Disusun Oleh :
Kelompok 4
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dan Remaja Dengan HIV/AIDS”
dan untuk itu penulis sangat menghargai setiap koreksi, kritik, dan saran demi
hasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV. Pengertian AIDS menurut beberapa ahli
antara lain :
atau kurang) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. (Anwar Hafis,
2014).
2. AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil
HIV yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia tipe III (HTLV-
III) atau virus limfadenapati (LAV) adalah suatu retrovirus manusia sitopatik
HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab
Penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi dan anak bisa terjadi saat
postpartum(bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh ibu yang terinfeksi),
melalui pemberian ASI dan penularan melalui darah yang tercemar HIV
1
(Nursalam & Kurniawati, 2009). Saat ini pentingnya pencegahan penularan
HIV dari Ibu ODHA kebayi dimana sebagian besar ODHA perempuan berada
pada usia subur, lebih dari 90% kasus HIV pada anak ditularkan dari ibunya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
B. Konsep HIV/AIDS
HIV-1 adalah virus HIV yang pertama kali diidentifikasi oleh Luc
merupakan genom virus yang berhubungan dengan P17 dan P24 berupa
3
inti poli peptida. Semua komponen tersebut diselubungi envelop membran
fosfolipid yang berasal dari sel penjamu. Protein gp 120 dan gp 41 yang
HIV dan virus Sarkoma Rouse yang dapat digunakan RNA template untuk
tehnik rekombinan DNA yang diperlukan dalam sintesis First stand cDNA.
4
1) Penetrasi
virus ke dalam sel target dengan cara fusi membran. Dengan fusi
struktur gp 120.
Genomrnadisertaiperanenzimreversetrancriptaseakan membentu
5
Genom DNA untaian ganda membentuk kompleks dengan sel
6
menyampaikan sandi dari nukleus ke sitoplasma oleh mRNA,
tetapi terlebih dahulu diikat oleh tRNA. RNA ini mengatur posisi
provirus.
3) Replikasi HIV
7
yang akan berikatan pada 5’LTR i (Long Terminal Repeat) dan
virus baru. Inti ini membentuk tonjolan pada permukaan sel dan
baru yang lengkap dan matur ini keluar dari sel target untuk
mencapai 10 millyar.
8
komponen-komponen tersebut dapat diposisikan pada membran
budding virus ini menembus keluar dari sel host dan siap
termasuk virus. Sedangkan pada HIV ini justru limfosit T ini yang
9
Jika HIV sudah masuk kedalam tubuh manusia maka, tubuh pun akan
replikasi HIV.
sel target yang menjadi sasaran dan terpapar HIV terdapat tiga
melalui; (a) sel yang terpapar akan segera di musnahkan oleh NK, yang
melalui proses apoptosis patologis. Bila HIV diikuti oleh ko- infeksi
oleh virus lain, bakteri, jamur atau protozoa akan terjadi kematian lebih
cepat. Dan yang terakhir (c) sel yang terpapar ini tetap bertahan hidup
10
dalam bentuk interleukin-1b memicu peningkatan produksi
penderita HIV.
Gambar 1.3
Hilangnya CD4+ T Cell seiring dengan penurunan imunitas dan
ketidakmampuan dalam mengontrol HIV
1) Secara vertikal atau MTCT (mother to child trasmission) dari ibu yang
yang hamil tidak diberikan HAART selama kehamilan maka 80% akan
11
beresiko terjadi penularan ke janin pada usia kehamilan diatas 36
ditemukan di ASI. Infeksi pada bayi akan dilihat melalui kultur atau
12
California. Dengan studi kohort dari 100% yang positif HIV setelah 8-
membran mucosa rectum yang tipis dan mudah robek sehingga anus
3) Secara horizontal yaitu kontak antar darah atau produk darah yang
terinfeksi
juga sangat beresiko terhadap penularan HIV, namun pada saat ini
bahwa resiko penularan HIV setelah tertusuk jarum atau benda tajam
13
kemembran mukosa atau kulit yang mengalami erosi adalah sekitar
6 bulan. Jumlah limfosit T pada fase ini masih diatas 500 sel/m dan
sehingga virion tidak dapat dikenali. Pada fase ini jumlah virion
14
berlangsung sekitar 8-10 tahun setelah terinfeksi. Setelah 8 tahun maka
virus menurun oleh sebab itu virus tersebar ke darah. Sehingga terjadi
bening.
1) Stadium klinis I
Asimtomatis
Limfadenopati persistentgeneralisata
2) Stadium klinisII
Penurunanberatbadan<10%dariberatbadansebelumnya
15
kuku, ulsesaria mukosa oralberulang)
3) Stadium klinisIII
> 1bulan
Demamdenganpenyebabyangtidakjelasdanberlangsung
> 1 bulan
Kandidiasis padamulut
fisik skala III: lemah, berada di tempat tidur, < 50% per hari dalam
bulanterakhir.
4) Stadium klinisIV
HIV wastingSyndrome
Ensefalitistoksoplasma
Kandidiasisesofagus
Salmonela nontifoid
TBekstrapulmoner
16
Limfomamaligna
ODHA merasa ragu dan mereka memiliki koping terhadap situasi ini.
Perasaan tidak aman merupakan ketakutan terhadap masa depan dan orang
fokus terhadap keluarga dan pekerjaannya. Mereka merasa lebih ragu dan
perhatian terhadap hal itu karena kualitas hidup dan harapan hidup dan
harapan hidup terhadap hasil terapi yang baik dan reaksi masyarakat.
kehilangan harapan. Beberapa orang dapat hidup sampai 10 tahun dan yang
lain hanya beberapa bulan dari diagnosa. ODHA cenderung tidak peduli lagi
17
tentang sesuatu yang dapat membuat bahagia, mereka menerima takdir,
ketidakberdayaan.
oranglain
perampasan dankegagalan.
harga diri dengan cepat. Penolakan dari kolega, saudara dan orang yang
tubuh seseorang.
18
Panjang pendeknyaprognosis
kematian
informasi
Kegagalan fungsivital
mempengaruhirasaketidakberdayaan,kehilangankontroldiri yang
19
menimbulkan depresi.
penderitaHIV/AIDSdenganpenolakan.Untukbeberapadari mereka,
memandang bahwa bunuh diri sebagai cara terlepas dari rasa sakit dan
situasi yang sulit., terlepas dari rasa malu dan kesedihan. Bunuh diri bisa
f) Aspekspiritual
spiritual dan religius. Banyak orang percaya bahwa hanya orang yang
20
religius memiliki kebutuhan spiritual. mulai berurusan dengan
orang perlu berurusan dengan hal-hal yang sulit baginya dan yang tidak
seseorang (Dobrikova,2005).
terhadap penyakit.
dijumpai
menutupdiri
21
3. Membuka Ingin tahu reaksi Penolakan, stres dan
ingin dicintai
dukungansosial. dirinya
oleh overidentification.
yanglainnya.
dan berbagi,
perasaan sebagai
kelompok.
22
b. Respon adaptasi psikologis
Kubler ross (1974) dalam Nursalam & Kurniawati (2007)
1) Denial
2) Anger
3) Bagraining
Tuhan.
4) Depression
23
kehilangan secara konstruktif.
5) Acceptance
respon adaptif spiritual meliputi harapan dan realistis, tabah dan sabar,
kondisikesehatan.
24
3. Mekanisme Koping
mengelola stres yang dapat bersifat konstruktif atau destruktif (Stuart, 2013).
dan eksternal.
25
Stressor akibat penyakit HIV/ AIDS dapat menimbulkan berbagai
dapat bervariasi serta dapat dipengaruhi oleh fase yang sedang dialami.
pasrah.
pelayanan kesehatan.
d. Pembelajaran perawatandiri.
26
f. Mengulangi hasi;alternatif
b. Rasionalisasi
c. Teknik perilaku
C. Kriteria DiagnosisHIV/AIDS
laboratorium dan dengan melihat gejala klinis mayor dan minor. CDC
menetapkan stadium HIV untuk bayi dan anak – anak berdasarkan nilai
hitung CD4 dan limfosit serta tanda gejala klinis, sedangkan sistem
sensitif, akan tetapi tidak spesifik, karena beberapa penyakit lain juga
WB, IFA dan RIPA. Selain itu apabila hasil tes tersebut masih tidak jelas
27
dapat dilakukan tesPCR.
(-)
28
A1 (+) A2 (+) A3 Reaktif atau Lakukan konseling hasil
untuk mendapatkan
paket layananPDP.
1) Uji Virologis
minimal 98% dan spesifisitas 98% dengan cara yang sama seperti uji
serologis.
<18bulan.
darah plasma EDTA atau Dried Blood Spot (DBS), bila tidak
tersedia HIV DNA dapat digunakan HIV RNA kuantitatif (viral load,
29
e) Pada kasus bayi dengan pemeriksaan virologis pertama hasilnya
2) Uji serologis
b) Anakumur<18bulanterpajanHIVyangtampaksehatdan belum
umur 9 bulan. Bila hasil uji tersebut positif harus segera diikuti
memerlukan terapiARV.
Jika uji serologis positif dan uji virologis belum tersedia, perlu
dilakukan pemantauan klinis ketat dan uji serologis ulang pada usia
18 bulan.
30
c) Anak umur <18 bulan dengan gejala dan tanda diduga disebabkan
oleh infeksi HIV harus menjalani uji serologis dan jika positif diikuti
dengan ujivirologis.
d) Pada anak umur <18 bulan yang sakit dan diduga disebabkan oleh
e) Pada anak umur <18 bulan yang masih mendapat ASI, prosedur
diperlukan
terinfeksi minggu
HIV
31
diketahui pajanan HIV
negatif, harus
dianggap tidak
terinfeksi,
Apabila anak berusia <18 bulan dan diduga terinfeksi HIV, tetapi
32
D. Penatalaksanaan Klinis Infeksi HIV danAIDS
1. Terapi Antiretroviral
a) Tatalaksana pemberianARV
klien. ARV
diberikan pada semua klien dengan kadar ARV < 350 sel/mm3 tanpa
seoptimal mungkin
normal
a) Informasi
33
Sebelum pemberian ARV, penderita harus diberikan informasi
lengkap maksud dan tujuan terapi ARV. Beberapa hal yang harus
b) Motivasi
c) Monitor
HIV-RNA virus dan hitung CD4 secara periodik dan teratur. Efek
danhati-hati.
d) Efikasi
34
SPI/IRIS adalah menurunnya kondisi klinis ODHA akibat respon
inflamasi berlebih pada saat pemulihan respon imun setelah pemberian ARV.
Mekanisme SPI belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan dari respon
imun berlebih dari pulihnya sistem imun terhadap rangsang antigen tertentu
setelah pemberian
ARV (Kepmenkes, 2011). Beberapa faktor resiko dari SPI antara lain:
b) JumlahviralloadyangtinggisaatmemulaipemberianARV
mendapatkan terapiARV.
Jenis ini terjadi pada klien yang telah mendapatkan terapi infeksi
35
Tabel 1.5 Gambaran klinis dan tatalaksana SPI
Manifestasiny
abses Upayakan
Tuberkulom penambahan
mungkinnegatif Belum
pemberianHAART
36
2 SPI dan MAC Focal Obat denganART
paru drainase
Mikrobacterimi jikadiperlukan.
a jarang terjadi,
kadang-kadang
kultur dari LN
positif
Terjadi pada 1-
minggupertama
kriptokokosi lekositosisCSF
s Munculnya
limfadenopati
37
E. Penilaian dan Tata Laksana Pada Anak Setelah Diagnosis Infeksi
HIV ditegakkan.
intervensinya
c. Kaji statusimunisasi
d. KajitandadangejalainfeksioportunistikdanpajananTB.Bila dicurigai
sebelum pemberianARV.
menurutWHO.
persentase CD4 (pada anak <5 tahun) dan nilai absolut CD4 (pada anak
darah tepilengkap.
38
j. Kaji situasi keluarga termasuk jumlah orang yang terkena atau beresiko
Asimtomatik 1
Ringan 2
Sedang 3
Berat 4
Kemenkes, 2014
1. Penetapan kelasimunodefisiensi
menggunakan CD4
39
Ringan 30- 25-30 20-25 350-499
35
30
<15%
danimunologis
imunologis
59 bulan pemeriksaan
menurut
umur.
40
a. Tatalaksana terhadap infeksi oportunistik yang terdeteksi
harusdidahulukan
pengobatan.
Pemantauan anak terinfeksi HIV yang belum mendapat ARV (Umur >5 tahun)
(termasukimunisasi).
bersamaan.
kotrimoksazol.
Konseling.
Selain hal – hal diatas, orangtua anak juga dianjurkan untuk membawa anak
bila sakit. Apabila anak tidak dapat datang, maka usaha seperti kunjungan
E. Dukungan Nutrisi
41
termasuk pada ODHA sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas
hidup ODHA. Munculnya gejala anoreksi, rasa lelah, mual muntah dan diare
disertai infeksi akan menyebabkan asupan gizi tidak adekuat sehingga tidak
Gizi yang adekuat pada ODHA dapat mencegah kurang gizi, meningkatkan
(Kepmenkes, 2010).
Menurut Kepmenkes (2010) pentingnya asuhan gizi pada ODHA antara lain:
42
3) Efek samping ARV dapat mempengaruhi konsumsi makanan
teratur
Minum susu
(tape,brem)
43
kecil tetapi sering dan jika muncul masalah diare maka dianjurkan
untuk dii trendah serat, makanan lunak / cair, rendah laktosa dan
rendah lemak
sudah dipasteurisasi
kekebalan tubuh.
44
BAB III
DENGAN HIV/AIDS
1. Anamnesis
hipoksia).
45
7) Batuk yang menetap (lebih dari 1 bulan)
2) Penyalahgunaan zat
kepada anaknya.
g. Pemeriksaan fisik
46
1) Pengkajian sistem penginderaan:
sarcoma kaposi.
CHF
47
8) Sistem neuromuskuler: sakit kepala, penurunan kesadaran, sukar
otot.
ataksia.
3. Intervensi
atau lebih area sosial atau perilaku regulasi – diri, atau keterampilan
kesehatan.
Faktor resiko:
a. Individual
c. Penyakit kronis
48
e. Program pengobatan
NOC:
pertengahan
NIC:
a. Bimbingan antisipatif
b. Manajemen perilaku
d. Dukungan pengasuhan
49
i. Pengajaran stimulasi (sesuai usia)
kebutuhan
metabolik
Batasan karakteristik:
a. Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang normal berat badan
ideal
rongga mulut
g. Nyeri abdomen
h. Kram abdomen
NOC:
b. Status nutrisi
NIC:
a. Manajemen diare
b. Penahapan diet
50
c. Manajemen gangguan makan
d. Manajemen cairan
e. Manajemen nutrisi
4. Evaluasi
1. Pengkajian
51
2. Diagnosa
3. Intervensi
dengan:
Intervensi:
tentang HIV/AIDS
tentang HIV/AIDS
52
4) Gunakan instruksi dibantu komputer, televise, video interaktif, dan
HIV/AIDS
tentang HIV/AIDS
tentang HIV/AIDS
4. Implementasi
sehubungan dengan:
Intervensi:
tinggi HIVIAIDS
tentang HIV/AIDS
53
4) Menggunakan instruksi dibantu komputer, televise, video interaktif,
HIVIAIDS
tentang HIV/AIDS
5. Evaluasi
54
55
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
ini yang diintervensi dan mengalami infeksi serta dirusak oleh HIV
Transmisi HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui 3 cara antara lain:
menyusui).
3. Secara horizontal yaitu kontak antar darah atau produk darah yang
terinfeksi
laboratorium dan dengan melihat gejala klinis mayor dan minor. CDC
menetapkan stadium HIV untuk bayi dan anak – anak berdasarkan nilai
hitung CD4 dan limfosit serta tanda gejala klinis, sedangkan sistem
56
B. Saran
anak.
57
DAFTAR PUSTAKA
58
59