Anda di halaman 1dari 48

 Produksi merupakan fungsi pokok dari organisasi industri, yang mencakup aktivitas

untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi
industri
 Sistem Produksi merupakan kumpulan dari sub system-sub system yang saling
berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input menjadi output produksi.
 Karakteristik Sistem Produksi :
1) Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu
sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh
2) Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya yaitu menghasilkan produk
(barang/jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar
3) Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output
secara efektif dan efisien
4) Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa
optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya.
 Proses adalah sekumpulan tugas yang dikaitkan melalui suatu aliran material dan
informasi yang mentransformasikan berbagai input kedalam output yang
bermanfaat atau bernilai tambah tinggi
 Sistem Produksi memiliki komponen struktural dan fungsional yang berperan
penting dalam menunjang kontinuitas operasional sistem produksi.
 Komponen Struktural : Bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal,
energy, informasi, tanah dan lain-lain.
 Komponen fungsional : supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan
kepemimpinan.
 Aspek-Aspek Lingkungan : Perkembangan teknologi, social dan ekonomi,
kebijakan pemerintah dll
SKEMA SISTEM PRODUKSI

1. Elemen Utama INPUT PROSES OUTPUT

Lingkungan (Politik, Sosial Budaya)


Lingkungan (Teknologi, Ekonomi)
Tenaga Kerja
Modal
Material PROSES
PRODUK
Energi TRANSFORMASI
(Barang/Jasa)
Tanah NILAI TAMBAH
2. Elemen Struktural Informasi
Manajerial

Umpan Balik Untuk


Pengendalian Input, Proses
dan Teknologi
$ $
3. Elemen Fungsional Dana Masuk PROSES MANAJEMEN
(Supervisi, Perencanaan, Pengendalian dll)
Dana Keluar
No Sistem Input Output
1 Bank Karyawan, Fasilitas Gedung dan Pelayanan Finansial bagi
Peralatan, Kantor, Modal, Energi, nasabah (Deposito, Pinjaman
Informasi, Manajerial dll dll)
2 Rumah Sakit Dokter, perawat, karyawan, fasilitas Pelayanan Medik bagi
gedung dan peralatan medik, pasien dll
laboratorium, modal, energi, informasi,
manjerial dll
3 Manufaktur Karyawan, Fasilitas Gedung dan Barang Jadi dll
Peralatan pabrik, Material, Modal,
Energi, Informasi, Manajerial dll
SIKLUS AKTIVITAS MANUFAKTUR

Pemasaran Perancangan Teknik


dan Penjualan Produk Produksi

K
O Pengendalian Perencanaan Teknik P
N Persediaan & Pengendalian Industri E
S Produksi M
U A
M S
E Penyimpanan Pembuatan Penerimaan O
N / Pengiriman K

Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian


Kualitas Produksi Proses Peralatan
( Konsep Deming Tentang Sistem Industri Modern )
Continuous Improvement

Pemasok Material Desain dan


Riset Pasar
dan Peralatan Desain Ulang

Continuous Improvement
Continuous Improvement

Konsumen

A
B Penerimaan dan Produksi, Perakitan,
Distribusi
C Pengujian Material Inspeksi
D

Pengujian Proses,
Mesin, Metode, Biaya dll

Continuous Improvement
Tahap Kedua :
Desain
Produk sesuai
keinginan
Pasar
(Konsumen)

Tahap
Tahap Ketiga :
Pertama :
Proses
Riset Pasar
Produksi
untuk
Secara Efektif
mengetahui
dan Efisien
Keinginan
sesuai Desain
Pasar
Produk
(Konsumen)

Tahap
Keempat :
Pemasaran
Produk
dengan
pelayanan
Purna jual
yang baik
Meninggal Pindah Membentuk Kelompok
1% 3% Lain
5%
Pesaing Lebih Baik
9%

Produk Mengecewakan
14%

Sikap Tidak Berbeda


Perusahaan Dalam
Pelayanan
68%
Tugas Tugas
A B

Inventori Inventori (WIP) Tugas Inventori


INPUT Bahan Baku Work In Proses E Barang Jadi OUTPUT

Tugas Tugas
C D
Catatan
Dan
Pengendalian

Pesanan Konsumen
Keterangan :
Atau
Aliran Material
Permintaan Pasar
Aliran Informasi
Task, Flows, Storage
1) Strategi Respons Terhadap Permintaan Konsumen (Demand)
2) Strategi Desain Proses Manufakturing
3) Strategi Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manufaktur
 Strategi yang mendefinisikan bagaimana suatu perusahaan industri manufaktur
akan memberikan tanggapan atau respons terhadap permintaan konsumen
 Strategi Respons terhadap permintaan konsumen diklasifikasikan dalam 5 (lima)
Kategori :
1) Design-to-Order / Engineer-to-Order
2) Make-to-Order
3) Assemble-to-Order
4) Make-to-Stock
5) Make-to-Demand
Customer Order

Desain Pengadaan
(unit dan Bahan dan
Pabrikasi Sub-Rakitan Rakitan Test Pengepakan
sesuai Komponen
permintaan) Standar

Customer Leadtime

 Desain dilakukan oleh perusahaan, konsumen menyebutkan spesifikasi produk yang diinginkan
 Setelah Desain, perkiraan biaya dan waktu disetujui konsumen, produsen baru membuat produknya
 Perusahaan tidak menyimpan barang kecuali contoh produk, tidak memiliki risiko terkait dengan
investasi inventori
 DTO cocok untuk produk baru dan unik secara total seperti software rumah sakit, kapal, baju
pengantin, gedung bertingkat, jembatan dll
Customer Order
Persediaan
Desain
Desain Komponen Pengadaan Pabrikasi Sub-Rakitan Rakitan Test Pengepakan
dan Part
Standar
Customer Leadtime

 Perusahaan hanya mempunyai desain produk dan beberapa material standar dalam sistem inventori
 Setelah ada pesanan, produsen menentukan harga dan waktu pengiriman, bias terjadi diskusi untuk
mengurangi biaya
 Produk biasanya tidak standar baik desain, ukuran maupun jenis material. Jumlah pesanan sedikit
sehingga harga relatif mahal.
 Contoh : Teralis jendela, Canopy, baju kepanitiaan, Kaos olahraga untuk suatu event
 Mesin bersifat serbaguna dengan layout berdasarkan fungsi (functional layout)
Customer Order

Stock Rakitan
Pengadaan
Desain Pabrikasi Sub-Rakitan Komponen untuk Part Test Pengepakan
Material
Standard terpilih
Customer Leadtime

 Memiliki inventori barang setengah jadi


 Setelah pelangggan memesan produk, produsen
secara cepat merakit modul-modul / komponen
sehingga waktu pelayanan tidak lama
 Produk biasanya standar tetapi memiliki
spesifikasi komponen yang bervariatif, misalnya :
computer, aseoris mobil, sandwich
 Contoh : Industri otomotif, computer komersial, Mc.
Donald
Customer Order

Desain Pengadaan Pabrikasi Sub-Rakitan Rakitan Test Persediaan Pengepakan

Customer Leadtime

 Produknya standar, tidak berisiko bagi produsen jika menyimpan dalam bentuk bahan mentah,
komponen sampai produk jadi
 Leadtime lebih pendek bagi konsumen karena produk bisa langsung dikirim setelah ada pesanan
 Produksi untuk antisipasi pesanan masa depan, cocok untuk permintaan musiman
 Contoh produk : mainan, pakaian
 Persyaratan berhasilnya make-to-stock adalah :
1. Produk massa akan berhasil bila ada konsumsi massa
2. Selalu terdapat kemungkinan membuat produk dengan proses yang distandarisasi
3. Dapat diterapkannya teknik-teknik produksi massa
 MTD merupakan strategi yang baru dikembangkan dalam perusahaan industri, dimana respons
terhadap permintaan konsumen secara total adalah fleksibel
 MTD merupakan strategi yang responsive secara lengkap (completely responsive) dengan kecepatan
mendekati strategi MTS
 MTD diciptakan untuk menghadapi kompetisi dunia industri yang berkaitan dengan waktu penyerahan
(time-based competition)
 Diterapkan pada perusahaan yang telah berada pada tahap menurun (declining Stage) dari siklus
produk (product life cycle)
Siklus Hidup Produk, Penjualan, Biaya, dan Keuntungan

Biaya Pengembangan dan produksi Pendapatan penjualan


Penjualan, biaya dan arus uang

Penjualan bersih
(keuntungan)
Arus uang
Kerugian

Arus uang
negatif

Perkenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan


(PROSES PRODUKSI)
 Proses produksi
dikelompokkan menjadi : 1.
Projects 2. Batch Production 3.
Mass Production 4. Continuous
Production
 Strategi Desain Proses Manufaktur mendefinisikan bagaimana suatu produk
industri dibuat atau diproses.
 Strategi Desain Proses Manufaktur diklasifikasikan dalam 5 (lima) Kategori :
1. Project (No Product Flow)
2. Job Shop (Jumbled Flow)
3. Line Flow ( Small Batch or Interrupted Line Flow, Large Batch or Repetitive Line
Flow, and Continuous Flow)
4. Flexible Manufacturing System (FMS)
5. Agile Manufacturing System (AMS)
 Dalam suatu proyek, biasanya material, peralatan-peralatan, dan personel dibawa
kelokasi proyek.
 Proyek tidak memiliki aliran produk, namun memiliki sekuens operasi atau urutan-
urutan operasi
 Sulit mentransformasikan proses manufaktur pada proyek, karena pada umumnya
proyek hanya dikerjakan sekali.
 Produk dibuat dalam batch pada interval intermittent (interval intermittend),
memproduksi barang secara unit per unit atau kelompok unit yang seragam.
 Job Shop mengorganisasikan peralatan dan tenaga kerja kedalam pusat-pusat
kerja (work centers)
 Pada Job Shop Process aliran produk dan pekerjaan membentuk pola aliran
tercampur (jumbled flow pattern)
 Line flow process menyusun stasiun-stasiun kerja (work stations) dalam sekuens operasi
yang membuat produk (product flow), karena produk mengalir mengikuti langkah-
langkah sekuensial yang sama dalam proses produksi. Assembly Line dalam industri
otomotif adalah merupakan contoh yang baik dari line flow process.
 Terdapat 3 Jenis line flow :
1) Small Batch (or Interrupted) Line Flow, memiliki semua karakter line flow tetapi
tidak memproses produk yang sama secara terus-menerus, hanya beberapa
dalam batch yang kecil. Membutuhkan set up peralatan atau mesin dalam setiap
batch yang diproses. Tingkat permintaan parts rendah, assemblies dan item-item
nondiskrit (missal : obat-obatan).
2) Large Batch (or Repetitive) Line Flow, mengacu pada produk-produk diskrit dan
volume besar
3) Continuous Line Flow, mengacu pada produksi terus menerus seperti minyak,
baja, cat, gula. Produksi serupa secara terus menerus dan volume besar.
 FMS merupakan suatu automated cell (integrated material handling and processing
equipment) yang digunakan untuk menghasilkan sekelompok part atau assemblies
 nonautomated production line yang dapat mengubah dari satu produk ke produk
lain tanpa setup time, juga merupakan suatu FMS.
 FMS terdiri dari beberapa DNC (direct numerically controlled) machines, yaitu
suatu system pengambilan kembali parts yang dikendalikan oleh computer dan
peralatan otomatis yang membawa parts di antara mesin dan tempat
penyimpanan.
 Dalam automated FMS, salah satu komputer atau operator atau keduanya
melakukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan sebagai berikut :
1. Komputer mengendalikan peralatan mesin, peralatan penanganan material,
integrasi dari aktivitas-aktivitas peralatan mesin dan peralatan penanganan
material
2. Operator melaksanakan perawatan preventif dan tindakan-tindakan darurat,
memasukkan data seperti nomor-nomor parts, dan memasukkan program-
program baru atau yang diperbaiki ke komputer.
3. Salah satu operator atau computer dengan peralatan otomatis dapat memuat
material ke dalam system penanganan material, memindahkan atau menambah
peralatan pada mesin-mesin yang berbeda.
 FMS menggunakan suatu rekayasa dan data base manufacturing terintegrasi untuk
secara otomatis mendesain produk dan proses, memperkirakan material dan
membuat pesanan-pesanan material yang diinginkan, menelusuri inventori,
memprogram mesin-mesin, dan melaksanakan semua aktivitas lain dari proses
manufacturing
 Tujuan utama FMS : memberikan respons secara cepat dan tepat terhadap
kebutuhan pelanggan yang berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam
desain, volume produk atau pelayanan produk, biaya produksi rendah, reduksi
waktu tunggu, reduksi inventori dan peningkatan kualitas produk, kepuasan
pelanggan.
 AMS adalah suatu system manufacturing yang memiliki kemampuan secara
lengkap untuk memberikan respons yang cepat terhadap permintaan pelanggan.
 AMS memungkinkan perusahaan industri memperoleh banyak manfaat yang
diberikan oleh FMS, tanpa menggunakan otomatisasi yang ekstensif.
 AMS menggunakan konsep JIT dan Sistem Otomotisasi
 AMS memiliki kemampuan mendukung kompetisi berdasarkan waktu,
memberikan respons yang cepat, fleksibilitas dan efisiensi.
 Agility adalah kemampuan untuk berhasil di pasar global yang telah menjadi lebih
internasional, dinamis dan dikendalikan oleh pelanggan, melalui penawaran range
produk yang luas dengan biaya rendah, berkualitas tinggi, serta pelayanan dengan
waktu tunggu pendek (short lead times), dalam volume produk yang bervariasi
sehingga meningkatkan nilai tambah kepada pelanggan melalui customization.
Perubahan Prioritas Kompetitif di Masa Mendatang

COST QUALITY DEPENDABILITY FLEXIBILITY AGILITY

1950an-1960an 1970an 1980an 1990an - now


 Adalah bagaimana suatu manajemen industri akan merencanakan dan
mengendalikan system manufacturing ketika melaksanakan operasi jangka
pendek maupun menengah dalam proses pembuatan produk-produk industri
 Manajemen Industri dapat memilih salah satu atau lebih atau mengkombinasikan
pilihannya, dari 6 (enam) strategi sebagai berikut :
1. Project Management (PM)
2. Just-In-Time (JIT)
3. Material Requirement Planning (MRP)
4. Continuous Process Control
5. Flexible Control System
6. Agile Control System
PRO
YEK

PENGENDALIAN
PARAMETER PROYEK

KUALITAS BIAYA WAKTU

SPESIFIKASI ANGGARAN JADWAL


 Menurut Russel & Taylor (2010) MRP merupakan sistem perencanaan produksi dan pengendalian
persediaan yang terkomputerisasi
 Tujuan MRP adalah:
a. Menjaga persediaan sampai tingkat minimum.
b. Menentukan kapan komponen diperlukan
c. Menjadwalkan komponen tersedia pada waktunya, tidak lebih awal dan tidak terlambat.
 MRP digunakan pada:
1. Dependent demand items
2. Discrete demand items
3. Complex products
4. Job shop production
5. Assemble-to-order environments
 Master Production Schedule (MPS)
1) MPS menentukan proses MRP dengan jadwal pemenuhan produk jadi.
2) MPS menunjukkan jumlah produksi bukan demand.
3) MPS bisa merupakan kombinasi antara pesanan langsung konsumen dan
peramalan demand.
4) MPS menunjukkan jumlah yang harus diproduksi, bukan jumlah yang bisa
diproduksi.
PERIOD
MPS ITEM 1 2 3 4 5
Pencil Case 125 125 125 125 125
Clipboard 85 95 120 100 100
Lapboard 75 120 47 20 17
Lapdesk 0 50 0 50 0

Clipboard

Top clip (1) Bottom clip (1)

Pivot (1) Spring (1)

Rivets (2)
Finished clipboard Pressboard (1)
Clipboard Level
0

Pressboard Clip Ass’y Rivets


(1) (1) (2) Level 1

Top Clip Bottom Clip (1) Pivot Spring


(1) (1) (1) Level 2
LEVEL ITEM UNIT OF MEASURE QUANTITY
0---- Clipboard ea 1
-1--- Clip Assembly ea 1
--2-- Top Clip ea 1
--2-- Bottom Clip ea 1
--2-- Pivot ea 1
--2-- Spring ea 1
-1--- Rivet ea 2
-1--- Press Board ea 1
1) Netting (Penentuan Kebutuhan Bersih)
Netting merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan
keadaan persediaan (yang ada di persediaan dan yang sedang dipesan). Data yang harus diketahui untuk mencari
kebutuhan kotor untuk setiap periode, persediaan yang dipunyai pada awal perencanaan dan penerimaan yang
direncanakan untuk setiap periode perencanaan.
2) Lotting (Penentuan Ukuran Lot)
Lotting adalah menentukan besarnya jumlah pesanan setiap individu berdasarkan pada hasil perhitungan netting. Terdapat
banyak alternatif untuk menghitung besar lot. Beberapa teknik digunakan untuk menyeimbangkan ongkos set up dan
ongkos simpan, ada juga yang bersifat sederhana dengan menggunakan konsep jumlah periode pemesanan yang tepat.
3) Offsetting (Penetapan Besarnya Waktu Ancang-ancang)
Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melaksanakan rencana pemesanan dalam memenuhi
kebutuhan bersih yang diinginkan Lead Time.
4) Exploding (Perhitungan Selanjutnya untuk Level Dibawahnya)
Exploding adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat level dibawahnya, berdasarkan pada rencana
pemesanan. Dalam proses exploding ini data mengenai struktur produk sangat memegang peranan, karena berdasarkan
proses produk inilah proses exploding dapat berjalan dan dapat menentukan arah komponen mana yang harus dilakukan
exploding.
 Just In Time atau JIT adalah kegiatan produksi
barang yang tepat pada waktu yang tepat
serta dalam jumlah yang tepat
 Prisip–prinsip dalam JIT ini mulai dikemukan
pada sekitar tahun 1950. Prinsip-prinsip JIT
ini mengikuti sebuah aturan yang mudah.
Aturan-aturan yang dimaksud adalah
(Dennis, 2007) :
1. Jangan memproduksi jika tidak ada
permintaan
2. Membuat tingkatan dalam permintaan,
sehingga proses prduksi dapat berjalan
dengan mulus
3. Hubungkan semua proses yang
berhubungan dengan gambar yang
sederhana.
4. Memaksimalkan fleksibilitas sumber
daya manusia dan mesin-mesin yang
ada.
RUMAH SISTEM PRODUKSI LEAN
 Keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan JIT :
1. Mengurangi WIP yang tidak penting yang berdampak reduksi biaya
inventory
2. Masalah kualitas dapat dengan mudah terdeteksi karena memproduksi
dengan jumlah yang pas
3. Pemborosan pemakaian ruang dapat dikurangi
4. Mencegah produksi yang berlebih
 JIT menjadi ketiga bagian, JIT produksi, JIT Distribusi, dan JIT pembelian.
A Kanban Card Supplier info
-Raw Material Code
-Raw Material Location

Part Info
-Part #
-Description
- Quantity (per ...)

Customer Info
- User processes
- Storage location
- Kanban #/Issue Date
 Supplier kanban
 Need parts (that has been taken by production processes) to make a part

 Production kanban
 Need to replace the part that has been taken by final assembly

 Withdrawal kanban
 Need to provide a part or product that has been taken by a customer
How Kanban works...

Anda mungkin juga menyukai