Teknik pewarnaan secara immunofluorescence berprinsipkan atas ikatan antigen antibody yang
dilabel dengan fluorochrome (pewarna fluorescence). Protokol immunofluorescence sama dengan
protocol IHC hanya saya pelabelnya yang berbeda. Teknik immunofluorescence juga dapat dibedakan
menjadi direct immunofluorescence dan indirect immunofluorescence. Direct immunofluorescence
menggunakan antibody yang terkonjugasi dengan fluorochrome (fluorochrome-conjugated antibody)
sedangkan indirect immunofluorescence menggunakan antibody sekunder (antibody yang bersifat
anti dari antibody primer). Antibody sekunder yang digunakan adalah antibody yang terkonjugasi
dengan fluorochrome (fluorochrome-conjugated secondary antibody) ataupun antibody yang
terbiotinilasi (biotin-conjugated secondary antibody). Pada penggunaan biotin-conjugated secondary
antibody, fluorochrome akan berikatan avidin maupun streptavidin dimana avidin atau streptavidin
ini akan berikatan dengan biotin pada antibody sekunder. Keuntungan teknik indirect
immunofluorescence adalah kita dapat meningkatkan jumlah fluorophore (Zola, 1998).
Berikut adalah fluorophore beserta data absorpsi dan emisi pada fluorescence.
Zola. H., 1998. Detection of Cytokine Receptors by Flow Cytometry. Current Protocols in
Immunology . http://www.currentprotocols.com/protocol/im0621