Disusun Oleh :
APRILIA CAHYANINGRUM
( 2014901054)
1. Pengertian
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis
inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Mansjoer,
2000).
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati
dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina,
2001).
2. Epidemologi Kasus
Tujuh puluh lima persen dari semua hernia terjadi di inguinal. Hernia
reponible lebihbanyak dibandingkan hernia irreponible yaitu dengan perbandingan
sekitar 2:1, herniafemoralis membuat sebuah proporsi yang jauh lebih kecil.
Perbandingan hernia inguinal pada perempuan dengan laki-laki adalah 7:1.
Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan sekitar 750.000 herniorraphies inguinal
dilakukan pertahun di Amerika Serikat, dibandingkan dengan 25.000 untuk hernia
femoralis, 166.000 untuk herniaumbilical, 97.000 untuk hernia insisional dan 76.000
untuk aneka hernia dinding perut.
3. Etiologi
1. Faktor congenital
Pada pria terdapat suatu processus yang berasal dari peritoneum parietalis, yang
dalam masa intra uterin merupakan guide yang diperlukan dalam desenskus
testikulorm, processus ini seharusnya menutup. Bila testis tidak sampai ke
skrotum, processus ini tetap akan terbuka, atau bila penurunan baru terjadi 1 – 2
hari sebelum kelahiran, processus ini belum sempat menutup dan pada waktu lahir
masih tetap terbuka.
2. Faktor tekanan intra abdominal
Ditemukan pada orang-orang dengan batuk yang kronis, juga pada penderita
dengan kesulitan miksi seperti hypertrofi prostat, gangguan defekasi, serta pada
orang yang sering mengangkat berat.
4. Manifestasi Klinik (Tanda dan Gejala)
Menurut Natadidjaja (2002), tanda dan gejala hernia adalah :
1. Penonjolan di daerah inguinal
2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan
distensi abdomen.
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
7. Gelisah
8. Dehidrasi
9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien
berdiri atau mendorong
- Tes Urinalisis
7. Patofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah factor
congenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan
yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis
faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat benda berat dan factor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal
ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari annulus ingunalis
ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena
kanal inguinalis berisi talis perma pada laki-laki, sehingga menyebakan hernia.
Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak
dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi
hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan
kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah
sehingga aktivitas akan terganggu.
Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik
sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala
abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan
menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan iskemik. Isi hernia
ini akan menjadi nekrosis. Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi
perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses local atau prioritas jika terjadi
hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan
peristaltikusus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan
timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntahdan obstipasi pada strangulasi nyeri
yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolanmenjadi merah.
Pathway
8. Prosedur Tindakan Operasi
1) Persiapan
a. Beri salam, perkenalkan diri pada klien dan keluarga
b. Jelaskan prosedur dan tujuan mobilisasi dini pada klien dan keluarga
c. Beri kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
d. Ukur tanda-tanda vital klien
e. Jaga privasi klien dengan menutup tirai atau pintu kamar klien
f. Atur posisi klien senyaman mungkin
2) Pelaksanaan
Sebelum operasi, dokter akan memberikan obat anestesi (bius), baik anestesi
umum maupun anestesi spinal (regional). Dengan ini, pasien bisa tetap tenang dan
tidak merasa nyeri sepanjang prosedur.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pre Operasi
Diagnosis yang sering muncul pada fase pre operasi menurut SDKI (2018) adalah
sebagai berikut:
Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhan kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
Dengarkan dengan penuh perhatian
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Anjurkan keluarga tetap bersama pasien, jika perlu
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Pemberian obat antiansietas, jika perlu
2). DX II: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
a) Definisi:
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
d) Intervensi:
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya
terapi musik, kompres hangat, terapi pijat, aromaterapi, dan teknik
imajinasiterbimbing)
2. IntraOperasi
Diagnosis keperawatan pada fase intra operasi yang sering muncul menurut SDKI
(2018) adalah sebagai berikut :
Terapeutik
Posisikan pasien sesuai dengan indikasi pembedahan
Lindungi sekitar kulit dan anatomi yang sesuai menggunakan kasa
Pastikan keamanan alat–alat yang digunakan selama prosedur operasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
3.Post Operasi
Diagnosis yang sering muncul pada fase post operasi menurut SDKI (2018) adalah
sebagai berikut :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisik
2) Risiko hipotermi perioperatif berhubungan dengan pasca operasi
3) Risiko Jatuh berhubungan dengan kondisi pasca operasi
b. Gambaran Asuhan Keperawatan Post Operatif
1. Definisi:
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya terapi
musik, kompres hangat, terapi pijat, aromaterapi, dan teknik imajinasi
terbimbing).
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (misalnya suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan).
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi mengurangi nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA