DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
Imunoserologi dengan judul “Uji Imunofluoresensi Langsung”. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak-pihak yang berkontribusi
dengan membagi pemikiran tentang materi yang kami angkat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………...…………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………...………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………...……….3
BAB I: PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………….……………………..…………………………………….5
Kesimpulan……………………………………………………...………….…...13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…....14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Pada makalah ini akan membahas mengenai salah satu teknik
imunohistokimia yaitu uji imunofluoresensi. Uji ini merupakan salah satu
yang saat ini banyak digunakan untuk mendeteksi antigen spesifik
penyakit infeksi.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari uji imunofluoresensi.
2. Untuk mengetahui prinsip uji imunofluoresensi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis uji imunofluoresensi.
4. Untuk mengetahui prosedur kerja uji imunofluoresensi (secara langsung).
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Prinsip Dasar Uji Imunofluoresensi
Prinsip uji ini adalah bahwa bahan fluorochrom yang dikenai sinar
ultraviolet akan memancarkan fluoresensi dengan warna yang tergantung
pada bahan fluorochrom yang dipakai. Kemudian jika zat warna
fluorochrom ini berikatan dengan berikatan dengan antibodi tertentu
setelah ditambahkan pada jaringan atau disuntikkan ke tubuh binatang
percobaan, maka konjugat (ikatan antibodi – zat fluorochrom) ini dapat
dijadikan “pelacak” yang peka dengan spesifisitas imunologik yang
tidak berubah.
Konjugat tersebut kemudian ditambahkan pada sel-sel atau
jaringan dan akan berikatan dengan antigen, sehingga membentuk suatu
kompleks imun (antigen-antibodi) yang stabil. Protein-protein yang tidak
mempunyai sifat antibodi akan terbuang waktu pencucian, sehingga hasil
tersebut dapat dilihat jelas melalui mikroskop fluoresensi.
7
2.4 Uji Imunofluoresensi Langsung
Teknik pewarnaan imunofluoresensi langsung paling banyak
digunakan karena lebih cepat dan sederhana. Pewarnaan yang tampak
merupakan hasil reaksi dari fluorokrom-antibodi berlabel dengan antigen
dalam suatu substrat. Keadaan ini dicapai melalui pemaparan substrat
(dalam bentuk sel atau potongan jaringan) ke fluorochrom-labelled
antibody ke preparat pada tempat antigen berada. Antibodi yang tidak
terikat dicuci dengan buffer netral dan tempat ikatan antibodi diidentifikasi
dengan mikroskop fluoresensi (Roitt, 1996). Berikut akan dijelaskan
pelacakan antibodi menggunakan cara langsung ini.
Prinsip
Suatu konjugat (antibodi spesifik yang telah ditandai dengan zat
fluorochrom) ditambahkan pada antigen pada sediaan jaringan (substrat)
yang berada di atas gelas obyek. Kemudian dilakukan pencucian untuk
menghilangkan antibodi lain yang tidak spesifik. Konjugat tersebut akan
berikatan dengan antigen yang sesuai.
Bagian Mentari Salsabila
Prosedur Kerja
Prosedur Umum
1. Fiksasi sampel pada slide
2. Tambahkan antibodi berlabel fluorescence.
3. Diamkan agar antibodi dan antigen dalam sampel dapat terikat.
4. Cuci slide untuk menghilangkan antibodi yang tidak terikat.
5. Amati slide di bawah mikroskop fluoresens. Jika sampel
mengandung antigen yang diidentifikasi, maka akan memancarkan
sinar.
Prosedur Spesifik
1. Sel pada deck cover glass yang diinfeksi dengan virus difiksasi
dengan aceton-20oC selama 15 menit.
8
2. Cuci dengan PBS dan keringkan pada temperatur ruangan sampai
kering.
6. Taruh deck cover glass di atas sampel dengan bagian sel di bawah
dan letakkan dalam kotak dan kertas yang telah dibasahi dengan
air.
9
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan Kekurangan
bersifat sensitif dan spesifik Adanya kemungkinan reaksi silang
(diperlukan antibodi monoklonal)
Dapat digunakan pada mikroba yang Pengujian kontrol harus dilakukan
tidak mudah dibiakkan dengan hati-hati agar tidak ada hasil
postif atau negatif palsu
dapat memberi label pada sel tunggal
dapat melihat sel di lingkungan secara
alami
dapat menggunakan berbagai jenis
antibodi berlabel neon, dengan
pewarna yang berbeda-beda,
dapat melihat beberapa jenis sel dalam
satu sampel.
10
menggunakan antibodi sekunder
terkonjugasi yang sama untuk
mendeteksi antibodi primer
yang berbeda.
Kompleksitas Langkah-langkah yang Kompleksitas dalam metode
dilakukan cukup sedikit tidak langsung dapat terjadi
yang dikarenakan harus memilih
antibodi sekunder yang sesuai.
Hal Ini sangat relevan dalam
percobaan multipleks di mana
pada beberapa antibodi
sekunder, masing-masing
menargetkan spesies yang
berbeda dan terkonjugasi ke
pewarna yang berbeda sangat
diperlukan.
Fleksibilitas Antibodi primer pra-konjugasi Penggunaan antibodi sekunder
yang tersedia secara komersial terkonjugasi yang berbeda
dapat membatasi fleksibilitas menambah fleksibilitas yang
pengerjaan. lebih besar.
Sensitifitas Sinyal yang diperoleh dalam Beberapa antibodi sekunder
metode langsung mungkin akan berikatan dengan antibodi
tampak lemah jika primer yang menghasilkan
dibandingkan dengan metode sinyal yang diperkuat.
tidak langsung karena
amplifikasi sinyal yang
disediakan oleh penggunaan
antibodi sekunder tidak
terjadi.
Spesies yang Reaktivitas silang spesies Antibodi sekunder dapat
menyebabkan diminimalkan dengan metode bereaksi silang dengan spesies
11
reaksi silang langsung karena fluorofor selain target. Penggunaan
sudah terkonjugasi dengan antibodi sekunder yang
antibodi primer. diadsorpsi dapat mencegah
reaktivitas silang.
Latar Ikatan non-spesifik dikurangi Sampel dengan imunoglobulin
Belakang melalui penggunaan antibodi endogen dapat menunjukkan
primer terkonjugasi. latar belakang yang tinggi
dengan metode tidak langsung.
Skema
Prosedur
12
Contoh Hasil
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.abcam.com/secondary-antibodies/direct-vs-indirect-
immunofluorescence
https://courses.cit.cornell.edu/biomi290/microscopycases/methods/
fabs.htm
14
15