KEPERAWATAN BENCANA
Oleh
Kelompok I
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan berkat sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini. Makal
ah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN BENCANA yang membahas
tentang “PEMENUHAN KEBUTUHAN JANGKA PANJANG KORBAN BENCANA PADA
WILAYAH KEPULAUAN”
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadiri bahwa tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kelompok mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata KEPERAWATAN BENCA
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PEMENUHAN KEBUTUHAN JANGKA PANJANG KORBAN BENCANA PADA W
ILAYAH KEPULAUAN........................................................................................
B. TELAAH JURNAL................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN........................................................................................................
B. SARAN....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan aktivitas manusia, sepe
rti letusan gunung, gempa bumi dan tanah l ongsor. Karena ketidak berdayaan manusia, akib
at kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bida
ng keuangandan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung
pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pem
ahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu de
ngan ketidakberdayaan".Dengan demikian,aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi ben
cana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpe
nghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut b
ukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian
juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bang
unan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaba
n umat manusia. Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard
) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi
dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap benc
ana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan system
dan infrastruktur infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan tantanga
n serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan juml
ah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketahanan terhadap bencana yang cukup.Den
gan terjadinya hal tersebut dapat menarik perhatian saya untuk melakukan pengkajian ini, seka
ligus menganalisis dampak bencana dan cara penaggulangan bencana alam yang terjadi di Indon
esia
B. RUMUSAN MASALAH
Pemenuhan jangka panjang pada korban bencana gempa bumi pada wilayah kepulauan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemenuhan jangka panjang pada korban bencana gempa bumi pada wilayah kepulaua
Secara geologis dan hidrologis, Indonesia merupakan wilayah rawan bencana alam. Salah satuny
a adalah gempa bumi dan potensi tsunami. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia berada
pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan,
Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur. Ketiga lempengan terse
but bergerak dan saling bertumbukan sehingga Lempeng Indo Australia menunjam ke bawah lem
peng Eurasia dan menimbulkan gempa bumi, jalur gunung api, dan sesar atau patahan. Penunja
man (subduction) Lempeng Indo Australia yang bergerak relative ke utara dengan Lempeng Eura
sia yang bergerak ke selatan menimbulkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunung api aktif
sepanjang Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejajar dengan jalur penunjaman
kedua lempeng tersebut. Potensi bencana alam dengan frekuensi yang cukup tinggi lainnya adala
h bencana hidrometerologi, yaitu banjir, longsor, kekeringan, putting beliung dan gelombang pas
ang. Frekuensi bencana hidrometerologi di Indonesia terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. B
erdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB}, selama tahun 2002 2012 seb
agian besar bencana yang tetjadi disebabkan oleh factor hidrometerologi (BNPB, 2012). Bencana
lainya yang sering menelan korban dan harta benda yang cukup besar lainnya adalah bencana let
usan gunung berapi. Letusan Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang tetja
di pada 26 Oktober tahun 2010 telah mengakibatkan banyak korban jiwa dan harta benda.
Aliran awan panas yang dimuntahkan lava/material Merapi dengan kecepatan mencapai
100 km per jam, dan panas mencapai kisaran 450-600°C membakar hutan dan pemukiman
penduduk sehingga dilakukan evakuasi penduduk secara besar-besaran. Bencana menimbulkan
dampak terhadap menurunnya kualitas hidup penduduk, termasuk kesehatan. Salah satu
permasalahan yang dihadapi setelah terjadi bencana adalah pelayanan kesehatan terhadap korban
bencana. Untuk penanganan kesehatan korban bencana, berbagai piranti legal (peraturan,
standar) telah dikeluarkan. Salah satunya adalah peraturan yang menyebutkan peran penting
Puskesmas dalam penanggulangan bencana (Departemen Kesehatan RI, 2007; Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan, 2006; Pusat Penanggulangan
Masalah Kesehatan Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan, 2001). Namun demikian,
literatur atau studi yang berkaitan dengan permasalahan kesehatan dalam kondisi bencana dan
penanganannya relatif masih terbatas. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk membahas
permasalahan kesehatan dalam kondisi bencana dan mengkaji peran petugas kesehatan serta
partisipasi masyarakat dalam penanggulangannya.
B. TELAAH JURNAL
JUDUL JURNAL : PERAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENYELESAIAN PER
MASALAHAN KORBAN BENCANA GEMPA
LATAR BELAKANG : Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak
pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk
vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara-Sulawesi,
yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh
rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung
berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Metode yang digunak
an adalah metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Pemerintah Daerah terhadap penyelesaian permasala
han korban bencana gempa di Dinas Sosial Kabupaten Lombok Barat berjalan cukup baik,
walaupun masih terdapat hambatan yang terjadi terhadap penyelesaian permasalahan korban
bencana gempa. Peran Dinas Sosial yang dilakukan terhadap korban bencana gempa yaitu,
melaksanakan bantuan sosial (dengan fokus untuk dampak bencana temporer), melakukan
rehabilitasi social (dengan fokus untuk dampak bencana permanen) dan melakukan pemberdayaa
n social (berbentuk penguatan dan pengembangan dengan fokus untuk dampak bencana
berkelanjutan). Faktor penghambat Dinas Sosial terhadap penyelesaian permasalahan korban
bencana gempa di Kabupaten Lombok Barat yaitu akses jalan yang rusak dan sempit yang
berada di perbukitan menjadi kendala yang dihadapi dalam pendistribusian logistik, dan kurangn
ya kesadaran masayarakat yang melakukan penggalangan dana untu meminta izin terlebih
dahulu terhadap Dinas Sosial, dikarenakan jika melakukan penggalangan dana tanpa izin Dinas
Sosial bisa saja terjerat hukum karena dianggap pungutan liar.
TUJUAN PENELITIAN : menunjukkan bahwa peran Pemerintah Daerah terhadap penyelesaia
n permasalahan korban bencana gempa di Dinas Sosial Kabupaten Lombok Barat berjalan cukup
baik, walaupun masih terdapat hambatan yang terjadi terhadap penyelesaian permasalahan
korban bencana gempa.
METODE : kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan adalah penekanan pada observasi
wawancara untuk orang, sebagai lawannya adalah gambaran kondisi objektif secara ilmiah,
dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
KESIMPULAN : Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Permasalahan Korban Bencana Gempa di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat dari delapan
tugas pokok, yaitu :
b. Menyiapkan bahan pengkajian program kerja Seksi Perlindungan Sosial Bencana Alam.
d. Menyiapkan dan melaksanakan dapur umum pada lokasi pengungsi atau tenda darurat pada
masa darurat bencana.
h. Melakukan pembinaan kepada anggota Taruna Siaga Bencana untuk pemenuhan anggota siaga
bencana.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemerintah dan masyarakat harus berkerjasama agar proses kegiatan penanggulangan bencana
berjalan dengan seismic dan holistik. Karena dalam hal ini pemerintah hanya sebagai regulator
dan fasilitator.
Factor pendukung dinas social dalam penyelesaian permasalahan korban bencana gempa
di kabupaten Lombok barat adalah masyarakat sangat merespon dan menerima dengan
baik sosialisasi sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah
Factor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat yang melakukan
penggalangan dana untuk meminta izin terlebih terhadap dinas social setempat dalam
kasus dinas soasial Lombok barat, dikarenakan jika melakukan penggalangan dana tanpa
izin dinas social bisa saja terjerat hokum karena dianggap pungutan liar.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas peneliti berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat diberikan
saran-saran berikut :
Dinas social kabupaten Lombok barat harus mampu berkoordinasi dengan masyarakat
agar pendistribusian bantuan kepada masyarakat korban gempa bisa maksimal dan tepat
sasaran
Dinas social kabupaten Lombok barat harus memiliki kendaraan khusus yang bisa
melewati medan apapun, agar pendistribusian logistic berjalan dengan lancar.
Dinas social kabupaten Lombok barat harus mensosialisasikan betapa pentingnya izin
ketika melakukan penggalangan dana, agar tidak dianggap sebagai pungutan liar.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi. 2007. Teori Peran. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.[2] Arnold. 1986. Building
Confiration And Seismic Design. Canada: John Wiley An Sons, Inc.[3] Bennett. 1983. Styles
and Pupil Progress. Hardvard: Cambridge.[4] Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.[5] Jiuh-Biing, Sheu. 2007. An Emergency Logistics Distribution.
Jakarta: Approach For.[6] Khambali. 2017. Manajemen Penanggulangan Bencana. Surabaya:
Andi Publisher.[7] Landreth. 2001. Play Therapy: The Art Of The Relationship. Taylor And
Francis: Prancis.[8] Moleong. 2007. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Karya.
[9] Nanda, F. W., 2015. Peran Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Upah Minimum Regional
Bagi Usaha Kecil Menengah.Malang : Universitas Brawijaya.[10] Nawangsih. 2014. Play
Therapy UntukAnak-Anak Korban Bencana Alam YangMengalami Trauma. Surabaya: UNESA.
[11] Rasyid. 2011. Makna Pemerintah, Tinjauan Dari Segi Etika Dan Kepemimpinan.
Jakarta:Mutiara Sumber Widya.[12] Safiie, Inu Kencana. 2007. Pengantar IlmuPemerintahan.
Bandung: Refika Aditama.