Judul
ELASTISITAS
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Dasar Teori
Jika sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang
digantung vertical, panjang benda berubah. Jika besar perpanjangan lebih kecil
dibandingkan panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa sebanding
dengan berar atau gaya yang diberikan pada benda (Giancoli, 2001).
Jika gaya diberikan pada benda elastis, benda tersebut mampu kembali
ke bentuk semula. Sifat dari benda elastis adalah lentur, fleksibel, dapat
mengikuti bentuk dan tidak getas. Sedangkan jika gaya diberikan pada benda
plastis, benda tersebut tidak kembali ke bentuknya yang seperti semula. Sifat
dari benda plastis adalah getas, keras, namun relatif mudah hancur disbanding
benda pejal atau solid (Soedojo, 2004).
Regangan atau deformasi akibat tegangan tarik hanyalah salah satu dari
beberapa macam tegangan mekanik yang dapat diamati material. Terdapat dua
jenis tegangan lainnya yang dijumpai, tegangan tekanan dan tegangan geser.
Tegangan tekanan adalah kebalikan dari tegangan tarik . alih-alih terenggang
karena di tarik, benda akan terenggang karena di tekan. Gaya-gaya bekerja kea
rah dalam benda. Tiang-tiang menopang beban, semisal pilar-pilar di sebuah
kuil Yunani Kuno mengalami tegangan tekan (Giancoli, 2014).
1. Regangan panjang
Dengan panjang semula sewaktu tiada regangan I 0 dan penambahan
panjang ∆I akibat tegangan-regangannya diberikan oleh ∆ I/I 0, sedangkan
jikalau luas penampangnya ∆ dan gaya tegangan yang meregangkan
adalah W, maka tegangannya adalah W/A. berdasarkan Hukum Hook
ditulis Y(A I/I0) =W/A.
2. Regangan volum
Sudah tentu regangan volum yang dimaksud bukan penambahan volum
melainkan pengerutan volum akibat penekanan. Untuk itu, menurut hukum
Hook dapat ditulis:
B (-∆ V/V0) = P
Dengan B ialah apa yang disebut modus ketegangan yang besarnya kurang
lebih 1/3 modulus Young.
3. Regangan sudut
Yang dimaksud regangan sudut atau regangan luncuran sesudut ɸ ialah
deformasi, yakni perubahan bentuk yang berkaitan dengan susut luncuran.
Berbeda dengan tegangan ataupun tekanan yang arahnya tegak lurus
permukaan yang dikenainya, maka gaya luncuran F adalah pada arah
meluncur sepanjang permukaan yang mengakibatkan timbulnya sudut
luncuran. Sejalan dengan regangan-regangan lain, menurutkan Hukum
Hook dapat ditulis:
M ɸ = F/A
Dengan A ialah luas permukaan yang dikenai gaya leluncuran dan M
adalah apa yang dinamakan modulus leluncuran/shear modulus
(Soedojo,2004).
1. Alat:
a) Penggaris
b) Benang
c) Gunting
2. Bahan:
G. Prosedur kerja
1. Karet 1
2. Karet 2
No Massa (kg) X (cm) Δx (cm)
1 0,15 16 18
2 0,3 16 23
3 0,6 16 29
3. Karet 3
No Massa (kg) X (cm) Δx (cm)
1 0,15 15 16
2 0,3 15 18
3 0,6 15 25
∑k
ḱ = =… N /m
n
72,67
ḱ = =24,22 N / m
3
3 ( 2.014,8297 )−(72,67)2
∆ k=
√ 32 (3−1)
(757,5602 )
∆ k=
√ (18)
∆ k=√ 42,0866
Δk= 6,48
∆k
KR = x 100 %
ḱ
=26,7 % ( 3 AP)
70,11
ḱ = =23,37 N /m
3
n ( ∑k 2 ) −(∑ k )2
∆ k=
√n2 (n−1)
=
3 ( 1.854,4301 )−(70,11)❑
∆ k=
√ 3 2 (3−1)
Δk= √ 35,99323
Δk= 5,910
∆k
KR = x 100 %
ḱ
5.910
KR = ´ x 100 %
23,37
KR = 25,3%
=25,3 % (4AP)
83,401
ḱ = =27,80 N / m
3
∆k
n ( ∑k 2 ) −(∑ k )2
∆ k=
√n2 (n−1)
= KR =
ḱ
x 100 %
7,04
KR = ´ x 100 %
27,80
3 ( 2.615,757925 ) −(83.401)2
∆ k=
√ 3 2 (3−1)
KR = 25,32% (4AP)
Δk= 7,04
a. Karet 1
Hubungan Antara F dan ∆X
12
10
8
Karet 1
6
4
2
0
0.19 0.21 0.28
b. Karet 2
10
8
Karet 3
6
0
0.16 0.18 0.25
J. Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan adanya elastisitas yang terjadi pada
benda tertentu. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali
kebentuk semula ketika gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut
dihilangkan. Di percobaan kali ini benda yang digunakan pada saat percobaan ini
adalah dua buah karet dengan beban yang berbeda-beda, yaitu beban 1 memiliki
berat 0,25 kg, beban 2 memiliki berat 0,5 dan beban 3 memiliki berat 1 kg.
Pada pegas yang pertama menggunakan benda dengan berat 0,25 kg dan
didapatkan hasil pengukuran awal yaitu 18 cm dan hasil pengukuran akhir
didapatkan 19 cm. pada benda dengan berat 0,5 kg didapatkan hasil pengukuran
awal yaitu 18 cm dan hasil pengukuran akhir didapatkan 21 cm. pada benda
dengan berat 1 kg didapatkan hasil pengukuran awal 18 cm dan hasil pengukuran
akhir didapatkan 28 cm.
Pada pegas yang kedua menggunakan benda dengan berat 0,25 kg dan
didapatkan hasil pengukuran awal yaitu 16 cm, dan hasil pengukuran akhir
didapatkan 19 cm. pada benda dengan berat 0,5 kg didapatkan hasil pengukuran
awal yaitu 16 cm dan hasil pengukuran akhir didapatkan 23 cm. pada benda
dengan berat 1 kg didapatkan hasil pengukuran awal 16 cm dan hasil pengukuran
akhir didapatkan 29 cm.
Pada pegas yang ketiga menggunakan benda dengan berat 0,25 kg dan
didapatkan hasil pengukuran awal yaitu 15 cm dan hasil pengukuran akhir
didapatkan 16 cm. pada benda dengan berat 0,5 kg didapatkan hasil pengukuran
awal yaitu 15 cm dan hasil pengukuran akhir didapatkan 18 cm. pada benda
dengan berat 1 kg didapatkan hasil pengukuran awal 15 cm dan hasil pengukuran
akhir didapatkan 25 cm.
Dari hasil percobaan yang diteliti bahwa benda yang memiliki massa 0,25
kg, gaya elastisnya tidak seperti benda dengan massanya 0,5 kg gaya elastis ada
tetapi tidak seperti gaya elastis pada benda dengan massa 1 kg dimana pada benda
tersebut mempunyai gaya elastis yang tinggi.
K. Kesimpulan
L. Kemungkinan Kesalahan
Daftar Pustaka