Anda di halaman 1dari 3

II.

TEORI DASAR

A. Metode Magnetik
Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga
tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri
dari beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan
penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk
koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada
metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi
(terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil
pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali
magnetik. Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu
batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat
adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk
termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan.
Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali
karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.
Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada
batuan semakin banyak (Breiner, 1973).

B. Medan Magnet Bumi


Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian, yaitu medan magnet utama, medan
magnet luar, dan medan magnet anomali. 
 Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah
dengan luas lebih dari 106km2 .
 Medan magnet luar (external field) , Pengaruh medan magnet luar berasal
dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang
ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari.
 Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal
field). Medan magnet ini dihasilkan oleh  batuan yang mengandung
mineral bermagnet seperti magnetite (Fe7S8 ), titanomagnetite (Fe2TiO4 )
dan lain-lain yang berada di  kerak bumi (Philip, 2002).
C. Elemen Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga
elemen medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan
intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi : Deklinasi (D),
yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung
dari utara menuju timur atau barat. Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan
magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal
menuju bidang vertikal ke bawah. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari
medan magnetik total pada bidang horizontal. Medan magnetik total (F),
yaitu besar dari vektor medan magnetik total. Medan magnet utama bumi
berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama
magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics
Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Pada
dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi (H0).
Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut terukur pada saat kita melakukan
pengukuran medan magnetik di permukaan bumi, yang merupakan komponen
paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu dilakukan koreksi
untuk menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF terhadap data medan magnetik
hasil pengukuran dilakukan karena nilai yang menjadi terget survei magnetik
adalan anomali medan magnetik (ΔHr0). Nilai IGRF yang diperoleh
dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik total dari hasil pengukuran
di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran. Meskipun nilai IGRF tidak
menjadi target survei, namun nilai ini bersama-sama dengan nilai sudut
inklinasi dan sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat memasukkan
pemodelan dan interpretasi (Ismail, 2010).

D. Variasi Medan Magnetik Bumi


Intensitas medan magnetik yang terukur di atas permukaan bumi senantiasa
mengalami perubahan terhadap waktu. Perubahan medan magnetik ini dapat
terjadi dalam waktu yang relatif singkat ataupun lama. Berdasarkan faktor-
faktor penyebabnya perubahan medan magnetik bumi dapat terjadi antara
lain:
1. Variasi sekuler
Variasi sekuler adalah variasi medan bumi yang berasal dari variasi medan
magnetik utama bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi kutub
magnetik bumi. Pengaruh variasi sekuler telah diantisipasi dengan cara
memperbarui dan menetapkan nilai intensitas medan magnetik utama bumi
yang dikenal dengan IGRF setiap lima tahun sekali.
2. Variasi harian
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari
perputaran arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari
3

partikel-partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan


fluktasi arus yang dapat menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi
ini hingga mencapai 30 gamma dengan perioda 24 jam. Selain itu juga
terdapat variasi yang amplitudonya berkisar 2 gamma dengan perioda 25
jam. Variasi ini diasosiasikan dengan interaksi ionosfer bulan yang dikenal
dengan variasi harian bulan.
3. Badai Magnetik
Badai magnetik  adalah variasi dengan perubahan yang cepat dan singkat
dan tidak teratur. Biasanya berkaitan dengan aktivitas matahari yaitu bintik
matahari atau sunspot yang menmbakkan partikel-partikel berenergi tinggi
ke atmosfer bumi. Perubahannya hingga 1000 gamma (Telford, 1976).

E. Pengukuran Magnetik
Pengukuran magnetik pada umumnya menggunakan instrumen portabel
dengan dengan sistem akuisisi berupa lintasan (line) pada daerah survei
pengukuran. Seringkali interval tempat pengukuran (stations) lebih kecil
dibanding jarak antar line. Hal ini sangat diperlukan oleh local base station
pada area yang jauh dari target pengukuran atau mengandung magnetic noise
dan dimana local field gradient nya relatif kecil. Dalam penggunaannya, base
station memory magnetometer diatur setiap hari untuk melakukan perekaman
(collecting) data magnetik hasil pengukuran. Idealnya, letak base station
minimal 100 meter dari objek/target pengukuran (metal object) atau jalan
umum dan minimal 500 meter dari power lines. Lokasi penempatan base
station haruslah ditempatkan sebaik mungkin. Terdapat sejumlah
permasalahan dalam pengukuran menggunakan metode geomagnet, salah satu
diantaranya ialah “cultural noise” yang ikut terukur di lapangan. Konstruksi
bangunan, pipa, logam-logam dipermukaan maupun dibawah permukaan dan
lain sebagainya yang merupakan hasil pekerjaan manusia dengan
menggunakan bahan-bahan ferrous seperti baja akan mempengaruhi kualitas
data yang dihasilkan (Lowrie, 2007).

Anda mungkin juga menyukai