Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

IDEOLOGI PANCASILA UNTUK BANGSA MENUJU TUJUAN


NASIONAL DIHUBUNGKAN DENGAN SEJARAH NILAI-NILAI
LUHUR PANCASILA DARI SEJAK ZAMAN BATU
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu
Dr. SEPRANADJA, S.H., MH
Disusun oleh
Anita Sri Widiyanti
191FK01012
1C
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah
“Kewarganegaraan” mengenai ideologi pancasila untuk bangsa menuju tujuan
nasional dihubungkan dengan sejarah nilai-nilai luhur pancasila dari sejak zaman batu

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam menulis makalah ini.

Bandung, 30 Maret 2020


Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan 3

BAB 2 PEMBAHASAN 4

2.1 Pengertian Ideologi Pancasila 4

2.2 Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara 5

2.3 Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila Sejak Zaman Prasejarah 11

2.4 Hubungan Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia


14

BAB 3 PENUTUP 28

3.1 Kesimpulan 28

3.2 Saran 28

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ideologi Negara Indonesia adalah pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan
sebagai Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya karena ideologi
merupakan dasar atau ide atau citacita negara tersebut untuk semakin berkembang
dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara
tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada
setiap warganya.
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan
sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara
Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa
mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam
maupun sumber daya manusianya. Namun, dengan seiring berjalannya waktu,
semakin maju zaman, dan semakin maju teknologi seolah-olah ideologi pancasila
hanya sebagai pelengkap negara agar tampak bahwa Indonesia merupakan sebuah
negara yang merdeka dan mandiri. Banyak tingkah laku baik kalangan pejabat
maupun rakyatnya bertindak tidak sesuai dengan ideologi pancasila. Ada
beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari ideologi pancasila.
Selain berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain pancasila tetapi juga
bangsa Indonesia kurang mengerti ideologinya bahkan tidak tahu sama sekali.
Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang
memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara ingin
berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup
berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia. Negara yang ingin
berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh dan kuat pula.
Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Di era yang serba modern ini,
makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit dilupakan
oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh perkembangan tekhnologi
yang sangat canggih. Padahal sejarah perumusan Pancasila melalui proses yang
sangat panjang dan rumit. Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau
dipindah. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa
dan negara Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar
sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam
pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih
bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan
Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilainilai Pancasila sebagai
ideologi negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-gagasan. Ideologi
secara fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan negara yang dianggap baik. Ciri-ciri ideologi pancasila
merupakan ideologi yang membedakan dengan ideologi yang lainnya. Ciri-ciri
tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berarti pengakuan
bangsa Indonesia terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.
Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia, suku bangsa dan
bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Ketiga adalah
bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa
kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi. Makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan agar dapat
menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi negara yang
menyimpang dari Ideologi bangsa dan negara Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan ideologi pancasila?
1.2.2 Bagaimana proses perumusan pancasila sebagai dasar negara?
1.2.3 Bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sejak jaman
prasejarah?
1.2.4 Bagaimana hubungan pancasila dalam konteks sejarah perjuangan
bangsa Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu ideologi pancasila.
1.3.2 Untuk mengetahui proses perumusan pancasila sebagai dasar negara.
1.3.3 Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sejak
jaman prasejarah.
1.3.4 Untuk mengetahui hubungan pancasila dalam konteks sejarah
perjuangan bangsa Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius
bangsa Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi
negara. Jadi, Ideologi pancasila adalah kumpulan nilai-nilai atau norma yang
berdasarkan sila-sila pancasila.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
“sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung),
secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah
filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Karl Marx memahami paham ideologi ini berlawanan dengan
pengertian ideologi yang dikemukakan oleh Destutt de Tracy. Menurut Karl
Marx, ideologi ialah kesadaran palsu. Mengapa kesadaran palsu?
Dikarenakan ideologi tersebut adalah suatu hasil pemikiran yang diciptakan
oleh pemikirnya, padahal dari kesadaran para pemikir itu pada dasarnya
ditentukan oleh adanya suatu  kepentingannya. Jadi ideologi tersebut menurut
Karl Marx adalah pengandalan-pengandalan spekulatif yang berupa suatu
agama moralitas, atau juga keyakinan politik .Meskipun spekulatif ideologi itu
dianggap ialah sebagai kenyataan untuk dapat menyembunyikan atau juga
melindungi kepentingan kelas sosial pemikir itu.
Ideologi adalah suatu gagasan yang spekulatif namun tetapi ideologi
tersebut bukan gagasan palsu dikarenakan gagasan spekulatif itu bukan
dimaksudkan untuk menggambarkan suatu realitas melainkan untuk dapat
memberikan gambaran mengenai bagaimana semestinya manusia itu dapat
menjalani hidupnya. Sesungguhnya pad tiap-tiap orang membutuhkan
ideologi, dikarenakan tiap-tiap orang perlu mempunyai keyakinan
mengenai bagaimana semestinya ia dapat menjalankan kehidupannya (Louis
Althuser).
Ideologi adalah pandangan atau juga sistem nilai yang menyeluruh
serta juga mendalam mengenai bagaimana cara yang tepat, yakni secara moral
dianggap benar serta juga adil, mengatur adanya tingkah laku bersama
didalam berbagai segi kehidupan (Dr.Alfian).
Ideologi ialah sebagai kompleks pengetahuan serta juga macam-
macam nilai, yang secara universal menjadi landasan bagi seseorang atau juga
masyarakat untuk dapat memahami jagat raya serta juga bumi seisinya dan
juga menentukan sikap dasar untuk dapat mengolahnya. Dengan berdasarkan
pemahaman yang diyakini itu, seseorang menangkap apa yang dilihat baik
serta juga tidak baik (Soertanjo Poespowardoyo).

2.2 Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka.
Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang
menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis,
Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Padahal
sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI
terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya,
Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan
tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk
perjuangan bersenjata maupun politik. Perjuangan bersenjata bangsa
Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai dengan
tahun 1908 boleh dikatakan selalu mengalami kegagalan.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8
Maret. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun
Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara
Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati
bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara
Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji
ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.
Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang
memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu
janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan
(Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan
Madura).
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas
badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya
dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia.
Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan
mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam
sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara
untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang
berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang
masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka.
Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara
lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis
yang juga terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945.
Prof. Dr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945 terdapat pokok-pokok
pikiran  yang tidak banyak berbeda seperti berikut :
a. Negara Indonesia Merdeka hendaknya merupakan negara nasional  yang
bersatu dalam arti totaliter atau integralistik.
b. Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada tuhan, tetapi urusan agama
hendaknya terpisah dari urusan negara dan diserahkan kepada golongan-
golongan agama yang bersangkutan.
c. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu Badan
Permusyawaratan, agar pemimpin negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-
wakil rakyat secara terus-menerus.
d. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas
kekeluargaan, system tolong-menolong dan system kooperasi.
e. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia  yang
asli, dengan sendirinya akan bersifat negara Asia Timur Raya.
Prof. Supomo dengan tegas menolak aliran individualisme dan
liberalisme maupun teori kelas ajaran Marx, dan Lenin, sebagai dasar
Indonesia Merdeka, dan menandaskan bahwa politik pembangunan negara
harus disesuaikan dengan susunan masyarakat Indonesia. Maka negara kita
harus berdasar atas aliran pikiran (staaside) negara yang integralistik, negara
yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-
golongannya dalam lapangan apapun. Dalam pengertian ini menurut teori ini
yang sesuai dengan semangat Indonesia yang asli, negara tidak lain ialah
seluruh rakyat Indonesia sebgai persatuan yang teratur dan tersusun.
Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul
mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1.Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila.
Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut
dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila
yaitu Gotong Royong.
Istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa;kelakuan atau perbuatan
yang menurut adab (sopan santun); dasar adab, akhlak, dan moral.
Pancasila sebagai dasar negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno
pada tanggal 1 Juni  1945 dihadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Menurut beliau,
istilah Pancasila tersebut diperoleh dari para sahabatnya yang merupakan
ahli bahasa.
Rumusan Pancasila yang dikemukakan tersebut berdiri atas:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang berkemanusiaan
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota
BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya
adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta
melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi
kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan
tanggal 20 Juni 1945.
Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia
Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang
dicapai antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik
Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muh. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
8. Mr. Ahmad Subardjo
9. Mr. Muh. Yamin
Tokoh-tokoh BPUPKI yang diberi nama Panitia Sembilan
mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta usulan-usulan mengenai
dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang- sidang  BPUPKI. Panitia
Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum
Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
Dalam pembahasan tersebut didalamnya terdapat rumusan dan
sistematika Pancasila sebagai berikut :
1.    Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2.    Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5.     Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tentang Piagam Jakarta ini Sukarno sebagai ketua Panitia Sembilan
mengatakan, bahwa “Ketuhanan dengan menjalankan syari’at Islam bagi para
pemeluk-pemeluknya” merupakan jalan tengah yang diambil akibat perbedaan
pendapat antara golongan Islam dan kebangsaan.
Sebenarnya banyak muncul keberatan terhadap Piagam Jakarta ini.
Sebagai contoh, keberatan yang disampaikan oleh Latuharhary yang didukung
oleh Wongsonegoro dan Husein Joyodiningrat dalam sidang panitia perancang
UUD tanggal 11 Juli 1945. Keberatan yang sama juga diajukan oleh Ki Bagus
Hadikusumo dalam sidang ketua BPUPKI tanggal 14 Juli 1945.
Tanggal 18 Agustus ini merupakan perjalanan sejarah paling
menentukan bagi rumusan Pancasila. Hari itu akan disyahkan Undang-
Undang Dasar untuk negara Indonesia merdeka. Sementara rumusan Pancasila
menjadi bagian dari preambul (pembukaan) Undang-Undang Dasar negara
tersebut. Namun demikian sehari sebelum tanggal ini ada peristiwa penting.
Peristiwa penting yang dimaksud adalah seperti ini. Sore hari setelah
kemerdekaan Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima
Nisyijima (pembantu Laksamana Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang
memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan Indonesia merdeka.
Pesan tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian
Timur di bawah penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan
bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai
Angkatan Laut Jepang keberatan dengan rumusan sila pertama (Piagam
Jakarta) ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.”
Bagaimana dengan sikap Moh. Hatta saat itu? Ketika itu Hatta
menyadari bahwa penolakan terhadap pesan tersebut akan mengakibatkan
pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru saja dicapai. Jika hal itu terjadi
tidak menutup kemungkinan daerah (Indonesia) luar Jawa akan kembali
dikuasai oleh kaum Kolonial Belanda. Oleh karena itu, Hatta mengatakan
kepada opsir pembawa pesan tersebut, bahwa pesan penting itu akan
disampaikan dalam sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
esok hari (tanggal 18 Agustus 1945).
Keesokan harinya, sebelum sidang BPUPKI dimulai, Hatta mengajak
Ki Bagus Hadikusumo, Wakhid Hasyim, Kasman Singodimejo, dan Teuku
Hasan untuk rapat pendahuluan. Mereka membicarakan pesan penting tentang
keberatan terhadap rumusan Pancasila Piagam Jakarta. Hasilnya, mereka
sepakat agar Indonesia tidak pecah, maka sila pertama (dalam rumusan
Piagam Jakarta) diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pancasila Sejak Jaman


Prasejarah
Ahli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam
pertengahan jaman tersier kira-kira 60 juta tahun yang silam. Baru pada jaman
quarter yang dimulai sekitar 600.000 tahun yang silam Indonesia didiami oleh
manusia, dan berdasarkan hasil penemuan fosil Meganthropus Paleo
Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, serta
Homo Mojokertensis.
Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup 3
jaman, yaitu:
1. Paleolotikum
2. Mesolitikum
3. Neolitikum
Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masaPra Sejarah
hakekatnya adalah nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu:
1. Nilai Religi
Adanya kerangka mayat pada Paleolitikum menggambarkan  adanya
penguburan, terutama Wajakensis dan mungkin Pithecanthropus Erectus,
serta dalam menghadapi tantangan alam tenaga gaib sangat tampak. Selain
itu ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan
untuk aktifitas religi seprti upacara mendatangkan hujan, dll. Adanya
keyakinan terhadap pemujaan roh leluhur juga dan penempatan menhir di
tempat-tempat yang tinggi yang dianggap sebagai tempat roh leluhur,
tempat yang penuh keajaiban dan slelebagai batas antara dunia manusia
dan roh leluhur.
2. Nilai Perikemanusiaan
Nilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saaat itu misalnya
penghargaan terhadap hakekat kemanusiaan yang ditandai dengan
penghargaan yang tinggi terhadap manusia meskipun sudah meninggal.
Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik terhadap sesama manusia,
yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan nilai
kemanusiaan. Mereka tidak hidup terbatasdi wilayahnya, sudah mengenal
sistem barter antara kelompok pedalaman dengan pantai dan persebaran
kapak. Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa
lain.
3. Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa
Austronesia, sehingga muncul kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan.
Hal ini sesuai dengan teori perbandingan bahasa menurut H.Kern dan
benda- benda kebudayaan Pra Sejarah Von Heine Gildern. Kecakapan
berlayar karena menguasai pengetahuan tentang laut, musim, perahu, dan
astronomi, menyebabkan adanya kesamaan karakteristik kebudayaan
Indonesia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika lautan juga
merupakan tempat tinggal selain daratan. Itulah sebabnya mereka
menyebut negerinya dengan istilah tanah air.
4. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka
sudah memiliki aturan untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga
memungkinkan tumbuh kembangnya adat sosial.
Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau
suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih secara
musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang pertama diantara yang
sama).
5. Nilai Keadilan Sosial
Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong
berarti masyarakat pada saat itu telah berhasil meninggalkan pola hidup
foodgathering menuju ke pola hidup foodproducing. Hal ini menunjukkan
bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan kesejahteraan dan
kemakmuran bersama sudah ada.
2.4 Hubungan Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia
A. Zaman Kutai
Zaman Kutai Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan
ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti
tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja
Aswawarman keturunan dari Kudungga. Masarakat kutai yang membuka zaman
sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkn nilai-nilai politik, dan
ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para brahmana.
Dalam zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai
integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separuh Indonesia dan seluruh
wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di sumatra dan Majapahit
yang berpusat di Jawa.

B. Zaman Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak
dapat dipisahkan oleh kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek
moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui
terbentuk melalui tiga yaitu : pertama, zaman Sriwijaya dibawah Syailendra
(600-1400), yang bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman
majapahit (1293-1525), yang bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut
merupakan negara kebangsaan Indonesia lama. Ketiga, negara kebangsaan
modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang negara Proklamasi 17 Agustus
1945) (Sekretariat Negara RI., 1995 : 11)
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan
Sriwijaya, di bawah kekuasaan wangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam
prasasti Kedukan Bukit dinkaki bukit Siguntang dekat Palembang yang bertarikh
605 caka atau83 M., dalam bahasa Melayu kuno dan hurf pallawa. Kerajaan itu
adalah kerajaan maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu
lintas laut di sebelah barat dikuasainya seperti selat sunda (686), kemudian selat
malaka (775). Pada zaman itu kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar
yang cukup disegani dikawasan Asia Selatan. Perdagangan dilakukan dengan
mempersatukan dengan pedagang pengrajin dn pegawai raja yang disebut Tuha
An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga
rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya.
Agama dan Kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas
agama Budha, yang sangat terkenal di negara lain di Asia. Cita-cita tentang
kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan
sriwijaya tersebut yaitu berbunyi ‘marvuat vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa
‘ (suatu citacita negara yang adil dan makmur).

C. Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit


Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang
memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa
Tengah dan Jawa Timur secara Silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke
VII, Sanjaya pada abad ke VIII yang ikut membantu membangun candi Kalasan
untuk Dewa tara dan sebuah wihara untuk pendeta Budhadidirikan di Jawa
Tengah bersama dinasti Syailendra (abad ke VII dan IX). Refleksi puncak dari
Jawa Tengah dalam periodeperiode kerajaan-kerajaan tersebut adlah
dibangunnya candi Borobudur (candi agama budha pada abad ke IX), dan candi
Prambanan (candi agama hindu pada abad ke X).
Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur munculah
kerajaan-kerajaan Isana (pada abad ke IX), darmawangsa (abad ke X ) demikian
juga kerajaan Airlangga pada abad ke XI. Agama yang diakui olehkerajaan
adalah agma Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa yang hidup berdampingan
secara damai (Toyibin,1997 :26). Demikian pula Airlangga mengalami
penggembelengan lahir dan batin dihutan dan tahun 1019 para pengikut nya
rakyat dan para Brahmana.
Di wilayah Jawa Timur berdiri pula kerajaan singasari (pada abad ke XIII),
yang kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.

D. Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman
keemasanya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah
Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk
menguasai nusantara.
Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab tersebut telah
terdapat istilah “Pancasila”. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan
didalam buku itu lah kita jumpai seloka persatuan nasional yaitu Bhinneka
Tunggal Ika yang bunyi lengkapnya bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua, artinya walaupun berbeda tapi tetap satu jua.
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang
Ratu dan Menteri-menteridi paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang
berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : ‘saya
baru akan berhenti berpuasa makan pelapa,jikalau seluruh nusantara bertakluk di
bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo,
Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan (Yamin, 1960 : 60).
Dalam hubungannya dengan negara lain raja Hayam Wuruk mengadakan
hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa,
dan Kamboja.
Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak
meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan
Indonesia 17Agustus 1945. Disebabkan oleh faktor dalam negeri sendiri seperti
prerselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV, maka sinar kejayaan
Majapahit mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar
Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI (1520).

E. Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit rutuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah
agama islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersama dengan itu berkembang
pulalah Kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah
berdatangan orangorang eropa di nusantara, antara lain orang Portugisa portgis
yang kemudian di ikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat
tanaman rempah-rempah. Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang awalnya
berdagang adalah orangorang bangsa portugis. Namun lama kelamaan bangsa
portugis mulai menunjukkan peranannya dalam bidang perdagangan yang
meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511
dikuasai oleh Portugis. Pada akhir abad ke XVI Bangsa Belanda datang juga ke
Indonesia.
Untuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri (Belanda)
kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C.,
(Verenigde Oost Indische Compagnie), yang dikalangan rakyat dikenal dengan
istilah ‘Kompeni’. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645)
berupaya mengadakan perlawanan dan penyerangan ke Bataviapada tahun 1628
dan 1629, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J .P.
Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang ke dua itu. Beberapa saat setelah
sultan Agung mangkat maka mataram menjadi bagian kekuasaan kompeni.
Dimakasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhsil juga dikuasai oleh
kompeni tahun (1667) dan timbulah perlawanan dari rakyat makasar dibawah
Hasanudin.
Menyusul pula wilayah banten (Sultan Agung Tirtoyoso) dapat di tundukkan
pula oleh kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di
Jawa Timur pada akhir abad ke XVII, nampaknya tidak mampu meruntuhkan
kekuasaan kompeni pada saat itu. Demikian Belanda pada awalnya menguasai
daerah-daerah yang strategis yang kaya akan hasil rempah-rempah pada abad ke
XVII dan nampaknya semakin memperkuat kedudukannya dengan didukung
oleh kekuatan militer.
Pada abad itu sejarah mencatat bahwa belanda berusaha dengan keras untuk
memperkuat dan mengintensifkan kekuasaan di indonesia. Melihat praktek-
praktek penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan rakyat di
berbagai wilayah nusantara, antara lain : Pattimura di maluku (1817), Baharudin
di Palembang (1819), Imam Bonjol di Minangkabau (1821-1837). Pangeran
Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Jlentik, Polim, Teuku Tjik di Tiro,
Teuku Umar dalam perang Aceh (1860), anak Agung Made dalam perang
Lombok (1894-1895), Sisingamangaraja di tanah Batak (1900) dan masih banyak
perlawanan lainnya. Penghisapan mulai memuncak ketika Belanda mulai
menerapkan sistem monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan
memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa.

F. Kebangkitan Nasional
Pada abad XX Di punggung Politik Internasional terjadilah pergolakan
kebangkitan dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatan sendiri. Partai
Kongres di india dengan tokoh Tilak dan Gandhi, adapun di indonesia
bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional
(1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomonya.
Gerakan ini lah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan
suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuasaannya
sendiri. Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang
merupakan pergerakan nasional, sehingga segera setelah itu muncullah
organisasi-organisasi pergerakan lainnya. Organisasi-organisasi pergerakan
nasional itu antara lain : Sarakat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian
dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti
namanya menjadi Sarikat Islam (SI) tahun (1911) di bawah H.O.S.
Cokroaminoto. Berikutnya muncullah Indische Partij (1913),yang di pimpin oleh
tiga serangkai yaitu: Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo, Suwardi
Suryaningrat (yang kemudian lebih di kenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro),
partai ini tidak menunjukkan keradikalannya, sehingga tidak dapat berumur
panjang karena pemimpinnya di buang di luar negeri (1913).
Dalam situasi yang menggoncangkan itu muncullah Partai Nasional Indonesia
(PNI) (1927) yag dipelopori oleh Soekarno, Cipto mangunkusumo, Sartono dan
tokoh lainnya. Perjuangan Nasional Indonesia di titik beratkan pada kesatuan
nasional dengan tujuan Indonesia Merdeka. Tujuan ttu kemudian diikuti dengan
tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain : M. Yamin,
Wongsonegoro, Kuncoro Purbo Pranoto, Serta tokoh-tokoh muda lainnya.
Perjuangan rintisan kesatuan Nasional kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928, satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air
Indonesia.Lagu Indonesia Raya pada saat ini pertama kali dikumandangkan dan
sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa. Kemudian PNI
oleh para pengikutnya dibubarkan, dan diganti bentuknya dengan partai
Indonesia dengan singkatan Partindo (1931). Kemudian golongan Demokrat
antara lai : Moh. Hatta, dan St. Syahrir mendirikan PNI baru yaitu Pendidikan
Nasional Indonesia (1933), dengan semboyan Kemerdekaan Indonesia harus
dicapai dengankekuatan sendiri.

G. Zaman Penjajahan Jepang


Setelah Nederland diserbu oleh tentara Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940
dan jath pada tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina dengan segenap aparat
pemerintahannya mengungsi ke Inggris, sehingga pemerintahan Belanda masih
dapat berkomunikasi dengan pemerintah jajahan di Indonesia. Janji Belanda
terhadap kemerdekaan Indonesia adalah suatu kebohongan belaka tidak pernah
menjadi kenyataan. Bahkan pada akhir pendudukan pada tanggal 10 Maret 1940
kemerdekaan bangsa Indonesia itu tidak pernah terwujud. Fasis jepang masuk ke
Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia,Jepang saudara tua
Indonesia”.akan tetapi dlm perang melawan Sekutu Barat yaitu (Amerika,
Inggris, Rusia, Prancis, Belanda,dan negara sekutu lainya)nampaknya Jepang
semakin terdesak. Oleh karna itu, agar mendapat dukungan dari bangsa
Indonesia, maka pemerinah jepang bersikap bermurah hatiterhadap bangsa
indonesia,yaitu mejanjikan indonesia merdeka dikelak kemudian hari.
Pada tanggal 29 april 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang
beliau memberikan hadiah’ulang tahun’ kepada bangsa indonesi yaitu janji kedua
pemerintah jepang’kemerdekaan tanpa syarat’.Janji itu disampaikan kepada
bangsa Indonesia seminggu sebelum bangsa jepang menyerah, Maklumat
Gunseikan (Pembesar Tertingi Sipil dari Pemerintah Tertinggi Militer Jepang di
seluruh Jawa dan Madura), No. 23. Bahkan dianjurkankepada bangsa Indonesia
untuk berani mendirikan negara Indonesia merdeka di hadapan musuh-musuh
jepang yaitu Sekutu termasuk kaki tangannya Nica (Nederlands Indie Civil
Administration), yang ingin mengembalikan kekusaan kolonialnya di Indonesia.
Ahkan Nica telah melancarkan serangannya dipulau Tarakan dan Morotai.
Suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuriti Zyunbi Tioosakai. Pada hari itu juga di
umumkan nama-nama Ketua, Wakil ketua serta para anggota sebagai berikut :
Pada waktu itu susunan Badan Penyelidik ini adalah sebagai berikut :
- Ketua (Kaicoo) : Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
- Ketua Muda : Itibangase ( Seorang anggota luar biasa) (Fuku Kaicoo
Tokubetsu Iin )
- Ketua Muda : R.P. Soeroso ( merangkap kepala) (Fuku Kaicoo atau
Zimukyoku Kucoo ).
Nama para anggota Iin menurut nomor tempat duduknya dalam sidang adalah
sebagai berikut :
1. Ir. Soekarno
2. Mr. Muh Yamin
3. Dr. R. Kusuma Atmaja
4. R. AbdulrahimPratalykrama
5. R. Aris
6. K. H. Dewantara dan masih banyak lagi yang lainnya.

H. Sidang BPUPKI Pertama


Sidang BPUPKI Pertama dilakukan selama empat hari, berturut-turut yang
tampil untuk berpidato menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut :( a)
tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh Yamin, (b) tanggal 31 Mei 1945 Prof. Soepomo
dan (c) tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno.
1. .Mr. Muh Yamin (29 Mei 1945)
Dalam pidatonya 29 Mei 1945 Muh. Yamin men. gusulkan calon
rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut :
I. Peri Kebangsaan,
II. Peri Kemanusiaan,
III. Peri Ketuhanan,
IV. Peri Kerakyatan (A. Permusyawaratan, B. Perwakilan, C.
Kebijaksanaan ) dan
V. Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).
Pada akhir pidatonya Mr. Muh. Yamin menyerahkan naskah sebagai lampiran
yaitu suatu rancangan usul sementara berisi rumusan UUD RI dan rancangan itu
dimulai dengan Pembukaan yang bunyinya adalah sbb :
Untuk membentuk Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,dan untuk memajukan kesejahteraan
Umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, menyuburkan hidup kekeluargaan, dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu
UUD Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan yang
maha Esa, kebangsaan, Persatuan Indonesia , dan rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia’ (Pringgodigdo, A.G.:162).
2. Prof.Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
Prof. Dr. Soepomo Mengemukakan teori-teori sbb:
a. Teori negara perseorangan (individualis).
b. Paham negara kelas (Class Theory).
c. Paham negara Integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, adam muler
Hegel (abad 18 dan 19).
3. .Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Usulan dasar negara dalam sidang BPUPKI Pertama berikutnya adalah pidato
dari Ir. Soekarno yang disampaikan lisan tanpa teks, Beliau mengusulkan
dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang rumusannya adalah sbb :
a. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
b. Internasionalisme (peri kemanusiaan)
c. Mufakat (demokrasi)
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa (ketuhanan yang berkebudayaan)
Lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh soekarno
diusulkan agar di beri nama “Pancasila” atas saran teman beliau ahli
bahasa.
I. Sidang BPUPKI kedua (10-16 Juli 1945)
Hari pertama sebelum sidang BPUPKI Kedua dimulai diumumkan
oleh ketua penambahan enam anggota baru badan penyelidik yaitu :
(1). Abdul Fatah Hasan,
(2). Asikin Natanegara,
(3). Soerjo Hamidjojo,
(4). Mohammad Noor,
(5). Besar,dan
(6). Abdul Kaffar.
Selain tambahan anggota BPUPKI, Ir. Soekarno sebagai Ketua Panitia
Kecil Melaporkn hasil pertemuannya 1 juni . Menurut laporan itu pada tanggal
12 juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuan antara Panitia Kecil
dengan anggota-anggota Badan Penyelidik.Panitia Kecil terdiri atas 9 orang
populer di sebut “Panitia sembilan” yang anggotanya adalah sbb :
1. Ir Soekarno
2. Wachid Hasyim
3. Mr. Muh Yamin
4. Mr Maramis
5. Drs. Moh Hatta
6. Mr. Soebardjo
7. Kyai Abdul Kahar Muzakir
8. Abikoesno
9. H. Agus Salim
Keputusan-keputusan lain adalah untuk membentuk panitia kecil yaitu:
(1) panitia perancang undang-undang dasar yang diketuai Ir. Soekarno,
(2) Panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai Drs. Moh. Hatta,
(3) Panitia pembelaan tanah air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso.
J. Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI
Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi
bangsa Indonesia. Menurut pengumumannya Nanpoo Gun (pemerintah tentara
Jepang untuk seluruh daerah selatan), tanggal 7 Agustus 1945. Berdasarkan
fakta sejarah tersebut ternyata bahwa panitia persiapan kemerdekaan Indonesia
yang semula merupakan badan bentuknya pemerintahan tentara Jepang,
kemudian sejak Jepang jatuh dan kemudian sifatnya dari badan Jepang menjadi
badan nasional sebagai badan nasional sebagai badan pendahuluan bagi Komite
Nasional.

1. Proklamasi
Setelah jepang menyerah kepada sekutu, maka kesempatan itu
dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa
Indonesia. Namun terdapat perbedaan dalam pelaksanaan serta waktu
proklamasi. Perbedaan ini terjadi antara golongan pemuda antara lain, sukarni,
adam malik , kusnaini, syahrir, soedarsono, soepono dkk.
2. Sidang BPUPKI
Sehari setelah proklamasi keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Sebelum sidang resmi
dimulai, kira-kira 20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa
perubahan yagn berkaitan dengan rancangan naskah panitia pembukaan UUD
1945 yang pada saat itu dikenal dengan nama piagam Jakarta, terutama yang
menyangkut perubahan sila pertama pancasila. Dan akhirnya disempurnakan
sebagaimana naskah pembukaan UUD 1945 sekarang ini.
- Sidang Pertama (18 Agustus 1945)
- Sidang Kedua ((19 Agustus 1945)
- Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)
K. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Secara ilmiah proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian
sebagai berikut: - Dari sudut ilmu hukum proklamasi merupakan saat tidak
berlakunya tertib hukum colonial, dan saat mulai berlakunay tertib hukum
nasional. - Secara politis ideology proklamasi mengandung arti bahwa bangsa
Indonesia terbatas nasib sendiri dalam suatu Negara proklamasi republic
Indonesia.

Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950


Berdirinya Negara RIS (Republik Indonesia Serikat) dalam sejarah
ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik secara politis untuk tetap
konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 yaitu Negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam
alinea IV, bahwa pemerintah Negara…pada suatu ketika Negara bagian dalam
RIS tinggallah 3 buah Negara bagian saja yaitu:
1. Negara Bagian RI Proklamasi
2. Negara Indonesia Timur (NTT)
3. Negara Sumatera Timur

Dekrit presiden
Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi
harapan dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidak stabilan
pada bidang politik, ekonomi, sosial maupun hankam.
 Pengertian Dekrit
Dekrit adalah suatu keputusan orang tertinggi (kepala Negara atau
organ lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak.
Dekrit dilakukan bilamana Negara dalam keadaan darurat, keselamatan adalah
Hukum Darurat yang diberikan atas dua macam yaitu:
1. Hukum tatanegara Darurat Subjektif Suatu hukum tatanegara dalam arti
subjektif yaitu keadaan hukum yang member wewenang kepada organ
tertinggi untuk bila perlu untuk mengambil tindakan-tindakan hukum bahkan
kalau perlu melanggar undang-undang hak asasi manusia.
2. Hukum Tatanegara Darurat Objektif Hukum tatanegara darurat objektif adalah
suatu keadaan hukum yang memberikan wewenang kepada organ tertinggi
Negara untuk mengambil tindakan-tindakan hukum, namun tetap
berlandaskan pada konsitituasi yang berlaku, contohnya adalah SP II Maret
1966.

Masa Orde Baru


Suatu tataan masyarakat serta pemerintah sampai saat ini meletusnya
pemberolehan G 30 PKI dalam sejarah Indonesia disebut sebagai masa orde
lama. Maka tataan masyarakat dan pemerintahan yang menurut
dilaksanakannya pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsesten.
Sebagai perwujudan dari tuntutan rasa keadilan dan kebenaran. Adapun isi
tritura tersebut adalah sebagai berikut:
Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya:
- Pembersihan Kabinet dari Unsur-unsur G 30 PKI
- Penurunan Harga
Karena orde lama akhirnya tidak mampu lagi menguasai pimpinan
Negara, maka presiden/ panglima tertinggi memberikan kekuasaan penuh
kepada panglima angkatan darat letnan jenderal soeharto, yaitu dalam bentuk
suatu surat perintah II Maret 1966 (super semar).
Demikianlah orde baru berangsur-angsur melaksanakan program-
programnya dalam upaya untuk merealisasikan pembangunan naisonal
sebagai perwujudan pelaksanaan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup
bangsa Indonesia sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada
Negara, masyarakat, dan pribadi bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu
tidak terlepas satu sama lain melainkan satu kesatuan yang bulat, baik
dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai
falsafah hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila
ini ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang
lain. Sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan
gerakan-gerakannya yang positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan
selalu berkaitan dengan tata negara. Karena tata begara merupakan
pengatur kehidupan bernegara yang mennyangkut sifat, bentuk, tugas
negara,dan pemerintahannya.
Karena banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti
krisis-krisis yang menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi
terhadap gejolak kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau beberapa
sila saja. Dari kalimat diatas telah diketahui bahwa pancasila sangat
berperan untuk keutuhan negara. Dengan kelima sila tersebut kehidupan
masyarakat akan lebih terarah.

3.2 Saran
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis
banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://dahlanlatifwidiyanto.wordpress.com/2012/02/21/pancasila-dalam-
konteks-sejarah-perjuangan-bangsa/
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/PPKN%20KEL%201%20(3).pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-ideologi/

Anda mungkin juga menyukai