Anda di halaman 1dari 26

GUGUS FUNGSI

1). Pengertian gugus fungsi

Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom yang paling menentukan sifat suatu senyawa

Sifat Etana Etanol Metanol


Wujud pada suatu kamar gas Cair Cair

Titik didih – 89ºC 78ºC 65ºC

Di campur dengan natrium Tidak bereaksi Bereaksi Bereaksi

Kelarutan dalam air Tidak larut Larut sempurna Larut sempurna

Dapat terbakar Ya Ya Ya

a. Gugus Fungsi – OH ( Alkohol )

Beberapa Contoh gugus fungsi

No Gugus Fungsi Golongan senyawa


1 – OH Alkohol

2 –O– Eter

3 –C–H Aldehida

4 –C– Keton

5 – C – OH Asam Karboksilat

6 C – C – OR Ester

7 –X Halida
b. Gugus Fungsi – O – ( Eter )

Zulmariko Hal : 1
Mempunyai struktur R – O – R , Salah satu eter yaitu dietil eter ( C2Hs – O – C2Hs ).
Digunakan sebagai obat bius. Penggunaan lain dari eter adalah sebagai pelarut.

c. Gugus fungsi – C – H atau – CHO ( Aldehida )

Contohnya adalah metanol atau formaldehida tang terdapat dalam formalin. Bahan yang
digunakan untuk mengawetkan preparat biologi atau mayat

d. Gugus Fungsi – CO – ( Keton )

Contohnya adalah aseton, suatu cairan yang biasa digunakan para wanita untuk membersihkan cat
kuku

e. Gugus Fungsi – COOH ( Asam karboksilat )

Contohnya adalah asam asetat ( CH3CooH ) yang terdapat dalam cuka makan.

f. Gugus Fungsi – CooR ( Ester )

Yang banyak digunakan sebagai essen, lemak dan minyak juga tergolong Es

g. Gugus Fungsi – X ( Halogen )

Disebut juga Haloalkana. Gugus X adalah atom Halogen yaitu F, Cl, Br atau I. Monohaloalkana di
sebut juga alkil Halida. Haloalkana di gunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik dan sebagai
pelarut. Contoh, Freon yang digunakan sebagai fluida kerja dalam mesin pendingin.

“ KEISOMERAN “

Senyawa – senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama di sebut Isomer. Keisomeran
karena perubahan struktur di sebut keisomeran struktur, sedangkan keisomeran karena perubahan
konfigurasi di sebut keisomeran ruang. Keisomeran struktur dapat berupa keisomeran kerangka,
posisi dan fungsi. Sedangkan keisomeran ruang dapat berupa keisomeran geometris dan optis.

1. Keisomeran rangka

Mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi sama, namun rantai induk berbeda.

Zulmariko Hal : 2
2. Keisomeran posisi

Mempunyai rumus molekul, gugus fungsi dan kerangka yang sama namun berbeda letak ( Posisi )
gugus fungsinya.

3. Keisomeran gugus fungsi

Mempunyai rumus molekul yang sama, namun berbeda gugus fungsi. Terdapat 3 pasangan
Homolog yang mempunyai rumus yang sama yaitu :

1). Alkohol dengan Alkoksialkana mempunyai rumus umum CnH2n+2O

2). Alkanal dengan Alkanol, mempunyai rumus umum CnH2nO

3). Asam Alkanoat dengan Alkil alkanoat, mempunyai rumus umum CnH2nO2

4. Menentukan jumlah isomer struktur

Jumlah isomer struktur yang dapat terbentuk dari suatu senyawa bergugus fungsi tunggal dapat
ditentukan berdasarkan jumlah kemungkinan gugus alkil yang dapat di bentuk oleh seyawa itu.

a. Alkohol CnH2n+2O

Mempunyai struktur umum R – OH. Jadi, jumlah kemungkinan isomer alkohol sama dengan
jumlah kemungkinan gugus alkilnya ( R )

b. Alkoksialkana, CnH2n+2O atau R – O – R

Atom karbon dalam molekul eter terbagi dalam dua gugus alkil. Jumlah kemungkinan isomer
sama dengan jumlah kombinasi dari kedua gugus alkil tersebut.

c. Alkanal, CnH2nO atau R – CHO

satu atom karbon dalam alkanal menjadi bagian dari gugus fungsi sisanya merupakan gugus alkil.
Jumlah isomer bergantung pada jumlah kemungkinan gugus alkilnya.

d. Alkanon, CnH2nO atau R – CO – R

Zulmariko Hal : 3
satu atom karbon dalan alkanon menjadi bagian dari gugus fungsi, sisanya + bagi dalam dua gugus
alkil. Jumlah isomer bergantung pada jumlah kemungkinan kombinasi gugus alkilnya

e. Asam Alkanoat, CnH2nO2 atau R – COOH

Jumlah kemungkinan isomer asam alkanoat sama dengan alkanot yang setara

f. Alkil alkanoat, CnH2nO2 atau R – COOR

g. Halo Alkana, CnH2n+1 X atau R – X

Jumlah kemungkinan isomer haloalkana sama dengan alkanol yang sesuai

5. Keisomeran Geometris

Tergolong isomer ruang, mempunyai rumus molekul dan struktur yang sama. Keisomeran ini
terjadi karena perbedaan konfigurasi molekul. Keisomeran geometris mempunyai dua bentuk yang
di tandai dengan :

Cis : Gugus sejenis terletak pada sisi yang sama

Trans : Gugus sejenis terletak berseberangan

6. Keisomer Optis

Bidang getar di sebut bidang polarisasi. Alat untuk mengubah cahaya biasa menjadi cahaya
terkutub di sebut polarisator. Berbagai jenis senyawa karbon menunjukkan kegiatan optis yaitu
dapat memutarkan bidang polarisasi, senyawa – senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi di
sebut optis aktif. Keisomeran ini berkaitan dengan sifat optis contohnya 2 – Butanol. Mempunyai
2 isomer optis yaitu d – 2 Butanol dan L – 2 – Butanol.

Menurut Lebel dan Vanf Hoff, keisomeran optis di sebabkan adanya atom karbon asimetris dalam
molekul yaitu atom c yang terikat pada 4 gugus yang berbeda. Senyawa yang mempunyai atom
karbon asimetris bersifat kiral, dua isomer yang merupakan bayangan cermin satu dengan yang
lainnya disebut enansiomer. Isomer – isomer yang bukan enansiomer disebut diastereoisomer.
Sudut putaran di tentukan melalui percobaan dengan alat polarimeter. Campuran ekimolar dua
enansiomer disebut campuran rasemat dan bersifat optis tak aktif.

Zulmariko Hal : 4
“ REAKSI – REAKSI SENYAWA KARBON “

1. Berbagai jenis reaksi senyawa karbon

Reaksi senyawa karbon merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Jenis senyawa
karbon yaitu subtitusi, adisi, eliminasi dan redoks

a. Subtitusi

pada reaksi subtitusi dimana atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul di gantikan
oleh atom atau gugus atom lain

b. adisi

pada reaksi adisi dimana molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap berubah menjadi
ikatan tunggal

c. Eliminasi

pada reaksi eliminasi dimana molekul senyawa berikatan tunggla berubah menjadi senyawa
berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil.

d. reaksi redoks

adalah reaksi yang di sertai perubahan bilangan oksidasi

2. Reaksi – reaksi Alkohol

Atom karbon primer adalah atom karbon yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain,
atom karbon sekunder terikat langsung pada dua atom karbon yang lain dan seterusnya.
Berdasarkan jenis atom yang mengikat gugus – OH Alkohol di bedakan menjadi alkohol primer –
OH pada atom karbon primer dan seterusnya

a. reaksi dengan logam aktif

atom H dari gugus – H dapat disubtitusi oleh logam aktif misalnya matrium dan kalium

b. subtitusi gugus – OH oleh halogen

Zulmariko Hal : 5
gugus – OH dapat di subtitusi oleh atom halogen bila di reakskan dengan HX pekat, atau PXs ( X
= Halogen )

c. Oksidasi Alkohol

Dengan zat – zat pengoksidasi sedang seperti larutan K2Cr2O dalam lingkungan Asam, Alkohol
teroksidasu sebagai berikut :

I. alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam
karboksilat.

II. alkohol sekunder membentuk keton

III. alkohol tersier tidak teroksidasi

Dalam oksidasi alkohol, sebuah atom oksigen dari oksidator akan menyerang atom H – Karbinol

d. Pembentukan Ester ( Esterifikasi )

alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air

e. dehiodrasi alkohol

jika di panaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi ( melepas molekul air )
membentuk estr atau alkena

3. Reaksi – Reaksi Eter

a. Pembakaran

eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air

b. reaksi logam aktif

eter tidak bereaksi dengan logam natrium ( Logam aktif )

c. Reaksi dengan PCLs

eter bereaksi dengan PCLs, tetapi tidak membebaskan HCL

Zulmariko Hal : 6
d. Reaksi dengan Hidrogen Halida ( HX )

Eter terurai oleh asam halida, terutama HI

4. Membebaskan Alkohol dengan Eter

Alkohol dan eter merupakan isomer fungsi dengan rumus umum CnH2n+2O, tetapi kedua
homolog ini mempunyai sifat yang berbeda nyata, baik sifat fisik maupun sifat kimia

☺Perbandingan titik cair dan titik didih antara eter dan alkohol

Eter Titik Cair Titik Didih Alkohol Titik Cair Titik Didih
- Metil Eter - 140 - 24 Etanol - 115 78,3

- Etil Eter - 116 34,6 1 – Butanol - 90 117,7

- Propil Eter - 122 91 2 – Butanol - 52 155,8

☺Secara kimia, alkohol dan eter dapat dibedakaan berdasarkan reaksinya dan logam

natrium dan posforus pentaklorida.

a. alkohol bereaksi dengan natrium membebaskan H, sedangkan eter tidak bereaksi

b. alkohol bereaksi dengan PCLs menghasilkan gas HCL, sedangkan eter tidak menghasilkan
HCL.

5. Reaksi – Reaksi Aldehida

a. Oksidasi

Aldehida merupakan reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator – oksidator lemah.
Pereaksi Tollens dan Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus
untuk mengenali aldehida. Pereaksi ini terbuat dari perak nitrat dalam amonia dengan cara
menetesi larutan perak nitrat kedalam amonia, sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula –
mula terbentuk larut kembali. Jadi pereaksi Tollens mengandung perak sebagai ion kompleks,
yaitu [ Ag (NH3)2 ]

b. Adisi Hidrogen

Zulmariko Hal : 7
Ikatan rangkap – C = O dari gugus fungsi aldehida dapat di adisi hidrogen membentuk suatu
alkohol primer. Adisi hidrogen menyebebkan penurunan biloks atom karbon gugus fungsi

c. Pembentukan Asetala dan Hemiasetala

Asetala merupakan senyawa karbon dengan dua gugus eter yang terikat pada suatu atom primer,
sedangkan Hemiasetala merupakan gugus yang terikat terdiri dari satu gugus eter dan satu gugus
alkohol

6. Sifat – Sifat Keton


a. Oksidasi
Merupakan reduktor yang lemah dari pada aldehida. Aldehida dan keton dapat di bedakan dengan
menggunakan pereaksi – pereaksi tersebut :
Aldehida + Pereaksi Tollins → Cermin perak
Keton + Pereaksi Tollins → Tidak ada reaksi
Aldehida + Pereaksi Fehling → Endapan merah bata
keton + Pereaksi Fehling → Tidak ada reaksi

b. Reduksi

reaksi reduksi keton akan menghasilkan alkohol sekunder

c. Pembentukan ketala dan hemiketala

Ketala adalah senyawa karbon dalam mana dua gugus eter terikat pada satu atom karbon sekunder.
Jika gugus yang terikat itu adalah satu gugus eter dan satu gugus alkohol maka di sebut hemiketala

7. Menbedakan Aldehida dengan Keton

Aldehida dengan keton merupakn senyawa fingsional tetapi mempunyai sifat – sifat yang berbeda.
Perbedaan antara aldehida dengan keton yaitu dengan teori Tollens atau pereaksi Fehling, dimana
Aldehida bereaksi positif dengan kedua pereaksi tersebut, sedangkan keton bereaksi negatif.

8. Reaksi – Reaksi Asam Karboksilat


a. Reaksi penetralan

Zulmariko Hal : 8
Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air. Garam natrium atau kalium
dari asam karboksilat membentuk sabun. Sabun natrium juga di kenal juga sabun keras, sedangkan
sabun kalium disebut juga sabun lunak. Sebagai contoh adalah Natrium Stearat dan kalium stearat.
Asam alkanoat merupakan asam lemah. Semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah
asamnya. Asam format adalah yang paling kuat. Asam format mempunyai Ka = 1,8 x 10-4. Oleh
karena itu kalium dan natrium mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

b. Reaksi pengesteran

asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester yang disebut Esterifikasi
( Pengesteran )

9. Reaksi – Reaksi Ester

Hidrolisis

Ester terhidrolisis dengan pengaruh asam dan membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi
ini merupakan kebalikan dari pengesteran

10. Reaksi – Reaksi Haloalkana

Haloalkana dibuat melalui proses subtitusi, dapat dibuat bahan kimia lainnya melalui berbagai
reaksi khususbya subtitusi dan eliminasi

a. Subtitusi

Atom Halogen dari Haloalkana dapat diganti oleh gugus – OH jika Haloalkana do reaksikan
dengan suatu larutan basa kuat, misalnya dengan NaOH.

b. Eliminasi Hx

Haloalkana dapat mengalami eliminasi Hx jika di panaskan bersama suatu alkoksida.

“Tata nama Senyawa Turunan Alkana

Zulmariko Hal : 9
Bagian depan ( alk ) menyatakan jumlah atom karbon dalam molekulnya

1 = Met 5 = Pent 9 = Non


2 = Et 6 = Heks 10 = Dek
3 = Prop 7 = Hept
4 = But 8 = Okt

Bagian tengah ( an, en, atau un ) menyatakan Bagian akhir menyatakan gugus fungsi
jenis ikatan karbon a = Hidrokarbon ( Tanpa gugus fungsi )

an = Jenuh ol = Alkohol

en = Ikatan rangkap dua al = Aldehida

un = Ikatan rangkap tiga om = Keton

oat = Asam Karboksilat

1. Tata nama Alkohol

a. Nama IUPAC

Nama Alkohol diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi ol

b. Nama lazim

selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim yaitu alkil alkohol

2. Tata nama Alkoksialkana ( Eter )

a. Nama IUPAC

Dalam hal ini eter di anggap sebagai turunan alkana dengan satu atom H alkana itu di ganti oleh
gugus alkohol ( – OR ). Jika gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil yang di anggap
sebagai gugus alkoksi, sedangkan gugus lainnya sebagai alkana ( sebagai induk ).

b. Nama lazim

Zulmariko Hal : 10
Nama lazim Eter adalah alkil alkil eter, yaitu nama kedua gugus alkil diikuti kata eter. Eter kedua
gugus alkilnya sama dinamai dialkil eter. Urutan penulisan gugus alkilnya tidak harus berdasarkan
abjad

3. Tata namaAlkanal ( Aldehida )

a. Diturunkan dari nama alkana sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi al

b. Nama lazim

Diturunkan dari asam karboksilat yang sesuai dengan mengganti akhiran at menjadi aldehida dan
membuang kata asam.

4. Tata nama Alkanon

a. Tata nama IUPAC

Diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran a menjadi on.

Penamaan alkanon bercabang adalah sebagai berikut :

1. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi – CO –

2. Penomoran di mulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga posisi gugus fungsi
mendapat nomor terkecil

3. Penulisan sama dengan Alkohol

b. Nama Lazim

Nama lazin keton adalah alkil alkil keton – kedua gugus alkil disebut secara terpisah kemudian di
akhiri dengan kata keton

5. Tata nama Asam Alkanoat

a. Tata nama IUPAC

Diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi oat, dan
memberi awalan asam

Zulmariko Hal : 11
Tata nama asam alkanoat bercabang, pada dasarnya seperti tata nama aldehida

Sebagai berikut :

1. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus karboksil

2. penomoran dimulai dari atom c gugus fungsi ( atom c gugus karboksil )

3. penulisan nama sama seperti senyawa bergugus fungsi yang lain

Asam karboksilat yang mempunyai dua gugus disebut alkanodioat, sedangkan yang
mempunyai tiga gugus disebut asam alkanatriot dan seterusnya.

b. Nama lazim

Nama Lazim beberapa asam karboksilat

No Rumus Bangun Nama IUPAC Nama Lazim


1 HcooH Asam Metanoat Asam Format

2 CH3CooH Asam Etanoat Asam Asetat

3 CH3CH2CooH Asam propanoat Asam Propinoat

4 CH3(CH2)2CooH Asam Butanoat Asam Butirat

5 CH3(CH2)3CooH Asam Pentanoat Asam Valerat

6 CH3(CH2)3CooH Asam Dodekanoat Asam Laurat

7 CH3(CH2)14CooH Asam Heksadekanoat Asam Palmitat

8 CH3((CH2)16CooH Asam Oktadekanoat Asam Stearat

9 HooCCooH Asam Etanadioat Asam Oksalat

Zulmariko Hal : 12
6. Tata nama Alkil Alkanoat ( Ester )

Yang disebut Alkil pada nama itu adalah gugus karbon yang terikat pada atom O ( gugus R’ ),
sedangkan alkanoat adalah gugus R – Coo – . Atom C gugus fungsi masuk kedalam bagian
alkanoat

7. Tata nama Haloalkana

Haloalkana adalah senyawa turunan alkana dengan satu atau lebih atoh H digantikan dengan
atom hidrogen, aturan penamaan haloalkana sebagai berikut :

 Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung atom halogen


 Penomoran dimulai dari salah satu ujung, sehingga atom halogen mendapat nomor terkecil
 Nama halogen ditulis sebagai awalan dengan sebutan bromo, kloro, fluoro dan iodo
 Jika terdapat lebih dari sejenis halogen maka prioritas penomoran di dasarkan pada
kereaktifan halogen
 Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis dinyatakan dengan awalan di, tri, dan
seterusnya
 Jika terdapat rantai samping ( cabang alkil ), maka halogen didahulukan

Zulmariko Hal : 13
“ BENZENA DAN TURUNANNYA “

1. Struktur Kekule

Rumus molekul benzena ( C6 H6 ) memperlihatkan ketidakjenuhan

Untuk mejelaskan sifat-sifat benzena, maka pada tahun 1865 kekule mengajukan struktur
lingkar enam dengan tiga ikatan rangkap yang berkonjugasi dan selalu berpinda-pindah

2. Ikatan Sigma dan ikatan PHI

Menurut teori ikatan Val, Orbital molekul terbentuk dari penumpang tindihan orbital-orbital
atom. Penumpang tindihan orbital-orbital atom dapat terjadi menurut dua cara

yaitu :

1. Penumpang tindihan ujung dengan ujung, ikatan kovalen yang terbentuk dengan penumpang
tindihan jenis ini disebut ikatan sigma]

2. Penumpang tindihan sisi dengan sisi, ikatan kovalen yang terbentuk dengan tipe ini disebut
ikatan PHI

Ikatan pertama yang terjadi antara dua atom selalu berupa ikatan sigma, sedangkan ikatan kedua
dan ketiga adalah ikatan PHI. Jadi,

☺Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan sigma

☺Ikatan rangkap terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan PHI

☺Ikatan rangkap tiga terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan PHI

Zulmariko Hal : 14
Hibridasi pada atom karbon

Dalam pembentukan senyawa, atom karbon dapat mengalami tiga macam hibridasi, yaitu sp3,
sp2 dan sp

Setiap ikatan sigma memerlukan 1 orbital hibrida

☺Jika karbon membentuk 4 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah sp3

☺ Jika karbon membentuk 3 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah sp2

☺ Jika karbon membentuk 2 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah sp

“ Sifat – Sifat Benzena “

1. Subtitusi pertama

a. Halogenesi → Benzena bereaksi langsung dengan halogen dengan katalisator besi ( III ) halida

b. Nitrasi → Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalisator asam sulfat pekat
membentuk nitrobenzena

c. Sulfonasi → Terjadi apabila benzena di panaskan dengan asam sulfat pekat

d. Alkilasi → Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan
katalisator aluminium kloroda ( AlCl3 )

2. Subtitusi kedua

Pengaruh subtituen pertama terhadap subtitusi kedua

Pengaruh Orta Para Pengaruh Meta


-R -NO2; -SO3H
-F, -Cl, -Br, -I Keton, Karboksil
-OH; -OCH3 ; -OR Ester ; -C=N
-NH2, -NH-R; -NR2

Zulmariko Hal : 15
“ Kegunaan dan dampak dari benzena dan beberapa turunannya “

1. Benzena → Sebagai pelarut berbagai jenis zat, bahan dasar membuat stirena dan nilon 66

2. Fenoln → Sebagai antiseptik

3. Asam Salisilat → Sebagai obat dengan nama spirin ataui asetosal

4. Asam Benzoat → Sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan

5. Anilina → Bahan dasar membuat zat – zat diaso.

“ POLIMER ”

Berbagai barang yang dibuat dari bahan plastik disebut polimer. Polimer yang lazim adalah
polietilena, polistirena dan polivinilklorida ( PVC ). Polimer terdiri dari molekul – molekul besar
disebut makromolekul. Unit pembangun polimer yang berasal dari molekul sederhana disebut
monomer. Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut polimerasasi

1. Polimerasasi Adisi

Terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Polimerasasi adisi adalah perkaitan
langsung antarmonomer berdasarkan reaksi adisi ( Dapat berlangsung dengan bantuan
katalisator )

Zulmariko Hal : 16
2. Polimerasasi Kondensasi

Monomer – monomernya saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti H@) dan
CH3OH. Polimerasasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua
ujungnya.

Penggolongan Polimer

1. Berdasarkan asalnya

» Polimer alam yaitu polimer yang terdapat di alam

» Polimer sintetis yaitu polimer yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat di alam

Beberapa contoh polimer alam

Polimer Monomer Polimerasasi Sumber terdapatnya


Protein Asam Amino Kondensasi Wol / Sutera

Amilum Glukosa Kondensasi Beras, Gandum, Lainnya

Selulosa Glukosa Kondensasi Kayu ( Tumbuh – tumbuhan

Asam Nukleat Nukleotida Kondensasi DNA, RNA

Karet Alam Isoprena Adisi Getah pohon karet

Beberapa contoh Polimer

Polimer Monomer Polimerasasi Sumber terdapatnya


Polietilena Etena Adisi Plastik

PVC Vinilklorida Adisi Pelapis lantai, pipa

Polipropilena Propena Adisi Tali plastik, botol plastik

Teflon Tetrafluoroetilena Adisi Panci anti lengket

2. Berdasarkan jenis polimernya

Zulmariko Hal : 17
» Homopolimer terbentuk dari satu jenis monomer

Contohnya : Polietilena, Polipropilena, Teflon

» Kopolimer terbentuk dari dua jenis atau lebih monomer

Contohnya : Nilon – 66 dan Dakran

3. Berdasarkan sifatnya terhadap panas

» Polimer termoplas adalah polimer yang melunak jika dipanaskan dan dapat dibentuk ulang..
contohnya : PVC, Polietilena

» Polimer termoseting adalah polimer yang tidak melunak jika dipanaskan dan tidak dapat
dibentuk ulang. Contohya : Bakelit ( Plastik yang di gunakan untuk listrik )

Perbedaan antara polimer termoplas dan termoseting terletak pada strukturnya. Polimer
termoplas terdiri atas molekul – molekul rantai lurus, sedangkan polimer termoseting terdiri atas
ikatan silang antar rantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku.

Berbagai Macam Polimer

1. Karet Alam

a. Karet alam adalah polimer dari isoprena. Getah pohon karet disebut lateks. Karet
dikoagulasikan dari lateks dengan menggunakan asam format.

b. Vulkanisasi

Karet dapat dipanaskan jika dimasak dengan belerang. Pengerasan terjadi karena terbentuk
ikatan saling disulfida antar rantai. Proses ini disebut Vulkanisasi.

2. Karet Sintetis

a. Polibutadiena

Mirip dengan karet alam namun tidak kuat dan tidak tahan terhadap bensin atau minyak

b. Polikloroprena ( Neoprena )

Zulmariko Hal : 18
Mempunyai daya tahan terhadap minyak dan bensin yang paling baik dibandingkan
elastomer lainnya. Digunakan untuk membuat selang oli

c. SBR

SBR adalah kopolimer dari stirena ( 25% ) dan butadiena ( 75% ).

Merupakan karet sintetis yang paling banyak digunakan dan diproduksi.

Penggunaan SBR adalah untuk ban kendaraan bermotor.

4. Polipropilena

Untuk membuat kalung, tali, botol dan sebagainya

5. Teflon

Banyak yang dipakai sebagai gasket, pelapis tangki dipabrik kimia dan pelapis panci anti
lengket.

6. PVC

Untuk membuat pipa, pelapis lantai, selang dan sebagainya

7. Polistirena

Untuk membuat gelas minuman ringan, isolasi, bahan untuk pengepakan dan kemasan
makanan

8. Akrilat

Dikenal dengan nama flexiglass, digunakan untuk membuat baju “ WOL “, kaos kaki, karpet
dan lain – lain

9. Bakelit

Digunakan untuk peralatan listrik

10. Nilon

Zulmariko Hal : 19
Membuat tali, jala, parasut

11. Terilen

Digunakan sebagai tekstil

12. Resin urea – formaldehida dan melamin – formaldehida

Digunakan untuk perkakas makanan misalnya mangkuk dan piring.

“ Penanganan Limbah Plastik “

1. Daur ulang

2. Incinerasi

3. Plastic Biodegradabel

“ KARBOHIDRAT “

1. Susunan dan penggolongan karbohidrat

a. Susunan terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn
( H2O )m. rumus molekul glukosa misalnya dapat dinyatakan sebagai C6 ( H2O )6. nama
lain karbohidrat adalah sakarida. Berdasarkan gugus fungsinya karbohidrat merupakan suatu
poklihidroksialdehida

b. penggolongan karbohidrat

karbohidrat biasanya digolongkan menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida

2. Monosakarida

Dapat berupa aldesa dan ketosa

a. Konfigurasi monosakarida

1. Struktur terbuka ( Alifatis )

Zulmariko Hal : 20
2. Struktur melingkar

b. Sifat –Sifat Monosakarida

1. Kelarutan dalam air

2. Mutarotasi

3. Oksidasi

4. Reduksi

c. Beberapa Monosakarida

1. Glukosa

2. Fruktosa

3. Ribosa dan 2 – Deoksiribosa

3. Disakarida

Terbentuk dari dua molekul monosakarida. Ikatan menghubungkan unit – unit monosakarida
dalam disakarida juga dalam polisakarida disebut ikatan Glikosida.

a. Sukrosa

Sukrosa adalah gula pasir biasa. Terbentuk dari satu molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa. Ikatannya melibatkan gugus hemiasetal glukosa dan gugus hemiketal fruktosa

b. Maltosa

Terdiri atas dua molekul glukosa. Digunakan dalam makanan bayi. Maltosa tergolong gula
pereduksi

c. Laktosa

terdiri dari satu molekul glukosa dengan satu molekul galaktosa. Secara komersial laktosa
doperoleh sebagai hasil samping pabrik keju.

Zulmariko Hal : 21
4. Polisakarida

a. Amilum

Amilum atau pati adalah polisakarida yang terapat dalam tumbuhan. Amilum dapat
dipisahkan menjadi dua bagian yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer
rantai kurus yang terdiri dari 1000 atau lebih molekul glukosa, sedangkan amilopektrin
merupakan polimer bercabang.

b. Glikogen

Molekul glikogen menyerupai amilopektrin tetapi lebih bercabang. Percabangan terjadi


antara 6 – 12 unit glukosa. 1 molekul glikogen terdiri dari 1700 hingga 600.000 molekul
glukosa

c. Selulosa

Selulosa merupakan polimer rantai lurus dari B – D – glukosa dengan ikatan B – (1, – 4 ).
Panjang rantai berkisar dari 200 – 26.000 unit glukosa dapat tersusun rapat dan melintir
seperti serat dalam benang.

5. Reaksi pengenalan karbohidrat

1. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji molisch

2. Gula pereduksi, yaitu monosakarida dan disakarida dapat di tunjukkan dengan pereaksi fehling
atau benedict.

3. Amilum memberi warna biru – ungu dalam larutan iodin

Metode pendekatan:
o Penyampaian informasi
o Diskusi
o Penugasan

Alokasi Waktu
o 40 Jam pelajaran

Zulmariko Hal : 22
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
 Memahami senyawa  Latihan menentukan  Siswa dapat Mendeskrip-
organik dan reaksinya, terjadinya isomer dan sikan struktur, cara
benzena dan memberikan nama penulisan, tata nama,
turunannya dan senyawa yang sifat, kegunaan, dan
makromolekul terbentuk. identifikasi senyawa
 Mendiskusikan karbon (halo alkana,
pengertian ortho, meta, alkanol, alkoksi alkana,
dan para alkanal, alkanon, asam
 Menentukan rumus alkanoat, dan alkil
struktur asam amino alkanoat)
essensial dan gugus  Siswa dapat Mendeskrip-
peptida pada protein sikan struktur, cara
melalui diskusi kelas penulisan, tata nama,
 Mendeskripsikan sifat, dan kegunaan
struktur, tatanama, benzena dan turunannya
penggolongan, sifat,  Siswa dapat
dan kegunaan lemak Mendeskripsikan struktur,
melalui diskusi tata nama, penggolongan,
sifat dan kegunaan
makromolekul (polimer,
karbohidrat, dan protein)
 Siswa dapat
Mendeskripsikan struktur,
tata nama, penggolongan,
sifat, dan kegunaan lemak

Skenario Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Kegiatan awal (15 menit)
o Salam pembuka
o Memeriksa kehadiran siswa
o Menyapaikan program semester
o Apersepsi / motivasi (ada pada LKS)
Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
o Melakukan percobaan identifikasi untuk mengidentifikasi gugus fungsi.(nilai yang
ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Membedakan gugus fungsi dan memberi nama senyawa karbon melalui diskusi.(nilai
yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Elaborasi

Zulmariko Hal : 23
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
o Latihan memberi nama dari berbagai jenis senyawa.(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja
keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab,
Peduli lingkungan.);
o Membahas jenis-jenis isomer senyawa karbon melalui diskusi.(nilai yang ditanamkan:
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi,
Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Latihan menentukan terjadinya isomer dan memberikan nama senyawa yang terbentuk.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Menganalisis data titik didih dan titik leleh senyawa karbon untuk menjelaskan sifat-sifat
fisik melalui diskusi.(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin
tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Mengkaji reaksi senyawa karbon dalam diskusi kelas(nilai yang ditanamkan: Jujur,
Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung
Jawab, Peduli lingkungan.);
o Mencari informasi dari literatur dan media farmasi tentang kegunaan senyawa karbon
secara individu. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Menentukan struktur dan nama senyawa benzena dan turunannya melalui diskusi.(nilai
yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Membahas reaksi substitusi atom H pada cincin benzena.(nilai yang ditanamkan: Jujur,
Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung
Jawab, Peduli lingkungan.);
o Mendiskusikan pengertian ortho, meta dan para.(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja
keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab,
Peduli lingkungan.);
o Mendeskripsikan sifat fisik dan sifat kimia benzena dan turunannya melalui diskusi.(nilai
yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Melalui diskusi kelas mendeskripsikan kegunaan dan bahaya senyawa benzena dan
turunannya dalam kehidupan sehari-hari. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,
Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli
lingkungan.);
o Mengamati dan menganalisis untuk mengidentifikasi jenis dan sifat polimer sisntetik dan
polimer alam dalam kerja kelompok (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi,
Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Menentukan reaksi polimer berdasarkan asal dan jenis monomer pembentuknya
(kopolimer dan homopolimer, polimer adisi dan polimer kondensasi) melalui diskusi.
(Sebagai penerapan dari teori yang dipelajari bagi daerah yang terdapat industri
penghasil polimer seperti karet sintetis, serat sintetis dan sebagainya agar memanfaatkan
industri tersebut sebagai sumber bahan belajar) (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja
keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab,
Peduli lingkungan.);

Zulmariko Hal : 24
o Menentukan golongan monosakharida menjadi aldosa dan ketosa dalam diskusi kelas
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Menjelaskan reaksi hidrolisis disakharida dan polisakharida dengan bantuan enzim dalam
diskusi.(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi karbohidrat dengan berbagai
reagen dalam kerja kelompok (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa
ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Menentukan rumus struktur asam amino essensial dan gugus peptida pada protein melalui
diskusi kelas (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat, dan kegunaan lemak melalui
diskusi.(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
o Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi.);
o Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)
Kegiatan Akhir (5 menit)
o Menyimpulkan materi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin
tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
o Memberi tugas untuk pertemuan berikutnya (Mempelajari LKS 1.3) (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);

Alat / Bahan / Sumber Belajar :


o Buku Kimia; LKS, multimedia.

Penilaian:
o PPK
Tagihan KIM-3101MP (Lihat kartu Soal)

Prambanan, Januari 2012


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Suwito Drs. Sri Purwanta, M.Pd


NIP. 19600828 198803 1 003 NIP. 19630617 198501 1 003

Zulmariko Hal : 25
Zulmariko Hal : 26

Anda mungkin juga menyukai