Antrokes P6
Antrokes P6
Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah ANTROPOLOGI KESEHATAN.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PEMBAHASAN 4
BAB II PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
diidam-idamkan.Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan
dan tata kelakuan.
5) Norma Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial,dibuat
untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang
telah dianggap baik dan benar.
6) Lembaga Sosial Menurut Paul B.Horton dan Chester L
Hunt,lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir
dan mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umu tertentu dan
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.Lembaga merupaka satu
sistem norma untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat
dianggap penting.
7) Sosialisasi Sosialisasi merupakan proses individu belajar
berinteraksi di tengah masyarakat.Melalui proses sosialisasi
,seorang individu akan memperoleh pengetahuan,nilai-nila dan
norma-norma yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.
8) Perilaku Menyimpang Merupakan bentuk perilaku masyarakat
yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
9) Pengendalian Sosial
Setiap masyarakat menginginkan adanya suatu ketertiban agar
tata hubungan antarwarga masyarakat dapat berjalan secara tertib
dan lancar,untuk kepentingan ini masyarakat membuat norma
sebagai pedoman yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk
pengawasan dan pengendalian.
10) Proses Sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi
antarkomponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga
mewujudkan suatu perubahan.Dalam suatu proses sosial terdapat
komponenkomponen yang saling terkait satu sama lain,yaitu:
a) Struktur sosial,yaitu susunan masyarakat secara
komprehensif yang menyangkut individu ,tata nilai,dan struktur
budayanya.
5
b) Interaksi Sosial,yaitu keseluruhan jalinan antarwarga
masyarakat.
c) Struktur alam lingkungan yang meliputi letak,bentang
alam,iklim,flora dan fauna.Komponen isi merupakan salah satu
komponen yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya proses
sosial dalam suatu masyarakat.
11) Perubahan Sosial Budaya
Adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya
ketidaksesuaian di antara unsurunsurnya sehingga memunculkan
suatu corak sosial budaya baru yang dianggap ideal.
12) Kebudayaan
Adalah semua hasil cipta,rasa dan karsa manusia dalam hidup
bermasyarakat.Dalam arti luas,kebudayaan merupakan segala
sesuatu yang ada di muka bumi yang keberadaannya diciptakan
oleh manusia. Dibentuk oleh:
a. artefak,yaitu benda hasil karya manusia
b. sistem aktivitas,seperti berbagai jenis tarian,olahraga,kegiatan
sosial,ritual
c. sistem ide atau gagasan,yaitu pola pikir yang ada di dalam
pikiran manusia.
Keadaan Sosial Budaya Indonesia Dari perspektif agama
Masyarakat Indonesia dalam berperilaku menyelaraskan diri
dengan tatanan yang diyakini berasal dari Tuhan, perspektif spiritual
merujuk pada pengembangan potensi-potensi internal diri manusia
dalam aktualisasi yang selaras dengan hukum non materi, dan
perspektif budaya yang merujuk pada tradisi penghayatan dan
pengembangan nilai-nilai kemanusiaan untuk membangun sebuah
kehidupan yang comfort baik secara individu maupun kolektif. Dalam
konteks perubahan social sekarang masyarakat Indonesia dalam sekat
pluralisme terakomodasi secara otomatis dalam civics responsibility,
social economics responsibilities, dan personal responsibility. Secara
spesifik keadaan sosial budaya Indonesia sangat kompleks,
6
mengingat penduduk Indonesia kurang lebih sudah di atas 200 juta
dalam 30 kesatuan suku bangsa. Oleh karena itu pada bagian ini akan
dibicarakan keadaan sosial budaya Indonesia dalam garis besar.
Kesatuan politis Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri
atas 6000 buah pulau yang terhuni dari jumlah keseluruhan sekitar
13.667 buah pulau. Dapat dibayangkan bahwa bahasa Indonesia yang
dijadikan sebagai bahasa nasional belum tentu sudah tersosialisasikan
pada 6000 pulau tersebut, mengingat sebagian besar bermukim di
pedesaan. Hanya 10-15% penduduk Indonesia yang bermukim di
daerah urban. Indonesia sudah tentu bukan hanya Jawa dan Bali saja,
karena kenyataan Jawa mencakup 8% penduduk urban. Sementara itu
bahasa Indonesia masih dapat dikatakan sebagai “bahasa bagi kaum
terdidik/sekolah” pada daerah-daerah yang tidak berbahasa ibu
bahasa Indonesia. Bagaimana dengan yang lain? Sementara ada orang
asing pada tahun 1998 sangat kebingungan mengartikan kata lengser
keprabon yang dalam Kamus Bahasa Indonesia belum tercantum,
sedangkan untuk mengartikan lengser keprabon tidak sekedar
pengertian definitif dalam semantik bahasa Indonesia. Lengser
keprabon (yang sekarang sudah dianggap bahasa Indonesia, seperti
dengan kata lain seperti “legawa”) harus dipahami dalam perspektif
sejarah kebudayaan dan sistem politik Jawa. Oleh karena itu dengan
mempelajari aspek psikologis budaya Jawa, penutur asing dapat
memahami makna sebenarnya kata “Lengser Keprabon”. Contoh lain,
seperti kata “ Gemah Ripah Loh Jinawi” yang sering digunakan
dalam kosa kata bahasa Indonesia yang menggambarkan kesuburan
Indonesia, antara penutur Jawa dan Sunda memiliki konsep yang
berbeda. Dalam konsep Jawa “Gemah Ripah Loh Jinawi, Subur kang
Sarwa Tinandur, Murah kang Sarwa Tinuku, Tata Tentrem Kerta
Raharja”, sementara saudara-saudara dari Sunda mengekspresikan
dalam “ Tata Tentrem Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi , Rea
Ketan Rea Keton Buncir Leuit Loba Duit” yang artinya saudara dari
suku Sunda yang lebih memahami. Sementara itu di Sumatera Barat
7
dengan adat Minangkabau yang didalamnya terdapat suatu sistem
yang sempurna dan bulat, dalam berbahasa sangat memperhatikan
raso, pareso, malu dan sopan, sehingga bahasa Indonesia yang
dituturkannya pun sangat terkait dengan psikologi budaya
Minangkabau. Oleh sebab itulah dalam memahami Sosial Budaya dan
psikologi masyarakat Indonesia yang nantinya berimplikasi pada
tindak tutur berbahasa Indonesia, paling tidak dalam pendekatan
silang budaya memperhatikan tiga hal yaitu
a) masyarakat dalam perspektif agama,
b) perspektif spiritual, dan
c) perspektif budaya.
8
ikatan masyarakat tidak hanya berdasarkan hubungan kekerabatan, tetapi
juga karena profesi, dan hobi yang sama, seperti ikatan motor gede
(MOGE), dll.
4. Bahasa, dahulu disampaikan secara lisan, sekarang bahasa dapat
disampaikan melalui beragam media, seperti tulisan, sandi dan
sebagainya.
5. Kesenian, mencakup seni rupa, seni suara, dan seni tari. Sebagai contoh,
orang jawa menganggap bahwa rumahnyalah yang indah jika bernuansa
gelap, sekarang masyarakat jawa banyak menyukai rumah yang
bernuansa terang /pastel.
6. Sistem pengetahuan, berkaitan dengan teknologi. Contohnya, dahulu
orangorang berpedoman pada alam atau peristiwa alam. Tetapi sekarang
orangorang lebih cenderung menggunakan alat-alat modern,seiringnya
berkembeng pengetahuan dan teknologi.
7. Serta religi/keyakinan, contohnya meyakini tentang adanya roh halus
(roh leluhur) yang dapat dipercaya, namun sekarang manusia lebih
berpikir logis dengan akal. Perubahan-perubahan di atas sering disebut
sebagai perubahan sosial dan perubahan budaya, karena proses
berlangsungnnya dapat terjadi secara bersamaan, meskipun demikian
perubahan sosial dan budaya sebenarnya terdapat. perbedaan.
9
2. Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan pariasi cara-cara
hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi, maupun karena
adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat
(http://id.wakipedia. com/wiki/ perubahan sosial budaya).
3. Kingsley Davis mengemukakan perubahan sosial sebagai perubahan
yang terjadi dalam stuktur dan fungsi masyarakat (dalam buku Human
Society)
10
bentuk seni baru dan kesetaraan gender. Terkadang perubahan sosial dan
budaya mengalami tumpang tindih, sebagai contoh saat ini masyarakat
meningkatkan adanya kesamaan gender berhubungan dengan perubahan
yang seperangkat norma budaya dan fungsi peran kaum laki-laki dan
perempuan secara sosial.
Untuk mengatasi ketumpang tindihan tersebut maka sering kita
gunakan istilah perubahan sosial budaya untuk mencakup kedua
perubahan tersebut. Dengan demikian, suatu perubahan dikaitkan
sebagai perubahan sosial budaya apabila memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiap
masyarakat mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti
perubahan pada lembaga sosial yang ada
3. Perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan
kekacauan sementara karena orang akan berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual
saja karena keduanya saling berkaitan.
Faktor Pendukung Proses Perubahan Terjadinya suatu proses perubahan
pada masyarakat, diakibatkan adanya faktor yang mendorongnya,
sehingga menyebabkan timbulnya perubahan.
Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain:
a. Kontak dengan kebudayaan lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion
(difusi). Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
dari individu kepada individu lain. Dengan proses tersebut
manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru
yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan
baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan
disebar luaskan kepada semua masyarakat, hingga seluruh
masyarakat akan dapat merasakan manfaatnya. Proses difusi
11
dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi
mampu memperkaya dan menambah unsurunsur kebudayaan
yang seringkali memerlukan perubahan - perubahan dalam setiap
lembaga - lembaga kemasyarakatan, yang lama dengan yang
baru.
b. Sistem pendidikan formal yang maju
Pada dasarnya pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi
individu, untuk memberikan wawasan serta menerima hal-hal
baru, juga memberikan bagaimana caranya dapat berfikir secara
ilmiah. Pendidikan juga mengajarkan kepada individu untuk
dapat berfikir secara obyektif. Hal seperti ini akan dapat
membantu setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan
masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan zaman atau
tidak.
c. Sikap yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan
untuk maju
Bila sikap itu telah dikenal secara luas oleh masyarakat, maka
masyarakat akan dapat menjadi pendorong bagi terjadinya
penemuan-penemuan baru. Contohnya hadiah nobel, menjadi
pendorong untuk melahirkan karyakarya yang belum pernah
dibuat.
d. Sikap Toleransi terhadap perbuatan
perbuatan yang menyimpang (deviation) Adanya toleransi
tersebut berakibat perbuatan-perbuatan yang menyimpang itu
akan melembaga, dan akhirnya dapat menjadi kebiasaan yang
terus menerus dilakukan oleh masyarakat.
e. Sistem yang terbuka pada lapisan masyarakat
Adanya sistem yang terbuka di dalam lapisan masyarakat akan
dapat menimbulkan terdapatnya gerak sosial vertical yang luas
atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk
maju atas dasar kemampuan sendiri.
12
Hal seperti ini akan berakibat seseorang mengadakan
identifikasi dengan orangorang yang memiliki status yang lebih
tinggi. Identifikasi adalah suatu tingkah laku dari seseorang,
hingga orang tersebut merasa memiliki kedudukan yang sama
dengan orang yang dianggapnya memiliki golongan yang lebih
tinggi. Hal ini dilakukannya agar ia dapat diperlakukan sama
dengan orang yang dianggapnya memiliki status yang tinggi
tersebut.
f. Adanya penduduk yang heterogen
Terdapatnya penduduk yang memiliki latar belakang kelompok-
kelompok sosial yang berbeda-beda, misalnya ideologi, ras yang
berbeda akan mudah menyulut terjadinya konflik. Terjadinya
konflik ini akan dapat menjadi pendorong perubahan-perubahan
sosial di dalam masyarakat.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan
tertentu
Terjadinya ketidakpuasan dalam masyarakat, dan
berlangsung dalam waktu yang panjang, juga akan
mengakibatkan revolusi dalam kehidupan masyarakat. h. Adanya
orientasi ke masa depan Terdapatnya pemikiran-pemikiran yang
mengutamakan masa yang akan datang, dapat berakibat mulai
terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem sosial yang ada.
Karena apa yang dilakukan harus diorientasikan pada perubahan
di masa yang akan datang.
Faktor yang Menjadi Penghalang Proses Perubahan
Di dalam proses perubhan tidak selamanya hanya terdapat
faktor pendorong saja, tetapi juga ada faktor penghambat terjadinya
proses perubahan tersebut. Faktor penghalang tersebut antara lain:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
Terlambatnya ilmu pengetahuan dapat diakibatkan karena
suatu masyarakat tersebut hidup dalam keterasingan dan
dapat pula karena ditindas oleh masyarakat lain.
13
2. Sikap masyarakat yang tradisional Adanya suatu sikap
yang selalu membanggakan dan mempertahankan tradisi -
tradisi lama dari suatu masyarakat akan berpengaruh pada
terjadinya proses perubahan. Karena adanya anggapan
bahwa perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih
baik dari yang sudah ada.
3. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
Organisasi sosial yang telah mengenal sistem lapisan
dapat dipastikan akan ada sekelompok individu yang
memanfaatkan kedudukan dalam proses perubahan
tersebut. Contoh, dalam masyarakat feodal dan juga pada
masyarakat yang sedang mengalami transisi. Pada
masyarakat yang mengalami transisi, tentunya ada
golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap
sebagai pelopor proses transisi. Karena selalu
mengidentifikasi diri dengan usaha-usaha dan jasajasa
nya, sulit bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya
di dalam suatu proses perubahan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/
%20%20%20%20%20%20%20%20%20download/323/273%20diakses
%2011%20Januari%202018
16