“Ya ampun, Tara. Kebiasaan kamu diulang lagi. Kamu sudah besar, loh. Sudah 15tahun.
“Duh... Mama!!! Tara takut tidur sendirian. Tara gak bisa tidur kalau gak ada yang
“Mama tidak mau tidur denganmu. Kalau kamu takut tidur sendirian, tidurlah dengan
Dengan langkah yang jengkel gadis itu menaiki tangga rumahnya dan memasuki salah
satu ruangan dengan pintu yang bertuliskan TASYA yang diwarnai dengan uniknya serta
“Ma, Tara kok masih tidur dengan Tasya, sih???” Tanya gadis pemilik ruangan dengan
pintu bertuliskan TASYA itu pada suatu pagi hari di ruang tamu. Yang pasti gadis yang satu ini
“Mama suruh Tara tidur bersamamu. Mama tidah mau mengganggu Papa yang sudah
tidur lebih awal. Daripada Tara tidur dengan Kak Teo, lebih baik Tara tidur bersamamu.”
Terang Mama kepada Kak Tasya yang duduk bersebelahan dengan gadis yang tidur
“Tara, kamu itu sudah SMA dan sudah 15 tahun, kok masih tidur dengan kakaknya
atau mamanya, sih??? Kamu sudah besar loh, gak malu dengan temanmu??? Kamu kan punya
kamar sendiri. Lebih luas daripada kamar kakak.” Kata Kak Tasya yang sudah selesai mengikat
tali sepatunya.
“Sudah, sudah, kita bahas ini sepulang kalian sekolah. Papa dan Kak Teo sudah
“Kak Tasya dan Tara pergi kesekolah dulu, ya, Ma. Da... Mama”
“Tasya pergi dulu, ya, Ma” kedua gadis itu mencium tangan mamanya dan masuk ke
Tara, adalah seorang gadis yang baru masuk SMA. Ia merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Kakak-kakaknya bernama Kak Teo yang baru masuk ke kampus impiannya dan
Kak Tasya yang sekarang duduk di kelas 3 SMA. Tara merupakan anak bungsu yang paling
penakut. Ia merasa gelapnya malam itu bagaikan berjalan ditengah hutan tanpa cahaya apapun
kecuali bulan yang ada di langit. Ia benci malam hanya karena rasa takut yang ada di dirinya itu.
Tapi, Tara memiliki kehebatan yaitu ia sudah memiliki cowok yang ia idolakan dan ia
mengalahkan kedua kakaknya yang belum memiliki pasangan. Bahkan kedua kakaknya itu
belum pernah berpacaran sama sekali. Tara memiliki seorang cowok yang beda 1 angkatan
darinya. Cowok itu sudah berumur 17 tahun. Nama cowok itu adalah Vincent. Vincent berwajah
tampan, berkulit sawo matang, dan jika tersenyum dapat membuat gadis-gadis di sekolahnya
terpana melihtnya. Selain itu, Vincent merupakan cowok yang pandai sekali modern dance. Tara
memang beruntung mendapatkannya. Sayang, Tara adalah seorang gadis penakut. Walaupun
begitu, Vincent tidak malu mengakuinya sebagai pacarnya. Cowok itu benar-benar
menyayanginya.
“Eh, Vincent, apa kabar? Jarang banget dateng ke rumah. Ayo masuk” Kata Kak Teo
Vincent masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu. Sambil menunggu Tara,
Vincent mengobrol asik dengan Kak Teo dan Mama Tara. Selain itu, Vincent memberi tahu
kedatangannya kemari untuk mengubah perilaku Tara yang takut tidur sendirian di kamarnya
yang cukup luas dibandingkan dengan kamar kakak-kakaknya. Setelah diberi tahu rencananya
itu, Vincent mendapat ijin dari Mama Tara untuk mengubah perilaku buruk anaknya itu. Tak
lama kemudian, setelah dipanggil Kak Teo, Tara turun dan bertemu Vincent dan Mamanya itu.
Vincent memberi tahu tujuannya kemari kepada Tara, dan sama seperti Mamanya, Tara
Beberapa menit kemudian, Tara mengajak Vincent pergi ke kamar yang jarang Ia
tempati itu. Kamar itu kurang menarik dan cukup berantakan. Walaupun, tempat tidur dan
“Tara, aku punya tiga cara jitu untuk membuatmu mau tidur dikamarmu ini.”
“Tiga cara jitu??? Maksudmu???” bingung Tara sambil melihat jari Vincent membentuk
“Kamu harus lekukan cara jituku ini. Kita mulai, ya. Yang pertama, buat kamarmu ini
terlihat rapi, bersih, dan menyenangkan untuk kamu tempati. Kamu harus bersihkan kamar ini,
seperti menyapu tiap hari dan mengepel tiap minggu sekali. Selain itu, berilah warna di tiap
dinding kamarmu ini, seperti gambar, foto, atau apapun yang kamu sukai.”
“Tapi, aku tidak punya gambar atau apapun yang dapat kutempel di dinding kaarku ini,
lalu bagaimana???”
“Tenang, aku punya barang yang kita butuhkan untuk menghiasi dinding kamarmu ini.
Tunggu sebentar, ya.” Ucap Vincent, dan Ia pun berlari menuju mobil yang Ia gunakan ketika
berangkat ke rumah Tara. Dikeluarkannya kotak yang cukup besar yang berisi pernak pernik
Satu jam terlewatkan. Kamar Tara yang tuidak menarik itu disulap mereka menjadi indah
danterlihat ceria, dinding yang berwarna merah jambu yang sangat muda telah ditempeli
berbagai macam pernak penik dinding yang begitu lucunya. Atap kamar telah dihiasi gantungan-
gantungan kecil yang begitu lucunya. Lantai kamar yang penuh dengan debu yang jarang disapu
“Keren, yeey!!!” teriak Tara setelah melihat kamarnya yang tadinya buruk itu menjadi
berseri-seri.
“Selanjutnya yaitu cara kedua. Aku punya kado spesial untuk kamu. Ini dia.” Sambil
menyerahkan sebuah kado dengan bungkus kado berwarna merah jambu yang begitu lucunya.
Ketika Tara melihat isi kado itu, giranglah hatinya, “Wah, Teddy bear merah jambu
“Tidurlah dikamar ini dengan boneka itu, bayangkan boneka itu adalah seorang temanmu
yang mau tidur bersamamu setiap malam dan selalu menjagaimu di malam yang cukup gelap”
“Oke, lalu cara yang ketiga apa?” tanya Tara tak sabar.
“Cara yang ketiga ini harus kamu lakukan setiap malam sebelum kamu tidur di kamarmu
ini, yaitu BERDOA. Minta perlindungan kepada Tuhan agar mau menjagamu ketika kamu
sedang tidur. Tuhan pasti menjagamu, seperti Mama dan Papamu yang menjagai kamu. Ingat
Tara, berdoa dulu sebelum tidur. Kayaknya sudah selesai tugaku untuk dapat mengubah
perlakumu. Aku pulang dulu, ya. Ingat! Buang rasa takutmu itu. Kamu sudah besar Tara. Coba
tidur sendiri ya. Da Tara...” sambil melambaikan tangannya, Vincent dengan gaya kece
sekaligus kakak bagi Tara, walaupun Ia adalah pacarnya pergi keluar kamar Tara, dan pulang.
Malam pun tiba. Tara melakukan tiga cara jitu dari Vincent. Ketika malam tiba, Tara
naik ke ranjangnya yang begitu nyaman. Dipegangnya boneka Teddy Bear yang diberikan
Vincent kepadanya. Lalu, ia memejamkan matanya, melipat tangannya, dan berdoa. Selesai
berdoa, berbaringlah Tara, dan melihat atap dan dinding kamarnya itu. Begitu cantik nan indah
dirasanya. Tak lama kemudian, mata Tara sangat berat, dan lama-kelamaan tertutuplah mata
“Tara, ayo bangun, Sayang. Sudah pagi, nih” teriak Mama dari luar pintu kamar Tara.
Tara terbangun, melihat kamarnya begitu cerah disinari matahari pagi yang begitu indah.
Dilihatnya Teddy bear yang masih ia rangkul, dan dilihatnya pula kamar nan cantik hasil kerja
kerasnya bersama Vincent. Ia tersadar dan tersenyum puas. “AKU BERHASIL!!!” teriak Tara
“Sayang, senangnya nanti saja, sekarang keluarlah dan cepat mandi. Nanti terlambat ke
Keluarlah Tara dengan penuh senyuman. Dilubuk hatinya Ia merasa sungguh puas dan Ia
pun berpikir akhirnya aku bisa. Tak sabar Ia menceritakan hal ini kepada Vincent, pacarnya itu.