Latar Belakang
Pendidikan pada abad ke-21 menuntut peserta didik memiliki suatu
keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, inovasi, kolaborasi
dan komunikasi (Redhana, 2019: 2239). Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi
pembelajaran untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman tersebut.
Pembelajaran yang dapat diterapkan untuk melatih keterampilan abad 21 yaitu
pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari yang berpusat pada peserta
didik dan melibatkan kerjasama tim (Mayasari dkk., 2016: 51).
1
berbasis proyek diperlukan adanya lembar kerja agar pembelajaran dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Materi yang dapat diterapkan pada pembelajaran berbasis proyek salah satunya
pada materi nutrasetikal dalam pembelajaran kimia bahan alam lanjut.
Nutrasetikal merupakan suatu produk makanan yang memiliki manfaat bagi
kesehatan baik untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit (Chaturvedi dkk.,
2011: 442). Adapun yang termasuk nutrasetikal salah satunya adalah tablet
effervescent. Effervescent merupakan salah satu sediaan pangan fungsional yang
mengandung komponen asam dan basa (Diza dkk., 2019: 61). Effervescent yang
dilarutkan dalam air akan menghasilkan gas karbondioksida karena terjadinya
reaksi antara asam dan basa dari penyusunnya (Rakte & Nanjwade, 2014).
Kefir merupakan minuman yang memiliki rasa asam yang menyegarkan dan
mengandung sedikit alkohol dan gas karbon dioksida (Montibeller dkk., 2018: 2).
Kandungan gas karbon dioksida pada kefir memberikan stimulasi dan
karakteristik effervescent yang dikenal sebagai minuman berkarbonasi (Liu & Lin,
2000: 717). Kefir terdiri dari beberapa jenis, yaitu kefir prima, kefir whey dan
kefir kolostrum. Salah satu jenis kefir yang dapat diolah menjadi tablet
effervescent yaitu kefir kolostrum.
Kefir kolostrum berasal dari susu pertama yang dihasilkan dari mamalia yang
baru melahirkan yang difermentasi dengan grain kefir. Kandungan mikroba pada
2
kolostrum lebih sedikit dibandingkan mikroba yang mencemari susu segar,
sehingga kolostrum memiliki kualitas lebih baik daripada susu segar (Khotimah &
Farizal, 2013: 14). Kolostrum mengandung beberapa kandungan biologis aktif
seperti asam nukleat dan turunan asam amino, serta mengandung senyawa kimia
seperti lemak, protein, vitamin dan mineral yang tinggi (Pecka-kiełb dkk., 2018:
178).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
3
3. Bagaimana karakteristik produk yang dihasilkan dari pembuatan tablet
effervescent kefir kolostrum?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini secara khusus bertujuan
untuk:
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:
4
Selain itu, tablet yang dihasilkan diuji karakteristik kimia dan fisikanya.
Karateristik kimia meliputi nilai pH dan kadar air, sedangkan karakteristik fisika
meliputi warna dan bau dari tablet effervescent kefir kolostrum yang dihasilkan.
Format lembar kerja berbasis proyek yang dirancang kemudian diuji validitasnya.
F. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran kimia harus dilengkapi dengan perencanaan langkah
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran ilmu kimia.
Dimana ilmu kimia merupakan ilmu yang didapat berdasarkan hasil percobaan.
Sehingga diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran kimia, diantaranya yaitu kegiatan praktikum. Hal ini dikarenakan
kegiatan praktikum melibatkan siswa secara langsung dalam memecahkan
masalah pada kegiatan belajar melalui metode ilmiah (Prasasti, 2017: 24). Selain
itu, kegiatan praktikum di laboratorium dapat meningkatkan motivasi belajar, rasa
ingin tahu dan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran
(Rakhmawan dkk., 2015: 151). Dalam kegiatan praktikum diperlukan lembar
kerja dan model pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah model
pembelajaran berbasis proyek.
5
Silabus Kimia Organik Bahan Alam Lnajut Analisis Jurnal yang relevan
Ide Penelitian
Tahapan dalam LK Penyusunan LK berbasis proyek pada Praktikum
Berbasis Proyek Pemanfaatan Bahan Alam pada Bidang Nutrasetikal
6
G. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Aisyah dkk., (2017: 116) mengenai pengembangan
lembar kerja menunjukkan hasil bahwa penggunaan lembar kerja dalam
pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai pada indikator mengamati 88,9,
menanya 70,3, membuat hipotesis 70,8, menerapkan konsep 75,6, merancang
percobaan 91,6, membuat kesimpulan 67,3, serta mengkomunikasikan 73,1. Hasil
penelitian ini menunjukkan keterampilan proses sains mahasiswa dalam
penggunaan lembar kerja secara keseluruhan diinterpretasikan baik dengan nilai
rata-rata 75,6.
Penelitian lain (Rais, 2010: 246) yang berjudul Model Project Based-Learning
sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa menunjukkan hasil
yang baik terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata hasil pretest dan posttest,
dimana skor rata-rata pretest adalah 62,3 sedangkan skor rata-rata posttest sebesar
81,58. Berdasarkan perbedaan skor ini model pembelajaran project based
learning (PjBL) dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.
7
pada yang sesuai dengan standar tablet effervescent adalah pada formulasi dengan
penambahan bubuk ekstrak daun kacang tujuh jurai sebanyak 30%. Tablet
effervescent tersebut memiliki ketebalan 0,750 cm, waktu larut 106,38 detik,
kerapuhan 1,25%, kadar air 8,94%, pH 5,5, vitamin C 0,80 mg/100g bahan,
aktivitas antioksidan 26,45%, kadar klorofil 7,81 mg/g dan warna 56,45oHue.
H. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DBR
(Desain Based Research). Metode DBR ini merupakan salah satu metode
pengembangan (Plomp, 2013: 15) dalam mengkaji bahan ajar sebagai solusi untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Tahapan dalam penelitian desain
pengembangan ini meliputi identifikasi masalah, merumuskan produk
pengembangan, desain dan pengembangan produk, uji coba produk, evaluasi dan
mengkomunikasikan (Peffers dkk., 2007: 3). Pada penelitian ini hanya dibatasi
sampai dengan tahapan evaluasi. Adapun tahapan-tahapan prosedur penelitian ini
adalah sebagai berikut:
8
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan validasi oleh dosen meliputi isi dan struktur LK.
Selanjutnya dilakukan revisi berdasarkan arahan dosen.
Pada tahap ini dilakukan uji coba terbatas terhadap LK yang telah divalidasi.
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari LK yang telah disusun.
5. Evaluasi
Pada tahapan ini dilakukan penilaian atas hasil yang telah didapat dari uji coba
LK. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah
penelitian.
9
Analisis RPS kimia organik
bahan alam lanjut
Identifikasi Nutrasetikal
Masalah
Desain awal LK
Draf I
Revisi instrumen
Draf II
Analisis data
Evaluasi
Kesimpulan
10
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif didapatkan dari angket uji validasi serta angket lembar keterbacaan dari
LK yang dikembangkan, dan hasil karakterisasi dari tablet effervescent kefir
kolostrum. Adapun data kualitatif didapatkan dari lembar saran atau perbaikan
dari uji validasi serta hasil karakterisasi tablet effervescent kefir kolostrum.
Sumber data dari penelitian ini berasal dari lembar angket validator dan angket
keterbacaan mahasiswa terhadap LK. Pada uji terbatas, sumber data didapatkan
dari hasil pengisian angket dari 10 orang mahasiswa Pendidikan Kimia UIN
Sunan Gunung Djati Bandung yang telah mengambil mata kuliah kimia organik
bahan alam lanjut. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut.
11
diperoleh digunakan untuk mengetahui persentase jawaban dari setiap aspek
dalam LK.
12
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil uji kelayakan (r) dengan
nilai rkritis. Uji kelayakan ini mengacu pada kriteria skala lajuan, yaitu semua alat
ukur pengambilan data diperiksa oleh dosen ahli sebanyak tiga orang dan
mahasiswa sebanyak 10 orang. Adapun aspek yang dilihat dalam uji kelayakan
meliputi aspek isi atau materi, format, bahasa, dan ilustrasi/gambar (Sugiyono,
2012). Selanjutnya hasil dari uji kelayakan dianalisis dengan cara
membandingkan nilai rhitung dengan nilai rkritis yang ditetapkan yaitu 0,30.
Adapun analisis data yang dilakukan untuk menghitung nilai kelayakan (r)
mengacu pada (Sukmawardani & Hardiyanti, 2017: 155):
x
r=
N .n
Keterangan:
r= Nilai kelayakan
N= Jumlah item
n= Jumlah responden
Menurut Sugiyono (2012) apabila nilai rhitung lebih besar dari nilai rkritis 0,30
maka instrumen dikatakan valid dan sebaliknya, jika nilai rhitung kurang dari rkritis
0,30 maka instrumen dikatakan tidak valid. Interpretasi mengenai besarnya nilai
validasi (rhitung) disajikan pada Tabel 2 berikut.
13
5 0,00 ≥ r ≤ 0,20 Sangat Rendah
Setelah dinyatakan valid, selanjutnya diubah kedalam bentuk persentase
menggunakan rumus berikut (Ernawati & Sukardiyono, 2017: 207) :
Keterangan :
p = Persentase kelayakan
Hasil pengolahan data kemudian dianalisis, dan dijadikan sebagai alat untuk
menilai isi materi dengan kriteria kelayakan menurut Sudjana (2009). Kualifikasi
kriteria kelayakan berdasarkan presentase respon lembar kerja mahasiswa
disajikan dalam Tabel 3 berikut ini.
14
Presentase ( % ) Kriteria Kesimpulan
60 – 69 Kurang layak Merevisi dan melakukan penelitian kembali
terhadap produk yang akan digunakan,
meneleti kelemahan-kelemahan apa yang
terdapat pada lembar kerja berbasis proyek
pada pembuatan tablet effervescent kefir
kolostrum.
< 60 Sangat tidak Lembar kerja berbasis proyek pada
layak pembuatan tablet effervescent kefir
kolostrum tidak bisa digunakan dan harus
merevisi secara besar-besaran.
Adapun analisis data hasil karakteristik tablet effervescent kefir kolostrum
meliputi analisis karakteristik fisika tablet effervescent kefir kolostrum. Pengujian
secara organoleptik yaitu pada warna dan bau dari tablet effervescent kefir
kolostrum. Analisis karakteristik kimia dilakukan dengan penentuan pH tablet
effervescent kefir kolostrum menggunakan pH meter. Kemudian analisis kadar air
tablet effervescent kefir kolostrum untuk mengetahui banyaknya air dalam tablet
effervescent kefir kolostrum dengan menggunakan oven.
15
I. Agenda Kegiatan
Tahun 2019 Tahun 2020
Bulan Bulan
No
November
september
Desember
Kegiatan Penelitian
Februari
Oktober
Januari
.
Maret
April
Studi pendahuluan dan
1 √ √
studi pustaka
2. Pengajuan proposal √
Uji coba prosedur (uji
3. √
pendahuluan)
4. Revisi proposal √ √
5. Ujian proposal √
Pelaksanaan penelitian
6. √ √
(pengembangan LK)
7. Validasi oleh dosen √
Perbaikan hasil validasi
8. LK yang √
dikembangkan
Uji terbatas kepada
9. √
mahasiswa
Pengolahan dan
10. analisis data hasil √ √
validasi
Penulisan laporan
Bab I √
Bab II √
11. Bab III √
Bab IV √
16