Anda di halaman 1dari 196

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem

pelayanan kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks

jumlah biaya yang dikeluarkan, dimana sebagian besar dana kesehatan

terserap dalam sektor pengelolaan rumah sakit baik di Negara maju

maupun di Negara berkembang. Pelayanan medik dan perawatan

merupakan subsistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit.

Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien,

sehingga lebih bersifat individual (Depkes, 2012).

Hubber (2010) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah

pelayanan keperawatan, sedangkan menurut Gillies (2012) sekitar 40% -

60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan kesehatan.Keperawatan

sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagianintegral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan

kesehatan secara keseluruhan.Selain itu, pelayanan keperawatan

merupakan faktor penentu baik buruknya mutu dan citradari rumah sakit,

oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan

danditingkatkan hingga tercapai hasil yang optimal. Dengan

memperhatikan hal tersebut, prosesmanajemen yang baik perlu diterapkan

dalam memberikan asuhan keperawatan sehinggadicapai suatu asuhan

keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumberdaya

untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien

1
2

efektif, amanbagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi

pasien dan tenaga keperawatan sertaaspek sosial, ekonomi, budaya,

agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dandihormati.

Manajemen merupakan proses untuk melaksanakan pekerjaan

melalui orang lain untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan

dalam rangka mencapaitujuandalambatas-batas yang telah

ditentukan.Manajemen dalam arti luas sebagai perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien ( Erita, 2019).

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses penyelesaian

pekerjaan melalui anggota staf perawat dibawah tanggung jawabnya,

sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan profesional kepada klien

dan keluarga. Sementara itu manajemen keperawatan sebagai proses

pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upayastaf keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan keluarga.

Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh untuk

memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi. Memimpin

berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan

sasaran pada karyawan, dan memberikan inspirasi agar karyawan

berprestasi. Memimpin termasuk motivasi seluruh departemen, divisi, dan

juga orang yang bekerja langsung dengan manajer (Erita,

2019).Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang

mengerjakan apa yang tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya.

Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi


3

orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai

dengan kemampuannya. Sedangkan menurut ngalim purwanto

“kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan

kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui ‘human relations’ dan

motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau

bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa

yang menjadi tujuan-tujuan organisasi”(mugianti, 2016).

Manajer dapat diartikan sebagai salah satu profesi dari suatu

perusahaan yang bertugas menjalankan fungsi dari manajemen dengan

cara mengawasi dan mengkoordinasikan pekerjaan yang dilakukan

oleh karyawannya, sehingga dapat mewujudkan tujuan yang

diharapkan. Terdapat beberapa tingkatan atau jenjang dari seorang

Manajer, yaitu diantarnya, First-line, ini merupakan tingkatan yang paling

rendah dari kategori manajemen. Didalam tingkatan ini, seorang

manajer diberikan tugas untuk mengelola suatu pekerjaan yang

dilakukan oleh para pekerja lainnya diluar tingkatan manajerial. Middle-

line, ini merupakan tingkatan yang berada ditengah-tengah dan

bertugas untuk mengelola pekerjaan dari first-line manajer dan akan

mempertanggung jawabkannya kepada seorang top manajer. Top Manajer,

ini merupakan tingkatan yang paling tinggi didalam suatu

organisasi yang memiliki tanggung jawab didalam pengambilan

keputusan terhadap organisasi yang ia jalankan serta bertugas untuk

menyusun rencana dan tujuan yang akan dicapai oleh suatu perusahaan

(Erita, 2019).
4

Pada saat dilakukan observasi dan wawancara dengan kepala

ruangan tanggal 19 April 2021 sampai 20 April 2021 diruangan Az-

Zahrawi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi mempunyai ruangan

pramu saji, ruangan perawat, nurse station, ruangan perasat, dan gudang.

Setiap ruangan memiliki kamar mandi dan difasilitasi tempat sampah, rak

sepatu, air galon, dan lemari setiap tempat tidur. Di ruangan Azzahrawi

didapatkan jumlah tempat tidur sebanyak 31 tempat tidur, dengan rincian

dikelas 1a terdapat 2 tempat tidur, dikelas 1b terdapat 2 tempat tidur,

dikelas 1c terdapat 2 tempat tidur, kelas 1d terdapat 2 tempat tidur. Dikelas

2a terdapat 2 tempat tidur, dikelas 2b terdapat 2 tempat tidur. Dikelas 3a

terdapat 5 tempat tidur, dikelas 3a anak terdapat 2 tempat tidur, dikelas 3b

terdapat 5 tempat tidur. Ruangan hidden a terdapat 2 tempat tidur, ruang

hidden b terdapat 2 tempat tidur dan ruang isolasi terdapat 1 tempat tidur.

Jumlah petugas diruangan az-zahrawi sebanyak 19 orang dengan

pembagian dinas pagi, siang dan malam. Dengan struktur ruangan 1 orang

kepala ruangan, 7 orang ketua tim dan 11 orang perawat pelaksana.

Dengan pembagian dinas pagi sebanyak 5 orang, dinas siang sebanyak 3

orang dan dinas malam sebanyak 3 orang.

Dari hasil pengamatan diatas disebarkan kuesioner pada hari selasa

tanggal 20 April 2021 untuk menggali masalah menajemen keperawatan

diruangan azzahrawi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi. Dari hasil

wawancara, observasi dan kuesioner maka kelompok mendapatkan

beberapa masalah yaitu : Belum Optimalnya Pelaksanaan Pre dan Post


5

Conference, Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Tim, Belum

terlaksananya Ronde Keperawatan.

Berdasarkan masalah yang ditemukan diruangan azzahrawi

tersebut kelompok perlu mengadakan pertemuan dalam bentuk lokakarya

mini dengan mengundang Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik,

Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana, Kabid Keperawatan, Dan

Konkordik Rs Islam Ibnu Sina Bukittinggi.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diruang az-

zahrawi rumah sakit islam ibnu sina bukittinggi mahasiswa mampu

melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat

dasar secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan

yang profesional.

2. Tujuan khusus

Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan diruang az-

zahrawi rumah sakit islam ibnu sina bukittinggi mahasiswa mampu :

a. Melakukan pengkajian data meliputi profil ruangan Azzahrawi RS

Islam Ibnu Sina Bukittinggi terkait dengan manajemen

keperawatan

b. Menganalisa hasil kajian dan merumuskan masalah yang

ditemukan di ruangan Azzahrawi RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi


6

c. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen

keprawatan yang ditemukan bersama pihak RS Islam Ibnu Sina

Bukittinggi

d. Menyusun rencana sesuai dengan masalah manajemen

keperawatan yang ditemukan yang telah disepakati dengan pihak

RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi

e. Melaksanakan/mengimplementasikan masalah manajemen

keperawatan

f. Mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang telah disusun

g. Merencanakan tindak lanjut sesuai dengan implementasi yang

dilakukan di ruang Azzahrawi RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi

C. Manfaat penulisan

Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan

akan memberikan manfaat kepada:

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip

managemen keperawatan dilapangan.

b. Mahasiswa mendapatkan pengalaman baru dilapangan dalam hal

penerapan managemen keperawatan.

2. Perawat

Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang managemen

pelayanan dan managemen asuhan keperawatan melalui bermain peran

oleh mahasiswa(role play) dan penyegaran yang diberikan sesuai

dengan masalah yang ditemukan.


7

3. Rumah sakit

Diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki metode

manajemen keperawatan diruangan.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Teori Manajemen

1. Teori Fungsi Manajemen

a. Pengertian Menajemen Keperawatan

Menajemen mempunyai beberapa pengertian, secara klasik

menajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan

sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan

pengertian tersebut menajemen mengandung tiga prinsip pokok yang

menjadi ciri utama penerapaannya yaitu efisien dalam pemanfaatan

sumberdaya atau mengacu pada memperoleh output terbesar dengan

input yang terkecil, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk

mencapai tujuan organisasi atau sering digambarkan sebagai

melakukan “perkerjaan yang benar”, yang aktivitas- aktivitas kerja

yang membantu organisasi mencapai sasan saran, dan rasional

dalam pengambilan keputusan manajerial (nursalam, 2012)

Menajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan

mulai upaya orang lain, Siagian (1986) dalam arsad (2014)

menyatakan bahwa menajemen berfungsi untuk melakukan semua

kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan

dalam batas- batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.

Sementara itu, Lieang lie menyatakan bahwa mennajemen adalah

suatu ilmu dan seni dari perencanaan, pengarahan, pengorganisasian

8
9

dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan

yang ditentukan sebelumnya (Arsad, 2014)

Proses menajemen keperawatan sejalan dengan proses

keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan

secara fungsional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling

mendukung. Sebagaimana proses keperawatan menajemen

keperawatan terdiri dari: pengumpulan data, identitas masalah,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena menajemen

keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari

pada seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses

menajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses

keperawatan (nursalam, 2012).

b. Filosofi

Filososfi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang

keperawatan dan manifestasi dari nilai- nilai dalamkeperawatan yang

digunakan untuk berfikir dan bertindak (Chitty, 1997 dalam

Nursalam, 2012). Filosofi keperawatan dibangun atas kepercayaan

tentang manusia, lingkungan, dan keperawatan sebagaimana yang

terdapat dalam paradigma keperawatan ( Nursalam, 2012).

1) Dasar fisilosofi menajemen, karakteristik fisilosofi tersebut

meliputi(Nursalam, 2012):

a) Institusi diberiksn keleluasaan kewenangan dalam

menentukan tujuan yang hendak dicapai dan staf


10

mempunyai otonomi dalam pengambilan keputusan dari

tugas yang di emban.

b) Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam

meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas kerja

c) Penekanan PQM adalah memonitor kualitas dimana secara

terus menerus mengumpulkan data dengan pendekatan

ilmia ke arah peningkatan kualitas

d) Rencana strategi untuk masa depan dapat melalui

pembentukan suatu komitmen tentang kualitas dan

produktivitas.

e) TQM terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat

(pasar), baik secara kualitas dan produktivitas untuk

mencapai suatu kesepakatan dengan pihak costumer

( internal dan eksternal).

2) Fisilosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/ rumah

sakit ditekankan pada (Nursalam, 2012):

a) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menentukan

kehidupannya

b) Pasien harus dihargai sama tanpa membeda-bedakan agama,

suku, warna kulit status dan jenis kelamin

c) Asuhan keperawatan yang diberikan harus ditunjukan pada

pemenuhan kebutuhan individu

d) Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bagian internal

dari pelayanan kesehatan lainnya


11

e) Perlunya koordinasi kerja sama dalam memanfaatkan

sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan organisasi

f) Perlunya evaluasi secara terus menerus terhadap semua

pelayanan keperawatan yang diberikan.

c. Misi

1) Menyediakan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien

dalam membantu kesehatan pasien yang optimal setelah pulang

dari rumah sakit.

2) Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang

kondusif bagi pasien dan staf

3) Mengaajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam kegiatan

profesional keperawatan

4) Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota tim

kesehatan yang ada di rumah sakit/tempat kerja.

Penjabaran visi dan misi dalam pelayanan keperawatan di

rumah sakit, menurut gillies (1989) dalam nursalam (2007) (dikutip

dari filosofi pelayanan keperawatan di RS Pedleton Memorial New

Orleans Louisiana USA), adalah sebagai berikut :

1) Mengaplikasikan kerangka konsep dan acuan dalam

pelaksanaan asuahan keperawatan.

2) Mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan.

3) Menerapkankan strategi dalam meningkatkan kualitas dan

pelayanan yang efisien kepada semua konsumen.

4) Meningkatkan hubungan yang baik dengan semua tim kesehatan


12

5) Menilai kualitas layanan yang diberikan berdasarkan standar

kriteria yang ada.

6) Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai dan

memberikan intervensi keperawatan kepada pasien

7) Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun

nonformal) bagi perawat dalam usaha meningktkan kinerjanya

8) Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model asuhan

keperawatan dn peningkatan kualitas layanan

9) Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan

staf dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut

tentang asuhan keperawatan

10) Memberikan penghargaan kepada staf yang diaggap berprestasi

11) Konsisten untuk selalu meningkatkan produksi/layanan yang

terbaik

12) Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif tentang

profesi keperawatan

13) Mendukung setiap rencana dalam usaha meningkatkan kualitas

asuhan keperawatan

Motivasi utama dalam konsep manajemen keperawatan saat

ini dan yang akan datang adalah keinginan kuat perawat indonesia

dan pantang mundur dlam mencapai profesionalisme keperawatan

indonesia. Perawat harus mempunyai keyakinan yang kuat dan

besar untuk berhasil, sebagaimana disampaikan oleh Florence

Nightingale, “you are masters of your own destiny”.


13

2. Proses Manajemen Keperawatan

a. Pengkajian dan pengumpulan data

Seorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan

informasi tentang keadaan pasien pada tahap ini, melainkan juga

mengenai intituisi ( rumah sakit/puskesmas ), tenaga keperawatan,

administrasi, dan bagian keuangan yang mempengaruhi fungsi

organisasi keperawatan secara keseluruhan.

Manajer perawatyang efektif harus mempunyai

memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu tujuan

melalui usaha orang lain. Saat memimpinstaf, manager harus

bertindak secara terencana dan efektif, mampu menjalankan

pekerjaan bersamaan dengan para perawat dari beberapa lever

hierarki. Manajer bekerja berdasarkan informasi penuh dan akurat

tentang apa yang perlu dan harus diselesaikan, dengan cara apa,

untuk alasan apa, tujuannya apa, dan sumber apa yang tersedia untuk

melaksankan rencana itu. Selanjutnya, manajer yang efektif harus

mampu mempertahankan tingkat efisiensi yang tinggi pada salah

satu bagian dengan menggunakan ukuran pengawasan untuk

mengidentifikasi masalah dengan segera. Setelah masalah

teridentifikasi, manajer mengevaluasi apakah rencana tersebut perlu

diubah atau prestasi karyawan yang perlu dikoreksi.

Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada

suatu tujuan. Tujuan akhir proses keperawatan mungkin berupa

sebuah pembahasan dari gjala, eliminasi risiko, pencegahan


14

komplikasi, argumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan,

dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Sementara itu, tujuan

akhir proses manajemen keperawatan adalah perawat yang efektif

dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.

b. Perencanaan

Perencanaa adalah menyusun langkah strategis dalam

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan di

sini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan

keperawatan kepada semua pasien, menegakan tujuan,

mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe

tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur

organisasi yang dapat mengoptimalkan efektivitas kerja staf, serta

menegakan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai

visi dan misi institusi yang telah ditetapkan.

c. Pelaksanaan

Karena manajemen keperawatan memerlukan kerj memulai

orang lain, maka tahap pada pelaksanaan terdiri atas bagaimana

manajer memimpin orang lain untuk mejalankan tindakan yang telah

direncanakan. Fungsi kepemimpinan, komonikasi, dan mohtivasi.

d. Evaluasi

Tahap akluahir proses manajerial adalah mengevalusi seluruh

kegiatan yang telah dilaksankan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk

menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai

dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta


15

mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung

dalam pelaksanaan.

3. Prinsip Manajemen Keperawatan

a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan. Perencanaan

tersebut merupakan hal yang utama dan serangkaian fungsi dan

aktivitas manajemen.

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu

yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan

mampu menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan

melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

c. Manajemen keperwatan melibatkan pengambilan kepetusan.

Berbagai situasi dan permasalahan yang terjadi dalampengelolaan

kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang

tepat di berbagai tingkatan manajerial.

d. Manajemen keperawatan harus teroganisasi. Pengorganisasi

dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam rangka

mencapai tujuan.

e. Manajemen keperawatan menggunakan komonikasi yang efektif.

Komonikasi bagian penting dan aktivitas manajemen.

f. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan.

4. Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi Manajemen pada hakikatnya merupakantugas pokok

yang harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun, dan

mengenai macamnya fungsi Manajemen itu sendiri, ada persamaan


16

dan perbedaan pendapat, namun sebetulnya pendapat-pendapat

tersebut saling melengkapi.

G.R Terry L. Gulick S.P Siagian H. Fayol

a. Planning a. Planning a. Planniang a. Planing


b. Organizing b. organizing b. Organizing b. Organizing
c. Actuating c. Staffing c. Motivating c. Commanding
d. Controlling d. Derecting d. Contrololling d. Coordinating
e. Coordinating e. Controling
f. Reporting
g. Budgeting
h. Controlling
Dibawah ini dikemukakan George.R.Terry bahwa Fungsi-Fungsi

Manajemen terdiri dari Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, dan

Pengawasan.

a. Perencanaan ( Planning)

Perencanaan adalah hal memilih dan menghubungkan fakta-

fakta serta hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai

masa yang akan datang dalam hal menggambarkan dan merumuskan

kegiatan-kegiatan yang diusulkan, yang dianggap perlu untuk mencapai

hasil-hasil yang diinginkan. (George.R.Terry dalam Alwaluddin, 2018).

Kegiatan-kegiatanperencanaan yang dimaksud meliputi :

1) Menjelaskan, memantapkan dan memastikan tujuan yang

dicapai.

2) Meramalkan keadaan untuk yang akan datang.

3) Memperkirakan kondisi pekerjaan yang dilakukan.

4) Memilih tugas yang sesuai untuk pencapaian tujuan.

5) Membuat rencana secara menyeluruh dengan menekankan

kreativitas.
17

6) Membuat kebijaksanaan, prosedur, standar & metode

pelaksanaan kerja.

7) Mengubah rencana sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.

8) Membiarkan peristiwa dan kemungkinan akan terjadi.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan tindak lanjut dari perencanaan

yang telah dibuat dengan melakukan pembagian pekerjaan kepada

anggota kelompoknya dalam menjalankan program terkait dengan

penelitian yaitu Fungsi Manajemen Dalam Pengadaan Infrastruktur

Pertanian Masyarakat Desa Watatu.“Menurut George. R. Terry dalam

buku “Prinsip-Prinsip Manajemen” Awaluddin, (2018)

pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan

dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk

mencapai tujuan”.

Kegiatan-kegiatan Pengorganisasian yang dimaksud

meliputi:

1) Membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas operasional.

2) Mengelompokkan tugas-tugas ke dalam posisi-posisi secara

operasional.

3) Menggabungkan jabatan-jabatan operasional ke dalam unit-unit

yang saling berkaitan.

4) Memilih dan menempatkan orang untuk pekerjaan yang sesuai.

5) Menjelaskan persyaratan dari setiap jabatan.


18

6) Menyesuaikan wewenang dan tanggungjawab bagi setiap

anggota.

7) Menyediakan berbagai fasilitas untuk pegawai.

8) Menyelaraskan organisasi sesuai dengan petunjuk hasil

pengawasan”.

c. Penggerakan ( Actuating)

“Menurut George. R. Terry dalam Awaluddin, (2018)

“Prinsip-Prinsip Manajemen” Penggerakan adalah tindakan atau

kegiatan yang dilakukan oleh seorang Manager untuk mengawali

dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan

dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.

Kegiatan-kegiatan penggerakan (Actuating) meliputi:

1) Melakukan partisipasi terhadap keputusan, tindakan dan

perbuatan.

2) Mengarahkan orang lain dalam bekerja.

3) Memotivasi anggota.

4) Berkomunikasi secara efektif.

5) Meningkatkan anggota agar memahami potensinya secara penuh.

6) Memberi imbalan penghargaan yang sesuai terhadap pekerja.

7) Mencukupi keperluan pegawai sesuai dengan kegiatan

pekerjaannya.

8) Berusaha memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk pengawasan


19

d. Pengawasan (Controlling)

“Menurut George. R. Terry dalam Awaluddin, (2018)

Pengawasan adalah sebagai proses penentuan, apa yang harus

dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan,

menilai pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan

standar”.

Kegiatan-kegiatan pengawasan yang meliputi :

1) Membandingkan hasil pekerjaan dengan rencana secara

keseluruhan.

2) Menilai hasil pekerjaan dengan standar hasil kerja.

3) Membuat media pelaksanaan secara tepat.

4) Memberitahukan media pengukur pekerjaan.

5) Memindahkan data secara rinci untuk melihat perbandingan dan

penyimpangannya.

6) Membuat saran & tindakan perbaikan.

7) Memberitahukan anggota yang bertanggung jawab terhadap

pemberian penjelasan.

8) Melaksanakan pengawasan sesuai dengan petunjuk hasil

pengawasan.

B. Metode Asuhan Keperawatan

1. Pengertian Model Praktik Keperawatan Propesional (MPKP)

Model praktik keerawatan propesional (MPKP) merupakan penata

struktur dan proses system pemberian asuhan keperawatan pada tingkat

ruang rawat, sehingga memungkinkan pemberian asuhan keerawatan


20

propesional. Sementara itu, menurut Hoffart dan Woods (2018),

menyatakan bahwa MPKP merupakan suatu sistem (struktur, proses,

dan nilai-nilai propesional ), yang memungkinkan perawat propesional

mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk

menopang pemberian asuhan tersebut, yang terdiri atas 5 subsistem

berikut:

Nilai-nilai propesional yang meliputi ekonomi, kesinabungan

asuhan, dan belajar sepanjang hayat untuk menopang praktik ilmu yang

bermutu.

a. Pendekatan manajemen menunjukan bahwa pada MPKP,

pembuat keptusan untuk klien adalah pada menejer asuhan klinik

atau perawat primer (PP). kepala ruang rawat berperan sebagai

fasilitator atau mentor.

b. Pemberian asuhan keperawatan pada umumnya menggunakan

metode keperawatan primer.

c. Hubungan propesional memungkinkan hubungan kolaborasi,

konsultasi antar tim, dan komperensi antar tim untuk penyelesaian

konflik. Sistem kompensasi dan penghargaan memungkinkan

perawat mendapatkan kompensasi dan penghargaan sesuai

dengan sifat layanan yang propesional. Penghargaan dapat juga

berupa keberadaan perawat sebagai seorang ahli atau spesialis.

2. Metode asuhan keperawatan fungsional

Yaitu perorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada

pembagian tugas berdasarkan menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.


21

Seorang perawat dapat melakukan 2 jenis atau lebih untuk semua klien

yang ada di unit tersebut, metode ini berkembang ketika perang dunia 2,

akibat kurangnya perawat professional, maka banyak yang direkrut

tenaga pembantu perawat.

a. Keuntungan

1) Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu

2) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagiu perawat setelah selesei

tugas

3) Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang

kurang berpengalaman untuk satu tugas sederhana

4) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta

didik yang praktek untuk keterampilan tertentu

b. Kerugian

1) Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau tidak memungkinkan

untuk melakukan keperawatan secara holistic

2) Apabila pekerjaan selesai cenderung perawat meninggalkan klien

dan melaksanakan pekerjaan dan keperawatan

3) Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai dan sulit

diidentifikasi kontribusi terhadap pelayanan

4) Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai keterampilan

saja
22

c. Berikut ini bentuk pengorganisasian manajemen keperawatan dengan

metode Fungsional di ruang perawatan

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / Klien

3. Metode Asuhan Keperawatan Alokasi Klien

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk

satu atau beberapa klien oleh satu perawat pada saat tugas atau jaga

selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan

bertanggung jab dalam pembegian tugas dan nerima laporan tentang

pelayanan keperawatan klien

a. Keuntungan

1) Focus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien

2) Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang

komprehensif
23

3) Motivasi perawat selalu bersama klien selama bertugas, tugas non

keperawatan dapat dilakukan bukan dengan anggota medis

4) Kepuasan kerja secara keseluruhan dapat dicapai

b. Kerugian

1) Beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas yang

sederhana terlewatkan

2) Peserta didik sulit untuk memperoleh keterampilan khusus yang

tidak dilakukan pada klien yang menjadi kelolaannya : missal

kateterisasi, NGT dsb

3) Pendelegasian tugas tertentu

4) Kelanjutan perawatan klien anya sebagian selama perawatan

penanggung jawab klien bertugas

5) Kelanjutan perawatan klien hanya sebagian selama perawat

penanggung jawab klien bertugas


24

c. Berikut ini bentuk pengorganisasian manajemen keperawatan

dengan metode Alokasi Klien di ruang perawatan

Kepala
Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Anggota Anggota

Anggota

Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien

4. Metode asuhan keperawatan Keperawatan Primer

Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan

keperawatan dimana perawat profesional bertanggung jawab dan

bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24

jam/hari. Metode ini dikembangkan sejak tahun 1970'an. Tanggung

jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan, Implementasi dan

evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit

hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat

primer yang dibantu oleh perawat asosiet. Keperawatan primer ini akan
25

menciptakan kesempatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif, dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien.

Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien dibawah

tanggung jawab perawat primer, dan perawat assosiet yang akan

melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan

keperawatan. Tabel 2.2 Keuntungan dan Kelemahan Model Asuhan

Keperawatan Primer.

a. Keuntungan

1) Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab

dan tanggu gugat meningkat

2) Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan

3) Meningkatnya hubungan antara perawat pasien

4) Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat

perbuatan

5) Metode ini mendukung pelayanan professional

6) Terciptanya kolaborasi yang baik

b. Kelemahan

1) Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana

harus perawat professional

2) Biaya yang diperlukan mahal


26

c. Berikut ini bentuk pengorganisasian manajemen keperawatan

dengan metode Primer di ruang perawatan

Dokter Kepala SDM RS


Ruangan

Perawat
Primer

Perawat Perawat Perawat

5. Metode Asuhan Keperawatan TIM

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok

perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat

teregistrasi dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam

bidangnya. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan

kelompok/Ketua Tim. Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam

mengarahkan anggotanya sebelum tugas dan menerima laporan

kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim

dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Tabel 2.1

ketua tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan

pelayanan atau asuhan keperawatan klien

a. Keuntungan

1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif


27

2) Memungkinkan pencapaian proses keperawatan

3) Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui

rapat tim, cara ini efektif untuk belajar

4) Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang

berbeda-beda dengan aman dan efektif

b. Kelemahan

1) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat

tim ditandakan atau terburu-buru, sehingga dapat mengakibatkan

komunikasi dan koordinasi antara anggota tim terganggu

sehingga kelancaran tugas terhambat

2) Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman

cenderung tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang

mampu atau ketua tim

3) Akontabilitas dalam tim kabur

c. Berikut ini bentuk pengorganisasian manajemen keperawatan

dengan metode tim di ruang perawatan.

Kepala ruangan

Ketua tim Ketua tim

Perawat pelaksana Perawat pelaksana

Pasien/ klien
Pasien/ klien
28

Dalam struktur pengorganisasian kerja dengan model Tim

tergambar bahwa sekelompok pasien diasuh oleh 1 tim perawat.

Setiap tim akan memiliki anggota tim yang terdiri dari beberapa

perawat untuk mengasuh beberapa pasien yang menjadi kelolaan yang

konsisten mulai masuk sampai keluar RS.

1. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Tim

a. Praktek keperawatan dengan metode penugasan tim

sebaiknya dilakukan dengan konsep-konsep berikut:

1) Ketua Tim sebaiknya perawat yang berpendidikan dan

berpengalaman, trampil dan memiliki kemampuan

kepemimpinan. Ketua tim juga harus mampu

menentukan prioritas kebutuhan asuhan keperawatan,

mampu membuat rencana yang tepat serta mampu

melakukan suprvisi dan evaluasi pelayanan keperawatan,

dan mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai

dengan filosofi keperawatan.

2) Komunikasi yang efektif diperlukan untuk kelanjutan

asuhan keperawatan, dengan pencatatan rencana

keperawatan untuk tiap klien harus selalu tepat waktu

dan asuhan keperawatan selalu di nilai kembali untuk

validasinya.

3) Ketua tim hendaknya menggunakan semua teknik

manajemen dan kepemimpinan.


29

4) Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya fleksibel atau

tidak kaku. Metode ini dapat dilakukan pada shift pagi,

sore, dan malam. Sejumlah tenaga dapat terlibat dalam

tim, minimal dua tim sampai tiga tim. Jumlah atau

besarnya tim tergantung dari banyaknya perawat. Dua

orang perawat dapat dilaksanakan metode tim terutama

untuk shift sore dan malam.

b. Tanggung jawab kepala ruangan dan ketua tim dalam

metode penugasan tim

Kepala ruangan bertanggung jawab atas semua

pasien yang ada di ruangan, saat mereka berperan sebagai

manajer asuhan keperawatan. Selain sebagai managar

asuhan keperawatan yang mengkoordinir para ketua tim,

kepala ruang juga bertugas sebagai manager ini dalam

pelayanan keperawatan secara hirarki, oleh karena itu kepala

ruang memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

1) Menetapkan standar kenerja staf.

2) Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan

pada unit yang dipimpinnya.

3) Memberikan kesempatan pada ketua tim dan

membantu mengembangkan keterampilan manjemen

dan kepemimpinan.

4) Secara berekesinabungan mengorientasikan staf baru

tentang prosedur tim keperawatan.


30

5) Menjadi narasumber bagi ketua tim dan staf diskusi.

6) Memotifasi staf atau perawat pelaksana untuk

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

7) Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staf

yang dipimpinya.

c. Ketua tim adalah manager asuhan keperawatan dalam satu

tim, yang mengkoordinir para perawat yang menjadi

anggotanya untuk mengasuh sekelompok pasien, tanggung

jawab ketua tim:

1) Mengkaji setiap klien dan menetapkan tindakan

keperawatan yang tepat. Pengkajian merupakan proses

yang berlanjut untuk kesinabungan, dapat dilakukan serah

terima tugas

2) Mengkoordinasikan perencanaan keperawatan dan

pengobatan

3) Menyusun rencana keperawatan yang tepat waktu,

membeimbing anggota tim untuk mencatat tindkan

keperawatan yang sudah dilakukan

4) Meyakinkan hasil evaluasi berupa respon klien tindakan

keperawatan tercatat

5) Menilai kemanjuan klien dari hasil pengamatan langsung

atau laporan anggota tim


31

d. Anggota tim

Anggota tim harus memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien yang menjadi kelolaan dan harus pekerja

secara tim dan mempertanggung jawabkan kegiatannya

kepada ketua tim, tanggung jawab anggota tim adalah yaitu :

1) Menyadari bahwa yang bersangkutan memiii tanggung

jawab untuk setiap klien diunit tersebut, misalnya

pengaturan istirahat dan rapat tim

2) Mengikuti intruksi keperawatan yang tertera dalam rencana

keperawatan secara teliti termasuk program pengobatan

3) Meloparkan secara tepat dan akurat tentang asuhan

keperawatan yang dilakukan serta respon klien

4) Menderita bantuan dan bimbingan dari ketua tim

5) Penerapan model asuhan keperawatan tim

C. Timbang Terima (Operan)

1. Pengertian timbang terima ( operan)

Timbang terima atau yang dikenal dengan operaan merupaakan

teknik atau cara untuk menyampaikan atau menerima sesuatu atau

laporan yang berkaitan dengan keadan klien. Operan klien harus

dilakukan seefektif mungkin dngan menjelaskan secara singkat, jelas,

danlengkap tentang tindakan mandiri perawat,tindakan kolaboratif yang

sudah dan belum dilakukan, serta perkembangan klien yang belum

dilakukan, serta perkembangan klien saat itu. Informasi harus

disampaikan akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat


32

berjalan sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer (penanggung

jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan

timbang terima (operan).

a. Operan dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sift.

b. Operan dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab klien

(PP).

c. Operan diikuti oleh semua perawat yang telah dinas dan perawat

yang akan dinas.

d. Informasi yangdisampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan

menggambarkan kondisi klien.

e. Operan harus berorientasi pada permasalahan klien.

f. Pada saat melakukan operan di kamar klien, sebaiknya

menggunakan volume suara yang cukup sehingga klien di

sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang bersifat rahasia bagi

klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan

secara langsung didekat klien.

g. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok sebaiknya

dibicarakan di nurse station.

2. Tujuan Dan Manfaat Timbang Terima (Operan)

Timbangan terima (operan) memiliki tujuan antara lain:

a. Mengomunikasikan keadaan klien dan menyampaikan informasi

yang penting

b. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien (data fokus)


33

c. Menyampaikan hal yang sudah/ belum dilakukan didalam asuhan

keperawatan kepada klien.

d. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh

perawatdinas berikutnya.

e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Sementara itu, timbang terima (operan) juga memiliki beberapa

manfaat antara lain:

a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

b. Menjalin hubungan kerja sama dan rasa tanggung jawab antara

perawat

c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang kesinambungan

d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna

e. Klien yang menyampaikan masalah secara langsung bila ada belum

terungkap.
34

3. Mekanisme dan alur timbang terima (operan)

Mekanisme timbang terima (operan) memiliki prosedur sebagaimana pada tabel berikut :

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksanaan

Persiapan 1. Operan dilaksanakan setiap pergantian sift 5 menit Nurse station PA dan Pp
2. Prinsip operan, terutama pada semua klien yang dilakukan
operan khususnya klien yang memiliki permasalahan yang
belum/ dapat teratasi, serta yang membutuhkan observasi
lebih lanjut.
3. PP menyampaikan operan kepada PP berikutnya mengenai
hal- hal yang disampaikan dalam operan antara lain:
a. Jumlah klien
b. Identitas klien dan diagnosa medis
c. Data atau (keluhan/ subjektif dan objektif)
d. Masalah keperawatan yang masih muncul
e. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum)
f. Intervensi kolaborasi dan dependen
g. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
( persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan dan lain-
lain)
1. Kedua kelompok dinas sudah siap (sift jaga) 20 menit Nurse station Karu, PP,dan
2. Keompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan PA
3. Kepala ruangan membuka acara operan
4. Perawat yang mendapat operan dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
35

hal- hal yang telah disampaikan dan berhak menanyak hal-


hal yang kurang jelas.
Pelaksanaan 1. Kepala ruangan atau PP menanyakan kebutuhan dasar klien.
2. Penyampaian yang jelas, singakat, dan padat
3. Perawat yang melaksanakan operan mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang
telah/ belum dilaksanakan, serta hal-hal penting lainya.
4. Hal-hal yang bersifat khusus dan melakukan perincian yang
makatang, sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian di
serahterimakan kepada petugas berikutnya
5. Lama operan setiap klien tidak lebih dari lima menit, kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
Post Operan 1. Diskusi 5 menit Nurse station Karu, PP/
2. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format katim dan PA
operan yang ditandatangani oleh PP yang jaga berikutnya, serta
diketahui oleh kepala ruangan.
3. Ditutup oleh karu.
(Sri Mugianti,2016)
36

4. Prosedur timbang terima (operan) menurut Rs Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi

a. Persiapan

1) Dokumen pasien

2) Notes perawat

3) Perawat datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diterapkan,

overan dimulai dinas pagi: 07.30 WIB, dinas sore:14.10 WIB dan

dinas malam: 20.45 WIB

4) Kepala ruangan membuat rentang kembali untuk sift dinas dan

membagi penugasan kepada katim, dan perawat pelaksa.

b. Persiapan pasien

Pasien berada ditempat tidur masing-masing, bila pasien tidak berada

diruangan rawat di informasikan

c. Pelaksaan operan diruangan rawat (Nurse station)

1) Baca salam dan berdo’a oleh kepala ruangan

2) Kepala ruangan membacakan penugasan pembagian pasien kepada

ketua tim dan perawat pelaksana

3) Kepala ruangan mengidentifikasi jumlah pasien dan tingkat

ketergantungan pasien

4) Kepala ruangan mempersilahkan ketua tim per sift sebelumnya

untuk mengoverkan ke pasien

5) Ketua tim mengoverkan pasien dengan membuka status pasien

dengan menggunakan tekhnik komonikasi SBAR


37

S : Situasi

Nama, umur, ruangan, tingkat ketergantungan, diagnosis

medis, dokter yang merawat.

B: Latar belakang

Keluhan pasien (data subjektif dan data objektif (TTV),

Kesadaran, hasil pemeriksaan, perubahan therapis)

A: assesmen/Penilaian

Masalah keperawatan

R: Rekomendasi

Implementasi keperawatan yang sudah dilakukan dan tindakan

kolaboratif, evaluasi keperawatan, rencana tindak lanjut.

a) Perawat penanggung jawab pasien mencatat buku catatan

sesuai dengan pasien tanggung jawabnya

b) Ketua tim dan perawat pelaksana shfit berikutnya bertanya

dan mengklarifikasi serta mengulang kembali penjelasan

yang disampaikan.

c) Kepala ruangan menginstruksikan tata tertib masuk ke

kamar pasien.

d) Kepala ruangan menutup operan dengan membacakan

hamdalah.

6) Pelaksanaan overan di kamar pasien

a) Ketuk pintu pasien dengan membaca salam

b) Perawat shift sebelumnya memperkenalkan diri “

assalamu’alaikum ww, bapak/ibuk, kami tukar dinas malam/


38

sore/ pagi, saya..(nama perawat sebelumnya) akan pulang/

sudah selesai dinas dan perwat bapak/ibuk pada dinas malam/

sore/pagi adalah...(sebutkan nama perawat shift berikutny)

yang akan merawat bapak/ibuk sampai jam...(sebutkan jamnya

sesuai jadwal dinas) dan ada juga karu dipagi ini pak/ibuk, ini

bapak/ibuk... (sebutkan nama karunya)

c) Perawat berikutnya menanyakan kepada pasien berapa habid

diet yang disediakan, apakah obat sudah diminum dan

memperhatikan alat-alat yang terpasang pada klien (IVFD,

NGT,drain, oksigen,dll), keluhan pasien dan mencatatnya

dibuku catatan

d) Perawat shift berikutnya pamitan kepada pasien dan keluarga

pasien dengan membaca salam

e) Kepala ruangan ketua tim atau penanggung jawab tim pasien

kembali keruang perawat bahwa operannya sudah selesai

f) Kpala ruangan atau ketua tim atau penanggung jawan tim yang

dinas pagi/sore/malam selamat bertugas dan perawat yang shift

sebelumnya dipersilahkan pulang dan untuk selanjutnya kita

melaksanakan pre conference.


39

Sementara itu alur timbang terima (operan) secara singkat

dapat dilihat pada bagan berikut.

klien

Diagnosis medis Diagnosa keperawatan di


masalah dukung oleh data
kolaborasi

Tindakan

Telah dilakukan Belum dilakukan

Perkembangan/ keadaan klien

Masalah:

1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul maslah baru

Sumber: Arsad Suni (2018).

D. Pre Dan Post Conference

1. Defenisi

a. Conference

Confrence merupakan bentuk diskusi kelompok mengenai

beberapa aspek klinik. Sedangkan menurut Sain, I (2010),

Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap


40

hari.Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukanoperan

dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan

pelaksanaan (dalamjurnalAmalia, 2015).

b. Pre Conference

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat

pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift

tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.

Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre

conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap

perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ

tim.

Kegiatan ini dilakukan secara singkat sehingga tidak

mengganggu kelancaran pelayanan keperawatan (Sugi Mugianti,

2016).

c. Post Conference

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat

pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan

kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap

perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post

conference diikuti oleh seluruh perawat dan kepala ruangan sebagai

penanggung jawab ( Sugi Mugianti, 2016).


41

2. Tujuan

a. Conference

Secara umum tujuan comperensi adalah untuk menganalisa

masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan aternatif

penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi

lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana

antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam

pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif

untuk menghasilkan perubahan non koknitif, juga membantu

koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga

dapat terjadi pengulangan.

b. Pre conference

Menurut Marelli, et, al, 1997 tujuan pre conference adalah :

a) untuk mengidentifikasi maslah-maslah pasien

b) mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan

c) memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan

pasien

c. Post Conference

Untuk memberikan kesempatan untuk mendiskusikan

penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai

d. Syarat Pre Dan Post Conference

1) Pre Conference

a) Semua perawat harus hadir (katim, karu dan PP)

b) Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit


42

c) Menegaskan kembali tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan kepada pasien

2) Post Conference

a) Semua perawat harus hadir (katim, karu dan PP)

b) Waktu yang efektif yang diperlukan 10-15 menit

c) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilakukan

kepada pasien

e. Prosedur Pre Confrence

No Aspek yang dinilai

1 Pra Interaksi (Persiapan)


1. Buku catatan harian tim
2. S-emua anggota tim sudah siap
2 Pelaksanaan :
1. Kepala rungan / ketua tim memberi salam (selamat pagi/
assalamualaikum)
2. Jelaskan tujuan conference awal
3. Memberikan pengarahan kepada kepada anggota tim tentang
rencana kegiatan/ asuhan keperawatan padaa sift pagi
4. Melakukan pembegian tugas kepada tim\
5. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim untuk
menjelaskan pasien kelolaan, membagi tugas kepada anggota tim
6. Memberikan kesempatan kepada tim untuk mempresentasikan kasus
‘spesial’/ pasien yang menjadi prioritas (Ex: kasus sulit/ komplek),
meliputi :
a. Identitas klien : nama, alamat, No registrasi
b. Diagnosis medis
c. Diagnosis keperawatan dan data focus yang menunjang diagnosa
d. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan
e. Tindakan keperawatanyang sudah dilakukan dan hasilnya
f. Rencana tidak lanjut
g. Masalah yang dihadapi

7. Memberikan kesempatan kepada tim yang lain untuk


mendiskusikan / bertanya/ menanggapi/ memberikan masukan
8. Karu / katim mencatat hasil diskusi / masukan anggota tim
9. Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah
dilakukanKaru memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu
43

diperhatikan (missal : proteksi diri, SOP) atau membacakan SOP-


SOP untuk pelaksanaan tindakan
3 Terminasi (Penutup)
1. Tanyakan kesiapan semua anggota untuk melakukan kegiatan
peayanan keperawatan
2. Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan meddle conference
3. Mengucap salam
4. Mengucapkan selamat bekerja
(Sri Mugianti,2016)

Menurut Rs Ibu Sina Yarsi Bukittinggi prosedur Pre Conference yaitu:

1. Persiapan

a. Dokumentasi

b. Notes perawat

c. Penanggung jawab: ketua Tim atau penanggung jawab Tim

d. Waktu kegiatan : Setelah overan dinas tiap shift

e. Lama kegiatan : 10-15 menit

f. Tempat : Ruangan Rawat

2. Pelaksanaan

a. Baca salam

b. Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka pre conference

dengan membaca salam.

c. Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan rencana

harian masing-masing perawat pelaksana.

d. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal (pasien yang perlu

tindakan segera atau perlu tindakan khusus) yang meliputi:

1) Keluhan pasien dan KU pasien.

2) TTV/ kesadaran klien

3) Tingkat ketergantungan klien


44

4) Hasil pemeriksaan penunjang

5) Masalah keperawatan

6) Rencana keperawatan

7) Perubahan keadaan therapy medis rencana medis

1) Ketua tim atau penanggung jawab tim menjelaskan rencana

tindak lanjut terkait dengan askep yang diberikan

2) Keua Tim atau penanggung jawab tim mendiskusikan dan

mengarahkan perawat pelaksana tentang masalah yang

terkait dengan pelayanan seperti: keterlambatan, kesalahan

pemberian makan, kebisingan pengunjng lain, kehadiran

dokter yang dikonsulkan.

3) Ketua tim atau penanggung jawab tim menegaskan kepada

perawat pelaksan tentang:

a) Ketetapan pemberian infuse

b) Ketetapan pemantauan asupan dan pengeluaran

cairan

c) Ketetapan pemberian obat/ injeksi

d) Ketetapan pelaksaan tindakan keperawatan dan

medis

e) Asuhan lanjutan asesment nyeri, gizi, resiko jatuh,

pemantauan resiko luka dekubitus

f) Ketepatan dukomentasi

4) Ketua Tim atau penanggung jawab tim memberikan

kesempatan untuk bertanya


45

5) Ketua Tim atau penanggung jawab Tim mengingatkan

kembali bekerja sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan

6) Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,

kejujuran dan kemajuan masing-masing perawat pelaksana

7) Ketua tim atau penanggung jawan tim menutup pre

conference dengan membaca salam

3. Prosedur Post Confrence

No Aspek yang dinilai

1 Pra Interaksi (Persiapan)


1. Buku catatan harian tim
2. S-emua anggota tim sudah siap
2 Pelaksanaan :
1. Kepala rungan / ketua tim memberi salam (selamat pagi/
assalamualaikum)
2. Jelaskan tujuan conference akhir
3. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim (mewakili anggota)
untuk melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi tingkat
ketergantungan atau masing-masing anggota untuk melaporkan
perkembangan masing-masing pasien kelolaan (sampai semua pasien
dilaporkan) meliputi:

a. Identitas klien : nama, alamat, No registrasi


b. Diagnosis medis
c. Diagnosis keperawatan dan data focus yang menunjang diagnosa
d. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan
e. Tindakan keperawatanyang sudah dilakukan dan hasilnya
f. Rencana tidak lanjut
g. Masalah yang dihadapi
4. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk menanggapi/
memberikan masukan
5. Karu / katim mencatat hasil diskusi / masukan anggota tim
6. Karu / katim memberikan kesimpulan.
3 Terminasi (Penutup)
1. Jelaskan kegiatan selanjutnya adalah operan dengan shift beriktnya
2. Mengucapkan selamat dan terimakasih atas kerjasama dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan
3. Mengucap salam
46

Sumber : Sri Mugianti, 2016


Menurut Rs Ibu Sina Yarsi Bukittinggi prosedur Post Conference yaitu :

1. Persiapan

a. Dokumen pasien

b. Notes perawat

c. Penanggung jawab : kepala ruangan dan ketua tim atau

penanggung jawab tim

d. Waktu kegiatan : setelah kegiatan sebelum overan dinas tiap

shift

e. Lama kegiatan : 10-15 menit

f. Tempat ruangan perawat

2. Pelaksana

a. Baca salam

b. Ketua tim atau penanggung jawab tim membaca post comperen

dengan membaca salam

c. Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan hasil

asuhanan keperawatan kepada perawat pelaksana meliputi

d. Keluhan pasien yang terkait dengan pelayanna seperti :

keterlambatan, kesalahan pemberian makanan, kebisingan

pengunjung lain, ketidak hadiran dokter yang dikonsulkan

(visite dokter)

e. Ketetetapan pemberian infuse

f. Ketetapan pemantauan asupan dan haluaran cairan

g. Ketetatapan pemberian obat oral atau injeksi


47

h. Ketetapan pelaksanaan tindakan lain

i. Ketetapan pendekumentasian

j. Ketetapan asupan nyeri, gizi, resiko jatuh,resiko luka DM

k. Ketua tim atau penanggung jawab memberikan reinforcement

kepada perawat pelaksana

l. Ketua tim atau penanggung jawab memberikan reinforcement

kepada perat pelaksana

m. Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan tindak

lanjut asuhan pasien yang harus dioverkan kepada perawat shift

berikutnya

n. Ketua tim atau penanngung jawab tim menutup koskomperens

dengan membacakan salam

E. KONSEP RONDE KEPERAWATAN

1. Definisi Ronde Keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan

klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk

membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Akan tetapi pada kasus

tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau kons elor, kepala

ruangan, perawat assosciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota

tim.

Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana 2 atau lebih perawat

mengunjungi pasien untuk mendapat informasi yang akan membantu

dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan

kepada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta


48

mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien (Kpzier

et.al, 2004).

Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan

perawat atau mahasiswa dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde

keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau had nurse dengan anggota

stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek

perawatan untuk setiap pasien ( Clement, 2011 ).

2. Maksud Dan Tujuan Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan dilaksanakan dengan maksud agar pasien

mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari perawat. Tujuannya

ada 2 yakni bagi perawat dan bagi pasien. Bagi perawat menurut Armola

et.al (2010) dan Saleh ( 2012) ronde keperawatan bertujuan :

a. Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien

b. Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan

c. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam

format studi kasus

d. Menyediakan kesempatan kepada staf perawat untuk belajar

meningkatkan penilaian keterampilan klinis

e. Membangun kerja sama dan rasa hormat

f. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan

mempromosikan kebangaan dalam profesi keperawatan.

Bagi pasien menurut Clement ( 2011 ) ronde keperawatan bertujuan :

a. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien

b. Untuk mengamati pekerjaan staf


49

c. Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan

laporan ke dokter mengenal misalnya : luka, drainase, perdarahan

dsbnya

d. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya

Selain itu, tujuan ronde keperawatan yaitu :

a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis

b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berasal dari masalah klien

c. Meningkatkan validitas data klien

d. Menilai kemampuan justifikasi

e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana

perawatan.

3. Karakteristik

Karakteristik pasien:

a. Pasien dengan kasus tertentu yang dianggap penting untuk

dipelajari berdasarkan penilaian kepala ruangan dan clinical

intstruktor

b. Paisen baru yang sudah didiagnosa medis dengan kasus yang

jarang ditemui

c. Pasien yang sudah menjalani perawatan yang lama(melebihi

standar waktu penyembuhan) tetapi belum mengalami proses

perbaikan
50

4. Peran

a. Ketua tim dan anggota tim

1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien

2) Menjelaskan masalah keperawatan utama

3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

4) Menjelaskan tindakan selanjutnya

5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

b. Peran ketua tim lain dan atau konselor

1) Memberikan justifikasi

2) Memberikan reinforcement

3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta

tindakan yang rasional

4) Mengarahkan dan koreksi

5) Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari


51

5. Kegiatan Ronde Keperawatan

Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksanaan Tempat
Klien

1 hari Praronde Praronde : Penanggung Ruang


sebelum jawab bedah RS
ronde 1. Menentukan kasus dan topik
2. Menentukan tim ronde
3. Menentukan literatur
4. Membuat proposa
5. Mempersiapkan klien
6. Diskusi pelaksanaan
5 menit Ronde Pembukaan: Kepala ruangan Nurse
station
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan tim ronde
3. Menyampaikan identitas dan masalah klien
4. Menjelaskan tujuan ronde
30 menit Penyajian: PP Mendengar Nurse
kan station
1. Memberi salam dan memperkenalkan klien dan
keluarga kepada tim ronde
2. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan klien
3. Menjelaskan masalah klien dan rencana tindakan yang
telah dilaksanakan, serta menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan
Validasi data : Karu, PP, Perawat Memberika Ruang
52

4. Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah konselor


disampaikan
5. Diskusi antara anggota tim dan klien tentang masalah Karu, PP, Perawat n respons
keperawatan tersebut dan
6. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor perawat
menjawab
atau kepala ruangan tentang masalah klien, serta pertanyaan
rencana tindakan yang akan dilakukan
7. Menentukan tindakan keperawatan pada masalah
prioritas yang yang telah ditetapkan
10 menit Pasca Pascaronde : Karu, supervisor, Nurse
ronde perawat konselor, station
1. Evaluasi dan rekomendasikan intervensi keperawatan dan pembimbing
2. Penutup
(Sumber: Arsad Suni, 2018)
53

E. PPI ( Pencegahan, Penularan Infeksi Nasokomial)

1. Konsep Dasar Dan Dampak Infeksi

a. Konsep Infeksi

Penyakit infeksi yang dapat di rumah sakit sebelumnya disebut

sebagai infeksi Nosokimial (Hospital Acquired Infection),

selanjutnya dalam permankes 27 tahun 2017 tentang PPI Berubah

menjadi penyakit infeksi yang dapat di fasilitasi pelayanan

kesehatan. Dalam pemenkes 27 tahun 2017, infeksi didefinisikan

sebagai suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme

pathogen, tanpa disertai gejala klinik, sumber infeksi dapat berasal

dari lingkungan Rumh Sakit (Hospital Acquired Infection) yang

sebelumnya dikenal denga infeksi nasokomial. Untuk memahami

bagaimana infeksi terkait pelayanan kesehatan maupun infeksi

yang bersumber dari masyarakat, maka dibutuhkan pengetahuan

tentang penyebab infeksi, rantai penularan penyakit infeksi, faktor

risiko dan dampaknya. Penyebab penyakit infeksi :

1) Infeksi Virus

Virus adalah merupakan salah satu penyebab penyakit

infeksi yang paling sering ditemui. Virus tidak dapat diamati

dengan mikroskop biasa karena ukurannya sangat kecil, virus

bersifat parasit obligat, disebabkan karena virus hanya dapat

berproduksi didalam material hidup dengan menginavasi dan

memanfaatkan sel makluk hidup.


54

Beberapa penyakit akibat infeksi virus yang banyak

ditemukan di Indonesia antara lain: influenza, campa, hepatitis,

demam berdarah dengue (DBD), HIV/Aids, (Covid 19)

2) Infeksi bakteri

Bakteri adalah kelompok mikroorganisme yang tidak memiliki

membbran inti sel, dan berukuran sangat kecil, namun lebih

besar dari virus bakteri memiliki peran besar dalam kehidupan

manusia karena dapat memberikan manfaat di bidang pangen,

pengobatan, dan industri. Pada umumnya bakteri berukuran

0,5-5, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga

700 um. penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

patongen yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain:

demam tifoid, TB, Pneumonia, infeksi saluran kemih.

3) Infeksi Jamur

Jamur adalah organisme yang dapat hidup secara alami di

tanah atau tumbuhan di indonesia jamur merupakan salah satu

peyebab infeksi yang cukup yang banyak, jamur mudah

tumbuh di daerah beriklim tropis, hangat, kelembapan tinggi,

dan tidak higienis. Penyakit akibat jamur yang sering terjadi

antara lain: infeksi jamur kaki (Athlete’s foot), infeksi jamur

kulit (panu) dan sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan

meningitis dan Pneumonia.


55

4) Infeksi parasit

Parasit adalah organisme yang hidup pada mahluk hidup lain

(inang) dan menyerap nutrisi, tampa memberi bantuan atau manfaat

lain padanya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, parasite

penyebab infeksi yang banyak ditemui antara lain: cacing, amuba,

malria, toksoplasma.

b. Rantai Penularan Penyakit Infeksi

Rantai infeksi merupakan rangkaian yang dibutuhkan untuk

terjadiny infeksi, dalam melakukan tindakan pencegahan dan

pengendalian infeksi dengan efektif. Kejadian infeksi di fsilitasi

pelayanan kesehatan disebabkan oleh 6 komponen rantai penularn,

apabil satu mat rantai diputus atau dapat dihilangkan, maka penularan

infeksidapat di cegah atau dihentikan. rantai penulran infeksi dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Agen infeksi

2) Reservoir

3) Pintu keluar

4) Cara penuluran

5) Pintu masuk

c. Dampak Infeksi Pada Pelayanan Kesehatan

Menurut Center For Disease Control (CDC) ada berbagai jenis

infeksi yang berhubungan dengan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti

infeksi aliran darah akibat pemsangan intra vena kateter, infeksi saluran

kemih, terkait pemasangan urine kateter, infeksi di lokasi pembedahan


56

dana infeksi pneumonia terkait pemasangan ventilator. Pelayanan atau

tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi antara laian :

1) Tindakan medis/invasive sederhana bisa dilakukan kepada pasien

sebagai saah satu bentuk pelayanan kesehatan yang tentunya akan

berisiko terjadinya infeksi jika standar prosedur pelayanan

kesehatan

2) Dalam beberapa kasus infeksi dapat ditularkan dari pasien ke

pasien atau dari petugas ke pasien atau sebaliknya pada saat

pelayanan umum berjalan. Dampak terjadinya infeksi pada

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan tidak sesuai standr antra

lain:

a) Meningkatkan morbiditas: lama hari rawat meningkat pada

orang yang mengalami Hals. Masa tinggal yang lebih lama

menyebabkan potensi tertular dan menular lebih tinggi.

b) Meningkatkan mortalitas : Dalam beberapa kasus, infeksi

yang dapat di fasilitas kesehatan bisa berakibat fatal yng

menyebabkan komplikasi dan kematian

c) Menurunya produktifitas karena pasien atau masyarakat :

Hals memperpanjang waktu pemulihan dan menghilangkan

produktifitas karena pasien tidak bisa segera kembali bekerja

yang pada gilirannya berekibat hilangnya upah.

d) Karena waktu rawat yang lama menyebabkan penggunaan

sumber daya menjadi tidak efisien sehingga mengganggu

kemampuan pembiayaan fasilitas kesehatan


57

e) Memicu ketidakpuasaanpelanggan dan citra buruk bagi

fasilitas pelayanaan kesehatan

d. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi

1) Tujuan PPI

Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

bertujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan,

pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan termasuk

masyarakat dalam lingkungannya dengan cara memutus mata

rantai penularan penyakit infeksi melalui penerapan PPI.

2) Manfaat PPI

a) mencegah dan melindungi pasien, petugas, pengunjung serta

masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan dari resiko

dan paparan terjadinya penularan infeksi, baik yang terjadi

pada saat pelayanan di dalam fasilitas kesehatan maupun

pelayanan di luar fasilitas kesehatan

b) Menurunkan atau meminimalkan kejadian infeksi

berhubungan dengan pelayanan kesehatan pada pasien,

petugas, pengunjung, serta masyarakat sekitar fasilitas

kesehatan sehingga pelayanan menjadi cost effectiveness.

c) Dapat memberikan gambaran atau informsi tentang mutu

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh FKTP sesuai dengn

standar yang berlaku.

d) Pengelolaan sumber daya dapat lebih efektif dan efesien

melalui manajemen PPI sejak perencanan, pelaksanaan,


58

pengawasan, pembinaan, montorig dan evaluasi, serta

pelaporan infeksi.

e. Kewaspadaan Standar

Kewaspadaan dan standar yaitu kewaspadaan yang utama, di

rancang untuk di terapkan secara rutindalam perawatan seluruh

pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanaan kesehatan lainnya,

baik yang telah di diagnose, diduga terinfeksi atau kolonisasi.

kewaspadaan standar merupkan dasar PPI yang sangat penting dalam

pencegahan penularan infeksi kepada pasien, petugas, atau

penggunaan lainnya, bila dilakukan dengan benar akan mencegah

resiko kontaminasi melalui cairan tubuh, drah, secret, eksresi kulit,

yang tidak utuh.

1) Kebersihan tangan

a) Membersihkan tangan dengan menggunakan sabun

dengan air yang mengalir bila tangan terlihat kotor

atau terkena cairan tubuh.

b) Menggunakan cairan yang berbahan dasar alcohol

(Handscrub) bila tangan tidak tampak kotor.

c) Tujuan Kebersihan tangan dianggap sebagai salah satu

elemen terpenting dari ppi. infeksi sebagian besar

dapat di cegah melalui ebersihan tangan dengan cara

yang benar dan tepat (WHO, 2019).


59

2) Prinsip kebersihan tangan

a) Pastikan semua petugs kesehatan sudah memahami 5 five

moment serta 6 langkah mencuci tangan dan mampu

melaksanakan dengan benar.

b) Mematuhi langkah-langkah kebersihan tangan secara

berurutan dengan baik dan benar.

c) Tersedia sarana kebersihan air mengalir dan sabun dalam

dispenser tertutup atau cairan berbahan dasar alcohol.

d) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila jelas

terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang

mengandung protein dan lemak.

e) Gunakan bahan yang mengandung alcohol untuk

mendokumentasikan tangan secara rutin, bila tangan tidak

terjelas terlihat kotor.

f) Bebaskan area tangan sampai pergelakan tangan jika

menggunakan baju lengan panjang.

g) Sediakan tisu sekali pakai sebagai pengering tangan atau

menggunakan handuk sekali pakai lalu dicuci kembali.

3) Jenis-jenis kebersihan tangan

a) Membershkan tangan dengan sabun dan air mengalir

indikasi: cuci tangan dengan sabun mengalir harus dilakukan

ketika tangan terlihat kotor atau ketika menggunakan tangan

yang di pakai dalam perawatan pasien.


60

Prosedur :

a) Pasitikan semua assesoris yang menempel di tangan (cincin,

jam tangan) dan kuku harus pendek serta tidak menggunakan

pewarna kuku (kuteks).

b) Singsingkan lengan baju sampai pergelngan tangan sampai ke

2\3 tangan arah kesiku tangan.

c) Atur aliran air sesuai kebutuhan

d) Basahi tangan dan ambil sabun ke telapak tngan

e) Dengan waktu 40-60 detik

4) Menggunakan cairan yang berbahan dasar alcohol (Handrubs)

Indikasi : Handsrub berbahan dasar alcohol digunakan untuk

membersihkan tangan bila tidak kotor atau tidak terkontaminasi

bila cuci tangan dengan air mengalir sulit diakses misalnya, di

ambulans, home care, imunisasi di luar gedung.


61

Prosedur : Siapkan Handrup (kemasasan siap pakai dari pabrik atau

campuran alcohol 70% dalam 3ml Lakukan selama 20-40 detik.

f. Alat pelindung diri

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang di

rancang sebagai penghalang terhdap penetrasi zat, partikel padat,

cair, atau udara untuk melindungi pemakaiannya dari cedera atau

penyebaran infeksi atau penyakit. Tujuan untuk menghalangi

pajanan bahan infeksius pada kulit, mulut, hidung, atau mata

(selaput lendir) tenaga kesehatan, pasien atau penggunaan

kesehatan.

1) Prinsip Penggunan APD

a) APD harus digunakan sesuai dengan risiko paparan

petugas kesehatan harus dinilai apakah benar atau tidak

berisiko terkena darah, cairan, tubuh, sekresi agar dapat

menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan resiko.


62

b) semua APD yang digunakan harus memenuhi standar

keamanan, perlindungan, dan keselamatan pasien atau

petugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

c) Hindari kontak antara APD yang terkontaminasi (bekas)

dan permukaan pakaian atau lingkungan pelayanan

kesehatan, buang APD bekas pakai yang sesuai tempat

limbah dan standar yang ditetapkan.

d) Tidak dibenarkan berbagi APD yang sama antara dua

petugas atau individu.

e) Lepas APD secara keseluruhan jika tidak digunakan lagi.

f) Lakukan kebersihan tangan setiap kali melepas satu jenis

APD.

2) Jenis, Tujuan, dan Indikasi Penggunaan APD

a) Pelindung Kepala ( Topi)

Sebagai pelindung kepala dan rambut tenaga

kesehatan dari paparan cairan infeksi pasien selama

melakukan tindakan atau perawatan, jenis penutup kepala

terdiri dari bahan yang digunakan sekali pakai dan yang

dapat digunakan ulang terbuat dari (bahan kain yang dapat

dilakukan pencucian). harus terbuat dari bahan tahan

cairan, tidak mudah robek, dan ukurannya pas atau sesuai

di kepala pemakai.
63

indiksi penggunaan topi atau penutup kepala:

a) Operasi kecil (minor surgery)

b) Pertolonga atau tindakan persalinan

c) Intubasi trachea dan tracheotomy

d) Penghisapan lender massif

e) Pembersihan alat kesehatan

b) Kacamata dan Pelindung Wajah

Untuk melindungi selaput mukosa mata, hidung, atau mulut

petugas kesegatan dari resiko kontak dengan secret pernnapasan

atau parcikan darah, cairan tubuh, sekresi, atau ekskresi pasien


64

Indikasi :

a) Pada tindakan yang dapat menimbulkan parcikan atau

semburan darah, cairan tubuh, secret, dan ekresi ke mukosa,

mata, hidung, atau mulut.

b) Potensi terjadinya transmisi airbone misalnya pada tindakan :

swab hidung atau tenggorokan, RJP, Pemulasaran jenazah,

penanganan linen terkontaminasi atau di ruang dokumentasi.

c) Masker

Untuk melindungi wajah dan membrane mukosa mulut dan

hidung dari cipraan dan cairan tubuh pasien atau permukan

lingkungan yang kotor danmelindungi pasien dari petugas pada

saat bersin atau batuk, masker yang digunakan harus menutupi

hidung dan mulut serta penggunaan masker N95.


65

Indikasi:

a) Pada tindakan atau prosedur yang dapat menghasilkan

cipraan darah, cairan tubuh, sekresi atau jika petugas

berisiko menghasilkan cipraan dari selaput lender mulut

dan hidung.

b) Masker N95 digunakan pada resiko paparan penularan

infeksi melalui udara dan dapat di daur ulang sesuai

ketentuan.

d) Full face shield

Untuk melindungi dari droplet maupun percikap cairan tubuh

biasanya digunakan sebagai alternatitif kacamata karena

meberikan perlindungan pada area wajah yang lebih luas


66

e) Gaun

a) Tujuan

Untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan paparan

atau percikan darah, cairan tubuh, sekresi, ekresi, atau

melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada

tindakan stril.

b) Indikasi :

(1) Transmisi kotak : misalnya saat adanya wabah dan

transmisi droplet, saat pencegahan infeksi sebelum

operasi atau prabedah

(2) Membersihkan luka, tindakan drainse, menguangkan

cairan kontaminasi wc atau toilet

(3) Menangani pasien pendarahan massif tindakan bedah

dan perawatan gigi

c) Jenis gaun dan kegunaannya


67

5) Handskun

a) Tujuan

Melindungi tangan dari paparan cairan tubuh, darah,

sekresi, ekresi, dan bahan infeksius lainnya,

menggunakan sarung tangan sesuai dengan ukuran

tangan dan digunakan pada dua belah tangan dan hanya

digunakan untuk 1 kali prosedur pada 1 pasien, jika

rusak atau robek maka mengganti dengan sarung

tangan yang baru

b) Indikasi

Digunakan untuk pada saat tindakan aseptik,

tindakan stril, untuk mencegah resiko penularan mikro

organisme (tindkaan bedah)


68

6) Sepatu

a) Tujuan

Untuk melindungi kaki petugas dari tumpahan atau

percikan darah, cairan tubuh dan mencegah dari

kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat

kesehatan yang beresiko melukai kulit. Sepatu yang

dipergunakan harus tertutup dan tahan air serta tahan

tusukan.

b) Indikasi

(1) Penanganan atau tindakan operasi

(2) Penanganan tindakan jenazah

(3) Penanganan limbah

(4) Pertolongan dan tindakan persalinan

(5) Penanganan linen

(6) Pencucian peralatan diruang gizi


69

F. KONSEP SUPERVISI

1. Pengertian Supervisi

Supervisi atau mengatur adalah kedua dari tiga besar perilaku

kepemimpinan, istilah supervisi berasal dari bahasa latin: super = atas,

videre = melihat. Dari istilah tersebut, maka untuk memberikan

pemahaman yang lebih dalam mengenai supervisi, ada beberapa

pengertian yang diuraikan pada pokok bahasan ini yaitu:

Supervisi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan

berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh

bawahan, dan jika ditemukan masalah segera diberi petunjuk atau

bantuan langsung untuk mengatasi masalah tersebut (Azwar, 2010).

Supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang

manajer melalui aktivitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi

dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas

sehar-hari (Arwani, Supriyanto, 2008).

2. Manfaat dan Tujuan Supervisi

Menurut (Suardi & Bahtiar,2009).

a. Dapat meningkatkan efektivitas kerja. Peningkatan efektivitas

kerja ini dapat berhubungan dengan penimgkatan pengetahuan dan

keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan

suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.

b. dapat meningkatkan efisiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini

erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang


70

dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga,

harta dan sarana) yang sia sia akan dapat dicegah.

3. Fungsi-fungsi Supervisi Klinis

Menurut proctor, 1986. fungsi klinis yaitu

a. Fungsi formatif atau edukasi adalah proses edukasi untuk

mengembangkan keterampilan dan pemahaman profesi.

b. Fungsi restorative of managerial adalah supervisor menolong

perawat untuk mengembangkan standar keperawatan

c. Fungsi restorative of supportive dapat berhubungan secara

profesional atau hubungan terapeutik , mempertahankan kestabilan

emosi mengatasi stres dan mengontrol situasi.

4. Frekuensi Pelaksanaan Supervisi

Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala. Supervisi

yang dilakukan hanya sekali bisa dikatakan bukan supervisi yang baik,

karena organisasi atau lingkungan selalu berkembang. Oleh sebab itu,

agar organisasi selalu dapat mengikuti berbagai perkembangan dan

perubahan, perlu dilakukan berbagai penyesuaian. Supervisi dapat

membantu penyesuaian tersebut yaitu melalui peningatan pengetahuan

dan keterampilan bawahan.

Frekuensi pelaksanaan supervisi tidak ada pedoman yang pasti

mengenai beberapa kali supervisi harus dilakukan. yang dilakukan

sebagai pegangan umum, supervisi biasanya bergantung dari derajat

kesulitan yang dilakukan, serta sifat penyusaiannya mendasar, maka

supervisi harus lebih sering dilakukan.


71

5. Pelaksanaa Supervisi Keperawatan

Menurut (Suyanto, 2008). Supervisi keperawatan ini dillaksankan

oleh personalia atau bagian yang bertanggung jawab yaitu:

a. Kepala ruangan

Kepala ruangan bertanggung jawab untuk melakukan

supervisi pelayanan keperawatan yang diberikkan pada pasien

di ruangan perawatan yang dipimpinnya. kepala ruangan

mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan

keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Pengawasan perawatan (supervior)

Ruang perawatan dan unit pellayanan yang berada di bawah

unit pelayanan fungsional mempunyai pengawas yang

bertanggung jawab mengawasi jalannya pelayanan kesehatan.

c. kepala Bidang Keperawatan.

kepala bidang keperawatan bertanggung jawab melakukan

supervisi secara langsung atau tidak langsung melalui para

pengawasan keperawatan.

6. Sasaran Supervisi Keperawatan

Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang

disepakati berdasarkan struktur dan hirarki tugas. sasaran atau objek

dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta

bawahan yang melakukan pekerjaan. jika supervisi mempunyai sasaran

berupa pekerjaan yang dilakukan, maka disebut supervisi langsung.

sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan pekerjaan


72

disebut supervisi tidak langsung. tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan kinerja pekerjaan yang dilakukan oleh babawahan

(Suardi&Bachtiar,2009).

Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara

lain pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan

ekonomis, sistem dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian

tugas dan wewenang penyimpangan atau penyelewengan kekuasaan

kedudukan dan keuangan (Suryanto, 2008).

7. Kompetensi Supervisi Keperawatan

Tanggung jawab utama seorang supervisor adalah mencapai hasil

sebaik mungkin dengan mengkoordinasikan sistem kerjanya. para

supervisor mengkoordinasikan pekerjaan karyawan dengan

mengarahkan, melancarkan, membimbing, memotivasi dan

mengendalikan.

Suyanto, 2008 menyatakan seorang tenaga keperawatan dalam

menjalankan tugasnya sehar-hari harus memiliki kemampuan dalam

beberapa hal yaitu:

a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat

dimengerti oleh staf pelaksanaan keperawatan.

b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana

keperawatan.

c. Memberikan motivasi untik meningkatkan semangat kerja kepada

staf dan pelaksana keperawatan.

d. Mampu memahami proses kelompok.


73

e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan

pelaksana keperawatan.

f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.

g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan

lebih baik.

Seorang supervisor dinbutuhkan persyaratan yakni memiliki

kemampuan:

a. Membuat perencanaan

b. Kontrol terhadap pekerjaan.

c. Memecahkan masalah

d. Memberikan umpan balik terhadap kinerja.

e. Melatih atau coacing bawahan.

f. Membuat dan memelihara suasana kerja yang inofatif.

g. Mengelola waktu.

h. Berkomonikasi secara informal.

i. Mengelola diri sendiri.

8. Teknik Supervisi

Supervise dalam keperawatan memerlukan tekhink khusus dan

bersifat klinis. (Swansburg 2000). supervise dalam keperawatan

mencakup hal-hal di bawah:

a. Proses supervise

Proses supervise dalam keperawatan meliputi tiga elemen:

1) Standar praktek keperawatan sebagai acuan.


74

2) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai

pembanding unrtuk pencapaian/kesenjangan dan tindak

lanjut.

3) Upaya mempertahankan kualitas atau memperbaiki.

b. Area supervise

Area supervise keperawatan meliputi:

1) Pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang akan

dilaksanakan

2) Keterampilan yang dilakukan sesuai standar

3) Sikap serta penghargaan terhadap pekerjaan

Sedangkan menurut Arwani (2005), supervise dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu:

1) Secara langsung

Supervise dengan cara langsung dilakukan pada saat

perawat pelaksana melakukan kegiatan yang sedang

berlangsung saat itu . supervisor dapat terlihat

langsunng dalam kegiatan yang dilakukan perawat

pelaksana sehingga dapat memberikan pengarrahan dan

petunjuk yang tidak dirasakan oleh perawat pelaksana

sebagai suatu perintah. Umpan langsung diberikan oleh

supervisor kepada bawan tanpa dirasakan sebagaai

beban oleh perawat pelaksana.


75

2) Tidak langsung

Supervise secara tidak langsung dilakukan melalui

laporan baik tertulis atau tidak tertulis. Hal ini

memungkinkan terjadinya salah pengertian dan salah

perepsi karena supervisor tidak melihat kejadian secara

langsung kegiatan yang dilakukan perawat pelaksana.

9. Kegiatan Supervisi

Kegiatan supervisor menurut deppkes (2008), dalam supervisi

sebagai berikut:

a. Sebelum pertukaran shif (15-30 menit)

1) Kecukupan fasilitas/ sarana / peralatan hari itu

2) Mengecek jadwal kerja

b. Pada waktu mulai shif (15-30 menit )

1) Mengecek personil yang ada

2) Menganalisa keseimbangn personil dan pekerjaanya

3) Mengatur pekerjaanya

4) Mengidentifikasi kendala yang muncul

5) Mencari jalan agar pekerjaan dapat diselesaikan

c. Sepanjang hari (6-7jam)

1) Mengecek pekerjan personil

2) Mengarahkan sesuai kebutuhan

3) Mengecek kemajuan pekerjaan personil

4) Mengejek pekerjaan rumah tangga

5) Menciptakan kenyamanan kerja khusunya personil baru


76

6) Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan atau

permintaan bantuan

7) Mengatur istrahat jam personil

8) Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul saat itu

serta solusinya

9) Mengecek kecukupan alat

10) Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melapornya

Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja

d. Sekali dalam sehari (15030 menit)

1) Mengobservasi satu personil atau area kerja sacara kontiniu

untuk 15 menit

2) Melihat dengan seksama hal-hal yang terjadi misal :

keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang,

kesulitan pekerjaan

e. Sebelum pulang kerumah (15-30 menit )

1) Membuat daftar masalah yang belum diselesaikan

2) Berusaha menyelesaikan persoalan tersebut besok harinya

3) Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari

4) Lengkapi laporan harian sebelum pulang

5) Membuat daftar pekerjaan untuk besok

6) Membawa pulang dan mempelajarinya di rumah sebelum

pergi bekerja.
77

10. Model Supervisor

Metode pelaksana supervise klinis menurut center of sddition and

mental health, 2008 antara lain:

a. Demonstrasi

Supervisior mengadakan pertemuan dengan perawat yang

di supervisi dan mendiskusikan tentang keterampilan yang

harus dipelajari lagi oleh staf perawat.Supervisior bersama

perawat yang disupervisi melakukan wawancara bersama-sama

ke pasien.Supervisior memberikan kesempatan pada perawat

yang di supervisi untuk membandingkan hasil wawancara

dengan wawancara supervisior.

b. Ko-terapi/ refleksi

Supervisior berada dalam ruangan dengan klien, sedangkan

perawat yang di supervise di luar ruangan mengamati dari luar

c. Bermain peran

Supervisor dan perawat yang di supervise mengadakan

roleplay. Perawat yang disupervisi berperan sebagai pasien

sedangkan supervisor sebagai perawat. Dengan melakukan

bermain peran maka perawa yang di supervisi akan mendapat

gambaran yang jelas tentang cara melakukan supervise pada

klien.

d. Audio atau video

Supervisior menggunakan alat bantu tape atau video untuk

emberikan ganbaran yang jelas tentang suatu keterampilan


78

tertentu. Sedangkan perawat yang di supervisi mengamati atau

mendengarkan dengan seksama.Kemudian mendiskusikan

dengan supervisor.
79

BAB III
GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN

A. Pengkajian

1. Gambaran Umum dan Pelayanan RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi

a. Sejarah Perkembangan

Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Sumatera Barat selanjutnya

disebut Yarsi didirikan atas prakarsa Bapak Mohammad Natsir, yang

tertuang pada Akta Notaris Hasan Qalbi No 20 tanggal 31 Januari 1969.

Yarsi mempunyai tujuan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat seluruhnya melalui pelayanan kesehatan tanpa memandang

perbedaan agama, kedudukan, warna kulit dan asal usul, bertitik tolak

dari niat yang diikrarkan “sesungguhnya shalatku, pengorbananku, hidup

dan matiku bagi Allah sekalian alam.

Guna merealisasikan tujuan tersebut terutama untuk

menyelenggarakan unit pelayanan kesehatan, Yarsimendirikan rumah

sakit yang diberi nama “Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina” yang

berada diberbagai daerah di Sumatera Barat, yaitu :

1) RSI Ibnu Sina Bukittinggi, didirikan pada tanggal 30 Oktober 1969

2) RSI Ibnu Sina Padang Panjang, didirikan pada tanggal 3 Juni 1971

3) RSI Ibnu Sina Padang, didirikan pada tanggal 30 Mei 1972

4) Balai Kesehatan Ibnu Sina Payakumbuh, didirikan pada tanggal 3

Oktober 1972, sekarang sudah menjadi RSI Ibnu Sina Payakumbuh

sejak tahun 2003


80

5) RSI Ibnu Sina Simpang Empat / Kapar, didirikan pada tanggal 5 Juli

1975

6) Balai Kesehatan Ibnu Sina Panti, didirikan pada tanggal 10 Oktober

1978 sekarang Sudah menjadi RSI Ibnu Sina Panti sejak 24

November 2017

Selanjutnya untuk lebih menunjang pelaksanaan misinya,

Yarsi juga mendirikan beberapa unit kegiatan lainnya, yaitu :

1) Sekolah Pendidikan Keperawatan di Bukittinggi, didirikan tahun

1983. Kemudian dikonversikan menjadi Akademi Keperawatan

3 Januari 2000. Selanjutnya sekarang telah berkembang menjadi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Yarsi Sumbar

terhitung mulai tanggal 18 Juli 2008 yang memiliki 3 program

studi yaitu program studi DIII Keperawatan, S1

Keperawatan/NERS dan Kebidanan.

2) Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi, didirikan pada

tanggal 16 Oktober tahun 2014 yang memiliki 10 program studi.

Program yang aktif diantaranya program studi S1 Farmasi,

program studi S1. Gizi, program studi S1. ADM Rumah Sakit,

Program studi S1 Hukum, program studi S1 Adm Publikdan

program studi S1 Akuntansi sudah terdaftar dan dimulai pada

Februari 2019.

Pada kehadirannya tanggal 30 Oktober 1969 tersebut RS

Islam Ibnu Sina Bukittinggi awalnya dengan status Balai

Kesehatan. Berlokasi pada bangunan yang dikontrak di Jl. Dr.


81

Rivaidan Jl. Yos Sudarso Bukittinggi dari sumbangan

masyarakat, jamaah mesjid Bukittinggi dan sekitarnya, Badan

Penyantun dan termasuk juga dari Gubernur Sumbar dan

dibelilah tanah seluas 2 (dua) Ha di daerah Belakang Balok.

Kemudian dibangun bangunan pertama yang dananya juga

berasal dari sumbangan antara lain dari Pandang III 17 Agustus,

Walikota Padang, PNS se-Sumatera Barat dan juga dari

perorangan.

Mulai tahun 1972 RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi

menempati bangunan sendiri di Jalan Batang Agam Bukittinggi.

Pembangunan tahap kedua dilanjutkan dengan dana yang

berasal dari sumbangan Raja Faisal (King Abdul Azis bin Saud).

Pembangunan selanjutnya juga tidak terlepas dari bantuan dan

sumbangan seperti untuk membangun Kamar Operasi dari

Sekretariat Organisasi Islam se-dunia di Mekkah, bantuan

Presiden RI untuk Asrama Sekolah Perawat, dan sumbangan

perorangan untuk VIP Khusus sebesar Rp. 10.000.000,- per

ruangan. Selain bangunan, bantuan untuk peralatan medis juga

diterima baik dari dalam maupun luar negeri.

Tanggal 29 Agustus 1977 Rumah Sakit Islam Ibnu Sina

Bukittinggi ditingkatkan statusnya menjadi Rumah Sakit Umum

kelas C dengan keputusan Menteri Kesehatan RI No.

683/Yan.Kes/I.O/77. Regulasi pemerintah mengharuskan setiap

rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan, yang


82

dibuktikan dengan sertifikat lulus akreditasi. Berdasarkan hal

itu, untuk pertama kalinya tanggal 18 Agustus 1999 RS Islam

Ibnu Sina Bukittinggi terdaftar sebagai Rumah Sakit yang

terakreditasi penuh tingkat dasar dengan keputusan Menteri

Kesehatan RI No.: YM.00.03.3.3.5.3737.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada customer, dalam

perkembangannya pada tangga l04 Januari 2006 telah

diresmikan penggunaan bangunan baru yang terdiri dari 2

kamar VVIP dan 13 kamar VIP. Dan sampai saat ini tipe kamar

ini masih sangat diminati oleh pasien yang akan dirawat.

Tuntutan akan pelayanan yang sesuai standar dan bermutu

menjadi dasar bagi pemerintah untuk mensyaratkan semua

rumah sakit melaksanakan akreditasi secara periodik. Oleh

karena itu RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi kembali mengikuti

akreditasi tingkat lanjut yang meliputi 12 pelayanan dan

dinyatakan lulus dengan nomor sertifikat

KARSSERT/286/I/2012 yang dikeluarkan pada tanggal 12

Januari 2012.

Tingginya angka penolakan terhadap pasien yang akan

dirawat menjadi salah satu dasar pemikiran untuk menambah

kapasitas ruang rawat inap di RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi.

Hal ini dituangkan dalam remaster plan RS Islam Ibnu Sina

Bukittinggi yang ditetapkan pada tanggal 21 November 2013.

Penetapan remaster plan ini sekaligus ditandai dengan peletakan


83

batu pertamapembangunan gedung baru yang berlokasi di area

bagian belakang RS. Setelah pembangunan selesai, terhitung

tanggal 04 September 2016 gedung ini mulai dioperasionalkan.

Bangunan ini terdiri dari 4 lantai yaitu basement, lantai dasar

serta ruang rawat inap di lantai 1 dan lantai 2. Penambahan

ruang rawatan di gedung baru ini meningkatkan kapasitas

ruangan rawat inap di RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi. Sehingga

luas bangunan RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi saat ini.

Pada awal tahun 2017 RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi telah

melalui survey akreditasi versi 2012 yang dilakukan oleh tim

KARS Pusat, dan dinyatakan lulus dengan predikat pari purna.

Kemudian pada awal tahun 2018 untuk mempertahankan

predikat pari purna tersebut, RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi

sudah menjalani survey verifikasi akreditasi RS versi 2012.

Selanjutnya tanggal 04-07 Desember 2019 RS Islam Ibnu Sina

Bukittinggi mengikuti juga survey akreditasi RS (SNARS) edisi

1. Alhamdulillah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi

dinyatakan lulus dan dapat mempertahankan predikat Bintang

Limanya.

b. Misi, Visi, Motto, Tujuan dan Nilai-nilai Rumah Sakit

1) Falsafah

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi merupakan

sarana dakwah bilhal dalam bidang pelayanan kesehatan sebagai

perwujudan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.


84

2) Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi

yang bermutu dan terpercaya berlandaskan syariah tahun 2025.

3) Misi

a) Menerapkan nilai-nilai islami dalam memberikan pelayanan

b) Menyediakan sumber daya manusia yang professional

c) Melengkapi sarana dan prasarana sesuai kemajuan teknologi

d) Menjalin kerja sama dengan tokoh masyarakat dan institusi

terkait

4) Motto

Bekerja dan beramal dengan mengharapkan ridha Allah

SubhanahuwaTa’ala

5) Tujuan

Berkurangnya angka kesakitan dan kecacatan melalui

pelayanan kuratif, rehabilitative, disamping pelayanan preventif

dan promotif sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku

dan kaidah-kaidah ajaran Islam tanpa memandang perbedaan

agama, kedudukan, warna kulit serta status social.

6) Nilai-Nilai Organisasi

D edikasi : Mengabdidenganikhlas

A manah :Dapatdipercaya

K ualitas : BermutudalamPelayanan

W awasan:Berwawasan Luas
85

A khlak : BerakhlakMulia

H asanah : MenjadiContoh Yang Baik


86

Struktur Organisasi Rumah Sakit

DIREKTUR

INSTALASI CASE MIX KOMITE RUHIS SPI TIK


IGD &
RAJAL

BIDANG BIDANG
BIDANG BAGIAN UMUM
PELAYANAN JANGMED BAGIAN
KEPERAWATAN SDM &
MEDIS AKUNTANSI &
INSTALAS PERENCANAAN
I RANAP KEUANGAN

UNIT BEDAH UNIT UNIT PROFESI & UNIT ADUM


SENTRAL FARMASI ASUHAN UNIT
KEPERAWATAN VERIFIKASI &
UNIT SDM & ANGGARAN
UNIT
UNIT ICU LABORATORIUM DIKLAT
UNIT
KEUANGAN
UNIT UNIT UNIT HUMAS &
HEMODIALISA RADIOLOGI PERENCANAAN

UNIT UNIT REHAB


CATHLAB MEDIK
KOMITE-KOMITE :
1. KOMITE MEDIS
2. KOMITE KEPERAWATAN
UNIT GIZI 3. KOMITE PMKP
4. KOMITE PPI
5. KOMITE K3RS
UNIT 6. KOMITE FARMASI DAN TERAPI
REKAM 7. KOMITE PPRA
MEDIS 8. KOMITE KONKORDIK
9. KOMITE ETIK DAN HUKUM
10. KOMITE ETIK PENILITIAN RS
UNIT CSSD
87

2. Profil Ruangan Azzahrawi

Ruangan Azzahrawi merupakan ruang rawatan bedah dengan kasus

pembedahan dimana terdapat 11 kamar, 1 ruangan isolasi, 1 ruang firasat,

1 ruang pramusaji, 1 gudang dan ada ruangan kemoterapi untuk kamar

khusus petugas. Di ruangan Azz-Rawi Rumah Sakit Ibnu Sina

Bukittinggi, didapatkan bahwa jumlah tempat tidur sebanyak 30 bed

dengan rincian kelas 1 ada 8 bed terdiri dari 4 kamar dan masing-masing

terdiri dari 2 bed, kelas 2 ada 4 bed terdiri dari 2 kamar dan masing-

masing kamar terdiri dari 2 bed, kelas 3 ada 12 bed terdiri dari 3 kamar

yaitu kelas 3 anak ada 2 bed, kamar 3A dan 3B masing-masing sebanyak

5 bed dan juga terdapat 1 ruangan untuk kamar firasat.

3. Data Pegawai Ruang Azzahrawi

Jenis Jabatan Pendidikan


No Nama Kelamin

1 Ns.Tri Emiati, S.Kep P Karu Ners

2 Williani Febri, P Katim D3


Amd.Kep

3 Yose Harmadi. L Katim D3


Amd.Kep

4 Elvianti, Amd.Kep P Katim D3

5 Danil Elvis, Amd.Kep L Katim D3

6 Rahmi Yati,Amd.Kep P Katim D3

7 Asni P Katim D3
Mardaini,Amd.Kep

8 Refina Indika P Katim S1


Putri,S.Kep

9 Ns.Azma Ulia.S.Kep P PP Ners


88

10 Okta P PP D3
Wiranda,Amd.Kep

11 Dewi P PP D3
Susanti,Amd.Kep

12 Ilyas,Amd.Kep L PP D3

13 Sri Silvia,Amd.Kep P PP D3

14 Ns.Yenggi P PP Ners
Permadi,S.Kep

15 Asmianti,Amd.Kep P PP D3

16 Rica Fitriani,Amd.Kep P PP D3

17 Nova Fitria P PP D3
Noza,Amd.Kep

18 Emilisa S, Amd.Kep P PP D3

19 Ns.Fadhly Arsyi,S.Kep P PP Ners

4. Daftar Inventaris
a. Dirungan Azzahrawi

No Nama Alat Stok Alat

1 Tensi meter digital 2

2 Tensi meter biasa -

3 Thermometer digital 1

4 Pinset sirurgis 12

5 Pinset anatomis 12

6 Gunting jaringan 12

7 Bak instrument kecil 10

8 Bak instrument sedang 1

9 Tromol sedang 1

10 Tromol kecil 1

11 Kom sedang 2
89

12 Kom kecil 4

13 Tiang infuse 20

14 Buli – buli panas 1

15 Ekg baru 1

16 Ekg lama 1

17 Stetoskop ligment 2

18 Oksimeter 1

19 Ampere oxygen 2

20 Sterilitator 1

21 Troli tindakan 2

22 Kursi roda 2

23 Brankar 1

24 Gunting verban 1

25 Thermometer biasa 1

26 Ambu bag dewasa 1

27 Meja stenlis 14

28 Pispot 13

29 Urinenal 13

30 Timbangan berat badan 1

31 Tabung oksigen 15

32 Tempat tidur 31

b. Menurut Depkes 2020

No Nama Alat Skor Alat

1 Stetoskop dewasa 1:6/sesuai ruang rawat

2 Termometer digital 1/ruangan rawat


90

3 Tensi meter digital 2/ruangan rawat

4 Lampu senter (Penlight) 1/ruangan rawat

5 Timbangan BB 1/ruangan rawat

6 EKG 1/ruangan rawat

7 Infus Pump 1/ruangan rawat

8 Syringe Pump 1/ruangan rawat

9 Pulse oximetri 2-4/ruangan rawat

10 Troli emerjency 1/ruangan rawat

11 Tiang infus 1/bed/ruangan rawat

12 Oxigen set dan flow meter 1 set/ bed/ruangan rawat

13 Kursi roda 1/ruangan rawat

14 Brankar 1/ruangan rawat

15 Lampu periksa 1/ruangan rawat

16 Nebulizer 1/ruangan rawat

17 Suction 1/rawat rawat

18 Instrumen set 1/ruangan rawat

19 Hand scrub 1/ruangan

20 Oksigen transport 1/ruangan

Sumber : Depkes, 2020

5. Analisa Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Diruangan

Azzahrawi

a. Bed

Diruangan Azzah-Rawi terdapat bed sebanyak 31 bed,

jumlah bed yang sefti bed nya rusak sebanyak 6 bed dan

pemutar posisi kepala yang rusak sebanyak 11 bed


91

b. Oxigen

Diruangan Azzah-Rawi terdapat tabung oxigensebanyak 15

peruangan sedangkan menurut Depkes oxigen yang

diharuskan sebanyak 1 oxigen/bed/ruangan rawat, jadi dapat

disimpulkan kebutuhan oxigen diruangan Azzah-Rawi tidak

sesuai dengan standar ketetapan Depkes.

c. Tiang Infus

Diruangan Azzah-Rawi terdapat tiang infus sebanyak 20

tiang infus, sedangkan menurut Depkes jumlah tiang infus

sebanyak 1 bed/ruanganan, jadi dapat disimpulkan kebutuhan

tiang infus diruangan Azzah-Rawi tidak sesuai dengan

standar ketetapan Depkes.

B. Kuesioner Aspek-Aspek Menajemen


1. Data Umum
a. Umur
DIAGRAM 1
Distribusi Frekuensi Umur Perawat Diruangan Azzahrawi
RSI Ibnu Sina Bukittinggi 2021
92

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

19 perawat, sebagian besar berumur 31-40 tahun sebanyak 11

perawat (58%), 21-30 tahun sebanyak 5 perawat (26%) dan 41-56

tahun sebanyak 3 perawat (16%).

b. Jenis Kelamin
DIAGRAM 2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Perawat Diruangan
Azzahrawi RSI Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2021

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

19 perawat, sebagian besar perawat diruangan azzahrawi adalah

perempuan sebanyak 14 perawat (74%) dan perempuan sebanyak 5

perawat (26%).

c. Pendidikan
DIAGRAM 3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Perawat Diruangan Azzahrawi
RSI Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2021
93

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

19 perawat, sebagian besar perawat diruangan azzahrawi

berpendidikan D3 sebanya 14 perawat (74%), dan yang S1

sebanyak 5 perawat (26%).

d. Masa Kerja
DIAGRAM 4
Distribusi Frekuensi Masa Kerja Perawat Diruangan Azzahrawi
RSI Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2021

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

19 perawat, sebagian besar perawat diruangan azzahrawi masa

kerjanya >5 tahun sebanyak 17 perawat (90%), dan yang <5 tahun

sebanyak 2 perawat (10%).

e. Status Kepegawaian
DIAGRAM 5
Distribusi Frekuensi Status Kepegawaian Perawat Diruangan
Azzahrawi RSI Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2021
94

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

19 perawat, seluruh perawat diruangan azzahrawi berstatus

pegawai tetap (100%).

f. Mengikuti Pelatihan
DIAGRAM 6
Distribusi Frekuensi Mengikuti Pelatihan Perawat Diruangan
Azzahrawi RSI Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2021

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

19 perawat, sebagian besar responden pernah mengikuti pelatihan

atau seminar keperawatan sebanyak 11 perawat (58%) dan yang

tidak pernah sebanyak 8 perawat (42%).

2. Fungsi Menajemen
a. Perencanaan (Planning)
Pertanyaan 1
95

Apakah kepala ruangan sebelum overan membagi pasien


berdasarkan tingkat ketergantungan pasien?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan kepala keruangan selalu

membagi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan pasien sebanyak

18 perawat (94%) dan yang mengatakan kadang-kadang sebanya I

perawat (6%).

Pertanyaan 2
Apakah kepala ruangan mempertimbangkan jumlah
perawat dengan beban kerja perawat ?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, seluruh perawat mengatakan kepala ruangan selalu

mempertimbangkan jumlah perawat dengan beban kerjanya (100%).

Pertanyaan 3
Apakah kepala ruangan mengikuti visite dokter ke pasien ?
96

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar responden mengatakan kepala ruangan selalu

mengikuti visite dokter sebanyak 14 perawat (73%), yang mengatakan

sering sebanyak 4 perawat (21%) dan yang mengatakan kadang-

kadang sebanyak 1 perawat (6%).

Pertanyaan 4
Apakah katim melakukan supervise terhadap anggota tim ?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan selalu melakukan

supervisi terhadap anggota tim sebanyak 11 perawat (58%), yang

mengatakan sering 5perawat dan yang mengatakan kadang-kadang

sebanyak 3perawat (6%).

Pertanyaan 5
97

Apakah katim membuat penugasan terhadap anggota tim?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian beasar responden mengatakan katim selalu membuat

penugasan terhadap anggota tim sebanyak 11 perawat (58%), yang

mengatakan sering 7 perawat (36%), dan kadang-kadang sebanyak 1

perawat (6%).

b. Pengorganisasian (Organizing)
Pertanyaan 1
Apakah kepala ruangan membuat rentang kendali setiap hari?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar responden mengatakan kepala ruangan selalu

membuat rentang kendali setiap hari sebanyak 13 perawat (68%), yang

mengatakan sering sebanyak 4 perawat (22%) dan yang mengatakan

kadang-kadang sebanyak 2 perawat (10%).

Pertanyaan 2
98

Apakah katim mengenal atau mengetahui kondisi pasien


berdasarkan tingkat kebutuhan pasien ?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan katim selalu mengetahui

kondisi pasien berdasarkan tingkat kebutuhan sebanyak 16perawat

(84%), dan yang mengatakan sering sebanyak 3perawat (16%).

Pertanyaan 3
Apakah PP memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dibawah tanggung jawabnya?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar responden mengatakan selalu memberikan

asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya

sebanyak 16 perawat (84%), dan yang mengatakan sering sebanyak 3

perawat (16%).
99

Pertanyaan 4
Apakah PP melakukan pelaporan dan pendokumentasian
tindakan keperawatan ?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan selalu melakukan

pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan sebanyak 16

perawat (84%), dan yang mengatakan sering menjadi 3 perawat (16%).

c. Pengarahan(Actuating)
Pertanyaan 1
Apakah kepala ruangan memberi pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan kepala ruangan selalu

memberikan pujian pada anggota tim sebanyak 8 perawat (42%), yang

mengatakan sering 5 perawat (26%), dan yang mengatakan kadang-

kadang sebanyak 6 perawat (32%).


100

Pertanyaan 2
Apakah kepala ruangan membimbing tim yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan selalu kepala ruangan

membimbing tim yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya sebanyak 11 perawat (58%), dan yang mengatakan sering 8

perawat (42%).

Pertanyaan 3
Apakah kepala ruangan menginformasikan hal- hal yang
dianggap penting yang berhubungan dengan askep pasien?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar responden mengatakan kepala ruangan selalu

menginformasikan hal-hal yang dianggap penting yang berhubungan

dengan askep pasien sebanyak 16 perawat (84%), dan yang

mengatakan sering 3 perawat (16%).

Pertanyaan 4
101

Apakah katim memberikan pengarahan kepada anggota tim ?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar responden mengatakan katim selalu

memberikan pengarahan kepada anggota tim sebanyak 9 perawat

(48%), yang mengatakan sering sebanyak 5 perawat (26%), dan yang

mengatakan kadang-kadang sebanyak 5 perawat (26%).

Pertanyaan 5
Apakah PP melaporkan asuhan keperawatan kepada tim ?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar responden mengatakan pp selalu melaporkan

asuhan keperawatan kepada katim sebanyak 12 perawat (64%), dan

yang menagatakan sering sebanyak 7 perawat (36%).

d. Pengawasan (Controling)
Pertanyaan 1
102

Apakah kepala ruangan ada melakukan pengawasan langsung


dengan ketua tim mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan kepala ruangan selalu

melakukan pengawasan langsung dengan ketua timmengenai asuhan

keperawatan yang diberikan kepada pasien sebanyak 15 perawat

(78%), dan yang mengatakan sering sebanyak 4 perawat (22%).

Pertanyaan 2
Apakah kepala ruangan melakukan pengawasan tidak
langsung dengan memeriksa catatan selama proses keperawatan?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar responden mengatakan kepala runagan selalu

melakukan pengawasan tidak langsung dengan memeriksa catatan

selama proses keperawatan sebanyak 16 perawat (84%), dan yang

mengatakan sering sebanyak 3 perawat (16%).


103

Pertanyaan 3
Apakah kepala ruangan mengevaluasi hasil kerja tim?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

19 perawat, sebagian besar responden mengatakan kepala ruangan

selalu mengevaluasi hasil kerja tim sebanyak 15 perawat (78%),

dan yang mengatakan sering sebanyak 4 perawat (22%).

Pertanyaan 4
Apakah katim melakukan pengawasan serta mengevaluasi kinerja
anggota tim ?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19 perawat,

sebagian besar perawat mengatakan katim selalu melakukan pengawasan

serta mengevaluasi kinerja anggota tim sebanyak 14 perawat (74%), yang

mengatakan sering 4 perawat (21%), dan yang mengatakan kadang-kadang

sebanyak 1 perawat (5%).

e. Kesimpulan Hasil Kuesioner Tentang Aspek Menajemen


Fungsi Menajemen
104

Jumlah
No Kategori Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang pernah

1 Perencanaan (Planning) 59% 30% 11% -

2 Pengorganisasian 59% 26% 15% -


(Organizing)

3 Pengarahan (Actuating) 55% 25% 20% -

4 Pengawasan (controlling) 67% 23% 10% -

Total 60% 26% 14% -

C. Conference dan Overan


1. Pre-conference
105

Pertanyaan 1
Apakah ruangan melaksanakan pre conference pada saat pertukaran
shift?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan selalu melaksanakan

preconference pada saat pertukaran shif sebanyak 14 perawat (74%), dan

yang mengatakan kadang-kadang sebanyak 5 perawat (26%).

Pertanyaan 2
Apakah perawat yang berdinas hadir saat dilakukan pre conference?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar mengatakan perawat yang berdinas hadir saat

dilakukan pre-conference sebanyak 16 perawat (85%), yang mengatakan

sering sebanya 1 perawat (5%) dan yang mengatakan kadang-kadang

sebanyak 2 perawat (10%).

Pertanyaan 3
106

Apakah pre conference dilaksanakan sesuai dengan waktu


yang ditentukan?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, sebagian besar perawat mengatakan pre-conference selalu

dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan sebanyak 15 perawat

(80%), yang mengatakan sering sebanya 1 perawat (5%) dan yang

mengatakan kadang-kadang sebanyak 3 perawat (15%).

2. Post-Converence
Pertanyaan 1
Apakah ruangan melaksanakan post conference pada saat
pertukaran shift?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

19 perawat, sebagian besar perawat mengatakan selalu

melaksanakan post-conference pada saat pertukaran sift sebanyak

13 perawat (68%), yang mengatakan kadang-kadang sebanyak 4

perawat (22%) dan yang mengatakan tidak pernah sebanyak 2

perawat (10%).
107

Pertanyaan 2
Apakah perawat yang berdinas mencatat semua tindakan yang
dilakukan untuk dikerjakan oleh perawat pada shift selanjutnya ?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, seluruh perawat mengatakan selalu mencatat semua tindakan

yang dilakukan untuk dikerjakan oleh perawat yang berdinas

selanjutnya(100%).

3. Overan
Pertanyaan 1
Apakah pelaksanaan overan dilakukan setiap pertukaran shift?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

19 perawat, seluruh perawat mengatakan overan selalu dilakukan

setiap pertukaran sift (100%).


108

Pertanyaan 2
Apakah karu menjalankan perannya saat dilakukan overran?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, seluruh perawat mengatakan karu selalu menjalankan perannya

saat dilakukan overan (100%).

Pertanyaan 3
Apakah katim menjalankan perannya saat dilakukan overran?
Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

responden, seluruh responden mengatakan katim selalu menjalankan

perannya saat dilakukan overan (100%).

Pertanyaan 4
Apakah perawat yang berdinas melaksanakan overan di
porter dan lansung kepasien?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

perawat, seluruh responden mengatakan perawat yang berdinas selalu

melaksanakan overan diporter dan lansung ke pasien (100%).


109

Pertanyaan 5
Apakah PP dalam pelaksanaan overan diberikan kesempatan
untuk bertanya?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 19

responden, seluruh responden mengatakan pp selalu diberikan

kesempatan untuk bertanya pada saat overan (100%).

4. Kesimpulan Hasil Kuesioner Tentang Conference


Jumlah
No Kategori Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang pernah

1 Pre-conference 69%% 5%% 26%% -

2 Post-conference 69% - 21% 10%

3 Overan 100% - - -

Total 79,3% 1,7% 15,7% 3,3%


110

D. Pendokumentasian
Pertanyaan 1
Apakah perawat melakukan pengkajian pada pasien baru masuk
rumah sakit?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat seluruh responden mengatakan perawat selalu melakukan

pengkajian pada pasien baru masuk rumah sakit (100%).

Pertanyaan 2
Apakah perawat membuat data sesuai dengan keluhan pasien saat
pengkajian?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 11

responden, seluruh responden mengatakan perawat selalu membuat

data sesuai dengan keluhan pasien saat pengkajian (100%).


111

Pertanyaan 3
Apakah perawat membuat diagnose sesuai dengan masalah atau
keluhan pasien?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 11

perawat, seluruh responden mengatakan perawat selalu membuat

diagnosa sesuai dengan masalah atau keluhan pasien data sesuai

dengan keluhan pasien saat pengkajian (100%).

Pertanyaan 4
Apakah perawat telah memprioritaskan diagnose sesuai
dengan keluhan pasien?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, seluruh responden mengatakan perawat selalu

memprioritaskan diagnosa sesuai dengan keluhan (100%).


112

Pertanyaan 5
Apakah perawat melakukan rencana keperawatan sesuai
dengan syarat yang ditentukan?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar perawat mengatakan perawat selalu

melakukan rencana keperawatan sesuai dengan syarat yang ditentukan

sebanyak 10 responden (90%) dan yang mengatakan sering 1 perawat

(10%).

Pertanyaan 6
Apakah perawat memprioritaskan tindakan keperawatan terhadap
keluhan pasien?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan perawat selalu

memprioritaskan tindakan keperawatan terhadap keluhan pasien


113

sebanyak 10 perawat (90%) dan yang mengatakan sering 1 perawat

(10%).

Pertanyaan 7
Apakah perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, seluruh responden mengatakan perawat selalu melakukan

tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan (100%).

Pertanyaan 8
Apakah perawat menjelaskan tindakan keperawatan kepada
pasien / keluarga?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, seluruh perawat mengatakan perawat selalu menjelaskan

tindakan keperawatan kepada pasien/keluarga (100%).


114

Pertanyaan 9
Apakah perawat setiap tindakan mengevaluasi?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan perawat selalu

mengevaluasi sebanyak 10 perawat (90%) dan yang mengatakan sering

sebanyak 1 responden (10%).

Pertanyaan 10
Apakah perawat mencatat dan mengkomunikasikan setiap tindakan
yang dilakukan untuk diambil tindakan selanjutnya?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan perawat selalu

mencatat dan mengkomunikasikan setiap tindakan yang dilakukan

untuk diambil tindakan selanjutnya sebanyak 10 perawat (90%) dan

yang mengatakan sering sebanyak 1 responden (10%).


115

Kesimpulan Hasil Kuesioner Tentang Pendokumentasian Untuk


Perawat Pelaksana
Jumlah
No Kategori Kadang-
Selalu Sering Tidakpernah
kadang

1 Pengkajian 100% - - -

2 Diagnosa 100% - - -

3 Intervensi 90% 10% - -

4 Implementasi 100% - - -

5 Evaluasi 90% 10% - -

Total 96% 4% - -
116

E. Metode tim
Pertanyaan 1
Apakah ruangan sudah melaksanakan metode tim?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan ruangan sudah

melaksanakan metode tim sebanyak 15 perawat (78%), yang

mengatakan sering sebanyak 1 perawat (6%), yang mengatakan

kadang-kadang sebanyak 1 perawat (6%) dan yang mengatakan tidak

pernah sebanyak 2 responden (10%).

Pertanyaan 2
Apakah tim melaksanakan uraian tugas sesuai dengan konsep metode
tim?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan tim selalu melaksanakan

uraian tugas sesuai dengan konsep metode tim sebanyak 10perawat (52%),
117

yang mengatakan sering sebanyak 5perawat (26%), dan yang mengatakan

kadang-kadang sebanyak 4 perawat (22%).

Pertanyaan 3
Apakah komunikasi terjalin antar anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan metode tim?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan komunikasi selalu

terjalin antar anggota tim dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai

dengan metode tim sebanyak 14 perawat (74%), yang mengatakan sering

sebanyak 4perawat (22%), dan yang mengatakan kadang-kadang sebanyak

1 perawat (6%).

Pertanyaan 4
Apakah pelaksanaan metode tim mendukung dalamproses
keperawatan?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan selalu melaksanakan


118

metode tim itu mendukung dlaam proses keperawatan sebanyak 15

perawat (78%), yang mengatakan sering sebanyak 3 responden (16%), dan

yang mengatakan kadang-kadang sebanyak 1 perawat (6%).

Pertanyaan 5
Apakah pelaksanaan metode tim dilakukan secara
optimal?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan selalu melaksanakan

metode tim itu dilakukan secara sebanyak 7 perawat (36%), yang

mengatakan sering sebanyak 6 perawat (32%), yang mengatakan kadang-

kadang sebanyak 4perawat (22%), dan yang mengatakan tidak pernah

sebanyak 2 perawat (10%).

Kesimpulan Hasil Kuesioner Tentang Metode Tim


Jumlah
No Kategori Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang pernah

1 Metode Tim 48% 26% 10% 16%

Total 48% 26% 10% 16%


119

F. Ronde keperawatan
Pertanyaan 1
Apakah pelaksanaan ronde keperawatan diruangan ini
dilaksankansecara optimal?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan selalu dalam

pelaksanaan ronde keperawatan diruangan dilaksanakan secara optimal

sebanyak 9 perawat (47%), yang mengatakan sering sebanyak 4perawat

(22%), dan yang mengatakan kadang-kadang sebanyak 6 perawat (31%).

Pertanyaan 2
Berapa kali ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan ronde selalu

dilaksanakan dalam 1 bulan sebanyak 6 perawat (31%), yang mengatakan

sering sebanyak 4 perawat (22%), yang mengatakan kadang-kadang


120

sebanyak 8 perawat (42%), dan yang mengatakan tidak pernah sebanyak 1

perawat (5%).

Pertanyaan 3
Apakah pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan diikuti bersama
karu, katim, dan pp?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari

11perawat, sebagian besar responden mengatakan pelaksanaan kegiatan

ronde keperawatan selalu diikuti bersama karu, katim dan pp sebanyak 8

perawat (43%), yang mengatakan sering sebanyak 5 perawat (26%), yang

mengatakan kadang-kadang sebanyak 5 perawat (26%), dan yang

mengatakan tidak pernah sebanyak 1 perawat (5%).

Pertanyaan 4
Apakah Karu, Katim, dan PP saling kerjasama dalam melakukan
ronde keperawatan?

43%
50%
40% 26% 26%
30%
20% 5%
10% Pertanyaan 4
0%
121

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 11

perawat, sebagian besar perawat mengatakan selalukaru, katim dan pp

saling kerja sama dalam melakukan ronde keperawatan sebanyak 8

perawat (43%), yang mengatakan sering sebanyak 5 perawat (26%), yang

mengatakan kadang-kadang sebanyak 5 perawat (26%), dan yang

mengatakan tidak pernah sebanyak 1 perawat (5%).

Pertanyaan 5
Apakah bidang keperawatan ikut sertakan dalam ronde
keperawatan?

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 11

perawat, sebagian besar responden mengatakan bidang keperawatan selalu

ikut serta dalam ronde keperawatan sebanyak 6perawat (31%), yang

mengatakan sering sebanyak 3perawat (16%), yang mengatakan kadang-

kadang sebanyak 6perawat (31%), dan yang mengatakan tidak pernah

sebanyak 4perawat (22%).


122

Kesimpulan Hasil Kuesioner Tentang Ronde Keperawatan


Jumlah
No Kategori Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang pernah

1 Ronde Keperawatan 32% 26% 10% 32%

Total 32% 26% 10% 32%

G. Kinerja dalam PPI


123

Pertanyaan 1
Distribusi frekuensi apakah sebelum kontak dengan pasien perawat
melakukan mencuci tangan?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

19perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab selalu sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan sebelum kontak

dengan pasienrespondenselalu melakukan cuci tangan, sebanyak 9 perawat

(47%) mengatakan sebelum kontak dengan pasien responden melakukan

cuci tangan.

Pertanyaan 2
Distribusi frekuensi apakah sebelum tindakan aseptik perawat
melakukan mencuci tangan?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab selalu sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan sebelum

tindakan aseptik perawat melakukan cuci tangan, sebanyak 7 perawat

(37%) mengatakan sebelum tindakan aseptik perawat sering melakukan


124

cuci tangan, dan sebanyak 2 perawat ( 10%) mengatakan sebelum tindakan

aseptik perawat kadang-kadang melakukan cuci tangan.

Pertanyaan 3
Distribusi frekuensi apakah setelah kontak dengan pasien perawat
melakukan mencuci tangan?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan setelah kontak dengan

pasien perawat selalu melakukan cuci tangan, sebanyak 9 responden

(47%) mengatakan setelah kontak dengan pasien perawat sering

melakukan cuci tangan.

Pertanyaan 4
Distribusi frekuensi apakah setelah terkena cairan tubuh pasien
perawat melakukan mencuci tangan?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan setelah terkena cairan

tubuh pasien responden selalu melakukan mencuci tangan, sebanyak 9


125

perawat (47%) mengatakan setelah terkena cairan tubuh pasien perawat

sering melakukan mencuci tangan.

Pertanyaan 5
Distribusi frekuensi apakah setelah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien perawat melakukan mencuci tangan?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan setelah kontak dengan

lingkungan sekitar pasien perawat selalu melakukan mencuci tangan,

sebanyak 9 responden (47%) mengatakan setelah kontak dengan

lingkungan sekitar pasien perawat sering melakukan mencuci tangan.

Pertanyaan 6
Distribusi frekuensi apakah perawat melakukan tindakan kepada
pasien menggunakan APD lengkap?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan responden melakukan

tindakan kepada pasien selalu menggunakan APD lengkap, sebanyak 9


126

perawat (47%) mengatakan responden melakukan tindakan kepada pasien

sering menggunakan APD lengkap.

Pertanyaan 7
Distribusi frekuensi apakah perawat melakukan prosedur tindakan
sesuai dengan SOP?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar responden

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan perawat selalu

melakukan prosedur tindakan sesuai dengan SOP, sebanyak 9 perawat

(47%) mengatakan perawat sering melakukan prosedur tindakan sesuai

dengan SOP.

Pertanyaan 8
Distribusi frekuensi apakah perawat melakukan tindakan perawatan
infuse pada pasien?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

19 responden di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar


127

responden menjawab sebanyak 10 responden (53%) mengatakan

responden selalumelakukan tindakan perawatan infuse pada pasien,

sebanyak 9 responden (47%) mengatakan responden sering

melakukan tindakan perawatan infuse pada pasien.

Pertanyaan 9
Distribusi frekuensi apakah perawat membedakan antara sampah
infeksius dengan sampah non infeksius?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan perawat selalu

membedakan antara sampah infeksius dengan sampah non infeksius,

sebanyak 9 perawat (47%) mengatakan responden sering membedakan

antara sampah infeksius dengan sampah non infeksius.


128

Pertanyaan 10
Distribusi frekuensi apakah perawat membuang botol infuse kedalam
tong sampah pembuangan botol infuse dan membuang cairannya
terlebih dahulu?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan perawat sering

membuang botol infuse kedalam tong sampah pembuangan botol infuse

dan membuang cairannya terlebih dahulu, sebanyak 9 perawat (47%)

mengatakan perawat selalu membuang botol infuse kedalam tong sampah

pembuangan botol infuse dan membuang cairannya terlebih dahulu.

Pertanyaan 11
Distribusi frekuensi apakah perawat membuang benda tajam seperti
jarum spuit, jarum IVFD, dan ampul obat?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat


129

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan perawat

selalumembuang benda tajam seperti jarum spuit, jarum IVFD, dan ampul

obat, sebanyak 9 perawat (47%) mengatakan perawat sering membuang

benda tajam seperti jarum spuit, jarum IVFD, dan ampul obat

Pertanyaan 12
Distribusi frekuensi apakah perawat meletakkan skor/APD lainnya di
tempat yang benar?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19

perawat di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar perawat

menjawab sebanyak 10 perawat (53%) mengatakan perawat sering

meletakkan skor/APD lainnya di tempat yang benar, sebanyak 9 perawat

(47%) mengatakan responden selalu meletakkan skor/APD lainnya di

tempat yang benar.

Kesimpulan Hasil Kuesioner Kinerja Dalam PPI


Jumlah
No Kategori Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang pernah

1 Kinerja Dalam PPI 48% 48% 4% -

Total 48% 48% 4% -


130

H. Kuesioner Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan


1. Data Umum Pasien
DIAGRAM 1
Distribusi Frekuensi Umur Pasien Diruangan Azzahrawi
RSI Ibnu Sina Bukittinggi 2021

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 15

pasien, sebagian besar berumur 15-30 tahun sebanyak 6 pasien (40%), 31-

40 tahun sebanyak 5 pasien (33%) dan 41-83 tahun sebanyak 4 pasien

(27%).

DIAGRAM 2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Diruangan Azzahrawi
RSI Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2021

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 15

pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi adalah laki-laki

sebanyak 9 pasien (60%) dan perempuan sebanyak 6 pasien (40%).


131

DIAGRAM 3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Diruangan Azzahrawi
RSI Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2021

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan bahwa dari 15

pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi berpendidikan PT

sebanya 5 pasien (33%), SMA sebanya 5 pasien (33%), SMP sebanyak 4

pasien (26%) dan SD sebanyak 1 orang (8%).

2. Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan


a. Realibility (Kepercayaan/Keandalan)
Pertanyaan 1
Apakah perawat selalu memperkenalkan diri saat pertukaran
dinas ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu memperkenalkan diri saat pertukaran dinas sebanyak 11

pasien (74%), 2 pasien (13%) yang menjawab sering, dan 2 pasien

(13%) yang menjawab kadang-kadang.


132

Pertanyaan 2
Apakah perawat melarang anda/pengunjung merokok
diruangan ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu melarang anda/pengunjung merokok diruangan

sebanyak 9 pasien (60%), 5 pasien (33%) yang menjawab sering, dan 1

pasien (7%) yang menjawab kadang-kadang.

Pertanyaan 3
Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari
kurang bergerak dan berbaring terlalu lama ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu memberikan penjelasan akibat dari kurang bergerak dan


133

berbaring terlalu lama sebanyak 7 pasien (47%), dan 3 pasien (20%)

yang menjawab sering, 5 pasien (33%).

Pertanyaan 4
Selama keluarga anda dalam perawatan, apakah perawat
memanggil nama dengan benar ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu memanggil nama pasien dengan benar sebanyak 11

pasien (73%), dan 4 pasien (27%) yang menjawab sering.

Pertanyaan 5
Selama anda/keluarga dalam perawatan , apakah perawat
mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore dan
malam hari ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab


134

perawat selalu mengawasi keadaan pasien secara teratur pada pagi,

siang dan malam hari sebanyak 12 pasien (80%), 1 pasien (7%) yang

menjawab sering, dan 2 pasien (13%) yang menjawab kadang-kadang.

Pertanyaan 6
Apakah perawat selalu bersikap sopan, ramah dan senyum ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu bersikap sopan, ramah, dan senyum sebanyak 13 pasien

(87%), dan 2 pasien (13%) yang menjawab sering.

Pertanyaan 7
Apakah anda/keluarga mengetahui perawat yang bertanggung
jawab setiap kali pergantian dinas ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab


135

keluarga/anda selalu mengetahui perwat yang bertanggung jawab

setiap kali pergantian dinas sebanyak 9 pasien (60%), 1 pasien (6%)

yang menjawab sering, dan 5 pasien (34%) yang menjawab kadang-

kadang.

b. Responsive (Tanggung Jawab/Tanggap)


Pertanyaan 1
Apakah perawat selalu menanyakan nafsu makan anda/keluarga
anda ?

60%
60%
50%
40% 20% 20%
30%
20% 0%
10%
0% Pertanyaan 1

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu menanyakan nafsu makan anda/keluarga sebanyak 9

pasien (60%), 3 pasien (20%) yang menjawab sering, 3 pasien (20%)

yang menjawab kadang-kadang.

Pertanyaan 2
136

Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam hal


makanan anda ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu menanyakan pantangan dalam hal makanan sebanyak 7

pasien (47%), 6 pasien (40%) yang menjawab sering, dan 2 pasien

(13%) yang menjawab tidak pernah.

Pertanyaan 3
Apakah perawat menanyakan/memperhatikan beberapa jumlah
makanan/minuman yang biasa anda/keluarga habiskan ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu menanyakan berapa jumlah makanan/minuman yang

dihabiskan sebanyak 9 pasien (60%), 3 pasien (20%) yang menjawab

sering, dan 3 pasien (20%) yang menjawab kadang-kadang.


137

Pertanyaan 4
Apakah anda/keluarga anda dipasang infus, apakah perawat
selalu memeriksa cairan atau tetesannya dan area sekitar
pemasangan jarum infus ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab

perawat selalu memeriksa cairan/tetesan dan area sekitar pemasangan

infuse sebanyak 11 pasien (74%), dan 4 pasien (26%) yang menjawab

sering.

Pertanyaan 5
Selama and/keluarga anda dirawat, apakah diberikan penjelasan
tentang perawatan atau pengobatan pemeriksaan lanjutan setelah
keluarga anda/keluarga diperbolehkan pulang ?

Berdasarkan pertanyaan diatas dapat di simpulkan bahwa dari

15 pasien, sebagian besar pasien diruangan azzahrawi menjawab


138

anda/kelurga anda selalu diberikan penjelasan tentang perawatan,

pengobatan, dan pemeriksaan lanjutan setelah diperbolehkan pulang

sebanyak 10 pasien (66%), 4 pasien (27%) yang menjawab sering, dan

1 pasien (7%) yang menjawab kadang-kadang.

c. Empathy
Pertanyaan 1
Distribusi frekuensi apakah anda atau keluarga anda mengalami
kesulitan buang air kecil atau buang air besar apakah perawat
menganjurkan makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

15 responden di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar

pasien menjawab selalu sebanyak 9 pasien (60%) mengatakan

ketika mengalami kesulitan BAB atau BAK, perawat

menganjurkan makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup

dan banyak bergerak, sebanyak 5 pasien (33%) mengatakan ketika

mengalami kesulitan BAB atau BAK, perawat menganjurkan

makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup dan banyak

bergerak dan yang mengatakan tidak pernah sebanyak 1 pasien

(7%)
139

Pertanyaan 2
Distribusi frekuensi pada saat perawat membantu anda atau
keluarga anda waktu buang air besar dan buang air kecil,
apakah perawat memasang tirai atau sampiran atau selimut,
menutup jendela atau pintu?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

15 responden di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar

pasien menjawab selalu sebanyak 8 pasien (53%) mengatakan

ketika perawat membantu pasien BAB/BAK perawat selalu

memasang memasang tirai atau sampiran atau selimut, menutup

jendela atau pintu, sebanyak 5 pasien (33%) mengatakan ketika

perawat membantu pasien BAB/BAK perawat sering memasang

tirai atau sampiran atau selimut, menutup jendela atau pintu,

sebanyak 1 pasien (7%) mengatakan ketika perawat membantu

pasien BAB/BAK perawat selalu memasang tirai atau sampiran

atau selimut, menutup jendela atau pintu, dan sebanyak 1

responden (7%) mengatakan ketika perawat membantu pasien

BAB/BAK perawat selalu memasang tirai atau sampiran atau

selimut, menutup jendela atau pintu


140

Pertanyaan 3
Distribusi frekuensi apakah perawat selalu bersedia mendengarkan
dan memperhatikan setiap keluhan anda atau keluarga anda ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

15pasien di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar

pasienmenjawab selalu sebanyak 8 pasien (53%) mengatakan

ketika pasien atau keluarga ada keluhan, perawat selalu

memperhatikan dan mendengarkan keluhan pasien, sebanyak 5

pasien (34%) mengatakan ketika pasien atau keluarga ada keluhan,

perawat sering memperhatikan dan mendengarkan keluhan pasien,

dan sebanyak 2 pasien (13%) mengatakan ketika pasienatau

keluarga ada keluhan, perawat kadang-kadang memperhatikan dan

mendengarkan keluhan pasien.


141

d. Tangibel (Kenyataan)
Pertanyaan 1
Distribusi frekuensi apakah ruangan tidur anda atau keluarga selalu
dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap hari?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

15pasien di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar

responden menjawab selalu sebanyak 11 pasien (74%) mengatakan

ruangan tidur pasien atau keluarga selalu dijaga kebersihannya

dengan disapu dan dipel setiap hari, sebanyak 3 pasien (20%)

mengatakan ruangan tidur pasien atau keluarga selalu dijaga

kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap hari dan yang

mengatakan kadang-kadang sebanyak pasien 1 (6%).

Pertanyaan 2
Distribusi frekuensi apakah lantai kamar mandi atau wc selalu bersih,
tidak licin, tidak berbau, dan cukup terang?
142

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

15 pasien di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar

pasien menjawab selalu sebanyak 8 pasien (53%) mengatakan

lantai kamar mandi atau wc selalu bersih, tidak licin, tidak berbau,

dan cukup terang, sebanyak 7 pasien (47%) mengatakan lantai

kamar mandi atau wc selalu bersih, tidak licin, tidak berbau, dan

cukup terang.

Pertanyaan 3
Distribusi frekuensi apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut dll
diganti setiap kotor?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

15 pasien di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar

pasien menjawab selalu sebanyak 9 pasien (60%) mengatakan alat-


143

alat tenun seperti sprei, selimut dll diganti setiap kotor, sebanyak 5

pasien (33%) mengatakan alat-alat tenun seperti sprei, selimut dll

diganti setiap kotor, dan sebanyak 1 pasien (7%) mengatakan alat-

alat tenun seperti sprei, selimut dll diganti setiap kotor.

Pertanyaan 4
Distribusi frekuensi pada saat anda atau keluarga anda masuk rumah
sakit, apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang
tersedia dan cara penggunaannya, peraturan dan tata tertib yang
berlaku dirumah sakit?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari

15 pasien di ruang rawat azzahrawi, didapatkan sebagian

besarpasien menjawab selalu sebanyak 9 pasien (60%) mengatakan

perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan

cara penggunaannya, peraturan dan tata tertib yang berlaku

dirumah sakit, sebanyak 4 pasien (28%) mengatakan perawat

memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara

penggunaannya, peraturan dan tata tertib yang berlaku dirumah

sakit, sebanyak 1 pasien (6%) perawat memberikan penjelasan

tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya, peraturan

dan tata tertib yang berlaku dirumah sakit, dan sebanyak 1 pasien
144

(6%) perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang

tersedia dan cara penggunaannya, peraturan dan tata tertib yang

berlaku dirumah sakit.

e. Jaminan Atau Kepastian


Pertanyaan 1
Distribusi frekuensi apakah perawat selalu memberikan
penjelasan sebelum melakukan tindakan perawatan atau
pengobatan

Berdasar

kan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 15 pasiendi ruang

rawat azzahrawi, didapatkan sebagian besar pasien menjawab selalu

sebanyak 10 pasien (67%) mengatakan perawat selalu memberikan

penjelasan sebelum melakukan tindakan perawatan atau pengobatan

kepada klien, sebanyak 4 pasien (27%) mengatakan perawat sering

memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan perawatan atau

pengobatan kepada klien, dan sebanyak 1 pasien (6%) mengatakan

perawat kadang-kadang memberikan penjelasan sebelum melakukan

tindakan perawatan atau pengobatan kepada klien.


145

f. Kesimpulan Hasil Kuesioner Persepsi Pasien terhadap Mutu


Asuhan Keperawatan
Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan

Jumlah
No Kategori Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang pernah

1 Realibility (Kepercayaan/Keandalan) 69% 17% 14% -

2 Responsive (TanggungJawab/Tanggap) 62% 26% 12% -

3 Empathy 55% 33% 7% 5%

4 Tangible (Kenyataan) 62% 32% 5% 6%

5 Anssurance (Jaminan/Kepastian) 67% 27% 6% -

Total 63% 27% 9% 2%

Berdasarkan peraturan kementrian kesehatan RI tahun 2016

tentang Standar pelayanan minimal untuk kepuasan pasien rawat inap

yaitu >95%. Bila ditemukan pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan

pasien berada dibawah 95% maka dianggap pelayan keseahtan yang

diberikan belum memenuhi standar minimal atau tidak berkualitas serta

rendahnya tingkat kepuasan pasien (Kemenkes, 2016). Berdasarkan

standar kepuasan pasien di RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi yaitu 89%.


146

I. ANALISA SWOT

No Fungsi Menajemen Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness) Peluang Ancaman(Threatened)


(Opportunity)

1 Perencanaan  Sudah adanya Visi dan  Pelaksanaan pre dan  Adanya hubungan  Persaingan yang
(Planning) Misi rumah sakit post conference belum yang baik dan semakin ketat dan
 Kepala ruangan sudah optimal kerjasama yang kuat antar rumah sakit
membagi pasien  Pelaksaan metode tim baik antara tentang pelayanan
berdasarkan tingkat belum optimal perawat ruangan prima dan terstandar.
ketergantungan pasien  Pelaksaan ronde Azzahrawi dan  Adanya tuntutan
 Kepala ruangan sudah keperawatan belum mahasiswa dalam masyarakat yang lebih
mempertimbangkan optimal melakukan pre dan untuk mendapatkan
jumlah perawat dengan post conference pelayanan
beban kerja perawat  Adanya hungungan keperawatan yang
 Kepala ruangan, katim yang baik dan prima
dan pp telah mengikuti kerja sama yang
visite dokter baik antara
 Kepala ruangan sudah perawat ruangan
membuat penugasan Azzahrawi dan
terhadap anggota tim mahasiwa dalam
melaksanakan
metode tim
 Adanya hubungan
yang baik dan
kerja sama yang
baik antara
perawat ruangan
147

Azzahrawi dan
mahasiwa dalam
melaksanakan
ronde keperawatan

2 Pengorganisasian  Sudah ada struktur  Rentang kendali di  Dengan adanya  Tingginya pesaing
(Organizing) organisasi diruangan ruangan belum ada mahasiswa dan antar rumah sakit
Azzahrawi terpajang tetapi dalam perawat diruangan untuk mendapatkan
 Perawat melakukan buku laporan ada dapat pelayanan yang
pelaporan dan meningkatkan dan professional
pendokumentasian memperbaiki
tindakan keperawatan manajemen
 Kegiatan asuhan keperawatan
pelaksaan keperawatan diruangan.
mulai dari pengkajian
sampai evaluasi sudah
dilaksanakan dengan
baik
 Adanya dilaksanakan
overan setiap hari
3 Pengarahan  Kepala ruangan selalu  Tidak ada kelemahan  Sudah ada kerja  Tingginya pesaing
(Actuating) membimbing tim yang sama antara antar rumah sakit
mengalami kesulitan perawat dan untuk mendapatkan
dalam melaksanakan mahasiswa praktek pelayanan yang
tugasnya manajemen untuk professional
mempertahankan
kepuasan pasien
148

4 Pengawasan  Kepala ruangan ada  Tidak ada kelemahan  Dengan adanya  Tingginya pesaing
(Controlling) melakukan pengawasan mahasiswa dan antar rumah sakit
langsung dengan ketua tim perawat dapat untuk mendapatkan
mengenai asuhan meningkatkan dan pelayanan yang
keperawatan memperbaiki professional
 Kepala ruangan manajemen
melakukan pengawasan keperawatan
tidak langsung dengan diruangan.
memeriksa catatn selama
proses keperawatan
149

J. ANALISA PENGKAJIAN MENAJEMEN KEPERAWATAN

NO ANALISA HASIL OBSERVASI MASALAH


HASIL KUESIONER HASIL WAWANCARA
PENGKAJIAN

FUNGSI
MENAJEMEN

1 Fungsi KARU : KARU : KARU : Tidakadamas


Perencanaan alah
(Planning) 1. Apakah kepala ruangan sebelum overan Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi
membagi pasien berdasarkan tingkat telah dilakukan dengan kepala yang ditemukan dalam fungsi
ketergantungan pasien? ruangan, kepala ruangan perencanaan (planning)
Berdasarkan hasil dari diagram batang
mengatakan sudah membagi manajemen keperawatan, karu
dapat di simpulkan bahwa dari 19
pasien berdasarkan tingkat sudah menjalankan fungsi
responden, sebagian besar responden
ketergantungan pasien seperti perencanaan (planning)
mengatakan kepala ruangan selalu
ketergantungan minimal care,
membagi pasien berdasarkan tingkat
partial care dan total care. Kepala
ketergantungan pasien sebanyak 18
ruangan selalu KATIM :
responden (94%) dan yang mengatakan
mempertimbangkan jumlah
kadang-kadang sebanyak 1 responden Berdasarkan hasil observasi
perawat dengan beban kerja
(6%). yang ditemukan dalam fungsi
perawat.
2. Apakah kepala ruangan perencanaan (planning)
Kepalaruangantidakselalu ikut
mempertimbangkan jumlah perawat
dalam visite dokter karena ketika manajemen keperawatan, katim
dengan beban kerja perawat ?
Berdasarkan hasil dari diagram batang kepala ruangan ada hal yang sudah menjalankan fungsi
mendesak atau kegiatan lain di
150

dapat di simpulkan bahwa dari 19 luar ruangan. perencanaan (planning)


responden, seluruh responden
mengatakan kepala ruangan selalu
mempertimbangkan jumlah perawat KATIM : PP :
dengan beban kerjanya (100%).
Berdasarkan wawancara yang -
telah dilakukan dengan katim,
3. Apakah kepala ruangan mengikuti katim mengatakan sudah
visite dokter ke pasien ? membuat perencanaan terhadap
Berdasarkan diagram batang dapat di anggota tim, juga melakukan
simpulkan bahwa dari 19 responden, supervise terhadap anggota tim,
sebagian besar responden mengatakan memberikan penugasan kepada
kepala ruangan selalu mengikuti visite anggota tim terkait tindakan yang
dokter sebanyak 14 responden (73%), akan dilakukan.
yang mengatakan sering sebanyak 4
responden (21%) dan yang mengatakan
kadang-kadang sebanyak 1 responden
PP :
(6%).
-
KATIM :

4. Apakah katim melakukan supervise


terhadap anggota tim ?
Berdasarkan diagram batang dapat di
simpulkan bahwa dari 19 responden,
sebagian besar responden mengatakan
151

selalu melakukan supervisi terhadap


anggota tim sebanyak 11 responden
(58%), yang mengatakan sering 5
responden dan yang mengatakan
kadang-kadang sebanyak 3 responden
(6%).
5. Apakah katim membuat penugasan
terhadap anggota tim
Berdasarkan diagram batang dapat di
simpulkan bahwa dari 19 responden,
sebagian beasar responden mengatakan
katim selalu membuat penugasan
terhadap anggota tim sebanyak 11
responden (58%), yang mengatakan
sering 7 responden (36%), dan kadang-
kadang sebanyak 1 responden (6%).

2 FungsiPengorgani KARU : KARU : Berdasarkan hasil KARU : Tidakadamas


sasian wawancara yang telah dilakukan alah
(Organizing) 6. Apakah kepala ruangan membuat dengan kepala ruangan, kepala Berdasarkan hasil observasi
rentang kendali setiap hari? yang ditemukan diruangan
Berdasarkan diagram batang dapat di ruangan mengatakan jarang
membuat rentang kendali karena dalam fungsi pengorganisasian
simpulkan bahwa dari 19 responden, (organizing) manajemen
sebagian besar responden mengatakan sudah ditetapkan dan sudah
dibuatkan jadwal sesuai dengan keperawatan, karu, katim dan
kepala ruangan selalu membuat rentang pp sudah menjalankan fungsi
kendali setiap hari sebanyak 13 jadwal dinas maka tidak
152

responden (68%), yang mengatakan diperlukan lagi rentang kendali. pengorganisasian (organizing)
sering sebanyak 4 responden (22%) dan
yang mengatakan kadang-kadang
sebanyak 2 responden (10%). KATIM : KATIM :

Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi


KATIM : telah dilakukan dengan katim, yang ditemukan diruangan
7. Apakah katim mengenal atau katim mengatakan mengenal dan dalam fungsi pengorganisasian
mengetahui kondisi pasien berdasarkan mengetahui kondisi pasien (organizing) manajemen
tingkat kebutuhan pasien ? berdasarkan tingkat kebutuhan keperawatan, katim sudah
Berdasarkan diagram batang dapat di pasien, seperti minimal care, menjalankan fungsi
simpulkan bahwa dari 19 responden, partial care dan total care pengorganisasian (organizing)
sebagian besar responden mengatakan
katim selalu mengetahui kondisi pasien
berdasarkan tingkat kebutuhan PP : PP :
sebanyak 16 responden (84%), dan
yang mengatakan sering sebanyak 3 Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi
responden (16%). telah dilakukan dengan PP, PP yang ditemukan diruangan
mengatakan kadang-kadang dalam fungsi pengorganisasian
adamemberikan asuhan (organizing) manajemen
keperawatan pada pasien di keperawatan, pp sudah
PP : bawah tanggung, ketika pasien menjalankan fungsi
8. Apakah PP memberikan asuhan banyak dan dokter visite, perawat pengorganisasian (organizing)
keperawatan pada pasien dibawah saling membantu dalam
tanggung jawabnya memberikan asuhan keperawatan
153

Berdasarkan diagram batang dapat di dan tidak terfokus pada tanggung


simpulkan bahwa dari 19 responden, jawab pasien masing-masing
sebagian besar responden mengatakan
selalu memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dibawah tanggung
jawabnya sebanyak 16 responden
(84%), dan yang mengatakan sering
sebanyak 3 responden (16%).
9. Apakah PP melakukan pelaporan dan
pendokumentasian tindakan
keperawatan?
Berdasarkan diagram batang dapat di
simpulkan bahwa dari 19 responden,
sebagian besar responden mengatakan
selalu melakukan pelaporan dan
pendokumentasian tindakan
keperawatan sebanyak 16 responden
(84%), dan yang mengatakan sering
menjadi 3 responden (16%).

3 Pengarahan KARU : KARU : KARU : Tidakadamas


(Actuating) alah
10. Apakah kepala ruangan memberi Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi
pujian kepada anggota tim yang telah dilakukan dengan kepala yang ditemukan dalam fungsi
154

melaksanakan tugas dengan baik? ruangan, kepala ruangan pengarahan (actuating)


Berdasarkan diagram batang dapat di mengatakan selalu memberikan manajemen keperawatan, karu,
simpulkan bahwa dari 19 responden, pujian kepada anggota tim yang katim dan pp sudah
sebagian besar responden mengatakan melaksanakan tugas dengan baik menjalankan fungsi
kepala ruangan selalu memberikan dengan mengatakan “bagus”. pengarahan (actuating)
pujian pada anggota tim sebanyak 8 Kepala ruangan mengatakan
responden (42%), yang mengatakan selalu membimbing tim yang
sering 5 responden (26%), dan yang mengalami kesulitan dengan cara KATIM :
mengatakan kaadang-kadang 6 (32%). mendiskusikan secara bersama
11. Apakah kepala ruangan sama agar terpecahkan masalah. Berdasarkan hasil observasi
membimbing tim yang mengalami Kepala ruangan mengatakan yang ditemukan dalam fungsi
kesulitan dalam melaksanakan selalu menginformasikan hal hal pengarahan (actuating)
tugasnya? yang dianggap penting yang manajemen keperawatan, katim
berhubungan dengan askep klien. sudah menjalankan fungsi
Berdasarkan diagram batang dapat di
pengarahan (actuating)
simpulkan bahwa dari 19 responden,
sebagian besar responden mengatakan
selalu kepala ruangan membimbing KATIM :
tim yang mengalami kesulitan dalam PP :
Berdasarkan wawancara yang
melaksanakan tugasnya sebanyak 11
telah dilakukan dengan katim, Berdasarkan hasil observasi
responden (58%), dan yang
katim mengatakan selalu yang ditemukan dalam fungsi
mengatakan sering 8 responden
memberikan pengarahan kepada pengarahan (actuating)
(42%).
anggota tim dengan manajemen keperawatan, pp
12. Apakah kepala
menginngatkan kembali tindakan sudah menjalankan fungsi
ruanganmenginformasikan hal- hal
yang akan dilakukan.
155

yang dianggap penting yang pengarahan (actuating)


berhubungan dengan askep pasien?
Berdasarkan diagram batang dapat di PP :
simpulkan bahwa dari 19 responden,
Berdasarkanwawancara yang
sebagian besar responden mengatakan
telahdilakukandengan PP,
kepala ruangan selalu
PPmengatakan ada umpan balik
menginformasikan hal-hal yang
ketika berdiskusi dengan tim dan
dianggap penting yang berhubungan
katim serta menerima pengarahan
dengan askep pasien sebanyak 16
dari katim, perawat mengatakan
responden (84%), dan yang
ada melakukan pendokumentasian
mengatakan sering 3 responden
tindakan yang telah dilakukan,
(16%).
mencatat tindakan yang telah
dilakukan, dan melaporkan
tindakan kepada tim
KATIM :

13. Apakah katim memberikan


pengarahan kepada anggota tim ?
Berdasarkan diagram batang dapat di
simpulkan bahwa dari 19 responden,
sebagian besar responden mengatakan
katim selalu memberikan pengarahan
kepada anggota tim sebanyak 9
responden (48%), yang mengatakan
sering sebanyak 5 responden (26%),
156

dan yang mengatakan kadang-kadang


sebanyak 5 responden (26%).

PP :

14. Apakah PP melaporkan asuhan


keperawatan kepada tim
Berdasarkan diagram diatas dapat di
simpulkan bahwa dari 19 responden,
sebagian besar responden mengatakan
pp selalu melaporkan asuhan
keperawatan kepada katim sebanyak
12 responden (64%), dan yang
menagatakan sering sebanyak 7
responden (36%).

4 Pengawasan KARU : KARU : KARU : Tidakadamas


(Controlling ) alah
15. Apakah kepala ruangan ada Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi
melakukan pengawasan langsung telah dilakukan dengan kepala yang ditemukan dalam fungsi
dengan ketua tim mengenai asuhan ruangan, kepala ruangan pengawasan (controlling)
keperawatan yang diberikan kepada
mengatakan selalu melakukan manajemen keperawatan, karu,
pasien?
Berdasarkan diagram batang dapat di pengawasan langsung dengan katim dan pp sudah
simpulkan bahwa dari 19 responden, ketua tim mengenai asuhan menjalankan fungsi
sebagian besar responden mengatakan keperawatan yang diberikan pengawasan (controlling)
157

kepala ruangan selalu melakukan kepada pasien dengan cara


pengawasan langsung dengan ketua mengamati dan mengobservasi
timmengenai asuhan keperawatan apa yang dilakukan oleh anggota KATIM :
yang diberikan kepada pasien tim. Kepala ruangan mengatakan Berdasarkan hasil observasi
sebanyak 15 responden (78%), dan selalu melakukan pengawasan yang ditemukan dalam fungsi
yang mengatakan sering sebanyak 4 tidak langsung dengan cara pengawasan (controlling)
responden (22%). memeriksa status pasien sebelum manajemen keperawatan, katim
16. Apakahkepala ruangan mengevaluasi dilakukan overan, dankepala sudah menjalankan fungsi
hasil kerja tim? ruangan mengatakan selalu pengawasan (controlling)
Berdasarkan diagram batang dapat di mengevaluasi kerja tim dengan
simpulkan bahwa dari 19 responden, menanyakan kendala yang
sebagian besar responden mengatakan didapatkan oleh anggota tim
kepala ruangan selalu mengevaluasi PP :
selama shift dinas.
hasil kerja tim sebanyak 15 responden
Berdasarkan hasil observasi
(78%), dan yang mengatakan sering
yang ditemukan dalam fungsi
sebanyak 4 responden (22%).
KATIM : pengawasan (controlling)
manajemen keperawatan, pp
Berdasarkan wawancara yang sudah menjalankan fungsi
KATIM :
telah dilakukan dengan katim, pengawasan (controlling)
17. Apakah katim melakukan pengawasan katim mengatakan telah
serta mengevaluasi kinerja anggota melakukan pengawasan serta
tim ? mengevaluasi kinerja tim,
Berdasarkan diagram batang dapat di pengawasan dan evaluasi yang
simpulkan bahwa dari 19 responden, dilakukan seperti menanyakan
sebagian besar responden mengatakan kendala yang didapatkan oleh
158

katim selalu melakukan pengawasan anggota tim selama sift dinas


serta mengevaluasi kinerja anggota
tim sebanyak 14 responden (74%),
yang mengatakan sering 4 responden PP :
(21%), dan yang mengatakan kadang-
kadang sebanyak 1 responden (5%). -

CONFERENCE

5 Pre-Conference KARU, KATIM & PP : KARU : KARU, KATIM & PP : Belum


optimalnya
18. Apakah ruangan melaksanakan pre Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan
conference pada saat pertukaran shift? telah dilakukan dengan kepala yang ditemukan diruangan
Berdasarkan diagram batang dapat di pre confrence
ruangan, kepala ruangan Azzahrawi pada perawat yang
simpulkan bahwa dari 19 responden, mengatakan pre-conference sudah berdinas di setiap shift pagi
sebagian besar responden mengatakan dilakukan tetapi belum dan sore belum terlaksannya
selalu melaksanakan preconference dilaksanakan secara Pre-Conference secara
pada saat pertukaran shif sebanyak 14 optimal.kepala ruangan optimal.
responden (74%), dan yang mengatakan waktu untuk pre-
mengatakan kadang-kadang sebanyak conference dilakukan sesuai
5 responden (26%). dengan waktu yang efisien tetapi
semua perawat tidak didudukan
159

dalam pre confrence yang


semestinya
19. Apakah perawat yang berdinas hadir
saat dilakukan pre conference?
Berdasarkan diagram batang dapat di
KATIM :
simpulkan bahwa dari 19 responden,
sebagian besar mengatakan perawat Berdasarkan wawancara yang
yang berdinas hadir saat dilakukan telah dilakukan dengan katim,
pre-conference sebanyak 16 katim katim mengatakan pre-
responden (85%), yang mengatakan conference sudah dilakukan tetapi
sering sebanya 1 responden (5%) dan belum dilaksanakan secara
yang mengatakan kadang-kadang optimal, dilakukan hanya sekedar
sebanyak 2 responden (10%). mengingatkan saja dan
20. Apakah pre conference dilaksanakan digabungkan dengan overan,
sesuai dengan waktu yang ditentukan? semua perawat hadir dalam
Berdasarkan diagram batang dapat di
melakukan pre-conference, waktu
simpulkan bahwa dari 19 responden,
untuk pre-conference dilakukan
sebagian besar perawat mengatakan
tidak ditentukan dan dilakukan
pre-conference selalu dilaksanakan
hanya sekedar mengingatkan saja
sesuai dengan waktu yang ditentukan
ketika overan
sebanyak 15 responden (80%), yang
mengatakan sering sebanya 1
responden (5%) dan yang mengatakan
kadang-kadang sebanyak 3 responden PP :
(15%).
160

Berdasarkan wawancara yang


telah dilakukan dengan PP, PP
mengatakan jarang melakukan pre
conference, karena perawat sudah
melakukan overan saja dan
menganggap pre conference sudah
dilakukan, perawat mengatakan
tidak semua perawat yang hadir,
karena ada perawat yang
terlambat, ada yang berhalangan
hadir dan mengikuti kegiatan
yang lain.

6 Post-Conference KARU, KATIM & PP : KARU : KARU, KATIM & PP Belum


optimalnya
21. Apakah ruangan melaksanakan post Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan
conference pada saat pertukaran shift? telah dilakukan dengan kepala yang ditemukan diruangan
Berdasarkan diagram batang dapat di post
ruangan, kepala ruangan Azzahrawi pada perawat yang confrence
simpulkan bahwa dari 19 responden, mengatakan post-conference berdinas di setiap shift pagi
sebagian besar perawat mengatakan jarang dilakukan. kepala ruangan dan sore belum terlaksannya
selalu melaksanakan post-conference mengatakan jarang melakukan Post-Conference secara
pada saat pertukaran sift sebanyak 13 konfrence dan ketika ada optimal.
responden (68%), yang mengatakan dilakukan post-conference semua
kadang-kadang sebanyak 4 responden mencatat semua tindakan yang
(22%) dan yang mengatakan tidak dilakukan
pernah sebanyak 2 responden (10%).
161

22. Apakah perawat yang berdinas


mencatat semua tindakan yang
dilakukan untuk dikerjakan oleh KATIM :
perawat pada shift selanjutnya ?
Berdasarkan diagram batang dapat di Berdasarkan wawancara yang
simpulkan bahwa dari 19 responden, telah dilakukan dengan katim,
seluruh perawat mengatakan selalu katim mengatakan post-
mencatat semua tindakan yang conference dilakukan, perawat
dilakukan untuk dikerjakan oleh yang berdinas selalu mencatat
perawat yang berdinas selanjutnya semua tindakan yang dikerjakan
(100%). dan yang belum dikerjakan

PP :

Berdasarkan wawancara yang


telah dilakukan dengan PP, PP
mengatakan kadang-kadang ada
melakukan post conference dan
lebih sering dilakukan ketika
overan, perawat mengatakan ada
mencatat semua tindakan yang
sudah dilakukan dan yang belum
dilakukan

7 Overan KARU, KATIM & PP : KARU : KARU, KATIM & PP : Tidak ada
162

23. Apakahpelaksanaanoverandilakukanse masalah


tiappertukaran shift?
Berdasarkan diagram batang dapat di Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi
simpulkan bahwa dari 19 responden, telah dilakukan dengan kepala yang ditemukan diruangan
seluruh perawat mengatakan overan ruangan, kepala ruangan Azzahrawi pada perawat yang
selalu dilakukan setiap pertukaran sift mengatakan pelaksanaan overran berdinas di setiap shift pagi
(100%). dilakukan setiap sift, kepala dan sore sudah terlaksananya
ruangan mengatakan karu overran secara optimal
menjalankan perannya saat
KARU : dilakukan overran pagi, kepala
24. Apakah karu menjalankan perannya ruangan mengatakan dalam
saat dilakukan overran? pelaksanaan overran perawat
Berdasarkan diagram batang dapat di diberikan kesempatan untuk
simpulkan bahwa dari 19 responden, bertanya terkait hal-hal yang
seluruh perawat mengatakan karu kurang dipahami terhadap kondisi
selalu menjalankan perannya saat pasien.
dilakukan overan (100%).

KATIM :
KATIM :
25. Apakahkatimmenjalankanperannyasaa
tdilakukan overran? Berdasarkan wawancara yang
Berdasarkan diagram batang dapat di
telah dilakukan dengan katim,
simpulkan bahwa dari 19 responden,
katim mengatakan melakukan
seluruh responden mengatakan katim
163

selalu menjalankan perannya saat overran setiap pergantian shift,


dilakukan overan (100%). karu menjalankan perannya saat
dilakukan overran pagi,
menjalankan perannya sesuai
PP : dengan tugasnya, tetapi kadang-
kadang katim juga ikut serta
26. Apakah PP dalam pelaksanaan dalam visite dokter dan
overran diberikan kesempatan untuk memberikan asuhan kepada
bertanya? pasien, dalam pelaksanaan
Berdasarkan diagram batang dapat di
overran perawat diberikan
simpulkan bahwa dari 19 responden,
kesempatan untuk bertanya terkait
seluruh responden mengatakan pp
hal-hal yang kurang dipahami
selalu diberikan kesempatan untuk
terhadap kondisi pasien
bertanya pada saat overan (100%).

KARU, KATIM & PP :

27. Apakah perawat yang berdinas PP :


melaksanakan overan di porter dan
lansung kepasien? Berdasarkan wawancara yang
Berdasarkan diagram batang dapat di telah dilakukan dengan PP, PP
simpulkan bahwa dari 19 responden, mengatakan selalu melaksanakan
seluruh responden mengatakan overan setiap pertukaran shift,
perawat yang berdinas selalu perawat mengatakan karu selalu
melaksanakan overan diporter dan menjalankan tugas sesuai dengan
164

lansung ke pasien (100%). perannya, perawat mengatakan


selalu melakukan overan ke
pasien setelah melakukan overan
dengan rekan kerja di nurse
station

8 Metode Tim KARU, KATIM & PP : KARU : KARU, KATIM & PP : Belum
Optimalnya
28. Apakah ruangan sudah melaksanakan Berdasarkan wawancara yang Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan
metode tim? telah dilakukan dengan kepala yang ditemukan diruangan
Berdasarkan diagram batang dapat di metode tim
ruangan, kepala ruangan Azzahrawi pada perawat yang
simpulkan bahwa dari 11 responden, mengatakan sudah menerapkan berdinas di setiap shift pagi
sebagian besar responden mengatakan metode tim. Metode tim tetapi dan sore belum terlaksannya
ruangan sudah melaksanakan metode kadang-kadang belum metode tim secara optimal.
tim sebanyak 15 responden (78%), diselesaikan dengan sesuai fungsi
yang mengatakan sering sebanyak 1 masing-masing tim, kepala
responden (6%), yang mengatakan ruangan mengatakan peran dan
kadang-kadang sebanyak 1 responden tugas diruangan belum sesuai
(6%) dan yang mengatakan tidak dengan konsep metoda tim, kepala
pernah sebanyak 2 responden (10%). ruangan mengatakan komunikasi
29. Apakah tim melaksanakan uraian antar anggota sudah terbentuk
tugas sesuai dengan konsep metode
dengan baik
tim?
165

Berdasarkan diagram diatas dapat di


simpulkan bahwa dari 11 responden,
sebagian besar responden mengatakan
tim selalu melaksanakan uraian tugas KATIM :
sesuai dengan konsep metode tim
sebanyak 10 responden (52%), yang Berdasarkan wawancara yang
mengatakan sering sebanyak 5 telah dilakukan dengan katim,
responden (26%), dan yang katim mengatakan sudah
mengatakan kadang-kadang sebanyak menerapkan metode tim, peran
4 responden (22%). dan tugas diruangan belum sesuai
30. Apakah komunikasi terjalinantar dengan konsep metoda tim,
anggota tim dalam memberikan pelaksanaan metode tim belum
asuhan keperawatan sesuai dengan dilakukan secara optimal
metode tim?
Berdasarkan diagram batang dapat di
simpulkan bahwa dari 11
responden,sebagian besar responden PP :
mengatakan komunikasi selalu terjalin Berdasarkan wawancara yang
antar anggota tim dalam memberikan telah dilakukan dengan PP, PP
asuhan keperawatan sesuai dengan mengatakan iya, dan
metode tim sebanyak 14 responden menggunakan metode tim
(74%), yang mengatakan sering fungsional karena perawat di
sebanyak 4 responden (22%), dan ruangan mengatakan tidak
yang mengatakan kadang-kadang terfokus dengan tanggung jawab
sebanyak 1 responden (6%). pasien masing-masingdanperawat
166

31. Apakah pelaksanaan metode tim mengatakan sudah melakukan


mendukung dalamproses metode tim dengan baik. Tapi
keperawatan? kadang-kadang belum optimal
Berdasarkan diagram batang dapat di
dikarenakan jumlah pasien yang
simpulkan bahwa dari 11 responden,
banyak.
sebagian besar responden mengatakan
selalu melaksanakan metode tim itu
mendukung dlaam proses
keperawatan sebanyak 15 responden
(78%), yang mengatakan sering
sebanyak 3 responden (16%), dan
yang mengatakan kadang-kadang
sebanyak 1 responden (6%).
32. Apakah pelaksanaan metode tim
dilakukan secara optimal?
Berdasarkan diagram batangdapat di
simpulkan bahwa dari 11 responden,
sebagian besar responden mengatakan
selalu melaksanakan metode tim itu
dilakukan secara sebanyak 7
responden (36%), yang mengatakan
sering sebanyak 6 responden (32%),
yang mengatakan kadang-kadang
sebanyak 4 responden (22%), dan
yang mengatakan tidak pernah
167

sebanyak 2 responden (10%).

9 Ronde KARU, KATIM & PP : - KARU, KATIM & PP : Belum


Keperawatan terlaksanya
33. Apakah pelaksanaan ronde Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan
keperawatan diruangan ini pada tanggal 20-22 April 2020
dilaksankansecara optimal? ronde
yang ditemukan diruangan keperawatan
Berdasarkan diagram batang dapat di
Azzahrawi, belum ditemukan
simpulkan bahwa dari 11 responden,
adanya pelaksaan ronde
sebagian besar responden mengatakan
keperawatan. Belum
selalu dalam pelaksanaan ronde
dilaksanakan ronde
keperawatan diruangan dilaksanakan
keperawatan dikarenakan
secara optimal sebanyak 9 responden
karena tidak ditemukan
(47%), yang mengatakan sering
masalah pasien yang yang
sebanyak 4 responden (22%), dan
harus dirondekan.
yang mengatakan kadang-kadang
sebanyak 6 responden (31%).
34. Berapa kali ronde keperawatan
dilaksanakan dalam 1 bulan?
Berdasarkan diagram diatas dapat di
simpulkan bahwa dari 11 responden,
sebagian besar responden mengatakan
ronde selalu dilaksanakan dalam 1
bulan sebanyak 6 responden (31%),
yang mengatakan sering sebanyak 4
responden (22%), yang mengatakan
168

kadang-kadang sebanyak 8 responden


(42%), dan yang mengatakan tidak
pernah sebanyak 1 responden (5%).
35. Apakah pelaksanaan kegiatan ronde
keperawatan diikuti bersama karu,
katim, dan pp?
Berdasarkan diagram batang dapat di
simpulkan bahwa dari 11 responden,
sebagian besar responden mengatakan
pelaksanaan kegiatan ronde
keperawatan selalu diikuti bersama
karu, katim dan pp sebanyak 8
responden (43%), yang mengatakan
sering sebanyak 5 responden (26%),
yang mengatakan kadang-kadang
sebanyak 5 responden (26%), dan
yang mengatakan tidak pernah
sebanyak 1 responden (5%).
36. Apakah Karu, Katim, dan PP saling
kerjasama dalam melakukan ronde
keperawatan?
Berdasarkan diagram batang dapat di
simpulkan bahwa dari 11 responden,
sebagian besar responden mengatakan
selalu karu, katim dan pp saling kerja
169

sama dalam melakukan ronde


keperawatan sebanyak 8 responden
(43%), yang mengatakan sering
sebanyak 5 responden (26%), yang
mengatakan kadang-kadang sebanyak
5 responden (26%), dan yang
mengatakan tidak pernah sebanyak 1
responden (5%).
37. Apakah bidang keperawatan ikut
sertakan dalam ronde keperawatan?
Berdasarkan diagram batang dapat di
simpulkan bahwa dari 11 responden,
sebagian besar responden mengatakan
bidang keperawatan selalu ikut serta
dalam ronde keperawatan sebanyak 6
responden (31%), yang mengatakan
sering sebanyak 3 responden (16%),
yang mengatakan kadang-kadang
sebanyak 6 responden (31%), dan
yang mengatakan tidak pernah
sebanyak 4 responden (22%).
170

K. ANALISA PENGKAJIAN TENTANG PERSEPSI PASIEN TERHADAP MUTU ASUHAN KEPERAWATAN

No Analisa Pengkajian Hasil Kuesioner Masalah

1 Persepsi Pasien Terhadap Mutu Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada 15 pasien Belum optimalnya komunikasi
Asuhan Keperawatan didapatkan 65,4% pasien mengatakan sangat puas, 24% mengatakan perawat terhadap pasien
puas dan 8% pasien mengatakan tidak puas dan 2,6% pasien
mengatakan sangat tidak puas
171

I. MASALAH YANG DITEMUKAN DI RUANGAN AZZAHRAWI

1. Belum optimalnya pelaksanaan pre dan post conference

2. Belum Optimalnya pelaksanaan metode tim

3. Belum telaksananya ronde keperawatan


172

J. SKORING MENAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG AZZAHRAWI RSI IBNU SINA BUKITTINGGI 2021

NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af Score Prioritas

1 Belum optimalnya pelaksanaan pre dan post 5 4 4 3 3 19 I


conference

2 Belum optimalnya pelaksanaan metode tim 4 3 3 3 3 16 II

3 Belum telaksananya ronde keperawatan 3 3 3 3 3 15 III

Keterangan :

Mg : magnitude (kemampuan melaksanakan alternatif)

Sv : severity (besarnya kerugian yang ditimbulkandarimasalahini)

Mn : Manageability(berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya)

Nc : Nursing Consent(melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat)

Af : Affordability(ketersediaan sumber daya)

Ket :

5 :Sangat Penting 3 :Cukup Penting 1 :Sangat Tidak Penting

4 :Penting 2 :Tidak Penting


173

K. PERENCANAAN

PLANNING OF ACTION (POA)

No Masalah Rencana Tujuan Sasaran Waktu Media Tempat Penanggung


Kegiatan Jawab

1 Belum Persamaan Menyamakan persepsi perawat Perawat dan 27 Infocus, Nurse Station Pembimbing
optimalnya persepsi danmahasiswatentangpre dan post mahasiswa April PPT dan Akademik Dan
pelaksanaan conferenceyang belum optimal 2021 Laptop Klinik
pre dan post
Desiminasi Berbagi ilmu tentang pre dan post Perawat Nurse Station Mahasiswa Ikes
conference
ilmu dan conference Prima Nusantara
penampilan Bukittinggi
video pre dan
post
conference

Role play Menerapkan pelaksanaan pre dan post Perawat Nurse Mahasiswa Ikes
conference Station Prima Nusantara
Bukittinggi

Evaluasi Melihat kemampuan dan motivasi perawat Perawat Nurse Station Mahasiswa Ikes
setelah desiminasi ilmu dan role play Prima Nusantara
Bukittinggi

2 Belum Persamaan Menyamakan persepsi perawat dan Perawat dan 28 Infocus, Nurse Station Pembimbing
optimalnya persepsi mahasiswa tentang pre dan post April PPT dan Akademik Dan
174

pelaksanaan conference yang belum optimal mahasiswa 2021 Laptop Klinik


metode tim
Desiminasi Berbagi ilmu tentang pre dan post Perawat Nurse Station Mahasiswa Ikes
conference Prima Nusantara
ilmu Bukittinggi

Evaluasi Melihat kemampuan dan motivasi perawat Perawat Nurse Mahasiswa Ikes
setelah desiminasi ilmu dan role play Station Prima Nusantara
Bukittinggi

3 Belum Persamaan Menyamakan persepsi perawat dan Perawat dan 29 Infocus, Nurse Station Pembimbing
telaksananya persepsi mahasiswa tentang pre dan post mahasiswa April PPT dan Akademik Dan
ronde conference yang belum optimal 2021 Laptop Klinik
keperawatan
Desiminasiilm Berbagi ilmu tentang pre dan post Perawat Nurse Station Mahasiswa Ikes
u dan conference Prima Nusantara
penampilan Bukittinggi
video ronde
keperawatan

Evaluasi Melihat kemampuan dan motivasi perawat Perawat Nurse MahasiswaIkes


setelah desiminasi ilmu dan role play Station Prima Nusantara
Bukittinggi
175

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. IMPLEMENTASI

Setelah dilakukan LOKMIN I pada hari Senin tanggal 26 April

2021, masalah yang disepakati untuk di angkat dan ditindak lanjuti

diruang Azzahrawi adalah :

1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Pre dan Post Conference

2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Tim

3. Belum terlaksananya Ronde Keperawatan

Untuk pemecahan ketiga masalah sesuai dengan Planning Of Action

yang telah disepakati antara lain :

1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Pre dan Post Conference

diruangan Azzahrawi

Tindak lanjut untuk masalah ini adalah belum optimalnya

pelaksanaan Pre dan Post Conference diruang Rawat Inap Bedah

Paviliun Azzahrawi :

a. Desiminasi ilmu tentang Pre dan Post Conference

Desiminasi ilmu tentang Pre dan Post Conference telah

dilaksanakan pada hari selasa 27 April 2021 di nurse station

azzahrawi RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi pada pukul 13.00-13.20

Wib yang disampaikan oleh Silvia, S.Kep, kepada perawat ruangan

yang dihadiri oleh : Ns. Tri Emiati, S.Kep, Ns. Azma Ulia, S.Kep,
176

Rahmiati, Amd. Kep, Sri Silvia Amd. Kep, Ns. Yenggi Permadi,

S.Kep, Dewi Susanti Amd. Kep.

Dokumentasi :

b. Role Play

Role Play tentang pelaksanaan pre dan pos conference

dilaksanakan setiap hari diruangan azzahrawi yaitu mulai tanggal

27 April-1 Mei 2021 dimana setiap harinya ada perawat ruangan

dan mahasiswa yang berperan sebagai Kepala Ruangan, Ketua Tim

dan Perawat Pelaksana. Masing-masing mahasiswa berperan sesuai

dengan peran yang dimainkannya setiap hari termasuk melakukan

pre dan pos conference.


177

Dokumentasi :

c. Penerapan Pre Dan Pos Conference Diruangan Azzahrawi

Penerapan pre dan post conference diruangan azzahrawi

dimulai dari hari Senin tanggal 3 Mei 2021 sampai hari kamis

tanggal 6 Mei 2021 telah diterapkan pre dan post conference yang

dilaksanakan oleh perawat ruangan azzahrawi dan mahasiswa

sesuai dengan teori.


178

Dokumentasi :
179

2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Tim diruang Azzahrawi

Tindak lanjut untuk masalah ini adalah belum optimalnya

pelaksanaan Metode Tim diruang Rawat Inap Bedah Paviliun

Azzahrawi :

a. Desiminasi ilmu tentang Metode Tim

Desiminasi ilmu tentang Metode Tim telah dilaksanakan

pada hari selasa 27 April 2021 di nurse station azzahrawi RS Islam

Ibnu Sina Bukittinggi pada pukul 13.20-13.40 Wib yang

disampaikan oleh Azirmah Dona, S.Kep, kepada perawat ruangan

yang dihadiri oleh : Ns. Tri Emiati, S.Kep, Ns. Azma Ulia, S.Kep,

Rahmiati, Amd. Kep, Sri Silvia Amd. Kep, Ns. Yenggi Permadi,

S.Kep, Dewi Susanti Amd. Kep.

Dokumentasi :

b. Role Play

Role Play tentang pelaksanaan Metode Tim dilaksanakan

setiap hari diruangan azzahrawi yaitu mulai tanggal 26 April-1 Mei

2021 dimana setiap harinya ada perawat ruangan dan mahasiswa


180

yang berperan sebagai Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat

Pelaksana. Masing-masing mahasiswa berperan sesuai dengan

peran yang dimainkannya.

d. Penerapan Metode Tim diruangan azzahrawi

Penerapan metode tim diruangan azzahrawi dimulai dari

hari Senin tanggal 3 Mei 2021 sampai hari kamis tanggal 6 Mei

2021 telah diterapkan metode tim yang dilaksanakan oleh perawat

ruangan azzahrawi dan mahasiswa sesuai dengan peran dan tugas

dari masing-masing tim.

3. Belum terlaksananya Ronde Keperawatan

Tindak lanjut untuk masalah ini adalah belum terlaksananya ronde

keperawatan diruang Rawat Inap Bedah Paviliun Azzahrawi :

a. Desiminasi ilmu tentang Ronde Keperawatan

Desiminasi ilmu tentang ronde keperawatan telah

dilaksanakan pada hari selasa 27 April 2021 di nurse station

azzahrawi RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi pada pukul 13.40-14.00

Wib yang disampaikan oleh Maiyoni Zakiah, S.Kep, kepada

perawat ruangan yang dihadiri oleh : Ns. Tri Emiati, S.Kep, Ns.

Azma Ulia, S.Kep, Rahmiati, Amd. Kep, Sri Silvia Amd. Kep, Ns.

Yenggi Permadi, S.Kep, Dewi Susanti Amd. Kep.


181

Dokumentasi :

b. Role Play

Role Play tentang pelaksanaan ronde keperawatan

dilaksanakan diruangan azzahrawi yaitu pada tanggal 3 Mei 2021

dimana ada perawat ruangan azzahrawi dan mahasiswa yang

berperan sebagai Ketua Tim dan Perawat Pelaksana, serta

melibatkan Perawat ruangan sebagai konselor, Ketua Tim dan

Perawat Pelaksana serta dokter, farmasi dan ahli gizi.Untuk

laporan pelaksanaan ronde keperawatan dalam lampiran.

Dokumentasi :
182
183

B. EVALUASI

Setelah dilakukan implementasi dari tanggal 3-6 Mei 2021, hasil

evaluasi yang kami peroleh antara lain :

1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Pre dan Post Conference

Setelah dilakukan desiminasi ilmu dan role play tentang pre dan

post conference diruangan azzahrawi, hasil evaluasi yang diperoleh

melalui observasi yaitu:

a. Pre Conference

1) Pada hari Senin tanggal 3 Mei 2021 pre conference hanya

dilaksanakan pada sift pagi dan untuk hari berikutnya telah

dilaksanakan pre conference setiap selesai overan.

2) Kepala ruangan selalu memberikan motivasi dengan cara

mengingatkan semua perawat ruangan azzahrawi untuk

melaksanakan pre conference setiap sift dinas.

3) Semua perawat diruangan azzahrawi telah melaksanakan pre

conference sesuai dengan teori yang sudah diberikan saat

desiminasi ilmu dan terlihat semua perawat sangat antusias

dalam pelaksanaan pre conference.

4) Pada pelaksanaan pre conference karu sudah berperan sesuai

dengan tugasnya, yaitu membuka dan menjelaskan tujuan dari

pre conference, katim tugasnya menegaskan kembali tindakan

yang akan dilaksanakan kepada pasien, sedangkan pp sudah

mencatat tindakan yang akan dilaksanakan kepada pasien.


184

b. Post Conference

1) Pada hari senin tanggal 3 Mei 202 post confrence tidak

dilaksanakan pada shift sore dan hanya dilakukan pada shift

pagi, namun pada hari berikutnya post confrence sudah

dilaksanakan sesuai dengan teori dan dilaksanakan sebelum

overan ke dinas selanjutnya.

2) Semua perawat diruangan Azzahrawi ( Karu, Katim dan PP

saling mengingatkan satu sama lain untuk melaksanakan post

confrence setiap shift dinas, dan telah dilaksanakan sesuai

dengan teori yang diberikan saat desiminasi ilmu pada tanggal

27 April 2021.

3) Pada pelaksanaan post conference diruangan azzahrawi

perawat menjalankan tugas sesuai dengan perannya karu

bertugas membuka post conference dan menjelaskan tujuan

post conference, katim bertugas memberikan kesempatan

kepada pp untuk melaporkan tindakan yang sudah dilakukan

kepada pasien.

2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Tim

Setelah dilakukan desiminasi ilmu dan role play tentang metode

tim diruangan azzahrawi, hasil evaluasi yang diperoleh melalui

observasi yaitu :

Sebelum Implementasi Setelah Implementasi


A. Kepala Ruangan
Belum membagi pasien kepada Karu telah membagi pasien kepada
anggota tim sebelum overan anggota tim sebelum overan
B. Ketua Tim
185

Turun langsung kepasien untuk Ketua tim memberikan arahan


memberikan asuhan kepada PP untuk memberikan
keperawatan asuhan keperawatan kepada pasien
C. Perawat Pelaksana
Sudah melaksanakan tugas Sudah melaksanakan tugas sesuai
sesuai perannya. perannya.

No Fungsi Menajemen Menurut Terry Pelaksanaan Fungsi Yang Di Temukan

1. Fungsi Perencanaan Fungsi Perencanaan

A. Peran Karu A. Peran Karu


1) Menunjuk ketua tim yang akan 1) Karu selalu menunjuk ketua tim
bertugas diruangan masing- yang akan bertugas diruangan
masing masing-masing
2) Mengikuti serah terima pasien 2) Karu selalu mengikuti serah terima
pada sif sebelumnya pasien pada shift sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat 3) Karu selalu mengidentifikasi
ketergantungan pasien tingkat ketergantungan pasien :
4) Mengidentifikasi jumlah perawat gawat, transisi, dan persiapan
yang dibutuhkan berdasarkan pulang, bersama ketua tim
aktivitas dan kebutuhan pasien 4) Karu selalu mengidentifikasi
bersama ketua tim, mengatur jumlah perawat yang dibutuhkan
penugasan/penjadwalan berdasarkan aktivitas dan
5) Mengikuti visite dokter untuk kebutuhan pasien bersama ketua
mengetahui kondisi, patofisiologi, tim, mengatur
tindakan medis yang dilakukan, penugasan/penjadwalan
program pengobatan, dan 5) Karu selalu mengikuti visite dokter
mendiskusikan dengan dokter untuk mengetahui kondisi,
tentang tindakan yang akan patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan terhadap pasien dilakukan, program pengobatan,
6) Mengatur dan mengendalikan dan mendiskusikan dengan dokter
asuhan keperawatan, termasuk tentang tindakan yang akan
kegiatan membimbing dilakukan terhadap pasien
pelaksanaan asuhan keperawatan, 6) Karu selalu mengatur dan
membimbing penerapan proses mengendalikan asuhan
keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
keperawatan membimbing pelaksanaan asuhan
7) Memberikan informasi kepada keperawatan
pasien atau keluarga yang baru 7) Karu selalu memberikan informasi
masuk kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk

B. Peran katim B. Peran Katim


1) Katim Bersama karu mengadakan 1) Katim selalu bersama karu selalu
serah terima tugas mengadakan serah terima tugas
186

2) Katim Bersama karu melakukan 2) Katim selalu bersama karu


pembagian tugas melakukan pembagian tugas
3) Menyusun rencana asuhan 3) Katim selalu menyusun rencana
keperawatan asuhan keperawatan
4) Melakukan supervise terhadap 4) Katim selalu melakukan supervise
anggota tim terhadap anggota tim
5) Melakukan ronde keperawatan 5) Katim belum melakukan ronde
bersama karu keperawatan bersama karu
6) Mengorientasikan klien baru pada 6) Katim selalu mengorientasikan
lingkungan klien baru pada lingkungan
7) Melakukan pelaporan dan 7) Katim selalu melakukan pelaporan
pendokumentasian rencana dan pendokumentasian rencana
keperawatan dan catatan keperawatan dan catatan
perkembangan perkembangan

C. Peran PP C. Peran PP
1) Bersama katim mengikuti overan 1) PP selalu bersama katim mengikuti
kedinas berikutnya overan ke dinas berikutnya
2) Melaksanakan pembagian tugas 2) PP selalu melaksanakan pembagian
yang diberikan katim tugas yang diberikan katim
3) Melaksanakan rencana askep yang 3) PP selalu melaksanakan rencana
dibuat katim askep yang dibuat katim
4) Menyiapkan keperluan untuk 4) PP selalu menyiapkan keperluan
melaksanakan askep untuk melaksanakan askep
5) Mengikuti ronde keprawatan 5) PP tidak pernah mengikuti ronde
bersama katim dan karu keperawatan Karen belum pernah
dilakukan diruangan

2 Pengorganisasian Pengorganisasian

A. Peran Karu A. Peran Karu


1) Membuat rincian tugas ketua tim 1) Karu telah membuat rincian tugas
dan anggota tim secara jelas ketua tim dan anggota tim secara
2) Membuat rentang kendali, kepala jelas
ruangan membawahi dua ketua 2) Karu telah membuat rentang kendali,
tim, dan ketua tim membawahi kepala ruangan membawahi dua
dua sampai tiga perawat ketua tim, dan ketua tim membawahi
3) Mengatur dan mengendalikan dua sampai tiga perawat
logistic ruangan 3) Karu sudah mengatur dan
4) Mendelegasikan tugas, saat kepala mengendalikan logistic ruangan
ruang tidak berada ditempat 4) Karu sudah mendelegasikan tugas,
kepada ketua tim saat kepala ruang tidak berada
5) Identifikasi masalah dan cara ditempat kepada ketua tim
penangannya jika ditemukan 5) Karu mengidentifikasi masalah dan
kesulitan oleh anggota tim cara penangannya jika ditemukan
kesulitan oleh anggota tim
187

B. Peran Katim B. Peran Katim


1) Membagi pekerjaan sesuai tingkat 1) Katim selalu Membagi pekerjaan
ketergantungan pasien sesuai tingkat ketergantungan pasien
2) Membuat rincian tugas anggota 2) Katim selalu Membuat rincian tugas
tim dalam pemberian askep anggota tim dalam pemberian askep
3) Mampu mengkoordinasi pekerjaan 3) Katim selalau mengkoordinasi
yang harus dilakukan bersama tim pekerjaan yang harus dilakukan
kesehatan lain bersama tim kesehatan lain
4) Mendelegasikan pelaksanaan 4) Katim Mendelegasikan pelaksanaan
proses askep pada anggota tim proses askep pada anggota tim
5) Melakukan pelaporan dan 5) Katim selalu Melakukan pelaporan
pendokumentasian dan pendokumentasian
6) Memberikan pengarahan kepada 6) Katim jarang Memberikan
anggota tim pengarahan kepada anggota tim

C. Peran PP
C. Peran PP 1) PP selalu melaksanakan tugas sesuai
1) Melaksanakan tugas sesuai sistem sistem penugasan yang diberikan
penugasan yang diberikan oleh oleh katim
katim 2) PP selalu melaksanakan askep sesuai
2) Melaksanakan askep sesuai rencana keperawatan
rencana keperawatan 3) PP selalu melaksanakan tugas yang
3) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh katim dan
didelegasikan oleh katim dan mempertanggung jawabkannya
mempertanggung jawabkannya 4) PP selalu melakukan pelaporan dan
4) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian tindakan
pendokumentasian tindakan keperawatan
keperawatan

3 Pengarahan Pengarahan

A. Peran Karu A. Peran Karu


1) Memberi pengarahan tentang 1) Karu selalu memberi pengarahan
penugasan kepada ketua tim tentang penugasan kepada ketua tim
2) Member pujian kepada anggota tim 2) Karu jarang memberi pujian kepada
yang melaksanakan tugas dengan anggota tim yang melaksanakan
baik tugas dengan baik
3) Memberikan motivasi dalam 3) Karu telah memberikan motivasi
peningkatan pengetahuan, dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap keterampilan, dan sikap kepada
4) Menginformasikan hal-hal yang anggota tim
dinaggap penting dan berhubangan 4) Karu selalu menginformasikan hal-
dengan askep pasien hal yang dinaggap penting dan
5) Melibatkan anggota tim sejak awal berhubangan dengan askep pasien
hingga akhir kegiatan 5) Karu selalu melibatkan anggota tim
6) Membimbing anggota tim yang sejak awal hingga akhir kegiatan
mengalami kesulitan dalam 6) Karu selalu membimbing anggota tim
melaksanakan tugasnya yang mengalami kesulitan dalam
188

7) Meningkatkan kolaborasi dengan melaksanakan tugasnya


anggota tim lain 7) Karu selalu meningkatkan kolaborasi
dengan anggota tim lain
B. Peran Katim
1) Memberikan pengarahan kepada B. Peran Katim
anggota tim 1) Katim jarang memberikan
2) Memberikan informasi yang pengarahan kepada anggota tim
berhibungan dengan askep 2) Katim selalu memberikan informasi
3) Mengawasi proses peberian aksep yang berhibungan dengan askep
4) Melibatkan anggota tim dari awal 3) Katim selalu mengawasi proses
sampai dengan akhir kegiatan peberian aksep
5) Memberikan pujian anggota tim 4) Katim selalu melibatkan anggota tim
6) Melakukan pelaporan dari awal sampai dengan akhir
pendokumentasian kegiatan
5) Katim jarang memberikan pujian
pada anggota tim
6) Melakukan pelaporan
pendokumentasian
C. Peran PP
1) Menerima bimbingan, pengarahan C. Peran PP
dan memberikan umpan balik 1) PP selalu menerima bimbingan,
kepada katim. pengarahan dan memberikan umpan
2) PP melaporkan asuhan keperawatan balik kepada katim.
pada katim 2) PP selalu melaporkan asuhan
keperawatan pada katim

4 Pengawasan Pengawasan
A. Peran Karu A. Peran Karu
1) Melakukan pengawasan dan 1) Karu selalu melakukan pengawasan
berkomunikasi langsung dengan dan berkomunikasi langsung
ketua tim maupun pelaksana dengan ketua tim maupun pelaksana
mengenai asuhan keperawatan mengenai asuhan keperawatan yang
yang diberikan kepada pasien diberikan kepada pasien
2) Melakukan pengawasan 2) Karu selalu melakukan pengawasan
langsung dengan ketua tim langsung dengan ketua tim
mengenai asuhan keperawatan mengenai asuhan keperawatan yang
yang diberikan kepada pasien diberikan kepada pasien
3) Kepala ruangan mengevaluasi 3) Kepala ruangan selalu
kinerja anggota tim mengevaluasi kinerja anggota tim

B. Peran Katim
1) Melakukan pengawasan dan B. Peran Katim
mengevaluasi askep 1) Katim selalu melakukan
2) Memberikan umpan balik pada pengawasan dan mengevaluasi
pelaksanan askep
2) Katim selalu memberikan umpan
balik pada pelaksanan
189

C. Peran PP
1)Mengevaluasi askep
2)Memberikan umpan balik pada C. Peran PP
pelaksanan askep 1) PP selalu mengevaluasi askep
2) PP selalu memberikan umpan balik
pada pelaksanan askep

3. Belum terlaksananya Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2021, tim

dibentuk pada tanggal 1 Mei 2021, laporan ronde keperawatan

terlampir, dan hasil evaluasi diperoleh melalui observasi adalah :

a. Semua peserta dalam tim ronde keperawatan sangat tertarik untuk

melaksanakan ronde keperawatan

b. Setiap tim dalam ronde keperawatan telah melaksanakan tanggung

jawab dengan maksimal

c. Ronde keperawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori dan

peserta ronde keperawatan sangat kooperatif dan saling

mendukung satu sama lainnya.

C. INOVASI SELAMA PRAKTEK MENAJEMEN KEPERAWATAN


190

1. Menyampul ulang buku-buku diruangan azzahrawi sehingga rapi dan

mudah untuk ditemukan

Before :

After :
191

2. Membuat papan informasi perawat untuk ruangan azzahrawi,

sebelumnya informasi ditempel di Mutu ruangan dan tidak terlihat

antara informasi dan mutu ruangan, setelah adanya papan informasi

mutu ruangan sudah terlihat .

Before :

After :
192

3. Membuat label pada simpo ruangan yang bertujuan untuk memperjelas

tulisan sehingga dapat dibaca.

Before :

After :
193
194

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mahasiswa program studi ners yang melaksanakan praktek

menajemen keperawatan selama 3 minggu diruangan bedah pav.

Azzahrawi RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi yang berjumlah 8 orang

mahasiswa yang dimulai dari tanggal 19 April sampai 8 Mei 2021.

Mahasiswa sudah melakukan pengkajian, implementasi dan evaluasi.

Semua masalah yang ditemukan yaitu Belum Optimalnya Pelaksanaan

Pre dan Post Conference, Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Tim,

Belum terlaksananya Ronde Keperawatan, telah dilakukan desiminasi ilmu

dan role play dengan hasil :

1. Sudah Optimalnya Pelaksanaan Pre dan Post Conference

2. Sudah Optimalnya Pelaksanaan Metode Tim

3. Sudah terlaksananya Ronde Keperawatan kepada pasien Nn. N dengan

hasil pasien boleh pulang dengan instruksi dokter dan penyuluhan

kesehatan tentang perawatan luka sudah diberikan kepada pasien dan

keluarga.

B. Saran

1. Pre dan Post Conference

Diharapkan kepada perawat ruangan agar melaksanakan secara

rutin yang sudah dilakukan bersama dengan mahasiswa selama praktek

menajemen diruangan Azzahrawi.


195

2. Metode Tim

Diharapakan kepada ruangan agar menerapkan metode tim sesuai

dengan peran masing-masing anggota tim.

3. Ronde Keperawatan

Diharapkan kepada ruangan untuk melaksanakan Ronde

Keperawatan sesuai dengankriteria pasien, minimal 1 kali dalam

sebulan, yang bertujuan agar semua perawat diruangan azzahrawi

dapat berfikir secara kritis dan sistematis dalam mengatasi masalah

pasien.
196

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai