Anda di halaman 1dari 33

PPSDM Geominerba

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Dr.rer.nat. Budi Joko Purnomo


(Pusat Air Tanah & Geologi Tata Lingkungan-Badan Geologi)

Bali, 23 Juni 2021

1
Dampak Pengambilan Air Tanah

Penurunan Tanah (Landsubsidence)

Intrusi Air Laut

2
Dampak Pengambilan Air Tanah

3
 Penurunan kedudukan muka air tanah (Kuantitas),
 Penurunan Tanah (Landsubsidence),
 Intrusi Air Laut

4
5
aman rawan rusak

ESDM untuk Kesejahteraan Masyarakat

6
Berdasarkan % Penurunan Permukaan Air Tanah
aman rawan kritis rusak kritis rawan aman

sumur dangkal menyedot


akuifer bebas

muka air tanah tertekan

kerucut penurunan
muka air tanah

akuifer bebas (dangkal)


150 m

akuitar (lapisan kedap air)

sumur bor menyedot


akuifer tertekan

akuifer tertekan (dalam)

7
Penurunan Tanah (Landsubsidence)

8
ESDM untuk Kesejahteraan Masyarakat 9
Bangunan menjadi retak dan
miring

California, Amerika

10
Mekanisme Penurunan Tanah
akibat Pengambilan Air Tanah

11
Latar Belakang
 Amblesan tanah oleh pengambilan air tanah
Pengambilan Air Tanah & Amblesan Tanah
umumnya terjadi pada Akuifer Bebas (Dangkal),
Sumur Bor karena akufer ini berumur muda sehingga
batuannya belum terkonsolidasi sempurna.

muka air tanah bebas  Di dalam akuifer bebas ini terdapat mineral
lempung yang tersusun secara acak. Pada saat
terjadi pengambilan air tanah dan kedudukan
muka air tanah turun.
 Pada bagian akuifer yang kering, tekanan pori
150 m

(hidrostatis) menjadi NOL, sehingga yang


akuitar (lapisan kedap air)
berperan hanya tekanan pembebanan.
 Hal ini menyebabkan reorientasi susunan
mineral lempung menjadi lateral, sehingga
ketebalan lempung berkurang dan terjadi
amblesan tanah.

12
Latar Belakang
Pengambilan Air Tanah & Amblesan Tanah

Sumur Bor

muka air tanah awal mineral lempung berbentuk


lembaran, tersusun acak
150 m

akuitar (lapisan kedap air)

13
Latar Belakang
Pengambilan Air Tanah & Amblesan Tanah

Sumur Bor tanah mulai turun tekanan hidrostatis


berkurang, tekanan
pembebanan bekerja,
menyebabkan reorientasi
sususan mineral lempung

lempung menipis muka air tanah turun


150 m

akuitar (lapisan kedap air)

14
Latar Belakang
Pengambilan Air Tanah & Amblesan Tanah

Sumur Bor tanah terus turun,


bangunan retak
tekanan hidrostatis= atmosfer,
mineral lempung tersusun
secara horisontal

lempung menipis muka air tanah turun


150 m

akuitar (lapisan kedap air)

15
CLC-01
PJR-01
0
0 CLC-01
PJR-01
MGB-01

Dominasi 50 Dominasi
50 lempung
lempung Kelapa Gading
Rawa Buaya Kemayoran
100
100 PGB-01

150
150 Dominasi
Dominasi
PSM-01 pasir
pasir
200
200

Dominasi
Dominasi 250 lempung
250
lempung Dominasi
Babakan pasir
300
300

MGB-01 PSM-01 PGB-01


0
0 Dominasi 0
Dominasi
lempung
pasir
Dominasi 50 Dominasi
50 50
lempung pasir
100
100 Dominasi 100 Dominasi
lempung lempung
150
150
150
FRESH &
Dominasi NOT YET
pasir 200
Dominasi PUBLISHED
200 200
pasir AND
250
250
250
Dominasi ANALYZED
Dominasi Dominasi pasir
lempung lempung
16
300
300 300
Bukti Penurunan Tanah (di Jakarta)

1990

Pengukuran di Tongkol
(Jakarta Utara) pada
tahun 2010, penurunan
tanah mencapai = 2-3
cm/thn
2007
2009
2010
ESDM untuk Kesejahteraan Masyarakat 17
THE SPATIAL PATTERN OF LAND SUBSIDENCE IN JAKARTA
BASED ON GPS DATA
SHOWS THE
SUBSIDENCE
CONCENTRATED
IN THE WESTERN
AND EASTERN
PARTS AND
2008 2009
NORTH
RECLAIMED
AREA OF
JAKARTA GWB

2010 2011

(Abidin et.al., 2010)


18
19
-14
Groundwater level [masl]

-18
-22
-26
-30
-34
-38
-42
-46
-50
1982 1983 1985 1986 1988 1989 1991 1992 1994

Kapuk (96-100 m) Porisgaga (76-79 m)

20
batugamping

Vulkanik Muda

1000 m
batugamping

Bali tersusun oleh batuan vulkanik, dominan pasir, sehingga potensi terjadi Penurunan Tanah nya Kecil

21
Intrusi Air Laut

22
ESDM untuk Kesejahteraan Masyarakat 23
Akuifer Bebas (Dangkal)

24
Akuifer Tertekan (Dalam)

25
Distribusi Intrusi Air Laut di Bali

Perlu di cek apakah terbentuknya


air payau/asin di darat terjadi
karena Intrusi Air Laut saat ini, atau
air laut masa lalu yang terjebak di
darat.

IDEP + Poltek Bali th. 2019

26
Distribusi nilai DHL & data isotop
20
LMWL
10
Semara
0 y = 8,55x + 16,76 ng Isotop Air Laut
-10

2H(‰)
-20
-30 SB
SB PAG
-40 PT.
Kaliwun 201
Gentong
gu 7
-50 Gotri

-60
-10 -8 -6 18O(‰)
-4 -2 0 2

Data isotop memang menunjukkan air payau


terjadi karena adanya pencampuran air tanah
(tawar) dengan air laut. Namun demikian air tanah
dengan nilai DHL tinggi justru ditemukan pada
area yang jauh dari laut. Hal ini menunjukkan air
payau ‘bukan karena intrusi air laut’ saat ini,
melainkan air laut jaman dulu yang terjebak di
darat.

27
Air Payau di Semarang-Demak
Bentuk Daratan Jawa di Masa Lalu (sebelum abad 16) Bentuk Daratan Jawa Saat Ini
Hartoko, dkk. (2014)

Sampai dengan abad 16, terdapat laut Selat Muria yang memanjang dari Semarang-Demak-Juwana, yang
memisahkan Gunung Muria dg daratan Pulau Jawa. Proses pengendapan menyebabkan Selat Muria
berubah menjadi daratan, sisa air laut belum tercuci sempurna sehingga masih meninggalkan air payau.

28
Konvensional: Membuat ‘bendungan’bawah tanah
- Mengurangi pemompaan air tanah di daerah
pantai,
- Memindahkan sumur bor menjauh dari pantai

29
Melakukan reklamasi laut Recharge buatan

30
Memompa air payau/asin Kombinasi memompa air payau/asin + recharge buatan

31
Aquifer Storage & Recovery (ASR) Abstraction, Desalination & Recharge (ADR)

32
33

Anda mungkin juga menyukai