Anda di halaman 1dari 8

LOKKARYA PENGEMBANGAN PERANGKAT KBM DAN PTK

(Lembar Kerja Resume Materi Modul Perangkat KBM dan PTK)

A. Judul Modul : PERANGKAT DAN MEDIA


KBM
B. Judul Materi Kegiatan Belajar : SKL, KI, KD, DAN TAKSONOMI
C. Refleksi Pemb. Kegiatan Belajar : KB 1

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Peta Konsep (Beberapa 1. Konsep
istilah atau definisi di modul
A. SKL
bidang perangkat KBM-
PTK) standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya
Fungsi Standart K0mpetensi Lulusaan
Standart K0mpetensi Lulusaan digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan keLulusaan
siswa,dari satuan pendidikan.
1. Standart K0mpetensi Lulusaan pada jenjang
pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan
dasar kecerdasan, pngetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
2. Standart K0mpetensi Lulusaan pada satuan
pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pngetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
3. Standart K0mpetensi Lulusaan pada satuan
pendidikan menengah kejuruan untuk
meningkatkan kecerdasan, pngetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
B. Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah kompetensi utama yang
diuraikan ke dalam beberapa aspek, yaitu aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dan harus dipelajari
oleh peserta didik di setiap jenjang dan mata pelajaran.
C. Kopetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kmampuan yang
harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indicator kompetensi
dalam suatu pelajaran. Kompetensi Dasar (KD),
merupakan penjabaran SK siswa yang cakupan
materinya lebih sempit dibanding dengan SK siswa.
Kurikulum 2013: Istilah SK-KD ini akan digantikan
menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
K0mpetensi Dasar merupakan K0mpetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
K0mpetensi Inti. K0mpetensi Dasar adalah konten atau
K0mpetensi yang terdiri atas Sikaap, pngetahuan, dan
ketrampilan yang bersumber pada K0mpetensi inti yang
harus dikuasai siswa. K0mpetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
siswa, kmampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran
D. TAKSONOMI
Taksoinomi sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau
struktur dan kategori ranah kmampuan tentang perilaku
siswa yang terbagi ke dalam ranah Sikaap, pngetahuan
dan Ketermpilan. Pembagian ranah perilaku belajar
dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku
seseorang selama proses KBM sampai pada
pencapaian hasil belajar, dirumuskan dalam perilaku
(behaviour) dan terdapat pada indicator pencapaian
K0mpetensi.
E. INDICATOR
indicator adalah ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri dari
ketercapaian KD berdasarkan taksonomi kmampuan
baik pada ranah Sikaap, pngetahuan, maupun
Ketermpilan. Oleh karena itu, indicator dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional. Kata
kerja operasional artinya adalah kata kerja yang
berimplikasi pada terjadinya (beroperasinya) suatu
perilaku pada siswa, sehingga perilaku tersebut dapat
dengan mudah diamati dan dinilai guru.
ndikator merupakan penanda pencapaian KD yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur
yang mencakup Sikaap, pngetahuan, dan Ketermpilan.
indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi. indicator
memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
mengembangkan pencapaian K0mpetensi berdasarkan
SK-KD.
indicator berfungsi sebagai berikut:
1. Pedoman dalam mengembangkan materi KBM.
Pengembangan materi KBM harus sesuai dengan
indicator yang dikembangkan. indicator yang
dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah
dalam pengembangan materi KBM yang efektif
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi
dan kebutuhan siswa, sekolah, serta lingkungan.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan KBM. Desain
KBM perlu dirancang secara efektif agar
K0mpetensi dapat dicapai secara maksimal.
Pengembangan desain KBM hendaknya sesuai
dengan indicator yang dikembangkan, karena
indicator dapat memberikan gambaran kegiatan
KBM yang efektif untuk mencapai K0mpetensi.
indicator yang menuntut K0mpetensi dominan pada
aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan KBM
dilakukan tidak dengan strategi ekspositori
melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-
inquiry.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna
menunjang pencapaian K0mpetensi siswa.
Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai
tuntutan indicator sehingga dapat meningkatkan
pencapaian K0mpetensi secara maksimal.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan
penilaian hasil belajar.
5. indicator menjadi pedoman dalam merancang,
melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar,
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam
menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta
pengembangan indicator penilaian.
Pengembangan indicator penilaian harus mengacu
pada indicator pencapaian yang dikembangkan
sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
2. Klasifikasi Prilaku Hasil Belajar
klasifikasi perilaku hasil belajar yang digunakan
berdasarkan taksonomi Bloom yang pada Kurikulum 2013
yang telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl
dengan pengelompokan menjadi;
a. Sikaap (affective) merupakan perilaku, emosi dan
perasaan dalam berSikaap dan merasa,
b. Pngetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas
intelektual dalam bentuk pngetahuan atau berpikir,
c. Ketermpilan (psychomotor) merupakan Ketermpilan
manual atau motorik dalam bentuk melakukan.
Ranah Sikaap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan
pertama dalam perumusan K0mpetensi Lulusaan,
selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah pngetahuan dan
Ketermpilan.
a. Ranah Sikaap dalam Kurikulum 2013 menggunakan
olahan Krathwohl, di mana pembentukan Sikaap
siswa ditata secara hirarkis
1. Receiving (menrima)
2. Responding (menganggapi)
3. Valuing (menghargai)
4. Organization (Mengatur diri)
5. Caracterization (menjadikan pola hidup)
b. Ranah pngetahuan pada Kurikulum 2013
menggunakan taksonomi Bloom olahan Anderson, di
mana perkembangan kmampuan mental intelektual
siswa.
1. C1 (Cognitive 1), mengingat (remember): siswa
mengingat kembali pngetahuan dari memorinya;
2. C2, memahami (understand): kmampuan
mengonstruksi makna dari pesan KBM baik secara
lisan, tulisan maupun grafik;
3. C3, menerapkan (apply): penggunaan prosedur
dalam situasi yang diberikan atau situasi baru;
4. C4, menganalisis (analyse): penguraian materi ke
dalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-
bagian tersebut saling berhubungan satu sama
lainnya dalam keseluruhan struktur;
5. C5, mengevaluasi (evaluate): kmampuan membuat
keputusan berdasarkan kriteria dan standart; dan
6. C6, mengkreasi (create): kmampuan menempatkan
elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk
modifikasi atau mengorgani-sasikan elemen-elemen
ke dalam pola baru (struktur baru).
c. Ranah Ketermpilan pada Kurikulum 2013 yang
mengarah pada pembentukan Ketermpilan kongkrit
(yang dapat diindera dan lebih bersifat motorik) dan
Ketermpilan abstrak (yang tidak dapat diindera dan
lebih bersifat mental skill seperti kmampuan menyaji,
mengolah, menalar, dan mencipta).
tahapan kmampuan Ketermpilan dengan menggunakan
gradasi dari Dyers mulai dari:
1. mengamati (observing);
2. menanya (questioning);
3. mencoba (experimenting);
4. menalar (associating);
5. menyaji (communicating); dan mencipta (creating).
Sedangkan pada Ketermpilan kongkrit memiliki tahapan
dari:
1. imitasi;
2. manipulasi;
3. presisi;
4. artikulasi; dan naturalisasi.
Pembentukan Ketermpilan kongkret menggunakan
gradasi olahan Simpson dengan tingkatan:
1. persepsi,
2. kesiapan,
3. meniru,
4. membiasakan gerakan,
5. mahir,
6. menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan
orisinal.
3. Hubungan SKL, Kopetensi Intii, Kopetetensi Dasarr,
Penilaian dan Hasil Belajar
SKL adalah profil K0mpetensi Lulusaan yang akan dicapai
oleh siswa setelah mempelajari semua mata pelajaran
pada jenjang tertentu yang mencakup ranah Sikaap,
pngetahuan, dan Ketermpilan.

Penguasaan K0mpetensi Lulusaan dikelompokkan menjadi


beberapa Tingkat K0mpetensi, yang diartikan sebagai
kriteria capaian K0mpetensi yang bersifat generik yang
harus dipenuhi oleh siswa pada setiap tingkat kelas dalam
rangka pencapaian Standart K0mpetensi Lulusaan. Tingkat
K0mpetensi terdiri atas 3 (tiga) jenis pendidikan yang
meliputi 4 (empat) jenjang yang harus dicapai oleh siswa
secara bertahap dan berkesinambungan.
Table Tingkat K0mpetensi dan Jenjang Pendidikan
N TINGKAT
JENJANG PENDIDIKAN
O K0MPETENSI
1. Tingkat Pendidikan TK/RA
Anak
SD/MI/SDLB/Paket A
SMP/MTS/SMPLB/Paket B
Tingkat Pendidikan
3. SMA/MA/SMALB/Paket C
Menengah
K0mpetensi Inti pada ranah Sikaap (Sikaap spiritual dan
Sikaap sosial) merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif,
dan konatif (perilaku).
K0mpetensi Inti pada ranah pngetahuan (KI-3) memiliki dua
dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan
pada setiap tingkatnya.
1. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan
kognitif (cognitive process dimension) siswa,
2. Dimensi kedua adalah dimensi pngetahuan
(pngetahuan dimension).
K0mpetensi Inti pada ranah Ketermpilan (KI-4)
mengandung Ketermpilan abstrak dan Ketermpilan
kongkret. Ketermpilan abstrak lebih bersifat mental skill,
yang cenderung merujuk pada Ketermpilan menyaji,
mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada
kmampuan mental Ketermpilan berpikir. Sedangkan
Ketermpilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang
cenderung merujuk pada kmampuan menggunakan alat,
dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan
gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan
orisinal.
K0mpetensi Inti Sikaap religius dan sosial memberi arah
tentang tingkat K0mpetensi Sikaap yang harus dimiliki oleh
siswa, dibentuk secara tidak langsung melalui KBM KI-3
dan KI-4.
K0mpetensi Inti pngetahuan dan Ketermpilan (KI-3 dan KI-
4) memberi arah tentang tingkat K0mpetensi pngetahuan
dan Ketermpilan minimal yang harus dicapai siswa.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari
pngetahuan (KI-3), dengan cara:
1. Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan
2. Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi
pngetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
c. Mengidentifikasi Ketermpilan yang perlu dikembangkan
sesuai rumusan KD dari KI- 4; apakah termasuk
Ketermpilan abstrak atau konkrit. 4.
d. Mengidentifikasi Sikaap-Sikaap yang dapat
dikembangkan dalam kegiatan yang dilakukan
mengacu pada rumusan KD dari Sikaap spiritual dan
Sikaap social.

Daftar materi terkait modul


2 perangkat KBM dan PTK
yang sulit dipahami

Daftar materi yang sering


mengalami miskonsepsi 1. Perumusan atau analisis SKL, KI, KD, dan Idikator,
3 terkadang masih sangat sulit dilakukan oleh guru karena
dalam pengembangan
KBM dan PTK kurangnya pengalaman.

Refleksi terkait kelebihan,


kekurangan, dan
4 pengalaman belajar dalam
kegiatan lokakarya
perangkat KBM dan PTK

Anda mungkin juga menyukai