Anda di halaman 1dari 13

SPESIFIKASI KHUSUS

PELELANGAN UMUM
JASA PEMBORONGAN
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAGAR RUMIJA RUAS
JAKARTA-TANGERANG
CABANG CAWANG-TANGERANG-CENGKARENG
TAHUN 2017

Spesifikasi Khusus : 1 / 13
SPESIFIKASI KHUSUS

SK.01 PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) JALAN TOL

Dalam penyelesaian seluruh hasil Pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat memenuhi
ketentuan Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol sebagaimana disyaratkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 15/2005 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 392/PRT/M/2005
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol dimana sepanjang ruas jalan tol harus
memenuhi ketentuan Pelayanan Kondisi Jalan Tol.

SK.02 PERGERAKAN PERALATAN


1. Umum
a. Yang dimaksud dengan pergerakan peralatan adalah perpindahan peralatan
(mendatangkan dan memulangkan) yang dilaksanakan kurang dari 24 jam dan dilakukan
berulang kali selama periode pelaksanaan, hal ini mengingat tidak dimungkinkannya
menyimpan/meninggalkan peralatan di lokasi pekerjaan (yang dimaksud dengan lokasi
pekerjaan adalah di sepanjang jalan tol, bagian dari jalan tol, daerah milik jalan tol,
ruang milik jalan tol, termasuk tempat istirahat di jalan tol).
b. Pada dasarnya tidak diizinkan menyimpan/meninggalkan peralatan di lokasi pekerjaan
(kecuali sedang digunakan), oleh karena itu setiap saat setelah selesainya kegiatan pada
hari itu, maka peralatan harus diangkut ke luar dari lokasi pekerjaan.
c. Pergerakan/perpindahan peralatan tersebut menggunakan alat angkut yang dapat
berupa low-bed-truck, trailler atau sejenisnya.

2. Pelaksanaan Pergerakan Peralatan


a. Persiapan
Setiap kali akan dilaksanakannya Pekerjaan (galian, bongkaran, pengecoran dan lain-
lain), maka Kontraktor harus menjamin bahwa semua peralatan yang akan digunakan
siap diangkut ke lokasi pekerjaan. Pada saat proses penurunan peralatan dari alat
angkut, Kontraktor harus telah mengamankan lajur, sehingga proses penurunan
peralatan tidak mengganggu kelancaran, keamanan/ keselamatan dan kenyamanan
pemakai jalan.

b. Waktu Pergerakan Peralatan.


Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, diizinkan berada di lokasi
pekerjaan mulai pukul 22.00 wib, dan peralatan tersebut harus sudah diangkut ke luar
dari lokasi pekerjaan pada pukul 04.00 wib serta kondisi lokasi Pekerjaan sudah rapih,
dimana tidak terdapat kotoran, sampah, bekas galian, serta MCB sudah dipinggirkan
mengingat lokasi Pekerjaan ini juga berfungsi sebagai jalur Contra Flow pada hari Senin
sampai Jum’at mulai pukul 05.00 Wib.

SK.03 PEKERJAAN PERSIAPAN


Sebelum melaksanakan Pekerjaan, Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatunya guna
kelancaran Pekerjaan, diantaranya :

Spesifikasi Khusus : 2 / 13
a. Sebelum memulai kegiatan fisik di lapangan, kontraktor wajib menyerahkan rencana kerja
untuk memperoleh persetujuan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan
kelancaran lalu-lintas, yaitu :
1. Rencana kerja yang memuat :
a) Rencana dan volume pekerjaan
b) Waktu pelaksanaan (schedule dan jam kerja)
c) Potensi masalah yang mungkin terjadi : kemacetan, kecelakaan, penyempitan
jalur, pemberhentian lalu-lintas sementara.
d) Metode pelaksanaan dan tahapan pelaksanaan
2. Rencana peralatan kerja :
a) Jenis jumlah alat, kendaraan, rambu dan sarana pengatur lalu-lintas, sarana
keselamatan serta peralatan lainnya.
b) Cara keluar/masuk ke jalan tol dan daerah kerja
c) Penempatan alat-alat berat kalau ada
3. Rencana jenis, cara dan waktu pengangkutan, lokasi penempatan/pembuangan
material.
4. Rencana lokasi (sumber material, base camp dan penempatan alat berat kalau ada)

b. Kontraktor wajib menyiapkan perambuan dan sarana pengatur lalu-lintas untuk pekerjaan
proyek yang harus diketahui/disetujui Pemimpin Proyek/Satgas, meliputi :
1. Perambuan tetap untuk pekerjaan proyek (siang/malam) :
a) Rope light atau lampu warna-warni, dipasang pada pagar proyek dan berjarak 5
meter/lampu, dinyalakan pada malam hari mulai pukul 18.00 s.d 06.00 wib atau
pada kondisi cuaca gelap, mendung dan hujan (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas).
b) Rambu darurat pekerjaan standar (ukuran 90 cm dan reflektif) sebanyak minimal
5 unit setiap arah disetiap lokasi pekerjaan.
c) Lampu peringatan warna kuning jenis flash light+blitz pada setiap awal pagar
proyek serta dinyalakan pada malam hari mulai pukul 18.00 s.d 04.00 wib (untuk
pekerjaan dilajur lalu lintas).
2. Rambu tangan “STOP” sebanyak minimal 2 unit (disesuaikan dengan jumlah petugas)
untuk pemberhentian lalu-lintas sementara akibat manuver kendaraan yang keluar
masuk proyek (bila ada).
3. Rubbercone/kerucut lalu-lintas ukuran tinggi 75 cm yang akan dipakai untuk pengarah
lalu-lintas dengan kondisi memenuhi persyaratan.
4. Sarana pengaman kerja bagi petugas dan kendaraan antara lain : Rotator mobil
bermagnit warna kuning, rompi, reflektif, senter merah, bendera merah, safety light dan
seragam menyolok.

c. Kontraktor wajib menyiapkan informasi kepada pemakai jalan berupa :


1. Spanduk pemberitahuan dan informasi.
Dipasang pada setiap gerbang tol atau tempat-tempat strategis jalan tol sebelum
daerah kerja dengan ukuran 20,00 x 2,00 meter dan harus diganti setiap 1 (satu) bulan
sekali (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas).

Spesifikasi Khusus : 3 / 13
2. Leaflet pemberitahuan dan informasi.
Dibagikan setiap gerbang tol yang akan ditentukan oleh Cabang sebelum dimulainya
pekerjaan dan diulangi setiap 3 (tiga) bulan sekali pertama selama proyek berlangsung
(untuk pekerjaan dilajur lalu lintas dan jangka waktunya lebih dari tiga bulan).
3. Papan informasi adanya pekerjaan agar pemakai jalan mengetahui kondisi jalan tol
dan lebih berhati-hati (untuk dilajur lalu lintas).
d. Kendaraan peralatan, alat berat yang digunakan kontraktor dalam lokasi kerja proyek wajib
menggunakan identitas stiker yang telah disetujui oleh Cabang.
e. Kontraktor wajib membentuk organisasi manajemen lalu-lintas yang terdiri atas koordinator
atas/penanggung jawab manajemen lalu-lintas, petugas administrasi kantor dan petugas
lapangan (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas)
f. Dalam pelaksanaan pemeliharaan kelancaran lalu-lintas, kontraktor dapat mengikat
perjanjian dengan sub kontraktor dan semua dokumen yang diperjanjikan harus disetujui
oleh Pemberi Tugas/Owner.
g. Kontraktor wajib memasang lampu penerangan yang cukup (tanpa menyilaukan mata
pengemudi), agar lokasi proyek terlihat dari jauh (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas).

SK.04 PELAKSANAAN PEKERJAAN


SK.04 (1) Umum
Untuk menjamin mutu, ketepatan ukuran, kerapian pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menempatkan tenaga-tenaga yang berkualitas, berpengalaman dan memahami permasalahan
teknis sesuai dengan tugasnya dalam pekerjaan.
Tenaga-tenaga tersebut harus melakukan pengukuran, menetapkan titik-titik tetap pada
steaking-out, melakukan penelitian/pengujian material, menggambar, penyusunan laporan dan
dokumentasi pekerjaan.

SK.04 (2) Persiapan


a. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mempelajari ukuran, Gambar Rencana,
Spesifikasi dan bersama Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas mengadakan penyesuaian
dan koreksi terhadap kenyataan di lapangan, terutama pada dimensi pekerjaan, lokasi
pekerjaan serta persesuaian dan kesepakatan atas hal tersebut di atas.
b. Kontraktor harus mengetahui dengan jelas tentang letak, lokasi, jenis pekerjaan, gambar,
ukuran dari yang akan dikerjakan. Hasil pengukuran dan pemeriksaan harus dicatat dan
digambar dalam buku ukur standar, catatan terlepas tidak diperkenankan.
c. Kontraktor harus memeriksa letak patok koordinat dan station, bila perlu diletakkan pada
lokasi yang benar (dipindahkan).
d. Pada lokasi dimana terdapat pekerjaan permanen, agar dibuat gambar kerja.

SK.04 (3) Pengendalian Mutu Bahan


a. Sewaktu dalam Pengadaan
Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan material/barang yang
diperlukan dalam pekerjaan ini apakah memenuhi persyaratan mutu, atau melebihi dari
yang disyaratkan.

Spesifikasi Khusus : 4 / 13
b. Sewaktu dalam Pelaksanaan
1. Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas berhak untuk menolak material, barang,
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang dipersyaratkan.
2. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyampaikan bukti-bukti yang diperlukan baik
bahan maupun hasil pekerjaan atau kedua-duanya yang diminta oleh Satuan
tugas/Pemimpin Proyek/Satgas, atau dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak, bahwa
bahan atau pekerjaan tersebut memenuhi atau melampaui persyaratan standar yang
diperlukan. Bukti tersebut harus dalam bentuk tertulis, dalam bentuk copy laporan hasil
pengujian.
3. Untuk pengendalian mutu bahan dan pelaksanaan pekerjaan, hendaklah ditempatkan
seorang tenaga teknisi laboratorium yang berpengalaman serta mampu untuk
melaksanakan pengujian, penelitian serta membuat rencana campuran beton/aspal
bila hal tersebut diperlukan. Hasil pengujian, pemeriksaan mutu lapangan dan rencana
campuran hendaklah dilaporkan kepada Satuan tugas/Pemimpin Proyek.

SK.04 (4) Pengangkutan


a. Transportasi dan muatan lebih
1. Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas dapat mengatur batas muatan yang diizinkan
dalam lingkungan pekerjaannya bila hal tersebut diperlukan demi keamanan terhadap
kerusakan struktur jalan, jembatan dalam wilayah kerjanya dan keselamatan pemakai
jalan.
2. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan maupun jembatan yang
disebabkan oleh kegiatan transportasi yang dilakukannya. Untuk itu Kontraktor harus
memelihara dan memperbaiki kerusakan tersebut atas beban Kontraktor.
3. Bila menurut pandangan Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas kegiatan
pengangkutan yang dilakukan oleh Kontraktor akan mengakibatkan kerusakan jalan,
maka Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas dapat memerintahkan Kontraktor untuk
menggunakan jalan alternatif, tanpa adanya pembayaran kompensasi dan Kontraktor
tidak punya hak untuk menuntut kompensasi tersebut.

b. Tempat pembuangan material tak terpakai


1. Kontraktor harus mengatur pembuangan material tak terpakai (disposal material)
keluar lapangan pekerjaan di luar areal proyek (di luar RMJ) atas biaya Kontraktor.
2. Kontraktor wajib menjaga dan mengatur kerapihan tempat pembuangan material
(disposal area) tersebut tidak merusak lingkungan dan estetika.

SK.04 (5) Jadwal/Rencana Kerja


a. Jadwal Pelaksanaan
Kontraktor wajib membuat jadwal pelaksanaan (atau metode yang lain) yang memuat
rencana pelaksanaan pekerjaan dan dimaksudkan untuk pengendalian pekerjaan yang
disetujui oleh Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas.

Spesifikasi Khusus : 5 / 13
b. Jadwal Keuangan
Jadwal keuangan (atau metode yang lain) diperlukan untuk membuat cash flow keuangan
untuk penyelesaian pekerjaan, jadwal ini untuk memastikan kelancaran pendanaan sampai
dengan berakhirnya periode pelaksanaan.

c. Analisa Jaring
Apabila diperintahkan oleh Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas, Kontraktor wajib
membuat analisa jaring (net-work analysis) atau Precedence Diagram Methode yang
memperlihatkan awal mulai (early start) dan akhir penyelesaian (latest finish) dari masing-
masing kegiatan, dan tunjukkan lintasan kritisnya (critical path). Kontraktor wajib membuat
secara terpisah, grafik/diagram dari program pelaksanaan pekerjaan kritisnya.

d. Jadwal Lainnya
Apabila diminta oleh Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas, Kontraktor wajib membuat
jadwal, gambar, denah (peta), lokasi dan lain-lain informasi yang diperlukan oleh Satuan
tugas/Pemimpin Proyek/Satgas.

SK.04 (6) Titik Referensi


a. Apabila diperintahkan oleh Satuan tugas/Pemimpin Proyek/Satgas, maka Kontraktor harus
membuat patok tetap secara permanen sebagai referensi dalam pengukuran kembali di
kemudian hari, atau untuk kepentingan lainnya.
b. Kontraktor harus menempatkan patok ukuran, patok referensi untuk pedoman pelaksanaan
pekerjaan yang akan dijadikan dasar dalam membuat/melaksanakan pekerjaan (misal
kemiringan jalan dan ketinggian bangunan dll). Patok ukuran/ referensi ini setelah
dipasang, harus mendapat persetujuan dari Satuan tugas/ Pemimpin Proyek/Satgas,
sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.

SK.04 (7) Pembersihan Lapangan

a. Umum
Kontraktor wajib menjaga kebersihan daerah pekerjaan dari material sisa, sampah, yang
disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan. Kontraktor wajib
membongkar material sisa, sampah perkakas, peralatan, mesin dan material yang lebih,
dan bersihkan seluruh tempat yang tampak, tinggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai.

b. Selama Pelaksanaan
Kontraktor wajib melaksanakan pembersihan untuk menjamin bahwa lokasi pekerjaan
terpelihara, bebas dari timbunan material sisa, sampah dan kotoran lainnya. Kontraktor
wajib membasahkan material yang kering serta sampah untuk mencegah jangan sampai
beterbangan.

Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib membersihkan tempat umum serta


tempat kerja, dan membuang material sisa, kotoran dan sampah, menyediakan drum
penampung untuk mengumpulkan material sisa, kotoran dan sampah untuk dibuang dari
lokasi pekerjaan.

Spesifikasi Khusus : 6 / 13
Kontraktor wajib membuang material sisa, kotoran dan sampah pada tempat penimbunan
yang ditunjuk, dan memeriksa bahwa semua kerangka acuan dibersihkan dari pekerjaan
setelah dilepaskan. Barang-barang yang disimpan harus disusun secara teratur untuk
penggunaan yang mudah, tidak mengganggu lalu lintas, drainase dan menyediakan
perlindungan yang cukup terhadap barang tersebut. Kontraktor wajib mengurug kembali
seluruh lubang dan galian yang dibuat Kontraktor yang sudah tidak diperlukan untuk
pekerjaan. Kontraktor harus membuang dan bersihkan tanah yang berlebihan, kotoran dan
material yang sudah tidak dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

c. Akhir Pelaksanaan
Pada akhir pelaksanaan, Kontraktor harus meningggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan
bersih dan siap untuk digunakan oleh Pemilik Pekerjaan.
Kontraktor harus mengembalikan ke keadaan semula bagian tempat kerja yang tidak
ditetapkan untuk diubah menurut Dokumen Kontrak. Sebelum penyelesaian pekerjaan,
Kontraktor wajib membersihkan jalan, tempat material, dan seluruh tempat yang ditempati
sehubungan dengan pekerjaan, dan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan yang rapih,
bersih dan kelandaian serta ketinggian yang baik, serta membersihkan tempat kerja,
seluruh perkakas, material sisa, peralatan, sisa sampah dan kotoran.

SK.04 (8) Dasar Pembayaran


Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini dan semua biaya
yang dikeluarkan sudah harus diperhitungkan oleh Kontraktor ke dalam harga satuan masing-
masing pekerjaan yang terkait.

SK.05 JAM KERJA


a. Kontraktor wajib menyesuaikan jadwal kegiatan proyek dengan kondisi dan situasi jam
puncak atau hari puncak lalu-lintas jalan tol, khususnya kegiatan yang menimbulkan
gangguan lalu-lintas.
b. Pekerjaan konstruksi perkerasan jalan dilakukan hanya dalam daerah kerja/areal yang telah
ditentukan dan harus dilindungi oleh rambu-rambu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Penyimpangan dari butir 1 dan 2 tersebut diatas harus sepengetahuan dan seijin Cabang.
d. Jam kerja yang diizinkan untuk melaksanakan Pekerjaan adalah mulai dari pukul 22.00 Wib
sampai pukul 04.00 Wib.

SK.06 LARANGAN
a. Semua peralatan, alat berat dan kendaraan Kontraktor dilarang berjalan dan memotong
arus lalu lintas, melawan arus lalu lintas diluar daerah kerja berpagar kecuali dalam
keadaan darurat maka harus seijin Cabang dan dikawal oleh petugas PJR/Patroli Cabang.
b. Kendaran atau alat berat Kontraktor dilarang parkir pada lokasi titik diluar daerah kerja.
c. Pada malam hari atau siang hari dimana matahari tidak bersinar maka semua kendaraan
dan alat berat kontraktor harus memenuhi persyaratan operasi malam hari dan menyalakan
lampu peringatan warna kuning jenis strobo/flashligt+blitz.
d. Perlengkapan penerangan kendaraan dan alat-lat berat kontraktor harus memenuhi
syarat/peraturan lalu lintas.

Spesifikasi Khusus : 7 / 13
e. Kontraktor dilarang mengotori lajur lalu lintas dengan tanah, kerikil atau material lain yang
dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas serta dapat merusak permukaan perkerasan
jalur lalu lintas, sarana pengatur lalu lintas (rambu, guide post, curb stone dan lain
sebagainya) serta pohon pelindung di luar daerah kerja.
f. Kontraktor menyediakan instalasi pencucian roda kendaraan didalam daerah kerja untuk
mencuci ban kendaraan/alat berat sebelum memasuki lajur lalu lintas.
g. Kegiatan pekerjaan wajib diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas
dan pekerja tidak menyebrang sembarang tempat kecuali pada tempat yang sudah
ditentukan dan kontraktor wajib menyediakan fasilitas masuk lokasi kerja dan jembatan
penyeberangan atau naik kendaraan proyek.
h. Pengangkutan para pekerja proyek dilarang menggunakan bak terbuka dan dilarang
menaikkan/menurunkan pekerja selain di tempat yang telah ditentukan.
i. Khusus angkutan material dan tanah merah harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam penanganan angkutan material sesuai ketentuan Cabang.

SK.07 KEWAJIBAN, TANGGUNG JAWAB DAN SANKSI


SK.07 (1) Kewajiban
a. Pemberi Tugas wajib menyediakan/menugaskan petugas-petugasnya untuk mengawasi
pemeliharaan lalu lintas kontraktor serta monitoring dan koordinasi pengaturan lalu lintas
selama proyek.
b. Kontraktor wajib memberi fasilitas bagi petugas Cabang yang ditunjuk untuk tugas
pemeliharaan lalu lintas diluar jam kerja Cabang
c. Kontraktor wajib untuk berkoordinasi dengan unit terkait guna melakukan pengawalan/
pengamanan setiap melakukan aktivitas yang diduga akan menyebabkan terganggunya lalu
lintas dijalan tol.

SK.07 (2) Tanggung Jawab


a. Kontraktor wajib segera menyingkirkan segala hambatan yang mengganggu kelancaran lalu
lintas yang terjadi selama proyek berlangsung termasuk tanah, kerikil dan lain-lain.
b. Segala akibat yang terjadi karena kegiatan pekerjaan baik berupa pelanggaran ketertiban di
jalan tol, kerugian terhadap pemakai jalan tol, terganggunya sistim operasional jalan tol,
kerusakan sarana pelengkap jalan tol, menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor dan
akan diselesaikan oleh petugas yang berwenang di jalan tol.
c. Dalam hal semua sarana yang dibutuhkan untuk pengaturan lalu lintas dilokasi proyek ada
yang mengalami kerusakan dan atau kekurangan, kontraktor wajib segera mengganti dan
melengkapinya sehingga berfungsi kembali.
d. Kontraktor wajib melakukan perawatan dan pemeliharaan semua sarana pengatur lalu
lintas agar semua sarana tersebut berfungsi maksimal.

SK.07 (3) Sanksi


a. Setiap kegiatan meskipun sudah dilengkapi dengan surat ijin, apabila sewaktu-waktu
diperiksa oleh Cabang dan ternyata kegiatan tersebut melanggar petunjuk serta
diperkirakan mengganggu pemakai jalan tol, maka Cabang menghentikan kegiatan tersebut
sampai dengan dilakukan perbaikan sesuai aturan yang ada.

Spesifikasi Khusus : 8 / 13
b. Bila keadaan darurat, Cabang dapat memerintahkan Kontraktor agar menghentikan
pekerjaan untuk sementara demi kelancaran lalu lintas dan keselamatan pemakai jalan tol.
c. Kontraktor harus tetap memperhatikan masa berlakunya surat ijin dan segera mengurusnya
untuk memperbaharui/memperpanjang masa berlaku, dan apabila masa berlaku sudah
habis Cabang dapat menghentikan pekerjaan sementara pekerjaan sampai dikeluarkannya
surat ijin/stiker baru.
d. Apabila kontraktor tidak melaksanakan angka 2, butir c diatas maka Cabang akan
menunjuk Pihak lain untuk memasang dan atau menggantikan kekurangan sarana
dimaksud dan Kontraktor wajib membayar biaya untuk setiap unit sarana per hari kepada
pihak lain tersebut, paling lambat 5 (lima) hari setelah ada teguran tertulis dari Cabang.
e. Pelanggaran terhadap larangan butir 1 sampai dengan 9 maka kontraktor wajib membayar
kompensasi kepada Cabang untuk setiap pelanggaran sesuai berita acara yang
ditandatangani petugas Cabang dan kontraktor.
f. Segala akibat dari sanksi-sanksi tersebut diatas tetap menjadi tanggung jawab kontraktor.

SK.08 RAMBU DARURAT


SK.08 (1) Definisi
Rambu Darurat adalah susunan rambu yang dipasang untuk jangka waktu tertentu yang relatip
pendek.

SK.08 (2) Fungsi Rambu Darurat


Rambu darurat berfungsi sebagai alat pengatur lalu-lintas dijalan tol sehubungan dengan adanya
pekerjaan/kegiatan maupun kejadian lainnya (kecelakaan, kendaraan mogok, kendaraan/alat
berat yang parkir dan lain-lain) di jalan tol.

SK.08 (3) Jenis Rambu Darurat Yang Digunakan Di Jalan Tol Menurut Kebutuhannya Terdiri Dari :
a. Rambu pengaman pekerjaan adalah rambu darurat yang digunakan pada saat adanya
pekerjaan/kegiatan dijalan tol.
b. Rambu pengamanan kendaraan mogok/kecelakaan. Adalah rambu darurat yang digunakan
pada saat terjadinya kendaraan mogok, kecelakaan. Pada penanganan kecelakaan,
pemasangan rambu darurat dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap I dan tahap II, lihat
lampiran I : Pedoman penempatan rambu-rambu sementara .

SK.08 (4) Rambu Darurat Menurut Fungsinya


SK.08 (4)a Rambu Peringatan
a. Rambu peringatan ini digunakan untuk memberi peringatan akan adanya suatu
kegiatan/kejadian dibagian jalan didepannya.
b. Untuk menyatakan jarak kejadian,rambu peringatan dapat dilengkapi dengan papan
tambahan.

SK.08 (4)b Rambu Larangan


Rambu ini digunakan untuk menyatakan batasan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh
pemakai jalan.

Spesifikasi Khusus : 9 / 13
SK.08 (4)c Rambu Petunjuk
a. Rambu petunjuk digunakan untuk memberi informasi tentang situasi/keadaan dilokasi
kejadian atau pekerjaan dijalan tol.
b. Untuk menyatakan jarak kejadian rambu petunjuk dapat dilengkapi dengan papan
tambahan. Bentuk, lambang, warna dan arti masing-masing rambu sesuai Keputusan
Menteri Perhubungan No. 61 Tahun 1993.

SK.08 (5) Mobilisasi dan Penempatan


SK.08 (5)a Penyimpanan
Rambu darurat harus disimpan di tempat yang terlindung dari panas/hujan, serta diatur dengan
teratur sehingga dapat diambil dengan cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk
persiapan.

SK.08 (5)b Persiapan


Setiap rambu darurat harus di beri nomor urut, untuk berbagai kombinasi pemasangan. Setiap
kombinasi sebaiknya diberi nomor urut atau ciri warna tertentu.

SK.08 (5)c Pengangkutan


Pengangkutan rambu darurat dapat dilakukan dengan :
1. Kereta rambu
Penyusunan rambu diatas kereta rambu harus urut sedemikian rupa menyesuaikan dengan
urutan pemasangan agar mudah diambil dan dipasang di lapangan.

2. Kendaraan biasa
a. Rambu disusun sesuai urutan dengan posisi rambu berdiri pada bak terbuka dengan
urutan yang akan dipasang pertama diletakan paling dekat pintu.
b. Bila tidak mungkin disusun berdiri maka dapat disusun tidur dengan urutan yang akan
dipasang terakhir.
c. Muka reflektor bertemu dengan muka reflector rambu yang lain untuk mengurangi
rusak/cacat permukaan reflektor karena gesekan rangka.

SK.08 (5)d Pemasangan


a. Rambu yang pertama kali dipasang adalah yang paling jauh dengan lokasi setelah itu baru
rambu berikutnya searah dengan lalu-lintas.
b. Perkiraan jarak untuk rambu yang paling jauh dari lokasi, lalu hentikan kendaraan dengan
tepat di lajur berhenti darurat (bahu jalan) sisi kiri untuk menurunkan rambu yang pertama.
c. Pastikan kendaraan berhenti ditempat yang aman dan tepat dilokasi tersebut untuk
menurunkan rambu. Bila merasa belum tepat rambu jangan di turunkan dulu.
d. Untuk pemasangan rambu disisi kanan, maka harus diperhatikan situasi lalu-lintas. Bila
lalu-lintas memungkinkan (betul-betul aman) maka rambu untuk sisi kanan dapat diturunkan
bersamaan dengan rambu sisi kiri untuk urutan yang sama.
e. Tetapi bila situasi lalu-lintas lancar berarti tidak aman untuk membawa rambu kesisi kanan
dengan menyebrang jalan. Maka pemasangan harus diselesaikan dulu urutan disisi kiri,

Spesifikasi Khusus : 10 / 13
kendaraan putar median dua kali dan kembali lagi kearah lokasi untuk memasang rambu
disisi kanan dengan cara seperti disisi kiri.
f. Bila memungkinkan gunakan jalur median untuk berhenti. Berhenti dilajur kanan atau bahu
kanan sangat berbahaya.
g. Untuk memudahkan pelaksanaan, petunjuk 4 dan 5 diatas dalam kaitannya dengan urutan
penyusunan diatas kereta makam agar disesuaikan dengan kondisi masing-masing jalan
tol. Sebaiknya dipelajari juga sifat lalu-lintas baru ditentukan pemasangan yang paling
mungkin.
h. Pasang rambu dengan panel reflektif tegak lurus as/sumbu jalan, dibahu jalan dengan tepi
panel tidak melebihi garis marka tepi.
i. Untuk rambu yang dipasang sebagai pengarah jalur lalu-lintas (misalnya : rambu panah),
agar rambu distel dulu di tepi baru kemudian digeser ketengah dengan hati-hati.
j. Untuk pemasangan rubbercone dimulai dari titik yang paling depan dari arah lalu-lintas
dengan selanjutnya urutan searah arus lalu-lintas tersebut. Rubbercone dipasang serong
mulai dari atas garis marka tepi dan selanjutnya pada setiap jarak 5-10 meter hingga batas
penyempitan yang diperlukan.
k. Garis serong rubbercone membentuk sudut maximal 45 derajat terhadap marka tepi,
dengan panjang garis serong minimal 50 meter. Sudut serong yang baik berkisar 30 derajat
dengan panjang garis serong mencapai 100 meter.
l. Untuk pekerjaan di ROW atau Lajur Berhenti Darurat yang tidak diperlukan penyempitan
jalur lalu-lintas maka rubbercone dipasang dengan tepi maximum pada tepi luar garis marka
tepi.

SK.08 (6) Pengawasan


a. Pastikan bahwa susunan pemasangan dilapangan telah sesuai ketentuan. Untuk
memudahkan periksa nomor urut pemasangan atau kode yang telah dibubuhkan pada
setiap rambu darurat.
b. Pastikan bentuk/arah rambu sudah terpasang dengan benar terutama rambu arah panah
dan rambu penyempitan.
c. Pada penggunaan rambu darurat pekerjaan yang cukup lama, bila terdapat rambu
permanen yang sifatnya bertentang disekitar lokasi tersebut, agar ditutup selama
pemasangan rambu darurat. Untuk ini sebaiknya telah disediakan kain penutup yang
praktis.
d. Hindari adanya kendaraan petugas yang berhenti menutupi rambu ataupun parkir dilokasi
yang tidak terlindungi oleh rambu darurat.
e. Rambu yang roboh akibat angin atau kesenggol kendaraan pemakai jalan, harus didirikan
kembali pada posisinya semula.
f. Kebersihan panel replektif agar selalu dijaga, panel yang kotor dan rusak akan tidak efektif
pada malam hari serta akan kurang di perhatikan oleh pemakai jalan.
g. Pada pemasangan rambu tahap II apabila sebagian besar lokasi pemasangan diperkirakan
berada pada daerah lengkung maka bila kondisi lapangan tidak memungkinkan
pemasangan di kedua sisi, sebaiknya rambu dipasang pada sisi luar lengkung. Jika jalan
lengkung kekanan, maka rambu dipasang dibahu sisi kiri. Dan bila jalan lengkung ke kiri,
maka rambu dipasang disisi kanan (median).

Spesifikasi Khusus : 11 / 13
h. Dengan cara pemasangan yang benar, maka pemasangan menjadi mudah, tidak
melelahkan serta aman.
i. Susunan pemasangan yang benar, akan menjadikan situasi aman baik pemakai jalan
maupun petugas. Hindari kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu-lintas akibat
pemasangan rambu-rambu darurat yang tidak benar.

SK.08 (7) Pembongkaran

a. Kebalikan dari pemasangan, maka pada saat pembongkaran rambu darurat agar diambil
mulai dari yang paling dekat lokasi kemudian kearah yang berlawanan dengan arah lalu-
lintas. Hal ini dapat dikerjakan oleh petugas dengan berjalan kaki.
b. Rambu yang telah dibongkar tetapi belum diambil, agar diamankan diluar bahu jalan atau
ROW, dengan posisi panel tidak menghadap ke pemakai jalan.
c. Untuk pengambilan rambu yang telah di bongkar/ditidurkan, dilakukan dengan
kendaraan/kereta rambu mulai arah yang paling depan, dilanjutkan searah dengan arus
lalu-lintas.

SK.08 (8) Kesalahan-kesalahan Umum

a. Urutan pemasangan berlawanan arah dengan arus lalu-lintas kendaraan. Hal ini cukup
membahayakan karena pemakai jalan akan terkejut serta tidak aman bagi petugas.
Cara yang benar :
kemudian berurutan searah dengan arus lalu-lintas. Urutan pemasangan dilakukan mulai
lokasi terjauh dari lokasi kejadian atau pekerjaan,
b. Memasang rambu dibahu jalan melebihan garis tepi marka tepi, hal ini akan mengurangi
ruang bebas lalu-lintas dan dapat mengakibatkan rambu tersenggol kendaraan.
Cara yang benar :
Tepi rambu tidak melebihi tepi luar garis marka tepi.
c. Memasang rambu dengan panel menyudut terhadap garis tegak lurus as/sumbu jalan,
sehingga rambu menyerong. Hal ini akan memberi kesan rambu terlihat lebih kecil dari
ukuran sebenarnya sehingga pesan rambu tidak efektif.
Cara yang benar :
Panel rambu dipasang tegak lurus terhadap garis as / sumbu jalan.
d. Petugas berdiri mengatur lalu-lintas didepan rambu darurat, sehingga rambu tidak terlihat
oleh pemakai jalan. Hal ini mengakibatkan rambu tidak berfungsi serta dapat
membahayakan petugas.
Cara yang benar :
Petugas berdiri dibelakang rambu dalam posisi yang aman serta sadar tidak mengganggu
fungsi rambu.
e. Panjang garis serong rubbercone pada lokasi peralihan lajur kurang dari 50 m, hal ini akan
mengejutkan pengemudi karena daerah transisi untuk berpisah lajur sangat pendek.
Cara yang benar :

Spesifikasi Khusus : 12 / 13
Panjang garis serong penempatan rubbercone pada lokasi peralihan lajur, minimal 50 m
(tahap I) dengan jumlah rubbercone minimal 10 Buah dan maximal 100 m (tahap II)
dengan jumlah rubbercone minimal 20 Buah.
f. Kendaraan atau kereta rambu berhenti tidak tepat pada lokasi penempatan rambu,
sehingga untuk pemasangan rambu masih harus dipindahkan (diangkat) oleh petugas. Hal
ini pemasangan tidak praktis serta melelahkan atau karena kendaraan berhenti tidak tepat
maka kemudian kendaraan mundur. Hal ini sangat membahayakan.
Cara yang benar :
Jarak serta lokasi di perkirakan dulu dengan tepat, lalu kendaraan berhenti tepat dilokasi.
g. Arah tanda panah yang tidak benar pada rambu tanda panah.
h. Pemasangan rambu tanda panah tanpa diawali rambu lain.
i. Arah penyempitan yang salah pada rambu penyempitan.
j. Rambu keras/panel dilajur kendaraan, tanpa diawali rubbercone.
k. Urutan pemasangan yang tidak sesuai.

SK.9 LAIN-LAIN

Semua peraturan-peraturan dan pengamanan lalu lintas harus sesuai dengan UUAL No 14
tahun 1992 dan ketentuan di jalan tol yang berlaku.

Spesifikasi Khusus : 13 / 13

Anda mungkin juga menyukai