4.spesifikasi Khusus
4.spesifikasi Khusus
PELELANGAN UMUM
JASA PEMBORONGAN
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAGAR RUMIJA RUAS
JAKARTA-TANGERANG
CABANG CAWANG-TANGERANG-CENGKARENG
TAHUN 2017
Spesifikasi Khusus : 1 / 13
SPESIFIKASI KHUSUS
Dalam penyelesaian seluruh hasil Pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat memenuhi
ketentuan Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol sebagaimana disyaratkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 15/2005 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 392/PRT/M/2005
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol dimana sepanjang ruas jalan tol harus
memenuhi ketentuan Pelayanan Kondisi Jalan Tol.
Spesifikasi Khusus : 2 / 13
a. Sebelum memulai kegiatan fisik di lapangan, kontraktor wajib menyerahkan rencana kerja
untuk memperoleh persetujuan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan
kelancaran lalu-lintas, yaitu :
1. Rencana kerja yang memuat :
a) Rencana dan volume pekerjaan
b) Waktu pelaksanaan (schedule dan jam kerja)
c) Potensi masalah yang mungkin terjadi : kemacetan, kecelakaan, penyempitan
jalur, pemberhentian lalu-lintas sementara.
d) Metode pelaksanaan dan tahapan pelaksanaan
2. Rencana peralatan kerja :
a) Jenis jumlah alat, kendaraan, rambu dan sarana pengatur lalu-lintas, sarana
keselamatan serta peralatan lainnya.
b) Cara keluar/masuk ke jalan tol dan daerah kerja
c) Penempatan alat-alat berat kalau ada
3. Rencana jenis, cara dan waktu pengangkutan, lokasi penempatan/pembuangan
material.
4. Rencana lokasi (sumber material, base camp dan penempatan alat berat kalau ada)
b. Kontraktor wajib menyiapkan perambuan dan sarana pengatur lalu-lintas untuk pekerjaan
proyek yang harus diketahui/disetujui Pemimpin Proyek/Satgas, meliputi :
1. Perambuan tetap untuk pekerjaan proyek (siang/malam) :
a) Rope light atau lampu warna-warni, dipasang pada pagar proyek dan berjarak 5
meter/lampu, dinyalakan pada malam hari mulai pukul 18.00 s.d 06.00 wib atau
pada kondisi cuaca gelap, mendung dan hujan (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas).
b) Rambu darurat pekerjaan standar (ukuran 90 cm dan reflektif) sebanyak minimal
5 unit setiap arah disetiap lokasi pekerjaan.
c) Lampu peringatan warna kuning jenis flash light+blitz pada setiap awal pagar
proyek serta dinyalakan pada malam hari mulai pukul 18.00 s.d 04.00 wib (untuk
pekerjaan dilajur lalu lintas).
2. Rambu tangan “STOP” sebanyak minimal 2 unit (disesuaikan dengan jumlah petugas)
untuk pemberhentian lalu-lintas sementara akibat manuver kendaraan yang keluar
masuk proyek (bila ada).
3. Rubbercone/kerucut lalu-lintas ukuran tinggi 75 cm yang akan dipakai untuk pengarah
lalu-lintas dengan kondisi memenuhi persyaratan.
4. Sarana pengaman kerja bagi petugas dan kendaraan antara lain : Rotator mobil
bermagnit warna kuning, rompi, reflektif, senter merah, bendera merah, safety light dan
seragam menyolok.
Spesifikasi Khusus : 3 / 13
2. Leaflet pemberitahuan dan informasi.
Dibagikan setiap gerbang tol yang akan ditentukan oleh Cabang sebelum dimulainya
pekerjaan dan diulangi setiap 3 (tiga) bulan sekali pertama selama proyek berlangsung
(untuk pekerjaan dilajur lalu lintas dan jangka waktunya lebih dari tiga bulan).
3. Papan informasi adanya pekerjaan agar pemakai jalan mengetahui kondisi jalan tol
dan lebih berhati-hati (untuk dilajur lalu lintas).
d. Kendaraan peralatan, alat berat yang digunakan kontraktor dalam lokasi kerja proyek wajib
menggunakan identitas stiker yang telah disetujui oleh Cabang.
e. Kontraktor wajib membentuk organisasi manajemen lalu-lintas yang terdiri atas koordinator
atas/penanggung jawab manajemen lalu-lintas, petugas administrasi kantor dan petugas
lapangan (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas)
f. Dalam pelaksanaan pemeliharaan kelancaran lalu-lintas, kontraktor dapat mengikat
perjanjian dengan sub kontraktor dan semua dokumen yang diperjanjikan harus disetujui
oleh Pemberi Tugas/Owner.
g. Kontraktor wajib memasang lampu penerangan yang cukup (tanpa menyilaukan mata
pengemudi), agar lokasi proyek terlihat dari jauh (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas).
Spesifikasi Khusus : 4 / 13
b. Sewaktu dalam Pelaksanaan
1. Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas berhak untuk menolak material, barang,
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang dipersyaratkan.
2. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyampaikan bukti-bukti yang diperlukan baik
bahan maupun hasil pekerjaan atau kedua-duanya yang diminta oleh Satuan
tugas/Pemimpin Proyek/Satgas, atau dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak, bahwa
bahan atau pekerjaan tersebut memenuhi atau melampaui persyaratan standar yang
diperlukan. Bukti tersebut harus dalam bentuk tertulis, dalam bentuk copy laporan hasil
pengujian.
3. Untuk pengendalian mutu bahan dan pelaksanaan pekerjaan, hendaklah ditempatkan
seorang tenaga teknisi laboratorium yang berpengalaman serta mampu untuk
melaksanakan pengujian, penelitian serta membuat rencana campuran beton/aspal
bila hal tersebut diperlukan. Hasil pengujian, pemeriksaan mutu lapangan dan rencana
campuran hendaklah dilaporkan kepada Satuan tugas/Pemimpin Proyek.
Spesifikasi Khusus : 5 / 13
b. Jadwal Keuangan
Jadwal keuangan (atau metode yang lain) diperlukan untuk membuat cash flow keuangan
untuk penyelesaian pekerjaan, jadwal ini untuk memastikan kelancaran pendanaan sampai
dengan berakhirnya periode pelaksanaan.
c. Analisa Jaring
Apabila diperintahkan oleh Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas, Kontraktor wajib
membuat analisa jaring (net-work analysis) atau Precedence Diagram Methode yang
memperlihatkan awal mulai (early start) dan akhir penyelesaian (latest finish) dari masing-
masing kegiatan, dan tunjukkan lintasan kritisnya (critical path). Kontraktor wajib membuat
secara terpisah, grafik/diagram dari program pelaksanaan pekerjaan kritisnya.
d. Jadwal Lainnya
Apabila diminta oleh Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas, Kontraktor wajib membuat
jadwal, gambar, denah (peta), lokasi dan lain-lain informasi yang diperlukan oleh Satuan
tugas/Pemimpin Proyek/Satgas.
a. Umum
Kontraktor wajib menjaga kebersihan daerah pekerjaan dari material sisa, sampah, yang
disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan. Kontraktor wajib
membongkar material sisa, sampah perkakas, peralatan, mesin dan material yang lebih,
dan bersihkan seluruh tempat yang tampak, tinggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai.
b. Selama Pelaksanaan
Kontraktor wajib melaksanakan pembersihan untuk menjamin bahwa lokasi pekerjaan
terpelihara, bebas dari timbunan material sisa, sampah dan kotoran lainnya. Kontraktor
wajib membasahkan material yang kering serta sampah untuk mencegah jangan sampai
beterbangan.
Spesifikasi Khusus : 6 / 13
Kontraktor wajib membuang material sisa, kotoran dan sampah pada tempat penimbunan
yang ditunjuk, dan memeriksa bahwa semua kerangka acuan dibersihkan dari pekerjaan
setelah dilepaskan. Barang-barang yang disimpan harus disusun secara teratur untuk
penggunaan yang mudah, tidak mengganggu lalu lintas, drainase dan menyediakan
perlindungan yang cukup terhadap barang tersebut. Kontraktor wajib mengurug kembali
seluruh lubang dan galian yang dibuat Kontraktor yang sudah tidak diperlukan untuk
pekerjaan. Kontraktor harus membuang dan bersihkan tanah yang berlebihan, kotoran dan
material yang sudah tidak dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Akhir Pelaksanaan
Pada akhir pelaksanaan, Kontraktor harus meningggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan
bersih dan siap untuk digunakan oleh Pemilik Pekerjaan.
Kontraktor harus mengembalikan ke keadaan semula bagian tempat kerja yang tidak
ditetapkan untuk diubah menurut Dokumen Kontrak. Sebelum penyelesaian pekerjaan,
Kontraktor wajib membersihkan jalan, tempat material, dan seluruh tempat yang ditempati
sehubungan dengan pekerjaan, dan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan yang rapih,
bersih dan kelandaian serta ketinggian yang baik, serta membersihkan tempat kerja,
seluruh perkakas, material sisa, peralatan, sisa sampah dan kotoran.
SK.06 LARANGAN
a. Semua peralatan, alat berat dan kendaraan Kontraktor dilarang berjalan dan memotong
arus lalu lintas, melawan arus lalu lintas diluar daerah kerja berpagar kecuali dalam
keadaan darurat maka harus seijin Cabang dan dikawal oleh petugas PJR/Patroli Cabang.
b. Kendaran atau alat berat Kontraktor dilarang parkir pada lokasi titik diluar daerah kerja.
c. Pada malam hari atau siang hari dimana matahari tidak bersinar maka semua kendaraan
dan alat berat kontraktor harus memenuhi persyaratan operasi malam hari dan menyalakan
lampu peringatan warna kuning jenis strobo/flashligt+blitz.
d. Perlengkapan penerangan kendaraan dan alat-lat berat kontraktor harus memenuhi
syarat/peraturan lalu lintas.
Spesifikasi Khusus : 7 / 13
e. Kontraktor dilarang mengotori lajur lalu lintas dengan tanah, kerikil atau material lain yang
dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas serta dapat merusak permukaan perkerasan
jalur lalu lintas, sarana pengatur lalu lintas (rambu, guide post, curb stone dan lain
sebagainya) serta pohon pelindung di luar daerah kerja.
f. Kontraktor menyediakan instalasi pencucian roda kendaraan didalam daerah kerja untuk
mencuci ban kendaraan/alat berat sebelum memasuki lajur lalu lintas.
g. Kegiatan pekerjaan wajib diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas
dan pekerja tidak menyebrang sembarang tempat kecuali pada tempat yang sudah
ditentukan dan kontraktor wajib menyediakan fasilitas masuk lokasi kerja dan jembatan
penyeberangan atau naik kendaraan proyek.
h. Pengangkutan para pekerja proyek dilarang menggunakan bak terbuka dan dilarang
menaikkan/menurunkan pekerja selain di tempat yang telah ditentukan.
i. Khusus angkutan material dan tanah merah harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam penanganan angkutan material sesuai ketentuan Cabang.
Spesifikasi Khusus : 8 / 13
b. Bila keadaan darurat, Cabang dapat memerintahkan Kontraktor agar menghentikan
pekerjaan untuk sementara demi kelancaran lalu lintas dan keselamatan pemakai jalan tol.
c. Kontraktor harus tetap memperhatikan masa berlakunya surat ijin dan segera mengurusnya
untuk memperbaharui/memperpanjang masa berlaku, dan apabila masa berlaku sudah
habis Cabang dapat menghentikan pekerjaan sementara pekerjaan sampai dikeluarkannya
surat ijin/stiker baru.
d. Apabila kontraktor tidak melaksanakan angka 2, butir c diatas maka Cabang akan
menunjuk Pihak lain untuk memasang dan atau menggantikan kekurangan sarana
dimaksud dan Kontraktor wajib membayar biaya untuk setiap unit sarana per hari kepada
pihak lain tersebut, paling lambat 5 (lima) hari setelah ada teguran tertulis dari Cabang.
e. Pelanggaran terhadap larangan butir 1 sampai dengan 9 maka kontraktor wajib membayar
kompensasi kepada Cabang untuk setiap pelanggaran sesuai berita acara yang
ditandatangani petugas Cabang dan kontraktor.
f. Segala akibat dari sanksi-sanksi tersebut diatas tetap menjadi tanggung jawab kontraktor.
SK.08 (3) Jenis Rambu Darurat Yang Digunakan Di Jalan Tol Menurut Kebutuhannya Terdiri Dari :
a. Rambu pengaman pekerjaan adalah rambu darurat yang digunakan pada saat adanya
pekerjaan/kegiatan dijalan tol.
b. Rambu pengamanan kendaraan mogok/kecelakaan. Adalah rambu darurat yang digunakan
pada saat terjadinya kendaraan mogok, kecelakaan. Pada penanganan kecelakaan,
pemasangan rambu darurat dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap I dan tahap II, lihat
lampiran I : Pedoman penempatan rambu-rambu sementara .
Spesifikasi Khusus : 9 / 13
SK.08 (4)c Rambu Petunjuk
a. Rambu petunjuk digunakan untuk memberi informasi tentang situasi/keadaan dilokasi
kejadian atau pekerjaan dijalan tol.
b. Untuk menyatakan jarak kejadian rambu petunjuk dapat dilengkapi dengan papan
tambahan. Bentuk, lambang, warna dan arti masing-masing rambu sesuai Keputusan
Menteri Perhubungan No. 61 Tahun 1993.
2. Kendaraan biasa
a. Rambu disusun sesuai urutan dengan posisi rambu berdiri pada bak terbuka dengan
urutan yang akan dipasang pertama diletakan paling dekat pintu.
b. Bila tidak mungkin disusun berdiri maka dapat disusun tidur dengan urutan yang akan
dipasang terakhir.
c. Muka reflektor bertemu dengan muka reflector rambu yang lain untuk mengurangi
rusak/cacat permukaan reflektor karena gesekan rangka.
Spesifikasi Khusus : 10 / 13
kendaraan putar median dua kali dan kembali lagi kearah lokasi untuk memasang rambu
disisi kanan dengan cara seperti disisi kiri.
f. Bila memungkinkan gunakan jalur median untuk berhenti. Berhenti dilajur kanan atau bahu
kanan sangat berbahaya.
g. Untuk memudahkan pelaksanaan, petunjuk 4 dan 5 diatas dalam kaitannya dengan urutan
penyusunan diatas kereta makam agar disesuaikan dengan kondisi masing-masing jalan
tol. Sebaiknya dipelajari juga sifat lalu-lintas baru ditentukan pemasangan yang paling
mungkin.
h. Pasang rambu dengan panel reflektif tegak lurus as/sumbu jalan, dibahu jalan dengan tepi
panel tidak melebihi garis marka tepi.
i. Untuk rambu yang dipasang sebagai pengarah jalur lalu-lintas (misalnya : rambu panah),
agar rambu distel dulu di tepi baru kemudian digeser ketengah dengan hati-hati.
j. Untuk pemasangan rubbercone dimulai dari titik yang paling depan dari arah lalu-lintas
dengan selanjutnya urutan searah arus lalu-lintas tersebut. Rubbercone dipasang serong
mulai dari atas garis marka tepi dan selanjutnya pada setiap jarak 5-10 meter hingga batas
penyempitan yang diperlukan.
k. Garis serong rubbercone membentuk sudut maximal 45 derajat terhadap marka tepi,
dengan panjang garis serong minimal 50 meter. Sudut serong yang baik berkisar 30 derajat
dengan panjang garis serong mencapai 100 meter.
l. Untuk pekerjaan di ROW atau Lajur Berhenti Darurat yang tidak diperlukan penyempitan
jalur lalu-lintas maka rubbercone dipasang dengan tepi maximum pada tepi luar garis marka
tepi.
Spesifikasi Khusus : 11 / 13
h. Dengan cara pemasangan yang benar, maka pemasangan menjadi mudah, tidak
melelahkan serta aman.
i. Susunan pemasangan yang benar, akan menjadikan situasi aman baik pemakai jalan
maupun petugas. Hindari kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu-lintas akibat
pemasangan rambu-rambu darurat yang tidak benar.
a. Kebalikan dari pemasangan, maka pada saat pembongkaran rambu darurat agar diambil
mulai dari yang paling dekat lokasi kemudian kearah yang berlawanan dengan arah lalu-
lintas. Hal ini dapat dikerjakan oleh petugas dengan berjalan kaki.
b. Rambu yang telah dibongkar tetapi belum diambil, agar diamankan diluar bahu jalan atau
ROW, dengan posisi panel tidak menghadap ke pemakai jalan.
c. Untuk pengambilan rambu yang telah di bongkar/ditidurkan, dilakukan dengan
kendaraan/kereta rambu mulai arah yang paling depan, dilanjutkan searah dengan arus
lalu-lintas.
a. Urutan pemasangan berlawanan arah dengan arus lalu-lintas kendaraan. Hal ini cukup
membahayakan karena pemakai jalan akan terkejut serta tidak aman bagi petugas.
Cara yang benar :
kemudian berurutan searah dengan arus lalu-lintas. Urutan pemasangan dilakukan mulai
lokasi terjauh dari lokasi kejadian atau pekerjaan,
b. Memasang rambu dibahu jalan melebihan garis tepi marka tepi, hal ini akan mengurangi
ruang bebas lalu-lintas dan dapat mengakibatkan rambu tersenggol kendaraan.
Cara yang benar :
Tepi rambu tidak melebihi tepi luar garis marka tepi.
c. Memasang rambu dengan panel menyudut terhadap garis tegak lurus as/sumbu jalan,
sehingga rambu menyerong. Hal ini akan memberi kesan rambu terlihat lebih kecil dari
ukuran sebenarnya sehingga pesan rambu tidak efektif.
Cara yang benar :
Panel rambu dipasang tegak lurus terhadap garis as / sumbu jalan.
d. Petugas berdiri mengatur lalu-lintas didepan rambu darurat, sehingga rambu tidak terlihat
oleh pemakai jalan. Hal ini mengakibatkan rambu tidak berfungsi serta dapat
membahayakan petugas.
Cara yang benar :
Petugas berdiri dibelakang rambu dalam posisi yang aman serta sadar tidak mengganggu
fungsi rambu.
e. Panjang garis serong rubbercone pada lokasi peralihan lajur kurang dari 50 m, hal ini akan
mengejutkan pengemudi karena daerah transisi untuk berpisah lajur sangat pendek.
Cara yang benar :
Spesifikasi Khusus : 12 / 13
Panjang garis serong penempatan rubbercone pada lokasi peralihan lajur, minimal 50 m
(tahap I) dengan jumlah rubbercone minimal 10 Buah dan maximal 100 m (tahap II)
dengan jumlah rubbercone minimal 20 Buah.
f. Kendaraan atau kereta rambu berhenti tidak tepat pada lokasi penempatan rambu,
sehingga untuk pemasangan rambu masih harus dipindahkan (diangkat) oleh petugas. Hal
ini pemasangan tidak praktis serta melelahkan atau karena kendaraan berhenti tidak tepat
maka kemudian kendaraan mundur. Hal ini sangat membahayakan.
Cara yang benar :
Jarak serta lokasi di perkirakan dulu dengan tepat, lalu kendaraan berhenti tepat dilokasi.
g. Arah tanda panah yang tidak benar pada rambu tanda panah.
h. Pemasangan rambu tanda panah tanpa diawali rambu lain.
i. Arah penyempitan yang salah pada rambu penyempitan.
j. Rambu keras/panel dilajur kendaraan, tanpa diawali rubbercone.
k. Urutan pemasangan yang tidak sesuai.
SK.9 LAIN-LAIN
Semua peraturan-peraturan dan pengamanan lalu lintas harus sesuai dengan UUAL No 14
tahun 1992 dan ketentuan di jalan tol yang berlaku.
Spesifikasi Khusus : 13 / 13