Syok hipovolemik adalah penyebab syok yang sering terjadi pada
anak-anak. Hilangnya volume dapat menurunkan preload yang menyebabkan penurunan curah jantung, tekanan darah serta gangguan perfusi jaringan (Ramdani B., 2016).
Secara patofisiologis syok merupakan gangguan hemodinamik yang
menyebabkan tidak adekuatnya hantaran oksigen dan perfusi jaringan (Hadisman, 2013)
Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi
kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat. (Dewi & Rahayu, 2010)
B. Epidemiologi
Angka insidensi syok hipovolemik secara global termasuk tinggi
sekitar 50.000 kasus pertahun dengan syok hipovolemik akibat perdarahan merupakan jenis syok yang paling banyak ditangani di Intensive care unit sekitar 10.000 kasus per tahun. Sementara di negara berkembang, penyebab utama syok hipovolemik pada anak adalah akibat diare.
1. Global
Secara global, angka insidensi tahunan syok berdasarkan etiologi
apapun adalah 0.3-0.7 per 1000 penduduk, dengan syok hipovolemik hemoragik merupakan kasus yang paling sering ditangani di intensive care unit. Untuk Syok hipovolemik nonhemoragik, tipe ini merupakan tipe syok terbanyak yang diderita oleh anak-anak. Etiologi tersering adalah dehidrasi akibat diare. Diperkirakan sekitar 760.000 anak me nderita diare setiap tahunnya.
Berdasarkan data dari the Trauma Registry of the German Trauma
Society (Deutsche Gesellschaft für Unfallchirurgie) untuk tahun 2017 angka insidensi syok hipovolemik berdasarkan etiologi hemoragik dan nonhemoragik mencapai angka 50.000 pasien per tahun, dengan 10 000 diantaranya mengalami syok hipovolemik hemoragik. 2. Indonesia
Angka insidensi syok hipovolemik di Indonesia belum ada tercatat,
namun menurut data penyebab syok hipovolemik tertinggi pada anak-anak di negara berkembang adalah diare. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, angka diare pada balita di Indonesia mencapai 11%, jauh meningkat dibanding tahun 2013 sebanyak 2,4%. Pada syok hipovolemik akibat perdarahan, penyebab utama terbanyak adalah cedera traumatik. Masih menurut data RISKESDAS tahun 2018, persentase terjadinya cedera meningkat dari tahun 2007 sebesar 7,5% menjadi 9,2% pada tahun 2018.
3. Mortalitas
Masih sedikit studi yang meneliti angka mortalitas pasien syok
hipovolemik secara umum maupun dengan penyebab nonhemoragik. Angka mortalitas syok hipovolemik dengan perdarahan berkisar pada angka 5 juta per tahun, angka ini disebabkan oleh gagalnya proses penghentian perdarahan pada pasien trauma.
Sementara angka mortalitas pada pasien syok hipovolemik nontrauma
khususnya dehidrasi akibat diare, menurut studi The Global Burden of Diseases, Injuries, and Risk Factors Study pada tahun 2015 diperkirakan sekitar 1,3 juta orang dari seluruh rentang usia mengalami kematian akibat dehidrasi pada diare dan dehidrasi akibat diare merupakan penyebab tertinggi keempat kematian pada anak dibawah 5 tahun.