Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

SHEET METAL

Sheet metal pada umumnya sangat dikenal di kalangan industri otomotif


yang disebut dengan sheet metal parts atau komponen sheet metal. Namun,
komponen sheet metal tidak saja terdapat pada produk-produk industri otomotif,
tetapi masih banyak tersebar di industri-industri lain yang membutuhkannya. Pada
umumnya proses pembuatan komponen sheet metal lebih kompleks dan
cenderung memiliki waktu pengerjaan lebih panjang daripada komponen lain.

Sheet metal tersedia dalam dua bentuk, yakni lembaran (sheet) dan gulungan
(coil).

Berdasarkan sisi ukuran produk, sheet metal terbagi dalam produk yang besar
seperti produk-produk di industri perkapalan sampai produk yang kecil seperti
produk-produk di industri elektronik maupun rumah tangga. Produk sheet metal
dari berbagai fungsi tersebut memiliki ketelitian berbeda-beda, sesuai dengan
tuntutan yang diminta dari fungsi produk itu sendiri yang pada akhirnya akan
berakibat kebutuhan akan proses desain press dies yang teliti, harga cetakan dan
produk sheet metal menjadi mahal. Untuk memproduksi produk sheet metal
dibutuhkan cetakan (press dies) yang berfungsi untuk memotong (cutting) dan
membentuk (forming) material sheet metal menggunakan mesin press.

Mesin press adalah mesin yang dipakai untuk memproduksi barang-barang sheet
metal menggunakan satu atau beberapa press dies dengan meletakan sheet metal
di antara upper dan lower dies. Mesin press dan mekanismenya akan
menggerakan slide (ram) yang diteruskan ke press dies dan mendorong sheet
metal sehingga dapat melakukan proses cutting dan forming. Kualitas dari produk
yang dihasilkan tergantung ketelitian dari press dies dan sheet metal yang
digunakan. Kecepatan produksi produk sheet metal juga tergantung pada
kecepatan turun-naik dari slide (ram) mesin press (SPM stroke per minute).

1
BAB II

ROLL FORMING

Pada umumnya terciptanya suatu peralatan yang baru berasal dari


percobaan, survey untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang lebih baik.
Manusia sebagai pemikir selalu berusaha menciptakan system kerja yang lebih
baik dan efisien dari system tenaga kerja yang telah ada yang akhirnya
menimbulkan kreasi kreasi baru yang dapat dipertahankan sebelum ada
pengarahan kearah yang lebih baik. Sebagai contoh dapat kita lihat pada alat
pembentuk pipa, karena melihat semakin banyak nya kebutuhan akan penggunaan
plat pada talang air dan lain lain.
Oleh karena itu perlu dirancangnya suatu alat mesin membentuk plat yaitu
mesin Roll Forming dengan ketebalan plat maksimum 1mm. Definisi dari proses
pengerolan itu sendiri adalah suatu proses deformasi plastis logam dengan cara
logam tersebut melintas diantara beberapa roll. Proses pengerolan biasanya
digunakan untuk proses forming atau mengubah bentuk logam yang mana
menghasilkan produksi yang banyak yang kontril yang tingssi terhadap hasil akhir
dari produk itu sendiri. Proses rolling dapat dibedakan berdasarkan suhu
pengerjaannya yaitu pengerjaan panas dan pengerjaan dingin.
Di pengolahan panas slab basanya dipanaskan sampai suhu 1100-1300 dan
temperatur akhir sekitar 700-900C tapi harus diatas suhu kritis untuk
menghasilkan butir logam yang sama. Pengolhan dingin berperan besar di industri
dengan menyediakan lembaran, strip dan coil atau gulungan dengan permukaan
yang bagus dan menaikan kekuatan mekanis dengan tetap menjaga dimensi
ukuran produk. Pengerolan dingin di kerjakan di bawah temperatur rekristalisasi
dan dilakkan pengerasan. Total pengurangan yang dicapai dengan menggunakan
pengerloan dingin akan bervariasi dari sekitar 50% sampai dengan 90%.
Pengurangan di setiap stand harus di distribusikan secara seragam tanpa terlalu
jauh di bawah batas maksimum reduksi untuk setiap kali lewat.

2
Bagian-Bagian Roll Forming

Bagian-Bagian Roll Forming dapat dilihat pada Gambar 4.

Up Roller: Roll bagian atas yang dapat naik dan turun untuk menekan benda
kerja agar mencapai kelengkungan yang diinginkan.

Bottom Roller: Roll bagian bawah yang tidak bergerak namun berputar
menggulirkan benda yang akan dikerjakan.

Motor of Up Roller: Motor yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan


Roll bagian atas.

Motor of Bottom Roller: Motor yang berfungsi untuk memutar roll bawah.

Operation Table: Bagian yang mengontrol jalannya proses bending.

Hydraulic Station: Sebagai room master bagian penggerak roll atas dan roll
bawah.

3
BAB III

BAJA RINGAN

Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis,
akan tetapi kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional. Ada bebarapa macam
baja ringan yang dikelompokan berdasarkan nilai tegangan tariknya (tensile
strength). Kemampuan tegangan tarik ini umumnya didasarkan pada fungsi akhir
dari baja ringan tersebut. Sebagai contoh untuk produk structural seperti rangka
atap baja ringan menggunakan baja ringan dengan tegangan tarik tinggi (G550).

Bahan dasar baja ringan adalah Carbon Stell. Sedangkan carbon steel adalah baja
yang terdiri dari elemen-elemen yang presentase maksimum selain bajanya
sebagai berikut: 1.70% Carbon, 1.65% Manganese, 0.60% Silicon, 0.60% Copper.
Carbon adalah unsur kimia dengan nomor ato 25, tingkat oksidasi 4.2 dan Mangan
adalah unsur kimia dengan nomor atom 6 tingkat oksidasi 4.2 dan Mangan adalah
unsur kimia dengan nomor atom 25 tingkat oksidasi 7.6423. Carbon dan
Manganese adalah bahan pokok untuk meninggikan tegangan (strength ) dari baja
murni. Penambahan jumlah presentase carbon akan menambah Yield Stress tetapi
akan akan mengurangi daktilitas (Daktilitas adalah kemampuan material
mengembangkan regangannya dari pertama kali leleh hingga akhirnya putus Atau,
daktilitas bisa juga kita artikan seberapa plastis material tersebut).

Karna berbahan baja,maka baja ringan juga bisa berkarat,agar awet,tahan lama
dan tidak mudah berkarat,baja ringan biasanya sudah dilapis antikarat.

Ada dua jenis anti karat yang digunakan untuk melapis baja ringan yaitu:

 Lapisan Zinc (Z) atau Seng.Lapisan ini kerap disebut Galvanis dengan
bahan Seng.Jumlah massa pelapis untuk lapisan anti karat ini bervariasi
seperti, Z125,Z175,Z225,dimana angka-angka tersebut menunjukkan
ketebalan lapisan dalam satuan gr/m2.
 Lapisan Aluminium dan Zinc (AZ).Lapisan ini tersusun atas Aluminium
dan Seng.Sama seperti lapisan Z,lapisan ini juga memiliki jumlah massa
pelapisan yang beragam seperti AZ50, AZ100, AZ150, AZ 200, dimana
angka-angka juga menunjukkan ketebalan lapisan dalam satuan gr/m2.

4
BAB IV

PEMBENTUKAN BAJA RINGAN

Secara umum hanya dikenal proses pembentukan baja dengan metode hot


rolled atau di istilahkan canai panas. Di dalam proses ini biasanya balok baja
dipanaskan dalam suhu tinggi kemudian melalui serangkaian rol baja akan
dibentuk menjadi sesuai keinginan, misalnya baja profil IWF, H-Beam, dll.

Untuk baja tipis atau baja ringan, proses yang dikenakan dikenal dengan
pembentukan dingin atau Cold Forming dan hasilnya biasa dikenal dengan Cold
Formed Section. Dalam pembentukan ini pelat baja dalam konsdisi suhu kamar
akan dibentuk. Metode pembentukan yang biasa dilakukan adalah:

1. Press Brake

Proses pembentukan press-brake dilakukan menekuk pelat baja. Pelat baja


diletakkan ke dalam alat ini dan ditekuk bagian-bagiannya secara bertahap hingga
menjadi bentuk yang diiingkan.

Kelebihan dari proses ini adalah bentuk profil dapat dibuat sesuai keinginan
selama alat atau tooling tersedia. Apalagi dengan alat yang moderen yang
terkomputerisasi, mesin press-brake sudah menjadi mesin CNC dengan adanya
lengan penahan yang akan bergerak sesuai dengan bentuk yang telah di-masukkan
ke dalam program. Mesin baru ini juga telah dilengkapi anti-crowning sehingga
bentuk profil yang panjang tidak akan melengkung akibat proses penekukan.

Kekurangan proses ini adalah dalam produktivitas menghasilkan produk dan tidak
mampunya membentuk tekukan kecil yang terhalang oleh tekukan lain.
Produktivitasnya sangat rendah jika ingin membentuk profil secara masal, karena
prosess untuk pembuatan satu bentuk harus diulang-ulang tekukannya.

2. Roll Forming

Proses roll forming dilakukan dengan melewatkan pelat baja ke dalam


serangkaian roll hingga produk yang diinginkan tercapai. Mesin roll forming yang
baru sudah terkomputerisasi sehingga dapat melubangi, dan mencetak label di
ujung proses setelah profil terbentuk.

Produktivitas proses roll forming sangatlah tinggi sehingga dalam waktu singkat


profil dapat segera terbentuk, itulah kelebihannya.

5
Namun kekurangannya adalah satu mesin dengan roll set yang telah disiapkan
hanya dapat membuat satu bentuk yang telah ditetapkan sehingga harus memesan
mesin baru jika menginginkan bentuk baru meski hanya sekedar menambah
tekukan atau lipatan.

3. Punching

Proses ketiga adalah proses pembentukan dengan menggunakan mesin punch atau


mesin pons. Pelat baja disimpan di atas die-set dan kemudian proses punching
dengan tekanan tinggi akan melubangi dan membentuk pelat baja tersebut. Proses
ini biasa dilakukan pada pembuatan aksesoris atau komponen-komponen kecil
dari baja ringan.

Proses pembentukan suatu aksesoris biasanya akan melibatkan beberapa tahapan


proses punching, sehingga untuk mempercepat prosesnya biasanya dibuatkan
sistem progressive. Dengan cara ini proses punching akan berjalan secara
berurutan melakukan berbagai tahapan pembentukan dengan die-set yang sudah
tersusun secara berurutan juga

Dari semua proses tadi, saat ini telah banyak dihasilkan baja-baja ringan yang
bermutu, baja-baja ringan tersebut banyak diterapkan di dalam berbagai industri.
Mulai dari untuk prebaotan rumahan hingga struktur pelengkap bahan bangunan
yang super besar.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/8525/2/TI107622.pdf

https://materialengineeringranggaagung.wordpress.com/2017/07/07/metal-
formingpembentukan-logam/

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekayasamekanika/article/download/13276/6
458

https://www.academia.edu/13146138/Baja_ringan

Anda mungkin juga menyukai