PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Oleh
WINARTI NINGSIH
NIM. 10611002991
Skripsi
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I.)
Oleh
WINARTI NINGSIH
NIM. 10611002991
Menyetujui
Ketua Jurusan
Pendidikan Agama Islam Pembimbing
Mengesahkan
Sidang Munaqasyah
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji II
Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
yang lebih indah kiranya penulis ukir pada goresan ini yakni ungkapan puji
syukur kepada Allah SWT yang telah membersihkan hati, menerangi jiwa dan
menganugerahkan cahaya ilmu pengetahuan sehingga diri yang lemah ini mampu
untuk mengukir kata demi kata dalam rangka mewujudkan sebuah karya yang
alam yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah bersusah payah dengan segala
sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada
secara jujur bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud sepenuhnya seperti adanya
sekarang ini, tanpa adanya bimbingan, bantuan, petunjuk dan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan
terima kasih yang teristimewa penulis sampaikan untuk Ayahanda Khaidir (Alm)
dan Ibunda Nurma yang penulis sayangi dan cintai karena telah memelihara,
membesarkan, mendidik dan mendoakan penulis agar berhasil dalam meraih cita-
cita. Hanya Allah SWT yang bisa membalas semua jasa dan kasih sayang
ayahanda dan ibunda berikan kepada ananda, dan sampai kapanpun ananda tidak
akan bisa membalas semua yang telah Ayahanda dan Ibunda berikan. Terkhusus
Rabbal ‘Alamiin. Alhamdulillah do’a dan harapan yang Ayahanda dan Ibunda
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir, M.A., selaku Rektor UIN SUSKA Riau beserta
Purek I, II, dan III yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
2. Dr. Helmiati, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN SUSKA Riau
beserta Pudek I, II, dan III yang telah memberikan rekomendasi kepada
3. Bapak Drs. H. Amri Darwis, M.Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam beserta Bapak Drs. Fitriyadi. M.Ag selaku sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau yang telah
4. Bapak Alwizar, M.Ag, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Suska Pekanbaru selaku
5. Bapak Drs. Mudassir, M.Ag, selaku Penasehat Akademis (PA) yang telah
6. Bapak Dr. Kadar M. Yusuf, M.Ag., serta bapak dan ibu dosen yang telah
bermurah hati dan dengan penuh ikhlas mewariskan ilmu dan pengalamannya
kepada penulis. Semoga amal saleh tersebut mendapat imbalan pahala dari
Allah SWT.
dan Nurhaliza yang telah memberikan do’a, semangat serta motivasi sehingga
diinginkan. Terkhusus buat Mas Ari Syahputra dan keluarga yang juga
8. Sahabat-sahabat kosku (Wika, Ike, Yanti, Nopa, Epa, Doni, Ides dan Imis)
yang telah menemani penulis baik suka maupun duka. Sahabat-sahabatku satu
jurusan (Lastri, Ami, Diana, Zulfiana, Eni, Diana.S, Tina, Adek, Alesta,
Ardiansyah, Wanda dan Wendra), Aisyah, Nena, Kelik, Elid, Nur.M, Tohir,
dorongan serta semangat kepada penulis dalam upaya penyelesaian Skripsi ini
ridho dan balasan yang berlipat ganda dari-Nya. Dan semoga keberadaan Skripsi
Terakhir, dengan tutur ikhlas penulis akui bahwa tulisan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan hati suci dan dengan hati terbuka,
Skripsi ini. Atas kritik-kritik yang diberikan, penulis haturkan ucapan terimakasih,
WINARTI NINGSIH
NIM : 10611002991
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah……
Ya Allah…..lantunan ayat-ayat syukur
Tak henti-hentinya kucurahkan kepada-Mu
Nikmat-nikmat yang senantiasa kurasakan
Hingga saat ini, do’a dan harapanku Engkau
kabulkan Allahuakbar…..Maha Besar Engkau Ya
Allah….
Alhamdulillah.......
Kuterlahir kedunia ini dalam keadaan Islam
Ya Rasulullah…..kubersyukur telah menjadi umatmu
Yang menuntunku dari kegelapan menuju alam yang terang
benderang Dari kebodohan menuju yang berilmu
pengetahuan
Seperti sabdamu “Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga
keliang lahat” Ayah Bunda…..
Terangnya dunia karena kasih dan sayangmu
Didikan yang selalu tercurahkan kepadaku
Tiap waktu…..siang malam…..tak mengenal lelah
Ayah Bunda…..
Betapa mulia perjuanganmu
Tiada engkau ingat pengorbananmu
Tiada engkau harap balasan atas jasa-jasamu
Menjadikanku mengerti makna kehidupan ini
Ayah Bunda…..
Engkau ingin aku berhasil meraih cita-cita
Kini do’a dan harapanmu terwujud
Hanya ucapan “terimakasih” atas semua
pengorbananmu Dan do’a-do’amu yang selalu
ada untukku
Ya Allah sayangi mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil
Bunda…..
Sinar wajahmu bagaikan rembulan yang menerangi
langkahku Do’amu bagai mentari yang menyejukkan
nurani
Betapa besarnya pengorbanan jiwa dan raga untuk membesarkanku
Betapa sucinya cinta kasihmu yang tulus membimbingku
Bunda, engkaulah wanita yang mulia
Engkaulah warisan hidupku, cintamu terangi jalanku
Didalam darah dagingku mengalir do’amu
Engkaulah penyejuk hatiku
Engkaulah harapanku, tanpamu tiadalah arti
Ya Allah….sayangilah dia
Berilah dia perlindungan dan kesehatan
Dan panjangkanlah umur Bundaku
Ayah…..
Terangnya hidup didunia karena kasihmu
Kau selalu hadirkan bahagia
Bagiku kau bagaikan raja, pelindung dari semua badai
Cinta dan sayangmu sesejuk embun sesegar pagi
Untaian pesan engkau sampaikan kepadaku
Do’a dan harapanmu kepadaku kini terwujud
Ayah, kini hanya tinggal namamu
Ku hanya bisa bersimpuh dipusaramu
Maafkan anakmu yang tak sempat bahagiakanmu
Ayah, disaat segalanya telah kurengkuh
Engkau telah pergi untuk selamanya
Ya Allah…..ku memohon pada-Mu
Ampuni segala dosanya
Ya Allah…..aku pinta kepada-Mu
Jadikanlah dia ahli surga-Mu
By: Winarti Ningsih
“wi2n”
ABSTRAK
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis melihat banyak orang yang telah
membuat karya ilmiah bertemakan belajar, akan tetapi pada umumnya mereka
hanya membahas secara umum. Maka untuk mengetahui hakikat belajar lebih
jauh, dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami lebih jauh
tentang hakikat belajar menurut perspektif Al-Qur’an.
Tekhnik pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode tafsir Tematik atau yang dikenal juga dengan nama metode
tafsir Mawdhu’iy.
Langkah-langkah atau cara kerja metode tafsir Mawdhu’iy ini dapat
dirinci sebagai berikut; Menetapkan masalah yang akan dibahas, Menghimpun
ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut, Menyusun runtutan ayat
sesuai dengan masa turunnya, Mengetahui korelasi ayat-ayat tersebut dalam
masing-masing surahnya, Menyusun pembahasan dalam kerangka yang
sempurna, Melengkapi pembahasan dengan hadits yang relevan dengan pokok
bahasan, Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan
cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian yang sama.
Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
hakikat belajar menurut perspektif Al-Qur’an adalah perubahan, yaitu pencarian
dan perolehan ilmu di mana ia mendatangkan pengaruh atau perubahan kepada
sipelajar baik dengan cara bertanya, melihat ataupun mendengar.. Bertambahnya
ilmu sebagai efek dari belajar maka bertambah pula keyakinan kepada Sang
Pencipta.
ABSTRACT
Based on the result of research, the writer found many students wrote
scientist masterpiece wich untilited of study, but they discussed it in general. So to
know the reality of study more it needs furthermore research.
The purpose of this research is to know and understand so far about the
essentials of study according to the perspective of Al-Qur’an.
The technique of the collecting the data in this research is by using
thematic interpretation it is interpretation method which tries to find the answer
about the the essentials of study in Al-Qur’an by collecting the verses of Al-
Qur’an which have the same objective which means talking about a topic or
problem together and carry it based on the chronology and causes of verses down.
As for the steps or the way of thematic interpretation can be detailed as
follows; Specifying the problem which will be discussed, Collecting the verses
which are related to the problem, Arranging the sequence of verses according to
period of it’s down, Knowing the correlation of those verses in its surah,
Arranging the study in the complete framework, Completing the study with the
relevant Hadits, Studying those verses thematically and totally by collecting the
verses containing the same definition.
Based on the analysis the writer did, can be concluded that the essentials
of study according to the perspective of Al -Qur’an is the change, it means that
seeking ang getting science where it delivers the influence of change to the learner
in the way of questioning, seeing or listening. Increasing of science as effect of
learning so his belief will increase to the creator.
ﻣﻠﺨﺺ
ﻣﺴﺘﻨﺪ jإﻟﻰ jﺣﺎﺻﻞ jاﻟﺒﺤﺚ j,رأت jاﻟﺒﺎﺣﺜﺔ jﻛﺜﯿﺮا jﻣﻦ jاﻟﻨﺎس jﯾﻜﺘﺒﻮن jاﻟﺮﺳﺎﻟﺔ jاﻟﻌﻠﻤﯿﺔ jﺗﺢ jاﻟﻤﻮﺿﻮع jﺗﺮﺑﯿﺔ jاﻷﺳﺮة j,وﻟﻜﻨﮭﻢ
ﯾﺒﺤﺜﻮن ﻋﻤﻮﻣﺎ .ﻟﻤﻌﺮﻓﺔ ﺣﻘﯿﻘﺔ اﻟﺘﻌﻠﻢ أﻛﺜﺮ ﺳﻮف ﯾﺤﺘﺎج ﺑﺤﺜﺎ ﺗﺎﻟﯿﺎ.
ﻏﺮض ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻟﻤﻌﺮﻓﺔ و اﻟﻔﮭﻢ ﻛﺜﯿﺮا ﻋﻦ ﺗﺮﺑﯿﺔ اﻷﺳﺮة اﻟﻤﺜﺎﻟﯿﺔ ﻓﻲ ﻣﻨﻈﻮر اﻟﻘﺮآن .ﺗﻘﻨﯿﺔ ﺟﻤﻊ اﻟﺒﯿﺎﻧﺎت ﻓﻲ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﺑﺎﺳﺘﻌﻤﺎل
طﺮﯾﻘﺔ اﻟﺘﻔﺴﯿﺮ اﻟﻤﻮﺿﻮﻋﻲ ﯾﻌﻨﻰ طﺮﻗﺔ اﻟﺘﻔﺴﯿﺮ ﻓﻲ اﻟﺒﺤﺚ ﻋﻦ اﻟﺠﻮاب ﻋﻦ ﺣﻘﯿﻘﺔ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻣﻦ اﻟﻘﺮآن ﺑﻄﺮﯾﻘﺔ اﻟﺠﻤﻊ اﻵﯾﺎت اﻟﻘﺮآﻧﯿﺔ
ﺣﯿﺚ ﻟﮭﺎ ﻗﺼﺪ ﺳﻮاء ﯾﻌﻨﻰ ﯾﺒﺤﺚ ﻣﻮﺿﻮﻋﺎ أو ﻣﺴﺄﻟﺔ ﻣﻌﺎ و ﺣﻤﻠﮭﺎ اﺳﺘﻨﺎدا إﻟﻰ ﺗﺎرﯾﺦ اﻷﺣﺪاث
أو أﺳﺒﺎب ﻧﺰول ﺗﻠﻚ اﻵﯾﺎت.
أﻣﺎ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ إﻟﻰ اﻟﺨﻄﻮات أو طﺮﯾﻘﺔ اﻟﺘﻔﺴﯿﺮ اﻟﻤﻮﺿﻮﻋﻲ ﯾﻤﻜﻦ اﻟﺘﻔﺼﯿﻞ ﻛﻤﺎ ﯾﻠﻲ :ﺗﺜﺒﯿﺖ اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ اﻟﻤﺒﺤﻮﺛﺔ ،ﺟﻤﻊ اﻵﯾﺎت
اﻟﻤﺘﻌﻠﻘﺔ ﺑﺘﻠﻚ اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ،ﺗﺮﺗﯿﺐ ﺳﻠﺴﻠﺔ اﻵﯾﺎت طﺒﻘﺎ ﺑﻔﺘﺮة ﻧﺰوﻟﮭﺎ ،ﻣﻌﺮﻓﺔ ﻋﻼﻗﺔ اﻵﯾﺎت ﻓﻲ ﺳﻮرھﺎ ،ﺗﺮﺗﯿﺐ jاﻟﺒﺤﺚ ﻓﻲ اﻹطﺎر اﻟﻜﺎﻣﻞ،
ﺗﻜﻤﯿﻞ اﻟﺒﺤﺚ ﺑﺎﻷﺣﺎدﯾﺚ اﻟﻤﻨﺎﺳﺒﺔ ،ﺗﻌﻠﻢ ﺗﻠﻚ اﻵﯾﺎت ﻣﻮﺿﻮﻋﯿﺎ و ﻛﻠﯿﺎ ﺑﻄﺮﯾﻘﺔ ﺟﻤﻊ اﻵﯾﺎت اﻟﺘﻲ ﺗﺘﻀﻤﻦ ﺗﻌﺮﯾﻔﺎ jﻣﺘﺴﺎوﯾﺎ.
ﻣﺴﺘﻨﺪ jإﻟﻰ اﻟﺘﺤﻠﯿﻞ اﻟﺬي ﻓﻌﻠﺘﮫ اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ ,ﯾﻤﻜﻦ jاﻻﺳﺘﻨﺒﺎط jأن اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻓﻲ ﻣﻨﻈﻮر jاﻟﻘﺮآن ھﻮاﻟﺘﻐﯿﯿﺮ jﯾﻌﻨﻲ jاﻟﻄﻠﺐ و ﻧﯿﻞ jاﻟﻌﻠﻮم
ﺣﯿﺚ ﯾﺘﻲ اﻟﺘﺄﺛﯿﺮ أو اﻟﺘﻐﯿﯿﺮ jإﻟﻰ اﻟﻤﺘﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺣﯿﺚ طﺮﯾﻘﺔ اﻟﺴﺆال و اﻟﻨﻈﺮة و اﻟﺴﻤﻊ .زﯾﺎدة اﻟﻌﻠﻮم ﻣﻦ ﺗﺄﺛﯿﺮ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﺳﻮف ﯾﺰﯾﺪ اﻋﺘﻘﺎده
إﻟﻰ اﻟﺨﺎﻟﻖ.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
PENGHARGAAN
PERSEMBAHAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI
PEDOMAN TRANSLITERASI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………….. 1
B. Penegasan Istilah……………………………………. 10
C. Permasalahan………………………………………... 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………... 12
E. Tinjauan Kepustakaan…….……………………….... 13
F. Sistematika Penulisan……………………………….. 17
BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG BELAJAR..……… 19
A. Pengertian Belajar………………………………….. 19
B. Arti Penting Belajar Bagi Manusia….……………… 25
BAB III METODE PENELITIAN……………….……………. 33
A. Sumber Data……………………….……………… 33
B. Tekhnik Pengumpulan Data.……….……………… 34
C. Tekhnik Analisis Data.…….……….……………… 34
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA……………….. 38
BAB V PENUTUP……………………………………………… 81
A. Kesimpulan…………………………………………. 81
B. Saran………………………………………………... 83
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan. Oleh sebab itu, melalui berbagai media massa, terlihat beberapa
pendidikan.
harus memahami bahwa sejak manusia itu ada, sebenarnya sudah ada
1
pendidikan.
1
2
dilihat dari dua sisi. Pertama, aspek eksternal manusia yang akan dididik.
Upaya penyampaian konsep atau ide kepada orang lain atau masyarakat
yang belum tahu berubah menjadi tahu. Kedua, aspek internal manusia
yang akan dididik. Manusia adalah alam kecil (mikrokosmos) yang penuh
bagaikan perut bumi yang penuh dengan barang tambang, seperti emas,
perak, intan, dan berlian. Kekayaan terpendam itu belum berguna sebelum
3
pengembangan potensi.
dalam keadaan kosong, tak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Allah SWT
berfirman :
Allah itu dia dapat mengembangkan potensinya, sehingga dia juga dapat
Begitu juga dengan ilmu pengetahuannya itu pula, dia dapat melakukan
potensi manusia untuk dirinya sendiri dan masyarakatnya. Atas dasar ini,
yaitu telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan hati untuk berfikir.
dengan belajar.
5
ilmu pengetahuan.
secara lebih tegas, dapat dilihat pada surat yang pertama kali turun yaitu
aktivitas belajar yang mesti berangkat dari nama Tuhan yang telah
Kata ْ(آَﺮْ ﻗَإIqra’) diambil dari kata kerja َ◌َآَ َﺮﻗyangpada mulanya berarti
mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula
harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Karena dalam kamus-
kamus ditemukan aneka ragam arti dari kata tersebut. Antara lain:
gejala alamiah yang diciptakan Tuhan dalam alam semesta ini. Sekaligus
8
menganalisis untuk sampai pada kemampuan “membaca”.
masih kecil, di mana potensi belajar pada periode itu sangat tinggi sekali,
akan mampu mempelajari agama dan ilmu pengetahuan lain secara lebih
9
maupun di akhirat.
usaha dan pertolongan Allah, akal dan qalbu, pikir dan zikir, iman dan
ilmu. Akal tanpa qalbu menjadikan manusia seperti syetan. Iman tanpa
ilmu sama dengan pelita ditangan bayi, sedangkan ilmu tanpa iman
guru pertama bagi manusia. Segala potensi yang dimiliki manusia sebagai
jalan untuk mengetahui segala sesuatu, baik berupa isyarat yang jelas
dasar manusia belajar (menuntut ilmu) tidak luput dari unsur wahyu
belajar. Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 43, Allah menyuruh orang
Islam bertanya jika tidak tahu. Ini dapat diartikan sebagai suruhan belajar.
agama tidak akan hidup tanpa ilmu. Mempelajari segala macam ilmu
efek dari belajar maka bertambah pula keyakinan kepada Sang Pencipta
10
sambil berusaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang
11
perubahan.
ilmu yang dituntut, yang dicari tidak hanya ilmu agama, tetapi semua ilmu
yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia baik di dunia ini
12
ilmu.
berkaitan dengan belajar menggunakan kata kunci yaitu ََ َس َرد, ﱠﻢﻠَﻋ,dan
khususnya.
B. Penegasan Istilah
yang menjadi pokok, kebenaran atau intisari dari suatu objek yang menjadi
13
kajian.
14
bahan kajian.
d. Al-Qur’an, kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan
15
sekitarnya.
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
permasalahan belajar.
2. Batasan Masalah
3. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
sebagai salah satu masukan bagi penulis selaku calon guru yang
E. Tinjauan Kepustakaan
Dia berpendapat, bahwa manusia telah dibekali oleh Allah dengan fitrah
16
memakmurkannya.
niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi
17
ciptaan Allah.
Dan di dalam buku yang ditulis oleh Ahmad Tafsir yang berjudul
akliah dimiliki oleh Muslim dapat diketahui dari ayat-ayat Al-Qur’an serta
hadits Nabi Muhammad SAW. Ayat dan hadits itu biasanya diungkapkan
dalam bentuk perintah agar belajar atau perintah menggunakan indera dan
20
dimiliki orang Islam, pentingnya berfikir, dan pentingnya belajar.
belajar. Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 43, Allah menyuruh orang
Islam bertanya jika tidak tahu. Ini dapat diartikan sebagai suruhan belajar.
22
orang yang tidak memiliki ilmu.
berpikir dan menganalisis gejala alam yang dilandasi dengan zikir kepada
kedewasaan.
dengan ridha Allah, sehingga orang yang bersyukur adalah tipikal yang
23
dengan memberikan contoh-contoh praktis dan dengan lisan.
dengan menyandarkan diri kepada Allah, maka proses dan hasil berpikir
24
itu menjadi bernilai.
25
yang akan diterimanya.
F. Sistematika Penulisan
penulisan.
BAB II
dalam belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk
1
lingkungannya.
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha
Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset
manusia itu.
2
baik dengan cara bertanya, melihat ataupun mendengar.
3
jelas.
Arab disebut َ ََس َرد, ﱠﻢﻠَ َﻌﺗ,dan َ َﺮ َﻛذ.Seperti yang telah dijelaskan pada bab
yang digunakan Al-Qur’an yang berkonotasi belajar, yaitu َ َ َس َرد, ﱠﻢﻠَ َﻌﺗ,dan
َ َﺮﻛَذ.Kata َ ﱠﻢﻠَ َﻌﺗberasal dari kata َ ِﻢﻠَﻋyang berarti “mengetahui”. Di dalam kitab
4
benar.
kedua berarti melatih, yang ketiga berarti mempelajari dan yang keempat
5
berarti biji gandum.
6
dilakukannya membaca dan menghafal.
mempelajari, ingat serta yang lain, sesuai dengan perubahan bentuk kata
8
dasar itu.
9
pengetahuan. Kedua diartikan dengan hadirnya sesuatu dalam hati.
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku atau
10
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan
11
perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui
12
praktek atau latihan.
diantaranya:
saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia
nilai.
yang relatif permanen dalam bentuk tingkah laku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman.
laku yang relatif permanen atau perubahan kemampuan sebagai hasil dari
stabil yang terjadi pada tingkah laku individu yang berinteraksi dengan
lingkungan.
12 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, hlm. 126-
127.
7
pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
13
masalah-masalah yang kini dan yang akan datang.
kecakapan baru,
manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran, tidak
menjadi lebih baik. Karena belajar atau menuntut ilmu merupakan sesuatu
yang sangat penting dan merupakan kewajiban setiap muslim, dan hal
13 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, hlm. 236-
237.
8
menulis salah satu judul subbab dalam kitabnya itu dengan menggunakan
Al-Bukhari bahwa belajar itu penting. Imam Al-Ghazali lebih tegas dalam
hal ini; ia berpendapat bahwa belajar itu wajib bagi setiap Muslim. Jadi,
14
adalah salah satu ciri akal yang berkembang baik.
Allah untuk “bertanya” kepada orang yang tahu, maka ia tidak boleh
bersikap masa bodoh atau tidak mau menerangkan kepada orang yang
membutuhkan ilmunya.
ciptaan Allah. Ayat ini merupakan dorongan dari Tuhan dan perintah
kepada-Nya.
hanyalah merupakan contoh saja, sebab pada zaman Nabi itu di negeri
dengan niat yang baik. Dan ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu
duniawi dan ukhrawi. Walhasil kalau setiap orang Islam mau belajar dan
17
bodoh dan mudah dipermainkan.
bisa pula terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang
18
bahkan menghancurkan kehidupan orang tersebut.
ayat 11 :
kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga bermanfaat bagi kehidupan
20
orang banyak di samping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu sendiri.
tiga macam yaitu orang yang bersedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat,
21
dan anak shaleh yang selalu mendo’akan kepada kedua orang tuanya.”
sejak dari buaian sampai masuk kubur, dan dimana saja meski ke negeri
Cina sekalipun. Sehingga banyak buku salinan bahasa asing dan dipelajari
22
ilmu yang berasal dari bangsa lain.
“Mencari ilmu,” kata beliau “diwajibkan bagi setiap orang, baik laki-laki
lahad).” Artinya ialah ilmu wajib dituntut, dicari oleh setiap orang, selama
hayat dikandung badan di mana pun ilmu itu berada,” karena orang yang
pengetahuan untuk membedakan apa yang terlarang dan apa yang yang
tidak.
benda, dan hal ini merupakan kemampuan alamiah bagi akal, sehingga
keadaan yang sebenarnya. Tanpa ilmu orang itu tidak akan mengetahui
jalan yang benar, dan akan mengalami kesesatan. Justru itu tidak cukup
23
ilmu yang dimiliki.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam, yakni data
primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah Al-
Sedangkan data sekundernya adalah karya tulis yang penulis himpun dari
32
2
Al-Qur’an serta karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para ahli yang
penulis teliti.
atau judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa turunnya selaras
darinya.
3
Dalam hal ini, tentu yang berhubungan dengan kajian yang penulis teliti
padanannya dalam Al-Qur’an. Kata kunci yang penulis teliti yaitu َ ﱠﻢﻠَ َﻌﺗ,
َ َس َرد,dan َ ﱠﺮ َﻛ َﺬﺗ.
telah ditetapkan. Ayat-ayat yang didapat berasal dari kata kunci yang
digunakan.
masing suratnya.
1
cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian yang sama.
merumuskan tema yang akan dibahas, dalam masalah ini adalah “belajar”
dengan kata kunci ta’allama, darasa, dan tazakkara. Berdasarkan pada kata
pengumpulan data yaitu data yang bersifat primer dan data sekunder seperti
yang telah dijelaskan di atas. Data primernya adalah kitab Al-Qur’an (ayat-
penulis teliti.
1
BAB IV
Di dalam bahasa Arab, terdapat konotasi tentang belajar yaitu َ ﱠﻢﻠَ َﻌﺗ,
َ َس َرد,dan َ ﱠﺮ َﻛ َﺬﺗ.Kata َ ﱠﻢﻠَ َﻌﺗsecara harfiah berarti menerima ilmu sebagai akibat
atau bekas suatu pengajaran. Dalam arti lain artinya terdidik. Kata
Qur’an yang dipakai adalah kata kerja dari masing-masing kata tersebut
1. Kata َ ﱠﻢﻠَﻋterdapat dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 31, 32,102, 129, 151,
251, 282, surat Al-‘Imran (3) ayat, surat An-Nisaa’ (4) ayat 113, surat
Al-Maidah (5) ayat 4, 110, surat Al-An’am ayat 73 dan 91, surat Yusuf
(12) ayat 6, 21, 37, 68, dan 101, surat An-Nahl (16) ayat 103, surat Al-
Kahfi (18) ayat 65, 66, surat Thahaa (20) ayat 71, surat Al-Anbiya’
(21) ayat 80, surat Asy-Syu’ara (26) ayat 49, surat An-Naml (27) ayat
16, surat Yasiin (36) ayat 69, surat Al-Hujurat (49) ayat 16,
1
Adib Bisri, AL-BISRI Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif,
1999, hlm. 518-22.
37
2
surat An-Najm (53) ayat 5, surat Ar-Rahman (55) ayat 2, surat Al-
2. Kata َ َس َردterdapat dalam surat Al-‘Imran (3) ayat 79, Al-An’am (6) ayat
105, 156, surat Al-A’raf (7) ayat 169, surat Saba’ (34) ayat 44, dan
3. Kata َ ﱠﺮ َﻛذterdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 221 dan 269, surat Ali
‘Imran ayat 7, surat Al-An’am ayat 80 dan 126, surat Al-A’raf ayat 3,
57 dan 130, surat Al-Anfal ayat 57, surat At-Taubah ayat 126, surat
Yunus ayat 3, surat Hud ayat 24 dan 30, surat Ar-Ra’d ayat 19, surat
Ibrahim ayat 52, surat An-Nahl ayat 13, 17, 43, dan 90, surat Al-
Furqan ayat 50 dan 62, surat Al-Qasas ayat 51, surat Az-Zumar ayat 9
dan 27, surat Gafir/Al-Mukmin ayat 13, surat Ad-Dukhan ayat 58, surat
yaitu surat Al-Baqarah (2) ayat 31, surat Ar-Rahman (55) ayat 2, dan surat
2
Al-‘Alaq (96) ayat 4-5.
semuanya berjumlah 38 ayat, yang tersebar pada 17 surat, yaitu surat Al-
Baqarah (2) ayat 31, 32,102, 129, 151, 251, 282, surat Al-‘Imran (3) ayat,
surat An-Nisaa’ (4) ayat 113, surat Al-Maidah (5) ayat 4, 110, surat Al-
An’am ayat 73 dan 91, surat Yusuf (12) ayat 6, 21, 37, 68, dan 101, surat
An-Nahl (16) ayat 103, surat Al-Kahfi (18) ayat 65, 66, surat Thahaa (20)
ayat 71, surat Al-Anbiya’ (21) ayat 80, surat Asy-Syu’ara (26) ayat 49,
surat An-Naml (27) ayat 16, surat Yasiin (36) ayat 69, surat Al-Hujurat
(49) ayat 16, surat An-Najm (53) ayat 5, surat Ar-Rahman (55) ayat 2,
3
surat Al-Mujadalah (58) ayat 11, dan surat Al-Jumu’ah (62) ayat 2.
surat di atas ada beberapa surat yang akan dibahas yaitu surat Al-Baqarah
ayat 31, Al-Baqarah ayat 102, Thaha ayat 114, dan Al-‘Alaq ayat 4-5.
pada umumnya orang pandai itu mendapat tempat yang terhormat di hati
mereka.
Nabi Adam nama-nama benda seluruhnya. Kata َ ﱠﻢﻠَﻋpada ayat di atas berarti
5
dengan mengucapkannya dalam hati.
belajar dari Allah dengan mendengarkan apa yang diucapkan Allah, lalu
Adam meniru ucapan itu dalam hatinya. Allah SWT telah mengajari Nabi
6
tersebut.
7
ilmu pengetahuan, berusaha agar dapat terampil mengerjakan sesuatu.
Dan hal itu diperoleh dengan mempelajari sesuatu yang telah diajarkan.
diketahui atau dari tidak tahu menjadi tahu melalui suatu pengajaran.
9
perubahan.
orang muslim dalam menuju ke arah iman yang sempurna itu dan Islam
dari belajar/kegiatan menulis dan berpikir. Kata “Iqra’” di atas tidak boleh
diartikan secara letterlijk dengan hanya membaca saja, ketiganya itu saling
karena justru kelebihan manusia itu terletak pada akal pikiran itu jika
10
dibandingkan dengan makhluk-makhluk Allah yang lainnya.
Artinya: “Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar -benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah
11
kepadaku ilmu pengetahuan”.
ﺎ ً ْﻤﻠﻰِﻋ ْﻧ ِد ﱢزبﱠ رartinya “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
12
perolehan ilmu di mana ia mendatangkan pengaruh kepada sipelajar.
13
Mu.
bahwa dahulu apabila Jibril turun membawa wahyu, Nabi saw. meletihkan
14
gesa (membaca) Al-Qur’an”.
Muhammad saw., dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat
demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat Nabi
itu. Dan pada ayat tersebut yang belajar adalah Nabi Muhammad. Dalam
ciptaan Allah. Ayat ini merupakan dorongan dari Tuhan dan perintah
16
macam bahasa yang dipergunakan oleh bangsa-bangsa di dunia.
15
16
dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka
mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi
manfaat”.17
Kata َن ْ ُﻮ ﱠﻤﻠَ َﻌﺘَﯾberasaldari kata َ ﱠﻢﻠَ َﻌﺗdalam bentuk fi’il madhi,
sedangkan kata َjن ْ ُﻮ ﱠﻤﻠَ َﻌﺘَﯾdalambentuk fi’il mudhari’ artinya ialah belajar atau
ditemukan dua kali ungkapan Allah dengan kata َjن ْ ُﻮ ﱠﻤﻠَ َﻌﺘَﯾdanitupun hanya
dalam satu ayat saja, yaitu dalam surat Al-Baqarah ayat 102, seperti yang
demikian, dapat dipahami, bahwa orang yang belajar adalah orang yang
mendapatkan pengetahuan.
angin.
hal di dalam Taurat kepada Nabi saw.. Tidak satu pun pertanyaan yang
Ketika melihat kondisi yang demikian, mereka berkata, “Orang ini lebih
Artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh oleh setan-setan
18
itu mengerjakan sihir)…”(al-Baqarah: 102)
Al-‘Imran (3) ayat 79, surat Al-An’am (6) ayat 105 dan 156, surat Al-A’raf
(7) ayat 169, surat Saba’ (34) ayat 44, dan terakhir surat Al-Qalam (68)
ayat 37.
Adapun surat yang akan dibahas adalah surat Al-‘Imran (3) ayat
79, Al-An’am (6) ayat 105, dan surat Saba’ (34) ayat 44.
telah diberikan oleh Allah Alkitab, hikmah, dan kenabian … setelah kamu
Islam?”. Maksudnya, tidaklah layak bagi seorang Nabi dan seorang Rasul
seorang Nabi atau Rasul. Kemudian firman Allah Ta’ala, “Namun Dia
dan amal ilmiah dan kenabian, yakni informasi yang diyakini bersumber
Tidak! Tetapi Dia akan mengajak dan berkata, “Hendaklah kamu menjadi
21
terus-menerus mempelajarinya.”
22
yang dibaca.
Ibnu Abbas, dia berkata, “Abu Rafi’ al-Qarzhi berkata, “Ketika para
“Na’udz billah (Kami berlindung kepada Allah dari hal itu).” Maka Allah
23
(Ali ‘Imran ayat 79-80).
ayat 79 adalah benar. Yaitu, para rabbani yang selalu mengajarkan al-
Artinya: “Demikianlah kami mengulang-ulangi ayat-ayat kami supaya
(orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang
musyrik mengatakan: "Kamu Telah mempelajari ayat-ayat itu (dari ahli
Kitab)", dan supaya kami menjelaskan Al Quran itu kepada orang-orang
yang Mengetahui”.24
Ada juga yang membaca ْ(تَ َﺮ َﺳدdasarat) berarti itu kuno, lama, berita
25
lama.
“telah belajar” kepada orang sebelum kamu dari kalangan Ahli Kitab dan
pembaca kitab. Kamu itu belajar dari mereka. Kemudian firman Allah
26
kebatilan, kemudian mereka menjauhinya.
ayat, yakni bukti-bukti Kami baik yang terhampar di alam raya maupun
ayat-ayat itu dari Ahl al-Kitab atau siapa pun sehingga sekali-kali ia bukan
wahyu dari Tuhan, dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur’an itu kepada
27
apa pun.
29
untuk memahami, yakni mempelajari dengan tekun.
memperoleh ilmu.
saat mereka mendengar ayat-ayat Allah dari lisan Rasulullah saw., Mereka
menyifati Al-Qur’An sebagai sihir yang nyata. “Dan Kami tidak pernah
sebelum Al-Qur’an dan Dia tidak mengutus kepada mereka seorang nabi
sebelum Muhammad saw. Mereka berhasrat ada nabi yang diutus dari
kalangan mereka. Akan tetapi, tatkala Allah mengutus Nabi saw. kepada
30
mereka, mereka malah mendustakannya.
baik yang tertulis (Al-Qur’an), maupun yang tidak tertulis (alam raya),
dipelajari, yang demikian luas dan menyeluruh itu, tidak dapat diraih
telah mencapai puncak segala puncak, masih tetap juga diperintah untuk
pengetahuan.
yang tersebar dalam 18 surat: yaitu pada surat Al-Baqarah ayat 221 dan
269, surat Ali ‘Imran ayat 7, surat Al-An’am ayat 80 dan 126, surat Al-
A’raf ayat 3, 57 dan 130, surat Al-Anfal ayat 57, surat At-Taubah ayat 126,
surat Yunus ayat 3, surat Hud ayat 24 dan 30, surat Ar-Ra’d ayat 19, surat
Ibrahim ayat 52, surat An-Nahl ayat 13, 17, 43, dan 90, surat Al-Furqan
ayat 50 dan 62, surat Al-Qasas ayat 51, surat Az-Zumar ayat 9 dan 27,
surat Gafir/Al-Mukmin ayat 13, surat Ad-Dukhan ayat 58, surat Al-
diantaranya surat Al-An’am ayat 126, Ar-Ra’d ayat 19, An-Nahl ayat 43,
Jadi ayat ini termasuk perintah untuk mempelajari segala sesuatu yang
diciptakan-Nya. Ayat ini menyatakan bahwa Dan inilah jalan lebar yang
disediakan negeri aman, yakni surga yang penuh kedamaian, yang berada
pada sisi Tuhan Pemelihara dan Pelimpah karunia buat mereka serta
disebabkan, yakni sebagai ganti apa , yakni amal-amal saleh yang selalu
32
mereka kerjakan.
pelajaran, hal itu merupakan hakikat belajar. Seperti yang telah dijelaskan
33
ataupun mendengar.
arti para pemuka agama Yahudi dan Nasrani. Mereka adalah orang-orang
diutus Allah. Mereka wajar ditanyai karena mereka tidak dapat dituduh
Rasul, mereka akui. Ada juga yang memahami istilah ini dalam arti
dalam ayat ini mereka digelari ahl adz-Dzikr menyangkut apa yang tidak
35
kemaslahatan seluruh manusia.
mempelajari sesuatu kepada orang yang lebih tahu sehingga menjadi tahu
dan paham. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa hakikat belajar
36
dengan cara bertanya, melihat ataupun mendengar.
kekhusyuan dan berharap ini sama dengan orang yang menjadikan saingan
untuk Allah agar dia dapat berbuat kesesatan dari jalan Allah?
Maksudnya, yang mengetahui perbedaan antara ini dan itu adalah orang
38
yang mempunyai akal pikiran.
akan menjadi tahu tentang sesuatu hal setelah menerima pelajaran tersebut
39
pengetahuan.
Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari al-Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas
dengan Ibnu Mas’ud, Ammar bin Yasir, Salim, pelayan Abu Hudzaifah.”
40
berkenaan dengan Ammar bin Yasir.”
memiliki redaksi dan kandungan yang sama yaitu terdapat pada surat Ar-
Ra’d ayat 19 :
adakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari
dan yang diibaratkan dengan air atau logam murni itu? Pastilah tidak
mata kepala sehingga dapat dijangkau oleh siapa pun, walau hanya
seseorang menolak hakikat yang sangat jelas yang ditawarkan oleh ajaran
42
mengetahui”.
Jadi jelaslah maksud surat Az-Zumar ayat 9 dan surat Ar-Ra’d ayat
hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran dari
sesuai dengan makna dari hakikat belajar yaitu proses perubahan perilaku
43
berkat pengalaman dan latihan.
yang terakhir ini berkait pula dengan tiga prinsip sebelumnya. Dan
Prinsip artinya asas atau dasar yang dijadikan pokok, jadi prinsip
belajar.
mengarahkan manusia kepada tauhid. Atau dengan kata lain, belajar mesti
yang padu?” yakni, dari satu bongkahan yang menyatu. Kemudian Dia
memisahkan bumi dari langit, lalu Dia menjadikan langit dan bumi
Firman Allah Ta’ala, “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup,” yakni pangkal bagi setiap yang hidup. “Dan Kami telah
sehingga bumi tidak bergoyang dan bergerak termasuk manusia yang ada
sebab tiga perempat bumi itu digenangi air, lalu air diterpa oleh sinar
matahari dan udara sehingga penghuni bumi dapat melihat langit dan tanda
45
kekuasaan yang cemerlang, hikmah, serta aneka dalil yang ada di langit.
segala makhluk hidup berasal dari air dan di bumi terdapat gunung yang
goyah.
secara lebih tegas, dapat dilihat dalam surat yang pertama turun, yaitu :
belajar mesti berangkat dari nama Tuhan yang telah menciptakan segala
sesuatu. Iqra’ atau perintah membaca, adalah kata pertama dari wahyu
pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Perintah ini tidak hanya
47
duniawi dan ukhrawi.
sekedar melakukan bacaan dengan ikhlas, tetapi juga antara lain memilih
48
keikhlasan serta kepandaian memilih bahan-bahan bacaan yang tepat.
ada dalam diri manusia dari segi fisiknya menghasilkan sains seperti ilmu
kedokteran dan ilmu tentang raga, dan dari segi tingkah lakunya
sesungguhnya ilmu itu pada hakekatnya milik Allah, dan harus diabadikan
ayat pertama surat al-‘Alaq ini terkait erat dengan obyek, sasaran dan
49
tujuan pendidikan.
menegaskan :
Pada ayat tersebut terlihat bahwa orang yang berakal (Ulul al-Bab)
adalah orang yang melakukan dua hal yaitu tazakkur yakni mengingat
penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam akan membawa
a. Prinsip Motivasi
52
mencapai tujuan yang dikehendakinya.
11 :
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
53
kamu kerjakan”.
Ayat tersebut mengandung motivasi kuat bagi orang-orang yang
b. Prinsip Ulangan
dari belajar akan tahan lama apabila kegiatan belajar tersebut sering
dilakukan. Hal ini penting untuk melatih daya ingatan, sehingga apa yang
dipelajari seseorang itu akan selalu ingat. Firman Allah dalam Surat Al-
Isra’ ayat 41 :
dilakukan agar manusia selalu ingat, begitu juga dengan belajar bahwa
c. Prinsip Perhatian
aktivitas kesadaran itu harus terpusat kepada apa yang dipelajari. Orang
Qur’an, maka orang lain wajib mendengarkan bacaan itu dengan tenang
dan penuh perhatian. Artinya aktivitas kesadaran orang itu hanya terpusat
kepada bacaan Al-Qur’an itu saja. Ayat ini telah menjelaskan dengan
tegas, bahwa rahmat atau pelajaran akan diperoleh apabila ada perhatian
d. Prinsip Peragaan
e. Prinsip Aktivitas
menjadi dua, yaitu aktivitas jasmani dan aktivitas rohani. Aktivitas jasmani
Allah SWT telah menegaskan bahwa, belajar yang baik itu ialah
58
Al-Qur’an. Surat Al-‘Imran ayat 137.
36
manusia, yaitu wahyu dan alam. Artinya, Allah menurunkan wahyu dan
Maha Benar. Pada ayat diatas yang dijadikan sumber belajar adalah Al-
bahwa Al-Qur’an (wahyu) adalah sumber belajar juga terdapat dalam surat
Artinya: “Dan Demikianlah kami menurunkan Al Quran dalam bahasa
Arab, dan kami Telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya
sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran
60
itu menimbulkan pengajaran bagi mereka”.
Allah Ta’ala berfirman, Tatkala keadaan hari akhirat dan
pembalasan dengan kebaikan dan keburukkan itu pasti terjadi, maka Kami
dalam bahasa Arab yang jelas dan beragam resmi. Tidak ada kekeliruan
61
perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah.
Artinya: “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud
apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-
pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada
manusia? dan banyak di antara manusia yang Telah ditetapkan azab
atasnya. dan barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun
yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia
63
kehendaki”.
Ayat-ayat diatas memotivasi manusia agar mempelajari Al-Qur’an
yang ampuh dalam mengangkat harkat dan martabat manusia. Hal ini
peluang yang menjanjikan masa depan, penuh percaya diri, dan tidak
Oleh karena itu yang paling tinggi dan paling utama dalam dunia
masyarakat. Ilmu adalah satu mata pelajaran dalam arti sesuatu yang
sesuatu, sehingga manusia itu dapat mengambil faedah dari ilmu dan
secara lebih tegas, dapat dilihat pada surat yang pertama kali turun yaitu
aktivitas belajar yang mesti berangkat dari nama Tuhan yang telah
gejala alamiah yang diciptakan Tuhan dalam alam semesta ini. Sekaligus
65
menganalisis untuk sampai pada kemampuan “membaca”.
masih kecil, dimana potensi belajar pada periode itu sangat tinggi sekali,
akan mampu mempelajari agama dan ilmu pengetahuan lain secara lebih
66
maupun di akhirat.
usaha dan pertolongan Allah, akal dan qalbu, pikir dan zikir, iman dan
ilmu. Akal tanpa qalbu menjadikan manusia seperti syetan. Iman tanpa
ilmu sama dengan pelita ditangan bayi, sedangkan ilmu tanpa iman
guru pertama bagi manusia. Segala potensi yang dimiliki manusia sebagai
jalan untuk mengetahui segala sesuatu, baik berupa isyarat yang jelas
dasar manusia belajar (menuntut ilmu) tidak luput dari unsur wahyu
hanyalah merupakan contoh saja, sebab pada zaman Nabi itu di negeri
44
dengan niat yang baik. Dan ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu
duniawi dan ukhrawi. Walhasil kalau setiap orang Islam mau belajar dan
67
bodoh dan mudah dipermainkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
digunakan Al-Qur’an yang berkonotasi belajar, yaitu َ َ َس َرد, ﱠﻢﻠَ َﻌﺗ,dan َ َﺮ َﻛذ. Kata َ
ﱠﻢﻠَ َﻌﺗberasal dari kata َ ِﻢﻠَﻋyang berarti “mengetahui”, kata َ َس َردyang berarti
80
2
pengetahuan. Hal itu dilakukan dengan cara belajar. Banyak ayat yang
mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik dibumi
terkandung didalamnya.
dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik
Allah, karena justru kelebihan manusia itu terletak pada akal pikiran itu
tujuan yang jelas. Belajar mesti berangkat dari keimanan dan berorientasi
tunduk dan patuh kepada Sang Khaliq, mempelajari segala macam ilmu
efek dari belajar maka bertambah pula keyakinan kepada Sang Pencipta
B. Saran
yaitu sebagai makhluk yang dianugerahkan akal oleh Allah SWT untuk
Belajar tidak hanya proses pencarian ilmu saja, tetapi belajar mestinya
kita pelajari adalah ilmu yang bermanfaat, bukan ilmu yang justru akan
4
usia, bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja kita berada.
untuk bisa meneliti lebih lanjut hakikat belajar menurut perspektif Al-
Abdur Rahmah Shalih Abdullah, Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut Al-
Qur’an Serta Implementasinya, Bandung: CV Diponegoro, 1991
Achmad Baiquni, Al- Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Teknologi, Jakarta: Dana
Bhakti Waqaf, 1994
Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 3, Kuala Lumpur:
Victory Agencie, 1988
----------, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS, Jakarta:
Bumi Aksara, 1991
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2006
Toto Tasmara, Menuju Muslim Kaffah Menggali Potensi Diri, Jakarta: Bina
Insani, 2000
Wawu W -
Ha’ H -
Hamzah ‘ (‘) tetapi tidak digunakan
untuk hamzah diawal kata
Ya’ Y -
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Pendidikan Penulis :
4. Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN
Suska Riau) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Konsentrasi Al-
Qur’an Hadits, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (2006-2011). Melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) didesa Pulau Kijang Kec. Baserah Kab. Kuansing
(Juli-Agustus 2009). Dan Program Praktek Lapangan (PPL) di SMPN 4
Tambang Desa Tarai Bangun Kab. Kampar (Oktober-Desember 2009).
Penulis menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dengan judul skripsi “Hakikat
Belajar Menurut Perspektif Al-Qur’an”, dengan predikat sangat memuaskan.
Tamat pada tanggal 10 Mei 2011.