Anda di halaman 1dari 5

TIGA CARA JITU DARI VINCENT

Egia Vanesha L.T


“Ma, aku tidur sama mama ya!!!” teriak seorang gadis disuatu malam yang sunyi pada

pukul 09.00 malam.

“Ya ampun, Tara. Kebiasaan kamu diulang lagi. Kamu sudah besar, loh. Sudah 15tahun.

Sudah besar kenapa masih tidur dengan mama sih???”

“Duh... Mama!!! Tara takut tidur sendirian. Tara gak bisa tidur kalau gak ada yang

nemenin” Kata gadis itu sambil merengek ketakutan.

“Mama tidak mau tidur denganmu. Kalau kamu takut tidur sendirian, tidurlah dengan

Kak Tasya.” Perintah Mama si gadis itu.

“Nanti Kak Tasya marah-marah sama Tara”

“Dia pasti mau. Cepat tidur, sudah malam”

Dengan langkah yang jengkel gadis itu menaiki tangga rumahnya dan memasuki salah

satu ruangan dengan pintu yang bertuliskan TASYA yang diwarnai dengan uniknya serta

ditempel dipintu itu.

“Ma, Tara kok masih tidur dengan Tasya, sih???” Tanya gadis pemilik ruangan dengan

pintu bertuliskan TASYA itu pada suatu pagi hari di ruang tamu. Yang pasti gadis yang satu ini

adalah Kak Tasya.

“Mama suruh Tara tidur bersamamu. Mama tidah mau mengganggu Papa yang sudah

tidur lebih awal. Daripada Tara tidur dengan Kak Teo, lebih baik Tara tidur bersamamu.”

Terang Mama kepada Kak Tasya yang duduk bersebelahan dengan gadis yang tidur

bersamanya itu. Lebih tepatnya yaitu gadis penakut.


“Kak, Tara masih takut tidur sendirian. Jadi, untuk sementara Tara tidur dengan Kakak

ya...” sambil tersenyum centil agar permintaannya diterima.

“Tara, kamu itu sudah SMA dan sudah 15 tahun, kok masih tidur dengan kakaknya

atau mamanya, sih??? Kamu sudah besar loh, gak malu dengan temanmu??? Kamu kan punya

kamar sendiri. Lebih luas daripada kamar kakak.” Kata Kak Tasya yang sudah selesai mengikat

tali sepatunya.

“Sudah, sudah, kita bahas ini sepulang kalian sekolah. Papa dan Kak Teo sudah

menunggu kalian di mobil. Ayo cepat.” Nasihat Mama.

“Kak Tasya dan Tara pergi kesekolah dulu, ya, Ma. Da... Mama”

“Tasya pergi dulu, ya, Ma” kedua gadis itu mencium tangan mamanya dan masuk ke

dalam mobil dan pergi ke tujuan mereka masing-masing.

Tara, adalah seorang gadis yang baru masuk SMA. Ia merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara. Kakak-kakaknya bernama Kak Teo yang baru masuk ke kampus impiannya dan

Kak Tasya yang sekarang duduk di kelas 3 SMA. Tara merupakan anak bungsu yang paling

penakut. Ia merasa gelapnya malam itu bagaikan berjalan ditengah hutan tanpa cahaya apapun

kecuali bulan yang ada di langit. Ia benci malam hanya karena rasa takut yang ada di dirinya itu.

Tapi, Tara memiliki kehebatan yaitu ia sudah memiliki cowok yang ia idolakan dan ia

mengalahkan kedua kakaknya yang belum memiliki pasangan. Bahkan kedua kakaknya itu

belum pernah berpacaran sama sekali. Tara memiliki seorang cowok yang beda 1 angkatan

darinya. Cowok itu sudah berumur 17 tahun. Nama cowok itu adalah Vincent. Vincent berwajah

tampan, berkulit sawo matang, dan jika tersenyum dapat membuat gadis-gadis di sekolahnya

terpana melihtnya. Selain itu, Vincent merupakan cowok yang pandai sekali modern dance. Tara

memang beruntung mendapatkannya. Sayang, Tara adalah seorang gadis penakut. Walaupun
begitu, Vincent tidak malu mengakuinya sebagai pacarnya. Cowok itu benar-benar

menyayanginya.

Tok... Tok...Tok... Suara pintu terdengar jelas dari luar rumah.

“Eh, Vincent, apa kabar? Jarang banget dateng ke rumah. Ayo masuk” Kata Kak Teo

setelah Ia membuka pintu.

Vincent masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu. Sambil menunggu Tara,

Vincent mengobrol asik dengan Kak Teo dan Mama Tara. Selain itu, Vincent memberi tahu

kedatangannya kemari untuk mengubah perilaku Tara yang takut tidur sendirian di kamarnya

yang cukup luas dibandingkan dengan kamar kakak-kakaknya. Setelah diberi tahu rencananya

itu, Vincent mendapat ijin dari Mama Tara untuk mengubah perilaku buruk anaknya itu. Tak

lama kemudian, setelah dipanggil Kak Teo, Tara turun dan bertemu Vincent dan Mamanya itu.

Vincent memberi tahu tujuannya kemari kepada Tara, dan sama seperti Mamanya, Tara

menyetujui rencana yang akan dilakukan Vincent.

Beberapa menit kemudian, Tara mengajak Vincent pergi ke kamar yang jarang Ia

tempati itu. Kamar itu kurang menarik dan cukup berantakan. Walaupun, tempat tidur dan

lemari sudah ada di dalam kamar itu.

“Tara, aku punya tiga cara jitu untuk membuatmu mau tidur dikamarmu ini.”

“Tiga cara jitu??? Maksudmu???” bingung Tara sambil melihat jari Vincent membentuk

angka tiga di tangan kanannya.

“Kamu harus lekukan cara jituku ini. Kita mulai, ya. Yang pertama, buat kamarmu ini

terlihat rapi, bersih, dan menyenangkan untuk kamu tempati. Kamu harus bersihkan kamar ini,

seperti menyapu tiap hari dan mengepel tiap minggu sekali. Selain itu, berilah warna di tiap

dinding kamarmu ini, seperti gambar, foto, atau apapun yang kamu sukai.”
“Tapi, aku tidak punya gambar atau apapun yang dapat kutempel di dinding kaarku ini,

lalu bagaimana???”

“Tenang, aku punya barang yang kita butuhkan untuk menghiasi dinding kamarmu ini.

Tunggu sebentar, ya.” Ucap Vincent, dan Ia pun berlari menuju mobil yang Ia gunakan ketika

berangkat ke rumah Tara. Dikeluarkannya kotak yang cukup besar yang berisi pernak pernik

dinding dan berlari kembali ke kamar Tara.

Satu jam terlewatkan. Kamar Tara yang tuidak menarik itu disulap mereka menjadi indah

danterlihat ceria, dinding yang berwarna merah jambu yang sangat muda telah ditempeli

berbagai macam pernak penik dinding yang begitu lucunya. Atap kamar telah dihiasi gantungan-

gantungan kecil yang begitu lucunya. Lantai kamar yang penuh dengan debu yang jarang disapu

ataupun dibersihkan, sekarang telah terlihat mengkilau.

“Keren, yeey!!!” teriak Tara setelah melihat kamarnya yang tadinya buruk itu menjadi

berseri-seri.

“Selanjutnya yaitu cara kedua. Aku punya kado spesial untuk kamu. Ini dia.” Sambil

menyerahkan sebuah kado dengan bungkus kado berwarna merah jambu yang begitu lucunya.

Ketika Tara melihat isi kado itu, giranglah hatinya, “Wah, Teddy bear merah jambu

dengan pita dikepalanya. Aku suka ini. Trimakasih.”

“Tidurlah dikamar ini dengan boneka itu, bayangkan boneka itu adalah seorang temanmu

yang mau tidur bersamamu setiap malam dan selalu menjagaimu di malam yang cukup gelap”

“Oke, lalu cara yang ketiga apa?” tanya Tara tak sabar.

“Cara yang ketiga ini harus kamu lakukan setiap malam sebelum kamu tidur di kamarmu

ini, yaitu BERDOA. Minta perlindungan kepada Tuhan agar mau menjagamu ketika kamu

sedang tidur. Tuhan pasti menjagamu, seperti Mama dan Papamu yang menjagai kamu. Ingat
Tara, berdoa dulu sebelum tidur. Kayaknya sudah selesai tugaku untuk dapat mengubah

perlakumu. Aku pulang dulu, ya. Ingat! Buang rasa takutmu itu. Kamu sudah besar Tara. Coba

tidur sendiri ya. Da Tara...” sambil melambaikan tangannya, Vincent dengan gaya kece

sekaligus kakak bagi Tara, walaupun Ia adalah pacarnya pergi keluar kamar Tara, dan pulang.

Malam pun tiba. Tara melakukan tiga cara jitu dari Vincent. Ketika malam tiba, Tara

naik ke ranjangnya yang begitu nyaman. Dipegangnya boneka Teddy Bear yang diberikan

Vincent kepadanya. Lalu, ia memejamkan matanya, melipat tangannya, dan berdoa. Selesai

berdoa, berbaringlah Tara, dan melihat atap dan dinding kamarnya itu. Begitu cantik nan indah

dirasanya. Tak lama kemudian, mata Tara sangat berat, dan lama-kelamaan tertutuplah mata

Tara dan ia pun tertidur.

“Tara, ayo bangun, Sayang. Sudah pagi, nih” teriak Mama dari luar pintu kamar Tara.

Tara terbangun, melihat kamarnya begitu cerah disinari matahari pagi yang begitu indah.

Dilihatnya Teddy bear yang masih ia rangkul, dan dilihatnya pula kamar nan cantik hasil kerja

kerasnya bersama Vincent. Ia tersadar dan tersenyum puas. “AKU BERHASIL!!!” teriak Tara

setelah ia sadar dari tidurnya.

“Sayang, senangnya nanti saja, sekarang keluarlah dan cepat mandi. Nanti terlambat ke

sekolah.” Nasihat Mama sambil tersenyum tipis dibalik pintu.

Keluarlah Tara dengan penuh senyuman. Dilubuk hatinya Ia merasa sungguh puas dan Ia

pun berpikir akhirnya aku bisa. Tak sabar Ia menceritakan hal ini kepada Vincent, pacarnya itu.

Trimakasih Tuhan, dan terutama trimakasih Vincent.

Anda mungkin juga menyukai