Anda di halaman 1dari 8

Catatan Belajar Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Nama : Sri Bunga Rizky


NPM : 20012115001
Dosen Pengampu : Silvia Hariani, S.S. M.I.Kom.
Waktu : Sabtu, 19 Juni 2021
Pertemuan Ke : 8 (Kedelapan)

Atraksi Dalam Hubungan Interpersonal.

A. Hubungan Interpersonal
1. Pengertian Hubungan Interpersonal

Interpersonal secara umum adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau
lebih secara tatap muka. Sedangkan hubungan interpersonal adalah hubungan diluar diri atau
disebut juga dengan penyesuaian dengan orang lain.

Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki
ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Ketika akan
menjalin hubungan interpersonal, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan
interpersonal attraction. Baron dan Byrne (2006) menjelaskan bahwa Interpersonal attraction
adalah penilaian seorang terhadap sikap orang lain. Di mana penilaian ini dapat diekspresikan
melalui sesuatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike.

Jadi, ketika kita berkenalan dengan orang lain, kita sebenarnya melakukan penilaian terhadap
orang tersebut. Apakah orang tersebutcukup sesuai untuk menjadi teman kita atau orang
tersebut ternyata kurang sesuai, sehingga kita lebih memilih untuk tidak melakukan interaksi
sama sekali. Konteks penilaian ini adalah dalam melakukan hubungan interpersonal. Menurut
Dedy Mulyana, ketika berkomunikasi kita tidak hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonal. Jadi bukan sekedar menentukan contenta melainkan
juga relationship.

Hubungan antar pribadi (Interpersonal Relation), yaitu salah satu unsur dasar yang dipelajari
dalam psikologi sosial dan merupakan awal dari segala bentuk interaksi sosial.

1
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling
tergantung satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Sedangkan menurut
Enjang, hubungan interpersonal adalah komunikasi antar orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap peserta menangkap langsung baik secara verbal maupun secara tatap
muka, interaksi verbal. Menurut Agus Mulyono dalam Suranto, hubungan interpersonal adalah
komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi antar individu, verbal maupun Kerjasama
akan timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan- kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri.

Jadi yang dimaksud dengan hubungan interpersonal adalah hubungan diluar diri, yaitu dengan
lingkungan sekitar. Hubungan interpersonal bukan sekedar menyampaikan isi, tapi menentukan
kadar hubungan antar individu.

Hubungan intrpersonal yang baik adalah hubungan yang didalamnya terdapat saling
mempercayai, mempunyai rasa simpati dan empati yang tinggi, dapat terbuka antar individu,
dan sebagainya menurut kemampuan dalam hubungan interpersonal. Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan hubungan interpersonal ada dua yaitu faktor internal adalah dari kebutuhan
berinteraksi dan pengaruh perasaan, sedangkan dari faktor eksternal yaitu dari kesamaan,
kedekatan dan daya tarik fisik.

2. Ciri-ciri Hubungan Interpersonal

Dalam membentuk hubungan interpersonal antara konselor dan konseli, adalah sebagai media
bimbingan dan konseling untuk membantu konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, jika diamati hubungan interpersonal memiliki beberapa ciri-ciri,
yaitu:
a. Arus pesan dua arah, artinya antara konselor dan konseli dalam posisi sejajar tidak ada
yang dianggap lebih menggurui, arus pesan dua arah ini secara berkelanjutan atau
kontinu.
b. Suasana informal, artinya pelaku atau konselor dan konseli dalam kondisi tidak kaku
dengan posisinya masing-masing, namun hubungan ini lebih bersifat pendekatan secara
individu yang bersifat pertemanan dan kekeluargaan.
c. Umpan balik segera, artinya pelaku dapat mengetahui umpan balik pesan yang
2
disampaikan dengan segera, baik secara verbal maupun nonverbal.

d. Peserta atau orang yang terlibat dalam konseling melalui hubungan interpersonal ini
berada dalam jarak dekat baik dalam arti fisik atau psikologis atau dalam satu ruang.
e. Orang yang terlibat dalam hubungan interpersonal ini megirim dan menerima pesan
secara spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.

Penjelasan Mengenai;

A. PERKEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL


Menurut Ruben, tahap-tahap suatu hubungan interpersonal meliputi;
1. Inisiasi
Kedua individu memperoleh data mengenai keadaan masing-masing melalui petunjuk non
verbal seperti senyuman, jabat tangan, gerak tubuh dan sebagainya.
2. Eksplorasi
Disini mulai dijajaki potensi yang ada pada tiap individu serta dipelajari kemungkinan
yang ada pada hubungan. Pada tahap ini individu mengumpulkan informasi mengenai
norma berkomunikasi, citra, sistem nilai, serta minat dari mitra komunikasi.
3. Intensifikasi
Pada tahap ini individu memutuskan baik secara verbal maupun nonverbal apakah
hubungan akan dilanjutkan atau tidak.
4. Formalisasi
Pada tahap ini individu secara bersama sama mengembangkan simbol-simbol, pola
komunikasi yang disukai, kebiasaan dan lainnya.
5. Redefinisi
Tahap ini merupakan bagian dari proses pengembangan hubungan yang bersifat gradual
dan alami.
6. Deteriorasi
Hal-hal yang menjadi tujuan dan orientasi dari hubungan yang ada menjadi tidak jelas dan
memudar. Norma yang muncul ketika hubungan berjalan lebih menjadi sebab beban bagi
individu yang terlibat didalam. Pada akhirnya kemunduran mengikuti hubungan tersebut.

3
Mark Knapp menyebutkan bahwa hubungan interpersonal berkembang melalui 5 tahap
1. Inisiasi
2. Eksprementasi
3. Intensifikasi
4. Integrasi
5. Pertalian atau ikatan

Jalaluddin meringkas perkembangan hubungan interpersonal menjadi 3 tahap :


1. Pembentukan Hubungan Interpersonal
Fokus pada tahapan ini adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam
pembentukan hubungan.
2. Peneguhan Hubungan Interpesonal
Disini ada empat faktor yang memelihara keseimbangan ini yaitu keakraban, kontrol,
respons yang tepat dan nada emosional yang tepat. Faktor kedua adalahkesepakatan siapa
yang akan mengontrol siapa dan bilamana. Jika dua orang memiliki pendapat yang berbeda
pada saat mengambil keputusan, siapa yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang
menentukan serta siapa dominan. Faktor Ketepatan respons artinya respons dari individu
yang satu harus diikuti oleh respons dari individu yang lain yang sesuai. Faktor keempat
yaitu, keserasian emosional ketika komunikasi berlangsung.
3. Pemutusan Hubungan Interpersonal
Konflik dapat menyebabkan hubungan interpersonal berakhir. Namun sebaliknya konflik
juga bisa membuat hubungan semakin meningkat kualitasnya.

Menurut RD Nye ada 5 sumber konflik yaitu:


a. Kompetisi
b. Dominasi
c. Kegagalan
d. Provokasi
e. Perbedaan Nilai

4
B. JENIS-JENIS HUBUNGAN INTERPERSONAL
a. Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat.
Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan antara dua individu.
Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot mengemukakan
beberapa ciri khas hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus,
individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan “wajah” yang
ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang pola
komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/khas yang akan membedakan hubungan
tersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan triad merupakan hubungan
antara tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkat keintiman/
kedekatan antara individu lebih rendah, dan keputusan yang diambil lebih didasarkan voting
atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).

b. Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.


Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi dua, yaitu
hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan yang
terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu
sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam
kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain. Sedangkan hubungan sosial merupakan
hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini
terbentuk (baik secara personal dan sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat,
hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan sebagainya.

c. Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu.


Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi dua, yaitu hubungan
jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan hubungan
yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa
ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam waktu yang
lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya
(misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena
investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
5
d. Hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman.
Hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman, yaitu
hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa merupakan hubungan yang
sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim
ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar
kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi. Hubungan
intim terkait dengan jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka panjang.
Karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan
individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak.

C. POLA-POLA RELASIONAL
1. Suportif dan Defensif
Sikap suportif merupakan sikap yang mendukung komunikasi interpersonal sebaliknya
dengan sikap defensif.

Sikap suportif:
a. Deskripsi: tidak melakukan penilaian pada orang lain.
b. Orientasi masalah: mengajak orang lain untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan
merancang bagaimana pencapaiannya, tanpa mengarahkan orang lain.
c. Spontan: tidak melakukan strategi atau taktik.
d. Empati: menempatkan diri pada diri orang lain dengan pandangan orang lain tersebut.
e. Persamaan: memandang orang lain setara.
f. Provisionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita, tidak dogmatis.

Sikap defensif:
a. Evaluasi: menilai perilaku orang lain.
b. Kontrol: mengarahkan atau mengatur orang lain.
c. Strategi: merancang taktik atau strategi dalam berhubungan dengan orang lain.
d. Netralitas: menjauhkan diri dari perasaan atau perhatian orang lain.
e. Superioritas: merasa lebih berharga atau lebih tinggi dari orang lain.
f. Certainty: bertindak atas pengetahuan, keyakinan, dan persepsi sendiri tanpa mau
6
mengubahnya.

2. Tergantung (Dependen) dan Tidak Tergantung (Independen)


Hubungan yang beriklim dependen dicirikan salah satu individu sangat tergantung pada
individu lain. Sebaliknya, ada hubungan yang menunjukantidak tergantungnya satu
individu dengan individu lainya, sehingga seorang individu dengan bebas dapat
menyatakan ketidaksepakatan, ketidaksetujuan, penolakan pada individu lain.

3. Progresif dan Regresif


Hubungan progresif adalah hubungan ditandai dan menimbulkan keputusan serta harmoni.
Sebaliknya dalam regresif hubungan tetap berkembang namun mengarah atau
menimbulkan ketidakharmonisan dan ketidakpuasan.

4. Self-Fulfiling dan Self-Defeating Prophecies


Pola dapat mempengaruhi suatu hubungan dipengaruhi oleh harapan kita. Dalam kasus ini
apa yang kita harapkan terjadi sering terjadi; atau paling tidak apa yang kita harapkan akan
mempengaruhi apa yang sesungguhnya terjadi. Sebaliknya, juga dapat terjadi apa yang
tidak anda inginkan bisa terjadi jika anda tidak begitu menginginkan pekerjaan tersebut.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA HUBUNGAN


INTERPERSONAL
Menurut Ruben, terbentuknya pola komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa
faktor,
yaitu:
1. Tingkat Hubungan dan Konteks
2. Kebutuhan Interpersonal dan Gaya Komunikasi
3. Kekuasaan
4. Konflik

Sementara menurut Jalaluddin Rakhmad, ada tiga faktor yang dapat menumbuhkan komunikasi
interpersonal, yaitu:
1. Percaya (Trust)
7
2. Sikap Suportif
3. Sikap Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai