tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
Selain itu, lembar kerja juga berisi arahan untuk peserta didik untuk merumuskan
masalah, hipotesis, serta langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk
menyelesaikan suatu tugas (Safitri dkk., 2018: 518). Sehingga pada pembelajaran

1
berbasis proyek diperlukan adanya lembar kerja agar pembelajaran dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Materi yang dapat diterapkan pada pembelajaran berbasis proyek salah satunya
pada materi nutrasetikal dalam pembelajaran kimia bahan alam lanjut.
Nutrasetikal merupakan suatu produk makanan yang memiliki manfaat bagi
kesehatan baik untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit (Chaturvedi dkk.,
2011: 442). Adapun yang termasuk nutrasetikal salah satunya adalah tablet
effervescent. Effervescent merupakan salah satu sediaan pangan fungsional yang
mengandung komponen asam dan basa (Diza dkk., 2019: 61). Effervescent yang
dilarutkan dalam air akan menghasilkan gas karbondioksida karena terjadinya
reaksi antara asam dan basa dari penyusunnya (Rakte & Nanjwade, 2014).

Effervescent memiliki keunggulan dibanding dengan minuman biasa karena


adanya gas yang dapat menutupi rasa pahit serta mempermudah untuk dikonsumsi
(Wiyono, 2011). Sehingga effervescent ini dapat dijadikan salah satu alternatif
bagi sebagian orang yang tidak menyukai beberapa makanan karena memiliki rasa
pahit atau asam. Salah satu pangan yang kurang disukai oleh sebagian orang yaitu
kefir. Kefir merupakan produk fermentasi yang dihasilkan dari fermentasi susu
oleh grain kefir yang mengandung sekitar 40 jenis bakteri probiotik (Simova et
al., 2002: 4). Sehingga kefir ini merupakan minuman probiotik yang baik bagi
kesehatan manusia karena mengandung beberapa mikroba seperti bakteri asam
laktat, bakteri eksopolisakarida, dan peptida yang dihasilkan dari proses
fermentasi (Pogačić dkk., 2013: 3).

Kefir merupakan minuman yang memiliki rasa asam yang menyegarkan dan
mengandung sedikit alkohol dan gas karbon dioksida (Montibeller dkk., 2018: 2).
Kandungan gas karbon dioksida pada kefir memberikan stimulasi dan
karakteristik effervescent yang dikenal sebagai minuman berkarbonasi (Liu & Lin,
2000: 717). Kefir terdiri dari beberapa jenis, yaitu kefir prima, kefir whey dan
kefir kolostrum. Salah satu jenis kefir yang dapat diolah menjadi tablet
effervescent yaitu kefir kolostrum.

Kefir kolostrum berasal dari susu pertama yang dihasilkan dari mamalia yang
baru melahirkan yang difermentasi dengan grain kefir. Kandungan mikroba pada

2
kolostrum lebih sedikit dibandingkan mikroba yang mencemari susu segar,
sehingga kolostrum memiliki kualitas lebih baik daripada susu segar (Khotimah &
Farizal, 2013: 14). Kolostrum mengandung beberapa kandungan biologis aktif
seperti asam nukleat dan turunan asam amino, serta mengandung senyawa kimia
seperti lemak, protein, vitamin dan mineral yang tinggi (Pecka-kiełb dkk., 2018:
178).

Penelitian terdahulu mengenai pembuatan tablet effervescent telah dilakukan


oleh Diza dkk., (2019: 66) dengan penambahan sediaan kering ekstrak daun
senduduk dan penambahan bakteri asam laktat (BAL). Perbedaan dengan
penelitian terdahulu yaitu penelitian tersebut BAL yang ditambahkan berasal dari
dadih sijunjung, sedangkan pada penelitian ini digunakan BAL yang berasal dari
kefir kolostrum. Selain mengandung BAL, kefir kolostrum juga memiliki
kandungan protein dan lemak (Sadewi dkk., 2019: 40). Selain itu, perbedaan
dengan penelitian terdahulu adalah dengan mengembangkan lembar kerja berbasis
proyek sebagai tuntunan bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikum. Hal ini
didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmatullah & Fadilah
(2017: 169) yang menyebutkan bahwa lembar kerja berbasis proyek dapat
membantu peserta didik menemukan konsep dan prosedur.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka akan dilakukan


pembuatan format lembar kerja berbasis proyek khususnya pada mata kuliah
kimia organik bahan alam lanjut pada penelitian dengan judul “Pengembangan
Lembar Kerja Berbasis Proyek pada Pembuatan Tablet Effervescent Kefir
Kolostrum”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tampilan format lembar kerja berbasis proyek pada pembuatan


tablet effervescent kefir kolostrum?
2. Bagaimana uji kelayakan format lembar kerja berbasis proyek pada
pembuatan tablet effervescent kefir kolostrum?

3
3. Bagaimana karakteristik produk yang dihasilkan dari pembuatan tablet
effervescent kefir kolostrum?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini secara khusus bertujuan
untuk:

1. Mendeskripsikan tampilan lembar kerja berbasis proyek pada pembuatan


tablet effervescent kefir kolostrum.
2. Menganalisis hasil uji kelayakan format lembar kerja berbasis proyek pada
pembuatan tablet effervescent kefir kolostrum.
3. Menganalisis karakteristik produk yang dihasilkan dari pembuatan tablet
effervescent kefir kolostrum.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:

1. Menambah pengetahuan bagi peneliti dalam pembuatan tablet effervescent


berbahan dasar kefir kolostrum.
2. Sebagai bahan pertimbangan terhadap lembar kerja praktikum mahasiswa
dalam mata kuliah kimia organik bahan alam lanjut pada semester VI.
3. Memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai nutrasetikal yang dipelajari
pada mata kuliah kimia organik bahan alam lanjut.
4. Mempermudah mahasiswa dalam melakukan praktikum serta dapat
meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum
pada mata kuliah kimia organik bahan alam lanjut.
5. Memberikan pengetahuan mengenai pembuatan tablet effervescent kefir
kolostrum.

E. Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian


Pada penelitian ini, penulis membatasi masalah dengan hanya meneliti pada
pembuatan format lembar kerja berbasis proyek dan pembuatan tablet effervescent
kefir kolostrum. Pembuatan tablet effervescent kefir kolostrum dilakukan dengan
membedakan komposisi asam sitrat dan natrium bikarbonat. Selanjutnya tablet
effervescent kefir kolostrum yang dihasilkan diuji waktu kelarutannya dalam air.

4
Selain itu, tablet yang dihasilkan diuji karakteristik kimia dan fisikanya.
Karateristik kimia meliputi nilai pH dan kadar air, sedangkan karakteristik fisika
meliputi warna dan bau dari tablet effervescent kefir kolostrum yang dihasilkan.
Format lembar kerja berbasis proyek yang dirancang kemudian diuji validitasnya.

F. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran kimia harus dilengkapi dengan perencanaan langkah
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran ilmu kimia.
Dimana ilmu kimia merupakan ilmu yang didapat berdasarkan hasil percobaan.
Sehingga diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran kimia, diantaranya yaitu kegiatan praktikum. Hal ini dikarenakan
kegiatan praktikum melibatkan siswa secara langsung dalam memecahkan
masalah pada kegiatan belajar melalui metode ilmiah (Prasasti, 2017: 24). Selain
itu, kegiatan praktikum di laboratorium dapat meningkatkan motivasi belajar, rasa
ingin tahu dan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran
(Rakhmawan dkk., 2015: 151). Dalam kegiatan praktikum diperlukan lembar
kerja dan model pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah model
pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dalam praktikum kimia organik


bahan alam mengenai konsep nutrasetikal. Praktikum yang dapat dilakukan salah
satunya yaitu pada pembuatan tablet effervescent kefir kolostrum. Pembelajaran
berbasis proyek dapat mengembangkan kemampuan fisik, intelektual, sosial,
emosional, serta moral peserta didik (Bahri dkk., 2019: 68). Selain itu,
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
serta kemampuan pemecahan masalah (Rahmazatullaili dkk., 2017: 181). Secara
umum, kerangka berpikir mengenai penyusunan lembar kerja berbasis proyek
pada pembuatan tablet effervescent kefir kolostrum pada penelitian ini disajikan
pada Gambar 1 berikut:

5
Silabus Kimia Organik Bahan Alam Lnajut Analisis Jurnal yang relevan

Materi pemanfaatan bahan alam pada


bidang nutrasetikal
Pembuatan Tablet Effervescent sebagai sediaan
nutrasetik

Analisis Jurnal yang relevan

Pembelajaran berbasis proyek


Pembuatan tablet effervescent kefir kolostrum

Ide Penelitian
Tahapan dalam LK Penyusunan LK berbasis proyek pada Praktikum
Berbasis Proyek Pemanfaatan Bahan Alam pada Bidang Nutrasetikal

Menganalisis Masalah 1. Melakukan pengamatan terhadap wacana.


2. Membuat rumusan masalah

Merancang prosedur percobaan dalam


Membuat Desain
pembuatan proyek

Membuat proyek berdasarkan prosedur yang


Melaksanakan Penelitian telah dibuat

Menyusun Draft/Prototype Produk Menyusun laporan hasil percobaan

Mengukur, Menilai, dan 1. Menilai produk yang telah dibuat


Memperbaiki Produk
2. Membuat kesimpulan

Finalisasi dan Publikasi Mempresentasikan hasil percobaan


Produk

Uji kelayakan LKM Penerapan Uji Terbatas

Format LK berbasis proyek pada pembuatan tablet effervescent


kefir kolostrum

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir

6
G. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Aisyah dkk., (2017: 116) mengenai pengembangan
lembar kerja menunjukkan hasil bahwa penggunaan lembar kerja dalam
pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai pada indikator mengamati 88,9,
menanya 70,3, membuat hipotesis 70,8, menerapkan konsep 75,6, merancang
percobaan 91,6, membuat kesimpulan 67,3, serta mengkomunikasikan 73,1. Hasil
penelitian ini menunjukkan keterampilan proses sains mahasiswa dalam
penggunaan lembar kerja secara keseluruhan diinterpretasikan baik dengan nilai
rata-rata 75,6.

Penelitian mengenai pengembangan lembar kerja sebelumbnya telah dilakukan


oleh Sari dkk., (2017:5) yang mengembangkan lembar kerja IPA berbasis model
project based learning. Penelitian ini dilakukan dengan metode Reaserch and
Development (R & D) dengan model 4D (Define, Design, Develop, dan
Disseminate). Lembar kerja yang dikembangkan ternyata memperoleh kategori
yang sangat baik ditinjau dari komponen dan kejelasan lembar kerja berbasis
PjBL. Sebab lembar kerja ini menggunakan kalimat dan bahasa yang jelas,
penyajian pertanyaan mudah dipahami, penampilan menarik dan konsistensi
tulisan.

Penelitian lain (Rais, 2010: 246) yang berjudul Model Project Based-Learning
sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa menunjukkan hasil
yang baik terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata hasil pretest dan posttest,
dimana skor rata-rata pretest adalah 62,3 sedangkan skor rata-rata posttest sebesar
81,58. Berdasarkan perbedaan skor ini model pembelajaran project based
learning (PjBL) dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.

Penelitian mengenai pembuatan tablet effervescent telah dilakukan oleh D. N.


Sari (2019: 25) dengan menambahkan bubuk ekstrak daun kacang tujuh jurai yang
mengandung antioksidan. Pada penelitian ini pembuatan tablet effervescent
dilakukan dengan metode kempa langsung berdasarkan metode yang dilakukan
oleh Suhery dkk., (2016: 140). Hasil penelitian menunjukkan tablet effervescent

7
pada yang sesuai dengan standar tablet effervescent adalah pada formulasi dengan
penambahan bubuk ekstrak daun kacang tujuh jurai sebanyak 30%. Tablet
effervescent tersebut memiliki ketebalan 0,750 cm, waktu larut 106,38 detik,
kerapuhan 1,25%, kadar air 8,94%, pH 5,5, vitamin C 0,80 mg/100g bahan,
aktivitas antioksidan 26,45%, kadar klorofil 7,81 mg/g dan warna 56,45oHue.

Penelitian lain (Romantika dkk., 2017: 15) melakukan pembuatan tablet


effervescent jeruk baby java dengan perbedaan proporsi asam sitrat. Perlakuan
terbaik berdasarkan hasil analisis sifat fisik dan kimia tablet effervescent yaitu
pada proporsi asam sitrat 5% dengan bubuk jeruk baby java 40%. Sifat fisik dari
teblet effervescent pada perlakuan terbaik memiliki kekerasan 5,4 N dan
kecepatan larut 1,30 menit. Sedangkan sifat kimia tablet effervescent tersebut
memiliki kadar air 0,4719%; pH 8,23; vitamin C 266,46 mg/100g.

Berdasarkan hasil penelitian (Mutiarahma dkk., 2019: 36) dilakukan penelitian


mengenai pembuatan tablet effervescent buah nangka dengan variasi asam sitrat
dan natrium bikarbonat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak
natrium bikarbonat yang ditambahkan, nilai pH tablet effervescent yang dihasilkan
semakin tinggi. Sedangkan semakin banyak asam sitrat yang ditambahkan, nilai
pH tablet effervescent yang dihasilkan semakin rendah.

H. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DBR
(Desain Based Research). Metode DBR ini merupakan salah satu metode
pengembangan (Plomp, 2013: 15) dalam mengkaji bahan ajar sebagai solusi untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Tahapan dalam penelitian desain
pengembangan ini meliputi identifikasi masalah, merumuskan produk
pengembangan, desain dan pengembangan produk, uji coba produk, evaluasi dan
mengkomunikasikan (Peffers dkk., 2007: 3). Pada penelitian ini hanya dibatasi
sampai dengan tahapan evaluasi. Adapun tahapan-tahapan prosedur penelitian ini
adalah sebagai berikut:

8
1. Identifikasi Masalah

Pada tahap identifikasi masalah ini dilakukan beberapa hal, yaitu: a)


menganalisis masalah; b) menganalisis jurnal yang relevan; c) melakukan studi
pendahuluan: d) melakukan analisis silabus mata kuliah kimia organik bahan alam
lanjut.

2. Merumuskan Produk Pengembangan

Tahap ini dilakukan dengan merencanakan tahapan prosedur dalam pembuatan


dan karakterisasi tablet effervescent kefir kolostrum. Kemudian dilakukan
optimasi prosedur agar diketahui kondisi optimum dari prosedur percobaan yang
akan dicantumkan dalam lembar kerja (LK). Hasil optimasi kemudian dituangkan
menjadi sebuah LK berbasis proyek.

3. Desain dan Pengembangan Produk

Pada tahap ini dilakukan validasi oleh dosen meliputi isi dan struktur LK.
Selanjutnya dilakukan revisi berdasarkan arahan dosen.

4. Uji Coba Produk

Pada tahap ini dilakukan uji coba terbatas terhadap LK yang telah divalidasi.
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari LK yang telah disusun.

5. Evaluasi

Pada tahapan ini dilakukan penilaian atas hasil yang telah didapat dari uji coba
LK. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah
penelitian.

Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

9
Analisis RPS kimia organik
bahan alam lanjut
Identifikasi Nutrasetikal
Masalah

Analisis masalah Analisis jurnal relevan

Analisis literatur tentang


pembuatan tablet effervescent
kefir kolostrum

Pembuatan tablet Merumuskan


effervescent kefir kolostrum Produk

Hasil optimasi prosedur

Desain awal LK

Draf I

Validasi Desain &


Pengembangan Produk

Revisi instrumen

Draf II

Tidak layak Layak

Uji Coba Produk Uji coba terbatas

Analisis data
Evaluasi

Kesimpulan

Gambar 2 Tahapan Penelitian

10
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif didapatkan dari angket uji validasi serta angket lembar keterbacaan dari
LK yang dikembangkan, dan hasil karakterisasi dari tablet effervescent kefir
kolostrum. Adapun data kualitatif didapatkan dari lembar saran atau perbaikan
dari uji validasi serta hasil karakterisasi tablet effervescent kefir kolostrum.

Sumber data dari penelitian ini berasal dari lembar angket validator dan angket
keterbacaan mahasiswa terhadap LK. Pada uji terbatas, sumber data didapatkan
dari hasil pengisian angket dari 10 orang mahasiswa Pendidikan Kimia UIN
Sunan Gunung Djati Bandung yang telah mengambil mata kuliah kimia organik
bahan alam lanjut. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut.

1. Lembar Kuesioner/ Angket

Lembar kuesioner/angket terdiri dari:

a. Lembar Angket Validasi

Lembar angket validasi digunakan untuk mengetahui validitas dari LK yang


telah dibuat. Uji validitas dilakukan oleh tiga orang validator yang terdiri dari
dosen ahli materi, ahli media, dan validator praktisi pengajar di lapangan (Ni’mah,
2016: 62). Adapun uji validitas meliputi penilaian terhadap konten dari LK,
sistematika penyusunan tahapan-tahapan LK, dan kemudahan dalam
menggunakan LK tersebut.

b. Lembar Angket Keterbacaan Mahasiswa

Lembar angket keterbacaan mahasiswa digunakan untuk mengetahui kejelasan


dari wacana yang diberikan dan kejelasan dari setiap petunjuk dalam LK. Hasil ini
selanjutnya menjadi acuan untuk merevisi setiap petunjuk yang dianggap masih
kurang jelas dan membingungkan.

c. Rubrik Penilaian Lembar Kerja

Rubrik penilaian LK digunakan untuk melakukan penilaian terhadap jawaban


mahasiswa pada pengisian LK (Farida, 2017: 110). Selanjutnya, skor yang

11
diperoleh digunakan untuk mengetahui persentase jawaban dari setiap aspek
dalam LK.

d. Instrumen Pembuatan Tablet Effervescent Kefir Kolostrum

Instrumen yang digunakan dalam membuat tablet effervescent kefir kolostrum


meliputi alat dan bahan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wadah
plastik, sendok, kaca arloji, neraca analitik, spatula, gelas ukur 10 mL, pipet tetes,
oven, botol semprot, alat pencetak tablet. Adapun bahan yang digunakan
diantaranya yaitu serbuk kefir kolostrum, polovinil pirolidon (PVP), asam sitrat,
aquabides, perasa orange blast, dan natrium bikarbonat.

3. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data diperoleh dari uji validasi, uji terbatas, serta karakterisasi
tablet effervescent kefir kolostrum. Adapun teknik pengumpulan data pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Teknik Pengumpulan Data

No Sumber Data Jenis Data Instrumen yang digunakan


.
1. Validator (dosen) Nilai kelayakan Lembar angket validasi
lembar kerja yang
telah dibuat
2. Mahasiswa Nilai pengisian Lembar kerja proyek dan
lembar kerja rubrik lembar kerja proyek
Hasil pengisian Lembar angket keterbacaan
angket keterbacaan mahasiswa
mahasiswa terhadap
lembar kerja
3. Uji laboratorium Karakteristik tablet Alat dan bahan di
effervescent laboratorium
meliputi warna, bau,
pH dan kadar air
4. Teknik Analisis Data
Instrumen angket yang telah dikumpulkan, kemudian diolah dan dianalisis.
Hasil dari pengolahan data angket tersebut dijadikan alat untuk menilai lembar
kerja yang menjadi pedoman dalam perbaikan. Sehingga, dapat diperoleh sebuah
lembar kerja berbasis proyek pada praktikum kimia organik bahan alam lanjut.

12
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil uji kelayakan (r) dengan
nilai rkritis. Uji kelayakan ini mengacu pada kriteria skala lajuan, yaitu semua alat
ukur pengambilan data diperiksa oleh dosen ahli sebanyak tiga orang dan
mahasiswa sebanyak 10 orang. Adapun aspek yang dilihat dalam uji kelayakan
meliputi aspek isi atau materi, format, bahasa, dan ilustrasi/gambar (Sugiyono,
2012). Selanjutnya hasil dari uji kelayakan dianalisis dengan cara
membandingkan nilai rhitung dengan nilai rkritis yang ditetapkan yaitu 0,30.

Adapun analisis data yang dilakukan untuk menghitung nilai kelayakan (r)
mengacu pada (Sukmawardani & Hardiyanti, 2017: 155):

x
r=
N .n

Keterangan:

r= Nilai kelayakan

x= Bobot jawaban responden

N= Jumlah item

n= Jumlah responden

Menurut Sugiyono (2012) apabila nilai rhitung lebih besar dari nilai rkritis 0,30
maka instrumen dikatakan valid dan sebaliknya, jika nilai rhitung kurang dari rkritis
0,30 maka instrumen dikatakan tidak valid. Interpretasi mengenai besarnya nilai
validasi (rhitung) disajikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Interpretasi Nilai Kelayakan (r)

No. Nilai Kelayakan (r) Interpretasi


1 0,80 ≥ r ≤ 1,00 Tinggi
2 0,60 ≥ r ≤ 0,80 Cukup Tinggi
3 0,40 ≥ r ≤ 0,60 Agak Rendah
4 0,20 ≥ r ≤ 0,40 Rendah

13
5 0,00 ≥ r ≤ 0,20 Sangat Rendah
Setelah dinyatakan valid, selanjutnya diubah kedalam bentuk persentase
menggunakan rumus berikut (Ernawati & Sukardiyono, 2017: 207) :

skor yang diperoleh


p= x 100 %
skor maksimum

Keterangan :

p = Persentase kelayakan

Skor maksimum = Skor tertinggi tiap aspek x jumlah responden

Hasil pengolahan data kemudian dianalisis, dan dijadikan sebagai alat untuk
menilai isi materi dengan kriteria kelayakan menurut Sudjana (2009). Kualifikasi
kriteria kelayakan berdasarkan presentase respon lembar kerja mahasiswa
disajikan dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Kualifikasi Kriteria Kelayakan berdasarkan Presentase Respon


Lembar Kerja Siswa

Presentase ( % ) Kriteria Kesimpulan


90-100 Sangat layak Lembar kerja berbasis proyek pada
pembuatan tablet effervescent kefir
kolostrum dapat digunakan oleh mahasiswa
dalam melakukan percobaan.
>80 Layak Lembar kerja berbasis proyek pada
pembuatan tablet effervescent kefir
kolostrum siap dipakai oleh peserta didik
sebagai alat bantu dalam melakukan
percobaan
70 – 79 Cukup layak Lembar kerja berbasis proyek pada
pembuatan tablet effervescent kefir
kolostrum dapat digunakan dengan
menambahkan sesuatu yang kurang sesuai
saran dari ahli dan mahasiswa, dan tidak
melakukan revisi besar-besaran

14
Presentase ( % ) Kriteria Kesimpulan
60 – 69 Kurang layak Merevisi dan melakukan penelitian kembali
terhadap produk yang akan digunakan,
meneleti kelemahan-kelemahan apa yang
terdapat pada lembar kerja berbasis proyek
pada pembuatan tablet effervescent kefir
kolostrum.
< 60 Sangat tidak Lembar kerja berbasis proyek pada
layak pembuatan tablet effervescent kefir
kolostrum tidak bisa digunakan dan harus
merevisi secara besar-besaran.
Adapun analisis data hasil karakteristik tablet effervescent kefir kolostrum
meliputi analisis karakteristik fisika tablet effervescent kefir kolostrum. Pengujian
secara organoleptik yaitu pada warna dan bau dari tablet effervescent kefir
kolostrum. Analisis karakteristik kimia dilakukan dengan penentuan pH tablet
effervescent kefir kolostrum menggunakan pH meter. Kemudian analisis kadar air
tablet effervescent kefir kolostrum untuk mengetahui banyaknya air dalam tablet
effervescent kefir kolostrum dengan menggunakan oven.

5. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini dilaksanakan di laboratorium terpadu UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. Penelitian dilaksanakan pada mata kuliah kimia orgaik
bahan alam lanjut semester VI. Sementara uji pendahuluan telah dilaksanakan
pada tanggal 20 september 2019.

15
I. Agenda Kegiatan
Tahun 2019 Tahun 2020
Bulan Bulan
No

November
september

Desember
Kegiatan Penelitian

Februari
Oktober

Januari
.

Maret

April
Studi pendahuluan dan
1 √ √
studi pustaka
2. Pengajuan proposal √
Uji coba prosedur (uji
3. √
pendahuluan)
4. Revisi proposal √ √
5. Ujian proposal √
Pelaksanaan penelitian
6. √ √
(pengembangan LK)
7. Validasi oleh dosen √
Perbaikan hasil validasi
8. LK yang √
dikembangkan
Uji terbatas kepada
9. √
mahasiswa
Pengolahan dan
10. analisis data hasil √ √
validasi
Penulisan laporan
Bab I √
Bab II √
11. Bab III √
Bab IV √

16

Anda mungkin juga menyukai