Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM SEL VOLTA

1. TUJUAN
A. Mengetahui rangkaian sel Volta
B. Memahami prinsip kerja sel Volta

2. TEORI DASAR

Sel volta disebut juga dengan sel galvani. Penamaan keduanya tersebut, diambil dari
nama penemunya yaitu seorang ilmuan bernama Alessandro Guiseppe Volta dan Luigi
Galvani.Sel volta merupakan sel elektrokimia, yang dapat mengubah reaksi kimia dari reaksi
redoks spontan (reaksi yang dapat berlangsung dengan sendirinya). Reaksi redoks spontan
dapat diubah, untuk digunakan sebagai sumber listrik.
(https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5776346/sel-volta-pengertian-contoh-dan-prinsip-
kerjanya.)
Dikutip dari Modul Kemdikbud Kimia Kelas XII MIPA yang disusun oleh Setiyana,
S.Pd,.M.Eng, sel volta terdiri dari 2 elektroda, yaitu anoda (Zn) dan katoda (Cu). Sel volta
anoda bermuatan negatif, dan sel volta katoda bermuatan positif. Anoda merupakan elektroda
yang terjadi saat reaksi oksidasi, terjadinya reaksi reduksi elektroda disebut dengan
katoda.Elektroda adalah benda yang digunakan sebagai penghantar arus listrik (konduktor).
Tembaga, seng, timah hitam, besi, nikel perak, platinum, emas, rodium, dan karbon
merupakan beberapa contoh elektroda yang umum digunakan.
Prinsip kerja dari sel volta adalah dengan pemisahan dua bagian reaksi redoks, yakni
setengah reaksi oksidasi di anoda dan setengah reaksi reduksi di katoda. Elektroda yang
mengalami oksidasi akan menjadi Zn2+ yang masuk ke dalam larutan. Reduksi elektron yang
terlepas ditangkap Cu2+ dari larutan, sehingga terbentuk endapan.
Oksidasi (a) Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Reduksi (b) Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
Anoda dan katoda akan dicelupkan dalam suatu zat yang larut/terurai ke dalam bentuk
ion-ion, hingga menjadi konduktor elektrik (elektrolit), kemudian dihubungkan dengan
peralatan laboratorium (jembatan garam) dan sirkuit luar. Susunan sel volta di atas dinyatakan
sebagai notasi singkat atau notasi sel.
Zn(s) / Zn2+(aq) = Reaksi di anoda
Cu2+(aq) / Cu(s) = Reaksi di katoda
E° adalah potensial elektroda dibandingkan dengan elektroda hidrogen yang diukur pada
suhu 25°C dan tekanan 1 atm. Potensial sel volta dapat ditentukan menggunakan voltmeter
atau dihitung berdasarkan data potensial elektroda standar (E° reduksi). Nilai E° akan lebih
besar pada reaksi reduksi di katoda, sedangkan pada reaksi oksidasi di anoda, unsur E°
reduksi akan lebih kecil.
Selain itu, ternyata sel volta juga dapat dibuat dari bahan-bahan yang sederhana yang
terdapat seperti baterai garam dapur (NaCl), atau disebut juga baterai seng udara. Dua jenis
logam berbeda, yang dimasukkan ke dalam larutan elektrolit akan didapatkan sebuah baterai.
3. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
A. Baker glass 100 ml (2 buah) A. Jeli
B. Tabung U (1 buah) B. Lempeng Cu
C. Kabel buaya (2 Buah) C. Lempeng Zn
D. Voltmeter (1 Buah) D. Larutan CuSO4 1 M 50 ml
E. Larutan ZnSO4 1 M 50 ml
E. Lampu spritus
F. Garam KCl 5 gr

4. PROSEDUR KERJA
A. Buat larutan Jelly 200 ml dengan garam KCl, masukkan ke dalam pipa U
B. Tempatkan larutan CuSO4 pada baker glass 1 dan larutan ZnSO4 ke dalam baker glass 2
C. Pada baker glass 1, masukkan lempengan Cu, dan pada baker glass 2 masukkan lempeng
Zn. Hubungkan keduanya dengan Voltmeter dengan lempeng Cu sebagai Katoda,
lempeng Zn sebagai Anoda
D. Hubungkan kedua bakerglass dengan tabung U

Sumber : https://www.zenius.net
E. Catat arus yang terjadi
5. TABEL PENGAMATAN

Reaksi Pengamatan Keterangan


Pada Tabung A

Pada Tabung B

Arus yang tercatat

6. HASIL
7. PEMBAHASAN

8. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai