Anda di halaman 1dari 20

A.

Judul
Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
B. Tujuan
1. Memahami prinsip reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
2. Memahami perbedaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm melalui percobaan
C. Dasar Teori

Menurut Chang (2004: 162), termokimia adalah bagian dari pembahasan yang
lebih luas dan disebut termodinamika (thermodynamics) yaitu ilmu yang mempelajari
perubahan antar kalor dan bentuk-bentuk energi lain. Hukum-hukum termodinamika
menyediakan panduan yang berguna untuk pemahaman energitika dan arah proses.
Dalam termodinamika perubahan-perubahan keadaan sistem (state a system)
didefinisikan sebagai nilai-nilai semua sifat makroskopis yang relevan seperti susunan,
energy, suhu, tekanan dan volume.

Hukum termodinamika I disebut juga hukum kekekalan tenaga. Isi hukum


tersebut ialah :

“Tenaga tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, dengan kata lain bila suatu tenaga
hilang akan timbul tenaga dalam bentuk lain yang jumlahnya sama”

Sistem dalam Sistem dalam


q
Keadaan I Keadaan II

E1 E2

∆ E+ w=q

∆ E=q−w

∆ E=E 2 – E1

Dengan, ∆E = kenaikan tenaga dalam, q = panas yang diterima, dan w = kerja yang
dilakukan. ∆E hanya tergantung keadaan awal dan akhir sistem, tetapi q dan w
tergantung dari jenis perubahan yang terjadi (Sukardjo, 2002: 33).

1
Sistem adalah bagian dari alam yang menjadi pusat perhatian. Lingkungan
adalah bagian dari alam semesta yang berada di luar sistem. Sebagai contoh, sejumlah
larutan NaOH dalam tabung reaksi. Larutan NaOH merupakan sistem, di luar NaOH,
misalnya udara di permukaan larutan dan tabung reaksi sebagai wadahnya merupakan
lingkungan. Sistem dan lingkungan dapat terjadi interaksi yaitu berupa pertukaran materi
atau energi.

Hukum kekekalan energy dalam prespektif makhluk, energi tidak dapat


dipisahkan atau dimusnahkan. Energi hanya mengalami perubahan dari satu bentuk
energy menjadi bentuk energi lain. Suatu sistem yang menjadi pusat perhatian atau
mengandung energi dalam (E) yang terdiri atas energy kinetik dan energy potensial.
Untuk mengetahui kandungan energi dalam suatu sistem akan luar biasa sulit. Energi
dalam merupakan fungsi keadaan yang besarnya tergantung keadaan sistem, maka kita
dapat mengetahui perubahan energy dalam suatu proses fisika atau reaksi kimia dari
keadaan awal ke keadaan akhir melalui perhitungan atau eksperimen (Mulyanti, 2015:
123).

Salah satu kenyataan dari fungsi keadaan adalah bila sesuatu berubah bahwa
bagaimana terjadinya perubahan ini tak memengaruhi besarnya perubahan. Entalpi
seperti juga temperature adalah fungsi keadaan. Karena itu dengan cara bagaimanapun
keadaan satu ke yang lain terjadi, perubahan energy akhir atau perubahan entalpi akhir
adalah sama.

Dalam persaaan termokimia, koefisien diambil sebagai jumlah mol dari pereaksi
dan hasil reaksi. Contohnya, perubahan 1 mol cairan air, H2O (l) menjadi 1 mol air berupa
gas, H2O (g) pada 1000 C dan tekanan 1 atm. Proses ini akan mengabsorpsi 41 kJ, maka ∆
H = + 41 kJ. Perubahan keseluruhan dapat dituliskan dengan persamaan :

H2O (l) H2O (g) ∆H = + 41 kJ

Persamaan termokimia di atas menyatakan bahwa 1 mol cairan air telah berubah menjadi
1 mol air berbentuk uap dengan mengabsorpsi 41 kJ kalori.

2
Perubahan 1 mol cairan air menjadi 1 mol uap air selalu mengabsorpsi jumlah
energy yang sama. Keseluruhan perubahan entalpinya tetap sama yaitu +41 kJ. Sehingga
dapat melihat keseluruhan perubahan sebagai hasil urutan langkah-langkah dan hanya
untuk keseluruhan proses adalah jumlah dari perubahan entalpi yang terjadi selama
perjalanan ini. Pernyataan terakhir ini merupakan bagian dari Hukim Hess mengenai
jumlah panas (Brady, 1998: 254-254).

Menurut Syukri (1999: 88), menentukan ∆H reaksi dengan percobaan


memerlukan waktu dan biaya, sedangkan dengan cara perhitungan lebih mudah dan
cepat tetapi memerlukan latar belakang teori. Dalam perhitungan itu kita perlu nilai
entalpi hasil reaksi (H2) dan pereasi (H1) yaitu dengan menjumlahkan entalpi masing-
masing zat hasil reaksi dan pereaksi.

Suatu senyawa dapat dibuat langsung dari unsure-unsurnya. Kalornya disebut


kalor pembentukan dan dapat ditentukan dengan percobaan. Kalor ini merupakan selisih
entalpi senyawa dengan unsure-unsur pembentuknya. Jika kita misalkan kalor
pembentukan unsur tersebut nol, maka kita dapat mengetahui kalor pembentukan relatif
senyawa yang terbentuk.

Entalp gas tertinggi terjadi pada temperature 1073 K, dimana flow rate dan
volume tota pada temperature ini adalah yang paling tinggi dengan nilai entalpi
3.5015,97 Joule. Entalpi gas bernilai plus yang artinya entalpi plus gas terjadi secara
endotermis yaitu proses membutuhkan panas untuk terjadi (Suwandono, dkk, 2015: 67).

Menurut Sugiawati (2013: 30), perubahan entalpi pembakaran standar dapat


dilihat dari persamaan berikut.

C2H6 (g) + O2 2 CO2 (g) ∆H = - 1565 kJ

N2 (g) + ½ O2 2 N2O (g) ∆H = + 81,5 kJ

Kedua persamaan di atas merupakan perubahan entalpi pembakaran standar. Reaksi


pertama merupakan entalpi pembakaran standar karena yang direaksikan dengan oksigen

3
adalah senyawa sebanyak 1 mol sedangkan reaksi kedua yang direaksikan oksigen
adalah unsure sehingga bukan entalpi pembakaran standar.

Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakikatnya merupakan proses


pemindahan energy panas yang terkandung di dalam suatu ruangan. Sesuai dengan
hukum kekekalan energy maka kita tidak dapat menghasilkan energy entalpi hanya
dapat memindahkan dari satu substansi ke substansi lainnya (Sudia, 2018: 1).

Mekanisme degradasi termokimia adalah tentang proses kimia yang diikuti


bahan kapan itu bersentuhan dengan asam klorida, HCl, dan yang dari komponen
memiliki pengaruh paling kuat dalam proses ini. Pengaturan dan pengerasan pasta semen
adalah hasil dari beberapa proes fisik dari kimia dalam semen dan air (Mora, 2015: 2).

Energy ikatan didefiniskan sebagai panas reaksi yang dihubungkan dengan


pemecahan ikatan kimia dari molekul gas menjadi bagian-bagian gas. Kadang-kadang
disebut juga sebagai entalpi ikatan, nama yang sesungguhnya lebih tepat.
Walaupunenergi ikatan adalah untuk molekul dalam fase gas, tetapi hanya rata-rata
panas reaksi dapat dihitung dari fase terkondensasi dapat dikoreksi jika panas
penguapan, panas sublimasi dan lain-lain dapat diikutsertakan (Dogra, 1990: 335).

Reaksi eksotermik adalah reaksi kimia yang melepaskan energy dalam bentuk
cahaya dan panas. Ini adalah kebalikan dari reaksi endotermik. Ini member energy untuk
lingkungan. Energy yang dibutuhkan untuk raksi terjadi adalah kurang atau lebih besar
dari total energy yang dilepaskan untuk eksotermik atau reaksi endotermik masing-
masing. Energy diperoleh dari ikatan kimia. Ketika ikatan terputus, energy adalah yang
diperlukan. Ketika ikatan terbentuk, energi dilepaskan. Setiap jenis ikatan memiliki jenis
ikatan spesifik. Itu bisa diprediksi apakah suatu reaksi kimia akan melepaskan atau
memerlukan panas oleh menggunakan ikatan (Maleque, 2013: 7).

D. Alat dan Bahan


1. Alat

4
No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
Untuk mengukur volume larutan
Gelas ukur
1 1
10 mL

Sebagai wadah untuk meletakkan

2 Gelas kimia 1 larutan aquadest

Sebagai wadah pencampur


Tabung
3 1 larutan serta sebagai tempat
reaksi
penyimpanan larutan
Sebagai tempat untuk
Rak tabung
4 1 meletakkan tabung reaksi
reaksi

Sebagai alat untuk mengambil


5 Spatula 1 objek seperti padatan NaOH,
NH4NO3, KNO3
Untuk menghitung waktu
6 Stopwatch 1 dibeberapa proses dalam
percobaan
Batang Untuk mencampur larutan
7 1
pengaduk dengan cara mengaduk larutan
Untuk meneteskan H2SO4 ke
8 Pipet tetes 1
dalam tabung reaksi
Untuk mengukur temperature
Thermomete
9 1 larutan
r

2. Bahan

No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia


1 Padatan Khusus - Berbentuk Kristal - Relatif terhadap
NH4NO3 padat hidroksida dari logam
- Berwarna putih atau alkali dimana dapat

5
abu-abu membentuk nitrat alkali
- Struktur kristal dan ammonia dalam
tunggal trigonal reaksinya
- Titik leleh 442,8 K - Pada suhu tinggi
- Titik didih 483 K ammonium dapat
terdekomposisi menjadi
dinitrogen oksida dan
udara
2 Padatan Khusus - Berbentuk putih padat - Terbentuk dari oksida
NaOH - Berbentuk serpihan biasa
atau larutan - Natrium oksida
- Titik leleh 318°C diurutkan dalam air
- Titik didih 1490°C membentuk larutan
alkali
3 Larutan Khusus - Cairan higroskopis - Zat yang larut pada
H2SO4 - Tidak berwarna semua perbandingan
- Tidak berbau dan
berminyak
- Titik leleh 10°C
- Titik didih 337°C
4 Padatan Khusus - Berbentuk padat - Sedikit larut dalam
KNO3 - Berwarna putih etanol
- Titik leleh 3340℃ - Larut dalam gliseral
- Titik didih 4000℃ dan amonia
5 Larutan HCl Khusus - Tidak berwarna - Oksidator kuat
1M - Memiliki bau yang - Dapat larut dalam
kuat alkali hidroksida
- Titik didih 480℃ kloroform dan eter
- Titik leleh -27,32℃ - Sebagai pereaksi
dalam produksi
senyawa kimia
6 Larutan Khusus - Berbentuk larutan - Larutan terbentuk

6
NaOH 1 M - Titik leleh 318℃ dalam pelarut air
- Titik didih 1390℃ - Tidak mudah terbakar
- Bersifat korosif
7 Aquadest Umum - Berbentuk cairan - Tidak terbakar
- Tidak berwarna - Tidak beracun
- Titik didih 100℃ - pH 7 (netral)
- Titik lebur 0℃ - tidak menyebabkan
iritasi pada kulit

E. Prosedur Kerja
1. Reaksi Penetralan

HCl 1 M NaOH 1 M
- Mengukur 5 mL larutan - Mengukur 5 mL larutan
HCl 1 M dalam gelas ukur NaOH1 M dalam gelas ukur
- Memasukkan 5 mL - Memasukkan 5 mL larutan
larutan HCl 1 M ke dalam NaOH 1 M ke dalam tabung
tabung reaksi 1 reaksi 1
- Mengukur temperature - Mengukur temperature
larutan larutan
7
- Memasukan larutan NaOH ke dalam
tabung reaksi yang berisi HCl
- Mengocok tabung reaksi secara perlahan
- Mengukur dan mencatat perubahan
temperaturnya setiap 60 detik selama 5
menit

T HCl = 32℃

T NaOH = 32℃

T1 = 35℃

T2 = T3 = T4 = T5 = 34℃

2. Reaksi Pelarutan
a. Reaksi pelarutan NH4NO3

NH4NO3

- Mengukur 5 mL aquadest ke dalam gelas ukur


- Mengukur temperatur 5 mL aquadest
- Memasukan aquadest ke dalam tabung reaksi
- Menambahkan padatan NH4NO3 sebanyak 1
spatula
T aquadest = 33℃
- Mengocok tabung reaksi secara perlahan
T1 = -29℃
Mengukur dan mengamati perubahan temperatur
- Mencatat perubahan 8 temperaturnya setiap 60
T2 = 31℃detik selama 3 menit
T3 = 32℃
b. Reaksi pelarutan NaOH

NaOH

- Mengukur 5 mL aquadest ke dalam gelas ukur


- Mengukur temperatur 5 mL aquadest
- Memasukan aquadest ke dalam tabung reaksi
- Menambahkan padatan NaOH sebanyak 1
spatula
- Mengocok tabung reaksi secara perlahan
- Mengukur dan mengamati perubahan temperatur
T aquadest
- =Mencatat
33℃ perubahan temperaturnya setiap 60
detik selama 3 menit
T1 = 51℃
9
T2 = 48℃

T3 = 42℃
c. Reaksi pelarutan H2SO4

H2SO4

- Mengukur 5 mL aquadest ke dalam gelas ukur


- Mengukur temperatur 5 mL aquadest
- Memasukan aquadest ke dalam tabung reaksi
- Menambahkan H2SO4 sebanyak 15 tetes
- Mengocok tabung reaksi secara perlahan
- Mengukur dan mengamati perubahan temperatur
- Mencatat perubahan temperaturnya setiap 60
T aquadest =detik
32℃selama 3 menit

T1 = 34℃
10
T2 = 33℃

T3 = 33℃
d. Reaksi pelarutan KNO3

KNO3

- Mengukur 5 mL aquadest ke dalam gelas ukur


- Mengukur temperatur 5 mL aquadest
- Memasukan aquadest ke dalam tabung reaksi
- Menambahkan padatan KNO3 sebanyak 1 spatula
- Mengocok tabung reaksi secara perlahan
- Mengukur dan mengamati perubahan temperatur
- Mencatat perubahan temperaturnya setiap 60
T aquadest =detik
33℃selama 3 menit

T1 = 31℃
11
T2 = 31℃

T3 = 31℃
F. Hasil Pengamatan
1. Reaksi Penetralan

T2
Larutan T1
60 s 120 s 180 s 240 s 300 s
HCl 32℃
35℃ 35℃ 34℃ 34℃ 34℃
NaOH 32℃

2. Reaksi Pelarutan

N Persamaan Suhu Jenis Diagram Tingkat


o Reaksi Awal Akhir Reaksi Energi Produk dan

12
60 s 120 s 180 s
Reaktan
Eksoterm H 
=+
NaOH + H2O 
NaO +H3O P
1
NaO +H3O
31℃ 51℃  48℃  42℃ H2
NaOH + H2O R
H1

Endoterm H
=-
KNO3 + H2O 
HNO3+KOH P
HNO3 + KOH H2
2 33℃ 31℃  31℃  31℃
KNO3+H2O R
H1
 
Eksoterm H =+
H2SO4 + H2O H3O++
H3O++ HSO4- H2 HSO4- P
3 32℃ 34℃  33℃ 33℃
H2SO4 +
H1 H2O R
 
Endoterm H
=270C-310C= -40C
NH4NO3 + H2O
NH4OH+HNO
NH4OH+HNO3
 33   29   32 H2 3 P
4  31℃ 
℃ ℃ ℃ NH4NO3+H2O
H1 R
 

G. Pembahasan
1. Reaksi Penetralan
HCl + NaOH  NaCl + H2O

Pada reaksi di atas, mula-mula HCl bersuhu 33℃. Setelah ditambahkan NaOH
yang bersuhu 31℃, suhunya mengalami kenaikan menjadi 35℃. Hal ini
dikarenakan sistem (NaOH) melepaskan kalor ke lingkungan (HCl). Reaksi ini
disebut sebagai reaksi eksoterm.

2. Reaksi Pelarutan
a. Padatan NaOH

13
NaOH + H2O  NaO + H3O

Pada reaksi di atas, mula-mula H2O bersuhu 31℃. Setelah ditambahkan NaOH,
suhunya bertambah menjadi 36℃ dan 37℃. Hal ini menunjukkan bahwa suhu
campuran mengalami kenaikan karena sistem (NaOH) melepaskan kalor ke
lingkungan (H2O). Reaksi ini disebut sebagai reaksi eksoterm.

b. Padatan KNO3
KNO3 + H2O  HNO3 + KOH

Pada reaksi di atas, mula-mula H2O bersuhu 32℃. Setelah ditambahkan KNO3,
suhunya berkurang menjadi 30℃. Hal ini menunjukkan bahwa suhu campuran
mengalami penurunan karena sistem (KNO3) menyerap kalor dari lingkungan
(H2O). Reaksi ini disebut sebagai reaksi endoterm.

c. Larutan H2SO4
H2SO4 + H2O  H3O+ + HSO4-

Pada reaksi di atas, mula-mula H2O bersuhu 31℃. Setelah ditambahkan H2SO4,
suhunya bertambah menjadi 34℃. Hal ini menunjukkan bahwa suhu campuran
mengalami kenaikan karena sistem (H2SO4) melepaskan kalor ke lingkungan
(H2O). Reaksi ini disebut sebagai reaksi eksoterm.

d. Padatan NH4NO3
NH4NO3 + H2O  NH4OH + HNO3

Pada reaksi di atas, mula-mula H2O bersuhu 31℃. Setelah ditambahkan


NH4NO3, suhunya berkurang menjadi 29℃, 28℃ dan 27℃. Hal ini
menunjukkan bahwa suhu campuran mengalami penurunan karena sistem
(NH4NO3) menyerap kalor dari lingkungan (H2O). Reaksi ini disebut sebagai
reaksi endoterm.

14
H. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa


dua jenis zat atau senyawa atau larutan yang dicampur akan membentuk suatu reaksi
kimia yang apabila suhu akhirnya diukur dan mengalami kenaikan maka reaksi tersebut
termasuk reaksi eksoterm. Hal tersebut dikarenakan sistem melepaskan kalor ke
lingkungan. Sedangkan apabila suhu campurannya mengalami penurunan, maka reaksi
tersebut disebut reaksi endoterm karena terjadi penyerapan kalor dari lingkungan ke
sistem. Kemudian pada reaksi endoterm, entalpinya bernilai positif. Sedangkan pada
reaksi eksoterm perubahan entalpinya bernilai negatif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1 Edisi Kesembilan.
Jakarta: Binapura Aksara
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Dogra, S. 1990. Kimia Fisika dan Soal-soal. Jakarta: Universitas Indonesia
Maleque, Abdul Kh. 2013. Effects of Exothermic/Endothermic Chemical Reaction with
Arrhenius Activation Energy on MHO Free Convention and Mass Transfer Flow
in Presence of Thermal Radiation. Journal of Thermodynamics. 197(4): 7.

16
Mora, Roacho Jose, Monscal-Romero, Humberto, A. 2015. A Quality Study of
Thermodynamics Degration Related with Concrete and Mortar Strenght. Journal
of Material. 16(2): 2.
Mulyanti, Sri. 2015. Kimia Dasar Jilid I. Bandung: Alfabeta
Sudia, Andi. 2018. Pengaruh Kalor Pembentukan terhadap Reaksi Eksotermik dan
Endotermik. Jurnal Kimia Kalor.2(3): 1.
Sugiawati, Vinensia Ade. 2013. Penggunaan Strategi Konflik Kognitif dalam
Pembelajaran TPS untuk Intereduksi Miskonsepsi Siswa pada Materi
Termokimia. Jurnal Nalar Pendidikan. 1(1): 30.
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta
Suwandono, Purbo, Wijayanti, Wijaya dan Hamida, Nurkholis. 2015. Pengaruh
Temperatur terhadap Entalpi dan Kinetik Rate Gas. Jurnal Rekayasa Mesin. 6(1):
67.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung: Institut Teknologi Bandung

TUGAS PASCA PRAKTIKUM


1. Jelaskan perubahan kimia yang terjadi pada setiap percobaan!
2. Tentukan dan jelaskan jenis persamaan reaksi dalam setiap percobaan jika ditinjau
dari perubahan temperatur!
3. Gambarkan dan jelaskan perbedaan diagram tingkat energi reaksi eksoterm dan
endoterm melalui hasil percobaan!

Jawaban:
1. Perubahan kimia

17
a. Reaksi penetralan
Dari larutan NaOH yang dicampurkan dengan HCl menghasilkan NaCl dan air
yang mempunyai sifat beda. Berikut persamaan reaksinya.
HCl +H2O  NaCl + H2O
b. Reaksi pelarutan
1) NaOH
Dari larutan H2O (air) yang di campurkan dengan NaOH menghasilkan NaO
dan Hidronium (H3O) yang mempunyai sifat beda. Berikut persamaan
reaksinya.
NaOH + H2O  NaO + H3O
2) H2SO4
Dari larutan H2O yang dicampurkan dengan H2SO4 menghasilkan hidronium
dan ion hidrogen asam sulfat yang mempunyai sifat beda. Berikut persamaan
reaksinya.
H2SO4 + H2O  H3O+ + HSO4-
3) NH4NO3
Dari larutan H2O yang dicampurkan dengan NH4NO3 menghasilkan
Amonium Hidroksida dan asam nitrat yang mempunyai sifat beda. Berikut
persamaan reaksinya.

NH4NO3 + H2O  NH4OH + HNO3

4) KNO3
Dari larutan H2O yang dicampurkan dengan KNO3 menghasilkan Amonium
Hidroksida dan asam nitrat yang mempunyai sifat beda. Berikut persamaan
reaksinya.
KNO3 + H2O  HNO3 + KOH
2. Persamaan reaksi
a. Reaksi penetralan

HCl +H2O  NaCl + H2O

18
Reaksi di atas termasuk reaksi eksotermik karena mengalami kenaikan suhu atau
temperatur pada larutan atau dengan kata lain sistem melepaskan kalor ke
Lingkungan.

b. Reaksi pelarutan
1) NaOH

NaOH + H2O  NaO +H3O

Reaksi di atas termasuk reaksi eksotermik karena mengalami kenaikan suhu atau
temperatur pada larutan atau dengan kata lain sistem melepaskan kalor ke
Lingkungan.

2) H2SO4

H2SO4 + H2O  H3O+ + HSO4-

Reaksi di atas termasuk reaksi eksotermik karena mengalami kenaikan


suhutemperatur pada larutan atau dengan kata lain sistem melepaskan kalor ke
Lingkungan.

3) NH4NO3

NH4NO3 + H2O  NH4OH + HNO3

Reaksi di atas termasuk reaksi endotermik karena mengalami penurunan suhu


atau temperatur pada larutan atau dengan kata lain sistem menyerap kalor dari
Lingkungan.

4) KNO3

KNO3 + H2O  HNO3 + KOH

Reaksi di atas termasuk reaksi endotermik karena mengalami penurunan suhu


atau temperatur pada larutan atau dengan kata lain sistem menyerap kalor dari
Lingkungan.

19
3. Perbedaan diagram tingkat energy reaksi eksoterm dan endoterm
a. Reaksi Eksoterm
Pada diagram tingkat energi reaksi eksoterm, entalpi produk lebih rendah
daripada entalpi reaktan karena sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Contohnya pada larutan H2SO4 dan H2O

H =340C - 310C=+30C
H2SO4
H1 +H2O R
H3O+HSO4
H2 - P

b. Reaksi Endoterm
Pada diagram tingkat energi reaksi endoterm, entalpi produk lebih tinggi
daripada entalpi reaktan karena sistem menyerap kalor dari lingkungan.
Contohnya pada larutan KNO3 dan H2O

H =300C - 320C= -20C

HNO3 + KOH P
H2
KNO3 +
H1 H2O R

20

Anda mungkin juga menyukai