Anda di halaman 1dari 11

JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3 Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al.

Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi

PEMANFAATAN KITOSAN SEBAGAI ADSORBEN SIANIDA PADA LIMBAH


PENGOLAHAN BIJIH EMAS

Dian Harjuna Sukma1*, Etty Riani2, Edward Nixon Pakpahan3


Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
1

Pertanian Bogor
2
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Jalan lingkar akademik kampus institut pertanian bogor departemen 16680.
Telepon/fax. 0251-8332779
3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jalan DI. Panjaitan No.Kav. 24, RT.15/RW.2, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur
*Korespondensi: dianharjuna@gmail.com
Diterima: 31 Oktober 2018/Disetujui: 22 Desember 2018

Cara sitasi: Sukma DH, Riani E, Pakpahan EN. 2018. Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida limbah
pengolahan biji emas. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 21(3): 460-470.

Abstrak
Pengolahan bijih emas menggunakan sianida diketahui dapat menimbulkan pencemaran air apabila
tidak dikelola dan ditangani dengan baik. Kitosan memiliki kemampuan sebagai adsorben, namun
efektivitasnya untuk menyerap kandungan sianida pada air limbah pengolahan emas belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan adsorpsi kitosan terhadap sianida pada pengolahan
bijih emas. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial in time dengan
dua kali pengulangan. Analisis yang dilakukan terdiri atas pengaruh konsenstrasi kitosan terhadap daya
absorbansi, pH, TDS, turbiditas, sianida, serta pengaruh modifikasi pembuatan kitosan terhadap daya
absorbansi. Metode yang digunakan adalah metode koagulasi flokulasi dengan cara jar test, yaitu proses
pengadukan cepat dan lambat dengan alat flokulator. Hasil penelitian menunjukkan kitosan terbaik adalah
kitosan dengan modifikasi swelling crosslink glutaraldehid (GA) dengan konsentrasi 1.000 ppm dan waktu
kontak pengadukan lambat selama 120 menit. Kitosan modifikasi tersebut secara signifikan mampu
mengadosrpsi limbah sianida dalam limbah sebesar 90,38%.

Kata kunci: Adsorpsi, crosslink, sianidasi, swelling

Application of Chitosan as Cyanide Adsorbance on Gold Ore Processing

Abstract
Gold ore processing method have an impact on water pollution if the waste produced is not managed
properly. Chitosan have the ability as an adsorbent, but its effectiveness to absorb cyanide content in
gold processing wastewater is unknown. This study aimed to examine the ability of chitosan adsorption
on cyanide in the processing of gold ore. The statistic design used was a factorial in-time Completely
Randomized Design (CRD) with two repetitions. The analysis carried out consisted of the effect of
chitosan concentration on absorbance, pH, TDS, turbidity, cyanide, and the modification effect of chitosan
production on absorbance power. The method used in this research was flocculation coagulation method
by the jar test.The method was carried out by rapid and slow mixing process with a flocullator. The method
was used to determine the best of chitosan type and the best contact time to decrease the concentration of
cyanide waste from the processing of gold ore. The results showed that the best concentration of chitosan
modified was chitosan modification with swelling crosslink glutaraldehid (GA) in 1000 ppm concentration
and using slow mixing contact time for 120 minutes. That chitosan modified significantly adsorp cyanide
waste in 90.38%.

Keywords: Adsorption, crosslinked, cyanidation, swelling

460 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3

PENDAHULUAN Kitosan dikenal memiliki kemampuan


Emas termasuk ke dalam golongan logam sebagai adsorben, sehingga dapat
mulia, disebut logam mulia karena jumlahnya dimanfaatkan untuk menyerap material
yang langka, keindahannya dengan warna berbahaya pada beberapa air limbah. Menurut
kuning mengkilap dan nilai kegunaannya Ahmad et al. (2015), kitosan adalah salah satu
(Aitio et al. 2015). Pengolahan bijih emas hasil biopolimer alami yang cukup terkenal dan baik
penambangan yang dilakukan oleh industri untuk pengolahan air. Penelitian mengenai
pengolahan bijih emas skala besar pada aplikasi kitosan dalam bidang lingkungan
umumnya menggunakan proses sianidasi, yang pernah dilakukan oleh sejumlah peneliti
yaitu pengambilan logam emas dengan cara antara lain Sugita et al. (2009) yaitu, sebagai
ekstraksi memakai pelarut sianida (Hardiani adsorben terhadap beberapa jenis bahan
2002). Metode sianidasi tersebut dipakai pencemar di antaranya logam berat, zat
karena prosesnya memberikan nilai recovery warna, pestisida dan persenyawaan fenolik.
(perolehan kembali) relatif besar, yaitu 90- Penggunaan kitosan sebagai adsorben/
97%. Sianida merupakan salah satu senyawa biosorben pada berbagai macam polutan
B-3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) (Siregar air cukup baik pada pengelolaan limbah di
1999). Pemakaian sianida sebagai bahan industri karena kandungan amino dan gugus
pelarut proses pengambilan logam emas fungsional hidroksil, yang membuatnya
dibatasi konsentrasinya hingga 1.500 ppm efektif dibandingkan karbon teraktifasi.
(Siregar 1999). Proses pengolahan bijih secara Kitosan memiliki karakteristik fisika kimia,
sianidasi akan menghasilkan limbah cair stabilitas kimia, reaktivitas yang tinggi, sifat
yang dikenal sebagai tailling effluent yang chelation yang tinggi, dan selektivitas yang
mengandung sianida, limbah tersebut perlu tinggi terhadap polutan (Oktarina et al. 2017),
dan harus diolah agar tidak membahayakan oleh karena itu kitosan diperkirakan dapat
lingkungan (Sutoto 2007). Sianida dengan berperan sebagai adsorben dalam pengelolaan
konsentrasi tinggi dapat menimbulkan limbah hasil dari pengolahan bijih emas yang
dampak yang berbahaya terhadap lingkungan mengandung sianida.
dan makhuk hidup disekitarnya di antaranya Kitosan dipandang mampu mereduksi
pada ekosistem air, satwa darat dan juga sianida pada limbah hasil pengolahan bijih
manusia.Kendala tersebut dapat diatasi dengan emas secara efektif dan efisien. Penggunaan
cara mengurangi semaksimal mungkin kadar kitosan sebagai adsorben dalam proses
sianida dalam limbah. Pengelolaan limbah adsorpsi terhadap bahan cemaran hasil ekstrasi
tailing dapat dilakukan, salah satunya dengan pengolahan bijih emas perlu dipelajari lebih
menggunakan kitosan. lanjut agar diketahui sejauh mana kemampuan
Kitosan adalah senyawa golongan yang dapat dimaksimalkan. Mengacu pada
karbohidrat (polisakarida) yang dihasilkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian
dari limbah perikanan khususnya golongan ini adalah menguji kemampuan adsorpsi
crustacea yaitu udang, kepiting dan kerang kitosan terhadap sianida pada pengolahan
(Sari dan Abdiani 2015), merupakan bijih emas, agar menjadi salah satu teknologi
aminopolysaccharide semi sintetis yang dapat alternatif yang digunakan dalam unit instalasi
terurai secara biologis dan memiliki berbagai pengolahan air limbah hasil pengolahan bijih
aplikasi dalam industri biomedis dan lainnya emas.
(Agarwal et al. 2013). Kitosan merupakan
senyawa polimer alam dari turunan kitin yang BAHAN DAN METODE
telah mengalami proses isolasi, deprotetinasi, Bahan dan Alat
dan demineralisasi (Agustina et al. 2015). Proses pemanfaatan kitosan dalam
Struktur kitosan berupa polimer rantai tidak mengadsorpsi sianida membutuhkan bahan –
linier yang mempunyai rumus umum molekul bahan antara lain limbah tailing cair (tailing
(C2H11NO4)n atau disebut sebagai poli-(2 effluent) hasil pengolahan bijih emas, limbah
amino-2-deoksi-β-(1-4)-D-glukopiranosa) sianida sintetik, kitosan komersial/niaga
(Sugita et al. 2009). dengan bahan baku kulit udang jenis black tiger

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 461


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3 Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al.

(CV. Bio Chitosan Indonesia), asam asetat 2% Muharam et al. (2010) yang dimodifikasi;
(Merck), NaOH 3.50% (Merck), NaOH 50% kitosan aktif crosslink GA yaitu modifikasi
(Merck), HCl 1 N (Merck), glutaraldehida kitosan dengan cara menambahkan gugus
(Merck), NaHCO3 (Merck), NH3 (Merck), aktif pada permukaan kitosan sebelum
H2SO4 (Merck), CH3COOH glacial (Merck). menautsilangkan dengan glutaraldehid (GA),
dan akuades. yang dibuat berdasarkan metode Harti (2014)
Alat-alat yang digunakan meliputi yang telah disesuaikan; serta kitosan swelling
portable flocculator FP 4 (Velp Scientifica Italy), crosslink GA yaitu modifikasi kitosan dengan
magnetic stirrer (IKA C-MAG HS7 Malaysia), cara digelembungkan (swelling) sebelum
thermometer dan water quality meter (IP67 menautsilangkan dengan glutaraldehid (GA)
Combo PH/COND/SALT/DO Taiwan), TDS untuk meningkatkan keporosan kitosan, yang
meter (TDS-3 USA), turbidity meter (Lutron dibuat menggunakan metode Hastuti (2011).
TU-2016 Taiwan), beaker glass (IWAKI Pyrex Semua modifikasi kitosan dilakukan agar
Japan), tabung reaksi (IWAKI Pyrex Japan), meningkatkan daya adsorpsi, ketahanan, serta
pipet (IWAKI Pyrex Japan), peralatan titrasi, kestabilan adsorben.
platform shaker (Big Bill Thermolyne Shaker Pembuatan kitosan crosslink
M49125 USA), oven, tanur, aluminium foil glutaraldehida (Crosslink GA), dilakukan
(Klinpak), kertas label (Tom and Jerry label dengan merendam 5 g serpihan kitosan
in pack Indonesia), neraca analitik (OHAUS dalam 75 mL glutaraldehida 2,5 % dan
PA214 SKZO Swedish), dan spectrophotometer diagitasi selama 24 jam pada 220 rpm pada
(GENESYS 10S UV-VIS Germany). suhu kamar. Serpihan kitosan-GA kemudian
dicuci dan dikering udarakan.
Metode Penelitian Pembuatan kitosan aktif crosslink
Persiapan glutaraldehida (Aktif crosslink GA) dilakukan
Penelitian ini diawali dengan melakukan dengan menimbang kitosan sebanyak 10 g,
tahap persiapan, yaitu dengan melakukan ditambah HCL 6 N dan direndam selama
pemilihan dan analisis proksimat/mutu 12 jam. Kitosan selanjutnya dicuci hingga
kitosan. Parameter dalam pengujian mutu/ netral dengan bantuan NaOH kemudian
karakteristik kitosan yang layak untuk dikeringkan menggunakan oven dengan
digunakan dalam penelitian sesuai metode suhu 110°C selama 2 jam dan di-furnes pada
Wahyono (2010). Parameter kitosan biasanya suhu 300°C selama 2 jam. Kitosan selanjutnya
dapat dilihat dari nilai derajat deasetilasi, ditaut-silangkan dengan glutaraldehida.
kadar air, kadar abu bobot molekul dan Pembuatan kitosan swelling crosslink
viskositas. Kitosan komersial/niaga memiliki glutaraldehida (Swelling Crosslink GA)
bobot molekul sekitar 1x105 - 1,2x106 gr/mol. mengacu pada metode Hastuti et al. (2011),
yaitu kitosan sebanyak 2 g dilarutkan ke dalam
Pembuatan kitosan dengan dan tanpa 100 mL asam asetat 1% (v/v) dan diaduk secara
modifikasi kontinyu selama 2 jam, selanjutnya NaHCO3
Pembuatan larutan kitosan tanpa dimasukkan ke dalam larutan kitosan pada
modifikasi mengacu pada Prayudi dan Susanto suhu kamar dengan variasi komposisi
(2000), yaitu membuat larutan kitosan dengan NaHCO3:kitosan 0.2:2.0 (b/b) dan diaduk
kadar 1% dalam asetat (CH3COOH) 2%. kurang lebih selama 1 jam. Larutan tersebut
Kitosan sebanyak 1 g dilarutkan dalam 20 kemudian disemprotkan pada larutan NaOH
mL asam asetat 2%, kemudian ditambahkan 5% sebanyak 300 mL (b/v) menggunakan
air suling atau akuades hingga 100 mL injeksi gel kitosan yang terbentuk, dicuci
selanjutnya diaduk menggunakan magnetic dengan akuades hingga netral. Bead kitosan
stirer agar kitosan terlarut sempurna. yang terbentuk kemudian ditambahkan
Modifikasi kitosan dibagi menjadi agen crosslinker glutaraldehid sebanyak 2,5%
tiga jenis modifikasi, yaitu melalui dengan rasio 1:1 (v/v). Larutan kemudian
penautan silang (crosslink) dengan dicampur hingga homogen menggunakan
glutaraldehida (GA) berdasarkan metode magnetic stirrer dan dibiarkan selama 2 jam

462 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3

pada suhu 80°C. Bead kitosan yang sudah sembilan waktu, yaitu menit ke-0; 15; 30; 45;
melalui proses taut-silang (crosslink) dicuci 60; 75; 90; 105 dan 120 menit.
dengan akuades untuk menghilangkan sisa Sampel dari masing – masing limbah
NaOH, lalu dikeringkan menggunakan oven tailing dimasukkan ke dalam beaker glass 500
pada suhu 60oC selama ±8 jam. mL. Setiap beaker glass kemudian diberikan
perlakuan, yaitu sampel tanpa penambahan
Penentuan konsentrasi terbaik adsorben (kontrol) serta sampel dengan
kitosan penambahan adsorben (sesuai jenis adsorben
Penelitian pendahuluan bertujuan yang akan diujikan), selanjutnya setiap beaker
untuk mencari dan menetapkan konsentrasi glass yang telah berisi perlakuan dilakukan
kitosan yang paling optimal atau efektif pengadukan dengan metode jar test dengan
terhadap penurunan bahan pencemar dari menggunakan alat flokulator. Pengadukan
limbah tailing pengolahan emas, mengamati dilakukan secara cepat (rapid mixing selama
pola kecepatan laju reaksi adsoprsi, serta 1 menit), dilanjutkan dengan pengadukan
waktu yang diperlukan untuk mencapai titik lambat (slow mixing). Hasil yang diperoleh
keseimbangan reaksi adsorpsi. Percobaan dari waktu pengadukan lambat selanjutnya
pada penelitian pendahuluan dibagi menjadi dianalisis dengan cara membandingkan
sebelas perlakuan dengan selang konsentrasi penurunan kadar sianida dibandingkan
yang berbeda (400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, dengan kontrol.
700 ppm, 800 ppm, 900 ppm, 1.000 ppm, 1.100 Efektivitas kemampuan adsorpsi
ppm, dan 1.200 ppm), dan disertai perlakuan kitosan terhadap limbah sianida dihitung
kontrol. Pengujian kemudian dilakukan melalui prosentase daya adsorpsi dengan
terhadap beberapa parameter antara lain pH, menggunakan rumus sebgai berikut
turbiditas, dan TDS. (Resmianty 2012),

Pengukuran daya absorbansi kitosan ( A − B)


dengan berbagai modifikasi % Adsorpsi = x100%
A
Percobaan pada penelitian lanjutan
dilakukan dengan melakukan pengukuran Keterangan :
daya absorbansi kitosan melalui percobaan A : Konsentrasi awal limbah
yang dibagi dalam lima perlakuan, yaitu B : Konsentrasi limbah setelah ditambahkan
kontrol (limbah sianida tanpa penambahan adsorben
adsorben); limbah sianida dengan
penambahan kitosan cair (tanpa modifikasi); Analisis sianida
limbah sianida dengan penambahan kitosan Pengukuran parameter utama yaitu
aktif crosslink GA; limbah sianida dengan analisis konsentrasi sianida dilakukan di
penambahan adsorben kitosan swelling Laboratorium Mikrobiologi dan Hidrokimia,
dan crosslink GA; limbah sianida dengan Pusat Penelitian Limnologi LIPI dengan
penambahan adsorben kitosan crosslink GA. menggunakan alat spektrofotometer. Analisis
Limbah sianida dibuat secara sintetik agar lebih sianida bebas mengikuti prosedur APHA
stabil selama penelitian berlangsung. Kadar (2012). Air limbah disaring dengan penyaring
sianida pada limbah sintetik ini memiliki milipor 0,45 μm,selanjutnya pipet sebanyak
nilai yang kurang lebih sama dengan kadar 50 mL ke dalam labu takar 100 mL dan
sianida yang terdapat pada limbah proses tambahkan dengan buffer acetat kemudian
pengolahan bijih emas dengan menggunakan dihomogenkan. Campuran homogen
metode sianidasi sebelum dilakukan proses ditambahkan 2 mL kloramin T kemudian
detoksifikasi. Pengukuran daya absorbansi dihomogenkan dan ditunggu selama 2
juga dilakukan melalui pengukuran waktu menit. Larutan ditambahkan dengan 5 mL
kontak, yaitu waktu yang digunakan pada piridin-barbituric acid dan dihomogenkan
saat pengadukan lambat (slow mixing) pada kembali, setelah didiamkan selama 8 menit,
metode jar test. Waktu kontak dibagi menjadi serapan larutan diukur menggunakan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 463


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3 Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al.

