Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA UNTUK BIOLOGI

Ikatan Kimia, Struktur Molekul, Teori Vsper

Dosen Pengampuh :
Pandu Jati Laksono, M.Pd.

Kelompok 2 :
1. Dea vitaloka : 1830207075
2. Eliya Indah Sari : 1830207082
3. Lili Andriani : 1830207097
4. Messy Azizah Karuniah : 1830207106
5.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT dengan segala Rahmat dan Hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
“KIMIA UNTUK BIOLOGI” dengan tepat waktu.

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Pandu Jati Laksono, M.Pd.
selaku dosen kimia untuk biologi , serta semua pihak yang berperan dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat membantu kami beserta
teman-teman pendidikan kimia dalam memahami dan mempelajari ikatan kimia dan
struktur molekulnya.

Tidak ada gading yang tidak retak, demikian pula makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangaun untuk
pembelajaran penulis kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin

Palembang, 15 juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................
1.2. Rumusan Masalah............................................................................
1.3. Tujuan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ikatan..............................................................................
2.2. Jenis-Jenis Ikatan Kimia..................................................................
2.3. Teori VSEPR....................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2. Saran ..............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali menjumpai materi kimia yang ada di
sekitar kehidupan kita. Misalnya saja air, bensin, solar, gas-gas yang ada di alam
dan masih banyak yang lainnya. Namun dengan berfikiran secara abstrak
memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan penemuan-penemuan mengenai
adanya ikatan di dalam materi tersebut. Misalnya saja mengenai apa saja unsur
yang berikatan, bagaimana ikatan itu terbentuk dan apa saja jenis-jenis ikatan
yang memungkinkan suatu atom berikatan.

Dengan semakin majunya teori atom, teori tentang ikatan kimia ini juga
mengalami perubahan. Saat ini ternyata, bahwa ikatan-ikatan kimia tidak pernah
ada yang murni, artinya tidak ada yang 100 persen kovalen atau 100 persen
elektrovalen. Oleh karena itu, untuk mengetahui konsep teori ikatan kimia dan
lebih memahami konsep teori VSEPR disusunlah makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan permasalahan pada makalah ini adalah dengan adanya ikatan
kimia yang terbentuk pada atom-atom atau pada molekul-molekul, apa saja jenis-
jenis ikatan yang terbentuk dan bagaimana mengetahui struktur suatu molekul.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk lebih memahami Ikatan Kimia secara umum
2. Untuk lebih memahami konsep dan teori VSEPR
3. Untuk memprediksikan struktur molekul berdasarkan teori VSEPER
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ikatan Kimia

Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul.
Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang
menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan
ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk
struktur elektron stabil. Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara
atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua
atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua
elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan
atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8
elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet. Elektron yang berperan   dalam
reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron
valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom lain.

2.2. Jenis-Jenis Ikatan Kimia


Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Ikatan antar atom
a. Ikatan Elektrovalen atau Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh
atom-atom yang berikatan. Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion
positif (kation) sedang atom-atom yang menerima elektron menjadi ion
negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa
yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya
terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur logam
cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur
nonlogam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif .
Contoh: NaCl, MgO, dan lain-lain.
Na + Cl [Na] + [ Cl ]-
Ca + 2 Br [Ca]++ [ Br ]2-
2K + O [K ]2 [ O ]2+
Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga
mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis. Sifat-Sifat
ikatan ionik adalah:
 Senyawa ion berupa elektrolit
 Biasanya zat padat yang memiliki titik leleh yang tinggi
 Tidak larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam pelarut air

b. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian
elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen
biasanya terbentuk dari unsur-unsur nonlogam. Dalam ikatan kovalen,
setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom.
Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat
bersama.

Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak


mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama
dalam ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya.
Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan diri
dengan konfigurasi atom dari yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen
disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan
bentuk dan geometri molekul.

Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada


jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan
tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron.
Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua
pasangan elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3
pasangan elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih
pendek daripada ikatan tunggal. Contohnya yaitu:

Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non
polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai
gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan persekutuannya.
Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara atom-atom
penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif.
Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif
elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil
atau tidak ada.
  Gambar Ikatan Kovalen pada metana
c. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila
pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan
oleh salah satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi
sebagai penerima elektron berpasangan saja.

Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:


 Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
 Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
 Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion,
namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan
yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan
yang cenderung mirip kovalen.

d. Ikatan logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan
logam ini elektron tidak hanya menjadi milik satu atau dua atom saja,
melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam
tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak
bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat
dari elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat
menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada
ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata.
Sifat-sifat umum sebagai berikut:
 Penghantar listrik dan panas yang baik
 Keras, mudah ditempa dan ditarik.
 Titik lebur dan titik didih tinggi
 Mengkristal dengan bilangan koordinasi tinggi, yaitu 12 atau 14 Sifat-
sifat diatas tidak dapat dijelaskan dengan ikatan ion atau kovalen,
hingga ikatan yang khusus, yang disebut ikatan logam.

2. Ikatan Antara Molekul


a. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom
lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari
senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat
dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih
lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.

Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O,
dan F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain
akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan
hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini
dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya.
Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang
dibentuknya
.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa
tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan
semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat
pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap
molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa
dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki
beda keelektronegatifan terbesar.
b. Ikatan Van Der Walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya
tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya- gaya yang
timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini
merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering
dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu,
molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu
muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul
dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain
menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya
Van der Walls.

Gaya tarik Van Der Walls, tersusun dari beberapa gaya tarik antar
molekul. Gaya-gaya tersebut ialah: gaya orientasi (dalam Kiesom, 1912),
gaya induksi ( dalam Debey, 1920), dan gaya dispersi (dalam London,
1930). Bila molekul-molekul yang membentuuk kristal molekuler
mempunyai momen dipol, seperti molekul HCl, H2O, dan NH3, maka akan
terjadi gaya tarik dipol-dipol, apabila molekul-molekul mempunyi
orientasi yang tepat. Gaya yang timbul dusebut gaya orientasi.
Gaya tarik molekul atau atom non polar dengan molekul polar cukup besar
karena adanya induksi kepada molekul atau atom yang non polar. Gaya
tarik yang terjadi disebut gaya induksi.

2.3. Teori VSEPR


Teori tolakan antara pasangan elektron (VSEPR, Valence Shell Electron Pair
Repulsion), merupakan penjabaran sederhana dari rumusan Lewis yang berguna
untuk memprediksikan bentuk molekul poliatom berdasarkan struktur Lewis-nya.
Teori VSEPR pertama kali dikembangkan oleh Nevil Sidgwick dan Herbet Powel
pada tahun 1940, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Ronald Gillespie dan
Ronald Nyholm.

Ide dasar teori VSEPR adalah adanya tolakan antara pasangan elektron sehingga
pasangan elektron tersebut akan menempatkan diri pada posisi sejauh mungkin
dari pasangan elektron lainnya. Posisi pasangan elektron satu dengan yang lain
yang semakin berjauhan akan menyebabkan tolakan antar mereka menjadi
semakin kecil. Pada posisi yang paling jauh yang dapat dicapai, tolakan antar
pasangan elektron menjadi minimal.

Tolakan antar pasangan elektron terjadi antara pasangan elektron non-ikat yang
terlokalisasi pada atom pusat dan elektron ikat secara ikatan koordinasi. Pasangan
elektron non-ikat suatu atom tidak digunakan untuk berikatan dengan atom lain,
sedangkan pasangan elektron ikat digunakan untuk berikatan dengan atom lain
dengan cara pemakaian elektron secara bersama-sama. Teori VSEPR
mengasumsikan bahwa masing-masing molekul akan mencapai geometri tertentu
sehingga tolakan pasangan antar elektron di kulit valensi menjadi minimal.

Karena ikatan kovalen terbentuk dari pemakaian pasangan elektron secara


bersama oleh dua atom yang berikatan, perubahan sudut ikat menyebabkan
perubahan posisi relatf pasangan elektron di sekitar atom pusat. Bila dua elektron
saling mendekat, maka akan terjadi gaya tolak menolak di antara kedua elektron
tersebut. Konsekuensinya, dalam terminologi energi, kedua elektron akan saling
menjauhi. Teori VSEPR, memaparkan prosedur untuk memprediksi bentuk
molekul dengan energi potensial terendah sebagai akibat adanya tolakan pasangan
elektron. Teori VSEPR mengasumsikan bahwa setiap atom akan mencapai bentuk
dengan tolakan antar elektron yang dalam kulit terluar seminimal mungkin.
1. Peranan Ikatan Rangkap Dua dan Rangkap Tiga dalam Teori VSEPR
Senyawa yang mengandung ikatan rangkap dua atau tiga, memainkan peranan
yang penting pada penentuan bentuk molekul suatu senyawa. Geometri di
sekitar atom pusat ditentukan oleh banyaknya tempat ditemukannya pasangan
elektron , bukan ditentukan oleh banyaknya pasangan elektron valensi.

Berdasar struktur Lewis ion karbonat, terdapat empat pasangan elektron pada
atom pusat (atom C). Pasangan elektron tersebut terlokalisasi di tiga tempat,
yaitu di dua ikatan tunggal C-O, dan 1 ikatan rangkap dua C=O. Tolakan antar
pasangan elektron diminimalkan dengan cara mendistribusikan ketiga atom
oksigen ke sudut-sudut segitiga ekuilateral. Berdasarkan hal tersebut dapat
diprediksikan bahwa ion karbonat mengadopsi bentuk molekul segitiga datar

(trigonal planar), seperti pada BF3, dengan sudut ikat 120o.

2. Aturan Elektron Non-ikat Pada Teori VSEPR


Teori VSEPR memprediksikan elektron valensi atom pusat dalam. Karena
elektron non-ikat tidak bisa ditempatkan pada posisi yang akurat, prediksi
bentuk molekul tidak bisa dilakukan secara langsung. Tetapi hasil yang
dikemukakan oleh teori VSEPR dapat digunakan untuk memprediksi posisi
atom pusat dalam molekul. Posisi atom pusat ini ditentukan secara
eksperimental. Keberadaan pasangan elektron non-ikat akan sedikit
mengubah situasi pembentukan geometri molekul senyawa. Tiga tipe tolakan
yang terjadi, adalah:
a. Tolakan antara pasangan elektron ikat dengan pasangan elektron ikat
b. Tolakan antara pasangan elektron ikat dengan pasangan elektron non-ikat
c. Tolakan antara pasangan elektron non-ikat dengan pasangan elektron
non-ikat.
3. Bilangan Sterik
Penentuan bentuk molekul yang diadposi oleh suatu senyawa dapat dilakukan
dengan cara menentukan bilangan sterik (steric number, SN) atom pusat.
Bilangan sterik (SN) didefinisikan sebagai penjumlahan atom yang terikat
pada atom pusat dan jumlah pasangan elektron non-ikat.

Bilangan sterik molekul ditentukan berdasarkan struktur Lewis senyawa yang


bersangkutan. Apabila pada senyawa AB , dengan n adalah atom yang terikat
n
pada atom pusat, tidak terdapat pasangan elektron non-ikat, maka bilangan
sterik atom pusat sama dengan jumlah atom yang terikat pada atom pusat,
yaitu n. SN = +jumlah atom yang terikat pada atom pusat jumlah pasangan
elektron non-ikat pada atom pusat. yaitu n. Ikatan rangkap dua dan tiga dalam
penentuan bilangan sterik dihitung sama dengan ikatan tunggal. Misalnya
pada molekul CO . terdapat dua ikatan rangkap dua dari atom oksigen yang
2
terikat pada atom pusat C, sehingga tidak ada lagi pasangan elektron non-ikat
pada atom C. Maka bilangan sterik CO adalah 2.
2
Teori VSEPR digunakan untuk memprediksi bentuk molekul suatu senyawa
dengan mempertimbangkan:
 jumlah atom yang terikat pada atom pusat
 jumlah pasangan elektron non-ikat
 ikatan rangkap dua dan rangkap tiga.
A Sud Jum Ju Rum Bentuk Molekul Cont
ut lah ml us oh
ikat PEI ah (AXn seny
an (X) PE Em) awa
B
(E
)

Linear 180 2 0 AX2 CO2

Trigonal 120 3 0 AX3 BF3


planar

Planar 2 1 AX2 SO2


huruf V E

Tetrahe 4 0 AX4 CH4


dral

Piramida 3 1 AX3 NH3


trigonal E

Planar 2 2 AX2 H2O


bentuk V E2
Bipiram 5 0 AX5 PCl5
idatrigo
nal

Bipirami 4 1 AX4 SF4


da E
trigonal

Planar 3 2 AX3 ClF3


bentuk T E2

Linear 2 3 AX2 XeF2


E3

Oktahed 90 6 0 AX6 SF6


ral

Piramida 5 1 AX5 BrF5


segiempa E
t

Segiemp 4 2 AX4 X
at datar E2
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Ikatan kimia terjadi karena adanya kecenderunga suatu atom untuk menangkap
atau melepas elektron sehingga mencapai kestabilan. Ikatan kimia secara umum
terbagi menjadi dua yaitu, ikatan antar atom dan ikatan antar molekul. Ikatan antar
atom melibatkan ikatan ion atau ikatan elektrovalen, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi dan ikatan logam. Dan ikatan atar molekul melibatkan ikatan
van der walls dan ikatan hidrogen. Teori VSEPR digunakan untuk memprediksi
bentuk molekul suatu senyawa dengan mempertimbangkan:
 jumlah atom yang terikat pada atom pusat
 jumlah pasangan elektron non-ikat
 ikatan rangkap dua dan rangkap tiga

3.2. Saran

Setelah disusunnya makalah ini semoga semua pihak akan terus belajar meskipun
terbatas usia atau waktu. Adanya ikatan kimia yang hanya dapat diperkirakan
secara abstrak, membuat manusia akan terus belajar dan mensyukuri nikmat Allah
dengan segala ciptaan-Nya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, dan apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan penulis mohon maaf dan kepada Allah kami
mohon ampun.
DAFTAR PUSTAKA

Utomo, M. Pranjoto.2007.Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi. Yogyakarta:


UGM
Sukardjo.1990. Ikatan Kimia. Yogykarta: Rineka Cipta
Surdia, Noer Mansdojoeriah.1993. Ikatan dan Struktur Molekul. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai