Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan APBN 2019

Kelompok 10 :

1. Margaretha A.M.T
2. Nathalya Panjaitan
3. Restu Izza K.

Tema APBN tahun 2019 adalah “Adil, Sehat, dan Mandiri Mendorong Investasi dan Daya Saing
Indonesia Melalui Pembangunan Sumber Daya Manusia.”

 Sehat artinya APBN memiliki deficit yang semakin rendah dan keseimbangan primer
menuju postiif.
 Adil karean APBN digunakan sebagai instrument kebijakan meraih keadilan,
menurunkan tingkat kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan mengatasi disparitas
antarkelompok pendapatan dan wilayah.
 Kemandirian berarti penerimaan perpajakan yang tumbuh signifikan sehingga
memberikan kontribusi dominan terhadap pendapatan negara serta mengurangi
kebutuhan pembiayaran bersumber dari utang.

Dengan APBN yang sehat, adil, dan mandiri diharapkan kebijakan fiscal akan mampu merespon
dinamika volatilitas global dan menjawab tantangan dan mendukung pencapaian target-target
pembangunan secara optimal.

APBN ekonomi makro hampir sesuai dengan RAPBN yang telah dirancang yaitu pertumbuhan
ekonomi 5,3%; inflasi sebesar 3,5%; suku bunga sebesar 5,3%; harga minyak sebesar 70
US$/barel; lifting gas sebesar 1.250 ribu barel/hari. Adapula nilai tukar rupiah dan cot recovery
yang sedikit meleset dari RAPBN menjadi 15.000 rupiah dan 10,22 miliar USD. Sedangkan
lifting minyak melampaui RAPBN menjadi 775 ribu barel/hari.

Target pendapatan negara di tahun 2019 merupakan target yang optimal namun realistis untuk
mendorong redistribusi pendapatan dan menjaga iklim investasi yang sehat.

Berikut rincian dari pertumbuhan perpajakan tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 10,4%
yaitu mencapai target sebesar 1.786,4 T yang berasal dari tax rasio 12,2% PDB termasuk SDA
migas dan pertambangan; kepabean & cukai sebesar 208,8 T dan penerimaan pajak migas dan
non-migas sebesar 1.577,6 T.

Kemudian dari penerimaan negara bukan pajak di tahun 2019 mengalami pertumbuhan sebesar
8,3% yaitu mencapai target sebesar 378,3 T yang terdiri dari pendapatan BLU 47,9 T; PNBP
lainnya sebesar 94,1 T; pendapatan SDA migas dan non-migas sebesar 190,8 T; pendapatan dari
KN dipisahkan 45,6 T.
Belanja pemerintah pusat naik 27,0 T dari RAPBN 2019 (1.607,3 T). Terdiri dari kenaikan
belanja (K/L) dari RAPBN 2019 menjadi 855,4 T dan penurunan belanja non K/L dari APBN
2019 menjadi 767,1 T.

Dengan rincian dalam anggaran pendidikan sebesar 492,5 yang dialokasikan ke pusat, transfer ke
daerah dan pembiayaan. Dengan sasaran target program Indonesia pintar sebesar 20,1 juta jiwa,
pembangunan/rehab sekolah sebesar 56,1 ribu, BOS sebesar 57 juta jiwa, dan beasiswa bidik
misi sebesar 471,8 ribu mahasiswa.

Kemudian untuk anggaran kesehatan sebesar 231,1 T yang dialokasikan ke pusat dan transfer ke
daerah. Dengan sasaran target prevalensi stunting sebesar 24,8%, jumlah eliminasi malaria
sebesar 300 kota/kabupaten, prevalensi tuberkolosis per 100ribu penduduk sebesar 245, dan
kartu Indonesia sehat sebesar 96,8 juta jiwa.

Untuk anggaran infrastruktur sebesar 415,0 T yang dialokasikan kepada kemenPUPR,


Kemenhub, DAK, dan Investasi pemerintah (PMN & LMAN). Dengan sasaran target yaitu
pembangunan/rekonstruksi pelebaran jalan sepanjang 2.007 km, pembangunan bandara baru
sebesar 4 unit, jaringan irigasi sebesar 162 ribu hektar, pembangunan dan rehabilitasi jembatan
sepanjang 27.067 m, pembangunan/penyelesaian rel KA sepanjang 415,2 km, dan pembangunan
bendungan sebesar 48 unit.

Pada APBN 2019 dialokasikan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai Rp 826,77 T
yang terdiri dari transfer ke daerah sebesar 756,77 T dan Dana Desa sebesar 70,0 T sesuai
dengan langkah kebijakan TKDD yang telah ditetapkan oleh kementrian.

APBN 2019 mengalami deficit sebesar 1,8% terhadap PDB atau 296,0 T sama dengan deficit
RAPBN 2019.

Upaya menjaga keberlanjutan fiscal juga terlihat dari deficit keseimbangan primer yang
mendekati nol sebesar -20,1 T. Tren penurunan menuju positif memberikan bukti kuat dan sinyal
positif bahwa pengelolaan APBN berada di jalur positif.

Rasio deficit APBN dan deficit keseimbangan primer ini merupakan yang terendah sejak tahun
2013.

Untuk menutup deficit APBN 2019, pembiayaan anggaran sebesar 296,0 T atau turun sebesar 5,8
persen dari outlook APBN 2018. Pembiayaan anggaran berasal dari pembiayaan utang baik Surat
Berharga Negara (SBN), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar 359 T yang tumbuh
-7,3% dari outlook APBN 2018. Pemberian pinjaman kepada BUMN Pemda sebesar 2,4 T.
Pembiayaan anggaran unuk investasi tahun 2019 sebesar 296,0 T ditujukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, infrastruktur, dan daya saing ekspor serta peran Indonesia di dunia
internasional. Dan pembiayaan lainnya sebesar 15 T.

Anda mungkin juga menyukai