spektrofotometer pada panjang gelombang Pengaruh kitosan terhadap pH


578 nm. Ukuran yang menunjukkan kualitas air
dan jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam
Analisis Data dan Statistik air salah satunya adalah derajat keasaman atau
Penelitian ini dilakukan menggunakan pH (Asip et al. 2015). Pengaruh konsentrasi
metode eksperimental. Rancangan percobaan kitosan terhadap penurunan pH dapat dilihat
yang digunakan adalah Rancangan Acak pada Figure 1 berikut.
Lengkap (RAL) faktorial in time dengan Berdasarkan Figure 1 diketahui bahwa
analisis sidik ragam (ANOVA), yang diolah pemberian larutan kitosan memberikan
menggunakan program Microsoft Excel 2016 pengaruh terhadap penurunan pH, semakin
dan dilanjutkan uji Duncan dengan taraf tinggi konsentrasi larutan kitosan yang
kepercayaan 95%. Uji statistik dilakukan diberikan, maka nilai pH pada limbah sianida
untuk mengetahui tingkat korelasi antar semakin rendah. Menurut Hendrawati et al.
parameter, yaitu melihat faktor yang memiliki (2015) penurunan pH tersebut dikarenakan
perbedaan terhadap perlakuan dan waktu. larutan kitosan yang bersifat asam dan
adanya polielektrolit kationik yang terdapat
HASIL DAN PEMBAHASAN pada kitosan yaitu ion hidrogen bebas (H+)
Pengaruh Konsenstrasi Kitosan yang dihasilkan dari reaksi hidrolisis ketika
Terhadap Daya Absorbansi koagulan bereaksi dengan air. Nilai pH
Penelitian ini didahului dengan terendah berada pada penambahan kitosan
melakukan optimasi pemberian kitosan 1200 ppm. Baku mutu pH air limbah bagi
dengan sebelas perlakuan pada limbah yang industri pertambangan bijih emas atau
mengandung sianida. Limbah yang digunakan tembaga berdasarkan KLH (2004) berkisar
pada penelitian ini merupakan limbah dengan antara 6-9. Berdasarkan hasil penelitian maka
konsentrasi awal sianida yaitu 225,48 ppm. penambahan larutan kitosan konsentrasi 500-
Pengujian kemudian dilakukan terhadap 1200 ppm memenuhi standar baku mutu pH
beberapa parameter antara lain pH, turbiditas, pada limbah sianida hasil pengolahan bijih
dan TDS. emas yang ditetapkan oleh pemerintah.

10

9.5

8.5
pH
PH

7.5

6.5
0 1 2 3
TIME
Time(HOURS)
(Hours)

Figure 1 The effect of the chitosan concentration on the test results of pH, ( ) 0 ppm, ( ) 400
ppm, ( ) 500 ppm, ( ) 600 ppm, ( ) 700 ppm, ( ) 800 ppm, ( ) 900 ppm,
( ) 1000 ppm, ( ) 1100 ppm, ( ) 1200 ppm.

464 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3

Pengaruh kitosan terhadap TDS kitosan karena kitosan mampu mengikat


Total Dissolve Solid (TDS) merupakan pengotor organik maupun anorganik yang
suatu benda padat terlarut yang meliputi terionkan
semua mineral, garam, logam, serta
kationanion yang dapat terlarut di air Pengaruh kitosan terhadap turbiditas
(Ilyas et al. 2013). Kadar TDS yang tinggi pada Penambahan kitosan pada limbah sianida
umumnya diakibatkan banyaknya kandungan mengakibatkan adanya penurunan tingkat
senyawa-senyawa organik dan anorganik yang turbiditas. Pengaruh penambahan kitosan
larut dalam air, seperti mineral dan garam terhadap penurunan tingkat turbiditas dapat
(Rinawati et al. 2016). Pengaruh penggunaan dilihat pada Figure 3.
kitosan terhadap turbiditas dapat dilihat pada Berdasarkan Figure 3 diketahui bahwa
Figure 2 berikut. semakin tinggi konsentrasi kitosan yang
Berdasarkan Figure 2 diketahui bahwa diberikan, maka semakin menurunkan
semakin tinggi konsentrasi kitosan yang nilai turbiditas dalam limbah tersebut.
diberikan pada larutan sianida tidak Konsentrasi optimum koagulan kitosan
memberikan pengaruh secara signifikan berada pada konsentrasi 1.000 ppm atau
terhadap penurunan atau kenaikan TDS. setara dengan 99,99%. Pemberian koagulan
Tidak terdapatnya pengaruh kitosan terhadap pada dosis yang optimal dapat membantu
kenaikan maupun penurunan TDS disebabkan mengikat bahan pencemar lalu membuat
ukuran zat terlarut sangat kecil dan telah partikel-partikel halus penyebab kekeruhan
menyatu dengan larutannya (tersuspensi), yang tadinya bersifat stabil menjadi tidak
walaupun penambahan kitosan pada limbah stabil muatannya sehingga terjadi gaya tarik-
sianida tidak berpengaruh nyata, tetapi menarik menjadi terendapkan membentuk
terdapat penurunan dari kontrol (limbah flok (Wardhani et al. 2014). Menurut
sianida tanpa perlakuan) dengan limbah Al-Manhel et al. (2016), penurunan tingkat
sianida dengan perlakuan kitosan. Sari et al. turbiditas akibat adanya penambahan kitosan
(2017) menyatakan bahwa terjadi penurunan karena kitosan adalah multi polimer bio,
nilai TDS pada air sumur yang diberikan memiliki muatan positif dan mengandung

1260

1240

1220
(PPM)
(ppm)

1200
TDS
TDS

1180

1160

1140 3 Hours
00 H
Hours
OURS 11HHours
OURS 2 2HHours
OURS 3 HOURS

TIME(Hours)
Time (HOURS)

Figure 2 The effect of the chitosan use on the test results of TDS, ( ) 0 ppm, ( ) 400 ppm,
( ) 500 ppm, ( ) 600 ppm, ( ) 700 ppm, ( ) 800 ppm, ( ) 900 ppm, ( )
1000 ppm, ( ) 1100 ppm, ( ) 1200 ppm.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 465


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3 Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al.

450
400
350
Turbidity (NTU)

300
250
200
150
100
50
0
0 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200
Chitosan concentration (ppm)

Figure 3 The effect of the chitosan concentration on the test results of turbidity,
( ) 0 hours, ( ) 1 hours, ( ) 2 hours, ( ) 3 hours.

kelompok amina bebas yang memberikan kontak pada pengadukan lambat ditunjukkan
kemampuan tinggi dalam keterkaitan secara pada Table 1.
kimia dengan molekul yang memiliki muatan Kitosan memberikan pengaruh dalam
negatif seperti protein, lemak dan ion mineral. menurunkan kadar sianida. Penggunaan
kitosan sebagai adsorben tanpa atau
Pengaruh kitosan terhadap sianida dengan modifikasi secara umum mampu
Penentuan konsentrasi kitosan optimum mengadsorpsi sianida secara siginifikan.
terhadap penurunan kadar sianida dalam Waktu kontak juga memberikan pengaruh
air pada rentang konsentrasi 400–1200 ppm. yang nyata terhadap penurunan sianida.
Hasil pengujian ditunjukkan pada Figure 4 Pengaruh modifikasi kitosan dan waktu
Berdasarkan hasil pengujian pada Figure kontak terhadap penurunan kadar sianida
4 diketahui bahwa penggunaan kitosan dalam air ditunjukkan pada Figure 5.
optimum dalam menurunkan kadar sianida Berdasarkan hasil pada Figure 5
yaitu pada konsentrasi 1000 ppm atau mampu diketahui bahwa kitosan dapat menurunkan
menurunkan pH dari kontrol sebesar 49%. konsentrasi sianida secara signifikan. Kitosan
Konsentrasi inilah yang selanjutnya digunakan tanpa maupun dengan modifikasi, keduanya
untuk melakukan penelitian lanjutan. secara signifikan mampu mengadsorpsi
sianida di dalam air. Waktu kontak pada
Pengaruh modifikasi terhadap daya proses pengadukan lambat juga berpengaruh
absorbansi kitosan terhadap daya adsorpsi konsentrasi sianida.
Hasil pada penelitian pendahuluan Hasil pada Gambar 5 menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa konsentrasi larutan waktu kontak pengadukan lambat yang
kitosan optimum sebagai adsorben terbaik dalam mengadsorpsi sianida adalah
sianida adalah 1000 ppm. Berdasarkan 120 menit. Kitosan cair pada waktu kontak
hal tersebut maka penelitian dilanjutkan tersebut mampu mengadsopsi sianida yaitu
dengan melakukan penelitian utama melalui 83,26%, kitosan modifikasi crosslink GA
pengukuran daya adsorpsi. Prosentase 88,31%, kitosan modifikasi aktif crosslink
adsorpsi kadar sianida oleh berbagai GA 89,29%, dan kitosan modifikasi swelling
modifikasi kitosan dan berdasarkan waktu crosslink GA 90,38%.

466 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3

250

200
Cyanide concentration (ppm)

150

100

50

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Chitosan concentration (ppm)

Figure 4 The effect of the chitosan concentration on the reduction of cyanide content

Table 1 The percentage of cyanide adsorption by chitosan and contact time

Persentase adsorpsi (Percentage of adsorption)


Contact time Control Liquid Crosslinked Crosslinked Swelling
(menit) (%) chitosan GA chitosan active GA crosslinked GA
(%) (%) chitosan (%) chitosan (%)
15 1.32n 33.22n
38.35n
37.86 n
41.18n
30 2.07n 44.68n 59.73mn 54.52n 57.01mn
45 3.09n 54.71i 58.71ij 55.05k 60.44k
60 2.34n 61.09k 65.99ij 63.27k 66.67hi
75 2.04n 69.53f 73.83e 74.02e 75.00e
90 1.28n 69.53f 81.11cd 79.07d 80.47cd
105 2.68n 69.31f 81.45cd 81.07cd 81.15cd
120 2.11n 83.26bc 88.31ab 89.29a 90.38a

Hasil penelitian juga membandingkan dengan kitosan modifikasi swelling crosslink


penggunaan kitosan tanpa maupun dengan GA mempunyai pengaruh yang berbeda nyata
modifikasi. Kitosan dengan modifikasi swelling terhadap penurunan kadar sianida. Uji lanjut
crosslink GA memiliki kemampuan yang BNT memberikan hasil bahwa perlakuan
paling baik dalam menurunkan konsentrasi kitosan modifikasi swelling crosslink GA
sianida dibandingkan kitosan tanpa dengan konsentrasi 1.000 ppm memberikan
modifikasi (kitosan cair) maupun kitosan hasil yang terbaik dalam menurunkan sianida
dengan modifikasi lainnya (kitosan crosslink dari 225,48 mg/L menjadi 21,68 mg/L dengan
GA dan kitosan aktif crosslink GA). Hal daya adsorpsi sebesar 90,38% pada waktu
tersebut juga sesuai dengan hasil analisis sidik kontak 120 menit.
ragam yang menyatakan bahwa perlakuan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 467


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3 Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al.

250

200
(ppm)
CONCENTRATION
concentration (PPM)

150

100
CYANIDE
Cyanide

50

0
0 15 30 45 60 75 90 105 120
Time/Minutes
TIME/MINUTES

Figure 5 The chart of cyanide content reduction by using chitosan modification, ( ) Control,
( ) Liquid chitosan, ( ) Crosslinked GA chitosan, ( ) Crosslinked active GA
chitosan, ( ) Swelling crosslinked GA chitosan

KESIMPULAN role of chitosan and cellulose for water


Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben treatment. International Journal of
efektif dalam menurunkan pH, turbiditas, dan Pharmacognosy. 2(6): 280-289.
kadar sianida pada air limbah. Penggunaan Aitio A, Kiilunen M, Santonen T, Nordberg
kitosan efektif pada konsentrasi larutan M. 2015. Handbook on the Toxicology
1.000 ppm melalui proses koagulasi–flokulasi of Metals 4th Edition: Gold and Gold
dengan metode jartest. Perlakuan kitosan Mining. Chapter 38.
modifikasi swelling crosslink GA dengan Al-Manhel AJ, Al-Hilphy ARS, Niamah
waktu kontak pengadukan lambat dapat AK. 2018. Extraction of chitosan,
menurunkan kadar sianida dalam air limbah characterisation and its use for water
sebesar 90,38% . purification. Journal of the Saudi
Society of Agricultural Sciences.
DAFTAR PUSTAKA 17(2): 186-190.
Agarwal B, Sengupta P, Balomajumder [APHA] American Public Health Association.
C. 2013. Equilibrium, kinetic, and 2012. Standard Methods for the
thermodynamic studies of simultaneous Examination of Water and Waste Water.
co-adsorptive removal of phenol and 22nd Edition, American Public Health
cyanide using chitosan. International Association, American Water Works
Journal of Chemical, Molecular, Nuclear, Association, Water Environment
Materials and Metallurgical Engineering. Federation.
7(11): 863-870. [ANTAM] Aneka Tambang Indonesia. 2017.
Agustina S, Swantara IMD, Suartha IN. 2015. Penambangan emas [Internet]. [diunduh
Isolasi kitin, karakterisasi, dan sintesis 2017 April24].Tersediadari:http://www.
kitosan dari kulit udang. Jurnal Kimia. antam.com/index.php?option=com_con-
tent&task=view&id=19&Itemid=148&la
9(2): 271-278. ng=id.
Ahmad M, Ahmed S, Swami BL, Ikram S. Arora A. 2005. Text Book of Inorganic
2015. Adsorption of heavy metal ions: Chemistry. India (IN): Offset Pr.

468 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3

Hardiani L. 2002. Evaluasi efektivitas Resmianty T. 2012. Efektifitas kitosan dan


pengolahan limbah sianida pada biofilter eceng gondok (Eichornia
pengolahan bijih emas (Studi kasus crassipes (Mart) Solm) dan kijing
di PT. Aneka Tambang Unit Bisnis Taiwan (Anodonta woodiana) sebagai
Pertambangan Emas Pongkor, Bogor, adsorben pada pengolahan limbah yang
Jawa Barat). [Tesis]. Jakarta (ID):
Universitas Indonesia. mengandung logam Hg, Pb, dan Pb.
Harti R, Allwar, Fitri N. 2014. Karakterisasi [Tesis]. Bogor [ID]: Institut Pertanian
dan modifikasi karbon aktif tempurung Bogor.
kelapa sawit dengan asam nitrat untuk Rinawati, Hidayat D, Suprianto R, Dewi PS.
menjerap logam besi dan tembaga dalam 2016. Penentuan kandungan zat padat
minyak nilam. IJCR (Indonesian Journal (total dissolve solid dan total suspended
of Chemical Research). 2(1): 74-83. solid) di perairan Teluk Lampung.
Hastuti B, Masykur A, Ifada F. 2011. Modifikasi Analytical and Environmental Chemistry.
kitosan melalui proses swelling dan 1(01): 36-45.
crosslingking menggunakan glutaraldehit Sari DP, Abdiani IM. 2015. Pemanfaatan kulit
sebagai pengadsorpsi logam Cr (VI) pada udang dan cangkang kepiting sebagai
limbah industri batik. Jurnal EKOSAINS. bahan baku kitosan. Jurnal Hardopon
3(3): 14-21. Borneo. 8(2): 142-147.
Hendrawati, Sumarni S, Nurhasni. 2015. Sari LP, Rusmini. 2017. Pemanfaatan kitosan
Penggunaan kitosan sebagai koagulan dari cangkang kerang simping sebagai
alami dalam perbaikan kualitas air danau. penjernih air sumur. UNESA Journal of
Jurnal Kimia VALENSI. 1(1): 1-11. Chemistry. 6(1): 64-67.
Ilyas NI, Nugraha WD, Sumiyati S. 2013. Siregar AD. 1999. Tambang Emas Pongkor
Penurunan kadar TDS pada limbah tahu sebagai pertambangan Emas berwawasan
dengan teknologi biofilm menggunakan Lingkungan. Seminar Teknologi
media biofilter kerikil hasil letusan pengolahan Limbah II. Badan Tenaga
gunung merapi dalam bentuk random Atom Nasional. Jakarta.
(studi kasus: industri tahu jomblang, Sugita P, Wukirsari T, Sjahriza A, Wahyono D.
Semarang). Jurnal Teknik Lingkungan. 2009. Kitosan Sumber Biomaterial Masa
2(3): 1-10. Depan. Bogor (ID): IPB Pr.
[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Suptijah P, Zahiruddin W, Firdaus D. 2008.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Pemurnian air sumur dengan kitosan
Hidup Nomor 202 Tahun 2004 tentang melalui tahapan koagulasi dan filtrasi.
Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha Buletin Teknologi Hasil Perikanan. 11(1):
dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih 65-72.
Emas dan atau Tembaga. Jakarta (ID): Sutoto. 2007. Studi efek iradiasi radium untuk
Kementerian Lingkungan Hidup. pengolahan limbah sianida industri
Muharam S, Sugita P, Wulanawati A. 2010. pertambangan emas. Jurnal Teknologi
Adsorption of Au (III) onto chitosan Pengelolaan Limbah. 10: 16-26.
glutaraldehyde crosslinked in cyanide Wahyono D. 2010. Ciri nannopartikel kitosan
solution. Prosiding Seminar Nasional dan pengaruhnya pada ukuran partikel
Sains III. 6(3): 260-270. dan efisiensi penyalutan ketoprofen.
Oktarina E, Adrianto R, Setiawati I. 2017. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Imobilisasi bakteri pada kitosan-alginat Bogor.
dan kitin-alginat. Majalah Teknologi Wardhani K, Widyastuti, Hadiwidodo M,
Agro Industri (TEGI). 9(2): 1-8. Sudarno. 2014. Khitin cangkang rajungan
Prayudi T, Susanto JP. 2000. Chitosan sebagai (Portunus pelagicus) sebagai biokoagulan
bahan koagulan limbah cair industri untuk penyisihan turbidity, TSS, BOD
tekstil. Jurnal Teknologi Lingkungan. 1(2): dan COD pada pengolahan air limbah
121-125. farmasi PT. Phapros Tbk, Semarang.
Jurnal Teknik Lingkungan. 3(4): 1- 6.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 469


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 3 Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben sianida, Sukma et al.

Wu CF, Tseng LR, Juang SR. 2010. A review


and experimental verification of using
chitosan and its derivatives as adsorbent
for selected heavy metals. Journal of
Environmental Management. 91: 798-806.

470 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai