PENDAHULUAN
Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini agar mengetahui kadar lemak pada
suatu sampel menggunakan metode sokletasi dan mengetahui hasil rendemen
sampel dangan perlakuan pemanasan dan enzimatis.
1.2 Tujuan
1. Menganalisis kadar lemak dalam suatu sampel
2. Membandingkan kadar lemak dari beberapa sampel dengan berat berbeda
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Buah Kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran lebih kurang sebesar
kepala manusia. Buah terdiri dari sabut (ekskarp dan mesokarp), tempurung
(endokarp),daging buah (endosperm) dan air buah. Tebal sabut kelapa lebih
kurang 5 cm dan tebal daging buah 1 cm atau lebih. Bunga betina tanaman kelapa
akan dibuahai 18 – 25 hari setelah bunga berkembang dan buah akan menjadi
masak (ripe) setelah 12 bulan. (Pyke, 1977)
2.1.3 Air
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air
merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat
yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di
dalamnya. Dengandemikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini
sering disebut pencemar yang terdapat dalam air. (Santika, 1987)
2.2 Metode Yang Digunakan
2.3.1 Marerasi
2.3.2 Perkolasi
2.3.3 Refluks
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga
pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan
turun lagi ke dalam wadah reaksi 12 sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas
oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa
anorganik karena sifatnya reaktif. (Adrian, 2000)
1. Nilai pH
pH pelarut akan mempengaruhi selektivitas ekstraksi. Selektivitas
berhubungan dengan nilai kualitatif dan kuantitatif substansi aktif yang
terekstraksi maupun substansi asing lain. Dimana pH harus berada pada
rentan pH substansi aktif tersebut, jika tidak sesuai maka proses ekstraksi
akan sulit dan bisa jadi substansi lain dapat terekstraksi. (Thoha, 2008)
2. Jumlah proses ekstraksi
Jumlah proses ekstraksi juga meningkatkan efisiensi ekstraksi. Misalnya,
empat ekstraksi dengan 50 ml pelarut lebih efisien dibanding satu ekstraksi
dengan 200 ml pelarut. Biasanya, rendemenen dapat maksimal dengan 3-5
proses ekstraksi bahan secara berturut-turut (Teresa, 2003).
3. Waktu ekstraksi
Waktu merupakan parameter penting dalam ekstraksi. Umumnya, waktu
ekstraksi berkorelasi positif terhadap jumlah senyawa target, walaupun
terdapat resiko terjadinya degradasi senyawa target itu sendiri. Waktu
ekstraksi tergantung pada bahan yang diekstrak. (Setiasih, 2008)
4. Temperatur
Secara umum, kenaikan temperatur akan meningkatkan jumlah zat terlarut
ke dalam pelarut. Temperatur pada proses ekstraksi terbatas hingga suhu
titik didih pelarut yang digunakan dan perlu diperhatikan sifat
termostablitas senyawa yang akan di ekstraksi. Ekstraksi akan lebih cepat
dilakukan pada suhu tinggi. Suhu tinggi meningkatkan pengeluaran
(desorption) senyawa dari bagian aktif (active sites) karena perusakan sel
bahan meningkat. Suhu ekstraksi meningkatkan suhu pelarut secara
konvektif. (Tejasari, 2005)
5. Difusi dari sel utuh (intact cell)
Pelarut harus dapat berdifusi ke dalam sel utuh terlebih dahulu sebelum
dapat melarutkan substansi ekstraknya. Substansi yang diinginkan harus
dapat larut dalam pelarutnya untuk dapat menghasilkan suatu konsentrasi
tinggi di dalam sel sehingga keseimbangan konsentrasi dengan pelarut
sekitar dapat terjadi dengan cara difusi. (Setiasih, 2008)
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
Perajangan
Penimbangan
Sokletasi (3jam)
Pada praktikum ini diperlukan daging buah kelapa yang telah dipisahkan
dengan tempurung dan dibersihkan. Daging buah kelapa kemudian dipotong kecil
dan berbeda hingga beratnya mencapai 1 gram,2gram dan 3gram. Selanjutnya
potong kertas saring dan tali menjadi 3 bagian kemudian timbang kertas saring
dan tali di timbangan analitik setelah itu dilakukan pembungkusan daging buah
kelapa dengan kertas saring dan diikat dengan tali. Timbang kembali daging buah
kelapa yang telah dibungkus dan diikat dengan timbangan analitik setelah itu
sampel dimasukkan ke tabung soklet untuk diekstraksi selama 3 jam. Setelah
dilakukan sokletasi kemudian sampel dikeluarkan dan didinginkan dengan suhu
ruang selama 5 menit. Hal tersebut bertujuan untuk menurunkan suhu sampel.
Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan oven selama 1 jam dengan suhu 1050C
yang bertujuan untuk mengeringkan sampel dari pelarut. Selanjutnya sampel
dimasukkan ke dalam eksikator yang bertujuan menyerap air yang ada pada
sampel dan mempertahankan kelembaban. Perlakuan ini dilakukan selama 15
menit.setelah itu dilakukan penimbangan sampel dengan timbangan analitik
dengan pengulangan 3 kali hingga konstan. Sehingga dapat ditentukkan kadar
lemak sampel.
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
5.1 Sokletasi
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Gayo, I. 1991. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Aneka ilmu.
Semarang
Swaile. 2000. Student Handout Soxhlet Extraction of Fat from French Fries.
University of Cincinnati, Cincinnati, OH.
Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Teresa, 2003. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty.
Yogyakarta