Anda di halaman 1dari 14

MENELUSURI WACANA PEMBANGUNAN:

MENCARI FORMAT PEMBANGUNAN


KHAS NEGARA BERKEMBANG

Arif Hartono

Abstract

Development concepts in almost of developing countries have been being


adoptedfrom Western. Whereas, developing countries have different background
and conditionfrom Western in politics, economics, social, culture, history, etc. The
implication ofthat condition. Western concepts couldn't solve the real problem of
development in developing countries. A situation was aggravated by the existence
ofworld relationship that give more advantage to Western/developicountries.
The way out of that condition, developing countries must deconstruct their
concept of development. Developing countries is different from Developed coun
tries. so they must solve their problem with their way/concept. Essentially, deve
loping countries must create the newparadigm ofdevelopment.
To create the new paradigm, heterodoks and eclectic approach is very good
method. Developing countries mustn't obey the grand theory. Theymay think or do
'everything' for development as they 'wish'.

Debat pemikiran pembangunan baik Afrika, dapat kita ambil sebagai contoh ka-
dalam perspektif konseptual maupun im- sus. Pada Agustus 1982 Meksiko mengu-
plementasinya seakan tak pemah berhenti; mumkan kebangkrutan perekonomiannya,
seirama dengan denyut nadi pembangunan sehingga tidak mampu lagi untuk membayar
di negara dunia ketiga yang tak kunjung usai utangnya yang berjumlah US$ 20 milyar.
atau bahkan tak akan pemah usai. Pergula- Fenomena ini kemudian berlanjut tahun
tan in! terasa semakin hangat ketika 1983 dimana teijadi antrean. panjang pen-
kerangka konseptual yang mengikuti kaidah- jadwalan utang: Costa Rica {US$ 200 juta),
kaidah 'konvensional' -yang tidak lain merupa- Sudan (US$ 536 juta), Cuba (US$415 juta),
kan replikasi pembangunan model barat Togo (US$ 300 juta), Zambia (US$ 375
(westernization)— pada realitanya banyak juta), Romania (US$ 195 juta). Chili (US$
menemui kebuntuan di lapangan. Dalam 16 milyar), Peru (USS 400 juta), Ekuador
perjalanannya, konsep-konsep pembangunan (USS 200 juta), Malawi (USS 30 juta), Brazil
made in barat tersebut setelah diimplemen- (USS 2,7 milyar), Nigeria (USS 46 juta), Zaire
tasikan di banyak negara berkembang justru (USS 1,6 milyar).'
tidak sedikit yang menghasilkan paradoks- Dalam situasi yang lain, terdapat ke-
paradoks pembangunan —yang sangat cenderungan mensalahposisikan pembangu
mungkin unpredictable dan uncontrollable— nan sebagai sebuah dogma yang sakral dan
dengan bobot kompleksitas permasalahan harus dijunjung tinggi dan tak terbantahkan.
yang tidak dapat dipandang enteng. Apapun dikalahkan demi yang namanya
Kebangkrutan ekonomi beberapa negara pembangunan, padahal terkadang dam-
berkembang, terutama di Amerika latin dan paknya justru bertolak belakang dengan

70 JEP Vol. 4 No. 1, 1999


ISSN: 1410-2641 Arief Hartono. Menelusuri Wacana Pembangiman ...

tujuan pembangunan itu sendirl. Fe- kan sejumlah jenis produk dengan menggu
nomena ini terkadang membuat orang pesi- nakan sejumiah sarana produksi tertentu,
mis, skeptis atau bahkan anti dengan yang (Djojohadikusumo, 1994:1)
namanya pembangqnan. Tidak sedikit Sementara itu, pembangunan ekonomi
yang menafsirkan pembangunan tidak lebih pada umumnya dideflnisikan sebagai suatu
dari sekadar penggusuran ataupun pelucutan proses yang menyebabkan pendapatan per-
hak-hak dan akses ekonomi 'si lemah' oleh kapita penduduk sesuatu masyarakat me-
"si kuat'. Dengan menggunakan dogma ningkat dalam jangka panjang. Dengan
pertumbuhan, kemajuan, modemisasi atau demikian, pembangunan ekonomi mem-
jargon-jargon lainnya, tidak sedikit rakyat punyai tiga sifat penting, yaitu: (1). suatu
kecil harus reia melepaskan kepemilikan proses, yang berarti merupakan perubahan
asasinya demi pembangunan. Padahal dalam yang terjadi terus menerus (2). usaha
banyak kasus proses tersebut hanya dapat untuk menaikkan tingkat pendapatan per-
diakses dan dinikmati segelintir individu kapita, dan (3). kenaikan pendapatan per-
dari suatu komunitas yang sangat luas. kapita itu harus terus berlangsung dalam
Tulisan ini mencoba memotret perkem- jangka panjang, (Sukimo, 1985:13)
bangan pemikiran pembangunan beserta im- Blla kita cermati dari kedua pengertian
plementasi dan implikasinya di negara di atas (pertumbuhan dan pembangunan
berkembang secara umum, untuk kemudian ekonomi) fokusnya terletak pada peningka
mencoba mencari/menawarkan poia berflkir tan pendapatan perkapita masyarakat. Para
dan bertindak yang dapat melahirkan pe- ahii ekonomi kemudian membedakan kedua
mikiran-pemikiran pembangunan altematif pengertian dengan mengartikan istilah pem
yang khas negara berkembang. Lahimya bangunan ekonomi sebzgm (1). peningkatan
pemikiran-pemikiran altematif tersebut di- dalam pendapatan perkapita masyarakat,
harapkan mampu menerobos status quo yaitu tingkat pertambahan GDP pada suatu
yang selama ini momentumnya berusaha tahun tertentu melebihi tingkat pertambahan
'dipertahankan' oleh negara-negara barat. penduduk, atau (2). perkembangan GDP
yang beriaku dalam suatu masyarakat di-
PERGESERAN MAKNA barengi oleh perombakan dan modemisasi
PEMBANGUNAN dalam struktur ekonominya. Sedangkan
Konsepsi pembangunan'biasanya selalu pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
dikaitkan atau bahkan diidentikkan dengan kenaikan dalam GDP, tanpa memandang
masalah pertumbuhan ekonomi dan pem apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih
bangunan ekonomi. Sebenarnya masing- kecil daripada tingkat pertumbuhan pen
masing pengertian tersebut mengandung duduk; atau apakah perubahan dalam struk
makna, implikasi dan ramiflkasi" yang ber- tur ekonomi beriaku atau tidak,(Sukimo, 1985:
beda satu dari yang lainnya. 14,dan Djojohadikusumo, 1994: 2)
Pertumbuhan ekonomi berkait erat de Dalam perspektif tradisional, pem
ngan proses peningkatan produksi barang bangunan diidentikkan dengan. pertum
dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyara- buhan ekonomi, yaitu upaya-upaya untuk
kat. Dapat dikatakan" bahwa pertumbuhan menlngkatkan pendapatan per kapita. Fe-
menyangkut perkembangan yang berdi- nomena ini nampak dari pemikiran-pemiki
mensi tunggai dan diukur dengan mening- ran awal pembangunan yang tertuang dalam
katnya hasii produksi,dan pendapaian. Da teori Harod-Domar, Arthur Lewis, WW
lam pertumbuhan ekonomi, biasanya Rostow, Hirscman, Rosenstein-Rodan,
ditelaah dari proses produksi yang melibat- Nurkse, dan Leibensiein. Tidaklah menghe-

JEPVol. 4N0.1,1999 71
Arict'Hanono. Xkneliisuri Wacom Paiibangunan ... ISSN: 1410-2641

rankan bila pembangunan pada era ini di- memperhatikan aiam (ecodevelopment). serta
maknai sebagai kapasitas perekonomian na- pembangunan memperhatikan ketimpangan
sional, yang kondisi ekonomi awalnya pendapatan menurut jenis etnis (ethnode-
kurana lebih berada dalam keadaan statis velopment), (Kuncoro, 1997: 7-14)
untuk jangka waklu yang lama, untuk Kerancuan pengertian pertumbuhan
menghasilkan dan mempertahankan tingkat ekonomi. pembangunan ekonomi dan pem
kenaikan GNP sekitar 5 sampai 7 persen bangunan itu sendiri sebenamya tidak ter-
atau lebih setahun. Pada masa inipun kita lepas dari dominannya pandangan yang
dapat menemukan bahwa pembangunan juga menatap pembangunan dalam perspektif
umumnya dillhat dalam pengeitian pembahan ekonomi semata. Padahal, pembangunan
secara terencana struktur produksi dan bukanlah sekedar masalah ekonomi, tetapi
penciptaan lapangan pekerjaan sehingga lebih luas dari itu. Pembangunan mempu-
bagian dari sektor pertanian menurun se- nyai dimensi yang lebih luas (sosial, politik,
mentara sektor Industri (manufaktur dan budaya dan Iain-lain). Menurut Todaro
jasa) meningkat, {Todaro, 1997:13-14) (1997:16),/^emZ'aMgMwondimaknai sebagai suatu
Dalam pemikiran-tradisional, walaupun proses multidimensi yang melibatkan peruba-
banyak varian pemikiran, pada dasarnya han-perubahan dalam struktur sosial. sikap
key-word dari pembangunan adalah pem- dan faktor kelembagaan, juga percepatan
bentukan modal. Oleh karena itu, strategi pertumbuhan ekonomi, pengurangan
pembangunan yang dianggap paling sesuai ketidakadilan dan penghapusan kemiski
adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi nan absolut.
dengan mengundang modal asing dan mela- Pada hakikatnya, pembangunan harus
kukan Industrialisasi. Tampak jelas, bahwa berlangsung pada suatu tingkat perubahan
konsep dan strategi pembangunan semacam secara menyeluruh sehingga suatu sistem
ini dijiwai oleh pengalaman negara-negara sosial, yang telah diselaraskan dengan ke-
Eropa . Inilah yang disebut dengan Euro- butuhan-kebutuhan dan keinginan dasar
.ww/r/sw, (Hettne, 1992) masing-masing pribadi dan kelompok yang
Memasuki dasawarsa 1960-an, mun- beraneka ragam dalam sistem tersebut. akan
cul kesadaran baru yang 'menggoyang' eu- bergerak menjauhi kondisi hidup yang se
rosentrism. Banyak negara berkembang cara umum dianggap kurang memuaskan.
manyadari -bahwa pertumbuhan' tidaklah dan mengarah ke situasi atau kondisi hidup
identik dengan pembahgurian, Hal ini dipicu yang secara material dan spiritual dianggap
oleh kenyataan yang'mereka alami bahwa MebiK baik'. Tiga nilai dasar yang harus di-
dibalik pertumbuhan ekonomi yang tinggi, perhatikan dalam pembangunan adalah:
ternyata dlbarengi dengan masalah-masalah (I) sustenance, kemampuan untuk menye-
seperti. pengangguran, kemiskinan di pede- diakan kebutuhan dasar yang meliputi pa-
saan. distribusi pendapatan yang timpang, ngan, papan dan rasa aman; (2) .self-esteem.'
dan ketidakseimbangan struktural. kebutuhan untuk dihargai, yaitu suatu pera-
Hal tersebut di atas menjadi momentum saan akan nitai atau martabat dan hormat
dimulainya masa pengkajian ulang tentang terhadap diri pribadi, sehingga tidak diman-
arti pembangunan. Pada masa ini bermun- faatkan semata-mata sebagai alat untuk
culan paradigma baru dalam pembangunan, mencapai tujuan orang lain; dan (3) free
diantaranya: konsepsi pertumbuhan dengan dom from servitude, kebebasan untuk dapat
distribusi, kebutuhan pokok (basic needs), memilih. Kebebasan di sini hendaknya
pembangunan mandiri (self-reliant develop tidak dipahami dalam makna politik atau
ment). pembangunan berkelanjutan dengan ideologi, meiainkan dalam pengertian yang

72 JEPVol. 4 No.l, 1999


ISSN: 1410-2641 AriefHartono. Meneliisuri IVacana Penihungtinan

lebih mendasar mengenai kcbebasan atau Terhadap kenyataan tersebut, terdapat


emansipasi dari perampasan kondisi mate dua kelompok teori yang berusaha men-
rial kehidupan, dari penjajahan sosial jelaskannya, yaitu (l)Teori Modernlsasi.
atas manusia oleh, alam, kebodohan, yang memandang bahwa kemiskinan ne
orang-orang lain, penderitaan, lem- gara-negara pertanian disebabkan oleh
baga-lembaga dan keyakinan-keyakinan faktor-faktor internal (dalam negeri); dan
dogmatik. (2)Teori Struktural, yang memandang
bahwa penyebab kemiskinan berasal
KERANGKA KONSEPTUAL dari faktor ekstemal.
PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA Menurut Teori modernlsasi; keterbela-
Pada saat teori pembagian kerja intema- kangan suatu negara disebabkan karena
sional menjadi sebuah grand theory, maka orang-orangnya/nilai-nilai yang hidup di
negara-negara di dunia menspesiallsaikan masyarakat tersebut belum modern, se
dirinya sesuai dengan keunggulan kompara- hingga tidak bisa mendukung proses pem
tif (comparative advantage) yang dimiliki- bangunan. Solusinya, mereka 'harus diba-
nya. Karena adanya spesialisasi ini, terjadi- ngunkan' dengan memperkenalkan nilai-ni-
lah perdagangan intemasional yang menurut lai modem yang rasional dan saran-
teori ini merupakan sarana yang dapat me- sarana/lembaga modem untuk menopang
nguntungkan semua pihak yang terlibat di- pembangunan. Secara umum clri-ciri dari
dalamnnya. teori modemisasi ialah (l)didasarkan pada
Rekomendasi lebih lanjut dari teori dikotomi tradisional dan modem,
pembagian kerja secara intemasional bahwa (2)didasarkan pada faktor-faktor non mate
pembangunan yang paling'baik bag! suatu rial sebagai penyebab kemiskinan, khusus-
negara adalah pembangunan yang melebur- nya dunia Ide/alam pemikiran, (3)biasanya
kan diri ke dalam kegiatan ekonomi dunia, bersifat a-historis, hukum dianggap berlaku
karena pada dasamya negara-negara yang secara universal tanpa memperhatikan faktor
ada saling tergantung, dan akan lebih me- waktu ataupun tempat, (4)faktor yang men-
nguntungkan bila negara-negara saling me- dorong atau menghambat pembangunan ha
ngisi kelemahan yang.ada. ms dicari di dalam negara yang bersangku-
Berdasarkan rekomendasi tersebut, tan, bukan di luamya.
maka di dunia terdapat dua kelompbk besar Walaupun terdapat kesimpulan umum
negara sesuai dengan comparative advan- bahwa penyebab keterbelakangan adalah
/oge-nya, yaitu (l)negara-negara yang faktor intemal. namun dalam menjelaskan
memproduks! hasil pertanian (agricultural faktor intemal apa yang paling dominan
countries), dan {2)negara-negara yang penyebab keterbelakangan tersebut sangat-
memproduksi barang-barang industri (In lah beragam antara tokoh penganut teori
dustrial Countries). Antara dua kelompok modemisasi. Roy Harrod dan Evsey Domar
negara tersebut terjadi hubungan dagang dan menyebut kelangkaan tabungan dan investa-
keduanya, menurut teori diatas, saling di- sai di negara berkembang sebagai penye-
untungkan. Namun, realita menunjukkan ha babnya, Mark Weber menyoal lemahnya
sil yang berbeda. Neraca perdagangan selalu semangat kerja keras dan sungguh-sungguh
menguntungkan negara industri, sehingga yang lepas dari motivasi imbalan material
negara-negara industri semakin kaya se- (spirit agama), David McClelland menyebut
dangkan negara-negara pertanian semakin kurang tingginyasemangat untuk berprestasi
jauh tertinggal. (needfor achievement/ n-ach theory). WW.
Rostow yang terkenal dengan thefive stages

JEP Vol.4No.l, 1999 73


AriefHartono. Mcnelusuri IVacana Pfmhunxwiun ... ISSN: 1410 - 2641

of economic growth-nydi menekankan arti nya. Kalau bangunan bawahnya berubah,


penting lembaga-lembaga non ekonomi bangunan atas juga akan mengikutinya.
(lembaga-lembaga sosial dan politik) yang Maka, dalam teori ini aspek materi menjadi
mendukung proses pembangunan, Bert F. lebih penting daripada aspek ide: fllsafat
Hoselitz masih mempersoalkan masalah materialisme memang menjadi dasar dari
faktor-faktor non ekonomi tetapi lebih me teori Marx. Berkait dengan interaksi negara
nekankan lembaga-lembaga yang konkret perianian-industri, Raul Prebisch (1950)
untuk menghimpun modal, memasok tenaga menyatakan kritiknya terhadap perdagangan
kerja teknis dan teknologi. Sementara itu, dunia yang bebas serta menyoal tentang
Alex Inkeles dan David H. Smith lebih hambatan industri, dan karena itu juga ham-
menyoal masalah manusia sebagai kompo- batan terhadap pembangunan, disebabkan
nen penting dari pembangunan dan mere- oleh fy^tor-fektor ekstemal. Prebisch menunjuk
komendasikan pendidikan sebagai sarana penurunan nilai tukar dari komoditi per
yang paling efektif untuk membentuk tanian terhadap komoditas barang industri
manusia modem. sebagai penyebabnya. Oleh karena itu. la
Berbeda dengan teori modernisasi, da- menyatakan bahwa negara yang terbelakang
lam pandangan kaum struktural kemiskinan harus melakukan industrialisasi. bila mau
di negara dunia ketiga yang mengkhususkan membangun dirinya.
diri pada produksi pertanian adalah akibat Sejalan dengan rekomendasi Prebisch.
dari struktur perekonomian dunia yang teori perubahan struktural menitikberatkan
eksploitatif, dimana yang kuat melaku- pembahasan pada mekanisme transformasi
kan eksploitasi terh'adap yang lemah. In- ekonomi yang dialami oleh negara sedang
teraksi negara industri-pertanian cenderung berkembang (NSB), yang semula lebih ber-
menguntungkan negara industri, bahkan lebih sifat subsisten dan menitikberatkan pada
ironis lagi, telah terjadi transfer kekayaan dari sektor pertanian menuju ke struktur pereko
negaramiskinke negara maju. nomian yang lebih modem, dan sangat di-
Teori struktural sebenarnya merupakan dominasi oleh sektor industri dan jasa. Dua
teori-teori yang memakai pendekatan struk tokoh utama teori struktural ini iaiah Arthur
tural. Pendekatan in! menekankan lingkung- Lewis dengan teori migrasinya, berupa arus
an material manusia, yakni organisasi perpindahan tenaga kerja dari sektor per
kemasyarakatan beserta sistem imbalan- tanian subsisten menuju sektor industri
imbalan material yang diberlkannya, modern; serta Hollis Chenery dengan teori
perubahan-perubahan pada lingkiingan transformasi strukturalnya yang menyata
material manusia termasuk perubahan kan bahwa'seiring dengan peningkatan
teknologi. Lingkungaujmaterial ini dianggap perdapatan per kapita maka perekonomian
sebagai faktor yang lebih penting daripada suatu negara akan bergeser dari pertanian
keadaan psikologi dan nilai-nilai kema ke industri.
syarakatan yang ada dalam mempengaruhi Masih berkait dengan interaksi negara
tingkah laku manusia. pertanian-industri, muricul sebuah pendeka
Teori struktural seringkali dianggap tan baru yang berbeda dari kaum strukturalis.
bersumber pada teori yang dilontarkan yaitu Teori Ketergantungan(Dependentsia
oleh Karl Marx, terutama teorinya tentang Theory). Orang-orang yang sangat ber-
bangunan bawah (base)^ dan bangunan atas pengaruh dibalik teori ini adalah Paul
(superstructure). Bangunan bawah adalah Baran, Andre Gunder Frank, Theotonio
aspek material dari kehidupan manusia, Dos Santos, Fernando Henrique Car
bangunan atas adalah aspek non material- doso. dan Peter Evans.

74 JEP Vol. 4 No.l, 1999


ISSN; 1410-2641 Ariel I^artono. Menelusiiri Wacana I'einhannunan

Pokok-pokok pemikiran yang dilontar- Ketergantungan. Memang, teori-teori yang


kan para penganut dependensia ialah: lahir pada era ini merupakan kelanjutan dari
(1)yang menjadi hambatan dari pembangu- pedebatan masa teori dependensia. Teori-
nan bukanlah kelangkaan modak melainkan teori tersebut dapat disebutkan dianiaranya;
pembagian kerja intemasional yang terjadi, (l).Teori Liberal, (2).Teori Bill Warren.
(2)pembagian kerja intemasional diuraikan (3).Teori Artikulasi, (4).Teori Sistem Dunia.
menjadi dua kawasan/yaitu pusat dan ping- Teori Liberal, mempersoalkan ketaja-
giran; dimana terjadi pengallhan surplus dari man definisi dari teori ketergantungan. De-
pinggiran ke pusat, (3)akibat pengaiihan finisi yang ada dianggap terlalu kabur, sulit
surplus ini negara-negara pinggiran kehi- dijadikan sesuatu yang operasional. Tanpa
langan sumber utamanya yang dibutuhkan kejelasan dan ketajaman konsep-konsep, te
untuk membangun negerinya, (4)sebagai ori ketergantungan lebih merupakan sebuah
terapinya, teori' ketergantungan mengan- retorika^bahasa, bukan sesuatu yang ilmiah.
jurkan pemutusan hubungan dengan kapi- Teori Bill Warren, mengkrltik teori
talisme dunia, dan mulai mengarahkan diri- ketergantungan dengan menunjukkan reali-
nya pada pembangunan yang mandiri. tas bahwa negara-negara yang tergantung
Rumusan yang diberikan kaum depen menunjukkan kemajuan dalam pertumbuhan
densia, yang merupakan perspektif baru da- ekonomi dan proses industrialisasinya. Ang-
lam menjeiaskan interaksi negara pertanian- gapan adanya keterbelakangan- di negara-
industri, ternyata mendapat sambutan yang negara pinggiran hanya merupakan ilusi be-
sangat ramai. Hal ini dapat dilihat dari be- laka. Bagi Warren, tidak bisa dicegah lagi
gitu banyak kritik yang dialamatkan kepada bahwa kapitalisme akari berkembang dan
teori tersebut, antara lain yang disampaikan menggejala di semua negara di dunia. Baru
Robert A. Packenham (1974), Christoper setelah kapitalisme berkembang sampai
Chase-Dunn (1975). I^itik utama terliadap mencapai titik jenuhnya, pefubahan ke so-
teori dependensia adalah bahwa tesis depen sialisme dimungkinkan.
densia- sangat menitikberatkan keterbela- Teori Artikulasi, berpangkal tolak sama
kangan yang terjadi akibat inlerkasi negara dengan Warren, yaitu ketidakpuasan ter
maju dan miskin di dunia. Sementara kritik * hadap teori ketergantungan. Teori ini
lainnya adalah bahwa teori dependensia-ti- dikembangkan oleh Claude Melllassoux
dak lebih dari sekadar tesis yang hanya dan Pierre Philippe, bertitik tolak dari kon-
mampu mengumpulkan sebab-sebab ter- sep formasi sosial. Penganut teori ini
jadinya keterbelakngan dan ketergantungan menyatakan bahwa pembangunan dan in-
semata tanpa mampu mencarikan solusi dustrialisasi secar empirik memang terjadi di
jalan keluarnya. Sampai saat ini solusi yang negar-negara terbelakang. Kapitalisme di
ditawarkan dependensia cenderung untuk negara-negara pinggiran tidak bisa berkem
melakukan isolasi terhadap pengaruh luar; bang karena artikulasinya, atau kombinasi
solusi ini tidak realistis dialam globalisasi unsur-unsurnya, tidak efisien. Ada banyak
dan perkembangan pesat arus komunikasi. unsur penghambat. Kalau kapitalisme bisa
-Perdebatan seru tentang teori depen dibiarkan berkembang secara murni, dia
densia, balk yang pro maupun yang kotra, pasti akan berhasil, tak peduli dia berkem
mengilhami munculnya perspektif-perspektif bang dinegara-negara pusat atau pinggiran.
baru pembangunan; dengan demikian teori-le- Dengan demikian, keterbelakangan di ne
ori yang muncul ^semakin semarak. Teorl- gara-negara dunia ketiga harus dilihat seba-
teori ini biasanya dikelompokkan dalam per gai kegagalan dari kapitalisme untuk ber-
spektif besar dengan nama Teori Pasca fungsi secara mumi, sebagai akibat dari

JEP Vol. 4 No.l, 1999


75
"AriefHartono. Menelusuri fi^acana Pcmbangiinan... ISSN: 14I0-2W1

adanya cara produksi lain di negara- dapat melakukan kategorisasi model pem
negara tersebut. bangunan yang diterapkan oleh negara-
Teori Sistem Dunia, dimunculkan oleh negara didunia, Namun bila diskemakan
Immanuel Walierstein sebagai reaksi keti- model-model yangtel^ binen (established) di
dakmampuan dependensi menjelaskan ge- dunia, maka akan kita dapati empat model
Jala pembangunan di dunia ketiga; yang bisa pembangunan yang paling menarik dan me-
dijelaskan hanyala gejala terjadlnya keter- nonjol, yaitu: (1) Model Welfare State (2)
belakangan (sama dengan dengan warren model negara kemakmuran (3) Model
dan teori artikulasi). Bag! Walierstein, di- Populis (4) sistem neo-liberalisme (Daman-
namika sistem dunia, yakni kapitalisnme huri. 1996: 32-40)
global, selalu memberikan peluang bagi ne- Model Welfare State, Yaitu model
gara-negara yang ada untuk naik atau turun pembangunan ala negara-negara Skandina-
kelas. Sistem dunia 'yang dulu memberi via (Swedia, Finlandia, Denmark) dan ne
keunggulan pada negara-negara penghasll gara-negara dimana partai sosialis meme-
komoditas primer, pada saat lain keunggulan rintah atau warna kemasyarakatannya
ini beralih pada t^egara-negara yang mengadopsi aspirasi kaum sosial-dempkrat.
mengembangkan Industrinya. Sistem dunia seperti Perancis, Spanyol, Jerman dan Ing-
ini juga yang kemudian memberi kesempa- gris. Beberapa ciri menonjol dari model ini
tan kepada negara-negara pinggiran yang ialah; (l)Sistem perpajakan yang sangat
sudah relatif slap untuk melakukan produksi progresif bersamaan dengan sistem jam inan
barang-barang industri yang sederhana, pada sosial yang sangat efektif untuk
saat produksi barang-barang ini sudah tidak melindungi lapisan sosial yang lemah, yang
menguntungkan lagi di negara-negara pusat. semua ini merupakan hasil dari "regulasi
Bila kita amati, bermunculannya teori- sosial" yang cerdas oleh negara dalam kon-
teori pasca teori ketergantungan mempunyai teks historis yang spesifik, proses yang
corak yang hampir sama yaitu menplak kompleks, serta berbagai hasil transfor-
pendekatan revolusioner sebagai salali satu masi gradual dan evolutif serta dengan
pemecahan eksploitasi negara negara pusat waktu yang panjang; (2)Aktor swasta seba
terhadap pinggiran, sebagaimana direko- gai agen pertumbuhan ekonomi yang efisien
mendasikan teori ketergantungan. Nampak- dimana mekanisme pasar sepenuhnya
nya, fenomena ini merupakan 'kebangkitan' menyampaikan sinyal-sinyal yang memberi
kembali kaum Neo-klasik dengan teori pe- kan arah untuk pengambilan keputusan bagi
nawaran-nya (Supply'Side Theory). Reko- kalangan swasta, tanpa adanya ruang ter-
mendasi yang diberikan kepada negara distorsi oleh perilaku birokrasi atau aktor
berkembang adalah ^mengurangi campur negara; (3)Kekuatan politik serikat buruh
langan pemerintah dalam perekonomian yang sangat menentukan, berdampingan
melalui swastanisasi BUMN, meningkatkan dengan sistem demokrasi parlementer yang
peran perencanaan dan penetapan regulasi efektif, dengan terdapatnya partal-partai
ekonomi yang menciptakan ikiim yang kon- yang memerintah dan partai oposisi sehingga
dusif bagi peningkatan peran swasta dalam terjamin proses "check and balance" dalam
pembangunan. rangka merealisasikan hak-hak politik
dan kepastian hukum bagi setiap warga
BEBERAPA IMPLEMENTASI negara.
MODEL PEMBANGUNAN Model Welfare State ini lelah men-
Bukanlah pekerjaan yang mudah untuk jadi obsesi yang kuat bagi para pendiri

76 JEPVol. 4N0.1, 1999


ISSN: U10-2MI Arief Hanono. Menehsuri Wucana Peinban^iinan ..

Republik Indonesia dengan Bung Hatta komune dalam rangka sistem langsung (direct
sebagi figur sentralnya. UUD 1945 me- ^stem) untuk pemecahan masalah-masalah le-
ngandung semangat ke arah model ini. dakan penduduk, under employment, dan ke-
Model Negara Kemakmiiran alaJepang. miskinan massal; (2)Sistem monopoli pengam
Model kedua ini memiliki ciri-ciri:CI) Negara bilan keputusan oleh sekelompok kecil ko-
menjadi sentral dalam penentuan keputusan- mite sentral partai dengan penutupan total
keputusan jangka panjang; pertumbuhan hak berbeda dalam menentukan arah dari
ekonomi, konsensus antar lembaga, semua subsistem kenegaraan; (3)Peran yang
pengembangan teknologi dan seterusnya. sangat besar dan sangat menentukan dari
Dan ia melakukan sangat sedikit campur aparat represi dan kontrol politik untuk
tangan dalam tingkat pelaksanaannya. menjamin efektifnya sistem mereka.
Swastalah yang sepenuhnya menjabarkan Patut dicatat RRC pra reformasi telah
dan merealisasikan keputusan-keputusan mengalami keberhasilan relatif dalam men-
jangka panjang tersebut; (2) Kemitraan ciptakan kesempatan kerja penuh dan me-
negara/ birokrasi dengan kaum wiraswasta nekan sekecil-kecilnya tingkat ketimpangan
dalam rangka merebut asar dunia; (3) Sistem (kemiskinan relatiO dan jumlah. penduduk
subsidi untuk kebutuhan pokok menjamin dibawah garis kemiskinan (kemiskinan ab-
secara efektif proses redistribusi kepada para solut), meski harus dibayar dengan biaya
petani serta kelas-kelas> sosial yang rendah sosial dan politik yang mahal dengan diku-
lainnya dari hasil-hasil pertumbuhan ekonomi, burnya baik dalam pengertian fisik maupun
terutama mengulang model barat dalam nonflsik hak-hak individu untuk kepentingan
proses industrialisasi, praktik manajemen sistem kolektivisme mereka.
sumberdaya manusia dan pengembangan Sistem Neo-Llberalisme dengan regu-
iptek mereka; (4) Ha'mpir tidak signifikan lasi ekonomi dan sosial oleh kalangan
peran serikat buruhdalam proses pengambilan swasta ala Reaganomic pada pemerintahan
keputusan ekonomi pOloiik, tapi dikompen- Reagan-Bush di Amerika Serikat. Ciri-ciri
sasi oleh proses mikro perusahaan dalam penting dari sistem ini ialah: (l).Kepercayaan
bentuk konsultasi reguler, mulai dari yang penuh kepada mekanisme pasar atau sektor
sifatnya harlan, mingguan, bulanan, dan se swasta, baik dalam rangka menciptakan per
terusnya, yang inheren dalam sistem-"bekerja tumbuhan ekonomi yang tinggi, pengem
seumur hidup" (loyalitas bagi' pekerja bangan teknologi dan- penciptaan kesempatan
perusahaan). Pada gilirannya sistem.- in! keija. Sementara itu pemacahan- masalah
menjamin tingkat kesejahteraan buruh serta kemiskinan dan orang-orang marjinal lain
tingkatfull employment dalam sistem ekonomi nya di luar sistem produktif, dilakukan oleh
keseluruhan. Patut dicatat bahwa Jepang lembaga-lembaga karitatif yang dibangun
hingga kini dikenal sebagal negara yang oleh kaum pengusaha. politisi dan yayasan-
paling rendah tingkat "keluar masuk yayasan sosial; (2).Peran negara dibatasi
perusahaan" dan tingkat pemngangguran di dalam minimum peran tradisisonalnya seba-
dunia. gai penjaga pertahan kemanan. atau paling
Model Populis ala negara-negara ko- jauh sebagai peran koreftif ketidaksempur-
munis, khususnya yang dianggap unik ada- naan pasar; semisal dalam meianjutkan
lah RRC pra reformasi. Ciri-ciri penting dari (karena telah tercipta jauh sebelum Reagan
model ini iaiah: {\)l^ard policy untuk me- memerintah) sistem "anti-trust" untuk
maksa masing-masing aktor ekonomi mencegah monopoli dan kartelisasi; (3).Politik
"memperoleh sesuai dfengan kebutuhannya" flskal (pajak yang rendah misalnya) dan
dengan pembangunan besar-besaran sistem moneter (bunga yang rendah misalnya) serta

77
JEPVol. 4N0.1, 1999
AriefHanoiio. Menehisuri Wacana Pcmbangman ... ISSN: 1410-2641

sislem insentif lainnya dalam rangka memacu pada sekitar masalah pertumbuhan ekonomi.
seklor swasta dalam melakukan perannya Sistem sosialis yang ada tampaknya gagal
secara maksimal; (4).Pemolongan subsidi mendorong berkembangnya faktor produksi
sistem welfare state (misainya jaminan ke- dalam perekonomiannya, sementara birokrasi
sehatan untuk kelompok rendah, penganggur pemerintah makin membengkak. Tak heran
dan seterusnya) yang dianggap menciptakan bila kemudian terjadi reformasi besar-besaran
kemaiasan kelas sosial yang rendah tersebut. di negara-negara sosialis ini, misainya: Ru
Sistem neo-liberalisme in! antara lain mania, Cekoslovakia, Hongaria, Polandia.
telah menghasiikan 20-40 persen penduduk Jerman Timur, Uni Soviet dan Yugoslavia.
Amerika di bawah garis kemisklnan (menu- Mungkin hanya Cina yang dapat dikatakan
rut statistik resmi AS sendiri); inl merupa- mampu mengelak dari fenomena perubahan
kan persentase terbesar dalam sejarah sistem politiknya, walaupun demikian sulit
Amerika. dikatakan bahwa China masih tetap sebagai
negara sosialis; karena China telah meng
KRISIS PEMBANGUNAN alami perubahan-perubahan yang sangat
Btla diamati prosjes pembangunan ne- mendasar.
gara-negara di dunia, tampaknya dunia saat Krisis yang terjadi di negara dunia
ini sedang mengalami krisis pembangunan ketiga memiliki perbedaan mendasar di-
(baik di negara maju, transisi maupun terbe- bandingkan sebelumnya, karena sifatnya
lakang). Hal ini berpangkal dari ketidnkber- multi-kompleks. Bukan saja masalah ke-
hasilan negara-negara di dunia mencapai laparan (terutama Afrika), kesenjangan
tujuan-tujuan pembangunan yang telah jauh- antara kaya dan miskin, melainkan Juga
jauh dicanangkan sebelumnya. benturan-benturan agama dan rasial (terutama
Di negara-negara dunia pertama, Eropa Asia). Ditambah lagi masalah utang yang
Barat dan Amerika Utara, yaitu negara-ne semakin membengkak, serta kegagalan untuk
gara yang masuk kategori negara maju dan berperan secara berarti dalam persaingan
selama ini menjadi gudangnyakonsepsi pem ekonomi di pasar global. Di negara-negara ini
bangunan, temyata tak luput diterpa krisis bukan saja ragam krisinya yang bermacam-
puia, walaupun tidak separah negara sosialis macam, melainkan derajat intensitas krisis
ataupun negara berkembang. Krisis di sini tersebut Juga sangat mendalam.
berpangkal dari ketidakberhasilan Barat da Dalam aspek yang lain, krisis institusi
lam mencapai welfare state (negara kese- kenegaraan sebagai agen yang menerapkan
jahteraan). Kinerja pembangunan yang tam- strategi pembangunan nampaknyajuga terjadi
pak dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara global. Kegagalan pasar yang seharus-
ternyata tidak mampu.menjawab tantangan nya dapat ditanggulangi dengan adanya campur
disparitas distribusi pendapatan, ditandai tangan pemerintah dalam perekonomian, pada
dengan" angka penganguran yang semakin kenyataanya campur tangan pemerintah
meningkat, dari tahun ke tahun , (Hettne, tersebut justeru semakin mendistorsi pasar
1992: 16-18). Jika diamati, barangkali hanya bukannya semakin mengefisienkan pasar
Swedia yang mendapat perkecualian, karena sebagaimana yang diharapkan.
negara ini dapat dikatakan mampu mendekati Ketika semua negara di dunia sedang
negara kesejahteraan. menghadapi krisis, pada saat yang sama kita
Sementara itu, krisis yang paling men- belum menemukan model pembangunan
colok dialami oleh negara-negara dunia mana yang terbaik bagi kehidupan masa de-
kedua yang menganut sistem sosialis. Krisis pan. Kalau negara maju saja ternyata tak bisa
yang terjadi disini pada umumnya berkisar mengelak dari krisis dan belum mampu me-

78 JEP Vol. 4 No.l, 1999


ISSN: 1410 - 2641 Arief Hartono. Menehisuri Wacana Pembangunan

nemukan solusi yang paling jitu,- padahal Usaha menemukan model,pembangun


inereka selama ini diposisikan sebagai "gu- an-dunia terus dilakukan banyak ahli. Salah
runya" pembangunan, lantas bagaimana' de- satunya apa yang ditawarkan oleh Jeremy
ngan nasib negara berkembang. Sebagai Rifkin dengan konsep yang dinamakan PoU-
seorang "murid" yang baru "sakit" apa- tik-Biosfir. Konsep politik biosflr ini tidak
kah selayaknya harus selalii bergantuhg didasarkan pada negara kebangsaan secara
dan menun'ggu diagnosis dan obat mujarab terpisah-pisah, tetapi pada bumi sebagai satu
(panacea) dari "gurunya", padahal pada saat kesatuan'. Keamanan setiap negara kebang
yang sama "guru" tersebut juga sedahg "sa saan bukan ditentukan melalui Jalan masing-
kit" dan juga belum mampu menemukan masing negara berusaha memperkuat dirinya,
obatnya. meiainkan' melalui pemeliharaan bersama
Teori pembangunan yang didasarkan bumi ini. Hanya dengan pemeliharaan ber
pada pengalaman pembangunan dan para- sama inilah kita juga sekaligus memelihara
digma berpikir Barat, ternyata banyak mene- masa depan • masing-masing, baik sebagai
mui kegagaian daiam implementasinya di individu maupun sebagaibangsa. (Rifkin: 1991:
negara berkembang. Asumsi-asumsi dasar 95-141, dalam Budiman, 1995: 117-118)
yang digunakan dalam teori pembangunan, • Tetapi, tampaknya dunia sekarang ma
ternyata hanya merupakan assumsi-asumsi sih dikuasai oleh konsep lama dari ekonomi
yang tepat beriaku di negara-negara Barat. persaingan'bebas. Setiap orang, setiap negara,
Pengadopsian secara mentah-mentah konsep masih sibuk bersaing untuk mendapatkan
pembangunan Barat teiah membawa negara harta benda sebanyak-banyaknya untuk me-
berkembang menggunakan suatu alat yang ngamankan dirinya di masa depan. Berakhimya
tidak sesuai dan'sepadan dengan apa-yang Putaran Uruguay dalam rangka program
hendak dibangun/diperbaiki. Padahal; seperti perundingan badan PBB tentang tarif dan
kita ketahui, kondisi negara-berkembang sa- perdagangan intemasional (GATT), semakin
ngat berbeda dengan Borat, jauh lebih kom- memperkuat' sitem persaingan bebas ini,
pleks dan rumit yahg tentu saja memerlukan dengan korban dunia Ketiga'- yang selalu
pendekatan yang berbeda pula. selalu diperlakukan sebagai sapi perah.oleh
negara-negar maju.
membangu'n perspektif Biia dicermati, tampaknya- berbagai
ALTERNATIF: MENEROBOS permasalahan yang muncul dibalik pem
STATUS QUO bangunan negara berkembang banyak dipicu
Ketika pertemuan' Brettoh Woods dari paradigma pembangunan yang selama
(USA) usai serta menghasilkan berdirinya digunakan,"yaitu paradigma yang diimpor
dua lembaga yaiig diharapkan dapat mem- dari Barat. Sementara itu,'Barat tampaknya
pengaruhi pembangunan dunia, yaitu Inter juga semakin menunjukkan 'taringnya' agar
national Reconstruction and Development dapat terus dapat mempertahankan momen
(IBRD, kemudian dikenal dengan Bank tum ini; b'ahkan, bila perlu, melalui kesepa-
Dunia) dan international Monetary Fund tan-kesepakatan global yang seolah menjanji-
(IMF), 44 negara peserta optimis untuk kan masa-depan dunia yang lebih cerah tak
menata sebualv dunia yang damai, bebas dari terkecuali bagi negara dunia ketiga. Benarkah
kemiskinan dan perang antar sesama manusia. ini semua ? • .
Tetapi apa yang t'erjadi kemudian ? • • Sangat.menarik apa yang dikemukakan
Tampaknya. sampai saat ini dunia masih di- David Korten berkaitan dengan fenomena ini.
landa oleh persoalan yang sama, yaitu ke- : la berpendapat bahwa apa yang dilakukan
miskina.n, perang. serta kerusakan lingkungan. orang sekarang, adalah- mengobati penyakil

JEPVcl.4No.l, 1999 79
Ariel"Hartono. Menelusuri Wacana Pcmbangiman ... ISSN; 1410-2641

baru dengan resep lama. (Korten 1990:21-22. teori pembangunan yang diadopsi selama ini
dalam Budiman, 1995: 118-119). Dengan sudah sangat urgen dilakukan. Bila aspek
demikian, sangatlah mungkin bahwa penyakit- epistemoiogis belum terbongkar, niscaya kila
penyakit pembangunan yangsudah sedemikan akan tetap dalam lingkungan 'keseimbangan
resisten terhadap resep-resep lama, tersebut yang semu' sebagaimana berlangsung sekarang
suatu saat akan muncul kembali dengan ini. Yakni, dengan segala manifestasinya,
lingkat resistensi leblh tinggi. seperti semakin maraknya sikap materialisme
Untuk itu, sangat mendesak bagi ne- serta semakin membudayanya orang meraih
gara-negara dunia ketiga agar segera melaku- harta dengan menghalalkan segala cara.
kan • langkah-langkah dekonstruksi (pem- Selain yang bemuansa epistemoiogis.
bongkaran) terhadap paradigma pembangu dekonstruksi praksis pembangunan men
nan, untuk keluar dari keterjebakan lingkaran desak pula untuk dilakukan. Hal ini dilatar-
setan pembangunan dunia dan sekallgus belakangi bahwa asumsi modemisme yang
melakukan rekonstruksi bagi munculnya dilandasi mainstream economy adalah dengan
paradigma baru yang cocok bagi negara-ne- mengasumsikan bahwa negara-negara
gara berkembang." ' - berkembang tidak memiliki sumberdaya kuat,
Langkah dekonstruksi in! harus baik dalam rasionalitas maupun mate
dapat menyentuh aspek-aspek dasar yang rial/modal untuk melangsungkan pembangu-
selama ini.menjadi 'biang' masalah pem nannya. Sehingga dibutuhkan mutlaknya 'air
bangunan. .Dengan demikan,.baik dekonstruksi for development' berupa transfer budaya ra-
yang bersifat.epistemologis maupun praksls sional (modemisme) serta modal dan' neg^a-
tampaknya harus dilakukan secara bersama- negara Barat. Leblhjauh bahkan premis yang
sama. (Damanhuri, 1996: 192-197) "i' ^ dominan. dalam wacana Barat adalah bahwa
Dekonstruksi epistemoiogis mendesak penduduk-negara-negara berkembang .diang-
untuk dilakukan karena 'teori-teori pem gap bersifat malas, anti-kemajuan, tidak suka
bangunan dari barat yang selama ini dianut, menabung dan seterusnya. Karena itu, mereka
dibangun ketika rasionalitas total, yang di- menganggap perlunya transfermentalitas 'idea
bangun oleh sekularisme yaitu ideologi yang ofprogress'. "Tapi, ben^kah semua itu ?
memisahkan (sekallgus terlepasnya.wacana) Kenyataan terhadap anggapan yang diu-
agama (gereja) dengan .negara dan kehidupan ralkan diatas merupakan praksis pembangu
masyarakat; yang.pada gilirannya amat.mem- nan yang dilatarbelakangi oleh -dominasi
pengaruhi konstruksi. 'baik dalam pengem- epistemologi teori-teori mainstream yang
banganiilmu pengetahuan maupun .praksis telah diadopsi dari Barat. Sehingga, de
pembangunan. Dominasi. rasionalitas ,inijme- konstruksi epsitemologis harus diiringi de
mang, telah', membawa ;sifat*,positif iterhadap ngan dekonstruksi dalam. praksis pem-
rekayasa sosial yang menuntut penciptaan -bangunan.
masyarakat lyang 'egalitarian''Aetupu ongkos ,, • Terhadap paradigma-paradigma pem
sosial yang dibayar.sangatlah mahal. dlanta- bangunan Barat, kita jarang sekali yang men-
ranya berupa rontoknya nilai luhur keluarga, coba menguji keabsahan sebuah teori, apalagi
sekallgus menyingkirkan berbagai" struktur mau mencoba memakai kerangka pemikiran
sosial yang bersifat 'konsensus' (kekeluai-gaan). di luar arus utama. Padahal, teori arus utama
Implikasi selanjutnya adalah membawa tuntutan merupakan hasil refleksi dari akumulasi pe-
dan praktik yang menempatkan materlalisme ngalaman sekelompok bangsa, maka dengan
sebagai dasar rekonstruksi sosial. demikian keabsahannya pun tidak selalu rele-
. Kondisi di atas, menyiratkan bahwa van bagi sekelompok bangsa. yang lain. Ini
dekonstruksi terhadap epistemoiogis teori- bisa terjadi karena konteks kesejarahan be-

80 JEPVol.4No.l. 1999
ISSN: 1410-2641 Arief Hanpno. Menehsuri Wacanu Pcmhangunan ...

serta struktur politik antara negara-negara Ian dalam kinerja industrialisasi secara lebih
(yang lebih dulu) maju dengan negara-negara dini di dunia ketiga, tetapi akhimya gagal
berkembang, memiliki banyak sekali perbe- juga dalam memecahkan problem kemiskinan
daan. Dengan demkian, kita dapat saja mela- massal dan terjerat oleh problem utang luar
kukan pendekatan eklektik (eclectic), yaitu negeri (debt trap). Salah satu penyebabnya
tidak mau konsisten mengikuti satu para- adalah justeru akibat integrasi kelewat antu-
digma saja. Kita tidak harus menjadi penga- sias dalam segala bidang dengan skema Barat
nut aliran liberal atau sosialis misalnya; De termasuk format demokrasi politik serta da
ngan kata lain, sangat diperlukan adanya si- lam integrasi finansial, disamplng hampir
fat-sifat kritis yang nantinya dapat mela- terabaikannya pembangunan pertanian.
hirkan pemikiran-pemikiran alternatif. Meia- Model ketiga, dalam periode awal pem-
lui sikap yang heterodoks (bukan orlodoks), bangunannya justeru terpuruk banyak ma-
yaitu menyebal- dari paradigina dan teori salah termasuk korupsi besar-besaran dan
besar (grand theory) yang mapan. Atmosfir problem politik (oligarki kekuasaan maupun
yang demikian sangat memungkinkan bagi finansial), tetapi secara perlahan semakin
kemunculan konsepsi-konsepsi baru tanpa performance dalam ekonomi dan belakangan
harus "silau" pada pada kebesaran teori yang dalam proses demokratisasi bahkan semakin
sudah establish. menjadi "less-dependent-countries" secara
Ada baiknya kita mengenal model-- keseluruhan termasuk dalarh sektor finansial.
model pembangunan "Non-Barat" di luar Setelah memperoleh ilustrasi ketiga
komunis, yaitu: (1). model pembangunan model pembangunan diatas, apakah dengan
"autarki" (keterlibatan yang relatif kecil dari demikian model pembangunan terbaik yang
modal asing) dengan contoh utama Srilangka seharusnya diaplikasikan di negara dunia
dan Tanzania; (2). model pembangunan • ketiga adalah model pembangunan yang
"wakil dari proyek besar-besaran demokrasi ketiga ? Jawabannyatentu saja tidak. Setiap
ala Barat" yakni dengan contoh utama India negara mempunyai kekhasan sendiri-sendiri
dan banyak negara Amerika Latin; (3). "mode! yang berbeda dengan negara lain. Penggalian
pembangunan non-Barat dalam skema hilai-nilai yang khas untuk kemudian menjadi
terbuka terhadap kerjasama Barat" (termasuk sinergi bagi pembangunan negara yang ber-
modal asing) dengan contoh utama diwakill sangkuatn inilah yang ingin dikemukakan.
oleh preseden historis Jepang yang disusul Model pembangunan Jepang yang mampu
oleh Taiwan, Korea Selatan dan Negara mengantarkan Jepang mensejajarkan diri
Industri Baru Asia lainnya, (Damanhuri, dengan negara maju lainnya di dunia, tidak
1996:82-83) • ' serta merta dapat diadopsi dan diaplikasikan
Model pertama dikenal paling berhasil 'begitu saja, hanya saja kita dapat belajar di-
dalam kinerja pembangunan sosial, terutama balik keberhasilan tersebut. Yang menarlk.
diukur oleh Phisical Quality of Life Index bahwa .pelajaran penting dari keberhasilan
(PQLI) diantara warga dunia ketiga pada model ketiga di atas adalah salah satunya
dekade tujuhpuluhan. Tapi mereka akhimya justeru diawali kemampuan mereka dalam
gagai akibat salah satu faktomya yakni tidak mensintesakan kerangka struktur sosial dan
piawinya dalam manajemen makro ekonomi dan kultural tradisiona! dengan produk
dan hilangnya opportunity dalam sinergi eko kemajuan Barat dan perhatiannya secara in-
nomi intemasional teftnasuk dalam-bidang tensif dan amat dihi dalam pembangunan
flnansial. pertanian termasuk dalam reformasi agraria
Model kedua menunjukkan keberhasi serta penyerangan secara langsung terhadap

JEP Vol. 4 No.l, 1999 81


AriefHartono. Me'nelusuri IVacana Pcmbahgimun ... 'ilSSN: 1410 - 2641

pfoblema kemlskinan.'" •' - " ,' Sejarah negara maju --balk yang berasal
Pola e/clekhk-hetorddoks -pada intinya dari Amerika, Eropa,' Asia-atau..nianapun—
menghindarkan ' perlakuan'' yang bersifat -ketika pada masa-masa awal. membangun
doktriner-yang menolak atau menerima se- ' dirinya tidaklah 'hams kita artikan daiam
buah teorl/model-tanpa'sikap^kritis-selektif— kategori yakni kepercayaan
seraya'menggunakan.suatu pemikiran tertentu akan adanya semacam siklus keharusan
dari model ' pemikiran manapun . sepanjang bemlangnya sebuah perlstiwa lalu. Kesadaran
niampu menjelaskan,-rmemprediksi dan mem sejarah.yang di butuhkan adalah yang.mampu
ber! kegunaan kepada masyarakat banyak. melahlrkan nasiondlisme pembangunan khas
Dalam hal ini termasuk penggunaan suatu negara berkembang masing-maslng ;di.tengah-
"kearifan-tertentu" yang berasal -dari nllai tengah-percaturan,mencari teori dan strategi
lokal/domestik. yang meski belum baku dan baru, sertathiruk-plkuknya masing-maslng
sistematis, tiapi punya daya-daya menjelas 'negara dalam menemukan, format yang sesuai
kan, prediktif dan bahan solus!..• dalam struktur perekonomlan^global saat ini.

Duniq Ketiga, seperti puteri cantik'yang masih tertidur,


menunggu seorang Pangeran Ganteng dari dunia Barat untuk
membangunkannya melalui sebuah ciumart dtau dengan
. sebilqhpedqng, sehingga sebuahproses pemban^nan yarig
, - dinamis bisa terjadi. •,
.1 .'(Blom'strom&Hethe',J984) , r '

' Fenom^na kebangkru'tan ekonbmi atauRun penjadwalan utang ini merupakan sebuah kulmlnasi balik dari konsepsi
pembangunan deng^ men'ggun^'an modal asihg sebagai solusi kei^gk'aan modal dalam negeri,' Kondisi ini jiiga
dapat dipand^g-sebagai sebuah' ironi dari pembangunan,'•yanguemyata tidak selalu menjanjikan hari esok yang
lebih baik dari kemarin, bahkan sangat mungkin'yang teijadi adalah kondisi yang sebaliknya.
''I' ''-i'" '-1'; • 1. ' . -
• Yan dimaksud dengan i^ifikasi adalah_menyangkut pengaruhnya yang meluas secara bercabang-cabang dari
berbagaii ragam keaiatan.
kegiatan. -

Bahasan dalam bagian'.ini.merupakan sebuah penjelajahah singkat dan ringkas dari teori-teori pembangunan
^dengan mengikuti pqla.kajian ArifBudlman 91992) dalam Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Poia kajian tersebut
beru'sgha dikomparasikan dM diiengkapi dengan p'ola-poja kajian yang lain untuk dapat saling' mehgisi kelemalian
yahg ada. yaitu: Ebenstein. fogelrnan and Jemadu (1985) Todayjjsmsl Norman Gemmiell (1987) Suneys is
Development Economics. Richard Pothfret (1997) Development Economics. Gillis, Perkins. Roemer and Snodgr'ass
(1992) Economics of Development, Todaro (1997) Economics Development. Suwarsono dan'Aivin V. so (1991)
iperubahan. Sosial dan Pembangunan di-Indonesia: Teari-teqri.^ Modernisasi. •Dependensi,, dan Sistem Dunia.
.Sumitro DJojohadikusumo .(1994) Perkembangan. Pemikiran Ekonomi. Lincolin Arsyad (1997) Ekonomi
PemftdngjOTfln.'Mudrajad Kuncoro (1997) fitonb/n/Peffiifl/igi/rtaW." ' •• • ' • '
Bahkan. saat-ini terjadi penurunan:percepatan pembangunan di-negara-negara dunia pertama ini se<^ reiatif
terhadap^negara-negara industri baru. Disamping itu dunia juga;mencatat bahwa pada tahun !985'Amerika .Scrikat
pemah menjadi negara yang'mempunyai hutang luar'negeri terbesar di dunia. yaitii U.S$ 750 mllyar

82 JEPVol.'A No.l;1999
ISSN; 1410 2641 ArierHarlono. Meneliisiiri H'acanu I'cinhunffinuii...

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin, (1997), Ekononii Pembangunan, Edisi ke-3,Yogyakarta, BP STIE YKPN

Budiman, Arif, (1995), Teori Pembangunan Diinia Ketiga, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama

Damanhuri, Didin S. (1996j. Ekonomi Politik Alternatif: Agenda Reformasi Abad 21, Ja
karta, Pustaka Sinar Harapan

Djojohadikusumo, Sumitro, (1994). Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Per-


tumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, Jakarta, LP3ES

Ebensteln-William, Fogelman-Edwin and Jemadu-Alex, (1985), Today's Isms, ninth edition Prentice-
Hall, Inc.

Gemmeil, Norman (editor), (1987), Sutyey in Development Economics, Basil Blackwell Ltd
Oxford, UK.

Gillis-Malcolm, Perkins-Dwight H, and Snodgrass-Donaid, (1992), Economics of De


velopment, Third Edition, New York, WW Norton&Company,Inc
Hettne, Bjom, (1992), Development Theory and the Three World, New York, Longman Scientific
and Technical

Kuncoro, Mudrajad, (1997), Ekonomi Pembangunan: Teori. Masalah dan Kebijakan Yogyakarta. UPP
AMP YKPN

Pomfret, Richard, (1997), Development conomics. Prentice Hall Europe.


Soule, George, Ideas ofThe Great Economists, New York, The New Amreican Library ofWorld
Literature, Inc

Sukimo, Sadono, (1985). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan Ja
karta, LPFE Ul

Suwarsono dan Alvin Y. So, (1991). Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia: Te-
ori-ieori Modernisasi, Dependensi dan Sistem Dunia, Jakarta, LP3ES

The World Bank, (1997), World Development Report 1997: The State in AChanging World.
New York, Oxford University Press, Inc

Todaro, Michael P, (i992). Economics for a Developing World: An Inloduction to Princi


ples. Problem and Policiesfor Development.

Todaro. Michael P, (1997). Economic Development, Sixth Edition. England, Addison Wesley
Longman Limited

JEP Vol. 4 No.l, 1999 83

Anda mungkin juga menyukai