Anda di halaman 1dari 2

KB1

1. Menurut yang saya pahami, teori behavioristik mengutamakan pengukuran, menurut teori
ini, jika itu tidak bisa diamatai dan di ukur, maka itu tidak penting, oleh sebab itu menurut
teori ini, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon),
semuanya harus bisa diamati dan bisa diukur. Sedangkan teori kognitif adalah teori yang
lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya, jadi belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antaara stimulus dan respon, tapi lebih daripada itu.
2. Perbedaannya terdapat dari prosesnya
a. Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke
dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh individu contohnya; seorang anak yang
diperlihatkan segi tiga sama sisi, kemudian setelah itu diperlihatkan segitiga yang lain yaitu
siku-siku. Asimilasi terjadi jika si anak menjawab bahwa segitiga siku-siku yang diperlihatkan
adalah segitiga sama sisi.
b. Proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang
baru., contohnya seorang anak yang diperlihatkan segi tiga sama sisi, kemudian setelah itu
diperlihatkan segitiga yang lain yaitu siku-siku. si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada
segitiga yang diperlihatkan kedua.
c. proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Contohnya; bayi yang biasanya mendapat susu asi ataupun botol, kemudian diberi susu
dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi menemukan bahwa
menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa
dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan
akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi
terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian
asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.
3. belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghapal
Belajar bermakna menjadi point penting dalam pembelajaran dan memang sudah
seharusnya proses belajar mengarah pada belajar bermakna karena dengan proses belajar
bermakna materi yang diajarkan akan tertanam kuat dalam ingatannya, Jika peserta didik
mendapatkan materi yang dihafalkan tanpa dikaitkan dengan struktur kognitif, maka bukan
tidak mungkin materi tersebut cenderung akan akan mudah lupa dan tidak akan tertanam
secara kuat dalam benak peserta didik.
Misalakan dalam saat pembelajaran matematika Guru tidak lagi meminta peserta didik
menghafalakan rumus dan mengajarkan cara menerapkan rumus pada soal hitungan, tetap
guru mengajak peserta didik berpikir dan mengarahkan pada pembelajaran yang menjawab
pertanyaan dengan kata tanya "mengapa", "bagaimana", "jelaskan"

KB2

1. a. Sikap, yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. Contohnya, selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan,
suka menolong jika teman butuh bantuan, santun terhadap guru dan teman
b. Pengetahuan, yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban contohnya menjawab pertanyaan
guru dengan baik dari soal yang dibuat, baik berupa tulisan ataupun lisan.
c. Keterampilan, yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri. Misalkan, menampilkan hasil kerjanya didepan kelas, baik dengan
cara unjuk kerja, ataupun projek yang siswa lakukan, baik itu prosesnya maupun hasilnya.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal
yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Indikator atau -bisa juga disebut- indikator pencapaian kompetensi adalah ukuran,
karakteristik, atau ciri-ciri dari ketercapaian Kompetensi Dasar berdasarkan taksonomi
kemampuan baik pada ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.
KI, KD, dan indicator sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
3. konsep merdeka belajar merupakan tawaran dalam merekonstruksi sistem pendidikan
nasional. Penataan ulang sistem pendidikan dalam rangka menyongsong perubahan dan
kemajuan bangsa yang dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman, dengan cara
mengembalikan hakikat dari pendidikan yang sebenarnya yaitu pendidikan untuk
memanusiakan manusia atau pendidikan yang membebaskan.
Dalam konsep merdeka belajar, antara guru dan murid merupakan subyek di dalam sistem
pembelajaran. Artinya guru bukan dijadikan sumber kebenaran oleh siswa, namun guru dan
siswa berkolaborasi sebagai penggerak dan mencari kebenaran.
Pada prakteknya dilapangan konsep merdeka belajar ini belum diterapkan sepenuhnya, guru
masih harus berjibaku dengan administrasi dan lain2.
Pada kenyaataannya guru dijadikan sebagai pemebenaran oleh siswa, makanya kalo
dikampung saya siswa akan lebih percaya terhadap gurunya, daripada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai