1
Dampak Pengambilan Air Tanah
2
Dampak Pengambilan Air Tanah
3
Penurunan kedudukan muka air tanah (Kuantitas),
Penurunan Tanah (Landsubsidence),
Intrusi Air Laut
4
5
aman rawan rusak
6
Berdasarkan % Penurunan Permukaan Air Tanah
aman rawan kritis rusak kritis rawan aman
kerucut penurunan
muka air tanah
7
Penurunan Tanah (Landsubsidence)
8
ESDM untuk Kesejahteraan Masyarakat 9
Bangunan menjadi retak dan
miring
California, Amerika
10
Mekanisme Penurunan Tanah
akibat Pengambilan Air Tanah
11
Latar Belakang
Amblesan tanah oleh pengambilan air tanah
Pengambilan Air Tanah & Amblesan Tanah
umumnya terjadi pada Akuifer Bebas (Dangkal),
Sumur Bor karena akufer ini berumur muda sehingga
batuannya belum terkonsolidasi sempurna.
muka air tanah bebas Di dalam akuifer bebas ini terdapat mineral
lempung yang tersusun secara acak. Pada saat
terjadi pengambilan air tanah dan kedudukan
muka air tanah turun.
Pada bagian akuifer yang kering, tekanan pori
150 m
12
Latar Belakang
Pengambilan Air Tanah & Amblesan Tanah
Sumur Bor
13
Latar Belakang
Pengambilan Air Tanah & Amblesan Tanah
14
Latar Belakang
Pengambilan Air Tanah & Amblesan Tanah
15
CLC-01
PJR-01
0
0 CLC-01
PJR-01
MGB-01
Dominasi 50 Dominasi
50 lempung
lempung Kelapa Gading
Rawa Buaya Kemayoran
100
100 PGB-01
150
150 Dominasi
Dominasi
PSM-01 pasir
pasir
200
200
Dominasi
Dominasi 250 lempung
250
lempung Dominasi
Babakan pasir
300
300
1990
Pengukuran di Tongkol
(Jakarta Utara) pada
tahun 2010, penurunan
tanah mencapai = 2-3
cm/thn
2007
2009
2010
ESDM untuk Kesejahteraan Masyarakat 17
THE SPATIAL PATTERN OF LAND SUBSIDENCE IN JAKARTA
BASED ON GPS DATA
SHOWS THE
SUBSIDENCE
CONCENTRATED
IN THE WESTERN
AND EASTERN
PARTS AND
2008 2009
NORTH
RECLAIMED
AREA OF
JAKARTA GWB
2010 2011
-18
-22
-26
-30
-34
-38
-42
-46
-50
1982 1983 1985 1986 1988 1989 1991 1992 1994
20
batugamping
Vulkanik Muda
1000 m
batugamping
Bali tersusun oleh batuan vulkanik, dominan pasir, sehingga potensi terjadi Penurunan Tanah nya Kecil
21
Intrusi Air Laut
22
ESDM untuk Kesejahteraan Masyarakat 23
Akuifer Bebas (Dangkal)
24
Akuifer Tertekan (Dalam)
25
Distribusi Intrusi Air Laut di Bali
26
Distribusi nilai DHL & data isotop
20
LMWL
10
Semara
0 y = 8,55x + 16,76 ng Isotop Air Laut
-10
2H(‰)
-20
-30 SB
SB PAG
-40 PT.
Kaliwun 201
Gentong
gu 7
-50 Gotri
-60
-10 -8 -6 18O(‰)
-4 -2 0 2
27
Air Payau di Semarang-Demak
Bentuk Daratan Jawa di Masa Lalu (sebelum abad 16) Bentuk Daratan Jawa Saat Ini
Hartoko, dkk. (2014)
Sampai dengan abad 16, terdapat laut Selat Muria yang memanjang dari Semarang-Demak-Juwana, yang
memisahkan Gunung Muria dg daratan Pulau Jawa. Proses pengendapan menyebabkan Selat Muria
berubah menjadi daratan, sisa air laut belum tercuci sempurna sehingga masih meninggalkan air payau.
28
Konvensional: Membuat ‘bendungan’bawah tanah
- Mengurangi pemompaan air tanah di daerah
pantai,
- Memindahkan sumur bor menjauh dari pantai
29
Melakukan reklamasi laut Recharge buatan
30
Memompa air payau/asin Kombinasi memompa air payau/asin + recharge buatan
31
Aquifer Storage & Recovery (ASR) Abstraction, Desalination & Recharge (ADR)
32
33