Fitri Setiawati-Perpustakaan - Logo Unis
Fitri Setiawati-Perpustakaan - Logo Unis
OLEH:
FITRI SETIAWATI
NIM: 1601010135
i
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the implementation of the Tangerang
LIVE Program (Livable, Investable, Visitable and E-City) policy implemented by
the Tangerang City Government, to discover the level of public recognition of the
Tangerang LIVE Program, and to measure the level of community satisfaction
with the Tangerang Live program. This research was conducted by using a
qualitative approach and descriptive in nature. While this type of research uses
case studies. The informants of this study were 5 samples selected purposively.
The data coding analysis tool used the NVivo 12 program. The results showed
that the implementation of the Tangerang LIVE Program in Tangerang City has
been going well, and have gone through the planning stages. However, in
program formulation, it is necessary to involve all elements of the bureaucratic
leadership, starting from the top, middle and lower levels of leadership. The
Tangerang City Government also needs to carry out an overall evaluation of the
programs that are currently being run. At the introduction level of the Tangerang
LIVE Program, it was found that the Tangerang City government needed to
conduct massive outreach to the community. The socialization step is introducing
the Tangerang Live program and its application. In community satisfaction, it was
found that the Tangerang City Government must continue to maintain an enough
high level of community satisfaction, either satisfactions with the Tangerang LIVE
application service or program items which becomes indicators of the Tangerang
LIVE Program.
ii
ABSTRAK
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Peneliti
FITRI SETIAWATI
NIM: 1601010135
Pembimbing Utama Co. Pembimbing
iv
PERNYATAAN
NIM : 1601010135
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini
dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan dan
Peneliti
Fitri Setiawati
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
proses penyelesaian penelitian ini. Rasa terima kasih ini penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak H. Prof. Dr. Mustofa Kamil, Dip., RSL., MPd., selaku Rektor
peneliti.
4. Bapak Pri Utami, SPd., MSi, selaku Co. Pembimbing yang telah
vi
5. Kepada seluruh pihak yang telah membantu di dalam proses
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya,
selanjutnya penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun agar karya ilmiah ini dapat diperbaiki di kemudian hari dan
Peneliti
Fitri Setiawati
vii
DAFTAR ISI
viii
2.8. Kepuasan Masyarakat............................................................................. 51
2.9. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 53
BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................... 55
3.1. Pendekatan Penelitian............................................................................. 55
3.2. Lokasi Penelitian .................................................................................... 60
3.3. Fokus Penelitian ..................................................................................... 60
3.4. Sumber Data ........................................................................................... 61
3.5. Instrumen Penelitian ............................................................................... 62
3.6. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 63
3.7. Penentuan Informan ............................................................................... 64
3.8. Uji Keabsahan Data ................................................................................ 65
3.9. Teknik Analisis Data .............................................................................. 67
3.10. Alat Analisis Data ............................................................................... 69
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 70
4.1. Hasil Wawancara .................................................................................... 70
4.2. Pembahasan ............................................................................................ 81
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 84
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 84
5.2. Saran ....................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 98
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3. Sembilan Kriteria Indikator Penilaian Kota Layak Huni .................... 40
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Hatta seluas ±19,69 km²) atau sekitar 1,59% dari luas Provinsi Banten dan
Memiliki jarak ±65 km dari Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi Banten dan
hanya berjarak ±27 km dari Ibukota DKI Jakarta, dengan berbatasan langsung di
dengan Jakarta Barat dan Jakarta Selatan di DKI Jakarta; sebelah barat berbatasan
106°42‟ Bujur Timur (BT) dan 6°6‟-6°13‟ Lintang Selatan (LS). Kota Tangerang
terdiri dari 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan yang terdiri dari 1.004 RW (Rukun
menurut data BPS tahun 2018 sebanyak 2.185.304 jiwa terdiri dari laki-laki
1
2
Benda, yaitu sekitar 21 km dan jarak paling dekat antar kecamatan adalah antara
pariwisata, cagar budaya, religi, kuliner, pusat belanja, pusat bisnis dan
Tangerang juga di dukung oleh akses transportasi strategis, yakni lokasi bandara
internasional Soekarno-Hatta dengan jalur toll dan KRL yang terkoneksi antara
merupakan akronim dari Livable (kota layak huni), Investable (kota layak
investasi), Visitable (kota layak dikunjungi), dan E-City (kota pintar) [Bastian,
2019].
3
Program Tangerang Live terdiri dari pertama, Kota Layak Huni (Livable).
Nama program: (1) Tangerang Cerdas: bangun kelas/ruang belajar, SPP gratis,
bantuan siswa Tangerang cerdas tingkat SD, tingkat SMP. (2) Tangerang Sehat:
armada Dinkes, mobil ambulance, kendaraan motor cageur jasa, mobil puskesmas
Kesehatan. (3) Tangerang Bebenah: bangun rumah layak huni, jamban keluarga.
mobil otomatis, unit gerobak sampah, bentor, unit bison, amrol, unit truk sampah.
(5) Tangerang Usir Banjir: bangun pusat pengendali banjir, antisipasi genangan
banjir, bangun embung, bangun drainase, bangun turap, bangun jembatan, bangun
jalan lingkungan. (6) Tangerang Terang: penerangan jalan umum. (7) Tangerang
Bebas Macet: layanan bus Trans Tangerang. (8) Tangerang Berolahraga: sarana
bangun Balai Latihan Kerja (BLK) di kecamatan, Job Fair tingkat kecamatan dan
Kota, aplikasi info lowongan kerja. Ketiga, Kota Layak Dikunjungi (Visitable).
Nama program: ayo wisata di Kota Tangerang, ruang terbuka hijau, kunjungan
wisatawan, taman tematik. Keempat, Kota Pintar (E-City). Nama program: smart
Live. Di luncurkan sejak tahun 2016 dan dapat diunduh melalui Playstore.
Beberapa aplikasi antara lain Layanan Gawat Darurat 112, LAKSA (Layanan
Aspirasi Kotak Saran Anda), Pencaker (Pencari Kerja), Si Warga, dan aplikasi-
Program Tangerang Live tentu saja menjadi core dan nafas pembangunan
di kota seribu industri dan sejuta jasa, yang diharapkan melalui dukungan dan
kerjasama dari semua pihak bisa terwujud sehingga Kota Tangerang bisa menjadi
sebuah kota yang nyaman untuk di tinggali, aman untuk investasi, menarik untuk
di kunjungi dan menjadi sebuah kota cerdas yang terintegrasi dengan sistem
kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah. Pemerintah daerah sesuai
prinsip, sebagai berikut: (a) merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
2019).
kebijakan masa depan, melalui urutan pilihan, yang melibatkan berbagai unsur
efisien, dan berkelanjutan. Hal ini merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pendekatan yang berorientasi pada proses dan pendekatan yang berorientasi pada
proses, menggunakan pendekatan: (a) teknokratik; (b) partisipatif; (c) politis; (d)
No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, PP No. 8 Tahun 2008 tentang
Branding Kota Tangerang, program Tangerang Live yang digulirkan sejak tahun
2015 itu kurang dikenal oleh masyarakat Kota Tangerang. Responden yang
persen dari tahun sebelumnya, maka ada 75 persen responden yang menyatakan
tidak tahu program Tangerang Live. Meski demikian dukungan masyarakat Kota
8
Live yang dipersepsikan sebagai kebijakan yang sudah tepat sasaran sebagai
berdasarkan dua hasil survei yang dilakukan oleh dua lembaga yang berbeda di
Tangerang yang paling tertinggi adalah tempat wisata kuliner sebesar 96,9 persen,
taman kota 95,2 persen, pelayanan pendidikan 94,9 persen, fasilitas kesehatan
94,7 persen, tempat rekreasi wisata 94,0 persen. Namun demikian terdapat juga
masalah yang kompleks di Kota Tangerang, yaitu tingkat kepuasan publik yang
sebesar 40,9 persen dan penanganan kemacetan 25,3 persen. Angka tersebut jelas
program Tangerang Live di Kota Tangerang. Dari empat variabel program yaitu
masyarakat atas program Tangerang Live yang tengah dijalankan tinggi, tetapi di
sisi lain terdapat tingkat kepuasan masyarakat atas program tersebut rendah. Tidak
9
hanya itu, tingkat pengenalan masyarakat atas program Tangerang Live juga
sangat rendah.
Sebagai kota urban dengan populasi penduduk sangat tinggi dan secara
tantangan berat. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rumusan strategi kebijakan
publik yang efektif agar program Tangerang Live sebagai upaya peningkatkan
sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas; (2) Interpretasi; para
pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan petunjuk teknis dan
petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai; (3) Penerapan
atau aplikasi; perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program
10
kerja dapat berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan sehingga tidak berbenturan
sebagai berikut:
“(1) Goal atau tujuan yang di inginkan; (2) Plan atau proposal, yakni
pengertian yang spesifik untuk menuju tujuan; (3) Program, ialah upaya
pihak berwenang untuk mencapai tujuan; (4) Decision atau keputusan,
adalah tindakan-tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencana,
melaksanakan dan mengevaluasi program; (5) Efek, berupa akibat-akibat
dan program (baik disengaja atau tidak, primer atau sekunder)”.
yang strategis terhadap sumber daya-sumber daya yang ada untuk memecahkan
mengatakan administrasi publik merupakan proses yang terkait sumber daya dan
elemen dasar yang membedakan antara kebijakan publik dengan kebijakan swasta
kepada pencapaian tujuan kesejahteraan rakyat, perlu dimaknai kepada dua hal
pokok, yaitu:
sesuatu yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan hasil yang
tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh
سئ ُو ٌل ع َْن َر ِعيﱠتِ ِه ْ سلﱠ َم َيقُو ُل ُكلﱡ ُك ْم َراعٍ َو ُكلﱡ ُك ْم َم
َ ع َل ْي ِه َو
َ ُ ص ﱠلى ﱠ َ ِ سو َل ﱠ ُ ع ْن ُه َما أَنﱠ َر
َ ُ ع َم َر َر ِض َي ﱠ ُ ع َْن اب ِْن
ت ِ سئ ُو ٌل ع َْن َر ِع ﱠي ِت ِه َوا ْل َم ْرأَةُ َرا ِع َيةٌ ِفي َب ْي م ُو
ْ َ َ َ ِِه و ه لهْ َ أ ي ف اع ر ل
ُ ج الر و
ِ ٍ َ ُ َ ِﱠِ ِ َ ﱠه ت ي ع ر ْ
َن ع ل
ٌ ُو ئسْ َ َ ٍ اﻹ َما ُم َر
م و اع ِْ
سئ ُو ٌل ع َْن ﱡ
ْ سئ ُو ٌل ع َْن َر ِعيﱠتِ ِه َو ُكل ُك ْم َراعٍ َو َم ْ ٌ
َ سئ ُولة ع َْن َر ِع ﱠيتِهَا َوال َخا ِد ُم َراعٍ فِي َما ِل
ْ سيِّ ِد ِه َو َم َ ْ َز ْو ِجهَا َو َم
َر ِعيﱠتِ ِه
Artinya:
Rasulullah bersabda:
berdasarkan fenomena yang terjadi serta didukung oleh hasil temuan survei
Tangerang Live masih sangat rendah. Atas dasar itu, pelaksanaan program
secara optimal dan merata, meskipun dukungan dan harapan masyarakat Kota
masalah yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
15
publik.
b. Manfaat Praktis
administrasi negara atau administrasi publik. Hal itu karena ada pergeseran titik
sebagai fasilitator, katalisator yang berpatokan kepada putting the customers in the
hari pemerintah; administrasi negara yaitu suatu proses yang berkaitan dengan
16
17
teknik yang tak terhingga jumlahnya, memberikan arah dan maksud terhadap
dinamis berbagai kekuatan dalam upaya untuk mengelola publik dan program.
kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintahan dari suatu negara
(1) sistem struktur dan proses; (2) beroperasi di dalam lingkungan masyarakat
sebagai berikut:
berikut:
keputusan pemerintah, analisis kebijakan itu sendiri, dan berbagai input yang telah
redefinisi fungsi dan tugas negara dan otoritas dalam kaitannya dengan warga
struktur manajemen dan koordinasi yang kuat dan berfungsi baik di tingkat politik
implementasi.
berdasarkan pada pembagian kerja, dan hirarki, hingga pada bagian level struktur
terakhir.
21
2.2. Implementasi
secara optimal dan berlangsung pada suatu hubungan beberapa variabel (Van
kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu: (1) komunikasi (2) sumberdaya
(3) disposisi (4) struktur birokrasi. Ripley & Franklin, (1986) menjelaskan
dan atau swasta yang mengarahkan kepada terwujudnya tujuan-tujuan yang sudah
di tetapkan sebagai keputusan kebijakan (Van Meter & Van Horn, 1975). Lester
politik.
aktor, organisasi (publik atau swasta), prosedur, dan teknik dengan sinergitas yang
digerakkan guna bekerjasama demi menerapkan kebijakan pada arah tertentu yang
di inginkan. Logika dan alasan di balik upaya seperti itu bertujuan agar sikap,
24
demonstrasi, aksi massa dan lain-lain. Tetapi jika positif akan berdampak
kepada sikap solidaritas, kegembiraan, pujian, dan lain-lain”.
atau melakukan, suatu tindakan. Jadi pada dasarnya, implementasi dan eksekusi
proses, output dan hasil, dengan melibatkan sejumlah aktor, organisasi, dan teknik
kontrol. Ini adalah proses interaksi antara menetapkan tujuan dan tindakan yang
adalah salah satu tahapan penting pada proses rumusan kebijakan berikutnya,
karena sukses atau tidaknya suatu kebijakan demi mencapai tujuannya ditentukan
tindakan yang memiliki maksud yang ditentukan oleh seorang aktor atau beberapa
aktor di dalam mengatasi sebuah masalah atau sebuah persoalan. Kebijakan publik
mencakup berbagai hal yang dinyatakan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
oleh pemerintah. Kebijakan publik juga dibangun atau dibuat oleh badan-badan
sebuah tindakan sanksi yang berarah kepada sebuah tujuan tertentu yang satu
(Udoji, 1981).
yang satu sama lain bergantung, termasuk hal-hal keputusan untuk tidak
oleh mereka terkait sesuatu yang sudah terjadi (atau tidak terjadi).
berikut:
adalah panduan untuk bertindak, dan itu berkaitan dengan kerangka kerja yang
lebih luas dengan melibatkan pandangan filosofi, prinsip, visi dan keputusan yang
mensyaratkan pernyataan luas tentang tujuan dan tindakan untuk masa depan, dan
melalui seorang aktor dalam menangani masalah yang terjadi. Ini adalah
Analisis kebijakan publik adalah bantuan atau alat yang berguna bagi
dan mengadopsi kebijakan yang akan menjadi kepentingan publik (Marume et al.
2016).
dalamnya terdapat sebuah program guna mencapai tujuan, nilai-nilai, dan praktik-
kebijakan berupa kajian atas peraturan atau program guna mencapai tujuan
atau suatu lembaga yang memiliki kewenangan guna memecahkan problem atau
dianggap oleh pembuat kebijakan dapat dipikirkan, mungkin atau dapat diterima,
inginkan. Salah satu gagasan paling umum dari pembuatan kebijakan, yaitu
sebagai proses rasional yang melibatkan proses kreatif dalam merancang solusi
Proses kebijakan publik adalah proses yang sangat rumit dan kompleks.
Oleh sebab itu, dalam menelaahnya para pakar kemudian memilah proses
dilakukan pada suatu proses aktivitas yang bernuansa politis. Aktivitas politis itu
process, output, dan outcome dari kebijakan publik itu (Kadji, 2015).
publik menekankan tiga elemen penting, yakni pelaku kebijakan, kebijakan publik
mengikat.
31
yaitu berupa proses agar supaya sebuah masalah mendapat perhatian dari
evaluation), yaitu proses di dalam memonitor dan menilai hasil atau kinerja
kebijakan.
makro (umum atau dasar); kebijakan publik meso (menengah atau pelaksanaan);
kebijakan publik mikro (implementasi dari (di) atasnya). (a) Makro: UUD 1945,
Keputusan Bersama atau SKB antar-Menteri, Gubernur dan Bupati atau Walikota;
(c) Mikro: peraturan yang dikeluarkan oleh aparat-aparat publik tertentu yang
(1) Foreign policies: yaitu kebijakan luar negeri yang membentuk orientasi dan
32
cara interaksi yang terjadi antara negara tertentu dan negara-negara lain di dunia;
policy: kebijakan ini biasanya disebut sebagai transfer sosial sumber daya
mentransfer sumber daya tersebut dari satu bagian masyarakat ke bagian lainnya;
(4) Regulatory policy: kebijakan ini dirumuskan sebagai langkah kontrol dalam
kebijakan ini memiliki orientasi nasional karena tidak hanya melayani individu,
berikut:
adalah sebagai berikut: (a) Kepentingan yang terpengaruh oleh suatu kebijakan;
33
(b) Jenis manfaat yang dapat dihasilkan; (c) Tingkat perubahan yang diharapkan;
(d) Kedudukan perumus kebijakan; (e) Pelaksana program; (f) Sumber daya
kepentingan, strategi aktor yang terlibat; (b) Karakteristik lembaga dan penguasa;
nyata terjadi pasca suatu program dipastikan berlaku atau dirumuskan berbentuk
fokus perhatian implementasi kebijakan, yaitu hal-hal yang terjadi dan aktivitas-
makro menjadi alternatif yang lebih konkrit atau mikro. Sementara formulasi
Enam kriteria untuk implementasi yang efektif: (1) tujuan kebijakan yang
jelas dan konsisten; (2) program didasarkan pada teori kausal yang valid; (3)
berkomitmen untuk tujuan program; (5) kelompok kepentingan dan (eksekutif dan
legislatif) berdaulat mendukung; (6) tidak ada perubahan yang merugikan dalam
kebijakan publik yang lebih luas, yakni birokrasi sebagai cabang eksekutif dari
yang sekaligus menegaskan bahwa institusi inilah yang menerima sebagian besar
benar akan tetapi bila masuk kepada tahap implementasi, dan tidak
memperhatikan faktor masalah teknis atau pun non teknis, maka dari itu bisa
kegagalan di dalam mencapai suatu harapan dan tujuan yang sudah ditetapkan
(Kadji, 2015).
dari kebijakan publik dan tidak kalah pentingnya dengan pembuatan kebijakan.
tahap penting dari proses pembuatan kebijakan karena itu pelaksanaan hukum di
kebijakan.
dapat mengambil bentuk perintah eksekutif yang penting atau melalui keputusan
Tabel 2.2.
Pendekatan Implementasi
tujuan dan sasaran lebih jelas dan kebijakan dirancang secara komprehensif. Ini
perencanaan visi dan keterampilan teknis serta sumber daya yang luas jarang
jika tujuannya tidak jelas dan kebijakan dipandang sebagai domain non tunggal
(Chand, 2019).
37
2.7.1. Program
Program juga merupakan suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang
berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun
waktu tertentu. Sedangkan menurut Jones, (1977) program adalah salah satu
komponen pada suatu kebijakan dan sebagai upaya pihak berwenang dalam
mencapai tujuan.
yang akan dilaksanakan. Program juga berupa sebuah unit atau kesatuan aktivitas
sebagai berikut: (1) realisasi atau pelaksanaan dari sebuah kebijakan; (2) berjalan
pada proses yang berkesinambungan; (3) terjadi pada sebuah organisasi yang
melibatkan sejumlah orang. Suatu program tidak saja berbentuk kegiatan tunggal
di mana bisa diselesaikan pada waktu cepat akan tetapi berupa aktivitas yang
Kota layak huni atau the livable city adalah gambaran dari suatu lingkungan dan
suasana kota yang nyaman sebagai tempat untuk tinggal dan sebagai tempat buat
beraktivitas di mana dilihat dari bermacam-macam variabel seperti fisik atau pun
non-fisik.
lokasi secara mudah, dan pola ruang ditata berdasarkan kepada kemampuan dan
potensi lahan. Sementara variabel non fisik dapat dikaji dari segi–aspek sosial dan
budaya masyarakat perkotaan. Konsep kota layak huni akan menjadi tantangan
mewujudkan kota dengan status livable city (kota layak huni) [Wheeler, 2004].
makanan, udara bersih, perumahan yang terjangkau, lapangan kerja dan ruang
Disebut sebagai kota layak huni atau livable city, yaitu apabila masyarakat
bisa hidup secara nyaman dan tenang pada sebuah kota,–di mana sekaligus kota
Kota layak huni yaitu di mana masyarakatnya bisa hidup secara nyaman
dan tenang pada sebuah kota dan sekaligus kota tersebut mampu menampung
Nomor Indikator
6 Aspek Infrastruktur–Utilitas (Listrik, Air, Telekomunikasi)
7 Aspek Ekonomi (Lapangan Kerja, Lokasi Kerja),
8 Aspek Keamanan
9 Aspek Sosial (Kebudayaan, Interaksi Warga)
Sumber: IAP, (2020)
Tabel 2.4.
Dimensi Layak Huni
Nomor Livable
1 Pelayanan kesehatan
2 Fasilitas kesehatan
3 Akses terhadap rumah sakit
4 Biaya kesehatan
5 Pelayanan pendidikan
6 Fasilitas pendidikan lengkap
7 Mutu pendidikan
8 Biaya pendidikan
9 Kondisi fisik gedung sekolah
10 Penanganan kebersihan
11 Pengelolaan sampah
12 Penanganan terhadap polusi udara
13 Pelayanan kependudukan
14 Telekomunikasi dan internet
15 Pelayanan air bersih/air minum
16 Telekomunikasi
17 Penyediaan listrik
18 Tata kota
19 Kondisi jalan/infrastruktur jalan
20 Penanganan kemacetan
21 Keberadaan taman
22 Kebersihan dan keindahan taman
23 Keberadaan pedestrian
24 Lampu penerangan jalan
25 Sarana transportasi umum
26 Kelengkapan fasilitas publik
27 Perawatan fasilitas publik
28 Pembangunan daerah
29 Ekonomi daerah
30 Lapangan pekerjaan
Sumber: Alvara, (2014)
42
Untuk menuju kota yang layak huni Kota Tangerang terus berbenah. Hal
prasarana di ruang terbuka seperti taman-taman, trotoar yang di tata apik sehingga
menjawab tantangan di dalam membangun suatu kota yang layak huni maka harus
dimulai dari lingkungan yang terkecil, yaitu lingkungan sekitar yang menjadi
pengusaha untuk berinvestasi. Kota Tangerang sebagai salah satu kawasan satelit
ibu kota terus meningkatkan performanya, agar mampu menarik lebih banyak
investasi. Salah satu kemudahan investasi itu adalah melalui sistem pelayanan
di dalam keputusan investasi terdapat sejumlah tujuan sebagai berikut: (a) Akan
meraih kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang; (b) Membantu
Berikut ini adalah Gambar 2.5. Karakteristik Kota Layak Investasi Kota
Tangerang.
44
telah memiliki aplikasi perijinan. Aplikasi tersebut merupakan salah satu inovasi
capaian nilai investasi Kota Tangerang sejak tahun 2014 hingga tahun 2018
Tabel 2.5.
Dimensi Layak Investasi
Nomor Investable
1 Daya listrik untuk industri
2 Ketersediaan air bersih untuk industri
3 Bebas konflik ketenaga kerjaan
4 Kemudahan perijinan usaha
5 Bebas pungutan liar
6 Jaringan telekomunikasi dan internet
Sumber: Alvara, (2014)
memiliki potensi akses yang menarik sebagai kota tujuan/destinasi wisata. Potensi
tersebut di miliki Kota Tangerang sebagai kota industri, jasa, perdagangan dan
Ada 4 indikator dalam sebuah destinasi kota yang layak untuk di kunjungi.
Nomor Visitable
9 Tata letak kota bagus dan rapi
10 Bebas polusi udara
11 Penanganan kemacetan
Sumber: Alvara, (2014)
atau smart city adalah identik dengan model pembangunan kota yang berbasis
rangka mendukung pembangunan berjalan baik dan mampu bersinergi, hal itu
Menurut Sukmatama et al. (2019) smart city adalah kota dengan investasi
kualitas hidup tinggi, disertai manajemen sumber daya yang bijaksana melalui tata
Kemudian menurut Albino et al. (2015) kota pintar adalah sebagai kota
informasi, dan elemen kota menggunakan teknologi baru untuk menciptakan kota
yang berkelanjutan, lebih hijau, perdagangan yang kompetitif dan inovatif, dan
daya yang tersedia dengan cara yang cerdas dan terkoordinasi untuk
Smart city dimaknai secara sederhana, yaitu sebagai kota pintar atau kota
cerdas yang bisa menawarkan kualitas hidup dengan lebih baik dan memberi rasa
nyaman untuk masyarakatnya. Smart city dinilai sebagai sebuah kota yang
menjungjung tinggi derajat kemanusiaan bagi warganya. Smart city adalah sebuah
konsep perencanaan, penataan dan pengelolaan kota dengan satu sama lain saling
(Wismansyah, 2019).
Saran Anda), Pencaker (Pencari Kerja), daftar harga bahan pokok di pasar,
kumpulan berita tentang Kota Tangerang, dan lain-lain. Aplikasi Tangerang Live
2019).
Tabel 2.7.
Dimensi E-City
Nomor E-City
1 Fasilitas koneksi internet (wifi) di lokasi publik
2 Kecepatan koneksi internet
3 Keberadaan fasilitas internet (wifi) di lokasi publik merata
4 Mengakses website
Sumber: Alvara, (2014)
produk atau jasa yang dihasilkan. Hal ini tersebut diperkuat oleh pernyatan
Hoffman & Bateson, (1997), yakni: “Without customers, the service firm has no
reason to exist”. Hal kepuasan masyarakat dinyatakan Mowen & Minor, (2013):
service after its acquisition and uses”. Oleh sebab itu, suatu badan usaha harus
52
harapannya. Kepuasan masyarakat yaitu perasaan senang atau kecewa dari hasil
membandingkan antara prestasi atau produk yang dirasakan, diinginkan atau yang
diharapkan.
pelayanan publik telah menjadi perhatian konstan dalam inisiatif reformasi pada
gagasan memperlakukan warga negara sebagai klien dan membuat layanan publik
lebih berorientasi pada klien. Ini berarti, antara lain memisahkan proses
sebagai berikut:
dikembangkan dapat di jelaskan bahwa penelitian ini memiliki dua research gap
METODE PENELITIAN
Taylor & Bogdan (2007) penelitian kualitatif merupakan prosedur atau tahapan
penelitian yang memberi hasil data deskriptif berbentuk kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang, dan perilaku yang diamati. Metode penelitian kualitatif
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Corbin & Strauss, 2007).
menjelaskan data; pendeknya, bagaimana memahami definisi data dari segi situasi
peserta, memperhatikan pola, tema, kategori dan keteraturan (Cohen et al. 2007).
55
56
transkrip wawancara, catatan lapangan, foto, rekaman audio, rekaman video, buku
harian, komentar pribadi, memo pejabat, catatan keuangan, bagian buku teks, dan
panggilan telepon, dokumen pribadi dan resmi, foto, rekaman, gambar, jurnal,
pesan dan respons email, dan percakapan informal adalah semua sumber data
tekstual, visual, atau lisan; fokus aktif cerita, penggambaran visual, bermakna
sebagai berikut:
kualitatif adalah penelitian tindakan, penelitian studi kasus dan etnografi. Sumber
wawancara dan kuesioner, dokumen dan teks, dan kesan dan reaksi peneliti
(Myers, 2013).
menganalisis data berbentuk kata-kata (lisan atau tulisan) dari perbuatan atau
terkadang datang dalam bentuk angka; lebih sering data ditulis atau diucapkan
berupa kata-kata, tindakan, suara, simbol, objek fisik, atau gambar visual, seperti
peta, foto, video. Penelitian kualitatif tidak mengubah semua pengamatan menjadi
media tunggal yang umum seperti angka tetapi meninggalkan data dalam berbagai
Penelitian kualitatif adalah metode riset yang tidak terstruktur dan bersifat
2017; Fraenkel et al. 2012; Lodico et al. 2006; Cohen et al. 2007; action research
Malhotra et al. 2017; textual analysis, applied research Vanderstoep & Johnston,
2009).
Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah studi kasus
sesuatu yang menarik perhatian, proses sosial yang terjadi, peristiwa konkrit, atau
pengalaman orang yang menjadi latar dari sebuah kasus. Studi kasus memiliki
fokus pada satu unit tertentu, yang dapat berupa individu, kelompok, organisasi,
menyelidiki suatu peristiwa, situasi, atau kondisi sosial tertentu dan untuk
situasi tertentu terjadi (Hodgetts & Stolte, 2012). Studi kasus adalah sejarah yang
et al. 2013). Sebuah studi kasus penelitian bertujuan untuk menguji pertanyaan
dan masalah penelitian, yang tidak dapat dipisahkan antara fenomena dan konteks
proses suatu sistem yang terjadi di dalamnya (Vanderstoep & Johnston, 2009).
Penelitian studi kasus adalah bentuk penelitian kualitatif yang berusaha untuk
dan pemahaman mendalam seorang individu, kelompok, atau situasi (Lodico et al.
2006). Studi kasus adalah apa yang mereka sebut sebagai objek kasus penelitian
mereka, dan mereka memfokuskannya atas penelitian tentang studi kasus tersebut
fleksibel, menantang dan paling umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial.
Namun demikian dukungan dan perhatian terhadap studi kasus paling sedikit
karena tidak adanya protokol yang terdefinisi dengan baik (Cope, 2015).
dan analisis mendalam dari bounded system: (a) mengembangkan sebuah analisis
mendalam dari sebuah kasus yang tunggal atau ganda; (b) studi/kajian mendalam
terhadap kasus atau kasus-kasus; (c) biasa digunakan dalam ilmu politik,
keseluruhan dari situasi sosial yang diteliti di mana meliputi aspek tempat (place),
pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono,
2009).
fokus (FGD), jawaban atas pertanyaan terbuka, transkripsi rekaman video, akun
kualitatif dapat berasal dari berbagai sumber primer dan/atau sumber sekunder,
internet. Analisis data kualitatif bertujuan untuk membuat kesimpulan yang valid
dari jumlah data yang dikumpulkan yang seringkali sangat besar (Sekaran &
Bougie, 2016).
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data bisa
sumber datanya disebut informan, yakni orang yang merespon atau menjawab
observasi maka sumber datanya adalah berbentuk benda, gerak, atau proses
sebagai berikut:
62
1. Data Primer
Sumber data primer diperoleh dari hasil studi lapangan, yaitu proses
depth interview).
2. Data Sekunder
yang bertindak sebagai instrumen atau alat penelitian yaitu peneliti itu sendiri.
yang mana menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
Maka dari itu instrumen penelitian yang digunakan di dalam penelitian kualitatif
berikut:
1. Metode wawancara
2. Metode observasi
3. Metode dokumentasi
penelitian.
sumber atau informan yang dinilai paling representatif dan memiliki kompetensi
Menurut Suyanto & Sutinah, (2005) informan penelitian memiliki tiga ciri
sebagai berikut:
dianggap mempunyai pengetahuan yang cukup luas dan bisa menjelaskan kondisi
atau keadaan yang sebenarnya terutama terkait obyek penelitian guna memperoleh
data yang spesifik. Sampel purposive yaitu teknik penentuan sampel atas
pengecekan keabsahan data melalui tiga cara yang sesuai dengan kebutuhan
penelitian, yaitu:
1. Perpanjangan pengamatan
yang telah diperoleh sejauh ini, dan setelah dicek kembali kepada
sumber data asli, dan atau sumber data lain dinyatakan tidak benar,
(Sugiyono, 2009).
2. Peningkatan ketekunan
data yang sudah ditemukan itu ada kesalahan atau tidak, selain itu
2009).
3. Triangulasi
bermakna dan simbolis dari data kualitatif. Hal ini menyediakan cara untuk
bermakna. Makna ditentukan oleh tujuan dan sasaran spesifik dari topik yang ada
di mana set data yang sama dapat dianalisis dan disintesis dari berbagai sudut
yang biasanya disajikan dalam bentuk kata-kata. Bentuk paling umum untuk
secara terus menerus sampai dengan tuntas, hingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data adalah sebagai berikut: data reduction, display data, dan
conclution drawing/verification.
Program Tangerang Live sangat identik dengan aplikasi Tangerang Live. Menurut
“Tangerang LIVE itu di luncurkan pada tahun 2016, bahkan pada saat itu
Menpannya Pak Yudi Krisnandi memberikan apresiasi kepada pemerintah Kota
Tangerang yang telah membuat aplikasi Tangerang LIVE dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik. Jadi secara program saya sudah mengetahui dari
awal” (Informan 1).
70
71
seperti aplikasi Tangerang Live terdapat program lainnya, seperti kampung terang.
nilainya sudah baik tetapi perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar
jumlah kunjungan studi banding dari luar daerah untuk mengetahui program
masalah lainnya. Hanya saja informasi pelayanan tersebut tidak semua sampai
kepada masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah Kota Tangerang harus berpikir
sudah memberikan kepuasan kepada masyarakat di Kota Tangerang. Hal itu dapat
72
saja harus ada peran dari Dinas Infokom (Informasi dan Komunikasi) agar terus
disampaikan juga harus secara detail, seperti info bagaimana cara mendownload
perencanaan program menjadi penting sebab tidak mungkin sebuah program dapat
terlaksana dengan baik jika tidak melalui suatu perencanaan yang baik. Namun
diperlukan langkah selanjutnya, yaitu evaluasi. Pada konteks ini yang harus di
mahasiswa dan pemuda yang ada di Kota Tangerang. Sosialisasi tersebut harus
dengan cara yang kreatif agar lebih mudah di pahami, tepat sasaran, dan sesuai
program Tangerang Live adalah program aplikasi Laksa (layanan aspirasi kotak
dan cepat selesai. Pada aspek implementasi program pemerintah Kota Tangerang
74
program Tangerang Live, yaitu program maghrib mengaji. Program ini bertujuan
agar anak-anak pada waktu maghrib di rumah melakukan pengajian dan tidak
adopsi dari kampung PHBS (program hidup bersih dan sehat). Kehadiran
pencarian informasi di aplikasi Tangerang Live. Apabila hal itu di ukur dari
karena itu, program Tangerang Live pada level tertentu dapat di klaim sudah
Live merupakan simbol baru Kota Tangerang yang bermakna livable, investable,
visitable, dan e-city. Munculnya makna baru itu bukan berarti menghilangkan
Melalui makna itu, masyarakat bisa memahami bahwa itu artinya layak
huni, layak investasi, layak dikunjungi, dan kota pintar. Langkah tersebut
Terkait kota layak di kunjungi ini sangat jelas bahwa Kota Tangerang
sangat berdekatan dengan bandara Soekarno-Hatta. Ini tentu menjadi daya tarik
sebab pada waktu sebelumnya nama bandara kerap disebut bandara Jakarta, tetapi
pada era walikota saat ini berubah menjadi bandara Tangerang, Banten. Pada
konteks Tangerang Live maka kehadiran bandara menjadi aset bagi Kota
Tangerang.
76
masyarakat puas dan tidak puas terhadap program Tangerang Live. Tapi
yang kondusif “gemah ripah loh jinawi”. Di Kota Tangerang sudah terdapat
lokasi-lokasi menarik yang bisa memberi implikasi positif dan menjadi destinasi
bagi masyarakat Kota Tangerang, mulai dari kampung bekelir, taman pramuka,
taman gajah tunggal, dan jembatan barendeng. Dengan adanya lokasi tersebut
Kota Tangerang di nilai sudah baik dan memang sangat terasa di masyarakat.
Untuk menjadi kota layak huni pemerintah kota saat ini sedang gencar membuat
taman-taman dan ruang terbuka hijau yang memang masih sangat dibutuhkan oleh
program Tangerang Live, tapi dari beberapa program kegiatan yang sudah ada
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Adanya fasilitas seperti taman dan
ruang terbuka hijau adalah bentuk dukungan dalam rangka menjadikan Kota
Tangerang sebagai kota layak huni. Kemudian di dalam mendukung kota layak
investasi maka sudah sepatutnya tersedia fasilitas seperti apartemen, hotel dan
Langlang Nugraha, bahwa ia kurang memahmi seperti apa rumusan dari program
tersebut, karena yang di rasakan pada level teknis adalah implementasi dan
evaluasi. Artinya tahapan perumusan berada di level atas, yaitu pimpinan sebagai
livable (kota layak huni). Artinya ketika bicara kota layak huni pemerintah kota
nyaman bagi setiap warga masyarakatnya, yang tinggal di Kota Tangerang. Hal
yang belum dilengkapi oleh penerangan jalan. Maka dengan hadirnya program
“Dengan kondisi saat ini masyarakat seharunya sudah puas atas program
yang digulirkan pemerintah. Sebab jalan rusak sudah diperbaiki, ada penerangan
lampu, disediakan RPH, dan lain-lain. Tetapi ya begitu masyarakat tetap saja
sangat berharap lebih, artinya masih menginginkan program yang lebih dirasakan
langsung, terlebih saat ini sedang menghadapi pandemi. Mungkin masyarakat
berharap ada program yang memang berkaitan langsung dengan perekonomian.
Tetapi untung saja, saat ini pemerintah Kota Tengerang telah memiliki program
Tangerang Bisa, yaitu program yang berkaitan dengan pengkoordiniran dan
penyertaan modal bagi UMKM”. (Informan 4).
tentu saja menjadi icon sekaligus opsi bagi pelaporan masyarakat. Melalui aplikasi
Termasuk kaitan masalah covid ini, apabila masyarakat memang di rasa tidak
mampu, maka bisa mengusulkan bantuan secara pribadi untuk mendapat bantuan
program Tangerang Live, yaitu karena Kota Tangerang memiliki potensi dan aset,
dan tersibuk di Indonesia. Saat sebelum pandemik tercatat jumlah penumpang bisa
mencapai 65 juta orang. Lokasi ini menjadi strategis sebab selain menjadi pintu
gerbang Indonesia juga menjadi pintu masuk ke Kota Tangerang. Sejalan dengan
itu maka kota ini harus di angkat dan di dorong ke arah yang berstandar
internasional. Maka atas dasar pemikiran itulah dipilih sebutan “Tangerang Live”
yang merupakan singkatan dari liveable, investable, visitable, dan e-city. Liveable,
yakni bagaimana mewujudkan kota yang layak huni. Esensi dari kota layak huni,
mensejahterakan masyarakatnya.
Kemudian investable, yaitu kota layak investasi, artinya kota ini ingin
bandara internasional dan kemudahan pada akses tol tentu sangat memudahkan
makna lain, yaitu kota “cergas”. Artinya “cerdas dan gegas”. Momentumnya saat
ini sudah masuk era Revolusi Industri 4.0, yakni eranya era global dan era online,
maka dari itu Kota Tangerang pun saat ini sudah menggunakan e-government dan
prasarana sekolah: program 1000 ruang belajar, bedah rumah hingga 7000-an KK,
jalan lingkungan, perbaikan saluran air, dan lain-lain. Program tersebut dilakukan
kecamatan, kelurahan, RW dan RT. Menuju kota layak investasi di mulai dari
bandara, kereta KRL, bis, pesawat dan lain-lain. Kemudian menuju kota layak
sudah digunakan oleh 34 kabupaten kota di Indonesia, dan diberikan secara gratis
pandangan subjektif tetapi jika merujuk kepada hasil survei tingkat kepuasan
kota layak huni, layak investasi, layak di kunjungi, dan kota pintar hasilnya
4.2. Pembahasan
oleh pemerintah Kota Tangerang sudah terimplementasi dengan baik, tetapi tetap
efektivitas program yang di jalankan. Mulai dari ketepatan sasaran program atau
evaluasi kebijakan. Evaluasi kebijakan secara praktik lebih dapat dipahami pada
tahapan implementasi kebijakan. Hal itu dapat di maklumi sebab pada tahapan
terlihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Namun demikian pada tahapan
implementasi dapat di sepakati bahwa suatu implementasi yang baik bermula dari
suatu perencanaan yang baik, dan ketika program dilaksanakan dengan baik maka
bahwa kehadiran program Tangerang Live yang terdiri dari livable, investable,
visitable, dan e-city belum secara komprehensif dipahami. Hal itu terlihat dari
dengan fasilitas aplikasi Tangerang Live. Padahal jika merujuk kepada indikator
program yang menjelaskan kota layak huni, kota layak investasi, kota layak di
kunjungi, dan kota pintar di sebutkan dengan jelas bahwa aplikasi Tangerang Live
pengembangan e-city (kota pintar). Hal itu dimungkinkan terjadi karena ada
Live yang menjadi rujukan dasar untuk menuju kesuksesan pelaksanaan program
pembangunan dalam rangka mewujudkan visi dan misi di Kota Tangerang, dan
ada program aplikasi layanan online yang juga bernama aplikasi Tangerang Live.
Pada konteks persepsi publik, dalam hal ini masyarakat Kota Tangerang sudah
83
dapat di pastikan akan lebih banyak mengenal aplikasi Tangerang Live di banding
program Tangerang Live itu sendiri. Namun demikian beberapa pernyaatan dari
kepada masyarakat. Ada dua hal yang menyebutkan bahwa program tersebut
program Tangerang Live justru lebih bermakna kepada jenis-jenis program yang
5.1. Kesimpulan
yang terdiri dari livable, investable, visitable, dan e-city jelas sebagai
Live yang notabene menjadi bagian dari indikator kota pintar (e-city).
84
85
Tangerang Live.
5.2. Saran
birokrasi mulai dari pimpinan level atas, menengah dan bawah. Hal itu
semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
87
88
IAP. (2020). Kriteria Indikator Penilaian Kota Layak Huni. Ikatan Ahli
Perencanaan Indonesia.
Indikator. (2017). Peluang Menang Calon-calon Walikota Pilkada Kota
Tangerang. Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia.
Jenkins, W. I. (1978). Policy Analysis: A Political and Organisational
Perspective. Martin Robertson.
Jones, C. O. (1977). An Introduction to the Study of Public Policy. Duxbury Press.
Kadji, Y. (2015). Formulasi Dan Implementasi Kebijakan Publik: Kepemimpinan
dan Perilaku Birokrasi dalam Fakta Realitas. Universitas Negeri Gorontalo
Press.
Keban, Y. T. (2004). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori
dan Isu. Gava Media.
Khan, A. R. (2017). Policy Implementation: Some Aspects And Issues. Journal of
Community Positive Practices, XVI(3), 3–12.
Khan, A. R., & Khandaker, S. (2016). A Critical Insight into Policy
Implementation and Implementation Performance. Viesoji Politika Ir
Administravimas Public Policy And Administration, 15(4), 538–548.
https://doi.org/10.13165/VPA-16-15-4-02
Kirk, J., & Miller, M. L. (1986). Qualitative Research Methods: Reliability and
validity in qualitative research. Newbury Park, CA: SAGE Publications, Inc.
https://doi.org/10.4135/9781412985659
Kovac, P., & Jukic, T. (2016). Development of Public Administration and its
Research in Slovenia through the Lenses of Content Analysis of the
International Public Administration Review. International Public
Administration Review, 14(1), 75–114.
https://doi.org/10.17573/ipar.2016.1.04
Kristarani, H., & Fajarwati, A. (2020). Kajian Kota Layak Huni Ditinjau dari
Aspek Lingkungan Hidup di Kota Tegal Jawa Tengah.
Lasswell, Harold D. (Harold Dwight) & Kaplan, A. (1952). Power and Society : a
Framework for Political Inquiry. Routledge & K. Paul, London.
Lejano, R. P. (2020). Relationality : An Alternative Framework for Analysing
92
tangerang-terus-berbenah/
5. https://www.tangerangkota.go.id/jadi-kota-layak-dikunjungi-angka-
wisatawan-di-kota-tangerang-meningkat-pesat
6. https://jatman.or.id/saatnya-liburan-ini-4-indikator-sebuah-destinasi-disebut-
wisata-halal/
7. https://www.bacatangerang.com/kota-tangerang-dengan-smart-city-nya-yang-
fenomenal/
8. https://www.tangerangkota.go.id/arsip/berita-kota
9. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. 2011. Metode pengumpulan data
kualitatif.(online). (http://.www.mudjiarahardjo.com)
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
5. Transkrip Wawancara
Wawancara Responden 1
(Pengambilan Data 01)
Wawancara Responden 2
(Pengambilan Data 02)
Nama : H. Dirman
Usia : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Hari/Tanggal
Pengambilan Data : Rabu, 12 Agustus 2020
Pukul : 16.00 s.d 17.00 WIB
Tempat : Kantor LPM Kota Tangerang
Wawancara Responden 3
(Pengambilan Data 03)
Wawancara Responden 4
(Pengambilan Data 04)
Wawancara Responden 5
(Pengambilan Data 05)
Lampiran 6