Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan standar kualifikasi
dan kompetensi kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh Selatan, melalui (1)
mendeskripsikan faktor komunikasi dalam implementasi kebijakan standar kualifikasi
dan kompetensi kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh Selatan, (2) mendeskripsikan
faktor sumberdaya dalam implementasi kebijakan standar kualifikasi dan kompetensi
kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh Selatan, (3) mendeskripsikan faktor disposisi
dalam implementasi kebijakan standar kualifikasi dan kompetensi kepala SMK Negeri
di Kabupaten Aceh Selatan, (4) mendeskripsikan faktor struktur birokrasi dalam
implementasi kebijakan standar kualifikasi dan kompetensi kepala SMK Negeri di
Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Aceh Selatan, Kabid Dikmen, Korwas, Pengawas SMK, dan Kepala SMK Negeri di
Kabupaten Aceh Selatan. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan
teknikwawancara, observasi dan studi dokumentasi. Untuk teknik analisa data
menggunakan analisa kualitatif yang mengacu kepada pendapat Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan
struktur birokrasi mempengaruhi implementasi kebijakan standar kualifikasi dan
kompetensi kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh Selatan. Pada faktor komunikasi,
pelaksanaan kebijakan standar kualifikasi dan kompetensi kepala SMK Negeri di
Kabupaten Aceh Selatan belum melaksanakan sosialisasi secara khusus tentang
kebijakan standar kualifikasi dan kompetensi kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh
Selatan. Untuk faktor sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi dalam pelaksanaan
kebijakan standar kualifikasi dan kompetensi kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh
Selatan sudah terlaksana. Penelitian merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: (1)
Dinas Pendidikan dapat lebih meningkatkan intensitas kegiatan, pelatihan, workshop,
dan seminar sosialisasi yang fokus pada kebijakan standar kualifikasi dan kompetensi
kepala SMK secara berkesinambungan, serta memberikan reward dan punishment,(2)
Dinas Pendidikan sebagai pelaksana kebijakan dapat meningkatkan kompetensi dan
menjaga komitmen dijajarannya dalam menjalankan kebijakan regulasi yang sudah
ditetapkan, serta melakukan program pemetaan kualifikasi dan kompetensi kepala SMK,
(3) Korwasagar melakukan pembinaan bagi seluruh pengawas SMK untuk menjalankan
fungsi kepengawasan dalam melakukan monitoring dan evaluasi yang ketat terhadap
sasaran kebijakan sehingga dapat diperoleh sosok kepala sekolah yang profesional, (4)
Kepala sekolah dituntut untuk bekerja secara profesional dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala
SMK.
Abstract
This study aims to determine policy implementation standards for qualification and
competence of the head of State Vocational School in South Aceh district, by (1)
describing the communication factor in policy implementation standards for
qualification and competence of the head of State Vocational School in South Aceh
district, (2) describe the factors of resources in the implementation of policies standards
for qualification and competence of the head of State Vocational School in South Aceh
district, (3) describe factors disposition in policy implementation standards for
qualification and competence of the head of State Vocational School in South Aceh
district, (4) describes the factor structure of bureaucracy in policy implementation
standards for qualification and competence of the head of SMK Negeri in South Aceh
District. This research uses descriptive method with qualitative approach. Subjects
consisted of Education Office of South Aceh, Head Dikmen, Korwas, Supervisory SMK
and SMK Head of State in South Aceh District. In gathering the data the researchers
used teknikwawancara, observation and documentation. For data analysis techniques
using qualitative analysis refers to the opinion of Miles and Huberman. The results
showed that the factor of communication, resources, disposition and bureaucratic
structures influence policy implementation standards for qualification and competence
of the head of State Vocational School in South Aceh District. In the communication
factor, the implementation standards for qualification and competence of the head of
State Vocational School in South Aceh district have not implemented specific
socialization of qualification and competence standards policy chief SMK in South Aceh
District. For resource factors, disposition, and a bureaucratic structure in the
implementation of policy standards for qualification and competence of the head of State
Vocational School in South Aceh regency has been implemented. The study recommends
the following: (1) the Department of Education can further increase the intensity of
activities, training, workshops, and seminars socialization focus on standards policy
qualifications and competence of the head of SMK ongoing basis, as well as providing
reward and punishment, (2) Department of Education as the executor of policies to
upgrade the competence and maintain a commitment dijajarannya in implementing
regulatory policies that have been defined, as well as a program of mapping the
qualifications and competence of the head of the SMK, (3) Korwasagar conduct training
for all supervisors CMS to perform the function of oversight in monitoring and rigorous
evaluation of policy objectives in order to obtain a figure head professional school, (4)
the principal is required to work professionally in performing their duties and
responsibilities as head of the school.
Keywords : Implementation of Policies, Standards and Competencies Head of
Vocational Qualifications.
PENDAHULUAN (SMK/MAK).
Sekolah merupakan institusi Kualifikasi dan kompetensi
paling depan dalam menjalankan proses merupakan prasyarat menciptakan
pendidikan. Sekolah sebagai lembaga Kepala SMK profesional. Profesional
pendidikan formal harus mampu menjadi jaminan penyelenggaraan
mengembangkan seluruh potensi yang pendidikan yang bermutu. Kepala SMK
dimiliki oleh peserta didik meliputi profesional harus memenuhi kriteria
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dari segi kualifikasi dan kompetensi
sesuai dengan tujuan pendidikan yang dibuktikan dengan sertifikat
nasional yang tertuang berdasarkan profesional Kepala SMK. Artinya
Undang-Undang Sistem Pendidikan Kepala SMK pada tiap satuan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003. pendidikan harus memenuhi standar
Sekolah dipimpin oleh seorang kualifikasi dan kompetensi yang telah
kepala sekolah. Iskandar (2013:1022) ditetapkan sesuai dengan peraturan
mendefenisikan kepala sekolah adalah Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007.
pemimpin pendidikan pada tingkat Selanjutnya juga di dalam Peraturan
sekolah sehingga ia juga harus dapat Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
menghindarkan diri dari satu wacana Pasal 28 ayat 2 menyebutkan, kuali-
retorika dan perlu untuk membuktikan fikasi akademik diartikan sebagai
bahwa ia memiliki kemampuan kerja tingkat pendidikan minimal yang harus
secara profesional”.Kepala sekolah dipenuhi oleh seorang pendidik yang
bertanggung jawab atas apa-apa dibuktikan dengan ijazah dan/ atau
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, sertifikat keahlian yang relevan sesuai
administrasi sekolah, pembinaan atas dengan ketentuan perundang-
tenaga kependidikan lainnya, dan undanangan yang berlaku saat ini.
pendayagunaan serta pemeliharaan Kompetensi adalah seperangkat ke-
sarana dan prasarana (Mulyasa, 2004 mampuan dan keahlian yang di
:25). dasarkan pengetahuan, keterampilan,
Khusus tentang standar pendidik sikap-sikap dan nilai-nilai positif untuk
dan tenaga pendidikan, Menteri melaksanakan pekerjaan secara
Pendidikan Nasional telah membuat profesional. Dan Kompetensi kepala
beberapa peraturan dalam hal ini dapat sekolah merupakan hal kemampuan/
dilihat dari adanya Peraturan Menteri kecakapan yang harus dimiliki oleh
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun seorang kepala sekolah.
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Menurut Suhardiman (2012:81).
Madrasah dan Peraturan Menteri Kompetensi kepala sekolah bisa
Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun ditingkatkan melalui berbagai upaya,
2010 tentang tentang Penugasan Guru yaitu: (1) melalui program penguatan
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah yang kompetensi kepala sekolah, (2) dan
tercantum pada Pasal 1 ayat (1) yaitu: pemberian penghargaan kepada kepala
Kepala sekolah/ madrasah adalah guru sekolah yang berprestasi, (3) melalui
yang ada diberi tugas tambahan untuk program magang di sekolah-sekolah
memimpin sekolah menengah yang sudah maju, (4) lalu melalui
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan pemberian beasiswa untuk mengikuti
jenjang pendidikan yang lebih tinggi (2) lalu Memiliki serifikat pendidik
terutama dalam bidang administrasi sebagi guru SMK/ MAK; dan (3)
pendidikan sekolah, dan (5) melalui Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK
pendidikan dan pelatihan, terutama yang diterbitkan oleh lembaga yang
berkaitan dengan manajerial sekolah. sudah ditetapakan pemerintah.
Kemampuan tersebut dapat dilihat Selanjutnya di dalam Permendiknas No.
setelah diaktualisasikan dalam bentuk 13 Tahun 2007 menyebutkan ada 5
perilaku oleh kepala sekolah sebagai (lima) kompetensi yang harus dikuasai
seorang pemimpin. oleh seorang kepala sekolah yaitu; (1)
Selanjutnya kepala sekolah itu kompetensi kepribadian; (2) kompetensi
harus memiliki standar kualifikasi manajeri-al; (3) kompetensi
tertentu yaitu kualifikasi umum dan kewirausahaan; (4) kompetensi
kualifikasi khusus, serta yang harus supervisi; dan (5) kompetensi sosial.
memiliki satu kompetensi-kompetensi Upaya dalam fundamental untuk
tertentu. Berdasarkan hal tersebut meningkatkan kualitas dan mutu
pemerintah mengeluarkan peraturan pendidikan adalah dengan usaha
menteri pendidikan nasional tentang meningkatkan profesionalisme dan
standar kepala sekolah/ madrasah kinerja kepala sekolah. Untuk dapat
nomor 13 tahun 2007. Kualifikasi mencapai peningkatan satuhal yakni
umum Kepala Sekolah/ Madrasah profesionalisme buat kepala sekolah,
adalah; (a) Memiliki kualifikasi Pemerintah dalam hal ini Kementerian
akademik sarjana (S1) atau diploma Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
empat (D-IV) kependidikan atau non 2007 telah merumuskan kebijakan
kependidikan pada perguruan tinggi berupa Peraturan Menteri Pendidikan
yang terakreditasi; (b) Pada waktu Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
diangkat sebagai kepala sekolah berusia Standar Kepala Sekolah/Madrasah yang
setinggi-tingginya 56 tahun; (c) telah di jelaskan di atas. Lahirnya
Memiliki pengalaman mengajar sebuah aturan Permendiknas ini
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun merupakan pelaksanaan dari amanat
menurut jenjang sekolah masing- peraturan perundang-undangan nasional
masing, kecuali di Taman Kanak-kanak yang mengarah pada upaya
/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki meningkatkan mutu dan kualitas
pengalaman mengajar yang sekurang- Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan yaitu: (1) Undang- undang Nomor 20
(d) Memiliki pangkat serendah- Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
rendahnya III/c bagi seorang pegawai Nasional, (2) Undang-undang Nomor
negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
yang disetarakan dengan kepangkatan Dosen, dan Peraturan Pemerintah
yang dikeluarkan oleh yayasan atau Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
institusi lembaga yang berwenang. Nasional Pendidikan. Dengan
Dalam Kualifikasi khusus kepala diterbitkannya Permendiknas Nomor 13
sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Tahun 2007 dengan sendirinya telah
Aliyah Kejuruan (SMK/ MAK) adalah; resmi diberlakukan sebagai peraturan
(1) Berstatus sebagai guru SMK/ MAK; yang mengatur standar Kepala Sekolah/
Manusia (SDM) adalah manusia yang dedikasi pada kebijakan yang telah
bekerja dilingkungan suatu organisasi, ditetapkan, lebih khusus lagi pada
disebut juga personel, tenaga kerja, kepentingan warga.
pegawai atau karyawan. Sumberdaya 2. Insentif, Edward menyatakan ini
manusia di sini dapat digunakan untuk bahwa salah satu teknik yang
mendukung sebuah satu keberhasilan disarankan untuk dapat mengatasi
implementasi kebijakan. masalah tentang kecendrungan para
c. Disposisi pelaksana kebijakan dengan mema-
Menurut Edward III dalam nipulasi insentif. Pada dasarnya
Winarno (2014:197) mengemukakan orang-orang bergerak berdasarkan
”kecenderungan dari para pelaksana kepentingan dirinya sendiri, maka
kebijakan merupakan faktor ketiga yang memanipulasi insentif oleh para
ada mempunyai konsekuensi- pembuat kebijakan mempengaruhi
konsekuensi penting bagi seluruh tindakan para pelaksana kebijakan.
implementasi kebijakan yang efektif”. Maka Dengan cara menambah
Jika para pelaksana mempunyai keuntungan atau biaya tertentu
kecenderungan atau sikap positif atau mungkin akan menjadi faktor
adanya hanya dukungan terhadap pendorong yang membuat para
implementasi kebijakan maka terdapat pelaksana menjalankan perintah
kemungkinan yang besar dalam dengan baik. Hal ini dilakukan
implementasi kebijakan yang akan sebagai upaya didalam memenuhi
terlaksana sesuai dengan keputusan kepentingan pribadi atau organisasi.
awal. Demikian sebaliknya, jika para Selanjutnya salah satu faktor
pelaksana bersikap negatif atau menolak penentu implementasi kebijakan untuk
terhadap satu implementasi kebijakan penelitian imlementasi kebijakan dapat
karena konflik kepentingan maka dilihat dari salah satu aspek disposisi
implementasi kebijakan akan kecendrungan aspek regulasi dari
menghadapi kendala yang serius. implementor/pelaksana kebijakan.
Faktor-faktor yang selalu menjadi Regulasi juga dapat berbentuk
perhatian utama Edward III didalam penentuan standar, prosedur peijinan,
Agustino (2006:152-153) mengenai larangan perilaku tertentu, dan perintah
bagaimana disposisi yang dalam untuk melakukan tindakan (Subarsono,
implementasi kebijakan terdiri dari: 2015:107).
1. Pengangkatan birokrat. Disposisi d. Struktur birokrasi
atau sikap pelaksana akan Menurut Mulyadi (2015:29)
menimbulkan hambatan-hambatan struktur birokrasi menekankan bahwa
yang nyata terhadap implementasi struktur birokrasi menjadi penting
kebijakan bila personel yang ada dalam implementasi kebijakan. Aspek
tidak melaksanakan kebijakan- struktur birokrasi ini mencakup dua hal
kebijakan yang diinginkan oleh penting; pertama mekanisme, dan
pejabat-pejabat tinggi. Karena itu, struktur organisasi pelaksana sendiri.
pemilihan dan pengangkatan per- Mekanisme implementasi program
sonel pelaksana kebijakan haruslah biasanya sudah ditetapkan melalui
orang-orang yang bisa memiliki standar operating procedure (SOP)
Tabel 1. Hasil rekapitulasi kepala SMK Negeri di Kab. Aceh Selatan menurut
golongan,
No
umur, ijazah, Gol
Nama SMK
statusUmur
sertfifkasi dan statusSertifikat
Kualifikasi
memiliki cakep
Sertifikat Kepala
Pendidik Sekolah
S1 S2 Sudah Sudah Belum
Sertifikasi Cakep Cakep
1 SMKN 1 Labuhan Haji IV/b √ √ √ √
2 SMKN 1 Labuhan Haji Timur IV/a √ √ √ √
3 SMKN 1 Meukek IV/b √ √ √ √
4 SMKN 1 Sawang IV/a √ √ √ √
5 SMKN 1 Samadua IV/b √ √ √ √
6 SMKN 1 Tapaktuan IV/a √ √ √ √
7 SMKN 1 Pasie Raja IV/a √ √ √ √
8 SMKN 1 Kluet Timur III/d √ √ √ √
9 SMKN 1 Kluet Selatan IV/a √ √ √ √
10 SMKN 1 Trumon Timur IV/b √ √ √ √
JUMLAH 9 1 10 6 4
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Nilai Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) Perdimensi
Kompetensi Kepala SMK di Kabupaten Asel Tahun 2015
No Nama SMK Dimensi Kompetensi Kepala Sekolah Prosen Benar
KP KW MJ SP UPS UKKS
1 SMKN 1 Labuhan Haji 53.33 66.67 50.00 40.00 56.00 53
2 SMKN 1 Labuhan Haji Timur 20.00 0.00 50.00 0.00 28.00 25
3 SMKN 1 Meukek 53.33 66.67 66.67 46.67 64.00 61
4 SMKN 1 Sawang 46.67 60.00 56.67 60.00 60.00 57
5 SMKN 1 Samadua 73.33 60.00 70.00 26.67 72.00 63
6 SMKN 1 Tapaktuan 60.00 40.00 63.33 46.67 60.00 56
7 SMKN 1 Pasie Raja 66.67 46.67 43.33 53.33 56.00 52
8 SMKN 1 Kluet Timur 66.67 60.00 46.67 26.67 48.00 49
9 SMKN 1 Kluet Selatan 60.00 60.00 63.33 33.33 72.00 60
10 SMKN 1 Trumon Timur 46.67 66.67 60.00 53.33 48.00 55
11 SMKS Hidayatul Anam 20.00 33.33 53.33 40.00 24.00 36
Jumlah Rata-rata 51.52 50.91 56.67 38.79 53.45 50.27
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: khusus tentang hal kebijakan standar
(1) Komunikasi, (2) Sumberdaya, (3) kualifikasi dan juga kompetensi kepala
Disposisi, dan juga (4) Struktur SMK Negeri di Kabupaten Aceh
birokrasi. Keempat faktor ini merupakan Selatan. Pada tahun 2015 Pemda Aceh
tolak ukur keberhasilan dalam Selatan mulai serius mengadakan
implementasi kebijakan standar sosialisasi tentang standarisasi
kualifikasi dan kompetensi kepala SMK kualifikasi dan juga pada kompetensi
Negeri pada Kabupaten Aceh Selatan. kepala sekolah dengan mengadakan
Dari keempat faktor ini kita bisa menilai diklat bagi calon kepala sekolah.
apakah implementasi kebijakan standar 2. Sumberdaya
kualifikasi dan kompetensi kepala SMK Dalam implementasi kebijakan
Negeri di Kabupaten Aceh Selatan standar kualifikasi dan kompetensi
apakah sudah berjalan sesuai dengan kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh
arah kebijakan atau tidak. Berdasarkan Selatan, dari jumlah pelaksana
dari hasil penelitian dan pembahasan kebijakan sudah mencukupi. Selain itu
data, maka peneliti mendapatkan mereka juga memiliki keahlian dalam
kesimpulan sebagai berikut: bidang tugas masing-masing, dan
1. Komunikasi mengenai ketersediaan informasi di
Implementasi kebijakan standar lingkungan pelaksana kebijakan masih
kualifikasi dan kompetensi kepala SMK kurang memadai. Untuk itu keaktifan
Negeri di Kabupaten Aceh Selatan dari kepala sekolah sangat dibutuhkan
dilaksanakan melalui kegiatan untuk mengakses informasi secara
sosialisasi. Dengan Sosialisasi hanya mandiri. Hal lain yang juga harus
dilaksanakan pada saat pelatihan- diperhatikan dalam hal sumberdaya
pelatihan itupun hanya berupa sisipan adalah wewenang untuk menjamin atau
materi pada saat untuk pelaksanaan meyakinkan bahwa kebijakan yang
pelatihan, dan selebihnya itu melalui diimplementasikan sudah sesuai dengan
pertemuan-pertemuan informal saja. aturan yang ada. Dalam pelaksanaan
Selanjutnya untuk kejelasan informasi standar kualifikasi dan kompetensi
tentang standar kualifikasi dan juga untuk kepala SMK Dinas Pendidikan
kompetensi kepala SMK yang harus Aceh Selatan mampu itu menjalankan
disampaikan oleh pelaksana kebijakan sebuah wewenang secara efektif.
dalam hal ini Dinas Pendidikan masih Selanjutnya dari segi sarana dan
belum dipahami secara utuh oleh prasarana sudah memadai dan dari segi
sasaran kebijakan dan bahan bacaan keuangan juga sudah dianggarkan dalam
Permendiknas tersebut jarang dibaca APBK dan APBA. Pelaksanaan
oleh kepala sekolah, sehingga masih ada kebijakan standar kualifikasi dan juga
kepala sekolah yang kurang memahami kompetensi kepala SMK Negeri di
akan standar kualifikasi dan kompetensi Kabupaten Aceh Selatan sudah
yang harus dimiliki-nya. Pelaksanaan melaksanakan sumberdaya khususnya
kebijakan standar kualifikasi dan dalam pelaksanaan kebijakan standar
kompetensi kepala SMK Negeri di kualifikasi dan kompetensi kepala SMK.
Kabupaten Aceh Selatan belum
melaksanakan untuk sosialisasi secara
kualifikasi dan kompetensi kepala SMK 1. Dinas Pendidikan dapat lebih bisa
Negeri pada Kabupaten Aceh Selatan, meningkatkan intensitas kegiatan,
ini dapat dilihat dari 10 unit Kepala pelatihan, workshop, dan seminar
SMK Negeri yang ada di Kabupaten sosialisasi yang fokus pada kebija-
Aceh Selatan 6 unit kepala SMK Negeri kan standar kualifikasi dan juga
yang telah memenuhi kualifikasi khusus kompetensi kepala SMK secara
pada kepala SMK dengan memiliki berkesinambungan. Maka untuk itu
sertifikat kepala sekolah (cakep). Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh
3. Disposisi Selatan agar dapat menciptakan
Untuk Pengangkatan birokrasi dan personil kerja yang berkualitas dan
pemberian insentif bagi pelaksana kompeten, serta harus melengkapi
kebijakan standar kualifikasi dan fasilitas dan meningkatkan dana
kompetensi kepala SMK Negeri di anggaran yang selalu dibutuhkan,
Kabupaten Aceh Selatan yang telah menggunakan wewenang secara
ditetapkan ataupun telah di SK-kan oleh profesional dan selalu memberikan
Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh reward-punishment bagi pelaksana
Selatan hal ini berimplikasi pada kebijakan maupun sasaran dari
terbentuknya komitmen yang kuat kebijakan agar tercapai tujuan yang
antara pelaksana kebijakan dan juga diinginkan yaitu peningkatan mutu
sasaran sebuah kebijakan ini dalam kepala sekolah.
meningkatkan mutu kepala sekolah. 2. Dinas Pendidikan sebagai instansi
4. Struktur birokrasi pelaksana kebijakan dapat kiranya
SOP yang jelas dan pembagian meningkatkan kompetensinya dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan menjaga komitmen dijajarannya
kebijakan kualifikasi dan kompetensi dalam menjalankan apa kebijakan
kepala SMK Negeri di Kabupaten Aceh regulasi yang sudah ditetapkan.
Selatan sudah dilaksanakan, hal ini jelas Dinas Pendidikan seharusnya juga
berimplikasi pada kejelasan pembagian hendaknyalah melakukan program
wewenang dan tanggung jawab pada pemetaan kualifikasi bagian dan
masing-masing pelaksana kebijakan kompetensi kepala SMK untuk
standar kualifikasi dan juga kompetensi mengetahui tingkat kualifikasi dan
kepala SMK yang sudah ditetapkan oleh kompetensi kepala SMK yang sesuai
Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh dengan standar kepala SMK.
Selatan, yang pada akhirnya dapat 3. Koordinator pengawas sekolah agar
meningkatkan mutu dari sasaran melakukan pembinaan bagi seluruh
kebijakan. pengawas SMK untuk menjalankan
fungsi dari kepengawasan dalam
REKOMENDASI melakukan monitoring dan evaluasi
Berdasarkan kesimpulan dan yang ketat dan berkesinambungan
implikasi yang telah peneliti paparkan, terhadap semua sasaran kebijakan
berikut yang dapat dikemukakan sehingga dapat diperoleh sosok
beberapa rekomendasi untuk berbagai kepala sekolah yang profesional.
pihak, diantaranya adalah: 4. Kepala sekolah dituntut untuk bisa
bekerja secara profesional dalam