Anda di halaman 1dari 22

Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR

Gilberth Kiriwenno (13200194006)

Teknik Rekayasa Sistem Kelistrikan Migas

Politeknik Negeri Ambon


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah yang berjudul Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR ini dapat selesai
tepat waktu. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Lory M. Parera ST, MT. yang telah memberikan tugas makalah ini kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dan harapan saya semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah yang berjudul Prinsip Dasar Pengukuran
Komponen LCR ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, Juli 2021

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang
belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya,
misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah
pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat
ukut.
Pengukuran adalah suatu peristiwa atau kejadian menentukan kuantitas atau besaran suatu
objek. Berdasarkan alat ukur yang digunakan dalam suatu kegiatan pengukuran, data hasil
pengukuran terbagi atas dua yaitu data diskrit dan data kontinyu.

Proses pengukuran dalam system tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standart yang
harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan,
baik untuk pengambilan keputusan dan instrument control maupun hasil yang diinginkan oleh
seseorang dalam melakukan percobaan. Kepentingan alat-alat ukur dalam melakukan
percobaan. Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi.
Hampir semua alat ukur berdasarkan energy elektrik, karena setiap kuantitas fisis mudah dapat
diubah kedalam kuantitas elektrok, seperti tegangan, arus, frekuensi, perputaran dan lain-lainnya.
Misalnya temperature yang dulu diukur dengan sebuah thermometer air raksa sekarang dapat
diukur dengan thermocouple. Hal tersebut merupakan salah satu contoh dibidang pengukuran.
Pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui. Karena tanpa pengukuran listrik maka
kita akan sangat sulit untuk mengetahui besaran- besaran listrik yang sangat kita perlukan
dalam membuat suatu perencanaan, pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika
dan listrik.

Men gingat pentingnya alat-alat ukuur dalam suatu kegiatan pengukuran maka perlu terlebih
dilakukan pengenalan terhadap alat-alat ukur tersebut. Pengenalan alat ukur dapat meliputi nama
alat, komponen dalam hal ini tombol-tombol fungsinya serta cara penggunaan alat. Namun dalam
percobaan kali ini alat ukur yang akan diperkenalkan terbatas pada alat-alat ukur listrik digital
sesuai tujuan diadakannya percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui jenis-jenis alat ukur digital.

Makalah ini membahas tentang LCR Meter, alat ukur ini sekarang sudah banyak di pakai,
terutama pada kelistrikan. Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur yang mereka gunakan
untuk keperluan teknis yaitu LCR Meter. Untuk melakukan pekerjaan elektronik, seperti
memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu diperlukan alat ukur, karena
dengan alat ukur dapat diketahui Induktansi (L,) Kapasitansi (C), dan Resistansi (R).
1.2 Rumusan Masalah

LCR Meter merupakan alat yang mempunyai tiga fungsi sekaligus oleh karena itu kita harus
mengetahui bagaimana cara penggunaan alat tersebut. Dalam makalah ini akan membahas
permasalahan tentang :

Apa itu LCR Meter ?

Apa saja fungsi LCR Meter?

Bagaimana bagian-bagian dari LCR Meter? Bagaimana cara

mengukur menggunakan LCR Meter?

Bagaimana tindakan pencegahan kerusakan LCR Meter?

1.3 Tujuan

Mahasiswa terampil mempergunakan LCR Meter dengan baik danbenar.

Mahasiswa dapat menggunakan LCR Meter pada Komponen-komponen yang telah ditentukan.

Mahasiswa dapat menghitung secara manual nilai dari komponen-komponen tersebut tanpa
menggunakan LCR Meter.

Mahasiswa dapat menghitung nilai dari komponen-komponen tersebut dengan menggunakan LCR
Meter.

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah yang kami buat adalah untuk memberi pangetahuan kepada para
pembaca agar mengetahui LCR Meter secara mendalam.

Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan ini dimulai tentang apa itu LCR Meter, fungsi dariLCR Meter, metode
pengukuran LCR Meter.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi LCR Meter

LCR Meter adalah bagian dari alat uji elektronik yang digunakan untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi (C) dan resistensi (R) dari komponen. Sebenarnya prinsip
kerja dari alat ini nilai sebenarnya dari beberapa jenis pengukuran tidak diukur
melainkan yang diukur adalah impedansi, impedansi diukur secara internal dan
dikonversikan ke layar penampil pengukuran yang dikonversikan ke kapasitansi atau
nilai induktansi yang sesuai. Pembacaan akan cukup akurat jika kapasitor atau inductor
perangkat yang diuji tidak memiliki impedansi komponen resistifyang signifikan. Selain
itu alat ini dapat digunakan untuk pengukuran induktansi atau kapasitansi, dan juga
resistansi seri yang sama dari kapasitor dan factor Q dari komponen induktif.

Biasanya perangkat yang diuji (DUT) dikenakan de sumber tegangan AC.


Pengukuran tegangan dan arus yang melalui DUT. Dari pengukuran perbedaan rasio ini
dapat menentukan besarnya impedansi. Sudut fase antara tegangan da arus juga akan
diukur (juga dikenal sebagai amplitude). Dari perhitungan impedansi yang telah
digabungkan, kapasitansi atau induktansi yang setara atau sama, dan resistensi, dari
DUT dapat dihitung lalu ditampilkan. Pembacaan juga akan menampilkan hasil yang
baik untuk rangkaian yang dirangkai paralel atau seri untuk kedua komponen. Asumsi
pengukuran LR memiliki elemen dalam yang seri (seperti yang ditemui dalam sebuah
kumparan inductor) dan bahwa pengukuran CR dilakukan dari komponen atau elemen
secara paralel (seperti yang akan dihadapi dalam mengukur kapasitor dengan dielektrik
bocor). Kegunaan LCR meter juga dapat digunakan untuk menilai variasi induktansi
terhadap posisi rotor yang memiliki magnet permanen.

Seperti yang telah dikatakan, bahwa induktansi merupakan salah satu utama yang
diukur oleh LCR meter. Induktansi itu sendiri didapatkan dari perubahan aliran arus
yang melalui rangkaian dan beberapa perangkat seperti resistor. Hal karena arus listrik
menghasilkan medan magnet maka hal ini akan mengurangi terjadinya perubahan nilai
yang terhitung saat ini. LCR akan mengukur rasio fluks magnet.
Didalam pengukuran kapasitansi (C), atau muatan listrik.
Pengukuran akan menghitung jumlah muatan yang disimpan pada suatu titik tertentu,
yang biasa dikenal dengan potensial listrik. Biasanya pengukuran diukur dalam volt, hal
ini menunjukkkan muatan listrik statis.

Pengukuran dengan LCR meter dapat dilakukan dengan sangat cepat, tergantung
dari komponen yang diukur. Pada dasarnya, setelah sumber tegangan AC diberikan,
lalu tegangan dan arus diukur (keduanya). Tetapi untuk pengukuran ini akan kurang
bekerja dengan baik jika mengukur komponen yang sudah dirakit menjadi alat, dan
akan bekrja dengan baik jika pengukuran dilakukan secara sendiri-sendiri atau
perkomponen dari komponen dari komponen itu sendiri.

2.1.1. Resistor

Resistor adalah suatu komponen electronika yang berfungsi untuk mengatur serta
menghambar listrik.Tipe resistor umumnya berbentuk tabung dengan dua kaki
tembaga di kiri dan di kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang
kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur
besarnya dengan alat ukur. Dari hukum Ohm diketahui, resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan symbol Ω (Omega).

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya.

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan :

V =I x R

Dimana V adalah tegangan, I adalah arus, dan R adalah Resistansi


Kode warna tersebut seperti ditunjukkan dibawah
ini:

2.1.2. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus


listrik di dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu. Satuan kapasitor disebut
Farad ( F ). Kapasitor di sebut juga kondensator, yaitu kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik.
Jenis – jenis Kapasitor antara lain :

Kapasitor Elko Kapasitor Mika


Kapasitor Keramik

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik,
maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatan- muatan negatif terkumpul pada ujung metal
yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah
oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di
alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan
positif dan negatif di awan.
KAPASITANSI

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat


menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb =
6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah
kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat
memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

q=Cek V

Q = muatan elektron dalam C (coulombs) C = nilai


kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area
plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k)
bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10) (k A/t)

Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali. Umumnya
kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : μF, nF dan pF.

1 Farad = 1.000.000 μF (mikro Farad) 1 μF


= 1.000.000 pF (piko Farad) 1 μF
= 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF = 1.000 μμF (mikro-mikro Farad) 1 μF
= 10 F-6
1 nF = 10 F-9
1 pF = 10 F-12

2.1.3. Induktor
Induktor atau Kumparan adalah suatu komponen pasif elektronika yang
tersusun dari lilitan kawat dan bisa menghasilkan medan magnet bila di aliri arus
listrik dan sebaliknya, bisa menghasilkan listrik bila di beri medan magnet.
Induktor di beri lambang “L”. Inductor atau dikenal juga dengan Coil adalah
Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang
membentuk sebuah kumparan. Dasar dari sebuah inductor adalah berdasarkan
Hukum Induksi Faraday.
Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut
dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). satuan Henry pada
umumnya terlalu besar untuk komponen
Induktor yang terdapat di rangkaian Elektronika, oleh karena itu, satuan-satuan
yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan
induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut
diantaranya adalah melehenry (mH) dan microhenry (µH). symbol yang digunakan
untuk melambangkan inductor dalam rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.

Simbol Induktor

Berikut ini adalah Simbol-simbol inductor :

Nilai induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

 Jumlah lilitan,semakin banyak lilitannya semakin tinggi


Induktansinya.
 Diameter Induktor, semakin besar diameternya semakin
tinggi pula induktansinya.
 Permeabilitas Inti , yaitu bahan inti yang digunakan seperti Udara, Besi
ataupun Ferit
 Ukuran Panjang Induktor , semakin pendek inductor (Coil)
tersebut semakin tinggi induktansinya.

Jenis – Jenis Induktor (Coil)

Berdasarkan bentuk dan bahan intinya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah :

 Air Core Inductor – menggunakan udara sebagai intinya.


 Iron Core Induktor – menggunakan bahan besi sebagai intinya.
 Ferrite Core Induktor – menggunakan bahan Ferit sebagai
intinya.
 Torroidal Core Induktor – menggunakan inti yang berbentuk O Ring
(bentuk Donat).
 Laminated Core Induktor – menggunakan inti yang terdiri
dari beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-
masing lempengan logam deberikan Isolator.
 Variable Induktor – Induktor yang nilai induktansinya dapat
diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Induktor pada
umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.

Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya

Fungsi – fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan


arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus
bolak balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta
melipatgandakan tegangan.

Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya


diaplikasikan :

 Sebagai Filter dalam rangkaian yang berkaitan dengan frekuensi.


 Transformator (Transformer).
 Motor Listrik
 Solenoid
 Relay
 Speaker
 Microphone

Induktor sering disebut juga dengan Coil, Choke ataupun Reaktor.

2.2. LCR Model 9063


Bagian Alat :
1. Display berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran.
2. Power ON/OFF Switch berfungsi untuk
3. Function Switch berfungsi untuk mengatur (selektor) sesuai dengan komponen apa
yang ingin di ukur.
4. LC/R Select Switch berfungsi untuk mengatur
5. Measuring Input berfungsi untuk penempatan probe. Probe sebagai penyambung
dengan komponen yang di ukur.

Cara Pengukuran :
1. Geser switch power On/Off ke posisi angka 1 (“1”=On dan “0”=Off).
2. Geser “R/LC switch” ke posisi yang ingin di ukur.
3. Putar switch sesuai batasan ukur yang di inginkan (maksimum).
4. Konek kan probe pada input LCR meter.
5. Hubungkan kedua probe (+) dan (-) pada sisi-sisi komponen yang ingin di ukur.
6. Baca hasilnya di display.

2.3. Pengoperasian
2.3.1. Pengukuran Resistansi
1. Geser switch power On/Off ke posisi angka 1 (“1”=On).

1. Geser “R/LC switch” pada mode posisi R.


2. Putar switch pada range resistansi yang maksimum.

3. Konek kan probe pada input LCR meter.

4. Hubungkan kedua probe (+) dan (-) pada sisi-sisi komponen resistor.

5. Baca hasil di display. Nilai yang di tunjukkan sesuai kisaran yang di


pilih. Jika display menunjukkan “1”, berarti nilai keluar dari jangkauan yang
ada. Untuk resolusi yang lebih tinggi putar ke range (jangkauan) yang lebih
tinggi.

2.3.2. Pengukuran Kapasitansi


1. Geser switch power On/Off ke posisi angka 1 (“1”=On).

2. Geser “R/LC switch” pada mode posisi C.

3. Putar switch pada range kapasitansi yang maksimum.

4. Konek kan probe pada input LCR meter.


5. Hubungkan kedua probe (+) dan (-) pada sisi-sisi komponen kapasitor.

6. Baca hasil di display. Nilai yang di tunjukkan sesuai kisaran yang di pilih. Jika
display menunjukkan “1”, berarti nilai keluar dari jangkauan yang ada. Untuk
resolusi yang lebih tinggi putar ke range (jangkauan) yang lebih tinggi.

2.3.3. Pengukuran Induktansi


1. Geser switch power On/Off ke posisi angka 1 (“1”=On).

2. Geser “R/LC switch” pada mode posisi L.


3. Putar switch pada range induktansi yang maksimum.

4. Konek kan probe pada input LCR meter.

5. Hubungkan kedua probe (+) dan (-) pada sisi-sisi komponen kapasitor.
6. Baca hasil di display. Nilai yang di tunjukkan sesuai kisaran yang di pilih. Jika
display menunjukkan “1”, berarti nilai keluar dari jangkauan yang ada. Untuk
resolusi yang lebih tinggi putar ke range (jangkauan) yang lebih tinggi.

2.4.
BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Daftar Pustaka :

 http://m.kompasiana.com/tridinews/mengenal-lebih-dekat-lcr-meter-dan- fungsinya-
551fc928813311706c9dfb4b
 http://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-induktor-beserta-jenis-
jenis-induktor.
 http://ariezamharie.blogspot.co.id/2013/03/resistor.html
 http://rachmat-elektronika.blogspot.co.id/2014/05/dasar-teori-
resistor9492.html
 Ilmubawang.blogspot.com/2012/03/fungsi-lcr-meter.html

Anda mungkin juga menyukai