Anda di halaman 1dari 14

A.

Judul

ELASTISITAS

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui sifat elastisitas suatu benda?


2. Bagaimana membuat grafik antara yang menunjukkan hubungan antara F
dan ∆x?
3. Bagaimana mengetahui nilai konstanta suatu benda berdasarkan grafik?
4. Bagaimana menghitung nilai konstanta suatu benda berdasarkan aturan
angka penting?
5. Bagaimana membuat kesimpulan dari hasil percobaan?

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui sifat elastisitas suatu benda.


2. Mahasiswa dapat membuat grafik antara yang menunjukkan hubungan
antara F dan ∆x.
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai konstanta suatu benda berdasarkan
grafik.
4. Mahasiswa dapat menghitung nilai konstanta suatu benda berdasarkan
aturan angka penting.
5. Mahasiswa dapat membuat kesimpulan dari hasil percobaan.

D. Dasar Teori

Elastisitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mudah


berubah bentuknya dan mudah kembali ke bentuk asal. Elastisitas menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan elastis. Elastisitas adalah
kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula ketika gaya luar
yang diberikan kepada benda tersebut di hilangkan. Perubahan bentuk tersebut
dapat berupa pertambahan atau pengurangan panjang (Bueche, 2006).
Elastisitas adalah sifat dimana benda kembali pada ukuran dan bentuk
awalnya ketika gaya-gaya yang mendeformasikan (mengubah bentuknya)
dihilangkan. Batas elastis suatu benda adalah tegangan terkecil yang akan
menghasilkan gangguan permanen pada benda. Ketika diberikan tegangan
melebihi batas ini, benda tidak akan kembali persis seperti keadaan awalnya
setelah tegangan tersebut dihilangkan (Bueche, 2006).

Jika sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang
digantung vertical, panjang benda berubah. Jika besar perpanjangan lebih kecil
dibandingkan panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa sebanding
dengan berar atau gaya yang diberikan pada benda (Giancoli, 2001).

Sebuah benda dikatakan elastis sempurna jika setelah gaya penyebab


perubahan bentuk dihilangkan benda akan kembali ke bentuk semula.
Sekalipun tidak terdapat benda yang elastik sempurna, tetapi banyak benda
yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai deformasi yang terbatas disebut
limit elastik. Jika benda berdeformasi di atas limit elastiknya, dan apabila gaya-
gaya dihilangkan, maka benda-benda tersebut tidak kembali ke bentuk
semulanya. Benda ini disebut bersifat plastik. Perbedaan antara sifat plastik dan
sifat elastik adalah terdapat pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi
yang terjadi (Sarojo,2002).

Jika gaya diberikan pada benda elastis, benda tersebut mampu kembali
ke bentuk semula. Sifat dari benda elastis adalah lentur, fleksibel, dapat
mengikuti bentuk dan tidak getas. Sedangkan jika gaya diberikan pada benda
plastis, benda tersebut tidak kembali ke bentuknya yang seperti semula. Sifat
dari benda plastis adalah getas, keras, namun relatif mudah hancur disbanding
benda pejal atau solid (Soedojo, 2004).

Regangan atau deformasi akibat tegangan tarik hanyalah salah satu dari
beberapa macam tegangan mekanik yang dapat diamati material. Terdapat dua
jenis tegangan lainnya yang dijumpai, tegangan tekanan dan tegangan geser.
Tegangan tekanan adalah kebalikan dari tegangan tarik . alih-alih terenggang
karena di tarik, benda akan terenggang karena di tekan. Gaya-gaya bekerja kea
rah dalam benda. Tiang-tiang menopang beban, semisal pilar-pilar di sebuah
kuil Yunani Kuno mengalami tegangan tekan (Giancoli, 2014).

Hubungan antara setiap jenis tegangan dengan regangan yang


bersangkutan penting peranannya dalam cabang fisika yang disebut teori
elastisitas pada ilmu kekuatan bahan di bidang engineering. Apabila suatu jenis
tegangan dilukiskan grafiknya terhadap regangannya akan ternyata bahwa
diagram tegangan regangan yang kita peroleh berbeda, beda bentuknya
menurut jenis bahannya. Dua bahan yang termasuk jenis bahan yang sangat
penting dalam ilmu dan teknologi dewasa ini adalah logam dan karet
divulkanisir (Giancoli, 2014)

Menurut Hook regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang


dimaksud dengan regangan adalah prosentase perubahan dimensi. Tegangan
ialah gaya yang menegangkan persatuan ruas penampang yang dikenainya.
Kita kenal tiga macam regangan, yakni regangan panjang regangan volum dan
regangan sudut (Zemansky,1982).

1. Regangan panjang
Dengan panjang semula sewaktu tiada regangan I 0 dan penambahan
panjang ∆I akibat tegangan-regangannya diberikan oleh ∆ I/I 0, sedangkan
jikalau luas penampangnya ∆ dan gaya tegangan yang meregangkan
adalah W, maka tegangannya adalah W/A. berdasarkan Hukum Hook
ditulis Y(A I/I0) =W/A.
2. Regangan volum
Sudah tentu regangan volum yang dimaksud bukan penambahan volum
melainkan pengerutan volum akibat penekanan. Untuk itu, menurut hukum
Hook dapat ditulis:
B (-∆ V/V0) = P
Dengan B ialah apa yang disebut modus ketegangan yang besarnya kurang
lebih 1/3 modulus Young.
3. Regangan sudut
Yang dimaksud regangan sudut atau regangan luncuran sesudut ɸ ialah
deformasi, yakni perubahan bentuk yang berkaitan dengan susut luncuran.
Berbeda dengan tegangan ataupun tekanan yang arahnya tegak lurus
permukaan yang dikenainya, maka gaya luncuran F adalah pada arah
meluncur sepanjang permukaan yang mengakibatkan timbulnya sudut
luncuran. Sejalan dengan regangan-regangan lain, menurutkan Hukum
Hook dapat ditulis:
M ɸ = F/A
Dengan A ialah luas permukaan yang dikenai gaya leluncuran dan M
adalah apa yang dinamakan modulus leluncuran/shear modulus
(Soedojo,2004).

Elastisitas memiliki daerah elastis, daerah plastis, batas linearitas dan


titik patah. Dimana daerah elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi pada
suatu benda saat gaya atau beban itu bekerja, dan perubahan bentuk akan
hilang ketika gaya atau beban ditiadakan. Daerah plastis adalah perubahan
bentuk yang terjadi pada benda secara permanen, walaupun benda yang bekerja
ditiadakan. Batas linearitas adalah suatu batasan yang menunjukkan bahwa
gaya F adalah masih sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Titik patah
ialah jika tegangan yang kita berikan mencapai pada suatu titik E, maka pegas
tersebut akan patah (Soedojo, 2004).
E. Variabel

Variabel manipulasi : Beban

Variabel respon : Pegas dan karet

Variabel kontrol : Semua bahan

F. Alat dan Bahan

1. Alat:

a) Penggaris
b) Benang
c) Gunting

2. Bahan:

a) Dua macam karet


b) Tali rapiah
c) Beban dengan massa 0,25 kg, 0,5 kg, dan 1 kg.

G. Prosedur kerja

1. Mengukur panjang masing-masing karet 1 dan tali rapiah.


2. Menggantungan beban di ujung karet 1 dengan mengikatnya dengan
benang lalu lepaskan perlahan dan ukurlah panjang karet 1 setelah diberi
pemberat.
3. Mengganti karet 1 dengan karet 2 atau tali rapiah dan ulang percobaan 1
dan 2.
4. Mengganti pemberat karet dengan pemberat lain kemudian ulangi langkah
1-3.
5. Membuat hasil pengamatan dalam table pengamatan.
H. Hasil Data dan Percobaan

1. Karet 1

No Massa (kg) X (cm) Δx (cm)


1 0,15 18 19
2 0,3 18 21
3 0,6 18 28

2. Karet 2
No Massa (kg) X (cm) Δx (cm)
1 0,15 16 18
2 0,3 16 23
3 0,6 16 29

3. Karet 3
No Massa (kg) X (cm) Δx (cm)
1 0,15 15 16
2 0,3 15 18
3 0,6 15 25

I. Analisis dan Pengolahan Data

1. Menghitung nilai konstanta dengan angka penting


a. Karet 1 (percepatan gravitas : 10 m/s2)
No Massa (kg) F (N) ∆x (m) k (N/m) k2
1 0,25 2,5 0,19 13,16 173,1856
2 0,5 5 0,21 23,80 566,44
3 1 10 0,28 35,71 1.275,2041
Jumlah 72,67 2.014,8297

∑k
ḱ = =… N /m
n

72,67
ḱ = =24,22 N / m
3

3 ( 2.014,8297 )−(72,67)2
∆ k=
√ 32 (3−1)

(757,5602 )
∆ k=
√ (18)

∆ k=√ 42,0866

Δk= 6,48

∆k
KR = x 100 %

=26,7 % ( 3 AP)

(k±∆ k) = (24,22±6,48) N/m

b. karet 2 (percepatan gravitas : 10 m/s2)

No Massa (kg) F (N) ∆x (m) K (N/m) k2


1 0,25 2,5 0,18 13,89 192,9321
2 0,5 5 0,23 21,74 472,6276
3 1 10 0,23 34,48 1.188.8704
Jumlah 70,11 1.854,4301
∑k
ḱ = =… N /m
n

70,11
ḱ = =23,37 N /m
3

n ( ∑k 2 ) −(∑ k )2
∆ k=
√n2 (n−1)
=

3 ( 1.854,4301 )−(70,11)❑
∆ k=
√ 3 2 (3−1)

Δk= √ 35,99323

Δk= 5,910

∆k
KR = x 100 %

5.910
KR = ´ x 100 %
23,37

KR = 25,3%

=25,3 % (4AP)

(k±∆ k) = (23,37± 45,21) N/m

c. karet 3 (percepatan gravitas : 10 m/s2)

No Massa F (N) ∆x (m) K (N/m) k2


(kg)
1 0,25 2,5 0,16 15,625 244.1406
2 0,5 5 0,18 27,778 771,6173
3 1 10 0,25 40 1.600
Jumlah 83,401 2.615,757925
∑k
ḱ = =… N /m
n

83,401
ḱ = =27,80 N / m
3

∆k
n ( ∑k 2 ) −(∑ k )2
∆ k=
√n2 (n−1)
= KR =

x 100 %

7,04
KR = ´ x 100 %
27,80

3 ( 2.615,757925 ) −(83.401)2
∆ k=
√ 3 2 (3−1)
KR = 25,32% (4AP)

(k±∆ k) = (27,80± 7,04) N/m


Δk= √ 49.5303874

Δk= 7,04

2. Menghitung kostanta karet dari grafik

a. Karet 1
Hubungan Antara F dan ∆X
12
10
8
Karet 1
6
4
2
0
0.19 0.21 0.28

b. Karet 2

Hubungan Antara F dan ∆X


12
10
8
Karet 2
6
4
2
0
0.18 0.23 0.29
c. Karet 3

Hubungan Antara F dan ∆X


12

10

8
Karet 3
6

0
0.16 0.18 0.25

J. Pembahasan

Pada percobaan yang telah dilakukan adanya elastisitas yang terjadi pada
benda tertentu. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali
kebentuk semula ketika gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut
dihilangkan. Di percobaan kali ini benda yang digunakan pada saat percobaan ini
adalah dua buah karet dengan beban yang berbeda-beda, yaitu beban 1 memiliki
berat 0,25 kg, beban 2 memiliki berat 0,5 dan beban 3 memiliki berat 1 kg.

Pada praktikum ini yaitu elastisitas dilakukan untuk lebih memahami


tentang hukum Hooke pada benda yaitu karet. Di praktikum ini akan diamati
bagaimana hukum hooke akan bekerja pada suatu benda yaitu karet dan dapat
menimbulkan pertambahan panjang pada karet akan semakin bertambah, dan gaya
tarik pegas, pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan
gaya tarikannya.

Pada praktikum kali ini membahas tentang elastisitas. Dimana pada


praktikum kali ini dilakukan percobaan menggunakan media karet yang
panjangnya berbeda-beda. Karet 1 dengan panjang 18 cm, karet 2 dengan panjang
16 cm dan karet 3 dengan panjang 15 cm dan beban yang digunakan sebagai
pemberat ukurannya juga berbeda-beda. Beban 1 beratnya 0,25 kg, beban 2
beratnya 0,5 kg dan beban 3 beratnya 1 kg.

Berdasarkan data yang didapatkan dengan massa beban yang berbeda


maka, diperoleh data yang berbeda-beda karena massa beban yang digunakan juga
berbeda-beda.

1. Percobaan pertama pada karet 1

Pada pegas yang pertama menggunakan benda dengan berat 0,25 kg dan
didapatkan hasil pengukuran awal yaitu 18 cm dan hasil pengukuran akhir
didapatkan 19 cm. pada benda dengan berat 0,5 kg didapatkan hasil pengukuran
awal yaitu 18 cm dan hasil pengukuran akhir didapatkan 21 cm. pada benda
dengan berat 1 kg didapatkan hasil pengukuran awal 18 cm dan hasil pengukuran
akhir didapatkan 28 cm.

2. Percobaan kedua pada karet 2

Pada pegas yang kedua menggunakan benda dengan berat 0,25 kg dan
didapatkan hasil pengukuran awal yaitu 16 cm, dan hasil pengukuran akhir
didapatkan 19 cm. pada benda dengan berat 0,5 kg didapatkan hasil pengukuran
awal yaitu 16 cm dan hasil pengukuran akhir didapatkan 23 cm. pada benda
dengan berat 1 kg didapatkan hasil pengukuran awal 16 cm dan hasil pengukuran
akhir didapatkan 29 cm.

3. Percobaan ketiga pada karet 3

Pada pegas yang ketiga menggunakan benda dengan berat 0,25 kg dan
didapatkan hasil pengukuran awal yaitu 15 cm dan hasil pengukuran akhir
didapatkan 16 cm. pada benda dengan berat 0,5 kg didapatkan hasil pengukuran
awal yaitu 15 cm dan hasil pengukuran akhir didapatkan 18 cm. pada benda
dengan berat 1 kg didapatkan hasil pengukuran awal 15 cm dan hasil pengukuran
akhir didapatkan 25 cm.

Dari hasil percobaan yang diteliti bahwa benda yang memiliki massa 0,25
kg, gaya elastisnya tidak seperti benda dengan massanya 0,5 kg gaya elastis ada
tetapi tidak seperti gaya elastis pada benda dengan massa 1 kg dimana pada benda
tersebut mempunyai gaya elastis yang tinggi.

Pada perbandingan gaya terhadap pertambahan panjang pegas bernilai


konstan, semakin besar gaya tarik yang di lakukan pada saat percobaan benda
dengan masa tersebut maka semakin besar juga pertambahan panjang pegas. Jika
gaya yang di hasilkan pegas melebihi batas elastisitas maka pegas akan
merenggang dan tidak akan kembali kebentuk semula.

K. Kesimpulan

Dari hasil percobaan praktikum tentang elastisitas ini dapat di simpulkan


bahwa pada dasarnya elastisitas merupakan sifat suatu benda untuk kembali
kebentuk awal segera setelah gaya yang mengenai benda tersebut di hilngkan.
Bahwa pada sebuah pegas / karet yang di berikan gaya, maka akan mengalmi
pertambahan panjang ukuran pegas/karet. Misalnya pada sebuah benda yang di
lakukan pada saat percobaan. Dan elastisitas ini juga di pengaruhi oleh massa
benda yang dapat mengetahiu / menghitung nilai-nilai dari konstantan berdasarkan
grafik dan aturan angka penting, dan dapat terjadi kesalahan atau ketidak akuratan
data karna pengaruh dari keseimbangan pegas, kesalahan dalam perhitungan
massa maupun gaya. Semakin berat massa beban yang di gantung pada
pegas/karet, maka akan semakin besar gaya yang di perlukan untuk menarik
beban kebawa.

L. Kemungkinan Kesalahan

1) Massa suatu benda akan mempengaruhi pertambahan panjang pada pegas.


2) Pada saat karet karet yang dipakai terdapat panjang berbeda-beda maka hal
itu akan mempengaruhi pertambahan panjang.

Daftar Pustaka

Bueche, Frederich J dan Eeugene Hect. 2006. Fisika Universitas. Jakarta:


Erlangga

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga

Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Dasar Jilid 1 ke-6. Jakarta:Erlangga

Sarojo. 2002. Fisika Universitas. Bandung: ITB

Soedojo, Peter. 2004. Fisika Dasar. Yogyakarta:Andi

Zemansky, searsr. 1982. Fisika Untuk Universiras/Mekanika Panas Bunyi.


Bandung:Bina Cipta

Anda mungkin juga menyukai