Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MANAJEMEN DESA SIAGA

Disusun Oleh :

SAINDANG KUSWANDARI
NPM. 2026040432.P

Dosen : Dewi Apriani Ningsih I, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
1. Cari 2 kasus Obstetri beserta penanganannya
a. Molahidatidosa
Hamil anggur atau yang dikenal juga sebagai mola hidatidosa adalah
kelainan kehamilan yang jarang terjadi. Kondisi ini terjadi ketika sel telur
yang sudah dibuahi dan plasenta tidak berkembang secara normal.
Akibatnya, sel-sel abnormal tersebut akan membentuk sekumpulan kista
yang bentuknya menyerupai anggur putih.
Hamil anggur dibagi menjadi dua jenis, yaitu hamil anggur parsial
dan hamil anggur lengkap. Pada hamil anggur lengkap, jaringan plasenta
tidak normal dan membengkak, serta tampak membentuk kista berisi
cairan. Selain itu, tidak ada juga pembentukan jaringan janin. Pada hamil
anggur parsial, mungkin ada jaringan plasenta normal bersama dengan
jaringan plasenta tidak normal. Mungkin juga ada janin yang terbentuk,
tapi janin tidak mampu bertahan hidup dan biasanya gugur di awal
kehamilan.
Penanganan Hamil Anggur
Metode penanganan utama hamil anggur adalah dengan melakukan
operasi pengangkatan jaringan abnormal tersebut. Langkah ini dapat
dilakukan melalui beberapa prosedur yang meliputi:
1. Kuret. Prosedur ini dilakukan dengan melebarkan serviks agar dokter
dapat mengangkat jaringan abnormal dengan alat khusus. Kuret adalah
pilihan terbaik jika pengidap berencana untuk hamil kembali.
2. Histerektomi atau pengangkatan rahim. Prosedur ini hanya dilakukan
jika pengidap tidak berencana untuk hamil lagi atau berisiko tinggi
mengalami penyakit berbahaya seperti GTN.
3. Pemantauan HCG. Setelah jaringan abnormal diangkat, dokter masih
akan memeriksa kadar HCG pengidap sampai kembali normal.
Pemeriksaan tersebut dilakukan setiap dua minggu selama setengah
hingga satu tahun. Tujuannya adalah untuk memastikan tidak adanya
sel-sel abnormal yang kembali tumbuh dan untuk memantau gejala-
gejala dari penyakit trofoblastik. Selama menjalani proses pemantauan
ini, pengidap dianjurkan untuk menunda kehamilan.
b. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan yang terjadi ketika
posisi plasenta berada di bagian bawah rahim. Alhasil, kondisi ini bisa
mengakibatkan sebagian atau seluruh leher rahim (serviks) tertutup
sehingga menyulitkan dalam mempersiapkan kelahiran. Plasenta atau yang
kerap disebut sebagai ari-ari bayi, merupakan lapisan organ yang
berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta berhubungan
langsung dengan tali pusat ibu dan berperan sebagai penyedia oksigen
serta nutrisi untuk janin. Bukan hanya itu, lapisan yang menyerupai
kantung ini juga bertugas untuk membuang zat-zat sisa yang sudah tidak
dibutuhkan lagi oleh janin.
Dalam kondisi normal, letak perlekatan plasenta seharusnya berada
di bagian atas atau samping rahim, bukan di bawah. Sementara itu, posisi
plasenta dalam kondisi ini justru menutupi sebagian atau seluruh leher
rahim yang seharusnya berguna sebagai jalan lahir. Plasenta yang menutup
jalan leher rahim berisiko menimbulkan perdarahan hebat sebelum atau
selama proses persalinan berlangsung. Itulah mengapa kebanyakan ibu
hamil yang memiliki kondisi ini biasanya dianjurkan untuk melahirkan
dengan operasi caesar (C-section).
Penanganan Plasenta Previa
Tidak ada perawatan medis atau tindakan bedah apa pun untuk
menyembuhkan plasenta previa, tetapi ada beberapa pilihan untuk
mengelola perdarahan yang disebabkan oleh penyakit ini.
Tata laksana perdarahan tergantung pada berbagai faktor, termasuk:
1) Jumlah perdarahan.
2) Apakah pendarahan telah berhenti.
3) Usia kehamilan.
4) Kondisi kesehatan ibu.
5) Kesehatan bayi .
6) Posisi plasenta dan bayi.
Jika plasenta previa tidak hilang selama kehamilan, tujuan perawatan
untuk membantu kelahiran agar bisa sedekat mungkin dengan tanggal
taksiran kelahiran. Hampir semua perempuan dengan plasenta previa yang
belum terselesaikan membutuhkan kelahiran dengan cara seksio cesarean.
Pada kasus saat terjadi perdarahan sedikit atau tidak ada perdarahan,
dokter mungkin merekomendasikan istirahat dan menghindari kegiatan
yang dapat memicu pendarahan, seperti seks dan olahraga. Jika plasenta
rendah tetapi tidak menutupi serviks, kelahiran secara normal masih
mungkin dilakukan.
Pendarahan berat membutuhkan penanganan medis segera dan
membutuhkan transfusi darah. Pada beberapa kasus perdarahan yang
masih bisa dikendalikan, dokter kemungkinan merencanakan bedah caesar
segera setelah bayi dapat dilahirkan dengan aman, idealnya setelah 36
minggu kehamilan. Namun, jika pendarahan hebat berlanjut atau jika
terjadi beberapa episode perdarahan, dokter mungkin merencanakan bedah
caesar secepatnya. Jika persalinan dilakukan sebelum usia kehamilan 34
minggu, dokter memberikan corticosteroids untuk membantu paru-paru
bayi berkembang. Jika pendarahan tidak dapat dikendalikan atau bayi
mengalami distress, perlu dilakukan operasi caesar darurat, dengan risiko
bayi lahir prematur.

2. Cari 2 kasus neonatal beserta penanganannya


a. BBLR
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata. Bayi dinyatakan
mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5 kilogram, sedangkan berat
badan normal bayi yaitu di atas 2,5 atau 3 kilogram. Sementara pada bayi
yang lahir dengan berat kurang dari 1,5 kilogram, dinyatakan memiliki
berat badan lahir sangat rendah. BBLR dapat terjadi ketika bayi lahir
secara prematur dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (belum
cukup bulan), atau bayi mengalami gangguan perkembangan dalam
kandungan. Berdasarkan data Badan Litbang Kementrian Kesehatan
Indonesia pada tahun 2014, sekitar 10 persen bayi lahir dengan berat
badan rendah, dan jumlah paling banyak terjadi di Sulawesi Tengah, yaitu
17 persen.
Penanganan Berat Badan Lahir Rendah
Hampir seluruh bayi BBLR memerlukan perawatan di rumah sakit
setelah lahir. Penanganan dapat dilakukan sesuai dengan usia kehamilan,
kondisi kesehatan, serta respons bayi terhadap pengobatan atau prosedur
tertentu. Untuk bayi BBLR dengan komplikasi tertentu, seperti paru-paru
yang belum matang atau masalah pada usus, maka bayi tersebut perlu
dirawat di ruang perawatan intensif neonatal (NICU). Di ruang ini, petugas
medis akan membaringkan bayi di tempat tidur yang suhunya telah diatur,
serta memberikan susu dengan teknik dan alat khusus. Bayi baru
diperbolehkan pulang setelah komplikasi dapat diatasi dan ibunya dapat
memberikan ASI secara normal. Untuk merawat bayi prematur atau bayi
yang berat badan lahirnya rendah, dokter juga biasanya akan menyarankan
metode kangguru.
Untuk bayi BBLR, dokter sangat menganjurkan pemberian ASI,
karena dapat mendukung pertumbuhan dan kenaikan berat badan. Jika
ibunya tidak bisa memberikan ASI, bayi dapat diberikan ASI dari donor.
Bayi BBLR yang lahir tanpa komplikasi dapat mengejar ketertinggalan
pertumbuhannya seiring waktu. Namun pada saat dewasa, kebanyakan
bayi BBLR berisiko mengalami berat badan berlebih atau obesitas, serta
berisiko menderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Beberapa bayi BBLR juga dapat mengalami keterlambatan perkembangan
mental.

b. Kejang Demam
Gangguan kesehatan yang menyerang bayi kerap membuat orangtua
panik, apalagi jika masalah yang terjadi tergolong berbahaya, misalnya
kejang. Nyatanya, bayi berusia 3 bulan hingga 5 tahun rentan mengalami
kejang, yang biasanya muncul karena demam tinggi. Meski begitu,
orangtua disarankan untuk tidak panik saat menghadapi kondisi ini.

Kejang pada bayi dan anak memang merupakan hal yang harus
diwaspadai, tapi ada baiknya orangtua tetap tenang dalam menghadapinya.
Ibu dan ayah perlu tahu apa saja pertolongan pertama yang bisa dilakukan
saat Si Kecil mengalami demam hingga kejang. Lantas, bagaimana
pertolongan pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi kondisi ini?
Kejang rentan menyerang anak yang mengalami demam tinggi, hingga
lebih dari 39 derajat Celsius. Meski begitu, hingga kini masih belum
diketahui secara pasti apa yang menyebabkan demam pada anak bisa
memicu kejang. Namun, kejang pada anak diduga berkaitan dengan
naiknya suhu tubuh yang terjadi secara mendadak dan terlalu cepat. Hal ini
membuat tubuh anak tidak dapat beradaptasi dan menyebabkan kejang
sebagai respon. Ada beberapa gejala yang sering muncul sebagai tanda
kejang pada anak. Kondisi ini umumnya menyebabkan suhu tubuh Si
Kecil meningkat hingga lebih dari 39 derajat Celsius, gemetar yang terjadi
pada seluruh tubuh terutama tungkai dan lengan, serta tubuh terlihat kaku
dan menyentak-nyentak tidak terkontrol. Kejang pada anak juga ditandai
dengan erangan dan bayi memutar bola mata ke atas, mengeluarkan urine
atau mengompol, dan Si Kecil menggigit keras lidahnya.
Kejang biasanya menyebabkan bayi tidak merespon panggilan atau
sentuhan yang dilakukan. Pada kondisi yang buruk, demam kejang bisa
menyebabkan Si Kecil kehilangan kesadaran alias pingsan setelah kejang-
kejang. Saat menemukan anak mengalami kejang atau menunjukkan gejala
akan mengalami kejang, orangtua disarankan untuk tidak panik. Saat anak
mengalami demam hingga kejang, pastikan untuk membaringkannya pada
tempat yang aman. Letakkan anak di tempat yang datar dan
memungkinkan untuk melakukan pertolongan pertama.
Penanganan Kejang Demam
- Hindari menempatkan anak yang kejang di tempat yang terlalu sempit
dan penuh dengan barang atau pembatas. Hal ini bertujuan untuk
mencegah Si Kecil terbentur atau tertimpa barang tertentu saat kejang
menyerang.
- Posisi yang tepat. Saat kejang, pastikan untuk memposisikan anak
tidur menyamping. Hal itu penting untuk menghindari Si Kecil
mengalami tersedak saat kejang.
- Buka jalan pernapasan agar anak tetap aman. Caranya adalah dengan
melonggarkan pakaian yang tengah dikenakan, terutama pada bagian
leher.
- Ibu perlu menahan tubuh bayi untuk mencegah hal yang tak
diinginkan, tetapijangan terlalu memaksa. Alih-alih memaksa dan
menahan tubuh anak, ibu hanya perlu memastikan posisi tubuh tetap
aman.
- Hindari memasukkan sesuatu ke dalam mulut anak yang tengah
kejang. Jangan memasukkan sendok ke antara gigi atau memaksakan
air putih dan obat-obatan masuk ke dalam mulut.

Anda mungkin juga menyukai